• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung Di Kecamatan Stm Hulu Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung Di Kecamatan Stm Hulu Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Faktor-Faktor Produksi

Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Disamping panjangnya waktu yang dibutuhkan kecukupan faktor produksi pun ikut menentukan hasil dari produksi.

Sukirno (2003 : 6) berpendapat bahwa ” Faktor produksi adalah benda- benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa-jasa.”

Pada umumnya, suatu barang dan jasa yang diproduksi dipengaruhi oleh alam (tanah), modal dan tenaga kerja sebagai faktor-faktor produksi. Disamping itu, terdapat faktor-faktor produksi lain yang pengaruhnya tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi.

Menurut Mubyarto (2000 : 57) ”Pembagian faktor-faktor produksi ke dalam tanah, tenaga kerja dan modal adalah konvensional. Sumbangan tanah adalah

berupa unsur-unsur tanah yang asli da sifat-sifat tanah yang tak dapat dirusakkan (original and indestructible properties of the soil) dengan nama, hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi untuk memugkinkan diperolehnya produksi diperlukan tangan manusia yaitu tenaga kerja petani (labor). Akhirnya yang dimaksud dengan modal adalah sumber-sumber ekonomi yang diluar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia.”

Tanah merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses produksi. Untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal, petani harus menjaga unsur- unsur tanah yang sudah ada, dengan mengelola tanah dengan baik. Tanah yang subur akan

(2)

10 membantu dalam produksi usaha tani yang maksimal.

Moehar (2001 : 50 ) mengatakan bahwa ”Faktor produksi terdiri dari tanah, modal dan tenaga kerja.” masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda namun saling berhubungan satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berbeda. Dapat dilihat bahwa ketiga faktor produksi tersebut merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan dalam proses produksi.

Petani harus mampu untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan faktro- faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.

2.2. Lahan

Lahan adalah salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan penting dalam pertanian. Lahan merupakan tempat penghasil produk pertanian. Dimana menurut Moehar (2001 : 66) bahwa ”Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian.” Tidak semua tanah merupakan lahan pertanian akan tetapi sebaliknya semua lahan pertanian merupakan tanah, lahan merupakan bagian dari tanah, hal ini karena tidak semua tanah dapat digunakan sebagai lahan dalam usaha pertanian.

Menurut Suratiah (2002 : 61) Lahan dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengukur besar kecilnya usaha tani. Ukuran-ukuran tersebut antara lain:

a. Total lahan usaha tani, yakni jumlah luas lahan yang digunakan untuk usaha tani. Biasanya dalam ukuran hektar (ha)

b. Total luas pertanian, yakni jumlah aljabar dari luas pertanaman pada lahan usaha tani yang diusahakan dalam waktu satu tahun.

c. Luas tanaman utama, yakni pengukuran terhadap tanaman utama dimana tidak dipersoalkan apakah sebagian digolongkan lahan kering yang tidak disawahkan yang diusahakan untuk tanaman lain.

(3)

11 Menurut Soekartawi (2002 : 15 ) ”Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efesiensi atau tidaknya suatu pertanian”.

Luas lahan dapat mempengaruhi jumlah produksi petani, semakin luas lahan semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh petani. Akan tetapi jika petani tidak dapat memanfaatkan luas lahan tersebut maka semakin luas lahan tidak menjamin pendapatan petani meningkat dikarenakan denga lahan yang akan sulit untuk dilakukan pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi, selain lahan yang luas juga memerlukan tenaga kerja dan modal yang cukup besar pula.

Menurut Tohir (2001 : 94) ”Dengan lahan usaha tani yang sempit akan membatasi petani berbuat pada rencana yang lebih lapang. Keadaan yang demikian akan membuat petani serba salah, bahan menjurus kepada keputusasaan. Tanah yang sempit dengan kualitas tanah yang kurang baik akan menjadi beban bagi petani pegelola usaha tani.”

Luas lahan pada usaha tani harus disesuaikan dengan jenis komoditi ynag akan dikembangkan, lahan juga harus mudah dikontrol sehingga petani dapat dengan mudah melakukan efesiensi usaha tani.

Lahan yang ada harus diolah dengan menggunkan teknik-teknik pertanian yang sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat fisik dari tanah dan juga untuk medapatkan hasil tanaman yang lebih baik.

Menurut Suhadi (Muliati, 2002 : 5) proses pengelolahan lahan dapat dilakukan dengan 3 cara, yakni :

1. Pembajakan

Pembajakan adalah pengelolahan tanah dengan menggunakan bajak yang bertujuan untuk meningnkatkan peredaran air dan udara dalam tanah. Dengan

(4)

12 pembajakan maka volume tanah akan menjadi lebih besar karena tanah yang tadinya padat menjadi lebih longgar sehingga pori-pori juga menjadi lebih besar. 2. Penanaman

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang terbaik, sebaiknya penanaman dilakukan dengan menggunakan varietas bibit unggul dan juga disesuaikan dengan waktu yang tepat untuk memindahkan tanaman ke lahan pertanian.

3. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan dengan cara pemupukan dan pengairan yang berguna untuk meningkatkanatau mempertahankan kesuburan tanah dan meingkatkan kualitas tanaman.

Dapat disimpulkan pengolahan lahan adalah salah satu hal yang terpenting dari usaha pertanian, melalui pegolahan lahan secara maksimal akan dapat menghasilkan hasil taaman dan menciptakan lingkungan pertanian yang baik. Luas lahan usaha tani juga menentukan pendapatan, taraf hidup dan derajat kesejahteraan rumah tangga tani.

2.3. Pupuk

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi

dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral).

Pupuk diberikan agar tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia)

dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia selalu

menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan lingkungan di

lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik. Dengan bantuan hasil

tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah masuk ke dalam tubuh manusia.

(5)

13

2.3.1. Manfaat Pemupukan Bagi tanaman

Tujuan pemupukan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang tidak sesuai di dalam tanah sehingga produksi meningkat. Hal ini berarti penggunaan pupuk dan input lainnya diusahakan agar mempunyai efisiensi tinggi. Keefisienan pupuk adalah jumlah kenaikan hasil yang dapat dipanen atau parameter pertumbuhan lainnya yang diukur sebagai akibat pemberian satu satuan pokok atau hara.

Manfaat dari pemupukan dapat mengembalikan unsur hara baik makro atau mikro

untuk memperbaiki struktur tanah. Sehingga danpak positif dari pemupukan adalah meningkatkan kapasitas kation, menambah kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan kegiatan biologis tanah, dapat menurunkan jeratan keasaman tanah. Naman, ada dampaknegatif dari pemupukan karena kandungan hara rendah pupuk yang dibutuhkan cukup banyak hal ini berakibat biaya ekonomi dan perhitungan dosis agak susah.

Tanaman memerlukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk tubuhnya dan memenuhi semua kegiatan hidupnya, unsur-unsur tersebut dihisap oleh tanaman dan mempunyai guna tertentu. Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh kualitas tanah yang baik, dan dibatasi oleh ketersediaan unsur hara yang minimum dalam tanah, kandungan unsur-unsur hara dalam tanah ini sangat mempengaruhi kondisi tanah. Untuk tanah yang mempunyai keharaan rendah, dapat diberi pupukagar tingkat keharaan menjadi lebih tinggi dan menjadikan tanah lebih subur.

Aplikasi penggunaan pupuk organik diberikan pada lahan sebelum tanaman ditanam. Pupuk organik dapak memperbaiki degradasi lahan, terutama kekurangn unsur karbon. Perombakan bahan organik dari pupuk organik dapat mengembalikan unsur hara tanah yang berperan menyediakan hara bagi tanaman untuk mendapat produktifitas yang

optimal.

(6)

14 2.3.2. Jenis- Jenis Pupuk

1. Pupuk Organik

a. Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis

polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.

b. Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya

sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.

c. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya

jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang.

Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman

pot atau holtikultura.

Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara, daya

resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga membentuk humus

(bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya,

peruraian dari humus akan menambah ketersediaan unsur-unsur hara.

2. Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)

Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor,

pupuk, majemuk, dan pupuk daun.

2.4. Tenaga Kerja

Setiap usaha pertanian yang dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan proses produksi. Tenaga kerja sangat diperlukan dalam menghasilkan produksi dan dalam mengelola hasil produksi usaha tani.

Secara umum tenaga kerja (manpower) didefinisikan sebagai penduduk yang berada pada usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan

(7)

15 jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan Undang-Undang Tenaga Kerja Tahun 2003 pasal 1 : 2 menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Hernanto (dalam Muliati 2001 : 6) ”Tenaga kerja adalah individu yang memilki kemampuan bekerja dan tergolong dalam angkatan kerja, bersedia bekerja pada

tingkat upah tertentu yang ditujukan untuk menghasilkan benda ekonomis (produksi).” Tenaga kerja tersebut mencakup manusia yang bersedia bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari manusia itu sendiri yang kemampuannya di ukur secara usia.

Kebutuhan tenaga kerja pada setiap cabang usaha akan berbeda berdasarkan jenis, kegiatan, jenis komoditi, tingkat teknologi, serta skala usaha dan waktunya. Pada kegiatan usaha tani sangat memerlukan tenaga kerja dimana kebutuhannya meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung.

Menurut Tohir (2001 : 70) tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usaha tani, yakni dibutuhkan pada usaha:

a. Persiapan tananam

b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat, hama / penyakit yang digunakan sebelum tanam).

c. Penanaman/ Persemaian d. Pemeliharaan Penyiangan

Pemangkasan Pemupukan

Pengobatan

Pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air

e. Panen dan Pengangkutan hasil f. Penjualan

(8)

16 Agar hasil produksi dapat diperoleh secara maksimal, maka perekrutan pekerjaan harus dilakukan dengan baik.

Menurut Rahardi (2000:16) perekrutan tenaga kerja didasarkan atas tiga macam golongan yaitu :

1. Tenaga Staf merupakan tenaga ahli degan ingkat pendidikan strata/ sarjana muda. Tenaga kerja ini bertugas sebagai perencana, pengawas dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan pemasaran hasil produksi. Disamping itu terdapat beberapa tenaga lulusan sekolah menengah atas sebagai tenaga administrasi.

2. Tenaga kerja harian tetap terdiri dari tenaga-tenaga lulusan sekolah pertanian menengah atas dan buruh tani yang yang berdomisili di sekitar lokasi usaha dimana tenaga ini bertugas memelihara tanaman.

3. Tenaga kerja harian lepas umumnya mengerjakan pembukaan lahan, pembuatan kontur awal,penentuan alir dan sebagainya. Pekerjaana ini dilakukan oleh para buruh tani dengan sistem borongan dan di bawah pengawasan tenaga ahli.

Sedangkan menurut Suratiah (2002 : 28) tenaga kerja dalam usaha tani terbagi 2, yakni:

a. Tenaga kerja keluarga petani yaitu tenaga kerja yang bersal dari sekelompok manusia yang hidup dari satu sumber pendapatan.

b. Tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga yang pada umumya diberi upah.

Peranan anggota keluarga dalam usaha tani adalah sebagai tenaga kerja disamping mereka juga mempekerjakan tenaga kerja dari luar yang diupah. Dalam menentukan

(9)

17 jumlah tenaga kerja luar kelurga yang dibutuhkan umumnya tergantung dari dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut.

Hermanto (2002:65) berpendapat bahwa ada beberapa cara untuk memperoleh tenaga kerja luar keluarga yakni:

a. Upahan

Tenaga upahan itu bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Upah umumnya tidak rasional karena daya mampu tidak diukur secara jelas tetapi dihitung sama untuk setiap tenaga kerja. Upah untuk pria berbeda dengan wanita maupun anak-anak.

b. Sambatan

Tenaga kerja sambatan adalah sistem tolong menolong di anatara para petani. Umumya tidak berdasarkan pertimbangan ekonomi. Sistem ini lebih terikat dengan adat istiadat.

c. Arisan Tenaga Kerja

Setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya.

Soekartawi (2002:26) menyatakan bahwa ”Skala usaha akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Usaha pertanian skala kecil menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tidak memerlukan tenaga kerja yang memilki keahlian. Sebaliknya pada usaha pertanian skala besar lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga.”

Mubyarto (2000:123) berpendapat bahwa ”Dalam Usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Anak-anak berumur 12 tahun misalnya

sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk kesawah atau

(10)

18 membantu penggarapan sawah".

Pada usaha pertanian dengan skala kecil peranan tenaga kerja dalam keluarga sangat penting. Hal ini menjadi suatu sumbangan dalam keluarga untuk kelancaran kegiatan produksi usahatani mereka. Dalam melakukan kegiatan usahanya tenaga kerja dalam keluarga tidak selalu dinilai dengan uang, ini dilakukan mereka untuk menekan ongkos tenaga kerja yang mestinya dikeluarkan.

2.5. Modal

Modal merupakan aspek ketiga yang penting dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan walaupun syarat- syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki.

Menurut Mubyarto (2000:106) "Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian".

Meskipun modal selalu dinyatakan nilainya dalam bentuk uang, namun ada juga penciptaan modal tanpa penggunaan uang. Meskipun demikian, uang masih merupakan alat tukar dan pengukur nilai-nilai dari modal tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uang adalah alat utama modal. Modal juga termasuk juga

peralatan seperti mesin-mesin, alat-alat besar, dan alat-alat penangkutan.

Modal dalam usaha tani dapat bersumber dari modal sendiri dan modal luar usaha tani. Dimana modal sendiri bersumber dari pemberian hadiah, warisan dan menabung. Sedangkan modal dari luar usahatani bersumber dari berbagai jenis hubungan seperti sewa, hutang atau kredit. Berdasarkan sumbernya tersebut, untuk modal sendiri petani bebas menggunakannya. Untuk kredit yang milik orang lain tentunya ada persyaratan. Persyaratan dapat diartikan pembebanan yang menyangkut waktu pengambilan maupun jumlah serta angsurannya. Untuk modal yang bersumber

(11)

19 dari warisan/ hadiah tentunya tergantung dari si pemberi.

Menurut Rahardi (2006:53-54 ), Modal terdiri atas 2 jenis, yakni: a. Modal Investasi

Modal investasi adalah modal yang disediakan untuk pengadaan sarana usaha yang bersifat fisik. modal ini meliputi pembiayaan untuk

pembelian atau penyewaan tanah, pembuatan bangunan gudang dan tempat penjaga lahan, mesin pertanian alat pertanian, biaya perizinan, saluran irigasi, jalan atau jika perlu jembatan, dan lain-lain

b. Modal Kerja

Modal kerja merupakan modal yang diperlukan untuk membiayai semua kegiatan usaha. modal ini digunakan untuk pembiayaan, seperti bibit, pupuk, obat (pembasmi dan atau pencegahan hama, penyakit, dan gulma tanaman), upah tenaga kerja serta biaya pemasaran

Petani yang telah melewati batas kebutuhannya dan dapat menyisihkan pendapatannya, dalam bentuk investasi, berupa alat-alat Pertanian dan mengatur yang memberi kemungkinan memperbesar modal yang dapat digunakan untuk memperbesar pendapatan.

Modal dapat menghasilkan barang baru, dengan demikian akan mendorong minat tumbuhnya pembentukan modal. Pembentukan modal ini menjadi keharusan untuk ditumbuhkan di kalangan petani.

Modal dapat dikatakan produktif apabila dalam penggunannya atau akibat penggunaannya dapat menghasilkan sesuatu hasil yang lebih dari jumlah yang diperlukan untuk menutupi biaya bagi semua faktor produksi.

Menurut Moehar (2001:21) "Kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan risiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima". Dengan modal yang cukup maka petani dapat memaksimalkan

(12)

20 input dalam pertanian seperti pembelian pupuk, penyediaan teknologi. Penggunaan modal yang maksimal akan meningkatkan pendapatan petani serta dapat meminimalisasi kemungkinan kerugian yang terjadi.

2.6. Pendapatan

Kegiatan usaha tani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang pertanian. Melalui penjualan produksi pertanian maka akan didapat pendapatan petani. Petani dapat menggunakan pendapatannya untuk berbagai kegunaan seperti biaya produksi selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Menurut Tohir (2001 : 176) "Pendapatan petani adalah jumlah sisa dari penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya untuk imbalan faktor-faktor luar dan bunga modal dari luar".

Hernanto (2002:202) mengatakan bahwa penerimaan usaha tani (farm receipts), yaitu penerimaan dari semua sumber usaha tani meliputi:

a. Jumlah penambahan inventaris. b. Nilai penjualan hasil.

c. Nilai dari penggunaan rumah dan yang dikonsumsi.

Salah satu tujuan dari pengembangan usaha tani adalah meningkatkan pendapatan petani dalam melakukan kegiatan usaha tani tersebut. Pada dasarnya petani menginginkan pendapatan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnva. Kegiatan usaha tani dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan yang besar akan terjadi bila petani memaksimalkan penggunaan faktor-faktor produksi yang telah tersedia.

Soekartawi (2002 - 14) menyatakan bahwa, "Ada dua cara yang sering dipakai

(13)

21 oleh seorang pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya yaitu: 1) menekan total biaya produksi sekecil-kecilnya dengan mempertahankan total penerimaan (cost minimization), 2) menambah total penerimaan sebesar-besarnya dengan mempertahanakan total biaya (revenue maximization). Kedua konsep ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besamya7.

Menurut Hermanto (2002: 203) ada beberapa ukuran pendapatan, yakni:

a. Pendapatan kerja petani (operator's farm income) pendapatan ini diperhitungkan dari: penerimaan dari penjualan hasil ditambah dengan kenaikan nilai inventaris kemudian dikurangi dengan pengeluaran tunai kemudian dikurangi pengeluaran yang tidak diperhitungkan.

b. Penghasilan kerja petani (operator's farm labor earning) diperoleh dari pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai seperti tanaman dan hasilnya yang di konsumsi keluarga.

c. Pendapatan kerja – ketuarga (family farm labor earning) diperoleh dari penghasilan kerja petani ditambah dengan nilai tenaga kerja dalam keluarga.

d. Pedapatan keluarga (family income) diperoleh dengan menjumlah total pendapatan keluarga dari berbagai sumber.

Menurut Hermanto (2002:208) dalam peningkatan pendapatan petani, ada beberapa hal yang ikut menentukan, yakni:

a. Jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani

Jumlah produksi dari satu usahatani ditentukan oleh skala usaha produktivitas

(14)

22 yang dapat diperoleh satu unit usahatani.

b. Harga penjualan

Harga penjualan yang dapat diperoleh petani ditentukan oleh beberapa faktor yaitu mutu hasil, pengolahan hasil dan sistem pemasaran serta struktur pasar yang dihadapi.

c. Biaya produksi petani

Faktor-faktor yang menentukan biaya produksi adalah ketersediaan modal yang digunakan, produktivitas tenaga kerja dan kemampuan pengelolaan

usaha tani untuk meningkatkan efisiensi.

Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendapatan petani adalah hal yang sangat kompleks, dimana banyak sekali faktor-faktor yang menentukan keberhasilannya.

Kegiatan usaha tani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya nantinya akan mendorong petani untuk dapat memanfaatkannya dalam berbagai kegunaan seperti untuk : biaya produksi periode selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

2.7.Teknik Pengumpulan Data

2.7.1.Jenis dan Sumber Data

Prosedur Pengambilan data penelitian menggunakan data primer. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara langsung dan diskusi dengan petani yang menjadi sampel atas kuisioner penelitian. Sedangkan untuk data sekunder, data diperoleh dari instansi yang terkait atau perusahaan setempat, buku – buku ilmiah, media internet, jurnal penelitian maupun dari referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

(15)

23 2.7.2. Cara Pengumpulan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Observasi

Observasi yaitu mengamati langsung pada objek yang akan diteliti. Disini yang diamati adalah keadaan yang ada di Desa Huta II Kecamatan Hatonduan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

b. Wawancara dan Diskusi

Peneliti melakukan wawancara dan diskusi dengan petani, kelompok tani, untuk memperoleh informasi mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan usahatani jagung

c. Angket

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responder untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap Pertanyaan tersebut ditentukan skor-nya dengan menggunakan rating scale.

2.8. Metode Analisis Data

Suatu penelitian akan menjadi jelas, terarah tujuannya bila didukung oleh organisasi pengolahan data yang baik dan sistematis. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis data dengan perhitungan angka-angka dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut, dengan menggunakan rumus-rumus berikut ini :

2.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Untuk menguji apakah instrumen angket yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat yang sesuai dengan tujuan ukurannya maka dilakukan uji validitas. Sugiyono (2003, hal. 114) menyatakan bahwa pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan (content validity)

dengan cara mengkolerasikan skor item masing-masing variabel dengan skor total

(16)

24 masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang layak dan tidak layak. Perhitungan kolerasi antara pernyataan atau pertanyaan ke-1, ke-2 dan seterusnya dengan skor total digunakan alat uji kolerasi Pearson (product moment coefficient of correlation) dengan menggunakan perangkat lunak statistic package for social sciences

(SPSS) versi 15. Adapun rumus korelasi Pearson (Sugiyono, 2003. hal 182) adalah :

b. Uji Reliabilitas

Setelah diperoleh item-item soal yang valid maka langkah selanjutnya menguji reliabilitas tes yang sudah valid dengan menggunakan rumus alpha yang bertujuan untuk mengetahui apakah tes yang sudah diberikan sudah layak atau tidak kepada sampel yang telah ditetapkan. Menurut Nugroho (2005, hal. 53) menyatakan reliabilitas atau keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai reliabilitas dalam penelitian ini, hasil reabilitas dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi nilai r, sebagai berikut (Arikunto, 2006, hal. 18) :

Tabel. 2.1. Interpretasi besarnya nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Sedang

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2006)

(17)

25 20

2.8.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel di mana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Model regresi linear berganda secara matematik dinyatakan dalam persamaan berikut :

Dimana :

Y = variabel terikat X₁, X₂,..Xn = variabel bebas

α = konstanta

b₁,b₂,…bn = koefisien regresi Y atas X

Dalam tulisan ini

Y = α

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+b

3

X

3

+b

4

X

4

2.8.3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Total Sampling adalah pengambilan sampel dari semua anggota populasi.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 KK dengan taraf kesalahan 10% dimana yang dijadikan sampel adalah petani yang memiliki tanaman jagung.

(18)

26 2.8.4. Variabel Peneltian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor produksi yaitu - Luas lahan (Ha)

- Tenaga kerja (Orang) - Modal (Rp)

- Pupuk (Ton/Ha)

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan

2. Definisi Operasional

a. Lahan adalah areal tempat penanaman jagung yang di ukur dengan per satuan luas. Indikator lahan yaitu :

- Luas Lahan (Ha)

b. Pupuk adalah Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau

tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

non-organik (mineral). Indikator pupuk yaitu - Jenis pupuk yang digunakan

c. Tenaga kerja adalah efektifitas tenaga kerja untuk mengelola usaha tani jagung baik dalam keluarga maupun luar keluarga. Indikator tenaga kerja yaitu :

- kemampuan tenaga kerja - pengetahuan dan keterampilan - aktivitas

- Jumlah tenaga kerja

d. Modal adalah dana atau biaya yang digunakan atau dikeluarkan dalam mengelola usaha tani jagung. Indikator Modal yaitu:

- Biaya produksi atau usahatani (Rp)

(19)

27 e. Pendapatan adalah seluruh hasil yang diperoleh dari penjualan jagung setelah

dikurangi dengan dengan biaya-biaya produksi. Indikator Pendapatan yaitu: - Jumlah Produksi (ton/ Ha)

- Harga Jual (Rp/Kg)

Tabel 2.2. Operasional Variabel

Variabel Indikator Nomor

Lahan (X1) - Luas Lahan 1,2,3,4, 5,6,7 Pupuk (X2) - Biaya Produksi 8,9,10,

11,12, 13,14, 15 Modal (X3) - Biaya Produksi 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22 Tenaga Kerja (x4) - Jumlah Tenaga kerja

- Pengetahuan - Keterampilan - Aktivitas

23,24, 25,26, 27,28 Pendapatan (Y) - Jumlah produksi

- Harga jual 29.30, 31.32, 33,34, 35

Gambar

Tabel. 2.1. Interpretasi besarnya nilai r
Tabel 2.2. Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Wewenang Pemerintah Kabupaten Lampung Barat; Peraturan Daerah Kabupaten

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rangkaian rencana kegiatan yang mampu menghantarkan langkah menuju tujuan yang akan dicapai, sehingga strategi dapat

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Tiga panah, Kaban Jahe Pekerjaan : Seniman dan Tokoh adat.. Umur : 62

Rusman, Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal.. memfasilitasi peserta didik dalam berlangsungnya proses

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Maka dari penjelasan di atas pandangan Natsir tentang Islam sebagai ideologi dapat disimpul bahwa Natsir memperjuangkan ini karena kayakinan ideologi beliau sebagai seorang