BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,
hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan menggunakan aspek
pengukuran, perhitungan rumus dan kepastian data numerik (situmorang dan
Ginting 2008:172)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari September
2016 hingga Oktober 2016.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam membahas dan menganalisa
permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh:
1. Variabel bebas (X) yang terdiri dari tiga varibel yaitu Harga (X1)
Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3
3.4 Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain,
dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah :
1. Harga (X1
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh
manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. )
2. Kualitas Produk(X2
Keseluruhan ciri dari suatu produk terhadap kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen tersebut. )
3. Citra Merek(X3
Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu merek. )
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial.
Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukur
Harga (X1
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh
indikator variabel kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,
2006:86).
Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2006:88)
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif kuliah dimana
mereka telah menggunakan smartphone merek iPhone.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro,
2003:103). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang
digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui
[ Z α ]2 n =
( p )( q) d2
n : Jumlah sampel
Z α : Nilai standard normal yang bersamanya tergantung α
bila α = 0,05 Z = 1,67 bila α = 0,01 Z = 1,96
p : Estimasi proporsi populasi q : 1 – p
d : Penyimpanan yang ditolerir
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap mahasiswa
yang aktif kuliah di Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas
Sumatera Utara, dari 30 mahasiswa ada 18 orang yang pernah membeli iPhone
Smartphone dalam jenis seri apapun atau pernah membeli iPhone Smartphone ini
minimal dalam 30 Hari. Maka, nilai p adalah 18/30x100% = 60% dan nilai q
adalah 40%. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam
penelitian ini adalah:
Metode penarikan sampel yang dipakai adalah metode Purposive Sampling
adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok
sebagai sumber data.
3.7 Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis sumber data yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperbolehkan secara langsung dari
responden dilokasi penelitian dan diperoleh dengan memberikan daftar
pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi ciri yang
ditentukan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik
dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan 2 metode yaitu:
1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) merupakan metode mengumpulkan data
yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang tertulis kepada responden untuk menjawab.
2. Studi Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data melalui
buku, jurnal, majalah, internet, yang menjadi referensi pendukung bagi
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan instrmen. Suatu instrument yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Uji
Validitas dilakukan pada 30 orang mahasiswa Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara diluar sampel yang
sudah ditentukan. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science). Untuk
menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu
dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Kriteria penilaian uji
validitas, adalah:
a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
Tabel. 3.3
Uji Realibilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Pernyataan
yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka ditentukan
Reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.
Tabel. 3.4
3.10. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis dimana data yang
telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier
berganda dengan persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1x1 + b2x2 +b3x3
= Variabel Kualitas Produk
3
e = Standard Error
= Variabel Citra Merek
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias
dan efi siensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi
yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan Uji Normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji Normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai asymp.sig
(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
b. Uji Heteroskedastisitas
Adanya variasi variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel
independen signifikan secara statistika mempengaruhi variabel
dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dengan model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF ( Variance Inflation Factor) melalui
program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang
biasa dipakai adalah Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5 maka tidak
terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2008:104).
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian Smartphone merek iPhone maka dilakukan
a. Uji Signifikan Simultan (Uji –F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel
independen (Harga, Kualitas Produk, Citra Merek) yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap
variabel dependen (Keputusan Pembelian).
Kriteria Pengujiannya adalah:
H0: b1, b2, b3
H0: b
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen
1, b2, b3
Kriteria Keputusannya adalah:
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen
H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%
H0 diterima jika F hitung< F tabel pada α= 5%
b. Uji Signifikan Parsial ( Uji – t )
Pengujian ini dilakukan untik mengetahui seberapa jauh pengaruh
suatu variabel independen (Harga, Kualitas Produk, Citra Merek)
secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen
(Keputusan Pembelian).
Kriteria Pengujiannya adalah:
H0: b1,b2,b3 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif
H0: b1,b2,b3
Kriteria Pengambilan Keputusan adalah:
≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel depenen.
H0 ditolak jika t hitung > F tabel pada α = 5%
H0 diterima jika t hitung< F tabel pada α= 5%
c. Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R )
2
) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel independen (Harga, Kualitas Produk, Citra Merek)
terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar atau mendekati 1 menunjukkan
semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0< R2 <1,
sebaliknya R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel ondependen adalah kecil variabel dependen.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah iPhone
Pertama kali Iphone dikenalkan oleh Steve Jobs, CEO dari Apple Inc. Ia
memerintahkan ilmuwan untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi layar
sentuh. Pada tanggal 29 Juni 2007 iPhone generasi pertama dikenalkan kepasaran
secara ekslusif menggaet AT&T Wireless sebagai mitranya untuk memasarkan
iPhone 2G yang fungsinya sebagai telepon genggam serta memadukan fitur
entertainment didalamnya. Lebih lagi dilengkapi kamera berukuran 2 megapixel
untuk foto. Pada saat itu iPhone sukses menjual lebih dari 3 juta unit dan tahun
berikutnya meningkat menembus 6 juta unit. Walau terbilang revoluioner dan
sukses sebagai unit telepon genggam yang mengkhususkan diri pada fitur hiburan
dan akses internet iPhone 2G dikritik khalayak ramai dan pengguna karena
kemampuan akses internet yang masi terbatas.
Pada tanggal 11 Juni 2008 Apple memenuhi harapan para pengguna
iPhone 2G dengan meluncurkan generasi kedua yaitu iPhone 3G yang merupakan
penyempurnaan dari pendahulunya. iPhone 3G ini memiliki akses internet yang
cepat dan handal serta penambahan fitur interactive games yang berjumlah banyak
namun dalam sistem operasi kerap mengakibatkan error saat telepon dioperasikan.
Sebagai respon terhadap banyaknya masalah maka Apple secara sigap merilis
iPhone 3GS generasi ketiga yang merupakan penyempurnaan dari iPhone
sebelumya. Perbedaan iPhone 3G dengan iPhone 3GS pada prosesor, piranti dan
generasi sebelumnya serta dilengkapi teknologi nirkabel HSDPA Wifi dengan
kapasitas 7,2 MB, Bluetooth 2.1, kamera 3,5 megapixel dan memiliki fitur
merekam video. Terbukti sukses dipasaran iPhone 3GS mampu menjual 3 juta
unit dalam kurun waktu 3 hari. Tingkat penjualan iPhone 3GS sama sekali tidak
terpengaruh oleh resesi ekonomi pada saat. Apple tercatat sebagai perusahaan
yang mengalami profit raise sebesar 15% angka yang didapat dari penjualan 5,2
juta unit iPhone 3GS sebuah survey yang dilakkan oleh RBC Capital Markets
membuktikan bahwa 99% pengguna iPhone sangat puas dengan produk ini,
konsumen merasa iPhone 3GS memenuhi semua tuntutan mereka terhadap seri
iPhone dan bahkan lebih.
Tidak sampai disitu Apple terus berinovasi dalam penjualan produk
telepon genggamnya yang mengaharapkan hadirnya fitur videocall, pada tanggal
25 Juni 2010 generasi keempat diperkenalkan yaitu iPhone 4 yang masih
menyerupai iPhone 3GS tapi piranti lunak atau software yang digunakan
ditambahkan beberapa kelengkapannya serta penambahan kamera depan menjadi
dua kamera pada satu unit iPhone yang dilengkapi LED Flash ditambah resolusi
tinggi yang menggandakan semua pixel (960 x 640) dengan kemampuan zoom
hingga 5 kali dan juga dilengkapi backside illuminated sensor yang mampu
merekam video, hal ini menjadi peningkatan yang signifikan, Apple menyebutnya
sebagai Retina Display. Baterai iPhone 4 mampu bertahan untuk 7 jam
percakapan 3G, 6 jam browsing 3G, 10 jam browsing Wifi, 10 jam Video, 40 jam
Kendati feedback negative dari pengguna akibat antenanagate penjualan
iPhone 4 masi tinggi tetapi untuk mengenyahkan masalah antenna maka Apple
meluncukan iPhone generasi kelima disebut iPhone 4S pada Oktober 2011
sekaligus melakukan peningkatan prosesornya menjadi dual_core, meningkatkan
spek grafis, kecepatan data, perekam kamera menjadi full HD serta fitur suara siri
membuat peningkatan penjualan iPhone 4S pada masa itu sangat tinggi sebab
sempat dikabarkan generasi ini menjadi yang terakhir kali diluncurkan oleh Apple
yang diciptakan oleh Steve Jobs setelah dia meninggal.
Ternyata Apple tidak kehabisan akal, perusahaan ini terus menerus
berinovasi dalam meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggannya maka
Apple meluncurkan iPhone 5 sebagai generasi keenam pada tanggal 21 September
2012 dan mulai dijual di Indonesia pada tanggal 14 Desember 2012. Kelebihan
dari iPhone 5 ini memiliki layar yang lebih besar seukuran 4 inch, bodi yang
langsing dan sangat tipis hanya setebal 7,6 mm dan berat 112gram ukuran ini 20%
lebih ringan dan 18% lebih tipis dibanding generasi sebelumnya, prosesor yang
baru bahwa dua kali lebih cepat dan kemampuan grafis dua kali lebih hebat
menjadi awet ketimbang iPhone sebelumnya, kamera lebih tajam berresolusi 8
megapixel, konektivitas 4G LTE (long term evolution), sistem operasi
pembaharuan seperti peta 3 dimensi yang mendetail dan integrasi lebih mendalam
dan konektor lighting untuk pertama kalinya dalam sejarah iPhone yang mampu
melakukan sync iPhone 5 ke komputer lebih cepat dibanding konektor 30 pin dari
pendahulunya. Handet ini dinyatakan mampu bertahan 8 jam untuk berbicara dan
untuk menjelajahi internet serta di konektivitas WiFi mampu dipergunakan
selama 10 jam.
Kemudian Apple tidak tinggal diam, pada tanggal 20 September 2013
Apple meluncurkan generasi ke tujuh yaitu iPhone 5S dan 5C sebagai produk
terbaru mereka. iPhone 5C memiliki spesifikasi yang sama dengan iPhone 5 dan
kamera depannya telah diperbarui. iPhone 5C tersedia dalam 5 macam warna
yaitu biru, merah, hijau, kuning, dan putih. Sedangkan iPhone 5S dilengkapi
dengan fitur baru, yaitu Touch ID, dapat merekam video gerak lambat beresolusi
720p, tenaga 3.8 V 5.92 W-h (1,560 mA-h), CPU 1.3 GHz dual core App A7
64bit, memori 1GB LPDDR3 DRAM, grafis PowerVR G6430 (4-cor GPU) dan
tersedia dalam 3 macam warna yaitu abu-abu, silver, dan emas. Dan yang terakhir
baru-baru ini Apple Inc memperkenalkan secara resmi dua ponsel terbaru yaitu
iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Acara peluncuran berlangsung di Flint Center,
Cupertino, California, Amerika Serikat, pada Rabu September 2014. Perbedaan
utama antar iPhone 6 dan iPhone 6 Plus adalah ukuran layarnya masing-masing
berukuran 4,7 inci dan 5,5 inci. Kemudian layar iPhone 6 menggunakan retina HD
display dan lebih kuat dari pendahulunya.
4.2. Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh
responden penelitian.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam
terhadap keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan. Variabel Harga (X1) yang
terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel Kualitas Produk (X2) yang terdiri dari 5
butir pertanyaan, Variabel Citra Merek (X3
4.2.2.1 Hasil Distribusi Karakteristik Responden
) yang terdiri dari 3 butir pertanyaan
variabel keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner
penelitian ini disebarkan kepada 93 orang responden.
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden
yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian
yang meliputi usia, jenis kelamin dan jumlah frekuensi membeli Pond’s
lightening facial foam dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi
sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jurusan
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin crosstab dengan jurusan
responden sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jenis kelamin * jurusan Cross tabulation Count
Sumber: Output SPSS, (2016)
Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 15 orang dengan
pada jurusan teknik informasi. Sebanyak 32 orang berjenis kelamin perempuan
pada jurusan ilmu komputer dan 31 orang laki-laki pada jurusan teknik informasi.
Dapat disimpulkan deskriptif jenis kelamin dan jurusan responden pada penelitian
ini didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita dan berada pada jurusan
ilmu komputer.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan tipe iPhone
Distribusi responden berdasarkan tipe iPhone responden sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan tipe iPhone
jniskelamin * tipeiphone Crosstabulation Count
Tipeiphone Total
4 4s 5 5s 6 6plus
Jenis kelamin
Laki-laki 1 6 11 4 8 0 30
perempuan 1 0 49 6 0 7 63
Total 2 6 60 10 8 7 93
Sumber: Output SPSS, (2016)
Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa responden perempuan lebih
banyak menggunakan iPhone sebagai smartphone nya dengan jumlah 63 orang
dengan jenis iPhone yang berbeda 1 orang menggunakan tipe iPhone 4, 49 orang
dengan iPhone 5 , 6 orang dengan tipe 5s dan 7 orang dengan tipe 6 plus.
Sedangkan responden laki-laki yang menggunakan iPhone sebanyak 30 orang
dengan kriteria 1 orang menggunakan tipe iPhone 4, 6 orang dengan tipe 4s, 11
orang tipe iPhone 5, 4 orang dengan tipe 5s, dan 8 orang menggunakan tipe
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel
4.2.2.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Harga
Jawaban responden tentang variabel Harga dapat dijelaskan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden untuk Harga
Pernyataan SS S KS TS STS Total
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama (Saya membeli smartphone merek iPhone karena
harga yang terjangkau), dari 93 responden terdapat 53 responden atau
57,0% responden yang menyatakan sangat setuju, 40 responden atau
43,0% responden yang menyatakan setuju. Mayoritas responden
menyatakan tertarik membeli Smartphone merek iPhone karena harga
yang ditawarkan oleh iPhone terjangkau sesuai dengan nilai produk yang
dimiliki.
2. Pada pernyataan kedua (Saya membeli smartphone merek iPhone karena
terdapat 49 responden atau 52,7% paling dominan menyatakan sangat
setuju dan sebanyak 44 responden atau 47,3% menyatakan setuju.
Mayoritas responden menyatakan sangat setuju membeli iPhone karena
konsumen merasa adanya kesesuaian harga dengan kualitas yang diberikan
smartphone merek iPhone.
3. Pada pernyataan ketiga (saya membeli smartphone merek iPhone karena
harga yang wajar jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis
dengan kualitas yang hampir sama), dari 93 responden terdapat 38
responden atau 40,9% paling dominan menyatakan setuju dan 38
responden atau 40,9% menyatakan sangat setuju terhadap pembelian
smartphone merek iPhone. Mayoritas responden menyatakan setuju
harganya dikarenakan adanya asumsi kewajaran bagi konsumen dengan
harga yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis.
4. Pada pernyataan keempat (saya membeli smartphone merek iPhone karena
harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat produk yang saya terima),
dari 93 responden terdapat 53 responden atau 57,0% paling dominan
menyatakan sangat setuju dan sebanyak 40 atau 43,0% menyatakan setuju.
Mayoritas responden menyatakan setuju karena harga yang ditawarkan
iPhone sesuai dengan manfaat produk yang dimiliki.
4.2.2.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kualitas Produk
Jawaban responden tentang variabel Kualitas Produk dapat dijelaskan pada
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden untuk Kualitas Produk
Pernyataan SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
1. Tampilan 49 52,7 44 47,3 0 0 0 0 0 0 93 100
2. Keandalan 38 40,9 52 55,9 0 0 3 3,2 0 0 93 100
3. Daya Tahan 53 57,0 40 43,0 0 0 0 0 0 0 93 100
4. Kualitas yang di
Persepsikan
49 52,7 44 47,3 0 0 0 0 0 0 93 100
5. Kesesuaian
Kinerja Produk
53 57,0 40 43,0 0 0 0 0 0 0 93 100
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama (saya tertarik membeli smartphone merek iPhone
karena tampilan desain yang elegan), dari 93 responden terdapat 49
responden atau 52,7% paling dominan menyatakan sangat setuju dan 44
respoden atau 52,7% menyatakan setuju. Mayoritas responden
menyatakan sangat setuju membeli smartphone merek iPhone karena
tampilan desain yang elegan sesuai dengan keinginan konsumen.
Berbentuk persegi panjang dengan desain yang mudah digenggam
ditangan sehingga membuat konsumen merasa nyaman dengan desain
smartphone merek iPhone.
2. Pada pernyataan kedua (saya tertarik membeli smartphone merek iPhone
karena keandalan produk yang sudah menggunakan perangkat berbasis
iOS), dari 93 responden terdapat 52 responden atau 55,9% menyatakan
Sebanyak 3 responden atau 3,2% responden tidak setuju . Mayoritas
responden menyatakan setuju rata-rata konsumen membeli smartphone
merek iPhone dikarenakan smartphone merek iPhone satu-satunya
smartphone yang menggunakan perangkat berbasis iOS. Konsumen
membutuhkan sistem operasi yang mutakhir sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga dapat lebih mengerti keinginan konsumen. Sistem ini
hanya di peruntukkan untuk produk Apple.
3. Pada pernyataan ketiga (saya membeli smartphone merek iPhone karena
daya tahan baterai lebih dari 4 jam pemakaian aktif), dari 93 responden
terdapat 53 responden atau 57,0% paling dominan menyatakan sangat
setuju dan sebanyak 40 responden ata 43% menyatakan setuju. Mayoritas
responden menyatakan setuju karena Daya tahan baterai menjadi salah
satu keunggulan smartphone merek iPhone. Konsumen membutuhkan
smartphone dengan daya batrai yang lama agar konsumen merasa nyaman
untuk mempergunakan smartphonenya ketika berada diluar rumah untuk
tidak takut kehabisan batrai.
4. Pada pernyataan keempat (saya membeli smartphone merek iPhone karena
kualitas produk yang janjikan sesuai dengan yang saya inginkan), dari 93
responden terdapat 49 responden atau 52,7% paling dominan menyatakan
sangat setuju dan 44 responen atau 47,3 menyatakan setuju. Mayoritas
responden menyatakan setuju membeli smartphone merek iPhone sangat
tinggi, sistem operasi memakai iOS dan lain-lain sehinggan mampu
memenuhi keinginan konsumen.
5. Pada pernyataan kelima (saya membeli smartphone merek iPhone karena
kinerja perangkat yang berbasis iOS, pemakain aktif dibandingkan merek
lain), dari 93 responden terdapat 53 responden atau 57,0% paling dominan
menyatakan sangat setuju dan 40 responden atau 43.0% menyatakan
setuju. Mayoritas responden menyatakan sangat setuju Konsumen
melakukan pembelian smartphone merek iPhone dikarenakan smartphone
merek lain tidak memenuhi keinginan konsumen.
4.2.2.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Citra Merek
Jawaban responden tentang variabel Citra Merek dapat dijelaskan pada
Tabel 4.5
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden untuk Citra Merek
Pernyataan SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
1. Identitas Merek 49 52,7 44 47,3 0 0 0 0 0 0 93 100
2. Keunggulan
Merek
38 40,9 52 55,9 0 0 3 3,2 0 0 93 100
3. Kepercayaan
Pada Merek
53 57,0 40 43,3 0 0 0 0 0 0 93 100
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama (saya dapat dengan mengingat dengan cepat
logo/simbol dari iPhone), dari 93 responden terdapat 49 responden atau
52,7% paling dominan menyatakan sangat setuju dan 44 responden atau
47,3% menyatakan setuju. Mayoritas responden menyatakan sangat setuju
karena smartphone iPhone telah memiliki positioning yang sangat kuat di
benak konsumen, hampir seluruh responden dapat mengingat dengan cepat
logo smartphone iPhone, dikarenakan logo smartphone iPhone memiliki
ciri khas sebuah apel yang telah digigit separuh yang membuat konsumen
dengan mudah mengingat simbol jika diingatkan dengan merek Apple.
2. Pada pernyataan kedua (smartphone iPhone merupakan satu-satunya
produk smartphone yang sudah berbasis iOS.), dari 93 responden terdapat
52 responden atau 55,9% paling dominan menyatakan setuju, terdapat 38
responden atau 40,9% paling dominan menyatakan sangat setuju dan
sebanyak 3 responden atau 3,2% menyatakan tidak setuju. Mayoritas
responden menyatakan setuju konsumen dalam melakukan pembelian
smartphone iPhone dikarenakan sistem operasi. Sistem operasi iOS ini
yang membuat smartphone iPhone unggul dibandinkan dengan
smartphone lain.
3. Pada pernyataan ketiga (saya lebih percaya kualitas pada merek apple dari
pada merek lain), dari 93 responden sebanyak 53 responden atau 57,0%
paling dominan menyatakan sangat setuju dan sebanyak 40 responden atau
karena Dengan kualitas yang sangat baik yang selalu terlihat pada
produk-produk Apple membuat konsumen merasa yakin dengan produk-produk-produk-produk
yang dikeluarkan Apple di pasaran.
4.2.2.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keputusan Pembelian
Jawaban responden tentang variabel Keputusan Pembelian dapat
dijelaskan pada Tabel 4.6:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden untuk Keputusan Pembelian
Pernyataan SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
1. Kesadaran akan Kebutuhan 56 60,2 37 39,8 0 0 0 0 0 0 93 100
2. Mencari Informasi 53 57,0 40 43,0 0 0 0 0 0 0 93 100
3. Evaluasi Alternatif 49 52,7 44 47,3 0 0 0 0 0 0 93 100
4. Kemantapan dalam Melakukan
Pembelian
57 61,3 36 38,7 0 0 0 0 0 0 93 100
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama (saya membutuhkan smartphone merek iPhone
sebagai ponsel pribadi saya), dari 93 responden terdapat 56 responden atau
60,2% paling dominan menyatakan sangat setuju dan sebanyak 37
responden atau 39,8% menyatakan setuju. Mayoritas responden
menyatakan sangat setuju, konsumen merasa smartphone iPhone dapat
memenuhi segala kebutuhan konsumen sebagai posel pribadi.
57,0% paling dominan menyatakan sangat setuju dan sebanyak 40
responden atau 43,0% menyatakan setuju. Mayoritas responden
menyatakan sangat setuju karena sebelum melakukan pembelian,
konsumen melakukan pencarian informasi smartphone iPhone. Konsumen
ingin melihat kelebihan yang dimiliki oleh smartphone iPhone
dibandingkan dengan smartphone lain yang sejenis.
3. Pada pernyataan ketiga (saya membeli smartphone merek iPhone setelah
melakukan evaluasi alternatif pada beberapa produk sejenis), dari 93
responden terdapat 49 responden atau 52,7% paling dominan menyatakan
sangat setuju dan sebanyak 44 responden atau 47,3% menyatakan setuju.
Mayoritas responden menyatakan sangat setuju karena setelah melihat
kelebihan dari smartphone iPhone konsumen merasa yakin bahwa
smartphone iPhone mempunyai banyak kelebihan dari para pesaingnya.
4. Pada pernyataan keempat (saya merasa mantap membeli smartphone
merek iPhone sebagai ponsel pribadi saya), dari 93 responden terdapat 57
responden atau 61,3% paling dominan menyatakan sangat setuju dan
sebanyak 36 responden atau 38,7% menyatakan setuju. Mayoritas
responden menyatakan sangat setuju karena konsumen merasa yakin untuk
melakukan keputusan pembelian smartphone iPhone sebagai ponsel
pribadi saya.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian
penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang
efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,
yaitu:
4.3.1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada
uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu:
a. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu
diagonal daro P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Hasil Uji Regression Standartized Residual
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal tersebut
ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil
dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah) Gambar 4.2
Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual
Pada Gambar 4.2 P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan
bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.
b. Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z 1,97 atau nilai
asymp.Sig (2 tailed)> maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah
Tabel 4.7
Std. Deviation .58471845
Most Extreme
Differences
Absolute .151
Positive .126
Negative 151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.458
Asymp. Sig. (2-tailed) .059
a. Test distribution is Normal.
a. Calculated from data.
Sumber : Hasil Peneitian (2016) (diolah)
Menurut Situmorang & Lufti (2014:121) bahwa, apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan
0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan
normal. Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,059 lebih besar
dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 1,458 lebih kecil dari 1,97, sehingga
model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas,
&Lufti , 2014 : 121-122). Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua
cara yaitu:
a. Analisis Grafik
Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titiktitik tidak membentuk suatu pola
atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur
maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
b. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang
teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah) Gambar 4.3
Scatterplot Uji Heterokedastisitas
Dari Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
b. Analisis Statistik
Kriteria keputusan:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas
b. Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel
4.9 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.
Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.537 .335 7.579 .000
Harga -.082 .120 -.392 -.682 .497
KualitasProduk .116 .077 .688 1.502 .137
CitraMerek -.238 .127 -.842 -1.876 .064
a. Dependent Variable: absut
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kolom Sig, pada tabel koefisien regresi
untuk variabel independen adalah (0,497), (0,137), (0,064), atau probabilitas
lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini
menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari harga, kualitas produk
dan citra merek, signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent yaitu
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui
ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen
lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF
< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang & Lufti, 2008:147, 153).
Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Pada Tabel 4.13 variabel harga , kualitas produk dan citra merek memiliki nilai
Tolerance (0,203), (0,316), (0,307), > 0,1 dan nilai VIF (4,034), (2,916), (2,787),
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui
pengaruh/hubungan antara variabel independent (komponen harga, kualitas
produk dan citra merek) dan variabel dependent (keputusan pembelian) akan
digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti
menggunakan bantuan program software SPSS for Windows untuk memperoleh
hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter.Metode Enter
dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor.
Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah
variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
variabel dependent.
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji
asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil dari
analisis regresi linear berganda seperti berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.972 .725 6.857 .000
Harga .553 .260 .669 2.132 .036
KualitasProduk .354 .168 .528 2.112 .037
CitraMerek .343 .275 305 1.245 .216
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
= 4.972 + 0,553X
+ e
1 + 0,354X2 +0,343X3
1. Konstanta (a) = 4.972, ini menunjukkan bahwa jika variabel harga (X
+ e
1), variabel kualitas produk (X2), variable citra merek (X3
2. Koefisien b
) = 0, maka keputusan pembelian
produk Smartphone merek iPhone tetap sebesar 4.972
1 (X1
3. Koefisien b
) = 0,553, ini menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, dengan kata lain jika variabel harga
ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian akan bertambah
0,553.
2 (X2
4. Koefisien b
) = 0,354, ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, dengan kata lain jika
variabel kualitas produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan
pembelian akan bertambah 0.354.
3 (X3) = 0,343, ini menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, dengan kata lain jika
variabel citra merek ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) Tabel 4.11
Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan)
ANOVA
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
b. Predictors: (Constant), CitraMerek, KualitasProduk, Harga
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Dari hasil Uji F pada Tabel 4.11 telah diperoleh F hitung sebessar 119,313
sedangkan F table adalah 2,47. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
tersebut maka harga, kualitas produk dan citra merek secara serempak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian smartphone
(iPhone). Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 ata nilai Fhitung
119,313> Ftabel
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
(2,47) dengan demikian Ha diterima.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara parsial (individual) yang terdiri dari harga, kualitas
produk, dan citra merek terhadap variasi variabel dependen yaitu Keputusan
pembelian smartphone merek apple (iPhone) pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi Sumatera Utara. Pengaruh secara parsial juga
hasil penelitian dengan = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara
signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.972 .725 6.857 .000
Harga .553 .260 .669 2.132 .036
KualitasProduk .354 .168 .528 2.112 .037
CitraMerek .343 .275 305 1.245 .216
c. Dependent Variable: KeputusanPembelian
1. Harga
Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,036) < 0,05, dan nilai
thitung (2.132)> ttabel (1,98), artinya jika ditingkatkan variabel harga sebesar satu
satuan maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,36 satuan, maka
Ha
2. Kualitas Produk diterima
Kulitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,037) > 0,05, dan nilai
thitung (2,112)> ttabel (1,98), artinya jika ditingkatkan variabel Kualitas Produk
sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,37
satuan maka Ha
3. Citra Merek
diterima.
Citra Merek berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,216) > 0,05,
dan nilai thitung (1,245)> ttabel (1,98)
4.5.3 Koefisien Determinasi (R
, artinya jika ditingkatkan variabel Citra Merek
sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian tidak akan meningkat sebesar
0,216 satuan.
2
Koefisien Determinasi (R
)
2
) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X1, X2, X3
Tabel 4.13
terhadap variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
a. Predictors: (Constant), CitraMerek, KualitasProduk, Harga
Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:
1. R=0,895 berarti hubungan antara Harga, Kualitas Produk dan Citra
Merek sebesar 89,5%, artinya hubungannya sangat erat, dengan sisa
persentasi 10,5% dipengaruhi oleh variable lain. Untuk memastikan
tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut :
2. Adjusted R square sebesar 0,794 berarti 79,4% faktor – faktor
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh Harga, Kualitas Produk
dan Citra Merek dalam penelitian ini dan 20,6% keputusan
pembelian dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi.Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar
deviasi.Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah
0,59449.Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.6 Pembahasan
Berdasarkan pengujian secara simultan (Uji F) diketahui bahwa nilai F
hitung sebesar 119,313 dengan nilai signifikan 0,000 dan dapat disimpulkan
bahwa Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Smaartphone merek apple (iPhone)
pada Mahasiswa Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera
Utara. Artinya jika variabel Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek ditingkatkan
maka Keputusan Pembelan Smartphone merek apple (iPhone) juga akan
mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Ainur Rofiq (2015) “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian iPhone (Studi Kasus Pada Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Berdasarkan pengujian secara parsial (Uji t) diketahui pengaruh dari
4.6.1 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasaran uji hipotesis secara parsial (uji t), harga memiliki pengaruh
yang dominan terhadap keputusan pembelian serta berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk smartphone merek iPhone.
Hal ini disebabkan kemampuan pelanggan yang melihat sebuah produk yang telah
terbukti dan jelas merupakan produk yang telah memiliki kualitas yang baik di
masyarakat. Harga yang ditawarkan iPhone sesuai dengan kualitas produk yang
diingini pelanggan, maka pelanggan akan membeli iPhone jika merasa harga yang
ditawarkan sesuai dengan manfaat yang akan diterima pelanggan dengan
kecanggihan fitur, desain yang menarik.
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Keller,
2009:345).
Dari hasil jawaban responden pada metoe analisis statistik dapat
diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai harga sebesar 4,49
dimana 4,49 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari keputusan
pembelian yang dilakukan oleh responden dikarenakan iPhone merupakan
produk yang memiliki kualitas yang baik di pasaran dan Apple sebagai perusahaan
yang menaungi iPhone memiliki reputasi yang tinggi. Harga yang sesuai yang
dimiliki iPhone membuat pelanggan mengetahui produk mempunyai kualitas
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Riziq (2015)
yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian iPhone (Studi Kasus Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta)
dalam penelitian ini menunjukkan kualitas produk dan harga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian. .
4.6.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasaran uji hipotesis secara parsial (uji t), kualitas produk memiliki
pengaruh yang juga dominan terhadap keputusan pembelian serta berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk smartphone
merek iPhone . Hal ini disebabkan kemampuan pelanggan yang melihat sebuah
produk yang telah terbukti dan jelas merupakan produk yang telah memiliki
kualitas yang baik di masyarakat. Kualitas iPhone sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, maka pelanggan akan membeli iPhone karena merasa software yang
ada pada iPhone sangat canggih yang akan membuat kemudahan bagi pengguna
smartphone.
Menurut Kolter dan Armstrong (2004:347) kualitas produk adalah
meliputi daya tahan, kehandalaan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
dioprasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara
keseluruhan. Kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya,
kemampuan itu Kualitas bisa jadi merupakan hal yang paling dicari oleh
konsumen ketika mereka memilih produk yang akan digunakan.
Dari hasil jawaban responden pada metoe analisis statistik dapat
dimana 4,50 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari keputusan
pembelian yang dilakukan oleh responden dikarenakan iPhone merupakan
produk yang memiliki kualitas yang baik di pasaran dan Apple sebagai perusahaan
yang menaungi iPhone memiliki reputasi yang tinggi yang akan mencerminkan
produk keluaran Apple memilki kualitas yang sangat baik.
4.6.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasaran uji hipotesis secara parsial (uji t), kualitas produk memiliki
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada
produk smartphone merek iPhone . Hal ini disebabkan kemampuan pelanggan
yang melihat sebuah produk yang telah terbukti dan jelas merupakan produk yang
telah memiliki citra merek yang baik di masyarakat. Sebaliknya produk yang tidak
memiliki citra merek yang baik di pasaran akan membuat pelanggan tidak
memilih produk tersebut.
Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan,
ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan
Pengertian citra merek menurut Kotler dan Keller (2009:404) adalah persepsi dan
keyakinan yang dipegang oleh konsumen,seperti yang dicerminkan asosiasi yang
tertanam dalam ingatan konsumen.
Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat
diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai citra merek sebesar 4,47
dimana 4,47 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari keputusan
pembelian yang dilakukan oleh responden dikarenakan iPhone merupakan
perusahaan yang menaungi iPhone memiliki reputasi yng tinggi. Citra merek yang
baik yang dimiliki Apple membuat pelanggan mengetahui produk Apple
mempunyai kualitas yang baik yang menjadikan pelanggan melakukan pembelian,
walaupun pelanggan tidak menjadikan citra merek berpengaruh secara signifikan
dalam penelitian ini.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Mo, L., &
Zhai, S. (2013) yang berjudul Pengaruh citra merek dan citra asal perusahaan
terhadap Keputusan Pembelian Smart Phones dari Lima Merek : Perbandingan
China dan Korea. Dalam penelitian ini menunjukkan International Brand Image
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan pengaruh harga,
kualitas produk dan citrma merek terhadap Keputusan Pembelian dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji F), bahwa harga, kualitas produk,
dan citra merek secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone merek apple
(iPhone) pada Mahasiswa Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Sumatera Utara. Hal ini ditunjukan oleh nilai Fhitung 119,313>
Ftabel
2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) harga memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk smartphone merek
iPhone. Kualitas produk juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian dan begitu pula dengan Citra Merek memiliki
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap Keputusan
Pembelian produk smartphone merek iPhone. Adapun dari ketiga variabel
ini yang lebih dominan adalah variabel Harga terhadap keputusan
pembelian produk smartphone merek iPhone. (2,47) dan nilai signifikan 0,00 < 0,05.
3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi menjelaskan bahwa variabel
harga, kualitas produk dan citra merek mampu mempengaruhi Keputusan
5.2 Saran
1. Citra merek mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian tetapi
tidak berpengaruh secara signifikan. Dalam hal ini peneliti melihat
ketidaksignifikan citra merek terhadap Keputusan Pembelian dikarenakan
konsumen tidak selalu melihat citra merek Apple dipasaran terhadap
iphone yang sudah pasti memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini
peneliti memberi saran sebaiknya konsumen melihat faktor –faktor harga
dan kualitas produk smartphone sebelum melakukan pembelian. Dalam
hal ini smartphone merek Apple sudah memiliki citra merek yang baik
sehingga konsumen perlu memperhatikan variabel yang lain dalam
keputusan pembelian.
2. Variabel Harga dan kualitas produk mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap Keputusan Pembelian dan juga mempunyai nilai signifikan yang
tinggi. Kedua variabel dalam penelitian ini dapat mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian smartphone merek iphone,
dikarenakan konsumen merasa sangat dimudahkan dalam fitur-fitur yang
ada pada smartphone merek iphone. Konsumen dalam hal ini mahasiswa
ilmu komputer dan teknologi informasi sangat dimudahkan dengan
kualitas produk yang baik dari smartphone merek iphone walaupun
dengan harga smartphone yang relative lebih mahal. Tetapi dalam hal ini
dengan kualitas yang sangat baik dan manfaat yang dirasakan dari
smartphone merek iphone sebanding dengan harga yang dibayarkan oleh
3. Dalam penelitian ini nilai determinasi menunjukkan adanya hubungan
yang sangat erat antara variabel harga, kualitas produk dan citra merek
terhadap keputusan pembelian sebesar 89,5% dan sisa persentasi 10,5%
dipengaruhi oleh variable lain. Pada hal ini peneliti memberi saran untuk
penelitian selanjutnya meneliti variabel lain seperti variabel gaya hidup