BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik malalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : a) Tahu
Suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajarisebelumnya.Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b) Paham
Diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan denganbenar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materitersebut secara benar.
c) Aplikasi
Kemampuan untuk menggunakan materi yang talah dipelajari pada situasi ataukondisi yang sebenarnya.
d) Analisis
Kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponenyang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu samalain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.
e) Sintesis
f) Evaluasi
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Pengalaman
Diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
b) Pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memilikipengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.
c) Keyakinan
Diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif maupunkeyakinan yang negative, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
d) Fasilitas
Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalahmajalah, radio, koran, televise, buku, dan lain-lain.
e) Penghasilan
Tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang.Namun,jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakanfasilitas yang lebih baik.
f) Kebudayaan
2.2. Obstruksi Sleep Apnea (OSA) 2.2.1.Definisi
Obstructive Sleep Apnea (OSA) ditandai dengan episode berulang dari keruntuhan dan obstruksi jalan napas atas saat tidur.Episode obstruksi ini berhubungan dengan desaturasi oksihemoglobin secara berulang ketika tidur.OSA terkait dengan rasa kantuk di siang hari yang berlebihan, ini biasanya disebut sindrom Obstructive Sleep Apnea (OSA).Meskipun penyakit ini umum, OSA adalah penyakit yang tidak terdeteksi oleh sebahagian besar dokter di Amerika Serikat (Rowley, 2009).
Definisi Obstructive Sleep Apnea menurut WHO merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan berulangnya episode obstruksi saluran napas atas sehingga dapat mengurangi aliran udara pada hidung atau mulut.Episode ini biasanya disertai dengan dengkuran keras dan hipoksemia, dan biasanya diakhiri dengan terbangun secara berulang, yang menyebabkan fragmentasi tidur.Pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea biasanya tidak menyadari dirinya terbangun tetapi, mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang menyebabkan kantuk di siang hari.Kebanyakan pasien sindrom Obstructive Sleep Apnea tidak terdeteksi kelainan pernafasan saat terjaga (WHO, 2007).
Mendengkur (snoring) adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara melalui sumbatan parsial saluran nafas pada bagian belakang hidung dan mulut yang terjadi saat tidur.Gangguan tidur dengan gejala utamanyamendengkur adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA).Apnea didefinisikan sebagai,henti nafas selama 10 detik atau lebih yang dapat mengakibatkan penurunan aliran udara 25% dibawah normal. Siapa pun bisa memiliki gangguan ini, tetapi kebanyakan orang menderita apnea tidur obstruktif adalah laki-laki, terutama orang-orang yang kelebihan berat badan(Anwarusy Syamsi 2009).
2.3.Epidemiologi
Estimasi prevalensi OSA adalah 2% untuk perempuan dan 4% untuk pria. Tujuh belas data serupa telah ditemukan dalam studi epidemiologi dari Pennsylvania.Prevalensi OSA dalam populasi non-Amerika hanya dipelajari pada pria dan telah ditemukan paling rendah 0,3% di Inggris dan paling tinggi 20-25% di Israel dan Australia (Rinaldi, 2010).
Dr. Syahrial MH Sp THT, juga mengatakan kematian pada usia produktif sebagian besar dikarenakan menderita OSA yang kemudian mengalami komplikasi. OSA lebih banyak menyerang pria daripada wanita, dengan perbandingan 7:1. Pada usia kurang dari 40 tahun, OSA menyerang 25% pria dan 10-15% wanita,sedangkan di atas usia 40 tahun, OSA menyerang 60% pria dan 40% wanita (Wika, 2008).
Pada penelitian kesehatan kardiovaskular di Amerika Serikat yang meliputi 5000 penduduk berusia 65 tahun atau lebih,33%pria dan 19% wanita mendengkur.Prevalensi mendengkur menurun pada kelompok usia di atas 75tahun. Mendapatkan hasil yang sama,dimana prevalensi mendengkur pada pria memuncak pada usia 50-60 tahun dan selanjutnya menurun.Sementara penelitian lain menemukan pada usia di atas 60 tahun,prevalensi OSA mencapai 45-62% di Nantes,Perancis,hamper 60% penduduk yang berusia 60-70 tahun mendengkur (Anwarusy Syamsi 2009).
2.4.Patofisiologi Mendengkur dan OSA
Gambar 2.1Faktor yang berperan meyebabkan patensi dan kolaps jalan nafas
Gambar 2.2 Tiga mekanisme input saraf pada otot genioglossus ( fasik )
2.5.Klasifikasi
Tipe-tipe Sleep apnea:
Sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu sentral sleep apnea, obstuktif sleep apnea, dan mixed sleep apnea.
A. Obstruktif Sleep apnea
obstruktif sleep apnea adalah rasa kantuk berlebihan dan lelah pada siang hari serta kualitas tidur yang buruk karena pasien sering terbangun saat tidur.
Gambaran 2.3Obstruktif sleep apnea(Dorinda 2007).
B. Central Sleep Apnea
Kondisi ini kurang umum daripada OSA.Ini melibatkan masalah dalam jalur saraf yang merangsang dan mengontrol pernapasan.Di sini, pernapasan oral, tenggorokan dan upaya pernapasan perut secara bersamaan terganggu.Orang-orang dengan Central Sleep Apnea mungkin berhenti bernapas untuk jangka waktu beberapa detik, napas mereka mungkin terlalu dangkal atau jarang menyediakan kebutuhan oksigen yang mencukupi untuk darah dan jaringan (Health-Cares.Net, 2005).
C.Mixed Apnea
2.6.Gambaran Klinis Gejala nocturnal
- Mendengkur, biasanya keras, dan mengganggu orang lain
- Menyaksikan pasangan tidur apnea, yang sering mendengkur dan diakhiridengan mendengus
- Sambil terengah-engah dan tersedak yang menimbulkan sensasi pasien daritidur gelisah
- Pasien sering mengalami arousals dan melempar atau memutar pada malamhari
Gejala pagi hari
a. Tidak merasa segar saat bangun b. Sakit kepala
c. Sakit atau rasa kering di tenggorokan
d. Mengantuk saat aktivitas yang memerlukan kewaspadaan umum (misalnya,sekolah, bekerja, mengemudi).
e. Kelelahan: letih, kurang memiliki energy
f. Masalah dengan memori, konsentrasi, dan fungsi kognitif, terutama fungsieksekutif
2.7.Faktor resiko Jenis kelamin
Sleep apnea lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.Pria cenderung memiliki leher yang lebih besar dan berat lebih dari perempuan.Namun, wanita cenderung untuk mendapatkan berat badan dan leher lebih besar setelah menopause, yang meningkatkan risiko mereka terserang sleep apnea (Punjabi, 2009).
Usia
Ras dan Etnis
Afrika-Amerika menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk Sleep apnea dibandingkan kelompok etnis lainnya di Amerika Serikat.Ada studi yang menunjukkan bahwa prevalensi OSA di Asia adalah sebanding dengan yang didokumentasikan di Amerika Utara dan Eropa.Pengamatan yang menarik dan tak terduga yang muncul adalah, bahwa orang Asia cenderung kurang obesitas dari kulit putih, prevalensi penyakit di Timur tidak kurang dari di Barat. Selain itu, untuk usia tertentu, jenis kelamin, dan BMI, Asia memiliki tingkat keparahan penyakit lebih besar dari kulit putih (Punjabi, 2009).
Kegemukan
Obesitas, khususnya yang memiliki lemak di sekitar perut (bentuk apel), merupakan faktor risiko untuk sleep apnea, bahkan pada remaja dan anak-anak. Namun, tidak semua orang yang obesitas menderita sleep apnea.Sifat anatomis dan fisiologis tertentu dalam saluran udara lebih mungkin untuk hadir dalam penderita obesitas dengan apnea (MFMER, 2008).
Kondisi Medis Terkait Sleep Apnea Diabetes Diabetes
Dikaitkan dengan sleep apnea dan mendengkur.Hal ini tidak jelas apakah ada hubungan antara dua kondisi atau apakah obesitas merupakan faktor umum saja.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Sindrom Ovarium Poli Kistik (PCOS)
OSA dan kantuk siang hari yang berlebihan muncul pada sindrom ovarium polikistik (PCOS).Sekitar setengah dari pasien dengan PCOS juga memiliki diabetes.Obesitas dan diabetes terkait dengan sleep apnea dan PCOS (The New York Times, 2010; Simon, 2009).
2.8.Diagnosis Pemeriksaan fisik
Untuk mendiagnosa sleep apnea, dokter akan memeriksa indikasi fisik sleep apnea, termasuk:
a. Kelainan di daerah lunak atau saluran udara bagian atas, termasuk tonsilmembesar.
b. Obesitas (indeks massa tubuh [BMI]> 30): Ini merupakan faktor resiko utamasindrom apnea tidur obstruktif (OSA). Menurut studi Wisconsin Sleep Cohort,peningkatan 10% berat dikaitkan dengan risiko 6 kali lipat pengembanganpernapasan tidur-teratur.
c. Sebuah pengukuran lebar leher mengesampingkan gangguan lainnya Jika sleepapnea tidak jelas setelah pemeriksaan fisik dan sejarah, dokter akan perlu untukmenyingkirkan masalah lain. Ini termasuk gangguan tidur, (seperti narkolepsi,insomnia, gelisah atau gangguan kaki), atau kondisi medis atau psikologis(sindrom kelelahan kronis, depresi) yang dapat menyebabkan kantuk di sianghari.
Polisomnografi dan Home Sleep Studies
Epworth sleepiness scale (ESS)
Evaluasi subjektif kantuk di siang hari;
- Pasien sering kali meremehkan tingkat kantuk mereka, mungkin karena sleep apnea adalah suatu yang kronis, masalah tersembunyi tetapi berbahaya dan mereka menganggap normal pada masa itu. Epworth sleepiness scale (ESS) (lihat Tabel) adalah umum digunakan. Statistik kuesioner divalidasi untuk mengantuk di siang hari. Beberapa situasi terdaftar, dan pasien diminta untuk mengevaluasi kantuk. Skala berikut ini kemudian digunakan untuk memilih jumlah yang paling sesuai dengan situasi masing-masing;
0 = kemungkinan tertidur jarang 1 = kemungkinan tertidur sebentar 2 = kemungkinan tertidur sedang 3 = kemungkinan tertidurn sering
2.9.Pencegahan
Pencegahan yang dapat membantu mencegah OSA adalah ; a. Berhenti merokok
Nikotin dalam tembakau melemaskan otot-otot yang menjaga saluran udaraterbuka.Jika tidak merokok, otot-otot cenderung tidak jatuh pada malam haridan mempersempit saluran udara (Apneareport.com, 2010).
b. Posisi kepala
mengantuk dan membuat episodeapnea parah. Sebaliknya pengunaan dekongestan menyebabkan drainase akanmenurun(Webmed, 2009).
c. Makan Sehat
Cara terbaik untuk mencegah apnea adalah tetap sehat. Seperti telah dibahas,orang gemuk lebih mungkin untuk menderita OSA. Oleh karena itu jaringanyang berlebihan yang terbentuk di tenggorokan. Solusinya adalah makan sehatdan berolahraga rutin untuk menjaga berat badan terkendali (Apneareport.com,2010).
d. Monitor Tekanan Darah Anda
Individu dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin untuk menderita sleepapnea dan sekitar 30% dari individu dengan tekanan darah tinggi juga memilikiapnea.Individu yang sudah memiliki sleep apnea lebih cenderung mengalamitekanan darah tinggi. Menjaga tekanan darah dan tetap sehat tidak hanyamembantu mencegah apnea, malah mencegah penyakit lain (Apneareport.com,2010).
e. Menghindari Alkohol dan Narkoba
Konsumsi alkohol dan pil tidur dapat membuat jalan napas lebih cenderungruntuh saat tidur.Akibatnya, periode apnea ditingkatkan. Alkohol adalahdepresan dan sementara mengkonsumsi alkohol dapat membantu tertidur,penarikan mendatang, sementara tidur dapat menambah masalah danmengakibatkan OSA. Demikian pula, merokok dapat menyebabkan salurannapas bagian atas membengkak.Hal ini dapat menyebabkan mendengkur danmengakibatkan OSA. Bagi mereka yang sudah mulai, berhenti merokokmerupakan langkah utama untuk mencegah sleep apnea (Apneareport.com,2010).
Untuk seseorang yang cenderung OSA, tidur terlentang harus dihindari.Hal ini menyebabkan jaringan longgar untuk memblokir jalan napas.Posisi tidurterbaik untuk mencegah OSA adalah posisi samping.Bantal dan perangkat khusus dapat digunakan untuk membantu menjaga seseorang dari berguling ke posisi telentang dan mencegah OSA terjadi (Apneareport.com, 2010).
2.9.1. Terapi Terapi Non-Bedah
Continuous positive airway pressure (CPAP)
Continuous positive airway pressure (CPAP). Sleep apnea yang parah dianjurkan sebuah mesin yang memberikan tekanan udara melalui masker yang ditempatkan di atas hidung saat tidur. Jenis yang paling umum disebut continuous positive airway pressure (CPAP). Dengan terapi ini, tekanan nafas udara adalah
kontinu.Kompresi udara mencegah runtuhnya jalan napas di tenggorokan.Hal ini mencegah apnea dan mendengkur (Rowley, 2009).
CPAP adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengobati sleep apnea.Namun, ada yang merasa canggung dan tidak nyaman.Kebanyakan orang
belajar untuk menyesuaikan masker untuk mendapatkan cocok nyaman dan aman. Segelintir orang juga mendapat manfaat dari menggunakan humidifier bersama dengan sistem CPAP mereka (Rowley, 2009)
Mouthpiece (oral device) or Inter-oral devices (IODs)
Pilihan lain adalah mengunakan perangkat oral yang dirancang untuk menjaga tenggorokan terbuka. Peralatan oral merupakan alternatif yang sukses untuk segelintir pasien. Beberapa perangkat dirancang untuk membuka tenggorokan dengan membawa rahang ke depan. Kadang-kadang hal ini dapat menghilangkan mendengkur dan OSA ringan. Perangkat lain menahan lidah dalam posisi yang berbeda. Saran dari dokter gigi, pengalaman diperlukan untuk pemasangan dan terapi tindak lanjut perangkat(Punjabi, 2009).
Kebanyak orang mendapat manfaat dengan posisi tidur pada elevasi 30 derajat dari tubuh bagian atas.Ini membantu mencegah keruntuhan gravitasi dari jalan napas.Sebuah elevasi 30 derajat dari tubuh bagian atas dapat dicapai dengan tempat tidur diatur, atau baji tempat tidur ditempatkan di bawah kasur. Pendekatan ini dapat dengan mudah digunakan dalam kombinasi dengan perawatan lain dan sangat efektif untuk orang yang gemuk. Posisi tidur lateral (tidur di sisi) juga dianjurkan (Swierzewski,2000)
2.9.2.Terapi bedah
Tujuan dari pembedahan adalah untuk membuang kelebihan jaringan dari hidung atau tenggorokan yang dapat bergetar dan menyebabkan mendengkur.Kelebihan jaringan mungkin memblokir saluran bahagian atas pernafasan dan menyebabkan sleep apnea. Beberapa tindakan bedah antara lain :
a. (a). Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP)
Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) adalah prosedur di mana jaringan daripada bagian belakang mulut dan tenggorokan bagian atas dibuang.Tonsil dan adenoid biasanya dibuang juga.UPPP biasanya dilakukan di rumah sakit dan memerlukan anestesi umum.
b. Koreksi rahang
Prosedur ini disebut kemajuan maxillomandibular. Tujuan tindakan ini adalahmemperbesar ruang belakang lidah dan langit-langit lunak, membuat obstruksikemungkinannya
c. Implant
Prosedur implant adalah pengobatan minimal invasif. Ini melibatkan penempatantiga batang poliester kecil di langit-langit lunak.Untuk mencegah jatuhnya palatum molle.Perawatan ini hanya disarankan untuk derajat ringan sampai sedang (Medical News Today, 2010).
Menghapus jaringan di bagian belakang tenggorokan dengan laser dengan ablasifrekuensi radio (Medical News Today, 2010; AAOMS, 2008).