UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL PRAKTIK MESIN BUBUT MELALUI PERANCANGANWORK PREPARATIONSISWA KELAS XI
PEMESINAN SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Rahmad Yari Sudarsono, Danar Susilo Wijayanto, Nyenyep Sriwardani
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
E-mail: rahmadyari31@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this research is improving learning motivation and the result in practice learning at machining practice lesson of students at class XI M2 Vocational High School PGRI 1 Surakarta in academic year 2014/2015. The effort is applied design of work preparation by the students. This research is classroom action research. This research conducted on two cycles with four phases, includes: planning; doing; assessment; and reflection. The subject of this research is all of student class XI M2 Vocational High School PGRI 1 Surakarta in academic year 2014/2015 as many as 24 students. This research did by collaboration between researcher, teacher and students. The data of research were collected through observation, documentation, interview and test. The instrument validated with content, questionnaire and test validity, using expert judgment technique. Data analyzed by comparative descriptive analysis and critical analysis. The result show that the design of work preparation could improve the learning motivation and the result of lathe machine practice. In cycle I, the percentage attainment of student learning motivation is 71,8% and the average of the student practice record is 74,79 with the percentage of students to get score upper of minimum learning completeness criterion is 70,83%. In cycle II, the percentange attainment of student learning motivation is 85,14% with the average is 84,07 with the percentage of students to get score upper of minimum learning completeness criterion is 100%.
Keywords: Classroon Action Research, Learning Motivation, Work Preparation.
PENDAHULUAN
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan hasil belajar siswa. Motivasi belajar akan membuat siswa lebih aktif dan lebih bersemangat didalam belajar dan mendapatkan prestasi yang gemilang. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Hartono (2010) memaparkan bahwa
“motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari
luar”.
suatu pekerjaan praktik hanya dengan bertanya kepada guru tentang apa yang harus dilakukan dengan benda kerja. Hal itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga menyimpang jauh dari perkiraan waktu yang ditentukan. Siswa tidak menghitung dan memperkirakan sendiri langkah kerjanya serta ukuran yang hanya menurut perkiraan masing-masing. Gambar
job sheet yang telah disediakan oleh guru hanya ditempel di meja mesin. Dalam hal ini terjadi pada kelas XI M2 tahun pelajaran 2014/2015. Selain itu masalah yang ada di kelas tersebut adalah pada saat praktik berlangsung motivasi belajar siswa masih rendah.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran praktik Pemesinan. Strategi atau cara penyampaian materi tersebut diharapkan siswa mendapatkan nilai rata-rata mata pelajaran Pemesinan yaitu 75 atau lebih dari KKM (Sumber : SMK PGRI 1 Surakarta, 2014).
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode yaitu perancangan work preparation
pada praktik mesin bubut dalam meningkatkan motivasi dan hasil praktik dengan menuliskan langkah kerja dan
menghitung estimasi waktu pengerjaan. Metode pembelajaran ini dipilih dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk terbiasa mendiskusikan, menghitung dan menemukan langkah kerja yang berkaitan dengan jenis tugas praktik. Dengan metode ini siswa diharapkan lebih aktif dalam memecahkan permasalahan, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan ataupun sikap.
Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari :
a. Belajar Teoretis b. Belajar Teknis
c. Belajar Bermasyarakat d. Belajar Estetis
2. Sekolah Menengah Kejuruan
Sangatlah jelas bahwa orientasi pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan kebutuhan akan tenaga kerja. Keberhasilan pendidikan kejuruan terlihat dari jumlah lulusannya yang diserap atau bekerja di dunia industri sesuai dengan bidangnya. Pendidikan kejuruan merupakan sistem pendidikan yang bertujuan membimbing siswa agar menjadi orang yang mampu berfikir mandiri serta mampu mengambil keputusan, menjadi orang yang berbudi dan berperasaan, memiliki harga diri dan mencintai profesi, berjiwa sosial juga memiliki pandangan bebas dan demokratis mengenai negara dan menjunjung tinggi moral dan agama. 3. Praktik Membubut
Proses membubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Fungsi mesin ini adalah untuk mengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan jalan menyayat benda kerja yang berputar dengan pahat.
4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi
Keberhasilan siswa salah satunya dipengaruhi oleh motivasi siswa terhadap pelajaran itu sendiri. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa perlu adanya usaha-usaha yang
direncanakan, sehingga siswa tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkan oleh pengajar maupun kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan.
Hal senada diungkapkan oleh Ngalim Purwanto M (1990), yakni,
“Motivasi adalah pendorong, suatu
usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.”
b. Jenis Motivasi
Berdasarkan sumbernya, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Motivasi Intrinsik, apabila sumbernya datang dari siswa yang bersangkutan.
2) Motivasi Ekstrinsik, apabila sumbernya adalah lingkungan luar diri siswa tersebut.
c. Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut:
1.) Teori Dorongan (drive teories) 2.) Teori Insentif
3.) Teori Motivasi Berprestasi
membimbing para siswanya. Guru memiliki peran untuk memberikan motivasi belajar kepada para siswa supaya memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Strategi seorang guru agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah :
a) Setiap subjek yang diajarkan perlu dibuat menarik.
b) Menerapkan teknik-teknik modifikasi tingkah laku untuk membantu bekerja keras.
c) Siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
d) Guru harus tahu tentang karakteristik siswa dan keadaan sosial ekonomi orang tuanya. e) Menumbuhkan rasa percaya diri
pada para siswa. 5. Lembar Kerja Praktik
Ada dua jenis lembar kerja (job sheet) yang digunakan dalam pembelajaran praktik yaitu: pekerjaan produksi (production job) dan pekerjaan kombinasi (combining exercises and production jobs). Jika akan menggunakan pekerjaan produksi maka, isi dan jenis pekerjaan yang akan digunakan harus dianalisis secara detail, dipilih dan disesuaikan dengan tujuan. Jumlahnya harus dipertimbangkan secara detail berapa yang harus dikuasai siswa, seberapa jauh kemampuan siswa untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika akan memakai pekerjaan kombinasi maka harus ditentukan juga isi, jenis dan jumlahnya, berapa jumlah pekerjaan pokok (job kompetensi) dan berapa jumlah pekerjaan produksi.
6. Work Preparation
Work sheet adalah form yang harus diisi oleh siswa untuk mengerjakan praktikum yang berisi tentang prosedur dan petunjuk kerja secara detail agar melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Preparation berarti persiapan. Work preparationadalah form yang harus diisi oleh siswa sebagai persiapan untuk mengerjakan praktikum yang berisi tentang prosedur dan petunjuk kerja secara detail agar melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan empat cara, yaitu observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
Uji validitas instrumen menggunakan validitas konstruk. Variabel hasil belajar praktik dalam penelitian ini menggunakan teknik validitas isi (content validity). Untuk pengujian isi dari tes yang akan digunakan, peneliti menggunakan teknik konsultasi pada para ahli (expert judgment).
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif komparatif persentase.
Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
HASIL PENELITIAN Siklus I
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan Tindakan,
Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan dan Penilaian serta Refleksi.
Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap perencanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus 1 meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Menentukan alat bantu yang diperlukan selama pembelajaran praktik.
3) Membuat lembar quesioner sebagai lembar penilaian terhadap siswa.
4) Menyiapkan alat-alat penilaian yang diperlukan selama pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yaitu pelaksanaan tindakan pada tanggal 14 April 2015 dan pengambilan nilai serta quesioner pada tanggal 17 April 2015. Pertemuan pertama dilakukan selama 8 x 45 menit sesuai dengan skenario RPP. Pada pertemuan ke-2 dilaksanakan pengambilan nilai motivasi belajar dengan lembar quesioner.
Guru memberikan motivasi serta pengarahan tentang praktik pemesinan meliputi pengerjaan job sheet praktik pemesinan, keselamatan kerja, kebersihan ruang praktik dan pengarahan untuk selalu menjaga ketertiban selama praktik berlangsung.
Guru memberikan penjelasan tentang work preparation dan kemudian memberikan contoh cara pembuatan work
Penilaian
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
Perencanaan Penilaian
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
preparation. Setelah siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan work preparation, guru mengadakan evaluasi pembelajaran.
Tindakan siklus I
Berikut ini adalah hasil evaluasi siklus I dari praktik pemesinan kelas XI M2: 1) Motivasi Belajar Siswa
Pada siklus I, motivasi belajar pada mata pelajaran praktik pemesinan mempunyai rata-rata 71,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun sudah mengalami peningkatan, akan tetapi masih belum sesuai dengan target yang hendak dicapai yaitu sebesar 80%. Adapun penjelasan tentang motivasi belajar sebagai berikut:
Tabel 1. Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No. Indikator Ketercapaian Target
1. Ketekunan siswa dalam
mengerjakan tugas dari
guru
74,74% 80%
2. Memperhatikan selama
pembelajaran
74% 80%
3. Menunjukkan minat
selama pembelajaran
63,28% 80%
4. Tertarik dengan
kegiatan pembelajaran
72,22 % 80%
Rata-rata motivasi belajar
siswa
71,8%
2) Hasil Praktik Pemesinan Siswa
Hasil praktik pemesinan dapat diamati dari ketuntasan siswa. Pada siklus I dapat dilihat bahwa Persentase ketuntasan siswa sebesar 70,83%, yaitu
sebanyak 17 siswa telah tuntas. Sebanyak 7 siswa belum tuntas dengan nilai masih di bawah 75 (KKM SMK PGRI 1 Surakarta). Adapun rincian nilai hasil praktik siswa sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Praktik Pemesinan Siklus I
No. Interval
Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Kelas XI M2
Refleksi Tindakan Siklus I
Hasil analisis digunakan untuk merencanakan siklus selanjutnya apabila pada siklus I belum sesuai dengan target yang dicapai.
Setelah data dianalisis oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I hasil penelitian belum sesuai dengan target yang direncanakan oleh peneliti. Motivasi belajar siswa masih di bawah target dan masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam
praktik sehingga perlu dilaksanakan siklus II untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil praktik siswa.
Siklus II
Penerapan pembelajaran praktik mesin bubut menggunakan work preparation hampir sama dengan siklus II. Penerapan yang dilaksanakan sebagai berikut:
Perencanaan Siklus II
Perencanaan tindakan merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Menentukan alat bantu yang diperlukan selama pembelajaran praktik.
3) Membuat lembar quesioner sebagai lembar penilaian terhadap siswa.
4) Menyiapkan alat-alat penilaian yang diperlukan selama pembelajaran.
Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 05 Mei 2015 dan 19 Mei 2015. Pada tanggal 05 Mei 2015 dilaksanaan tindakan dan pada tanggal 19 Mei 2015 pengambilan nilai serta quesioner. Pertemuan pertama dilakukan selama 8 x 45 menit sesuai dengan skenario pada RPP.
Urutan dalam pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:
1) Guru memberikan motivasi agar selama proses pembelajaran praktik.
2) Guru memberikan pengarahan tentang praktik pemesinan meliputi pengerjaan
job sheet praktik pemesinan, keselamatan kerja, kebersihan ruang praktik dan pengarahan untuk selalu menjaga ketertiban selama praktik berlangsung. 3) Guru memberikan penjelasan tentang
work preparation dan memberikan contoh cara pembuatanwork preparation. 4) Guru mendampingi siswa dalam membuat work preparation bersama dengan peneliti. (Hal ini tidak dilakukan di Siklus I)
5) Guru bersama peneliti mendampingi siswa dalam mengerjakan pekerjaannya selama praktik pemesinan berlangsung, 6) Guru memberikan evaluasi siklus II
tentang praktik pemesinan dan soal evaluasi yang siswa kerjakan di depan ruang teori bengkel.
Tindakan Siklus II
Berikut ini adalah hasil evaluasi pada siklus II dari praktik pemesinan kelas XI M2:
1) Motivasi Belajar Siswa
Tabel 3. Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II No. Indikator Ketercapaian Target
1. Ketekunan siswa
dalam mengerjakan
tugas dari guru
84,38% 80%
2. Memperhatikan
selama pembelajaran
89,79% 80%
3. Menunjukkan minat
selama pembelajaran
83,33% 80%
4. Tertarik dengan
kegiatan
pembelajaran
85,42 % 80%
Rata-rata motivasi belajar
siswa
85,14%
2) Hasil Praktik Pemesinan Siswa
Hasil praktik pemesinan dapat diamati dari ketuntasan siswa. Dalam siklus II dapat dilihat bahwa Persentase ketuntasan siswa sebesar 100%, yaitu sebanyak 24 siswa telah tuntas dengan nilai rata-rata 84. Perancangan work preparation menunjukkan peningkatan pada hasil praktik pemesianan yaitu sebesar 29,17%. Adapun rincian nilai hasil praktik siswa pada tabel 4. berikut: Tabel 4. Hasil Praktik Pemesinan pada Siklus II
No Interval Frekuensi Keterangan
1 87 s/d 92 9 Tuntas
2 81 s/d 86 10 Tuntas
3 75 s/d 80 5 Tuntas
4 69 s/d 74 - Tidak Tuntas 5 63 s/d 68 - Tidak Tuntas
Jumlah Siswa 24 Refleksi Siklus II
Peneliti melakukan refleksi dari hasil yang telah dilaksanakan pada siklus II.
Setelah data pada siklus II didapat, peneliti kemudian melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Data pada siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XI M2 sebesar 85,14% dan nilai dari 24 siswa sudah memenuhi KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar dan hasil praktik siswa kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta telah memenuhi target dari penelitian.
PEMBAHASAN
Penggunaanwork preparation sheet
pada praktik pemesinan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil praktik siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana pada tiap siklus siswa membuat work preparation
sebelum praktik. Setiap siklus yang dilaksanakan mengalami peningkatan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Pada penelitian PTK ini sampai pelaksanaan pada siklus II sudah dapat mencapai target yang diharapkan. Pada penelitian ini, setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari dua indikator ketercapaian yaitu motivasi belajar dan hasil praktik siswa pada praktik pemesinan. Pembahasan motivasi belajar dan hasil praktik siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar Siswa
Perancangan work preparation
siswa kelas XI M2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan siklus I sebesar 71,8% dan pelaksanaan siklus II sebesar 85,14%. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 13,34% dan sudah mencapai target indikator yang telah dibuat yaitu sebesar 80%. Berikut table 5. yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI M2:
Tabel 5. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
No Aspek yang
dinilai Target Siklus I Siklus II
Peningkatan
80% 74,74% 84,38% 9,64%
2. Memperhatikan selama pembelajaran
80% 74% 89,79% 15,79%
3. Menunjukkan minat selama pembelajaran
80% 63,28% 83,33% 20,05%
4. Tertarik dengan kegiatan pembelajaran
80% 72,22 % 85,42 % 13,2%
Rata-rata 80% 71,8% 85,14% 13,34%
Gambar 3. Peningkatan Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 5. dan gambar 4. menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XI M2 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata peningkatan sebesar 13,34%. Pada pencapaian motivasi belajar, peningkatan paling rendah dari siswa yaitu ketekunan siswa dan peningkatan paling tinggi yaitu minat siswa dalam pembelajaran.
Ketekunan siswa pada siklus I memiliki skor paling tinggi yaitu 74,74% sedangkan pada siklus II mendapatkan skor 84,38% sehingga peningkatan hanya sebesar 9,64%. Pada saat melaksanakan siklus II, siswa tidak mengalami peningkatan yang terlalu besar dalam hal ketekunan.
Peningkatan-peningkatan pada indikator tersebut menunjukkan bahwa pembuatan work preparation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam praktik pemesinan kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.
2. Hasil Praktik Siswa
Pembuatan work preparation
ternyata dapat meningkatkan hasil praktik siswa kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan nilai praktik siswa selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. 0
Ketekunan Memperhatikan Minat Tertarik
Siklus I Siklus II
a. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I nilai yang diperoleh siswa kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta pada praktik belum mempunyai ketuntasan yaitu 80%. Siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM (75) sebanyak 7 siswa dengan persentase 70,83% ketuntasan siswa kelas XI M2. Nilai rata-rata kelas yang dapat dicapai hanya 74,79 dengan nilai terendah 64 dan nilai tertinggi 83. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I dinyatakan belum berhasil atau belum memenuhi ketuntasan dalam pembelajaran. Siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 70,83% dan yang dinyatakan belum tuntas sebesar 29,17%, sedangkan kriteria ketuntasan yang harus dicapai adalah 80%.
b. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II nilai yang diperoleh siswa kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta pada praktik pemesinan mengalami peningkatan dan dinyatakan telah berhasil atau memenuhi kriteria ketuntasan yaitu dengan persentase 80%. Seluruh siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 84 dengan nilai terendah 77 dan nilai tertinggi 90 (lebih dari KKM yaitu 75). Siswa yang dinyatakan lulus mempunyai persentase sebesar 100% dan yang
dinyatakan tidak lulus sebesar 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam siklus II hasil praktik siswa kelas XI M2 SMK PGRI 1 Surakarta dinyatakan tuntas.
Pada hasil praktik siswa terjadi peningkatan yaitu sebesar 29,17%. Peningkatan antara siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 6. berikut ini:
Tabel 6. Perbandingan Hasil Praktik Siswa Kelas XI M2 pada Siklus I dan Siklus II
No Interval
Nilai Siklus I Siklus II
Keterangan
1. 75 s/d 100 70,83% 100% Tuntas
2. 0 s/d 74 29,17% 0% Tidak Tuntas
SIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh suatu simpulan sebagai berikut: pelaksanaan pembelajaran dengan work preparation dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil praktik siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Adapun hasil motivasi belajar pada siklus I rata-rata persentase siswa sebesar 71,8% dan pada siklus II rata-rata persentase siswa sebesar 85,14%. Pada hasil belajar praktik pemesinan pada siklus I sebanyak 70,83% siswa memperoleh ketuntasan, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan siswa dapat mencapai 100%. Penerapan penggunaan work preparation ini lebih efektif jika disertai dengan pendampingan dari guru. Siswa menjadi lebih tekun dalam melaksanakan tugas, lebih memperhatikan dan lebih menunjukkan minat dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Fenni. 2005.Teknik Pengumpulan Data. Diperoleh pada tanggal 14 Januari 2015, dari http://fenni.staff.gunadarma.ac.id/Do wnloads/folder/0.1
Akbar, Ramli. 2014. The Effect of Learning Motivation on Student’s Productive
Competencies in Vocational High School, West Sumatra. Diperoleh pada tanggal 05 Februari 2015 dari : http://www.aessweb.com/journals/50 07
Hartono, Dwi Budi. 2010. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Mata Diklat Motor Otomotif dengan Menggunakan Media Simulasi Komputer pada Siswa Kelas X TKRA Semester 2 SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Indriawan, Tri Asep. 2013. Pengaruh Penggunaan Work Preparation Sheet dalam Meningkatkan Hasil Belajar Praktik Membubut pada Mata Diklat Praktik Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Diperoleh pada tanggal Januari 2015 http://eprints.uny.ac.id/10193/
Lee, I-Chao. 2010. The Effect of Learning Motivation, Total Quality Teaching and Peer-Assisted Learning on Study Achievement: Empirical Analysis from Vocational Universities or
Colleges’ Students in Taiwan.
Diperoleh pada tanggal 1 Desember
2015, dari
www.hraljournal.com/Page/7%20I-Chao%20Lee.pdf
Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Hasil Belajar.Surakarta: Pustaka Belajar. Suharsimi, Arikunto. 2006. Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukamto, Tuti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Pusat Antar Universitas Dirjend Dikti
Winkel, W.S.. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo