• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Pada Anak Umur 0-14 Tahun Yang Dirawat Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Pada Anak Umur 0-14 Tahun Yang Dirawat Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia, serta merupakan penyebab kesakitan dan kematian terhadap jutaan orang setiap tahunnya. Menurut WHO, pada tahun 2012 ada sekitar 8,6 juta kasus baru TB di dunia (1,1 juta dengan HIV positif). Dari 8,6 juta kasus baru TB pada tahun 2012, terdapat diantaranya 2,9 juta (33,7%) perempuan, dan 530.000 (6,2%) anak-anak dibawah 15 tahun. Jumlah kematian akibat TB adalah 1,3 juta (0,3 juta HIV positif), 410.000 (31,5%) di antaranya adalah perempuan, dan 74.000 (7,4%) adalah anak-anak dengan HIV negatif (WHO, 2013). Angka CFR (Case Fatality Rate) TB pada anak tahun 2012 adalah 13,9%, jadi dari setiap 100 anak yang sakit TB maka sekitar 14 anak di antaranya meninggal.

(2)

Pada tahun 2014 ada sekitar 9,6 juta kasus baru TB, meningkat 0,6 juta dari tahun sebelumnya, dengan 5,4 juta (56,2%) diantaranya adalah laki-laki, 3,2 juta (33,3%) perempuan, dan 1 juta (10,4%) anak-anak. Jumlah kematian akibat TB adalah 1,5 juta orang (1,1 juta HIV negatif dan 0,4 juta HIV postif), dengan laki-laki sebanyak 890.000 orang (59,3%) , perempuan sebanyak 480.000 orang (32%) dan anak-anak 140.000 orang (9,3%) (WHO, 2015). Angka CFR TB anak tahun 2014 adalah 14%.

Jumlah kematian akibat TB sangat tinggi padahal dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, hampir semua orang dengan TB dapat disembuhkan. Dari 9,6 juta kasus baru TB di tahun 2014, sebesar 58% diantaranya berada di wilayah Asia bagian selatan dan timur, serta wilayah Pasifik Barat. Wilayah Afrika memiliki sebesar 28% dari seluruh kasus di dunia pada tahun 2014, tapi yang paling parah adalah beban relatif terhadap populasi yaitu sebesar 281 kasus untuk setiap 100.000 orang, lebih dari dua kali lipat rata-rata global yaitu sebesar 133. India, Indonesia, dan Cina mempunyai jumlah kasus yang paling besar dari jumlah keseluruhan kasus baru TB tahun 2014 dengan India sebesar 23%, Indonesia sebesar 10%, dan Cina sebesar 10% dari jumlah keseluruhan (WHO, 2015).

(3)

menyebabkan kesakitan dan kematian, bahkan menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di negara endemik TB (WHO, 2013), bahkan anak bisa menjadi sumber penularan saat mereka dewasa karena bakteri penyebab TB bisa nonaktif selama bertahun-tahun.

Tuberkulosis pada anak juga merupakan faktor penting di negara-negara berkembang karena jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun adalah 40-50% dari jumlah seluruh populasi (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, tuberkulosis pada anak juga mencerminkan transmisi TB yang masih terus berlangsung di populasi. Anak biasanya tertular TB dari orang dewasa yang sakit TB. Jika ditemukan anak yang sakit TB, maka sudah dapat di pastikan ada orang dewasa yang menjadi sumber penularan TB pada anak di lingkungan sekitar anak yang didiagnosis TB (WHO, 2013).

(4)

menilai besar sebenarnya dari epidemi TB anak, yang kemungkinan lebih tinggi dari yang diperkirakan, sehingga TB pada anak telah menjadi epidemi tersembunyi (Hidden Epidemic) (WHO, 2013).

Pada tahun 2013, di Indonesia terdapat 26.054 kasus TB anak ternotifikasi, (8% dari seluruh kasus TB). Pada tahun 2014 terdapat 23.235 jumlah kasus TB anak yang dilaporkan, (6,6% dari seluruh kasus TB). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2014, menurut kelompok umur proporsi kasus baru paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 20,76% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 19,57% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,24%, sementara itu proporsi pada kelompok umur 0-14 tahun sebesar 0,66% dan merupakan kelompok umur dengan proporsi paling rendah (Kemenkes RI, 2015).

(5)

pelaporan baik, angka ini menggambarkan over atau under diagnosis, serta rendahnya angka penularan TB anak. Jika angka melebihi kisaran yang diharapkan maka kemungkinan besar terjadi overdiagnosis. Dan apabila angka kurang dari kisaran tersebut, maka kemungkinan terjadi underdiagnosis (Kemenkes RI, 2013).

RSUD Dr. Pirngadi merupakan rumah sakit umum daerah kota Medan yang melayani pengobatan TB termasuk TB pada anak. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, diperoleh penderita Tuberkulosis paru pada anak berumur 0-14 tahun yang di rawat pada tahun 2011-2015 adalah sebanyak 512 orang (127 orang pasien rawat inap dan 385 orang pasien rawat jalan). Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik anak penderita tuberkulosis paru yang di rawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Belum diketahui karakteristik tuberkulosis paru pada anak umur 0-14 tahun yang menjalani pengobatan rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2015. 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama dan tempat tinggal).

b. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan status imunisasi BCG.

c. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan status gizi.

d. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru.

e. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan skor diagnosis TB.

f. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan lama rawatan rata-rata.

g. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan lama pengobatan.

h. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan sumber biaya.

i. Mengetahui distribusi proporsi anak penderita tuberkulosis paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

(7)

m. Mengetahui distribusi proporsi status gizi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

n. Mengetahui distribusi proporsi lama pengobatan TB paru berdasarkan umur.

o. Mengetahui distribusi proporsi lama pengobatan TB paru berdasarkan jenis kelamin.

p. Mengetahui distribusi proporsi lama pengobatan TB paru berdasarkan status gizi.

1.3.3 Manfaat Penelitian

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai tuberkulosis paru pada anak.

b. Sebagai bahan masukan kepada RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan terkait tuberkulosis paru pada anak. c. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

berikut: pertama ; Kewenangan BI dalam pengawasan bank di bidang makro prudential berdasarkan Pasal 5-11 Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan

[r]

[r]

Pengumpulan data ditekankan pada dua kelompok informasi, yakni tentang: (a) pemahaman guru-guru sains tentang konsep dan kedudukan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup

Uji t-test digunakan untuk mengetahui pengaruh model Make a Match terhadap minat belajar Akidah Akhlak peserta didik dan pengaruh model Make a Match terhadap hasil

Nizar Ramdani, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Peserta Didik Kelas V MI Darussalam Ngentrong

karakter pada diri siswa yang diharapkan di Sekolah Dasar Islam AL-. IKHLAS Karangrejo Kecamatan Karangrejo

3 (X 3 ) = 0,343 , ini menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, dengan kata lain jika. variabel citra merek ditingkatkan