• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akomodasi KetentuanKetentuan Protokol Palermo Tahun 2000 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Hukum Nasional Indonesia T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akomodasi KetentuanKetentuan Protokol Palermo Tahun 2000 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Hukum Nasional Indonesia T1 BAB IV"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PENUTUP A.KESIMPULAN

Dari hasil penulis dan analisis sebagaimana telah diuraikan diatas maka penulis

mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut: Ketentuan Protokol Palermo Tahun

2000 tentang Human Trafficking yang diakomodasikan dalam Peraturan

Perundang-undangan di Indonesia yaitu:

1. Definisi Human Trafficking: Sebagai mana yang dirumuskan dalam Protokol Palermo

tentang apa itu Human Trafficking, maka dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2007

tentang Pencegahan Perdagangan Orang, merumuskan pengertian Human Trafficking

pada umumnya sama, akan tetapi dalam KUHP tidak ada pengertian apa itu

perdagangan orang.

2. Hukuman yang berlaku: Dalam Protokol Palermo tidak merumuskan sanksi terhadap

pelaku, akan tetapi dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2007 telah merumuskan

sanksi pidana, begitupun juga dalam KUHP telah merumuskan ancaman pidananya.

3. Status perdagangan orang: Di dalam Protokol Palermo diinstruksikan akan segara

melakukan pemulangan korban perdagangan orang ke negara asalnya, hal ini berkaitan

dengan pemenuhan hak-hak dari korban, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

No 21 Tahun 2007 bahwa korban atau ahli waris berhak mendapat restitusi, dan juga

pemulihan psikis maupun fisik korban.

4. Tempat rehabilitasi perdagangan orang: Dalam Protokol Palermo tidak mengatur

rehabilitasi, akan tetapi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia rehabilitasi

diatur untuk memberikan perlindungan bagi korban perdagangan orang, baik untuk

(2)

5. Pemulangan Korban perdagangan orang: Pemulangan korban diatur dalam Protokol

Palermo dengan maksud agar supaya hak-hak korban dapat dipenuhi dan dapat

dilakukan penyelesian hukum berdasarkan wilayah yuridiksi negara asal.

6. Kebijakan-kebijakan Negara: Negara wajib melaksanakan kerja sama internasional baik

yang bersifat bilateral, regional maupun multilateral dalam pencegahan tindak pidana

perdagangan orang. Bahkan dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2007 negara

mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan pencegahan dan penanganan masalah

perdagangan orang.

7. Pencegahan dan Pemberantasan korban perdagangan orang: Protokol Palermo Tahun 2000 dalam merumuskan pencegahan dan pemberantasan, Undang-Undang No 21

Tahun 2007 pemerintah daerah dan keluarga dilibatkan dalam pencegahan perdagangan

orang

B. SARAN

Adapun saran penulisan sampaikan dalam skripsi ini agar dalam

Perundang-undangan yang mengatur tentang perdagangan orang dapat disesuikan, dari pengertian

sampai pada sanksi yang dapat menjerat pelaku tindak pidana perdagangan orang, agar

supaya tidak ada kesenjangan antara sanksi dalam Undang satu dengan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan analisis pemeringkatan website PT Lion Air, PT Garuda Indonesia dan PT Sriwijaya Air, penulis menggunakan tools pemeringkatan web yaitu Alexa Rank untuk

The achievement of each input variables consist of: medical health labor with an achievement 84% is not able to achieve efficient score because of calculation result of DEA, it

(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk

untuk mengetahui prestasi siswa dalam mengerjakan soal cerita

Lembaga Penempatan Anak Sementara di Provinsi Lampung belum terdapat bangunan tersendiri, namun sesuai dengan Undang-Undang Sisterm Peradilan Pidana Anak yang

Rosidah binti Mohamed Mustafa Cik Ainun Jariah binti

 Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas- asas organisasi dan

Menurut British Standard BS EN ISO 7730, kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal.Definisi yang