• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1205464 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1205464 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengetahuan siswa merupakan rangkaian informasi-informasi yang diperoleh siswa melalui proses belajar. Rangkaian informasi ini adalah kemampuan individu yang diperoleh melalui sebuah organisasi, yaitu sekolah. Sekolah merupakan organisasi pembelajar ideal yang terus menerus berubah sesuai dengan perubahan zaman (Rahayu & Purwanto, 2013).

Sebuah organisasi pembelajar, sekolah harus mampu mendorong lima hal inti pembentukan organisasi pembelajar. Senge (1990) menyatakan bahwa kelima hal tersebut adalah Pemikiran Sistem (System Thinking), Keahlian Pribadi (Personal Mastery), Model Mental (Mental Model), Visi Bersama (Building Shared Vision), dan Pembelajaran Tim (Team Learning) (Rahayu & Purwanto,

2013). Menurut Sternberg (2008), model mental adalah struktur-struktur pengetahuan yang dikonstruksikan individu untuk memahami dan menjelaskan pengalaman mereka (Darabi, 2009). Proses memahami dan menjelaskan dialami siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, model mental merupakan kerangka berfikir yang siswa bentuk dalam menjelaskan pengalaman belajar mereka. Hasil dari pengalaman inilah yang dapat diidentifikasi dalam sebuah penelitian model mental.

Penelitian model mental berada pada kajian psikologi kognitif. Namun istilah model mental mulai digunakan dalam beberapa kajian ilmu lain, khusunya pada ilmu sains. Pada ilmu sains, pemahaman konsep fisika termasuk salah satu yang dapat dikaji melalui penelitian model mental. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari pendidikan fisika yaitu membantu siswa membangun model mental

(2)

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Penelitian di Indonesia dalam bidang sains kognitif masih realtif jarang dilakukan. Hasil literatur yang dilakukan oleh Mansyur menujukkan bahwa penelitian dalam bidang sains kognitif masih sebatas pada miskonsepsi (Mansyur,2010). Miskonsepsi merupakan hasil dari pilihan yang salah dalam tingkat pertama, maka alasan yang salah di tingkat kedua dan yakin tentang tanggapan dalam dua tingkatan pertama (Kaltakci & Didis, 2007). Penelitian mengenai miskonsepsi cenderung pada objek penelitian yang mengalami miskonsepsi, tetapi tidak digali mengenai apa penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut. Penelitian mengenai penyebab terjadinya miskonsepsi dapat tergambarkan melalui model mental. Penelitian model mental dalam beberapa materi-materi khusus sangat diperlukan sebagai masukan bagi strategi, metode dan model yang cocok digunakan dalam pembelajaran agar terbentuk model mental yang dapat diterima secara ilmiah.

Penggalian model mental pada materi-materi khusus yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berperan penting karena ketika suatu model mental dapat diterima secara ilmiah maka seseorang itu mampu memprediksi suatu fenomena fisis. Materi-materi fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari yaitu seperti mekanisme penghantaran kalor, aliran fluida, dll. Seorang siswa ketika diberi soal problem solving berbentuk pilihan ganda dan menjawab benar, kita akan menilai bahwa siswa tersebut tampak memahami konsep tersebut. Namun, berbeda ketika kita melihat lebih dalam apa yang terjadi dalam struktur kognitif seseorang ketika orang tersebut menganalisis suatu fenomena fisis. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Chiou (2010) yang menyatakan bahwa ada sebagian mahasiswa yang menganggap aliran kalor konduksi itu merupakan aliran tak bermassa dan tak terlihat, bukan dianggap sebagai interaksi antarpartikel yang saling bergetar. Hal ini lah yang kurang digali dari penelitian-penelitian pendidikan fisika.

(3)

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

terbentuk dengan prediksi yang dibuat. Fazio, Ballaglia dan Di Paola (2013) meneliti hubungan antara kualitas model mental dengan pembuatan eksplanasi dan menyarankan untuk melakukan penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam mendesain lingkungan belajar yang berfokus pada pemahaman aspek-aspek dalam kehidupan sehari-hari pada level causation dan mekanisme.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara guru di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung, ditemukan bahwa mata pelajaran di SMK dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok A dan B merupakan mata perlajaran wajib sedangkan untuk kelompok C yaitu peminatan. Kelompok C terbagi menjadi tiga yaitu dasar bidang kejuruan, dasar program keahlian dan paket keahlian. Pembelajaran fisika di SMK termasuk kedalam dasar bidang kejuruan. Fisika sebagai bahan kajian atau materi pembelajaran untuk pengetahuan dasar penunjang keahlian. Untuk jurusan teknik otomotif materi termodinamika berkaitan erat untuk pelajaran di dasar progam keahlian dan paket kahlian. Namun termodinamika juga tidak lepas dengan materi suhu dan kalor. Untuk itu perlunya pemahaman yang baik pada materi suhu dan kalor untuk pembelajaran lebih lanjut di dasar program keahlian dan paket keahlian. Sementara pembelajaran fisika di SMK dengan materi ajar yang jauh lebih banyak dari SMA hanya memiliki dua jam pelajaran dalam seminggu sehingga pembelajaran tidak maksimal dan lebih pada rumus atau matematis. Oleh karena itu, siswa hanya dapat mengerjakan permasalahan dengan baik melalui analisis matematis. Akan tetapi, siswa cenderung mengalami kendala ketika menganalisis permasalahan fisika yang disajikan berdasarkan fenomena. Fakta ini menunjukkan pemahaman siswa yang belum menyeluruh pada materi suhu dan kalor khususnya pada konduksi kalor. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model mental belum diterapkan dalam pembelajaran. Sedangkan, model mental seharusnya menjadi pengetahuan yang dibangun secara bertahap selama proses pembelajaran.

(4)

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pendidikan sebelumnya ketika menyusun model mentalnya. Selain itu, model mental sangat menarik untuk dikaji karena dua alasan, yaitu model mental mempengaruhi fungsi kognitif dan mampu memberikan informasi berharga untuk peneliti pendidikan sains mengenai kerangka konsep yang dimiliki peserta didik (Laliyo, 2011). Untuk itu peneliti mengambil judul “Identifikasi Model Mental Siswa SMK Pada Materi Konduksi Kalor.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti mengindentifikasi masalah utama yaitu bagaimana profil model mental siswa SMK pada materi konduksi, yang dirinci sebagai berikut:

1. Bagamiana profil kategori konsepsi siswa SMK?

2. Bagaimana profil model mental siswa SMK dalam menjelaskan materi konduksi kalor?

3. Bagaimana hubungan model mental dengan prediksi siswa dalam menjelaskan fenomena konduksi kalor?

4. Bagaimana hubungan model mental dengan miskonsepsi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi :

1. Profil kategori konsepsi siswa SMK.

2. Profil model mental siswa SMK dalam konsep konduksi kalor.

3. Hubungan model mental dengan prediksi siswa dalam menjelaskan fenomena.

4. Hubungan model mental dengan miskonsepsi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

(5)

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Secara praktis-aplikatif, sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat menekankan konsep fisika yang esensial ketika proses pembelajaran berlangsung.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab I hingga bab V.

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi uraian mengenai pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi yang menjelaskan pentingnya masalah untuk diteliti, serta menganalisis masalah agar mencapai tujuan dan manfaat yang akan dicapai. Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, sub bab yang memaparkan mengenai penjelasan ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian dengan

judul “Identifikasi Model Mental Siswa SMK pada Materi Konduksi Kalor”. Rumusan masalah penelitian; sub bab yang berisi rumusan masalah untuk memfokuskan mengenai bagaimana profil model mental siswa SMK pada materi konduksi kalor. Tujuan penelitian; sub bab yang mengungkap hasil-hasil yang ingin dicapai setelah penelitian.Manfaat penelitian; sub bab yang berisi pemaparan manfaat dari penelitian yang dilakukan. Struktur organisasi penelitian; sub bab yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab I hingga bab V.

BAB II kajian pustaka, bab ini dibahas mengenai teori-teori pendukung yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah penelitian, dan tujuan penelitian. Bab ini terdiri dari kajian teori yang terdiri dari sub bab model mental, model mental dalam fisika, hubungan model mental dengan prediksi dan miskonsepsi serta kajian penelitian yang relevan.

(6)

Dessy Fauzi, 2016

ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

digunakan yaitu mixed method), partisipan dan tempat penelitian; bagian yang berisi mengenai pemilihan lokasi dan subjek manusia sebagai sumber pengumpulan datanya, instrumen penelitian; bagian yang berisi mengenai instrumen yang digunakan serta pengujian instrumennya, dan teknik pengumpulan data, prosedur penelitian; bagian yang berisi pemaparan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang dilakukan, dan analisis data; bagian yang berisi mengenai jenis analisis yang digunakan.

BAB IV temuan dan pembahasan, bab ini berisi tentang temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, bab ini terdiri dari hasil penelitian; sub bab yang memaparkan mengenai hasil penelitian profil model mental, hubungan model mental dengan prediksi dan hubungan model mental dengan miskonsepsi. Pembahasan dan analisis hasil penelitian; sub bab yang memaparkan mengenai pembahasan hasil penelitian yang dianalisis dan dikaitkan dengan teori-teori yang digunakan dalam kajian pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan diatas, perencanaan adalah usaha untuk melakukan tindakan/pekerjaan dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan pada masa akan datang dengn merumuskan

Sebagaimana dengan pendapat Muktar (2013) yang menyatakan bahwa “bahan ajar juga merupakan hal-hal yang perlu dipelajari oleh siswa sebagai alat yang disediakan oleh

Setelah memperoleh saham-saham yang akan membentuk portofolio baik dengan menggunakan model indeks tunggal dan metode z, maka selanjutnya membandingkan return portofolio dan

Biasanya paling modal, terus butuh kesabaran untuk mencari pelanggan serta kalau ada barang yang Rijek itu resiko sendiri dan barang tidak bias di kembalikan9. Bagaimana

Berdasarkan pertimbangan serta hasil evaluasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, diperoleh penilaian bahwa PIHAK KEDUA dapat memenuhi persyaratan pencatatan sebagaimana dimaksud

Gambar 4.3 Use Case Sistem Informasi Guru Bantu Provinsi Riau (Sumber: Data Primer)... 38 Pada perancangan sistem ini, terdapat beberapa use case yang terlibat, berikut

Perhitungan waktu ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses deteksi tepi dengan menggunakan operator Robert ini efektif untuk dilakukan.Dari hasil pengujian 10

Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian tugas akhir ini yaitu bagaimana menjadwalkan pekerja operation ground handling Gapura Angkasa yang optimal dengan