1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang sering terjadi pada remaja dan dewasa adalah jerawat. Penyakit ini tidak fatal namun merisaukan karena merusak penampilan dan dapat mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah si penderita (Wasitaatmadja, 1997; Roudhatini, 2013; Muliyawan dan Suriana, 2013).
Jerawat merupakan penyakit kulit berupa peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul dan bopeng (scar) pada daerah seperti: wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Jerawat biasanya muncul pada saat kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan lemak yang berlebihan, jika timbunan ini bercampur dengan keringat, debu dan kotoran lain, maka akan menyebabkan timbunan lemak dengan bintik hitam di atasnya yang disebut komedo. Peradangan yang terjadi pada komedo disebabkan oleh infeksi bakteri dikenal dengan jerawat yang ukurannya bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar serta berwarna merah, kadang-kadang bernanah serta menimbulkan rasa nyeri. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri seperti: Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus (Wasitaatmadja, 1997; Djajadisastra, dkk., 2009).
Propionibacterium acne yang merupakan bakteri difteroid anaerob biasanya menetap pada kulit normal. Bakteri ini ikut serta dalam patogenesis
2
jerawat dengan menghasilkan lipase, yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat menimbulkan radang jaringan dan ikut menyebabkan jerawat (Jawetz, dkk., 1995).
Masyarakat umumnya membeli produk-produk anti jerawat yang dijual di pasaran untuk menangani masalah jerawat. Sediaan anti jerawat telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merek dagang dalam bentuk krim, lotion, scrub, larutan dan gel. Jenis sediaan yang banyak disukai adalah bentuk gel. Sediaan dalam bentuk gel lebih banyak digunakan karena bening, mudah mengering membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan memberikan rasa dingin di kulit. Gel mempunyai aliran pseudoplastik dan aliran tiksotropik yaitu berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila dikocok. Sediaan gel mempunyai kadar air tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum korneum dan mengurangi resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat menumpuknya minyak pada pori-pori. Formulasi pada sediaan gel akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang diabsorbsi. Zat aktif dalam sediaan gel masuk ke dalam basis atau pembawa yang akan membawa obat untuk kontak dengan permukaan kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk sediaan topikal akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap absorbsi obat dan memiliki efek yang menguntungkan jika dipilih secara tepat (Lieberman, 1997).
Gel anti jerawat yang beredar di pasaran dengan berbagai merek dagang mengandung komposisi yang berbeda baik dasar gel, bahan tambahan, maupun zat aktif yang digunakan serta di dalam label kemasannya tidak dicantumkan kadar zat aktif yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan pengujian aktivitas antibakteri gel anti jerawat dari beberapa merek
3
dagang terhadap bakteri Propionibacterium acne. Sampel diambil dari Carefour Psr. V Pd. Bulan Medan dan untuk Merek Oriflame diambil dari agen resmi Oriflame di Jl. A.H Nasution No. 14 – 18 Medan. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi agar menggunakan pencadang kertas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU Medan.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sediaan gel anti jerawat dari beberapa merek dagang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne?
2. Apakah komposisi gel anti jerawat dari beberapa merek dagang mempengaruhi aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acne?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
1. Sediaan gel anti jerawat dari beberapa merek dagang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne
2. Komposisi gel anti jerawat dari beberapa merek dagang mempengaruhi aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acne
4 1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui aktivitas antibakteri gel anti jerawat dari beberapa merek dagang terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne
2. Mengetahui gel anti jerawat dari merek dagang yang memiliki daya hambat paling besar terhadap bakteri Propionibacterium acne
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang cukup berarti bagi masyarakat dalam penggunaan gel anti jerawat yang beredar di pasaran.
1.6Kerangka Pikir Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Merek Gel Anti Jerawat
Diameter daerah hambatan
Aktivitas
antibakteri gel anti jerawat terhadap bakteri
Propionibacterium acne