• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VIII Perhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab VIII Perhubungan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII PERHUBUNGAN.

PENDAHULUAN.

Djumlah biaja dari R.P.L.T. jang disediakan untuk Perhubungan adalah Rp. 3.125 djuta atau 25% dari seluruh biaja.

Biaja ini dipergunakan untuk sektor-sektor: Djalan-djalan dan djembatan; Pelajaran, Perhubungan Kereta-api, Perhubungan Uda-ra, Pelabuhan, Pos-Telegrap-Telepon, Lalu-lintas Darat dan Sungai dan Meteorologie.

Realisasi tentang L.L.D.S. tidak dapat dimasukkan dalam lapangan ini, karena hingga kini Biro Perantjang Negara tidak atau belum menerima sesuatu laporan dari Djawatan tersebut. Tidak termasuk-nja L.L.D.S., tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kebenaran dari angka-angka maupun persentage dalam laporan ini, karena selama lima tahun, bagi L.L.D.S. hanja disediakan biaja Rp. 40 djuta, djadi ± Rp. 24 djuta selama Riga tahun 1956, 1957, 1958.

Dalam menafsirkan kebenaran angka-angka realisasi ini jang diakui masih ada kekurangan-kekurangannja, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:

a. Tidak semua djawatan-djawatan dapat memberikan angka-angka realisasi sampai dengan achir tahun 1958; dalam hal angka-angka realisasi belum lengkap (bukan tidak ada), maka dengan pelbagai tjara (ekstrapolasi, penambahan angka-angka dari Kementerian Keuangan dan lain-lain) diusahakan untuk me-njempurnakan angka-angka itu.

b. Dalam hal angka-angka otorisasi tidak ada angka-angka realisasi dianggap sebagai angka-angka otorisasi.

c. Dalam hal pembagian (breakdown) dari anggaran, otorisasi, maupun realisasi per tahunnja tidak tersedia, maka diambil djalan penggunaan perhitungan persentage, jakni 20% tiap tahunnja.

Meskipun dalam tahun 1956, 1957, 1958 pembangunan didalam sektor perhubungan dipengaruhi oleh dan mengalami beberapa keadaan dan rintangan jang tidak dapat diduga semula, seperti terhentinja pelajaran antar pulau oleh K.P.M. pada achir tahun 1957 dan ditariknja tenaga-tenaga bantuan K.L.M. dari G.I.A. pada permulaan tahun 1958, tetapi dapat dikatakan bahwa

(2)

kemadjuan jang diperoleh agak menggembirakan. Penambahan tonnase perkapalan sebanjak 150.000 B.R.T. jang direntjanakan selama 10 tahun, sampai achir tahun 1958 djadi selama tiga tahun telah dapat dipenuhi 40%. Keadaan jang memaksa, dibarengi de-ngan tersedianja Kredit Rusia dan adanja pampasan perang dede-ngan Djepang memungkinkan tertjapainja target tersebut.

Djuga sebagai akibat perginja tenaga-tenaga bantuan K.L.M., maka praktis G.I.A. semendjak permulaan tahun 1958 telah 100% ber-tenaga Indonesia. Dan meskipun penerbangan G.I.A. pada mulanja berkurang dengan 40%, tetapi dengan berangsur-angsur kekurangan tersebut telah mulai diisi lagi. Ketangkasan dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk menjelenggarakan hubungan udara dengan baik telah dapat dibuktikan.

Lalu-lintas kereta api menundjukkan kemadjuan jang lumajan, meskipun hingga kini pembangunan seluruhnja belum sepenuhnja dapat dilakukan seperti direntjanakan. Selainnja disebabkan oleh tidak tersedianja anggaran, djuga soal-soal keamanan dan gangguan-gangguan dari gerombolan tak sedikit memperhambat terlaksananja pekerdjaan jang direntjanakan.

Lalu-lintas daratan mengalami beberapa kemadjuan, begitu djuga eksploitasi asphal Buton diusahakan perluasannja, karena pem-buangan djaringan djalan-djalan dan produksi asphal harus ber-djalan seimbang.

B. DJAWATAN POS TELEGRAP DAN TELEPON.

Isi Rentjana.

R.P.L.T. pembangunan jang sedang dilaksanakan oleh Djawatan P.T.T. meliputi baik lapangan pos maupun lapangan telekomunikasi.

Projek-projek jang akan dilaksanakan merata diseluruh Indonesia. Menurut R.P.L.T., P.T.T. akan menjelenggarakan:

Dalam sektor Pos:

Perluasan dan perbaikan gedung-gedung lama dan pembangunan gedung-gedung baru, pembaharuan dan penambahan alat-alat kantor dan alat-alat pengangkutan dan kemungkinan akan mekanisasi.

Dalam sektor Telegrap:

Mengusahakan agar telegram-telegram dapat disampaikan di-seluruh kepulauan Indonesia dalam satu hari, dengan memper-banjak „channels” dan memperpandjang waktu bekerdja antara tempat-tempat jang bersangkutan, membuka lebih banjak kemung-kinan untuk mengirimkannja dan menjalurkan telegram-telegram dari para pemakai besar melalui telex.

(3)

Dalam sektor Telepon:

Melandjutkan pembangunan kembali dari sentral-sentral telepon jang telah dibumi-hanguskan dan memperluas dan memperbaharui sebagian dari djumlah sentral-sentral telepon, serta mengganti pesawat-pesawat telepon jang sudah melampaui batas umur jang ditetapkan.

Dalam sektor Radio:

Penambahan channels untuk hubungan telepon dan telegrap radio.

Taksiran biaja.

Djumlah biaja untuk menjelenggarakan projek-projek selama tahun-tahun 1956 sampai dengan 1960 dengan tingkatan harga-harga pada tahun rentjana dibuat (1956) sebagai dasar sebesar: Rupiah ... Rp. 339.981.000

Devisen ... „ 230.019.000 ...Rp. 570.000.000 T,P.I, bea/padjak masuk ... „ 237.846.000

Rp. 807.846.000*)

Untuk tiap-tiap sektor dibutuhkan: (Rp. 1.000).

Rupiah + Devisen

T.P.I., Bea/Pa-djak masuk

Pos ... 104.500 21.970 126.470 Telegrap ... 61.979 50758 112.737 Telepon ... 337.028 127.723 464.751 Radio ... 66.493 37.395 103.888

570.000 237.846 807.846

Dalam R.P.L.T. Djawatan P.T.T. dimasukkan projek-projek jang dibiajai dengan pindjaman Eximbank dan jang harus diselenggara-kan oleh P.T.T. antara lain:

a. Projek-projek jang dibiajai dengan pindjaman Eximbank, jaitu projek-projek pembangunan teleprinter.

b. Projek-projek Pemerintah jang diselenggarakan oleh P.T.T. jaitu rehabilitasi djaring telepon Pamong Pradja dan pembangunan djaring telepon otomatis Djakarta.

*) Taksiran biaja P.T.T. seperti terdapat pada rentjana aslinja. Dalam R.P.L.T. disediakan Rp. 495.000.000.

(4)

Biaja jang telah disediakan.

Djumlah inventasi jang disediakan oleh Pemerintah dalam tahun 1956 sampai dengan 1958 adalah sebagai berikut:

1956 ... Rp. 154.700.000,— 1957 ... „ 277.750.000,— 1958 ... „ 239.080.000,—

Dalam djumlah-djumlah ini termasuk untuk pemeliharaan, com-mitment dan lain-lain projek. Karena biaja tersebut tidak termasuk Rentjana 5 tahun, maka setelah dikurangkan dari djumlah-djumlah diatas untuk pembiajaan Rentjana 5 tahun dalam tahun 1956 sampai dengan 1958 hanja diperoleh:

1956 ... Rp. 73.853.000,— 1957 ... „ 144.579.000,— 1958 ... „ 166.516.000,— Rp. 384.948.000,— termasuk untuk T.P.I. dan bea masuk.

Perbandingan antara djumlah jang diperlukan dengan djumlah-djumlah jang dianggap diperoleh dari Pemerintah.

PERINTJIAN DJUMLAH BIAJA PEMBANGUNAN POS, TELEGRAP, TELEPON DAN RADIO SELAMA

LIMA TAHUN. (Rp. 1.000).

Tabel 140.

1956 1957 1958 1959 1960 Djum-lah *) Sektor Pos ...22.335 26.940 31.520 27.200 18.475 126.470 „ Telegrap 4.631 25.346 31.680 30.850 20,230 112.737 „ Telepon 44.596 125.959 98.846 97.305 98.045 464.751 „ Radio .…. 9.450 24.568 20.398 25.717 23.755 103.888 81 012 202.813 182.444 181.072 160.505 807.846

Perbandingan antara djumlah jang diperlukan dengan djumlah-djumlah jang dianggap diperoleh serta jang dapat direalisir dalam R.P.L.T. dapat dilihat dari tabel berikutnja.

*) Taksiran biaja P.T.T. seperti terdapat pada rentjana aslinja.

(5)

ANGGARAN, OTORISASI DAN REALISASI P.T.T. 1958 meliputi sebesar Rp. 380.650.300,— (diantaranja Rp. 38.926.000 untuk membiajai projek-projek jang telah selesai dibangun).

Projek-projek jang telah selesai.

Projek-projek jang telah selesai dibangun diantaranja.

Sektor Pos.

Objek No. Djumlah biaja

4 Pembangunan Bandjarmasin ... Rp. 1.716.000,— 5 „ Tebingtinggideli ... „ 812.000,— 7 „ Ende ... „ 349.000,— 8 „ Sumbawa ... „ 296.000,— 10 „ Kuningan ... „ 520.000,— 13 „ Martapura (Sum.

Se-latan) ... „ 350.000,— ubahan dari Menggala. 14 „ Sarulangun (Djambi) „ 350.000,— ubahan dari

Kalianda. 15/16 „

Sumedang-Sidjun-djung ... „ 725.000,—

17 „ Makassar Pelabuhan „ 725.000,—

19 „ Muarabungo ... „ 311.000,— ubahan dari Muaratebo. 20 „ Temanggung ... „ 400.000,—

21 „ Tulungagung ... „ 450.000,—

Rp. 6.779.000,—

(6)

Sektor Telegrap

Objek No. Djumlah biaja

1 Perhubungan Printer Djakarta — Kebajoran ……… 12 Pembangunan perluasan

Palembang ………..

Berhubung dengan kenaikan-kenaikan harga jang terus-menerus, pelaksanaan R.P.L.T. harus dibelandjakan berdasarkan tingkatan harga waktu itu (1958) Rp. 1.879.184.700,— sehingga seluruh biaja R.P.L.T. P.T.T. jang semula ditaksir sebesar Rp. 807.846.000,— (ter-masuk T.P.I. dan bea (ter-masuk) mendjadi Bp, 2.369.835.000,—.

Kesulitan-kesulitan.

Kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh P.T.T. dalam melaksana-kan Rentjana 5 tahun dapat disimpulmelaksana-kan sebagai berikut:

a. Tidak tjukupnja dana jang disediakan oleh Pemerintah. b. Tidak lantjarnja pembelian alat-alat dari luar negeri.

C. LEMBAGA METROLOGI DAN GEOFISIK.

Isi Rentjana.

Pendirian gedung-gedung untuk Stasiun Aerologi, dan perleng-kapannja dipelbagai tempat di Indonesia, antaranja: Tangerang, Kupang, Menado, Padang, Denpasar dan sebagainja.

Taksiran biaja.

Djumlah biaja jang disediakan untuk sektor ini adalah sebesar Rp. 15 djuta termasuk devisee sebanjak Rp. 5,5 djuta.

(7)

Perintjian anggaran menurut tiap tahunnja sebagai berikut: 1956 — Rp. 1.744 djuta

1957 — Rp. 5.487 djuta 1958 — Rp. 3.224 djuta 1959 — Rp. 2.555 djuta 1960 — Rp. 1.907 djuta.

Pelaksanaan.

Perbandingan antara djumlah anggaran dengan djumlah jang diperoleh serta djumlah jang direaliseer dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

ANGGARAN, OTORISASI DAN REALISASI DJAWATAN-DJAWATAN METEOROLOGI DAN GEOFISIK.

Tabel 142. (Rp. 1.000)

Tahun Anggaran Otorisasi Realisasi

1956 1957 1958

Rp. 1.744

„ 5.487 „ 3.224

Rp. 481

„ 1.539,6 „ 1.021,6

Rp. 481

„ 1.539,6 „ 1.021,6

Djumlah Rp. 10.455 Rp. 3.042,2 Rp. 3.042,2

Sumber: Lembaga Meteorologi dan Geofisik.

Jang terlaksana hanja sebagian ketjil sadja berhubung sulitnja mendapatkan uang. Projek-projek jang belum terlaksana masih tetap dimasukkan dalam rentjana, sedangkan anggarannja akan di-masukkan dalam tahun-tahun jang akan datang. Sampai dengan achir tahun 1958, otorisasi hanja berdjumlah Rp. 3.042.000 atau tidak melebihi dari 35% dari anggarannja sampai tahun-tahun jang bersangkutan. Realisasi dapat dilaksanakan 100% apabila uangnja dapat diperoleh pada waktunja.

(8)

PROJEK­PROJEK JANG TELAH SELESAI:

1956 Djumlah biaja

1. Pemasangan seismograaf merk Springnether untuk Tanggerang,

Kupang, Menado ... Rp. 145.000,—

2. Gedung-gedung untuk Stasiun

Aero-logic ... „ 336.000,— Rp. 481.000,—

1957 Djumlah biaja

1. Radio penerima ... Rp. 226.483,—

2. Pemantjar ... „ 484.277,—

3. Pilot Ballon Theodolite ... „ 455.795,—

4. Magnometer untuk: Tangerang,

Ku-pang, Menado, Padang, Denpassar 178.379,—

5. Field. Instr. Dectionometer Ruska 194.626,—

Rp. 1.539.600,—

1958

1. Aggregaat ... Rp. 295.250,— 2. Seismograaf merk Springnether

un-tuk Kupang, Menado ... „ 201.500,— 3. Ruska variometer untuk Kupang,

Menado, Tangerang, Padang, Den

Pasar ... „ 224.838,— 4. Geofisik Seismograaf ... „ 280.000,—

Rp. 1.021.600,—

Djumlah realisasi s/d 1958 Rp. 3.042.200,—

D. DJAWATAN PENERBANGAN SIPIL.

Isi Rentjana.

Rentjana Lima Tahun disektor Perhubungan udara mempunjai dua matjam tudjuan jakni:

1. Mengadakan pembangunan landasan lapangan-lapangan terbang dan hanggar-hanggar. Dalam hal ini diambil langkah-langkah pe-njesuaian antara rentjana pembangunan lapangan terbang dari Djawatan Penerbangan Sipil dan rentjana perkembangan arma-da arma-dari Garuarma-da Indonesian Airways.

2. Memperlengkapi fasilitet-fasilitet, misalnja: alat-alat pemadam api pada tiap-tiap lapangan terbang, diesel aggregaten dan alat-alat listrik lainnja, alat-alat-alat-alat perhubungan radio dan pengawasan keamanan lalu-lintas udara, membeli alat-alat latihan guna keper-luan Akademi Penerbangan Indonesia dan sebagainja.

(9)

Taksiran biaja.

Djumlah biaja jang disediakan untuk projek-projek tersebut sela-ma lisela-ma tahun adalah sebesar Rp. 100 djuta, diantara sela-mana Rp. 27,8 djuta berupa devisen (untuk rentjana semua ini sesungguh-nja dibutuhkan biaja sebesar Rp. 110 djuta).

Perintjian projek-projek dan biaja-biaja jang diperlukan adalah seperti tabel berikutnja.

PROJEK-PROJEK DAN BIAJA-BIAJA R.P.L.T. DJAWATAN PENERBANGAN SIPIL.

(Rp. 1.000). Tabel 143.

Project 1956 1957 1958 1959 1960

I. Landasan …..…. 1.400 11.450 18.350 15.058 7.350

II. Alat² besar …... — 7.000 — — —

III. Akademi Pener-bangan

Indone-sia ……….. — 2.000 — — —

IV. Listrik ………... 3.155 10.980 2.971 1.604 1.337

V. Badan Pemadam

Kebakaran ……. — 8.119 110 1.535 1.535

VI. Telekomunikasi . — 5.040 3.040 3.357 15.111

VII. A.T.C. (Air

Traf-fic Control ……. — 841 — — —

4.555 45.430 24.788 21.554 25.333

Sumber: Djawatan Penerbangan Sipil.

Pelaksanaan.

Perbandingan antara djumlah jang diperlukan dengan djumlah jang diotoriseer serta djumlah jang direaliseer adalah sebagai ber-ikut:

ANGGARAN, OTORISASI DAN REALISASI DJAWATAN PENERBANGAN SIPIL.

(10)
(11)

Djumlah otorisasi untuk tahun 1958 adalah djauh lebih sedikit

1. Pembuatan lima buah ambulance dan

pembuatan body ambulance …... Rp. 1.085.000,— 2. Perluasan gedung radio DME

Ke-majoran; Perluasan overrun dan

platform Kemajoran ……….. ,, 1.549.500,—

Rp. 2.554.500,—

Rp. 9.487.131,—

Pembangunan-pembangunan jang direntjanakan untuk daerah-daerah tidak dapat dilaksanakan karena pergolakan-pergolakan dae-rah-daerah jang bersangkutan. Kemajoran diberi prioritet pertama karena keperluannja mendesak untuk dapat menampung hubungan lalu-lintas udara international jang meningkat dengan tjepat. Mulai tahun 1958 pembelian-pembelian luar negeri hanja sedikit sekali jang dapat dilaksanakan, karena hanja sedikit sekali devisen jang didapat.

Garuda Indonesian Airways (G.I.A.).

Keadaan armada G.I.A. selama tahun-tahun laporan ini mengalami beberapa perubahan, antaranja ditariknja pesawat-pesawat Heron dari dinas penerbangan dalam tahun 1957. Pesawat-pesawat ini sebelumnja dipergunakan dalam trajek-trajek feeder-lines.

(12)

Dalam rangka "Aircraft-project", G.I.A. telah memesan pesawat baru antara lain 3 buah pesawat Convair 440, jang telah tiba pada bulan Djanuari 1958 dan telah dipergunakan dalam dinas pener-bangan International. Usaha pembelian 3 buah pesawat Lockheed Electra, jang sebetulnja diharapkan pada tahun 1960 akan tiba, berhubung dengan beberapa hal tidak dapat dilaksanakan.

Keadaan armada G.I.A. pada achir tahun 1958 adalah sebagai berikut:

20 Dakota, 8 Convair 240, 8 Convair 340 dan 3 Convair 440.

Korps penerbangannja dengan para technisien, telah seluruhnja terdiri atas warga negara Indonesia.

E. DJAWATAN KERETA-API.

Isi Rentjana.

Rentjana Lima Tahun Kereta api sebagian besar merupakan rehabilitasi djaringan-djaringan kereta-api jang rusak di Djawa dan penggantian djaringan-djaringan jang baru di Sumatera.

Selain itu djuta meliputi pembelian traksi dan materieel. Peker-djaan-pekerdjaan ini dibutuhkan untuk menghilangkan kerusakan-kerusakan jang terdjadi pada waktu perang dan sesudahnja.

Projek-projek lainnja adalah pembangunan djembatan di Djawa.

dan Sumatera, penggantian alat-alat sinjal dan telegrap, dan pem-belian 3 buah perahu tambang. Sebagai commitments luar rentjana telah dipesan 35 lok Diesel Elektrik dengan mempergunakan sisa pindjaman dari Eximbank dan 65 lok Diesel Hydrolik dari Krup.

Taksiran biaja.

Untuk rentjana seluruhnja Pemerintah menjediakan biaja seba-njak Rp. 600 djuta dimana Rp. 187 djuta berupa devisen. Rehabilitasi dari djaringan-djaringan terpenting di Djawa dan Sumatera memer-lukan biaja Rp. 250 djuta.

Selama tahun-tahun laporan ini, eksploitasi di Djawa maupun di Sumatera umumnja boleh dikatakan lumajan. Sebagai akibat usaha-usaha perbaikan maka sedjak awal tahun 1957, kereta-api Kutaradja—Eeulimeuen dapat dilakukan pulang-pergi; Sigli—Sa-malang terus ke Bireuen dapat dilakukan 3 kali sepekan. Dari pampasan Djepang disediakan US $ 1,5 djuta untuk kereta pe-numpang, gerbong barang dan lokomotif.

Untuk perbaikan dan penggantian rel-rel jang lama di Sumatera Selatan, jakni lin Kertapati—Tandjang Enim telah dimintakan pindjaman dari Development Loan Fund (D.L.F.) sebesar $ 2,5 djuta, jang pada dasarnja oleh D.L.F. telah disetudjui pula dalam

(13)

tahun 1958. Perundingan tentang sjarat-sjarat pindjaman akan segera dimulai dalam tahun ini djuga. Disamping itu Sumatera Selatan akan mendapat pula 25 lok-lok baru dan akan dipergunakan apabila pemasangan rel-rel telah selesai. Dalam rangka perbaikan berat lin Kertapati—Tandjang Enim, selama tahun 1957/1958 telah tiba 250 ton ril baru dari Amerika jang telah dipesan dari sedjumlah 15.000 ton. Perbaikan-perbaikan ketjil terus dilakukan dan seluruh projek diharapkan dapat selesai ditahun 1961.

PROJEK-PROJEK DAN BIAJA-BIAJA R.P.L.T. DARI D.K.A. Tabel 145.

(Rp. 1.000).

Projek 1956 1957 1958 1959 1960

Pembelian

loko-sasi Reali­sasi Otori­sasi Reali­sasi Otori­sasi Reali­sasi

Djembatan;   bangunan dan   lapangan,   memper­ baiki   djalan   k.a.   bag.   ta­ nah   dan   bag.   atas;   insta­ lasi   telegrap   dan   telepon; rehabilitasi   kereta   wagon, sinjal   dan   tanda   penga­ manan;   kapal­kapal   loko­ motip­lokomotip   dan   ba­ rang­barang   inpentaris   (ba­

ru sebagian dilaksanakan 26.835 22.225 25.018 22.076 58.023 11.095

(14)

1956 1957 1958

Otori­

sasi Reali­sasi Otori­sasi Reali­sasi Otori­sasi Reali­sasi Sumatera Selatan

Projek:   rumah­rumah dinas;   mendirikan   raills; memperluas   emplasemen; penggantian   ril   No.   3; memperbaiki   djalan   k.a. Kertapati­Tandjungenim; pembelian   kereta­kereta, sinjal   dan   tanda­tanda pengamanan;   barang­ba­ rang   inpentaris.   (baru

sebagian jang dilaksanakan) 11.108 8.444 21.680 32.083 32.101 6.300

Sumatera Barat

Projek­projek:   rumah­ rumah   dinas,   pembelian kereta­kereta,   lokomotip, barang­barang   inpentaris; perbaikan   djembatan­ djembatan,   sinjal   dan   tanda   pengamanan   (ter­

laksana sebagian) — — 10.419 14.907 9.805 183

Sumatera Utara

Projek­projek:   rumah­ rumah   dinas,   memperbai­ ki   tubuh   baan;   menggan­ ti   rel   10   dengan   rel   2; barang­barang   inpentaris; rehabilitasi   16   lok­lok; pesanan   10   buah   lokomo­ tip­lokomotip,   100   gero­ bag;   20   buah   kereta;   re­ habilitasi   553   gerobag   dan   61   kereta;   perbaikan djembatan­djembatan,   ba­ ngunan   dan   lapangan;   in­ stalasi   telegrap/telepon,   si­ njal­sinjal   dan   tanda­tan­ da   pengamanan;   pembeli­ an   rel­rel   dsb.   dalam   rangka   penggantian   rel   500   km   (baru   sebagian   di­

laksanakan) — — 400 177 150 —

37.943 30.669 57.517 69.243 100.07

9 17.578

Sumber: Djawatan kereta Api

(15)
(16)

Rolling stock D.K.A. pada achir tahun 1958 terdiri atas: 62 lok Diesel listrik; 13 lok listrik; 960 lok uap; 2.292 kereta penumpang, 20.628 kereta gerobak; 533 kereta begasi dan 59 kereta pengikut. Ini menundjukkan suatu perbaikan kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnja, tetapi mengingat kebutuhan lalu-lintas jang makin meningkat dengan pesat, keadaan rolling-stock D.K.A. pada waktu ini belum dapat mentjukupi kebutuhan.

Hasil-hasil keuangan D.K.A. belum seluruhnja dapat menutupi ongkos-ongkos eksploitasinja, meskipun tiap tahunnja terlibat suatu kemadjuan. Untuk tahun 1957 D.K.A. menderita kerugian sebesar Rp. 141 djuta dan perkiraan kerugian untuk tahun 1958 masih berada diatas Rp. 100 djuta. Sebagian dari kerugian tersebut memang diaki-batkan oleh faktor extern jang diluar kekuasaan D.K.A. umpamanja sabotage-sabotage gerombolan, bandjir, tanah longsor dan sebagainja.

Kesulitan-kesulitan.

Kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh D.K.A. terutama, ialah seretnja mendapatkan uang jang diperlukan. Umumnja realisasi dapat dilakukan sepenuhnja asal sadja otorisasi diberikan pada waktunja. Projek-projek jang belum terlaksana dalam tahun jang bersangkutan tetap dimasukkan dalam tahun berikutnja begitu djuga anggarannja. Dengan demikian anggaran-anggaran tahun-tahun jang terachir dari R.P.L.T. menundjukkan angka-angka jang lebih besar, karena merupakan anggaran-anggaran kumulatip dari anggaran tahun-tahun sebelumnja jang belum dilaksanakan.

F. DJAWATAN PFLABUHAN.

Isi Rentjana.

Biaja seluruhnja jang dibutuhkan berdjumlah Rp. 275 djuta, dimana Rp. 138 djuta berupa devisen.

Projek-projek dalam rentjana ini dibagi dalam empat golongan: I. Pembangunan pelabuhan berdasarkan kontrak Perantjis, jakni

untuk pelabuhan-pelabuhan Tandjung-Priok, Belawan, Pon-tianak Balikpapan, biaja tersedia Rp. 175 djuta.

II. Pembelian alat-alat pengeruk, biaja Rp. 20 djuta.

III. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan I.B.W., biaja Rp. 25 djuta. IV. Pembangunan pelabuhan ketjil diluar Djawa, (ICW) dengan

biaja Rp. 55 djuta.

(17)

Pelaksanaan.

Pembangunan beberapa pelabuhan besar seperti Tandjung Priok, Balikpapan, Belawan, Semarang dan Pontianak jang pelaksanaannja pada tahun 1956 telah diserahkan kepada sebuah perusahaan Peran-tjis "Citra" sedang dilaksanakan dengan giat dan diharapkan dapat selesai dalam tahun 1960.

Didalam taraf pertama telah dimulai dengan pembangunan 3 buah projek, jaitu projek-projek "A", "D" dan "E" serta penjelidikan tanah.

Projek "A": meliputi pembangunan pangkalan samudera dibirai barat dari pelabuhan ke-III di Tandjung Priok.

Sampai achir tahun 1958 telah dikerdjakan: penge-rukan, pemasangan pasir dan karang pondasi, pem-buatan blok beton untuk pangkalan.

Projek "D": meliputi perluasan pelabuhan luar di Tandjung Priok. Sampai achir tahun 1958, kurang lebih 25% dari seluruh pekerdjaan sudah selesai, jang antara lain me-liputi: pengerukan, pekerdjaan bambu, pekerdjaan karang, pengisian pasir, pekerdjaan batu dan seba-gainja.

Projek "E": meliputi pembangunan djembatan tambahan dipela-buhan Balikpapan. Pekerdjaan ini semendjak dimulai pada tahun 1956 berdjalan dengan lantjar dan pada permulaan tahun 1958 telah selesai sama sekali dan dibuka untuk lalu-lintas.

Penjelidikan tanah: telah dibuat 9 buah pemboran jang direntja-nakan untuk didirikan kade baru dipelabuhan Belawan. Dari 9 buah lobang tersebut jang 6 buah selesai pada tahun 1956 dan jang tiga buah lainnja dalam tahun 1957.

Selain di Belawan diadakan penjelidikan tanah pula di Semarang. Disamping pekerdjaan-pekerdjaan besar jang diselenggarakan oleh CITRA dan termasuk dalam rentjana 5 tahun pertama, masih ada pekerdjaan-pekerdjaan banjak dipelabuhan-pelabuhan lain, jang dibiajai dengan anggaran belandja biasa, antaranja: perbaikan-per-baikan pelabuhan-pelabuhan Sibolga, Tandjung Pinang, Makasar, Merak, Palembang, Djambi, Teluk Bajur, Tjilatjap, Bandjarmasin, Pontianak, Samarinda, Menado, Gorontalo, Palopo, Benoa, Ampe-nan, Ambon, Ternate dan lain-lain.

(18)

Oleh D.L.F. telah disetudjui pindjaman sebesar US $ .6 djuta untuk pembiajaan perbaikan beberapa pelabuhan ketjil. Perun-dingan akan segera dimulai dalam tahun 1959.

Pelabuhan Kalianda di Lampung Selatan jang semendjak perang dunia II terpaksa ditutup karena keadaannja jang rusak, telah diperbaiki dan dibuka kembali pada permulaan tahun 1958. Djuga pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara jang sangat penting artinja bagi pengeluaran hasil dari daerah pedalaman telah selesai dibangun pada tahun 1958.

Djumlah anggaran, otorisasi dan realisasi dari projek-projek Ren-tjana Lima Tahun Pelabuhan dapat dilihat pada tabel 147 dan 148.

Kesulitan-kesulitan.

Prosedur mengotorisasikan jang sampai sekarang membutuhkan duakali tanda-tangan Inspektur Keuangan sangat menghambat pe-kerdjaan. Agar pembangunan dinas modal tidak terbengkalai, maka diusulkan supaja virement dari pengeluaran modal dapat diper-bolehkan lagi.

Untuk mentjegah kelambatan pembangunan, terutama dipelabuh-an-pelabuhan ketjil I.C.W. dan kelambatan rehabilitasi armada pengeruk karena diadakannja platfondering, dan mengingat bahwa tiap-tiap tahun seluruh pelabuhan menghasilkan suatu kelebihan exploitasi sebesar ± 80 djuta rupiah, maka diusulkan supaja seba-gian dari overschot ini dapat ditanam kembali agar pelabuhan-pela-buhan tersebut dapat mengikuti perkembangan perekonomian & perdagangan.

(19)

ANGGARAN OTORISASI DAN REALISASI.

(20)

ANGGARAN OTORISASI DAN REALISASI

Tabel 147.

Tempat dan matjam Pembangunan

B i a j a ( d a l a m r i b u a n R u p i a h )

1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8

Anggaran Otorisasi Realisasi Anggaran Otorisasi Realisasi Anggaran Otorisasi Realisasi

PELABUHAN I.C.W.:

I.

Atjeh: Perbaikan tembok tepi laut Ulee Lhee; perbaikan berat pelabuhan Sabang; perbaikan djembatan pendarat + dam Tjalang; pendirian kantor dan gedung pelabuhan

Sinabang; pembangunan djembatan pendarat Lho Semewa. — — — 1.106 1.171 299 295 1.901 400

II.

Sumatera Timur: Perbaikan berat pelabuhan Asahan — — — 145 — — 145 132 —

III.

Sumatera Tengah/Riau: Perbaikan djembatan pendarat Tandjung Pinang; perluasan pelabuhan Pakan Baru; pem-bangunan djembatan pendarat Bagan Siapi-api; pembelian

tanah untuk Dumai. — — — 1.584 1.337 821 2.149 3201 2.116

IV.

Djambi: Pendirian Gudang besi. — — — 460 460 330 100 300 —

V.

Sumatera Selatan: Pembaharuan djembatan pendarat Tan-djung Pandan; memagar kompleks pelabuhan Kroe;

pem-bangunan djembatan tambatan Pandjang. — — — — 231 119 2.000 2.225 —

VI.

Djawa Barat: Perluasan pelabuhan Merak. — — — 3.000 3.000 2.915 2.000 2.855 1.768

VII.

Nusa Tenggara: Perbaikan djembatan tambatan Bima, Gilimanuk; pendirian gudang di Tenan; perbaikan berat djembatan pendarat Ampenan; pembangunan djembatan pendarat Lembar; pembelian tanah + perbaikan pela-buhan

Benoa. — — — 720 320 126 1.000 956 —

VIII.

Kalimantan Timur: Pembangunan djembatan tambatan dan gudang Balikpapan perbaikan djembatan tambatan Tarakan.

7.809 7.809 7.599 8.172 8.172 8.153 2.750 2.019 1.139

IX.

Kalimantan Barat: Pembelian tanah seluas 13.500 M² buhan Ternate dan Tidore; pembangunan djembatan penda-rat perahu, tiang penambat dan djembatan pendapenda-rat beton Ternate; perbaikan berat djembatan tambatan pelbagai

pe-labuhan; perluasan pelabuhan Ambon. 300 350 349 1.565 1.171 871 1.700 1.526 620

D j u m l a h k e se l u r u h a n : 8.109 8.159 7.948 19.122 15.082 15.851 13.139 15.315 6.043

DINAS PENGERUKAN:

Pembelian kapal-kapal keruk, kapal penarik, tongkang minjak dan air, tongkang lumpur untuk pelabuhan-pelabuhan Tandjung

(21)

Sumber: Djawatan Pelabuhan

(22)

PELABUHAN : I.B.W.

Tabel 148

Tempat dan Projek

B i a j a ( d a l a m r i b u a n R u p i a h )

1 9 5 6 1 9 5 7 1 9 5 8

Anggaran Otorisasi Realisasi Anggaran Otorisasi Realisasi Anggaran Otorisasi Realisasi

Makasar : pembaharuan djembatan pendarat Hatta dan

pembuatan pelabuhan perahu. 12.400 12.400 6.050 8.976 8.475 6.087 4.025 4.025 2.533

Telukbajur : menjambung gudang IV serta memperbaiki

lantai pangkalan. — — — — — — 100 100 —

Belawan : pemindahan penduduk untuk keperluan labuhan baru; pembuatan sebuah tempat pe-nampungan air rendah; pembuatan instalasi pompa air; perluasan dan pembangunan

pe-labuhan Belawan. — — — 2.140 1.500 — 1.585 1.399 22

Semarang : pembaharuan djembatan tambatan. 300 300 53 200 200 199 86 300 —

Tg. Priuk : pembangunan pangkalan Samudra (pelabuh-an III) d(pelabuh-an perluas(pelabuh-an pelabuh(pelabuh-an luar T(pelabuh-an-

Tan-djung Ppriuk; pembangunan 16 rumah-rumah. 44.890 22.786 23.114 50.574 54.520 26.332 65.249 55.771 22.056

Surabaja : mengganti gudang kaju, gudang Ocean dan pembangunan gudang dipangkalan Djambrut

Barat. 2.500 2.300 1.515 4.500 4.500 1.537 1.950 1.850 309

Palembang : memperpandjang djembatan pendarat dan

mendirikan los bertingkat. — — — — — — — 8.000 5.000

D JU M L A H : 60.090 37.786 30.723 66.390 69.195 34.155 72.945 71.145 29.920

*) Angka² realisasi tahun 1958 kira² hanja meliputi pertengahan tahun. Sumber: Djawatan Pelabuhan.

(23)

G. PELAJARAN.

Isi Rentjana.

Dalam R.P.L.T. direntjanakan bahwa dalam waktu 10 tahun, pelajaran interinsuler di Indonesia harus sudah dapat dioper selu-ruhnja dari K.P.M. oleh Pelajaran Nasional. Penambahan tonnase Pelajaran Nasional sebesar 150.000 BRT akan dilakukan berangsur-angsur dan diharapkan terpenuhi dalam tahun 1965.

Sewaktu R.P.L.T. dibuat maka soal-soal pelajaran masih berada ditangan Kementerian Perhubungan. Dengan terbentuknja Kabinet Karya, maka telah berdiri Kementerian Pelajaran dan dengan sen-dirinja persoalan-persoalan pelajaran mendjadi tanggung djawab Kementerian Pelajaran.

Akibat pertikaian Pemerintah Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, maka armada K.Y.M. jang pada achir tahun 1957 terdiri atas 72 buah kapal barang dengan tonnase 116.000 BRT dan 26 kapal penumpang dengan tonnase 78.000 BRT, sedjak 6 Desember 1957 tidak lagi menjelenggarakan pelajaran antar-pulau. Pelni dan perusahaan-perusahaan perkapalan Nasional lainnja, masing-masing terdiri dari 37 buah kapal dengan tonnase 37.000 BRT dan 33 buah kapal dengan tonnase, 39.000 BRT mengisi lowongan jang diakibat-kan oleh pemberhentian pelajaran K.P.M. tersebut. Sudah barang tentu tidak seluruh kekurangan dapat diisi oleh Pelni dan Maska-pai-maskapai nasional lainnja, karma armada K.P.M. waktu itu merupakan ± 70% dari tonnase pelajaran interinsuler seluruhnja.

Untuk mengatasi kesulitan ini Pemerintah mengambil tindakan-tindakan mencharter kapal-kapal dari pelbagai negeri; memberi dispensasi kepada pelajaran-pelajaran Samudera asing untuk me-njelenggarakan cabotage dan pembelian kapal-kapal dari luar negeri. Antaranja telah tiba di Indonesia pada tahun 1958 10 kapal dari Rusia dengan djumlah tonnase ± 23.000 BRT.

Djumlah-djumlah jang telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk pembelian dan pembuatan kapal-kapal, dapat dilihat pada daftar berikutnja.

Sebelum kapal-kapal K.P.M. ditarik dari perairan kita, telah dicharter untuk P.T. Pelni dan Perusahaan Pelajaran Nasional lain dengan ukuran ± 70.000 DWT. Sesudah kapal-kapal K.P.M. hilang dari pelajaran pada achir tahun 1957, maka untuk mempertjepat pengisian kekosongan, Kementerian Pelajaran telah mencharter kapal-kapal dengan ukuran ± 44.000 DWT untuk Pelni.

(24)

Kapal-kapal jang telah dipesan dan dalam tingkat pembikinan oleh Kementerian Pelajaran dalam tahun 1957 adalah sebagai berikut:

6 kapal penumpang/muatan á ± 1.020 DWT di Nederland. 2 kapal penumpang/chewan á ± 2.300 DWT di Djerman Barat. 1 kapal penumpang/muatan á 2.200 DWT di Finlandia. 4 kapal penumpang/muatan á 940 DWT di Italia. 6 kapal penumpang/muatan á 360 DWT di Indonesia.

Pada achir tahun 1958 keadaan potensi armada perkapalan nasio-nal jang dipergunakan dalam hubungan antara pulau di Indonesia adalah seperti tabel dibawah ini.

KEADAAN PERKAPALAN DI INDONESIA. Tabel 149.

Achir 1957 Achir 1958 Djumlah

kapal DjumlahB.R.T. DjumlahB.R.T. Djumlahkapal

a) Nasional: Milik 33 39.916 33 39.916

Sewa 10 7 990 21 46.688

b) K.P.M. 72 *) 116.089 — —

c) Pelni : Milik 37 35.781 47 50.827

Sewa 11 44.830 11 46.260

Djumlah a+ b+ c :... 163 344.606 112 183.691

Sumber: Kementerian Pelajaran, Biro Pusat Statistik.

Dari daftar ini dapat dilihat bahwa pada achir tahun 1958, telah kurang lebih 40% dari kekurangan tonnase kapal jang disebabkan oleh karena perginja K.P.M. dari Indonesia, sudah dapat dipenuhi baik oleh perkapalan Nasional partikulir maupun Pelni.

Berhubung keadaan jang memaksa, memang rentjana lima tahun pelajaran dipertjepat pelaksanaannja dari pada apa jang direntjana-semula.

Sementara itu pembelian kapal-kapal dari Djepang dalam rangka pampasan perang tetap mendapat prioritet tertinggi.

*) Tidak termasuk kapal penumpang sebanjak 26 buah dengan tonase ± 78.000 B.R.T.

(25)

Antaranja jang telah dipesan dalam tahun 1958 dan sedang dalam tingkat pembuatan adalah:

9 kapal penumpang/barang á ± 2.500 DWT di Djepang. 1 kapal penumpang/barang á 2.700 DWT di Djepang. 3 kapal penumpang/barang/hewan á 2.300 DWT di Djerman. 11 kapal penumpang/barang á 950 DWT di Polandia.

7 kapal penumpang/barang á 2.300 DWT di Polandia. 4 kapal penumpang/barang á 4.350 DWT di Polandia. 2 kapal penumpang/barang á 10.300 DWT di Polandia. 2 kapal penumpang/barang á 1.950 DWT di Italia. 2 kapal penumpang/barang á 2.650 DWT di Italia. H. DJALAN-DJALAN.

Karena sangat terbatasnja dana jang tersedia dan meningkatnja upah dan harga jang terus menerus, maka dalam tiga tahun per-tama (1956, 1957 dan 1958) ini pekerdjaan-pekerdjaan jang telah dan sedang diselenggarakan terutama bersifat rehabilitasi.

Modernisasi, hanja dapat dikerdjakan dibeberapa tempat, seperti djuga pembikinan djalan baru jang merupakan penjambung djalan satu kedjalan lain (outbrekende schakels).

Guna pembikinan djalan-djalan jang besar-besar baru dan modern, telah diusahakan dan didapat pindjaman-pindjaman luar negeri, untuk pulau Sumatera dari Amerika (ICA) dan untuk pulau Kali-mantan dari Rusia. Pembiajaan pekerdjaan-pekerdjaan ini terletak diluar Rentjana Pembangunan Lima Tahun ini.

Prioritet diberikan pada djalan-djalan raja jang mendjadi hu-bungan antar Propinsi dan pada djalan-djalan jang menghubungkan tempat-tempat produsen dengan tempat-tempat konsumen, antara mana mendapat perhatian chusus djalan-djalan jang diperlukan untuk pengangkutan hasil bumi/bahan makanan (P.M.H.B.).

Pelaksanaan.

Didalam 3 tahun pertama, untuk rehabilitasi, modernisasi dan untuk djalan perekonomian istimewa, telah dikeluarkan biaja seba-gai berikut:

Tahun 1956 sebesar Rp. 67.614.000,—. Tahun 1957 sebesar Rp. 110.578.000,—. Tahun 1958 sebesar Rp. 160.451.000,—. Djumlah seluruhnja Rp. 388.643.000,—.

(26)

Mengenai penjelesaian pekerdjaan-pekerdjaan jang telah dimulai 1955 dan sebelumnja, jang telah dikeluarkan untuk masing-masing Swatantra tingkat I dalam masing-masing tahun adalah sebagai berikut:

1956 ... Rp. 36.044.000,— 1957 ... ,, 14.640.000,—

1958 ……….………. ,, 19.110.000,— Djumlah pengeluaran untuk

pekerdjaan landjutan Rp. 69.800.000,—

Untuk pekerdjaan-pekerdjaan landjutan dan pekerdjaan jang dimulai pelaksanaan 1956, 1957, 1958, telah dipergunakan modal:

a. untuk pekerdjaan jang dimulai tahun 1956

dan sesudahnja ... Rp. 388.643.000,— b. untuk penjelesaian pekerdjaan-pekerdjaan

jang dimulai tahun 1955 atau sebelumnja . . „ 69.802.000,—

Djumlah modal seluruhnja jang dikeluarkan ... Rp. 458.445.000,—

Djumlah jang dalam rentjana 5 tahun, disediakan untuk djalan Negara adalah sebesar Rp. 225 djuta.

Djadi dapat ditarik kesimpulan, jang disediakan Rp. 225 djuta, jang telah diotorisir untuk pekerdjaan-pekerdjaan jang dimulai tahun 1956 sudah sebesar Rp. 338.643.000,— maka oleh Pemerintah telah diberikan biaja tambahan.

Perlu ditjatat disini, bahwa djumlah-djumlah otorisasi-otorisasi pengeluaran jang termaksud diatas belum merupakan djumlah pe-ngeluaran jang sebenarnja, sebab meskipun angka-angka pekerdjaan overloop (dari 1956 ke 1957, dari 1957 ke 1958) telah diperhitung-kan (dikurangdiperhitung-kan) adiperhitung-kan tetapi djumlah-djumlah itu, belum dapat didasarkan pula atas pengeluaran-pengeluaran menurut perhitungan-penutup (cindverantwoording) pekerdjaan-pekerdjaan jang telah selesai, sehingga sisa-sisa jang bersangkutan belum dapat diperhitung-kan pula. Disamping itu dari pekerdjaan-pekerdjaan tahun 1958 ini, keterangan-keterangan mengenai pengeluaran-pengeluaran jang sebenarnja masih belum lengkap sama sekali, sebab pekerdjaan-pekerdjaan itu masih dalam penjelenggaraan.

Buton.

Mengenai pengambilan Buton-asphal di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara) dapat ditjatat bahwa dalam tahun 1956, 1957, 1958 telah ditjapai produksi masing-masing 9.000 ton, 14.000 ton dan 20.000 ton, termasuk 8.000 ton batu petjahan sebesar kapal.

(27)

Oleh karena alat-alat pengangkut baru jang dipesan dalam tahun 1957 (antara lain 2 diesel-locomotief) baru diterima dalam tahun 1958, sedangkan alat-alat pengangkut lama sudah tua dan sering-sering rusak, maka batu petjahan dalam 1958 tidak dapat diangkut seluruhnja dari Kabungka ke Banabungi untuk dibikin gruis.

Untuk Rentjana Eksploitasi dari tahun 1956/1958, disediakan Rp. 150.djuta, dan dari 1956 sampai dengan 1958 telah diotorisasi untuk pembelian Road Equipment (R.E.) sebesar Rp. 68.887.000,—.

Daftar ini masih perlu diperlengkap oleh bagian Keuangan Ke-menterian P.U.T., dan kemudian KeKe-menterian Dalam Negeri djuga melakukan pembelian R.E.

T j a t a t a n: Untuk Road Equipment dan Rentjana Eksploitasi Buton selama tiga tahun ini telah diotorisir:

1956 ... Rp. 18.609.000,— 1957 ... „ 66.979.000,— 1958 ... „ 50.500.000,—

Djumlah ...Rp. 136.088.000,—. J. DJEMBATAN.

Palau Sumatera disediakan Rp. 39.000.000,—.

1956 dikeluarkan Rp. 5.042.000 untuk 106 buah objek djembatan. 1957 dikeluarkan Rp. 14.124.000 untuk 72 buah objek djembatan. 1958 dikeluarkan Rp. 23.758.000 untuk ± 49 buah objek djembatan.

Untuk pekerdjaan landjutan dan rentjana 5 tahun djembatan maka dalam 3 tahun tersebut telah dikeluarkan Rp. 42.925.000,— dengan djumlah objek 152 buah.

Objek ini sebagian besar mengenai perbaikan berat pada djemb-batan-djembatan jang telah ada, atau karena terlampau tua atau sempit harus disesuaikan dengan keadaan lalu lintas modern, seba-gian lagi mengenai perbaikan baru dari djembatan-djembatan jang rusak diantaranja:

1. Djembatan didjalan antara Bireuen—Takengon.

(Pekerdjaan dimulai tahun 1955, 1956; telah dipesan bahan-bahan besi, 1957 dan tahun 1958 diselenggarakan, tahun 1959 sebagian besar dapat diselesaikan).

Sampai 1958 telah dikeluarkan biaja Rp. 5.000.000,—. 2. Djembatan Batangtoru (Tapanuli).

Pesanan rangka-besi dilakukan pada achir tahun 1957 sampai dengan tahun 1958 telah dikeluarkan biaja Rp. 3.100.000,—; diha-rapkan rangka besinja selesai tahun 1959.

(28)

3. Djembatan S. Lopan (Sumatera Timur).

Persiapan diadakan tahun 1957, pesanan rangka besi 1958, diha-rapkan rangka besi selesai 1959, sampai dengan tahun 1958 dioto-risir Rp.1.500.000,—.

4. Djembatan A Serulla dan A Sibontar (Tapanuli).

Keduanja dimulai 1956 dan telah selesai tahun 1957 dengan biaja masing-masing Rp. 344.000,— dan Rp. 730.000,—.

5. Djembatan S. Ogan di Baturadja, Way Tahiti dan Way Giham. Pekerdjaan rehabilitasi djembatan tersebut dimulai dalam tahun 1957 dan diharapkan selesai dalam tahun 1959 sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir Rp. 7.600.000,—.

Djembatan: Musi(Palembang).

Untuk projek djembatan ini telah diadakan kontrak dan survey telah diadakan oleh Rhein-Ruhr, Ingenieur Büro G.m.b.h. Dortmund, di Djerman Barat. Laporan diharapkan selesai tahun 1959.

Sebagai pembiajaan persiapan tahun 1957 dikeluarkan Rp. 3 djuta dan dalam tahun 1958 telah dikeluarkan Rp. 10.900.000,— dalam djumlah mana termasuk honorarium pembuatan survey jang ditaksir akan memakan biaja ± 5% dari harga taksiran dari D.M. 32.000.000 atau D.M. 1.600.000.

Kalimantan: Disediakan Rp. 23.000.000,—.

1957 dikeluarkan Rp. 5.254.000,— untuk 43 buah objek djembatan. 1958 dikeluarkan Bp. 8.334.000,—untuk 21 buah objek djembatan. Untuk pekerdjaan dalam 3 tahun telah dikeluarkan Rp. 14.174.000 dengan djumlah objek 117 buah.

Diantaranja:

1. DjembatanS. Hanjar dan S. Tabalong (Kalimantan Selatan). Berhubung runtuhnja djembatan tersebut jang dibuat dari kaju, maka dipasang djembatan Bayhy, pekerdjaan dimulai 1957 dan dapat selesai 1957, biaja Rp. 395.000,—.

2. DjembatanS. Tuan (Kalimantan Selatan).

Dalam tahun 1957 telah dipersiapkan pesanan bahan-bahan besi jang onderdeelnja telah dikeluarkan 1958.

Diharapkan bahan-bahan heel selesai tahun 1959 dan seluruh djembatan dapat dibuka untuk lalu-lintas tahun 1960, sampai dengan tahun 1958, telah diotorisir Rp. 947.000,—.

(29)

3. Djembatan Pasar-Lama (Kota Bandjarmasin).

Dalam tahun 1957, dimulai dengan biaja subsidi Rp. 500.000,—. Tahun 1958 pekerdjaan seluruhnja oleh Kementerian P.U.T. Diha-rapkan pekerdjaan selesai achir tahun 1959 sampai awal tahun 1960.

Sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir Rp. 500.000,— + Rp. 2.000.000,—.

Djembatan S. Sekajam (Kalimantan Barat).

Tahun 1957, pesanan rangka besi, dan baru dapat datang dalam tahun 1959. Pembangunan onderbouwnja akan dimulai dalam tahun 1959. Sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir Rp. 2.750.000,—.

Djembatan S. Engkajas dan S. Entake (Kalimantan Barat).

Persiapan dimulai tahun 1956 dengan pemesanan bahan-bahan besinja: karena beberapa kesulitan teknik, djembatan ini akan baru dapat selesai 1959. Sampai dengan tahun 1958 telah dikeluarkan masing-masing Rp. 406.000,— dan Rp. 687.000,—.

Sulawesi: Disediakan Rp. 4.000.000,—.

1956 dikeluarkan Rp. 304.000,— untuk 36 buah objek. 1957 dikeluarkan Rp. 2.088.000,— untuk 42 buah objek. 1958 dikeluarkan Rp. 5.275.000,— untuk ± 15 buah objek. Dengan pekerdjaan landjutan dan pekerdjaan baru ini selama 3 tahun telah dikeluarkan Rp. 7.667.000,— dengan djumlah objek 47 buah.

1956 dikeluarkan Rp. 304.000,— untuk 36 buah objek. Diantaranja:

Djembatan Kairagi (Sulawesi Utara).

Direntjanakan mulai tahun 1958, karena keadaan tertunda. Djembatan Bottol (Sulawesi Selatan).

Persiapan telah dimulai 1957, karena kesukaran tehnis, hanja toegangswegennja dapat diselenggarakan sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir Rp. 3.000.000,—.

Nusa Tenggara: Disediakan Rp. 2.000.000,—.

1956 dikeluarkan Rp. 341.000,— untuk 7 buah objek. 1957 dikeluarkan Rp. 174.000,— untuk 1 buah objek. 1958 dikeluarkan Rp. 1.400.000,— untuk 2 buah objek. Dalam 3 tahun ternjata dikeluarkan Rp. 1.915.000,—. Disamping itu telah dilaksanakan:

Djembatan Otan (Bali).

Pelaksanaan dimulai tahun 1958 akan selesai 1959.

Sampai dengan tahun 1958 telah dikeluarkan Rp. 1.000.000,—.

(30)

Djembatan Brangrhoo (Pulau Sumbawa).

Djembatan ini adalah objek otonom. Mulai tahun 1958 pemba-ngunannja dioper oleh Kementerian P.U.T.

Sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir Rp. 2.200.000,— pem-belian bahan-bahan besi belum dapat dilaksanakan.

Djawa: Disediakan Rp. 12.500.000,—.

1956 dikeluarkan Rp. 2.150.000,— untuk 6 buah objek. 1957 dikeluarkan Rp. 1.809.000,— untuk 13 buah objek. 1958 dikeluarkan Rp. 6.958.000,— untuk 28 buah objek.

Dalam 3 tahun dengan tambahan pengeluaran untuk pekerdjaan-pekerdjaan landjutan, telah dikeluarkan Rp. 10.915.000,— dengan djumlah objek 29 buah.

Djembatan: Tjihea (Djawa Barat).

Mulai 1957, akan selesai achir tahun 1958 biaja Rp. 344.000,—. Djembatan: Tjimalaja (Djawa Barat).

Mulai 1957, akan selesai achir tahun 1958, biaja Rp. 420.000,—. Djembatan: Gedog (Djawa Barat).

Mulai 1956 dan selesai 1957 biaja Rp. 1.360.000,—.

Djembatan: Tjisanggarang, Kantji dan Sentul (Djawa Barat). Mulai 1958, akan selesai achir 1959.

Sampai dengan tahun 1958 telah diotorisir lip. 230.000,— + Rp. 478.000,— + Rp. 486.000,— = Rp. 1.194.000,—.

Kali Tjomal (Djawa Tengah).

Desember 1958, diadakan kontrak dengan Biro A.I.A. diharapkan selesai achir 1959 Kau permulaan 1960 sampai dengan 1958, telah diotorisir Rp. 2.100.000,—.

Djembatan: Kedung Blobo (Djawa Tengah).

Mulai 1958, selesai achir 1959 telah diotorisir Rp. 200.000,—. Djembatan: Kelatakai (Djawa Timur).

Mulai 1957, selesai achir 1958, biaja lip. 920.000,—. Jogjakarta: Disediakan Rp.2.400.000,

1956 dikeluarkan Rp. 249.000,—. 1957 dikeluarkan Rp. 800.000,—. 1958 dikeluarkan Rp. 2.000.000,—.

Ternjata dalam 3 tahun dikeluarkan Rp. 3.049.000,— untuk 3 objek perbaikan, 1 objek pembaharuan djembatan Gondolaju. Persiapan Gondolaju dimulai 1956 dan telah selesai Desember 1958, biajaselurubnja Rp. 3.000.000,—.

(31)

Pelabuhan.

Hasil eksploitasi Djawatan Pelabuhan baik untuk pelabuhan-pelabuhan I.B.W. maupun I.C.W., selama periode laporan ini menundjukkan saldo keuntungan jang agak menetap. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah.

HASIL EKSPLOITASI PELABUHAN-PELABUHAN (dalam ribuan rupiah).

Pelabuhan 1953 1954 1955 1956 1957 1958*)

I.B.W. I.C.W.

131.316 19.583

130.230 23.463

144.941 19.774

143.594 18.870

144.877 18.438

126.608 15.506

Sumber: Djawatan Pelabuhan.

*) Angka-angka sementara (belum lengkap) untuk tahun 1958.

Gambar

Tabel 141.Taksiran biaja
Tabel 142.
Tabel 146.
Tabel 147.Biaja (dalam ribuan Rupiah)
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap membantu dalam pembuatan makalah tersebut, misalnya atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka penulis mengucapkan

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA V KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN

[r]

Tata kelola Desa secara tegas juga menyaratkan hal itu, terlihat dari fungsi pokok Musyawarah Desa sebagai forum pembahasan tertinggi di desa bagi Kepala Desa

dikembangkan Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi sebanyak 2 siklus masing-masing siklus dilakukan 2 kali tindakan. Subyek penelitian

Teknik pengukuran afektif dapat dilakukan dengan berbagai ragam, yaitu: (1) skala bertingkat (rating scale; suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil

[r]

Dalam organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan telah dikembangkan budaya organisasi yang merupakan nilai-nilai luhur yang harus diyakini oleh setiap anggota organisasi