• Tidak ada hasil yang ditemukan

41 AKSELERASI PENYELESAIAN PROYEK AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "41 AKSELERASI PENYELESAIAN PROYEK AKHIR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

41

AKSELERASI PENYELESAIAN PROYEK AKHIR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY

MELALUI APLIKASI METODE KAWAKITA JIRO

Sigit Yatmono dan Zamtinah s_yatmono@yahoo.com Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract: This research aims to: help student accelerate the compiling final project report through implementation of Kawakita Jiro method; to know the effectiveness of Kawakita Jiro method; and to improve the quality of student’s final project in PSTE FT UNY. This research conducted through Class Action Research method using Kurt Lewin model. Data collected through questionnaire, observation, and investigation of relevant documentation. Population of this research is 42 students of Electrical Engineering Education department who are taking a course of Final Project, which was then taken as a whole the research samples. The data obtained are further analyzed using descriptive percentage. Results of research indicate that: students who follow the program consist of 3 classes: the 2004 as 6 students (18.18%), the 2005 is 19 students (57.57%) and the 2006 is 8 students (24.25%). Beyond of all participants only 5 students or 15.15%, which already has a final project title and supervisor, while most of the 28 students (84.85%) did not have a final project title and supervisor. Based on monitoring using Kawakita Jiro cards, the constraints faced by students in finishing final project are: a) most of students have no final project title when they take a final project course, or only 3 % of the participant of final project accelerating class; b) less intensive of guidance process; c) There is no special room for student to finish the final project in campus; d) No punishment for student who do not fulfill the agreement when they assign in final project class. Among 42 students who join the final project acceleration class, has stated that 8 students or 19% have passed the final project examination, while 2 students (5%) still in progress to conduct the final project examination; 24 students (57%) had collected final project proposal and until the end of research there were 8 students (19%) had not been collecting final project proposal.

Key words : final project acceleration ; Kawakita Jiro method

(2)

42 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

Tahun Akademik 1997/1998 bertujuan untuk menghasilkan tenaga profesional di bidang teknik elektro yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan teknik yang memadai, serta wawasan usaha mandiri untuk menciptakan lapangan kerja. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2002 PSTE bertekad bahwa muara dari semua upaya perbaikan PBM adalah peningkatan IP mahasiswa, pemendekan masa studi,dan pemendekan masa tunggu dalam mendapatkan pekerjaan.

Akan tetapi meraih prestasi belajar (indeks prestasi) yang tinggi bukanlah perkara yang mudah. Banyak hal yang perlu diupayakan untuk mencapai indeks prestasi yang tinggi, dan kenyataan di lapangan mengatakan banyak mahasiswa PSTE mempunyai indeks prestasi belajar yang rendah bahkan harus drop out atau mengambil jalan turun jenjang karena tidak mampu menyelesaikan studinya. Selain itu mahasiswa PSTE merupakan mahasiswa yang masa studinya paling lama dibandingkan dengan jurusan lain di FT seperti terlihat pada Grafik 1, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan, PSTE mengalami hambatan dalam meluluskan mahasiswanya.

Grafik 1. Perkembangan rata-rata IPK berdasarkan program studi (Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri Yogyakarta, 2004)

Sebagaimana terlihat pada Grafik 1, indeks prestasi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro (2,54 pada semester genap tahun 2003) adalah paling rendah jika dibandingkan dengan rata-rata indeks prestasi kumulatif mahasiswa dari jurusan lain (Elektronika 2,83; Mesin 2,78; Otomotif 2,99; Bangunan 2,62 dan PKK 2,96). Hal ini tentu sangat memprihatinkan terutama bagi kalangan pendidik di perguruan tinggi (dosen), karena tiap dosen tentu menginginkan mahasiswanya lulus mata kuliah yang diampunya dengan nilai yang memuaskan sebagai cerminan keberhasilan kerja dosen dalam mengajar mahasiswa.

Kenyataan lain menyatakan pula bahwa lama studi mahasiswa PSTE tergolong lama dibandingkan dengan lama studi mahasiswa jurusan lain, demikian pula dengan IPK rata-rata lulusan mahasiswa PSTE yang tergolong rendah dibandingkan dengan IPK rata-rata lulusan mahasiswa jurusan lain, sebagaimana terlihat pada Grafik 2 dan Grafik 3.

2 .6 9 2 .6 5 2 .5 4 2 .7

4 2.8

1 2 .8 3 2 .8

7 2.9

3 2 .7 8 2 .7 5 2 .5 9 2 .9 9 2 .7 2 2 .7 6 2 .6 2 2 .9

3 3.0

0 2 .9 6 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.80 2.90 3.00 3.10

Genap 2001 Genap 2002 Genap 2003

(3)

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek …. 43

Grafik 2 Lama studi mahasiswa berdasarkan program studi

(Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri Yogyakarta, 2004)

Grafik 3: IPK Rata-rata lulusan berdasarkan program studi

(Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri Yogyakarta, 2004)

Kenyataan di atas bertolak belakang dengan sumber daya mahasiswa yang dimiliki oleh PSTE, dimana mahasiswa PSTE merupakan mahasiswa dengan row input skor UMPTN yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jurusan lain di FT. Berdasarkan data yang mencerminkan nilai minus dari hasil prestasi belajar PSTE di atas, setelah dilakukan wawancara dan dialog dengan para mahasiswa, diperoleh keterangan bahwa yang menjadi sebab lambatnya penyelesaian studi para mahasiswa PSTE adalah terletak pada saat menempuh Mata Kuliah Proyek Akhir.

Mata Kuliah Proyek Akhir merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa PSTE. Mata kuliah ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan setiap mahasiswa PSTE untuk memperoleh gelar ahli madya. Data di

1 0

6

0

5 0

0 0 0 0 2 3 0 0 1

2 8

2 0 5 0

1 5 0 0 7 0 2 8 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0

3 .0 1 -3 .5 0 3 .5 1 - 4 .0 0 4 .0 1 - 4 . 5 0 4 .5 1 -5 .0 0 > 5 .0 0

L a m a S t u d i (T a h u n )

J u m la h L u lu s a n

E le k tr o E le k tr o n ik a M e s in B a n g u n a n P K K

2 .9 3 .0 3 2 .9 4 2 .8 8 2 .8 3 2 .8 2 3 .1

2 3.1

8 3 .1 4 2 .9 3 3 .0 5 3 .1 6 3 .2 3 .1 8 3 .2 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3

2001/2002 2002/2003 200/2004

T a h u n A ka d e m ik

(4)

44 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

atas menunjukkan bahwa rerata mahasiswa dalam menyelesaikan mata kuliah Proyek Akhir lebih dari 3 (tiga) semester, sehingga masa penyelesaian studinya lebih dari 8 (delapan) semester.

Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan mata kuliah Proyek Akhir adalah menemukan topik/ judul, penyusunan proposal, dan aktivitas dosen-mahasiswa selama proses pembimbingan (Istanto, 2002).

Berkaitan dengan pemecahan masalah tentang penyelesaian Proyek Akhir sebenarnya pihak dosen telah melakukan berbagai upaya, diantaranya melalui bimbingan terstruktur dan sudah memberikan hasil yang positif. Akan tetapi yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah bahwa meskipun telah melaksanakan berbagai upaya, namun ternyata target yang ditetapkan jurusan berkaitan dengan pemendekan masa studi dan peningkatan IP, secara siginifikan belum terpenuhi. Oleh sebab itu perlu dicarikan solusinya melalui berbagai metode untuk melengkapi metode yang pernah dilakukan.

Salah satu metode percepatan (akselerasi) penyelesaian Proyek Akhir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kawakita Jiro, yang menurut Nakamura, metode ini menduduki peringkat 2 dari 15 metode yang digunakan di Jepang pada tahun 1989 yang mampu menumbuhkan kreativitas namun tetap memprioritaskan sifat manusiawi, solidaritas dalam komunikasi kelompok, pemecahan masalah, dan sebagainya (http://www.triz-journal.com/achives/2001/02/e/).

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian dan Latar Belakang Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah semua mahasiswa PSTE jenjang Diploma III yang mengambil mata kuliah Proyek Akhir pada Tahun Akademik 2007/2008.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain/ model proses dalam bentuk putaran yang mengacu pada proses tindakan yang dideskripsikan oleh Kemmis & Mc Taggart, yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Jumlah siklus dilakukan berdasarkan atas perubahan yang terjadi sesuai dengan maksud penelitian yang ingin dicapai. Untuk dapat melihat kelemahan mahasiswa dalam penyusunan Proyek Akhir dilakukan observasi awal.

Model Tindakan

(5)

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek …. 45

Gambar 1: Implementasi MKJ Komulatif

Setelah menerapkan MKJ Komulatif, langkah selanjutnya adalah proses pembuatan proposal dengan kegiatan mencari Strategi menemukan sumber informasi untuk Proyek Akhir, Pelatihan penyusunan proposal Proyek Akhir, Strategi perencanaan, pembuatan, dan pengujian produk Proyek Akhir, Strategi menyusun laporan Proyek Akhir, dan Strategi bimbingan, Strategi menghadapi ujian Proyek Akhir. Model tindakan di atas dapat ditampilkan melalui Gambar 2 berikut :

Gb.2 Metode Tindakan

Dengan metode tindakan seperti di atas, proses bimbingan dilakukan pada setiap tindakan sesuai rancangan yang diajukan mahasiswa dengan cara : (1) memberi arahan, (2) memberi tugas, (3) meminta mahasiswa mempresentasikan tugas yang diberikan, (4) memberi umpan-balik, dan (5) penyempurnaan materi. Proses bimbingan ini dilakukan melalui tatap-muka secara terjadwal selama 2 jam/ minggu dalam 1 (satu) semester (16 tatap muka).

Eksplorasi Konsep & Domain mahasiswa

• Strategi perencanaan, pembuatan, dan pengujian PA

• Strategi menyusun laporan PA

• Strategi menemukan sumber informasi

• Menyusun proposal Proyek Akhir (PA)

• Laporan akhir PA

• Produk PA •

(6)

46 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

Skenario Tindakan

a. Pra-penelitian (observasi awal)

1) Menyampaikan angket untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun Proyek Akhir.

2) Mengindentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa yang diperoleh dari angket.

3) Membagikan Instrumen Domain Mahasiswa, kemudian mengelompokkan mahasiswa kedalam kelompok kecil sesuai minat, bidang, dan interst mahasiswa dalam membuat Proyek Akhir.

b. Siklus 1, 2, 3, dst.

1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan model tindakan di atas. Pada tahap ini peneliti dan dosen pembimbing melakukan bimbingan terjadwal dan terstruktur, dan mahasiswa mengikuti kegiatan secara intensif.

2) Melaksanakan MKJ sebagai salah satu metode akselerasi penyelesaian Proyek Akhir, dengan menentukan kelompok kecil sesuai hasil analisis domain mahasiswa

3) Mengobservasi setiap tindakan di atas. Di sini peneliti melakukan pencatatan atas kelemahan-kelemahan mahasiswa.

4) Melakukan refleksi berdasarkan hasil observasi sehingga diperoleh hasil sesuai dengan maksud penelitian.

Penyiapan Alat Penelitian a. Angket observasi awal

b. Instrumen Domain Mahasiswa

c. Kartu Kelompok untuk menentukan interest mahasiswa dalam membuat rencana Proyek Akhir

d. Lembar observasi selama tindakan e. Lembar bimbingan

Personel yang Dilibatkan

Dosen pembimbing Proyek Akhir dan beberapa rekan sejawat merupakan personel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagai perencana sekaligus sebagai pelaksana tindakan, selain itu dilibatkan pula dua orang mahasiswa sebagai observer.

Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data kemampuan awal mahasiswa, data domain atau interes PA yang diminatai mahasiswa, aktivitas mahasiswa selama mengikuti perkuliahan PA, jumlah proposal Proyek Akhir, dan jumlah mahasiswa yang telah menyelesaikan Proyek Akhir sampai dengan akhir penelitian ini dilakukan.

(7)

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek …. 47

Analisis Data dan Refleksi

1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. 2. Refleksi proses : setiap tahap tindakan dinyatakan berhasil jika

menghasilkan produk yang diharapkan pada setiap kegiatan, misalnya pada strategi menemukan sumber informasi, maka mahasiswa harus menemukan topik Proyek Akhir. Produk lain berupa proposal Proyek Akhir, diagram rangkaian alat, laporan Proyek Akhir, dan seterusnya.

3. Kreteria keberhasilan : penelitian ini dinyatakan berhasil jika 60 % mahasiswa dari subyek penelitian telah menyelesaikan Proyek Akhir selama penelitian ini dilaksanakan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi Awal

Pada pertemuan pertama hadir sebanyak 21 mahasiswa dari 55 mahasiswa yang telah mendaftar untuk mengikuti program akselerasi penyelesaian proyek akhir. Pada pertemuan tersebut dibagikan angket kartu kawakita jiro untuk mengetahui apa yang menjadi sebab lamanya penyelesaian proyek akhir dan bidang atau jenis proyek akhir yang diminati. Hasil observasi dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang mengikuti program akselerasi terdiri dari 3 angkatan yaitu angkatan 2004 sebanyak 6 orang (18,18 %), angkatan 2005 sebanyak 19 orang (57,57 %) dan angkatan 2006 sebanyak 8 orang (24,25 %).

2. Dari semua peserta hanya 5 orang mahasiwa atau 15,15 % yang sudah mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir sedangkan sebagian besar yaitu 28 orang mahasiswa (84,85 %) belum mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir.

3. Teridentifikasi bidang proyek akhir yang diminati mahasiswa sebagai dasar pengumpulan judul proyek akhir dari dosen-dosen di jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY.

Kegiatan Pra Tindakan

Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian yaitu:

a. Memberikan pengantar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proyek akhir yaitu mengenai bentuk proyek akhir, cara pengajuan dan format proposal proyek akhir, format penulisan laporan proyek akhir dan trik untuk mendapatkan tema atau judul proyek akhir.

(8)

48 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

Siklus I

1. Rancangan Tindakan

Dalam siklus pertama ini diinginkan suatu data tentang penyebab lamanya pelaksanaan proyek akhir dari masukan mahasiswa menggunakan angket kartu kawakita jiro yaitu berupa pertanyaan : Menurut anda apa yang menjadi sebab lamanya penyelesaian PA/TA di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro? Selain itu juga ingin diketahui informasi tentang peminatan mahasiswa terhadap bidang proyek akhir yang ditawarkan sebagai bahan penawaran judul proyek akhir dengan bentuk pertanyaan :

Pilih salah satu bidang / jenis proyek/tugas akhir yang ingin dibuat dari beberapa pilihan berikut dengan memberi tanda silang :

Aplikasi sistem kendali berbasis mikrokontroler Aplikasi sistem kendali berbasis PC

Aplikasi sistem kendali berbasis PLC Sistem informasi data base

Analisa sistem ketenagaan Prototype sistem instrumentasi Simulasi komputer

...

2. Keterlaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan pengumpulan data dengan angket kartu kawakita jiro, awalnya hanya sejumlah 21 mahasiswa yang hadir dan mengisi kartu angket baru pada hari berikutnya ada sekitar 12 mahasiswa lagi yang sudah mendaftar ikut mengisi kartu angket tersebut. Hal ini dikarenakan mahasiswa tersebut berhalangan hadir pada saat pertemuan pertama karena bersamaan dengan jadwal kuliah.

3. Observasi Hasil

Pada tahap kegiatan ini dilakukan pengumpulan data kartu angket dan dilakukan analisa menggunakan metode kawakita jiro untuk pertanyaan mengenai penyebab lamanya penyelesaian proyek akhir. Sedangkan untuk data bidang peminatan hanya dilakukan pengelompokan pemintan mahasiswa terhadap bidang yang sama untuk proses penentuan tawaran judul dan penentuan dosen pembimbing proyek akhir.

Dalam membuat diagram kawakita jiro (affinity diagram) peneliti menggunakan bantuan program PathMaker 5.5 untuk emenntukan pelabelan hasil metode kawakita jiro. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menjalankan program PathMaker 5.5

b. Memasukkan ide / tanggapan mahasiswa terhadap pertanyaan : Menurut anda apa yang menjadi sebab lamanya penyelesaian PA/TA di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro ?

(9)

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek …. 49

Refleksi tindakan

Dari pengelompokan kartu kawakita jiro yang telah dilakukan diatas terlihat ada beberapa label yang bisa dikatakan sebagai penyebab lamanya penyelesaian proyek akhir dari masukan mahasiswa. Penyebab yang bisa disimpulkan antara lain adalah kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap proyek akhir, mencari komponen untuk penyelesaian proyek akhir, interaksi dosen dan mahasiswa, pendanaan, nilai kuliah yang masih jelek, kebiasaan dan sikap mahasiswa, dan belum punya judul proyek akhir.

Dari beberapa label penyebab diatas, penyebab yang akan dicoba untuk sebagai acuan rancangan tindakan pada siklus kedua adalah tentang kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap proyek akhir, interaksi dosen dan mahasiswa serta belum punya judul proyek akhir. Sedangkan penyebab yang lain dianggap merupakan faktor internal diri mahasiswa sendiri yang hanya perlu penambahan motivasi belajar.

Terlihat bahwa data mencerminkan kesesuaian antara bidang proyek akhir dengan konsentrasi yang ada di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro yaitu kendali industri dan listrik industri. Bidang yang berhubungan dengan sistem informasi komputer dan data base kurang diminati karena memang tidak didukung oleh mata kuliah konsentrasi, demikian juga untuk sistem instrumentasi.

Siklus Kedua

1. Perencanan Tindakan

Dari hasil refleksi siklus pertama, peneliti merencanakan suatu tindakan berupa pemberian wawasan tentang proyek akhir yang lebih rinci yang akan diberikan oleh beberapa dosen yang dianggap mampu memberikan wawasan serta tawaran judul-judul proyek akhir. Ada empat orang dosen diluar tim peneliti yang akan diminta untuk memberikan penjelasan serta diminta untuk memberikan tawaran judul proyek akhir dimana beliau sekaligus sebagai dosen pembimbingnya. Adapun dosen tersebut adalah Bapak Totok Heru TM, M.Pd dan Bapak Herlambang Sigit P, ST dari konsentrasi kendali industri dan Bapak Sukir, MT serta Bapak Joko Laras BT,M.Pd dari konsentrasi listrik industri.

Untuk lebih mengintensifkan hubungan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya direncanakan disediakan suatu ruangan khusus sebagai embrio ruang proyek akhir dimana mahasiswa dapat mengerjakan proyek akhir di kampus dengan tingkat monitoring dari pembeimbing yang lebih intensif. Juga dijadwalkan pertemuan antar dosen dan mahasiswa bimbingannya minimal satu kali sesuai kesepakatan dengan difasilitasi pihak jurusan untuk menyediakan ruangan.

2. Keterlaksanaan Tindakan

(10)

50 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

Judul-judul yang tersedia ditawarkan ke mahasiwa melalui suatu pertemuan antara dosen pembimbing dan mahasiswa dimana dosen pembimbing menjelaskan ide dasar, konsep dan rancangan judul yang ditawarkan. Mahasiswa yang tertarik pada salah satu judul yang ditawarkan bisa menghubungi dosen yang menawarkan untuk dibimbing mulai dari penulisan proposal proyek akhir , pelaksanaan proyek akhir hingga penulisan laporan.

Mengenai rencana untuk menyediakan ruangan khusus untuk mahasiswa mengerjaan proyek akhir masih terkendala jumlah ruangan yang terbatas. Ruang bengkel proyek yang sedianya disediakan ternyata tidak bisa optimal karena adanya pemakaian oleh dua jurusan yaitu jurusan pendidikan teknik elektro dan jurusan pendidikan teknik elektronika.

3. Observasi

Masih ada sejumlah mahasiswa yang belum memilih judul proyek akhir yang ditawarkan atau menyampaiakan ide judul yang ia dapatkan sendiri ke koordinator tugas akhir. Hal ini ditandai dengan masih sedikitnya proposal yang disetujui oleh koordinator tugas akhir untuk ditindak lanjuti mahasiswa.

4. Refleksi

Dengan kegagalan penyediaan ruangan khusus untuk tempat pengerjaan proyek akhir mahasiswa di kampus mengakibatkan proses pembimbingan intensif yang direncanakan menjadi tidak terjadi. Proses hubungan interaksi antar dosen dan mahasiswa bimbingannya menjadi kembali ke pola lama dimana mahasiswa yang akan bimbingan proyek akhir akan datang menemui dosen pembimbingnya tanpa jadwal yang pasti atau rutin. Sedangkan proses yang direncanakan justru sebaliknya, jika mahasiswa mengerjakan proyek akhir di ruangan khusus di kampus, dosen pembimbing yang akan datang ke ruangan tersebut untuk memonitor perkembangan mahasiswa bimbingnannya dengan lebih intensif.

Pembahasan

Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh hasil bahwa ada sejumlah 42 mahasiswa yang secara intensif mengikuti Kelas Akselerasi Proyek Akhir. Ini berarti hanya sekitar 76% dari semua pendaftar yang semula berjumlah 55 mahasiswa.

Selanjutnya dari 42 mahasiswa tersebut di atas, yang dinyatakan sudah ujian dan lulus sebanyak 8 mahasiswa atau 19%; sedangkan yang dalam persiapan ujian sebanyak 2 mahasiswa (5%); yang sudah mengumpulka proposal PA sebanyak 24 mahasiswa 57%; dan mahasiswa yang sampai berakhirnya kegiatan penelitian belum mengumpulkan proposal sebayak 8 mahasiswa atau 19%.

Delapan mahasiswa yang sudah lulus, yang mendapat nilai A ada tiga mahasiswa, A- ada dua mahasiswa, B+ ada satu mahasiswa, dan yang mendapat nilai B ada dua mahasiswa. Ini berarti bahwa nilai yang dipersyaratkan minimal B untuk mata kuliah Proyek Akhir sudah dapat dipenuhi.

(11)

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek …. 51

Beberapa alasan yang menjadi kedala adalah setelah mahasiswa mengumpulkan proposal kemudia ditindaklanjuti dengan penentuan dosen pembimbing.

Setelah mendapat dosen pembimbing kemudian mahasiswa secara individual mengkonsultasikan PA-nya kepada dosen pembimbingnya. Di dalam proses inilah sebagian besar mahasiswa menemui kendala, di samping karena kesibukan dosen pembimbing, faktor ketersediaan ruangan khusus penyelesaian PA juga belum tersedia. Kendala lain yang tidak kalah menyulitkan mahasiswa adalah ketersediaan komponen baku yang belum tentu tersedia di pasaran Yogyakarta atau harus ke kota lain untuk mendapatkan komponen yang diperlukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Mahasiswa yang mengikuti program akselerasi terdiri dari 3 angkatan yaitu angkatan 2004 sebanyak 6 orang (18,18 %), angkatan 2005 sebanyak 19 orang (57,57 %) dan angkatan 2006 sebanyak 8 orang (24,25 %).

2. Dari semua peserta hanya 5 orang mahasiwa atau 15,15 % yang sudah mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir sedangkan sebagian besar yaitu 28 orang mahasiswa (84,85 %) belum mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir.

3. Teridentifikasi bidang proyek akhir yang diminati mahasiswa sebagai dasar pengumpulan judul proyek akhir dari dosen-dosen di jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY.

4. Berdasarkan pemantauan dengan menggunakan Kartu Kawakita Jiro, kendala yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan Proyek Akhir adalah: a) Mahasiswa banyak yang belum punya judul pada saat mengambil mata kuliah PA, atau baru 3% dari seluruh peserta kelas akselerasi; b) kurang intensifnya proses bimbingan; c) Belum ada fasilitas ruangan yang khusus digunakan untuk mengerjakan PA; d) Belum ada sangsi tegas bagi mahasiswa yang tidak menepati janji perkuliahan PA.

5. Dari 42 mahasiswa peserta kelas akselersai PA, yang dinyatakan sudah ujian dan lulus sebanyak 8 mahasiswa atau 19%; sedangkan yang dalam persiapan ujian sebanyak 2 mahasiswa (5%); yang sudah mengumpulka proposal PA sebanyak 24 mahasiswa 57%; dan mahasiswa yang sampai berakhirnya kegiatan penelitian belum mengumpulkan proposal sebanyak 8 mahasiswa atau 19%.

(12)

52 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52

Saran

1. Berdasarkan data yang menyatakan bahwa proses pembimbingan PA belum efektif karena keterbatasan ruang, maka disarankan perlunya ruangan khusus untuk mengerjakan PA di kampus secara terjadwal, agar pertemuan mahasiswa dengan dosennya serta pemantauan dari dosen pembimbing lebih efektif.

2. Pelaksanaan PA disinergikan dengan mata kuliah lain agar tujuan percepatan PA dapat tercapai, misalnya disinergikan dengan mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Di dalam mata kuliah KTI diharapkan outputnya adalah proposal PA yang siap ditindaklanjuti dengan kegiatan penyusunan dan pembimbingan kegiatan PA .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1991. “Pengelolaan Pengajaran”. Jakarta: Rineka Cipta

Istanto WD. 2003. “Upaya Mempercepat Proyek Akhir Melalui Bimbingan Terstruktur”. Laporan Penelitian FT UNY

Pangesti W.2004. ”Kontribusi Metode Kawakita Jiro dalam Pemecahan Suatu Masalah”.

Reigeluth, CM. 1983. “Instructional design theories and model: An overview of their current status”. Hillsdale: Lawrence Erbaum Associates.

Gambar

Grafik 1. Perkembangan rata-rata IPK berdasarkan program studi  (Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri

Referensi

Dokumen terkait

In terms of the domains where the address forms are used, there are four domains: employment, education, friendship, and family domain. Friendship domain is mostly used in

2013 ” Pengolahan Limbah Cair Batik menggunakan Metode Saringan Pasir dengan Media Pasir Silika, Zeolite, Kerikil, dan Arang Ampas Tebu”.. Industri batik di kota Solo

kaki kanan (paha, tempurung lutut, betis, kering, jari kaki) karen a kaki kanan dalam posisi menopang. Perbedaan dengan posisi adalah kaki kiri mengayuh ke depan dan

The objectives of this research are to explain how the Greek mythological characters are reflected and re-invented in Rick Riordan’s Percy Jackson and the. Lightning

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Hasil penilaian akhir pada daerah penelitian untuk kesesuaian lahan aktual berdasarkan kriteria kualitas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit menurut CSR/FAO (1983), maka

Segmen- segmen yang pendek dari data debit di Sub DAS Goseng sebagian besar tidak memungkinkan untuk menghitung nilai konstanta resesi aliran antara dan konstanta resesi

Dari hasil uji weightloss dapat dilihat laju korosi yang terjadi pada spesimen baja karbon yang dilakukan proses coating dan non-coating setelah dilakukan pengujian selama