• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J008105 11.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J008105 11."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

5

III.

METODE PENELITIAN

A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Materi Penelitian

Bahan yang digunakan adalah daun Glodogan, daun Kupu-kupu, daun Angsana dengan deskripsi masing-masing tanaman (lampiran 1), larutan HNO3pekat, akuades, larutan H2SO4, dan larutan H2O2.

Alat yang digunakan ialah handcounter, galah/bambu, pisau, silet, kertas label, kamera, kantong plastik, alat tulis, muffle furnace, oven, kertas saring Whatman no. 42, labu destruksi, botol film, alat AAS, alat sentrifugasi, inkubator, mikro pipet, mortar, pestle, timbangan analitik, tabung reaksi, dan apendorf. Spesifikasi bahan dan peralatan lihat lampiran 2.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel daun tanaman peneduh dilakukan di tujuh lokasi dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup beragam, yaitu : Jalan Dr. Suparno, Jalan Dr Suharso, Jalan Overste Isdiman, Jalan Komisaris Bambang Soeprapto, Jalan Jenderal Soedirman, Jalan HR. Boenyamin, dan Jalan Gerilya di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas (lampiran 3). Analisis konsentrasi Pb dan uji aktivitas enzim katalase di Laboratorium Ekotoksikologi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013–Februari 2014.

B. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode survai dengan teknik purposive sampling. Sampel daun yang diteliti yaitu daun tanaman Glodogan, Angsana, dan Kupu-kupu yang ditemukan di lokasi penelitian.

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa kepadatan lalulintas dan konsentrasi Pb daun, sedangkan variabel tergantung berupa respon enzimatis. Kepadatan lalulintas dihitung perjam, Pb daun dengan alat AAS (SNI, 2005), sedangkan respon enzimatis diamati melalui pengukuran akivitas enzim menggunakan metode Gong (2001)dalamErdal and Demirtas (2010).

(2)

6 2. Cara Kerja

a. Pengukuran Kepadatan Lalulintas

Kendaraan bermotor dihitung dengan hand cally counter untuk mengetahui kepadatan lalu lintas dalam jangka waktu satu jam. Hasil perhitungan dinyatakan dalam satuan kendaraan bermotor per jam

b. Konsentrasi Pb Daun

Pengukuran konsentrasi Pb daun dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, pengambilan sampel daun yang dilakukan dengan menggunakan bantuan pisau, galah atau bambu, gunting, dan benang kasur. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikat pisau menggunakan tali pada bambu/galah. Daun diambil secara acak pada beberapa pohon yang terdapat di lokasi pengambilan sampel dan mewakili semua pohon yang ada. Pengambilan daun dibatasi pada cabang pohon yang mengarah ke jalan raya dan daun tua yang tidak terhalang oleh benda lain dari arah jalan raya. Ketinggian daun dibatasi antara 1-3 m di atas permukaan tanah. Daun yang diambil adalah daun yang sehat yang dicirikan oleh warna hijau, tidak ada kerusakan yang diakibatkan oleh hama atau penyakit. Sampel daun dimasukkan ke dalam kantong pastik secara terpisah berdasarkan masing-masing lokasi untuk pengukuran Pb, sedangkan untuk pengukuran aktivitas enzim sampel daun di semprot terlebih dahulu dengan aquabides kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik secara terpisah lalu dimasukkan ke dalam box ice.

Kedua, pembuatan filtrat daun menurut SNI (1991), yaitu : Sampel daun ditimbang sebanyak 5 g, dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70o C selama kurang lebih 4 jam. Daun yang telah dioven kemudian dipotong kecil-kecil, dimasukkan ke dalam cawan, lalu dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu 700oC. Abu daun yang terbentuk dimasukkan ke dalam gelas ukur, ditambah HNO3 pekat sebanyak 5 mL dan H2O2 20%

sebanyak 2 mL. Larutan yang terbentuk kemudian disaring dengan menggunakan kertas Whatman no. 42 ke dalam labu destruksi, ditutup sampai terjadi perubahan larutan dari warna keruh menjadi jernih. Larutan yang sudah jernih diencerkan dengan akuades sampai 50 mL, dikocok dan

(3)

7

dimasukkan ke dalam botol film. Filtrat siap untuk dianalisis dengan alat SSA.

Ketiga, pengukuran konsentrasi timbal (Pb) dilakukan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) (Aeny, 2008), yaitu: filtrat sampel daun dimasukkan ke dalam nebulizer, dikabutkan dan diuapkan lalu disinari dengan sinar katoda pada panjang gelombang 283,3 nm dan kuat arus 3,5 mA. Hasil serapan lampu akan ditangkap oleh detector dan besarnya konsentrasi logam Pb akan terlihat di layar monitor dan dicetak pada printer. Keempat, pembuatan kurva kalibrasi (SNI, 2005) untuk menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus. Cara kerjanya yaitu: Larutan standar Pb 100 µg.mL-1dipipetkan berturut-turut ke dalam labu ukur 50 mL masing-masing 0,0 mL; 0,5 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 4,0 mL dan 6,0 mL. Labu ukur kemudian ditambah akuades sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi Pb 0,0 µg.mL-1, 1,0 µg.mL-1, 2,0 µg.mL-1, 4,0 µg.mL

-1, 8,0 µg.mL-1 dan 12 µg.mL-1. Alat SSA diatur dan dioptimalkan sesuai

dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengujian konsentrasi Pb. Larutan deret standar tersebut diaspirasikan satu persatu ke dalam alat SSA melalui pipa kapiler, kemudian dibaca dan dicatat masing-masing serapannya. Dari data di atas dibuat kurva kalibrasi. Kelima, hasil pembacaan dimasukan kedalam rumus y = b x + a dengan keterangan y adalah absorbansi pembacaan SSA dan x adalah konsentrasi larutan baku Pb (ppm).

c. Aktivitas Katalase

Pengukuran aktivitas enzim katalase ( Gong, 2001 dalam Erdal and Demirtas, 2010) dilakukan dengan cara : daun tanaman (500 mg) dihomogenisasi dalam 5 mL 10 mM buffer potassium fosfat (pH 7,0) yang mengandung 4% (b.v-1) polyvinylpyrrolidone, kemudian homogenat disentrifugasi pada 12.000 G selama 30 menit pada 40 C, dan supernatan yang diperoleh digunakan sebagai ekstrak enzim.

Aktivitas katalase diukur dengan mengamati penurunan absorbansi pada 240 nm 50 mM buffer fosfat (pH 7,5) yang mengandung 20 mM H2O2.

Satu unit aktivitas katalase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang

(4)

8

digunakan 1 mmol H2O2.min-1 (Gonget al., 2001 dalam Erdal &Demirtas,

2010). C. Metode Analisis

Untuk mengetahui kemampuan penyerapan Pb pada ketiga daun tanaman peneduh jalan dan aktivitas enzim katalase pada daun tanaman peneduh jalan dilakukan analisis variansi pada taraf kepercayaan 95% dan 99%, dilanjutkan dengan Uji BNT. Hubungan antara konsentrasi Pb pada daun tanaman peneduh jalan dengan aktivitas enzim katalase pada ketiga daun tanaman peneduh jalan dilakukan analisis regeresi liner dengan melihat nilai koefisien korelasi antara konsentrasi Pb daun dengan aktivitas enzim katalase.

D. Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian Persiapan Alat dan Bahan

Penelitian

Pengambilan Sampel Daun Tanaman Peneduh Jalan di Lokasi Penelitian

Informasi Data (pengukuran Kepadatan Lalulintas)

Analisis Data Menggunakan Anova dan Regresi Korelase Pengkuran Kandungan Pb dan

Aktivitas Enzim Katalase

HASIL

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitianbio.unsoed.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Justeru, „urf dan adat merupakan satu bentuk tingkah laku yang diamalkan berulang kali sehingga menjadi kebiasaan yang diketahui dan diterima oleh masyarakat tetapi

KRYPTON 1 COMMITTEE Edy Jauhari STRATEGI KESANTUNAN RESPON TERHADAP KRITIK DALAM MASYARAKAT BUDAYA JAWA MATARAMAN. Oktadea Herda Pratiwi ANALISIS KONTRASTIF ISTILAH

(d) Penangkapan berlebih adalah tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan melalui suatu effort (jumlah perahu, alat tangkap, trip melaut) dengan hasil tangkap

Program Peningkatan Sarana dan

- Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 44 wilayah Unit

nilai random kurang dari sama dengan 0,6 maka induk tidak terpilih untuk. melakukan proses

[r]