A. DASAR TEORI
Kita selalu memerlukan makanan. Ketika kita merasa lapar, maka satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan makan. Beragam jenis makanan kita makan tiap hari. Hal ini berarti, kita memasukkan berbagai jenis zat yang terkandung dalam makanan itu ke dalam tubuh kita. Setiap jenis makanan mengandung berbagai jenis subtansi yang berbeda pula, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan sebagainya. Perbedaan subtansi ini membuat tubuh memberikan respon yang berbeda pula dalam mengolah zat-zat tersebut. Dalam hal ini, kita akan berbicara tentang bagaimana zat-zat yang berlebihan yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu organ ekskresi yang utama adalah ginjal, yang akan mengeluarkan zat-zat berlebihan berupa urin.
Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap ketidak seimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional. Secara umum, sistem eksresi menghasilkan urin melalui dua proses utama: filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu (Cambell, 2004).
Menurut Mu’nisa, Mushawwir, dan Arsad, 2012, bahwa ginjal berperan dalam prose pembentukan urin yang terjadi yang terjadi melalui serangkaian proses yaitu :
a. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit). Tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomerulus terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping-keping darah, dan sebagian besarprotein plasma. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerulus atau urin primer ,mengandung asam amino, glukosa ,natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
b. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
darah. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder,zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
c. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin, akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam ,urea dan sisa substansi lainnya, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Urine doproduksi secara terus menerus oleh ginjal dan dialirkan melalui ureter oleh kontraksi peristaltik. Urine tersebut terkumpul dalam kandung kemih karena sebuah otot sfingter pada ujung kantung dan otot lurik sfingter yang terletak lebih distal ada dalam keadaan tertutup. Urine dicegah mengalir kembali ke ureter oleh lipatan-lipatan bak katup dari membran mukosa kantung. Jika kantung penuh, maka reseptor peregang dirangsang dan timbullah refleks yang menyebabkan kontraksi otot polos yang terdapat pada dinding kantung dan relaksasi otot polos sfingter. Relaksasi otot polos sfingter adalah menurut kehendak kita (Villee, 1984).
Menurut Anonim¹ (2012), interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
1. Keruh disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau kristal-kristal mineral.
2. Pink biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula,
3. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
4. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim². 2012. Uji Urin. http://banner-store.blogspot.com/2007/09/memantau-penyakit-lewat-urin.html. Diakses pada tanggal 16 Mei 2014.
Anonim³. 2012. Ginjal. http://id.wikipeidia.org/wiki/ginjal. Diakses pada tanggal 16 Mei 2014. Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.
Mu’nisa, mushawwir, dan arsad. 2012. Penuntun prektikum fisiologi hewan. Makassar. Jurusan Biologi FMIPA UNM.