• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM TATA NEGARA KEWENANGAN MAHKAMAH KO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM TATA NEGARA KEWENANGAN MAHKAMAH KO (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM TATA NEGARA

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI SERTA KEDUDUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM KETATANEGARAAN

REPUBLIK INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING

MARTITAH

DISUSUN OLEH

AMINULLAH IBRAHIM 8111416059

UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

(2)

PRAKATA Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah Wasyukurillah. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Hukum Tata Negara ini.

Makalah Hukum Tata Negara ini telah penulis susun dalam rangka tugas tentang “Kewenangan Mahkamah Konstitusi Serta Kedudukan Presiden Dan Wakil Presiden Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia”, yang dibimbing oleh Ibu Martitah. Untuk itu penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT telah memberikan kelancaran bagi penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah Hukum Tata Negara ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah Hukum Tata Negara tentang “Kewenangan Mahkamah Konstitusi Serta Kedudukan Presiden Dan Wakil Presiden Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia” ini dapat memberikan manfaat dan pengalaman bagi pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, 20 April 2017

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL... 1

PRAKATA... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 4 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penulisan... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi

Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia... 7 B. Kedudukan Presiden Dan Wakil Presiden

Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia... 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan... 11 B. Saran... 11

DAFTAR ISI ... 12

(4)

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara hukum yang demokrasi, ialah Negara yang melembagakan prinsip-prinsip Negara hukum dalam segala aspek kehidupan kenegaraan. Negara demokrasi berprinsipkan bahwa sumber legistimasi kekuasaan dalam Negara yang dijalankan oleh organ-organnya berasal dari rakyat, sehingga dengan demikian pemerintahan sejatinya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.1

Konsep negara hukum menempatkan konstitusi sebagai hukum dasar, hukum tertinggi. Sebagai hukum dasar, maka menjadi rujukan dan landasan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kedudukan tersebut, maka supremasinya harus selalu terjaga agar tidak terjadi deviasi (penyimpangan/pembelokan) dari setiap rumusan pasal-pasalnya yang di dalamnya terkandung substansi Politik Hukum.2

Pada tahun 2001 (tahap perubahan ke-tiga) dicapailah kesepakatan dalam Rapat Paripurna Majlis Permusyawaratan Rakyat untuk membentuk kelembagaan baru yang dinamakan Mahkamah Konstitusi. Rumusan pengaturan Mahkamah Konstitusi dalam UUD diatur dalam pasal 24C ayat (1) s.d (6). Sebagai pelaksanaan maka dibentuklah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Dengan lahirnya UU (tanggal 13 Agustus 2003) tersebut, maka secara kelembagaan Mahkamah Konstitusi dapat dibentuk sesuai dengan amanat Konstitusi sebelum (tanggal 17 Agustus 2003).3

Selain itu, salah satu keputusan penting yang diambil oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat dalam Perubahan Ketiga UUD NRI Tahun 1945 adalah dimasukkan ketentuan yang secara eksplisit mengatur pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden dalam masajanbatannya oleh Majlis Permusyawaran

1Martitah. 2009. Judicial Review dan Arah Politik Hukum Nasional: (Sebuah Perspektif Penegakan Konstitusi). Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. I, No. 1. hlm. 111-112.

2Martitah. Op.Cit. hlm. 113.

(5)

Rakyat (MPR) atas usul dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam UUD. Ketentuan dimaksud diatur dalam Pasal 7A, pasal 7B, dan Pasal 24C ayat (2) Perubahan ketiga UUD NRI Tahun 1945.4

Dalam teori hukum tata negara, terdapat dua cara pemberhentian Presiden, pertama adalah impeachment dan yang kedua adalah mekanisme forum previelegiantum impeachment berasal dari bahasa Inggris – “to impeach”, yang berarti memanggil atau mendakwa untuk meminta pertanggungjawaban. Konsep pertama impeachment lahir pada masa mesir kuno, dengan istilah “isengela”, artinya kecenderungan kearah pengasingan diri, yang kemudian pada abad 18 diadopsi oleh Inggris dan Amerika Serikat dengan memasukkannya dalam Konstitusi. Perlu diketahui bahwanya impeachment tidak hanya diartikan sebagai prosedur pemberhentian Presiden di tengah masa jabatannya melainkan pula mencakup pemecatan terhadap pejabat tinggi negara lainnya. Sementara mekanisme forum previelegiantum/spesial legal procedings/forum peradilan khusus, merupakan prosedur pemberhentian Presiden melalui proses pengadilan khusus, dan bukan melalui mekanisme parlemen.5

Dari latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang “KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI SERTA KEDUDUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA” yang termuat dalam Mata Kuliah Hukum Tata Negara.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ?

2. Bagaimana kedudukan Presiden dan Wakil Presiden dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

4Martitah. 2010. Pemakzulan Presiden dan/ atau Wakil Presiden dalam Ketatanegaraan RI. Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1. hlm. 9-10.

(6)

2. Mengetahui kedudukan Presiden dan Wakil Presiden dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

(7)

A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

Dalam Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi disebutkan, bahwa “Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”. Mahkamah Konstitusi memiliki kedudukan yang sederajad dengan lembaga-lembaga negara lainnya bahkan koleganya yaitu Mahkamah Agung.6

Hakim bersumpah menjunjung tinggi Konstitusi, shingga jika ada peraturan yang bertentangan dengan konstitusi maka hakim harus melakukan pengujian terhadap peraturan tersebut. Konstitusi adalah the supreme law of the land, sehingga harus ada peluang pengujian terhadap peraturan di bawaha agar isi konstitusi tidak dilanggar. Hakim tidak boleh menolak perkara, sehingga kalau ada yang mengajukan judicial review permintaan tersebut harus dipenuhi.7

Mahkamah Konstitusi dilihat dari sudut kewenangan yang dimilikinya. Berdasarkan Pasal 24C UUD NRI Tahun 1945 (Perubahan Ke-III), Mahkamah Konstitusi memiliki 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban. Ketentuan tersebut dituangkan lebih lanjut dalam Pasal 10 UU Nomor 24 Tahn 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagai berikut :8

Pasal 10

(1) Mahkaah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk :

a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

6Martitah. 2009. Judicial Review dan Arah Politik Hukum Nasional: (Sebuah Perspektif Penegakan Konstitusi). Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. I, No. 1. hlm. 117-118.

7Martitah. 2013. Mahkamah konstitusi. Jakarta. Konstitusi Press. hlm. 7.

(8)

c. Memutus pembubaran partai politik; dan

d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/ atau wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.9

Kewenangan pertama lazim dikenal dengan judicilal review dalam bahasa Inggrisnya, atau Toetsingrecht dalam bahasa Belanda. Pemberian kewenangan pada peradilan konstitusi (MK) dalam penyelesaian sengketa kewenangan antar lembaga yang kewenangannya diberikan oleh konstitusi adalah alternative yang paling logis guna penunjang pelembagaan prinsip pemisahan kekuasaan dengan check and balances system dalam system dalam system ketatanegaraan Republik Indonesia. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam memutus pembubaran Pertai Politik merupakan perwujudan nilai-nilai negara hukum yang demokratis. Kewenangan MK yang ke empat adalah memutus perselisihan hasil pemilu, terkait pula dengan upaya untuk melembagakan prinsip-prinsip demokrasi dalam negara hukum.10

Kewajiban Mahkamah Konstitusi dalam mengadili Presiden atas dakwaan DPR dilatarbelakangi oleh adanya penguatan system presidensiil. Dalam system presidensiil murni, Presiden mempunyai peran ganda, yaitu sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Para mentri berkedudukan sebagai pembantu Presiden, sehingga mereka diangkan oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kedudukan antara pemerintah dan DPR adalah seimbang.11

B. Kedudukan Presiden Dan Wakil Presiden Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

9Ibid. hlm. 118-119.

10Ibid. hlm. 119-120.

(9)

Indonesia sebagai negara hukum menganut system pemerintahan presidensiil murni, yaitu dimana kepala negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Presiden. Dalam pemiilihan Presiden dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pemilihan Presiden dimasukkan kedalam pemilu. Pemilihan Presiden sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada pemilu 2004, yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

Berdasarkan Pasal 7A UUD NRI Tahun 1945 ditegaskan bahwa Presiden dan/ atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, dalamm hal Presiden dan/ atau Wakil Presiden terbukti :12

1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa : a. Pengkhianatan terhadap (keamanan) negara; b. Korupsi;

c. Penyuapan;

d. Tindak pidana berat lainnya (yaitu tindak pidana yang diancam pidana 5 tahun atau lebih), ataupun perbuatan tercela (yaitu perbuatan yang dapat merendahkan martabat presiden dan/ atau Makil Presiden)

2. Apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden.13

Alasan pemberhentian yang didasarkan pada tidak terpenuhinya lagi syarat-syarat sebagai Presiden dan Wakil Presiden didasarkan pada kategori :14

1. Alasan pemberhentian dikarenakan tidak terpenuhinya syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana ditetapakan dalam pasal 6 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, yaitu : 1) warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, 2) tidak pernah mengkhianati negara, dan 3) mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

12Martitah. 2010. Pemakzulan Presiden dan/ atau Wakil Presiden dalam Ketatanegaraan RI. Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1. hlm. 21.

13Ibid. hlm. 21.

(10)

2. Aalasan pemberhentian dikarenakan tidak terpenuhinya syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana ditetapkan oleh Undang-undang tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.15

BAB III PENUTUP A. SIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa, Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

(11)

keadilan, yang disebutkan di dalam Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban, berdasarkan Pasal 24C UUD NRI Tahun 1945 (Perubahan Ke-III), yang dituangkan lebih lanjut dalam Pasal 10 UU Nomor 24 Tahn 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Indonesia mengenut system peerintahan presidensiil murni yaitu dimana kepala negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorng Presiden, dan dapat diberhentikan berdasarkan Pasal 7A UUD NRI Tahun 1945.

B. SARAN

Mahkamah Konstitusi dalam menjalankan kewenangan sebagai salah satu lembaga ketatanegaraan Republik Indonesia harus maksimal, supaya dalam penetapan Undang-undang dapat mengayomi masyarakat. Selain itu, dalam menangani sengketa dalam pemilu harus lebih tegas agar tidak ada kecurangan di dalamnya. Dan dalam pemilihan Presiden harus mengutamakan orang Indonesia asli, dan dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam masyarakat.

DAFTAR ISI

Martitah. 2009. Judicial Review dan Arah Politik Hukum Nasional: (Sebuah Perspektif Penegakan Konstitusi). Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. I, No. 1: 111-134.

Martitah. 2010. Pemakzulan Presiden dan/ atau Wakil Presiden dalam Ketatanegaraan RI. Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1: 9-28.

Referensi

Dokumen terkait

Buku metodologi penelitian pariwisata dan perhotelan ini memberikan pemahaman tentang konsep-konsep hakekat penelitian pariwisata dan perhotelan, tipe atau jenis penelitian, proses

Cara untuk menjadi mahasiswa UGM yang Ideal di Era Globalisasi dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, yang pertama adalah mengenal terlebih dahulu jati diri sebagai bangsa

Ibn Taymiyyah menekankan bahwa tauhid yang wajib adalah tauhid ulūhiyyah yang bermakna ”menyembah Allah tanpa menyekutukan- Nya dengan sesuatu apapun, sehingga ketaatan

Pengusul Program IbIKK :  Dosen dari Perguruan Tinggi S2, S3 dan Profesor guru besar  Tim pelaksana maksimal terdiri dari 4 empat pelaksana  Tidak merangkap sebagai

Dikarenakan masih besarnya permintaan akan batako serta peluang pasar dan prospek usaha batako yang begitu cerah, dengan permintaan sebesar 5.100.000 buah batako pertahun

Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI,

6.3.2 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM ADMINISTRASI (AKADEMIK DAN UMUM). •

Sistem cerdas penentuan lokasi parkir di area kampus melalui aplikasi smartphone berbasis Android telah dapat menentukan lokasi parkir berdasarkan kapasitas