• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKILL LAB INJEKSI BLOK HEMATOIMUNOLOGI K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKILL LAB INJEKSI BLOK HEMATOIMUNOLOGI K"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU SKILL LAB INJEKSI

BLOK HEMATOIMUNOLOGI

KODE KUB 231

SEMESTER III

TIM BLOK HEMATO-IMMUNOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

(2)

Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui

parenteral dapat dilakukan dengan cara:

Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada dibawah lapisan dermis.

Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, dibawah epidermis

Intramuscular (IM) yaitu muenyontikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena

Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara intrathecal.atau intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial dan intraarticular untuk pemberian obat perenteral ini.

Pemberian obat harus sesuai dengan prinsip 5 benar:

Benar Klien : Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat dan gelang identitas pasien

Benar Obat: Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat, klien tidak alergi pada kandungan obat yang didapat. memeriksa label obat dengan catatan pemberian obat

Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien; periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan pemberian obat; lakukan penghitungan dosis secara akurat.

Benar Waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore)

Benar Cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan obat:

 Saat menyiapkan beberapa obat seperti heparin, insulin, digoxin lakukan

pemeriksaan ulang.

 Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat belum pasti. Buka sebelum diberikan pada klien.

 Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic dan obat-obat dan kardus obat, ambil obat dari kotaknya dan periksa label untuk

memastikan isinya sesuai.

 Saat mengambil pil dan botol, tuangkan pil tersebut pada tutupnya kemudian letakkan pada tempat obat.

 Tuangkan obat cair tidak pada bagian labelnya. Baca jumlah obat yang

dituang pada dasar meniscus.

 Pisahkan obat-obat yang memerlukan data pengkajian awal, seperti tanda vital.

 Periksa tanggal kadaluarsa obat saat menyiapkannya.

(3)

Untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, obat

disiapkan dan diberikan dengan menggunakan prinsip steril. Larutan obat, jarum dan spuit yang telah terkontaminasi, akan menyebabkan terjadinya infeksi. Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan obat yang diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier jaringan epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah. Obat intra muscular diabsorbsi lebih cepat daripada oabt subcutaneous atau intradermal, karena otot memiliki jaringan pembuluh darah yang lebih banyak daripada kulit atau jaringan subkutan. Obat intradermal merupakan obat yang diabsorbsi paling lambat karena obat harus melalui beberapa jaringan epitel sebelum akhirnya masuk kedalam pembuluh darah. Karena itu cara intradermal digunakan untuk menyuntikkan zat asing untuk mengetahui reaksi organ dan jaringan terhadap adanya alergi, yang biasa disebut skin test. Absorbsi melalui subcutaneos relatif lambat tetapi efektif untuk absobsi sejumlah obat yang tidak diabsorbsi melalui sistem

gastointestinal.

Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat diabsorbsi dengan cepat melalui pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem gastrointestinal atau malah akan dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien yang tidak sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat oral.

Disamping keuntungan diatas, terdapat beberapa kerugian pada pemberian obat melalui parenteral ini. Klien, terutama anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk. Penyuntikan akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada klien. Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan. Pemberian obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi, kerena itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan memberikan obat ini. Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk klien yang mengalami masalah perdarahan atau sedang mendapatkan terapi antikoagulan.

Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau suspensi. Larutan cair disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit

disposible. Untuk memberikan obat melalui parenteral ini diperlukan spuit yang ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari 5 ml jarang digunakan untuk menyuntik SC atau IM. Spuit yang lebih besar biasanya

digunakan untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit insulin berukuran 0,5 - 1 ml dan dikalibrasi dalam unit. Spuit tuberkulin berukuran 1 ml dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin ini digunakan untuk memberikan obat dibawah ml.

Obat dalam ampul dan vial dipersiapkan dengan menggunakan teknik aseptik dan diberikan melalui parenteral. Sebelumnya perlu diperhatikan dan dikaji kondisi larutan (kejernihan cairan, adanya/tidaknya endapan, warna cairan sesuai dengan label) serta tanggal kadaluarsa obat pada label vial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dan vial:

 Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk pada vial

 Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat menyiapkannya.

 Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini.

 Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue

(4)

3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat atau kartu obaf sesuai prinsip 5 benar

4. Lakukan perhitungan dosis sesuai yang diperlukan

5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan menjentikkan leher ampul atau putarkan dengan cara merotasjikan pergelangan tangan 6. Usapkan kapas alkohol di sekeliling leher ampul dengan tangan dominan,

tempatkan jari tangan non dominan di sekeiiling bagian bawah ampul dengan ibu jari melawan sudut

7. Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan orang yang ada di dekat anda

8. Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus 9. Buka tutup jarum

10. Tekan plunger hingga habis, jangan aspirasi udara ke dalam spuit

Hal-hal yang harus diperhatikan :

- Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi sensitivitas atau alergi.

- Yakinkan tersedianya obat antidot (epinephrine hydrochloride, bronchodilator dan antihistamin) di unit sebelum dimulai

- Reaksi alergi atau sensitivitas ini dapat FATAL

Pengkajian sebelum injeksi dilakukan, difokuskan pada: • Program pemberian obat dari dokter

• Tempat penusukan terakhir, alergi dan respon Klien pada penyuntikan sebelumnya, yang tercatat pada catatan keperawatan klien

• Tanda-tanda pada tempat tusukan (memar, kemerahan, kerusakan kulit, nodul atau edema)

• Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan ukuran tubuh klien, tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan obat)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

• Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda (oral, parenteral atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum menyiapkan obat. • Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat tusukan

dan mencegah kerusakan jaringan dari jarum

ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN:

a. Spuit dengan ukuran sesuai dengan obat yang akan disuntikkan b. Jarum 23 G

(5)

e. Kapas alkohol bulat f. Wadah kapas alkohol g. Alkohol 70%

h. Wadah berisi povidon iodin i. Plester

j. Gunting

k. Wadah berisi kassa lipat l. Hipafix

m. Tournikuet n. Bengkok o. Alas kain p. Sarung tangan q. Alat tulis

(6)
(7)

PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRADERMAL/INTRACUTAN

NAMA :

NIM :

No Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2

Tahap Pra Interaksi

1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada (mencocokkan identitas pasien dengan obat yang akan diberikan,dosis, cara pemberian dll)

2 Mencuci tangan

3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan

benar:sarung tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 %, Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan plester, buku injeksi / daftar obat

Tahap Orientasi

4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik, memperkenalkan diri

5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

7 Mengatur posisi pasien sesuai tempat suntikan 8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 9 Memasang pengalas

10 Memakai sarung tangan

11 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan masukkan dalam spuit dan letakkan pada bak spuit

12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol

(melingkar dari arah dalam ke arah luar) biarkan kering

13 Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk meregangkan kulit

14 Menusukkan spuit yang telah berisi obat dengan sudut 15-20 derajat,lubang jarum menghadap ke atas, jarum masuk kurang lebih 0,5 cm

15 Lakukan aspirasi*

16 Memasukkan obat ke dalam kulit perlahan, pastikan ada penonjolan

(8)

alkohol baru

18 Memberi tanda lingkaran pada sekitar tusukan (tindakan skin test)

19 Membuang spuit ke dalam bengkok Tahap Terminasi

20 Melakukan evaluasi tindakan (hematoma, reaksi sistemik misalnya sulit bernafas, pingsan,

berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis)

21 Berpamitan dengan klien (memberi tahu bahwa tindakan telah selesai dilakukan)

22 Membereskan alat-alat 23 Mencuci tangan

24 Dokumentasi

TOTAL SKOR=skor/48x100

(9)

PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI SUBCUTAN

NAMA :

NIM :

Tahap Pra Interaksi 0 1 2

1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada (mencocokkan identitas pasien dengan obat yang akan diberikan,dosis, cara pemberian dll)

2 Mencuci tangan

3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan

benar:sarung tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 %, Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan plester, buku injeksi / daftar obat

Tahap Orientasi

4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik, memperkenalkan diri

5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

7 Mengatur posisi pasien sesuai tempat suntikan 8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 9 Memasang pengalas

10 Memakai sarung tangan

11 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan, masukkan ke dalam spuit dan letakkan pada bak spuit

12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering

13 Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mengangkat kulit (seperti mencubit) bila perlu

14 Menusukkan spuit yang telah berisi obat dengan lubang jarum menghadap ke atas, dengan sudut 30 derajat

15 Melakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah yang masuk ke dalam spuit*

16 Memasukkan obat ke dalam sub cutan secara perlahan

17 Mencabut jarum sambil menekan dengan kapas alkohol

18 Membuang spuit ke dalam bengkok Tahap Terminasi

(10)

berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis) 20 Berpamitan dengan klien (memberi tahu bahwa

tindakan telah selesai dilakukan) 21 Membereskan alat-alat

22 Mencuci tangan 23 Dokumentasi

TOTAL SKOR = skor/46x100

(11)

PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

NAMA :

NIM :

Tahap Pra Interaksi 0 1 2

1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada (mencocokkan identitas pasien dengan obat yang akan diberikan,dosis, cara pemberian dll)

2 Mencuci tangan

3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan

benar:sarung tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 %, Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan plester, buku injeksi / daftar obat

Tahap Orientasi

4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik, memperkenalkan diri

5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

7 Mengatur posisi pasien sesuai tempat suntikan 8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi (deltoid;

femur (pars lateralis); gluteus (ditarik garis dari SIAS – os.coxygeus;1/3 lateral atas)

9 Memasang pengalas 10 Memakai sarung tangan

11 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan (masukkan dalam spuit)

12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke arah luar) biarkan kering

13 Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk meregangkan kulit

14 Menusukkan spuit yang telah berisi obat dengan lubang jarum menghadap ke atas, dengan sudut 90 derajat, jarum masuk sampai 2/3

15 Melakukan apirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit*

16 Memasukkan obat secara perlahan 17 Mencabut jarum dari tempat tusukan

(12)

Tahap Terminasi

20 Melakukan evaluasi tindakan (hematoma, reaksi sistemik misalnya sulit bernafas, pingsan,

berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis) 21 Berpamitan dengan klien (memberi tahu bahwa

tindakan telah selesai dilakukan) 22 Membereskan alat-alat

23 Mencuci tangan 24 Dokumentasi

TOTAL SKOR=skor/48x100

(13)

PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRAVENA

NAMA :

NIM :

Tahap Pra Interaksi 0 1 2

1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada (mencocokkan identitas pasien dengan obat yang akan diberikan,dosis, cara pemberian dll)

2 Mencuci tangan

3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan

benar:sarung tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 %, Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan plester, buku injeksi / daftar obat

Tahap Orientasi

4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik, memperkenalkan diri

5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

7 Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal 8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi

9 Memasang pengalas

10 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan masukkan dalam spuit dan letakkan pada bak spuit

11 Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk

12 Ikatkan torniquet, pertahankan vena pada posisi stabil

13 Memakai hand schoen

14 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke arah luar) biarkan kering

15 Memegang spuit yang sudah berisi obat dengan sudut 30 derajat

16 Menusuk vena dengan kemiringan 30 derajat dan lubang jarum menghadap ke atas

17 Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit* 18 Membuka torniquet*

19 Memasukkan obat secara perlahan

(14)

21 Menutup daerah tusukan dengan “plester luka” 22 Membuang spuit ke dalam bengkok

Tahap Terminasi

23 Melakukan evaluasi tindakan (hematoma, reaksi sistemik misalnya sulit bernafas), pingsan,

berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis) 24 Berpamitan dengan klien (memberi tahu bahwa

tindakan telah selesai dilakukan) 25 Membereskan alat-alat

26 Mencuci tangan 27 Dokumentasi

TOTAL SKOR = skor/54x100

(15)

DAFTAR TUTOR SKILLS LAB BLOK HEMATOIMMUNOLOGI

No

Nama Tutor

Kode

No telp

1

dr. Arini Nur Famila

AF

08156970513

2

dr. Evy Sulistyoningrum, MSc

ES

08156858121

3

dr. Joko Mulyanto, MSc

JM

081542701581

4

dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si

MA

0817384703

5

dr. Octavia Permata Sari

OP

081328003790

6

dr. Shila Suryani, MSc., SpAn

SS

081376576682

JADWAL TUTORIAL BLOK HEMATOIMMUNOLOGI

Kelomp

ok

Hari, Tanggal

Jam

Tutor

prete

Soal

st

Ketrampilan

I

Jumat, 6 Sept

2013

13.00-

14.50

AF

1,2,3

Injeksi ic, sc,

im, iv

II

Jumat, 6 Sept

2013

13.00-

14.50

ES

2,3,4

Injeksi ic, sc,

im, iv

III

Jumat, 6 Sept

2013

13.00-

14.50

JM

3,4,5

Injeksi ic, sc,

im, iv

IV

Jumat, 6 Sept

2013

13.00-

14.50

MA

4,5,6

Injeksi ic, sc,

im, iv

V

Jumat, 6 Sept

2013

15.00-

16.50

OP

6,7,8

Injeksi ic, sc,

im, iv

VI

Jumat, 6 Sept

2013

15.00-

16.50

SS

7,8,9

Injeksi ic, sc,

im, iv

VII

Jumat, 6 Sept

2013

15.00-

16.50

AF

8,9,10

Injeksi ic, sc,

im, iv

VIII

Jumat, 6 Sept

2013

15.00-

16.50

ES

9,10,1

1

Injeksi ic, sc,

im, iv

IX

Rabu, 11 Sept

2013

13.00-

14.50

JM

1,3,5

Injeksi ic, sc,

im, iv

X

Rabu, 11 Sept

2013

13.00-

14.50

MA

5,7,9

Injeksi ic, sc,

im, iv

XI

Rabu, 11 Sept

2013

13.00-

14.50

OP

7,9,11

Injeksi ic, sc,

im, iv

XII

Rabu, 11 Sept

2013

13.00-

14.50

SS

2,4,6

Injeksi ic, sc,

im, iv

XIII

Rabu, 11 Sept

2013

15.00-

16.50

AF

4,6,8

Injeksi ic, sc,

im, iv

XIV

Rabu, 11 Sept

2013

15.00-

16.50

ES

6,8,10

Injeksi ic, sc,

im, iv

XV

Rabu, 11 Sept

2013

15.00-

16.50

JM

5, 8,

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor yang memberikan kontribusi di dalam pertumbuhan ekonomi nasional adalah tumbuh dan berkembangnya ekonomi

Sistem pendukung keputusan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) memberikan kemudahan dengan penilaian kriteria majemuk dengan suatu kerangka berfikir yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometer yang dilakukan oleh Balai Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Semarang pada bulan Juli 2006 terhadap 10 (sepuluh)

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan cara pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto

Generali memiliki solusi kesehatan dalam bentuk Manfaat Asuransi Tambahan Excellent Care+ dan Global Medical Plan (GMP) 2 yang dapat dipilih oleh Nasabah dalam merencanakan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS pada peserta mandiri di Puseksmas Tamamaung Tahun 2020, maka

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data input untuk program NERA, antara lain data rekaman accelerograph gempa El-Centro untuk

Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai