LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI
BABUL RAHMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MATA KULIAH BOTANI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesikan Matakuliah Mikrobiologi
BABUL RAHMAN E 281 16 278
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi
Nama : Babul Rahman
Stambuk : E 281 16 278
Kelas : AGT 4
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, April 2017
Koordinator Asisten
Fitriah B. S.P.
Mengetahui,
Asisten Penanggung Jawab
Mujiarti E 281 14 211
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Mikrobiologi
NIP. 19600704 198701 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
laporan ini dengan judul Laporan Lengkap Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi.
Dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini banyak
mendapatkan bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga
dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Allah Subhanahuwata’ala, yang telah memberikan saya kekuatan,kesabaran
dan kesehatan,
2. Ibu Ir. Rosmini, MP, selaku koordinator Praktikum Mata Kuliah Botani.
3. Kakak Fitriah B. SP, selaku Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah
Botani.
4. Kakak Mujiarti, selaku Asisten Penanggung Jawab Praktikum Mata Kuliah
Botani.
Ucapan terima kasih teristimewa di persembahkan kepada Kedua Orang
Tua Penyusun yang selalu memberikan kasih sayang,dorongan dan doa sampai
saat ini. Kemudian kepada semua Teman-Teman yang telah memberikan dorongan
semangat dan doanya kepada penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN SAMPUL DALAM... ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Jamur Organik, Vercillium lecanii dan metharzium... 14 4.2 Isolasi Pemurnian Jamur... 17 4.3 Isolasi Bakteri dan Teknik Pengenceran... 19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 22 5.2 Saran... 23
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Tabel hasil pengamatan pemurnian jamur... 17
2. Tabel pengamatan isolasi bakteri... 19
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan
lingkungannya. Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan sebagai
bagian dari ekosistem alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah produsen,
sebagian konsumen pertama dan sebagian lagi konsumen kedua dan ke tiga.
Mikroorganisme dapat ditemukan di daerah kutub, di daerah tropic, dalam air,
dalam tanah, alam debu di udara, pada tumbuhan, tubuh hewan dan manusia.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi ultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
tercampur lagi dengan bakteri lainnya yang disebut biakan murni. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam macam mikroba. Ha ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media
biakan yang terdiri atas membuat ekstrak media yang telah jadi dan membuat
larutan pengencer. Kegunaan dilakukannya pratikum ini yaitu agar dapat
mengetahui pembuatan media untuk menumbuhkan mikroba dan fungsi dari
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Jamur
Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak
dengan tidak memiliki klorofil. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam
makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya), dalam
hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di
lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai
sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang
hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang
hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar
sama-sama mendapatkan untung).
Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk tabung
menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang
bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk
jaring-jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang
menjalar dan ada hifa yang menegak. Biasanya hifa yang menegak ini
menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora, sedangkan hifa yang menjalar
berfungsi untuk menyerap nutrien dari substrat dan menyangga alat-alat
reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut
hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung terus-menerus di bagian apikal,
sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya
pula dan ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile
and Watkinson, 1994).
Ciri-ciri umum jamur
Jamur (Fungi) memiliki kesamaan ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
a. Organisme eukariotik, karena mempunyai membran inti.
b. Dinding selnya terdiri dari zat kitin.
c. Tidak memiliki klorofil.
d. Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, atau simbiotik).\
e. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler. Fungi
multiseluler tersusun atas benang- benang hifa membentuk anyaman yang
disebut miselium. Hifa ada yang bersekat (septum), ada yang tidak
bersekat (aseptum) sehingga mempunyai banyak inti yang disebut
senositik.
f. Reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual dengan pem- bentukan kuncup (pada khamir),
fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual (berupa sporangiospora atau konidia).
Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan pembentukan spora
seksual ( berupa zigospora, askospora, dan basidiospora). g. Habitat Fungi yaitu di darat (terestrial) dan di tempat lembap.
II.2. Bakteri
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki
mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di
lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki
selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak
ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut
nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson
saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi
plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) .
Ciri-Ciri Bakteri :
- Umumnya tidak berklorofil
- Hidupnya bebas atau sebagai parasit / pathogen
- Bentuknya beraneka ragam
- Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
- Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
- Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
- Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung
peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan.
2.3. Isolasi Mikroba
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan
hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll.
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, diantaranya isolasi pada agar
cawan. Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut
III. METODE PRAKTIKUM
III.1. Tempat dan Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum dimulai pada kamis, 13 April 2017 pada
pukul 10.00 WITA s/d 12.00 WITA dan dilanjutkan pada pukul 15.00 WITA
sampai dengan selesai. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di laboraturium
hama penyakit tumbuhan fakultas pertanian Univarsitas Tadulako.
III.2. Alat dan bahan.
Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, pipet
volume, auto cleaf, kompor gas, panic, pisau, talenan, kertas muslin, sarung
tangan, gelas beaker, kulkas, hol plate, ding warp, kapas, kertas stensil, neraca
analitik, kertas kopi, karet, incubator, jarum ose, gelas ukur, jarum ent, lampu
bunsen, cling warp, timbangan, pipet mikro, spatula, hemasitometor, kaca objek,
spidol, bak pewarna, kertas serap, minyak celup, kertas lensa, mikroskop
majemuk, dan cover glass steril.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, kapas, karet
pengikat, plastik, aquades, kentang, dexterose, agar-agar, media NA, media PDA,
kertas tisu steril, ampicilyn, spritus, wrapping, alumunium foil, dan lactophenol
blue.
III.3. Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Media PDA dan Teknik Isolasi Jamur
Adapun prosedur kerja praktikum ini adalah, mengupas kentang yang
dijadikan PDA, cuci kentang yang telah dikupas pakai air bersih, timbang kentang
sebanyak 250 gram kemudian timbang agar-agar sebanyak 20 gram, dan dextrose
sebanyak 20 gram, potong kentang yang telah ditimbang jadi dadu kecil-kecil,
rabus kentang dan masukkan kedalam panci lalu masukkan aquades 1000 ml,
rebus kentang sampai empuk atau sampai kentang dapat diperas, ambil gelas
beaker dan kain muslin, diletakkan diatas gelas beaker, peras kentang yang sudah
empuk menggunakan kain muslin dan masukkan ke dalam gelas beaker,
masukkan agar-agar dan dextrose yang telah ditimbang, dan kain muslin kedalam
beaker glass yang telah berisi larutan kentang, masukkan aquades sampai larutan
1000 ml, masukkan beaker glass yang berisi larutan kedalam panic yang sudah
berisi air ¼ dari ketinggian panic tersebut, letakkan panic tersebut diatas kompor,
aduk larutan terus-menerus sampai mendidih agar larutan hetrogen, masukkan
larutan ke dalam erlenmeyer, tutup mulut erlenmeyer menggunakan kapas,
bungkus dengan alumunium foil, dan bungkus lagi menggunakan cling wrap,
masukkan erlenmeyer tersebut kedalam autoclaf tunggu sampai 11sampai15
Pada teknik isolasi jamur, didihkan air sebanyak 50 ml, timbang PDA
sebanyak 2 gram, larutkan PDA kedalam 50 ml air yang mendidih, aduk hingga
larut, masukkan larutan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml, sumbat tabung
reaksi dengan kapas, tutup seluruh tabung reaksi dengan kertas kopi dan karet,
masukkan kedalam autoclaf hingga satu jam kemudian, setelah satu jam tunggu
hingga dingin, mengambil tiga agar-agar dalam tabung reaksi, dan masukkan di
cawan petri, tunggu hingga agar-agar membeku lalu taburkan tanah, roti dan udara
kedalam caawan petri, menginkubasi selama 24 sampai 48 jam. Amati hasilnya.
3.3.2 Pembuatan median NA dan teknik isolasi bakteri.
Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis
untuk volume yang diinginkan sesuai komposisi, berikut : beef extract 0,75 gram,
peptone 5 gram, agar 3,75 gram dan akuades 500 ml. Akuades sebanyak 500 ml
dibagi menjadi dua, satu bagian untuk melarutkan beef extract dan peptone dan
sebagian lagi untuk melarutkan agar. Larutkan sebagian agar pada sebagian air
tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan
kompor gas atau hot plate stirrer (jangansampai overheat, karena akan terbentuk
busa dan memuai sehingga umpah). Sementa raituse bagian akuades digunakan
untuk melarutkan peptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan. Setelah
keduanya larut, larutan dituangkan kelarutan agar dan diaduk sampai homogen.
Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH indikator. Jika pH
tidak nertal maka dapat ditambahkan HCL/NaOH. Setelah itu media dimasukkan
kecawan petri steril secara aseptis. Jika diinginkan media tegak atau miring pada
media langsung dituang ketabung kemudian disterilisasi.
Kemudian pada teknik isolasi bakteri, siapkan cawan petri yang berisi media
padat (jenis media tertentu). Satu koloni mikroorganisme dari biakan yang dipilih
ambil dengan jarum ose steril berukuran dua milimeter, jarum ose yang
digoreskan pada media padat secara hati-hati, tiap perpindahan dari 1 ke 2, ke 3
dan seterusnya jarum ose harus dibakar diatas bunsen, cawan petri di inkubasi
kemudian dilakukan pemurnian dengan cara diambil satu koloni dari cawan petri,
dengan menggunakan jarum ose steril berukuran dua milimeter, siapkan tabung
reaksi berisi agar miring lalu jarum ose tadi di goreskan di permukaan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Verticillium lecanii, Metarhizium, dan Organik.
4.1.1 Morvologi Verticillium Lecani
Verticillium lecanii termasuk dalam devisi Deuteromikotina:
Hyphomycetes. Cendawan dalam kelas ini mempunyai paling banyak spesies
yang mampu menyababkan penyakit pada serangga hama. Cendawan Verticillium
lecanii dapat digunakan untuk mengendalikan serangga hama terutama dari ordo
Homoptera dan Hemiptera (Charnly 2003 Prayoga 2004).
Cendawan Verticillium lecanii mudah tumbuh pada berbagai media,
terutama pada medium PDA dan Di dalam cawan Petri, diameter koloni dapat
mencapai 4-5 cm pada tiga hari setelah inokulasi. Koloni cendawan berwarna
putih pucat. Dua hari setelah inokulasi, cendawan sudah mampu memproduksi
konidia. Kumpulan k onidia ditopang oleh tangkai konodiofor yang membentuk
phialid (whorls) seperti huruf V. Setiap konidia menopang 5-10 konidia yang
terbungkus dalam kantong lendir. Konidia berbentuk silinder hingga elip, terdiri
Cendawan Verticillium lecanii tumbuh baik pada suhu 18-30 derajad
celcius dan kelembaban minimal 80%. Pada kelembaban lebih dari 90%
cendawan tumbuh sangat baik (Cloyd 2003).
Cendawan Verticillium lecanii bersifat parasit, namun akan berubah
menjadi saprofit bila kondisi tidak menguntungkan, misalnya dengan hidup pada
seresah atau sisa-sisa hasil pertanian. Cendawan Verticillium lecanii mampu
hidup pada bahan organik yang mati dalam rentang waktu yang sangat panjang.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, jamur
Verticillium lecanii berwarna putih, seperti salju dan bentuknya bulat tidak
beraturan. (Gambar 1a).
4.1.2 Morfologi Jamur Metarhizium
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, jamur Metarhizium
bulat tidak beraturan, ditengah-tengahnya berwarna hijau dan dipinggirnya
berwarna putih berbulu. (Gambar 1b).
Jamur Metarhizium membentuk koloni berwarna putih, kekuningan atau
hijau. Ciri mikroskopik dari cendawan ini adalah percabangan konidiofornya
banyak, hifa dan konidiofornya hialin, pada ujung konidiofor tumbuh sel-sel yang
menyerupai botol (fialid), fialidnya tunggal atau membentuk kumpulan,
konidianya bersel tunggal, hialin dan berbentuk ovoid. (Barnet 1960).
4.1.3 Jamur Oganik
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, jamur Organik
Organik adalah cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air
atau terbawa angin Menginfeksi serangga melalui integument atau jaringan lunak.
Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan Cendawan tumbuh
keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk
disebarkan Apabila keadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya
berlangsung didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.Tubuh
serangga mati yang terinfeksi Organik mengeras seperti mumi.
(Villacarlos et al., 2004)
Gambar 1. (a) Jamur Verticillium lecanii (b) Metarhizium dan (c) Organik
4.2 Isolasi Permunian Jamur
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroorganisme,dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta
mencegah pencemaran dari luar. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel
ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di
isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam
kegiatan praktikum. Objek yang harus diperhatikan adalah bakteri
(Trianda, 2011. Dalam Trianda).
Pada dasarnya juga pertumbuhan dan perkembangan mikroba, diperlukan
substrat yang disebut media. Sebelum dipergunakan media harus dalam keadaan
steril. Dalam hal ini praktikan sudah dipersiapkan untuk melakukan dimana
bertujuan untuk mengembangbiakkan mikroba murni atau mikroba homogen yang
dimaksudkan bakteri yang terkandung adalah sejenis, dalam praktikumnya kita
disiapkan untuk steril dan higienis dari mikroba agar media pemurnian mikroba
tidak terkontaminasi.
Pemurnian merupakan kegiatan untuk mendapatkan koloni murni
mikroorganisme yang ditumbuhkan sebelumnya. Pemurnian dilakukan dengan
memindah sebagian koloni mikroorganisme ke dalam media pertumbuhan yang
baru sehingga di dapat koloni murni yang di harapkan.
Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara penggoresan menggunakan
jarum ose yang dipanaskan terlebih dulu sampai berwarna merah dan didiamkan
sebentar hingga tidak panas lagi kemudian digunakan untuk mengambil koloni
bakteri, setelah pengambilan koloni bakteri baru dilakukan penggoresan dengan
pola zig-zag pada cawan petri yang talah diberi media tumbuh bakteri.
Sedangkan cara pemurnian pada medium PDA dilakukan dengan
ose kemudian diletakkan pada media PDA yang baru kemudian diperlakukan
sama seperti pemurnian pada bakteri.
Pada pengamatan terlihat adanya bakteri yang tumbuh pada goresan yang
telah berbentuk, bakteri ini berlendir dan berwarna putih kekuning-kuningan.
Bakteri memiliki ciri berlendir sedangkan pada pengamatan jamur yang dilakukan
juga terlihat pertumbuhan pada media yang ditandai dengan menyebarnya
hifa-hifa berwarna putih. Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi
yang sama. Waktu generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak sama
pada segala kondisi. Waktu generasi amat bergantung pada cukup atau tidaknya
kondisi fisik. Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam keadaan
agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Metode gores adalah metode yang digunakan karena lebih menguntungkan
jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Berdasarkan hasil pengamatan jamur yang dilakukan selama 1 minggu,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pemurnian Jamur
No Spesies 1 2 3 4 5 6 7
1 Verticillum
lacanii
4,25 5,25 7 7,3 7,8 7,55 7,75
2 Metarhizium
5,65 7,05 7,75 8,5 8,25 8,35 8,45
3 Organik
3 3,4 3,75 4,3 4,6 4,25 5
Teknik isolasi merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni yang disebut
kultur murni. Pada isolasi jamur mennggunakan media PDA (Tabel 1).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin hari
diameter jamur akan bertambah hal tersebut disebabkan karena jamur mengalami
perkembangbiakan sehingga jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang baik.
Jamur yang telah di amati yaitu jamur Methanzium terkontaminasi dengan
bakteri dan jamur Organik terkontaminasi dengan jamur. hal tersebut terjadi
karena pada saat proses inokulasi tidak berjalan dengan baik dan teliti dan juga
alat-alat serta tangan yang memegang alat tersebut tidak steril. (Tabel 1)
4.3 Isolasi Bakteri dan Teknik Pengenceran
Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilaksanakan pada pengamatan
Table 2. cirri morfologi koloni bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, semakin besar nilai
pengencerannya maka semakin banyak bakteri yang berkembang. Hal ini
disebabkan karena bakteri mengalami perkembangbiakan yang pesat. (Tabel
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasilpraktikuminimakabisadisimpulkansebagaiberikut :
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti paying terdiri
daribagian yang tegak (batang) danbagian yang mendatarataumembulat.
Berdasarkanpraktikumdanpengamatan yang telahdilakukan :
- JamurVerticiliumlecaniimemilikikarakteristikberwarnaputih, berbulu
seperti salju dan bentuknya bulat datar tidak beraturan.
- JamurTrichoderma sp berbentukbulat tidak beraturan,
ditengah-tengahnya berwarna hijau dan dipinggirnya berwarna putih berbulu. - Jamur SampelOrganik berwarna putih seperti kapas dan bentuknya
bulat tidak beraturan, serta pertumbuhannya sangat lambat
dibandingkan dengan Vericillium dan Trichoderma. Hal ini
menyebabkan jamur tersebut mengalami perubahan dan tidak
terkontaminasi oleh bakteri.
2. Bakteri merupakan organisme yang paling sederhana dan merupakan
bentuk kehidupan yang paling banyakdi bumi. Organisme ini dianggap
sebagai makhluk hidup tertua yang ditemukan di bumi. Bakteri merupakan
organisme yang inti selnya bersifat prokariotik, artinya organisme tersebut
belum memiliki membrane inti (kariotika).
3. Isolasi mikroorganisme adalah memisahkan mikroba yang berasal dari
lingkungan dan membuahkannya sebagai kultur murni dalam suatu
medium. Proses pemindahan mikroba dari medium lama ke medium baru
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan agar kedepannya praktikum mata kuliah
Mikrobiologi Pertanian dapat berjalan dengan baik yaitu memperbaiki dan
melengkapkan sarana dan prasarana di Laboratorium.
Kepada para praktikan juga diharapkan dapat tenang saat melaksanakan
praktikum agar tidak mengganggu dan agar praktikum dapat berjalan dengan
lancar. Sebaiknya praktikum juga berjalan sesuai waktu yang ditentukan agar
praktikum berjalan optimal dan efisien. Diharapkan juga kepada asisten untuk
memberikan informasi secara jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam
melaksanakan praktikum. Kepada praktikan juga agar membawa dengan lengkap
dan tepat alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, M.S, Sarjodo P.R, Aminin, A.L.N.2013.
Barnet, I. (1960). Ilustrated Genera of Imperfect and Fungi.Departmen of Plant Phatology, Bacteriology, Entomology West Virginia University.2nd Edition.
Morgantown West Virginia: Burgess Publishing Company. Diaksespadatanggal 28 April 2017.
Carlile, M.J. dan Watkinson, C.S (1994).The Fungi.Academi Press Limited. Diaksespadatanggal 28 April 2017
Cloyd, R. 2003. The EntomopathogenVerticilliumLecanii.Midwest Biological
Control News.University of
Illionish.http://www.extension.umn./distribution/holticulture/dg7373.html. Diaksespadatanggal 28 April 2017
HadioetomoRatna, MikrobiologiDalamPraktek(Jakarta:PT.Gramedia 1990).
Diaksespadatanggal 28 April 2017
Indra. 2008. Pembutan Medium
.://www.scribd.com/doc/39590242/Pembuatan-Medium-Agar-Miring-5. Diaksespadatanggal 28 April 2017
Jawetz, Melnick, danAdelberg s. 2004. Mikrobiologi, Ed 23, PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta, page 369-400.Diaksespadatanggal 28 April 2017
Mulyani, TitikPrapti. 2003. PengaruhWaktuInkubasiPadaFermentasiCairan Kopi
denganInokulum “KulturKombucha” terhadap Kadar GulaReduksi, DayaAntibiotikdanPembentukanAsam.Surakarta :Skripsi. FKIP UMS. Diaksespadatanggal 28 April 2017
NurIndriyani, Asnani. 2007. PenuntunPraktikumMikrobiologiAkuatik,
FakultasPerikanandanIlmuKelautan. Unhula :Kendari.
(J1310-3) = 304x 1
1×10−3
= 304 x 103
= 3,04×105(cfu/ml)
(J1310-5) = 276,5x 1
1×10−5
= 276,5 x 105
= 2,765×107(cfu/ml)
(J1310-7) = 622,5x 1
1×10−7
= 622,5 x 107
= 6,225×109(cfu/ml)
(J1310-9) = 376,5x 1
1×10−9
= 376,5 x 109
= 3,765×1011(cfu/ml)
(J1410-3) = 310x 1
1×10−3
= 3,10×105(cfu/ml)
(J1410-5) = 250,5x 1
1×10−5
= 250,5 x 105
= 2,505×107(cfu/ml)
(J1410-7) = 22,0x 1
1×10−7
= 22,0 x 107
= 2,20×109(cfu/ml)
(J1410-9) = 204,5x 1
1×10−9
= 204,5 x 109
= 2,045×1011(cfu/ml)
(J1510-3) = 491,5x 1
1×10−3
= 491,5 x 103
= 4,915×105(cfu/ml)
(J1510-5) = 489x 1
= 489 x 105
= 4,89×107(cfu/ml)
(J1510-7) = 484,5x 1
1×10−7
= 484,5 x 107
= 4,845×109(cfu/ml)
(J1510-9) = 270,5x 1
1×10−9
= 270,5 x 109
= 2,705×1011(cfu/ml)
RUMUS
A. Harike- 1 :Verticilliumlecanii= 0,75cm+20,75CM
= 32 = 1.5 cm
Trichodermasp = 2,5cm+2,5cm 2
= 7
2 = 3,5cm
SampelOrganik = 0,5cm+0,5cm 2
= 3,62cm = 1,8 cm
B. Harike- 2 :Verticilliumlecanii= 1,77cm+1,75cm 2
= 8,2
2 = 4,1 cm
Trichodermasp = 2,75cm+0,75cm 2
Panjang+Lebar
= 122 = 6 cm
SampelOrganik = 0,7cm+20,3cm
= 7
2 = 3,5 cm
C. Harike- 3 :Verticilliumlecanii= 1,75cm+0,55cm 2
= 11,5
2 = 5,75 cm
Trichodermasp = 2,75cm2+6,4cm
= 13,22 = 6,6 cm
SampelOrganik = 0,9cm+21,4cm
= 9,2
2 = 4,6 cm
D. Hari ke-4 :Verticilliumlecanii= 5,6cm+0,60cm 2
= 13,5cm
2 = 6,75 cm
= 14,42 = 7,2cm
SampelOrganik = 0,9cm+21,5cm
= 10,5cm
2 = 5,25cm
E. Hari ke-5 :Verticilliumlecanii= 8,5cm+27,5cm
= 16
2 = 8 cm
Trichodermasp = 8,8cm+7cm 2
= 15,8cm
2 = 7,9 cm
SampelOrganik = 7cm+25,7cm
= 12,72 = 6,35 cm
F. Hari ke-6 Verticilliumlecanii = 6,8cm+21,2cm
= 17
2 = 8,5 cm
= 16,32cm = 8,15 cm
SampelOrganik = 6cm+1,9cm 2
= 13,92cm =6,95 cm
G. Hari ke-7 :Verticilliumlecanii = 8,9cm+28,8cm
= 17,72 = 8,85 cm
Trichodermasp = 8,8cm+27,8cm
= 16,6cm
2 = 8,3 cm
SampelOrganik = 7,8+6,3cm 2
= 14,1cm
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Babul Rahman, lahir
di Desa salumbia pada tanggal 16 mei 1998.
Penulis merupakan anak dari pasangan suami-istri
bernama Djamri Samad dan Nuriah. Dan anak
kedua dari dua bersaudara. Penulis pertama kali
masuk sekolah ditaman kanak-kanak Asmahul
Husna, desa Salumbia, kabupaten Tolitoli,
Sulawesi Tengah.
Dilanjutkan Sekolah Dasar Negeri 2 Salumbia
pada tahun 2004 dan tamat tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan di SMP Negeri 3 Dondo dan lulus pada tahun 2013. Setelah itu
penulis melanjutkan pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan di
SMK Negeri 1 Tolitoli dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016
penulis melanjutkan ke perguruan tinggi kejenjang S1 di Universitas Tadulako
dan diterima melalui jalur Tambahan, Fakultas Pertanian, Program Studi