4.4.3. Sub Agenda Revitalisasi Pertanian
A. KONDISI UMUM.
1) Pertanian
Kebijakan Pembangunan Pertanian Jawa Timur mulai tahun
2006 dilaksanakan melalui Revitalisasi Pertanian. Revitalisasi
pertanian dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian
sasaran, penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan
mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Pada tahun
2004, sektor pertanian cukup memegang peran penting karena
merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup
besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terlihat pada
PDRB dan Nilai Tukar Petani (NTP).
Dari hasil pelaksanaan pembangunan tahun 2006 telah
menggambarkan adanya peningkatan pendapatan petani yang
ditunjukkan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada
bulan Desember 2006 sebesar 113,96 naik 7,91 % bila dibanding
NTP bulan Desember tahun 2005. Sedangkan produksi bahan
pangan khususnya padii Jawa Timur mencapai sebesar 9,25 juta
ton GKG atau setara beras 5,87 juta ton sedangkan kebutuhan
beras masyarakat Jawa Timur sebesar 3,45 juta ton sehingga masih
terdapat kelebihan 2,42 juta ton. Kelebihan beras tersebut diserap
oleh Perum Bulog Jawa Timur sebesar 474 ribu ton, selebihnya
berada di penggilingan/ pedagang yang diperdagangkan ke luar
propinsi, antara lain ke : Aceh, sumut, Sumbar, Jambi, Riau,
Bengkulu, DKI Jaya, Kalimantan, NTT, Maluku dan Papua. Sampai
dengan akhir Desember 2006 volume penyerapan beras dari Jawa
Timur ke luar propinsi melalui perdagangan antar pulau mencapai
PERKEMBANGAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2002 - 2006
TAHUN KOMODITAS
2002 2003 2004 2005 2006 *) P a d i (Paddy)
(GKG) 8.803.877 8.914.995 9.002.618 9.007.265 9.255.098 B e r a s (Rice) 5.564.050 5.634.277 5.689.655 5.692.591 5.849.222 Jagung (Maize) 3.692.146 4.166.970 4.134.628 4.398.502 4.243.209 Kedelai (Soybean) 277.350 284.520 319.491 335.106 317.696 Kac. tanah
(Peanut) 188.001 194.014 212.325 208.749 218.704 Kac. hijau
(Mungbean) 88.222 95.961 83.270 95.527 84.938 Ubi kayu (Cassava) 3.919.854 3.791.203 3.964.662 4.023.614 3.701.858 Ubi jalar (Sweet
potato) 168.776 166.227 165.039 150.564 143.190 Sorghum
(Sorghum) 1.854 996 2.615 2.784 2.440
Pada tahun 2007 pelaksanaan program pembangunan
pertanian tanaman pangan lebih ditingkatkan melalui upaya khusus
yang lebih intensif dalam rangka meningkatkan produksi khususnya
padi (peningkatan produksi 1 juta ton), yang antara lain dengan
peningkatan penggunaan benih padi unggul berlabel, benih padi
hibrida, penggunaan pupuk berimbang (majemuk atau tunggal)
dan peningkatan penggunaan pupuk organik, perbaikan jaringan
irigasi dan revitalisasi penyuluhan pertanian. Upaya-upaya tersebut
diharapkan produksi beras Jawa Timur tahun 2007 mencapai 6,87
juta ton dengan surplus sebesar 3,43 juta ton.
2) Peternakan
Pembangunan Peternakan secara umum menunjukkan
peningkatan seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat
akan kebutuhan gizi serta kebutuhan keseimbangan lingkungan.
Dalam keseimbangan lingkungan hidup, kegiatan yang sangat
secara prinsip memperbaiki kondisi tanah yang kurang baik unsur
haranya.
Kondisi umum perkembangan peternakan tahun 2005-2006
di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Populasi Ternak
Tabel 1. Populasi Ternak No. Jenis ternak Tahun 2005
(ekor)
Tahun 2006 (angka sementara)
% thd tahun 2005 1. Sapi potong 2.524.476 2.584.441 2,38 2. Sapi perah 134.043 136.497 1,83
3. Kerbau 54.688 54.198 - 0,90
4. Kuda 18.333 18.228 - 0,57
5. Kambing 2.384.973 2.414.350 1,23 6. Domba 1.399.054 1.414.939 1,14
7. Babi 36.199 34.704 - 4,13
8. Ayam buras 39.331.891 40.058.279 1,85 9. Ayam ras petelur 21.570.818 30.364.215 40,77 10. Ayam ras pedaging 28.520.480 19.632.212 - 4,33
11. Itik 2.402.113 2.430.767 1,19
Dilihat dari data tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa :
Populasi sapi potong dan sapi perah pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2005 mengalami peningkatan berkisar
antara 1,83 – 2,38 %, hal ini menunjukkan bahwa
pemberantasan penanggulangan penyakit hewan menular
melalui vaksinasi dan pelaksanaan Inseminasi Buatan telah
nyata keberhasilannya, disamping tersedianya pakan ternak
yang cukup dan bertambah meluasnya usaha-usaha
peternakan sapi potong dan sapi perah kearah agribisnis
(dari pola tradisional ke pola bisnis)
Populasi ternak kambing dan domba pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 mengalami peningkatan berkisar
antara 1,14 – 1,23 %. Hal ini menunjukkan bahwa
terlaksananya pengendalian penyakit parasiter pada kambing
dan domba.
Populasi unggas ayam buras, ayam ras petelur tahun 2006 dibanding tahun 2005 terjadi peningkatan pertumbuhan
masing-masing untuk ayam buras 1,85 %, ayam ras petelur
40,77 %, dan itik 1,19 %. Hal ini menunjukkan bahwa iklim
perunggasan semakin membaik, program vaksinasi AI (Avian
Influenza) telah terlaksana dengan optimal melalui tindak
Biosecurity. Untuk ayam ras pedaging mengalami penurunan
– 4,33 %, hal ini diakibatkan peternak mengurangi jumlah
pemeliharaan per periode guna antisipasi penyakit AI, dan
siklus pemotongan meningkat dari 5 kali pemotongan per
tahun menjadi 7 kali pemotongan.
2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak
Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak
No. Uraian Tahun
- Daging 301.919 319.676 105,88
- Telur 248.502 331.053 133,22
- Susu 239.908 244.300 101,83
- Jerohan 75.480 79.919 5,88
- Kulit 14.666 14.843 1,21
- Tulang 32.573 32.888 0,97
- Darah 32.573 32.888 0,97
2. Konsumsi (kg/kap/thn)
- Daging 8,014 8,147 101,66
- Telur 5,308 5,643 106,31
- Susu 5,947 5,969 100,37
Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Produksi daging, telur dan susu pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 menunjukkan pertumbuhan masing-masing
sebesar 105,88 %, 133,22 % dan 101,83 %, produksi
jerohan. Kulit, tulang dan darah menunjukan pertumbuhan
masing-masing 5,88 %, 1,21 %, 0,97 % dan 0,97 %. Hal
pengendalian penyakit hewan menular dan program Intan
Sejati terlaksana dengan baik serta adanya usaha-usaha
peternakan sapi perah.
Konsumsi daging, telur dan susu pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 menunjukkan pertumbuhan
masing-masing sebesar 101,66 %, 106,31 % dan 107,37 %. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan gizi
semakin membaik dan meningkatnya daya beli masyarakat
terhadap produk pangan asal hewan.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Tabel 3. Penyerapan Tenaga Kerja
No Uraian Tahun 2005 (org)
Tahun 2006 (org)
R (%)
1.
2.
Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak
1.912.627
1.111.803
3.258.226
3.720.961
170,35
334,68
Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Penyerapan tenaga kerja dari perkembangan populasi ternak serta dari produksi ternak tahun 2006 dibanding tahun 2005
mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 170,35 %
dan 334,68 %. Hal ini menunjukkan pelaksanaan program
pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Jawa
Timur dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi
pengangguran dimana Propinsi Jawa Timur memberikan
kontribusi terhadap pengangguran nomor 3 setelah DKI dan
4. Peningkatan Pendapatan Peternak
Tabel 4. Peningkatan Pendapatan Peternak
No Uraian Tahun 2005
Dilihat data diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pendapatan peternak sapi potong, sapi perah dan unggas pada tahun 2006 terhadap tahun 2005 mengalami
pertumbuhan masing-masing sebesar 106,68 %, 105,36 %
dan 157,78 %. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dibidang
peternakan baik sapi potong, sapi perah maupun unggas
merupakan usaha yang sangat menjanjikan serta iklim usaha
yang semakin kondusif di bidang peternakan.
5. Partisipasi Masyarakat Peternakan
Partisipasi masyarakat melalui program Inseminasi Buatan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat peternak, pengendalian
pemotongan betina produktif, pengamanan ternak dan agribisnis
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembangunan
peternakan dan kesehatan hewan sebesar Rp. 5,89 Trilyun.
Perhitungan partisipasi masyarakat peternakan didapat dari
angka kelahiran, penolakan pemotongan betina produktif dan
kematian ternak (melalui vaksinasi, pengobatan dll).
Demikian pula kinerja Pencapaian Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur Tahun 2006
target sebesar Rp 1.060.000.000,00 realisasi sampai dengan
bulan Desember 2006 sebesar Rp. 1.121.961.420,00 atau sama
dengan 105,84 % dari bagi hasil dan kontribusi pemberdayaan
Prediksi kondisi peternakan tahun 2007 sebagai berikut :
1. Populasi Ternak
Tabel Populasi Ternak
No. Jenis ternak Tahun 2007
(ekor) Keterangan
1. Sapi potong 2.584.559 *) pemotongan
2. Sapi perah 136.737 5 kali/tahun
3. Kerbau 54.688
4. Kuda 18.333
5. Kambing 2.457.059
6. Domba 1.444.180
7. Babi 36.199
8. Ayam buras 40.520.697
9. Ayam ras petelur 22.662.841
10. Ayamras pedaging *) 29.964.329
11. Itik 2.474.717
2. Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak
Tabel Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak
No. Uraian Tahun 2007 Keterangan
1. Produksi (ton)
- Daging 371.992.482
- Telur 256.229.033
- Susu 246.328.821
2. Konsumsi (kg/kap/thn)
- Daging 8,820
- Telur 5.636
- Susu 6.160
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Tabel Penyerapan Tenaga Kerja
No Uraian Tahun 2007
(org) Keterangan
1.
2.
Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak
3.296.617
4. Peningkatan Pendapatan Peternak
Tabel Peningkatan Pendapatan Peternak
No Uraian Tahun 2007
(Rp/kap/th) Keterangan
1.
2.
3.
Peternak Sapi Potong
Peternak Sapi Perah
Peternak Unggas
2.512.118
3.393.925
7.412.450
3) Perkebunan
Kinerja pembangunan perkebunan di Jawa Timur sampai
dengan tahun 2006, sebagai berikut:
(1) Areal
Sebagian besar komoditas perkebunan sampai dengan tahun
2006 mengalami peningkatan areal dengan pertumbuhan rata
- rata antara 0,01 – 13,26 %, sedangkan sebagian kecil
lainnya mengalami penurunan atau stagnasi seperti yang
terlihat pada Lampiran 1. Komoditas yang mengalami
penurunan areal antara lain adalah kapas sebesar 11,10 %;
kapok randu 6,01 %; teh 10,16 %; jambu mete 2,25 % ,
sedangkan yang mengalami stagnasi atau tidak mengalami
peningkatan maupun penurunan areal adalah karet dengan
rata-rata pertumbuhan 0,00 %. Peningkatan areal perkebunan
dikarenakan adanya pengembangan baru, terutama untuk
perkebunan rakyat, baik yang didukung anggaran
pemerintah maupun swadaya masyarakat. Sedangkan
penurunan areal terjadi pada lahan-lahan yang kurang sesuai,
seperti daerah-daerah pantai atau lahan sawah dengan
perusahaan perkebunan), pada beberapa tahun pertama,
sebagian arealnya dikonversi dengan jenis tanaman lain.
(2) Produksi
Secara keseluruhan, produksi komoditas perkebunan
mengalami pertumbuhan rata-rata sampai dengan tahun 2006
sebesar 8,33% seperti yang terlihat pada Tabel 1. Sedangkan
untuk produksi masing-masing komoditas perkebunan dapat
dilihat pada lampiran 2 dimana sebagian besar komoditas
perkebunan mengalami peningkatan jumlah produksi mulai
dari tahun 2003-2006, kecuali beberapa komoditas seperti
tembakau yang mengalami penurunan produksi dengan
rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar – 6,31 %; kapas sebesar –
31,39 %; teh sebesar -12,42 %; dan tanaman perkebunan
lainnya sebesar -2,62 %.
Tabel Perkembangan Produksi Komoditi Perkebunan di Jawa Timur Tahun 2003 – 2006
Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur *) Angka Sementara
**) Angka sangat sementara
(3) Produktivitas
Sampai dengan tahun 2006 telah terjadi peningkatan
produktivitas perkebunan rakyat dari 13.596,09 kg/ha pada
tahun 2005 menjadi 14.997,76 kg/ha pada tahun 2006.
Peningkatan ini diikuti oleh hampir seluruh komoditas
perkebunan kecuali oleh beberapa komoditas seperti
tembakau, wijen, kakao dan tanaman perkebunan lain -lain.
4) Ketahanan Pangan
Pembangunan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur
tahun 2006 ditinjau dari aspek : ketersediaan dan kerawanan
pangan, distribusi pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta
pengentasan kemiskinan menunjukkan hasil yang baik.
Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan merupakan upaya
bersama antara masyarakat dan pemerintah, yang secara rinci
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Ketersediaan pangan strategis tahun 2006 mengalami
peningkatan dari tahun 2005, yaitu : beras 1,99 %, jagung
1,57 %, kacang tanah 7,29 %, kacang hijau 0,49 %, ubi
kayu 1,84 %, daging 43,14 % dan susu 1,26 %; sedangkan
ketersediaan pangan yang mengalami penurunan yaitu :
kedelai 0,47 %, ubi jalar 2,08 % dan telur 8,23 %.
Ketersediaan pangan tahun 2006 dapat mencukupi kebutuhan
konsumsi pangan penduduk Jawa Timur, kecuali ketersediaan
Tabel Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Propinsi Jawa Timur tahun 2005 dan 2006.
TAHUN 2005 TAHUN 2006*)
NO KOMODITAS
KTRSDIAAN KONSUMSI PLUS/MINUS KTRSDIAAN KONSUMSI PLUS/MINUS 1. Beras 5.228.527 3.478.994 1.749.533 5.332.449 3.478.994 1.853.455
2. Jagung 3.867.698 297.051 3.570.647 3.928.371 297.051 3.631.320
3. Kedelai 305.847 406.491 (100.644) 304.441 406.491 (102.080)
4. Ubi kayu 3.420.072 779.479 2.640.593 3.482.900 779.479 2.703.421
5. Ubi jalar 132.496 106.834 25.662 129.738 106.834 22.904
6. Kacang tanah 191.015 29.035 161.980 204.938 29.035 175.903
7. Kacang hijau 86.452 20.101 66.351 86.874 20.101 66.773
8. Daging 178.158 118.374 59.784 255.007 119.677 135.330
9. Telur 238.261 181.692 56.569 218.663 183.655 35.008
10. Susu 202.557 46.531 156.026 205.102 47.043 158.059
11. Ikan 490.966 453.820 16.478
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Prop. Jatim
Keterangan : *) Angka Ramalan II : Beras, Jagung,Kedele,Ubikayu, Ubijalar,Kacang Tanah,Kacang hijau
Angka Sasaran : Daging, telur, susu dan ikan.
Peningkatan ketersediaan pangan strategis tersebut
merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat
dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan penduduk Jawa
Timur secara terpadu dan berkelanjutan.
Upaya memantapkan ketersediaan pangan
dilaksanakan melalui pengembangan lumbung pangan,
pengembangan pemanfaatan pekarangan.
Dalam upaya menanggulangi kerawanan pangan di
kabupaten : Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Pacitan,
Ponorogo, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Bangkalan,
Probolinggo dan Ngawi, disalurkan bantuan pangan berupa
beras sebanyak 1.750 kg setiap kabupaten. Disamping itu,
untuk memberdayakan kelompok masyarakat di daerah rawan
pangan dialokasikan bantuan modal untuk setiap kelompok
sebesar Rp. 25 juta. Berdasarkan kesepakatan kelompok,
bantuan ini dimanfaatkan untuk pembelian bahan pangan
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan untuk
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di pedesaan yang
rawan pangan dan gizi, dilaksanakan kegiatan strategis berupa
program Aksi Desa Mandiri Pangan berlokasi di 2 desa pada 2
kecamatan yang berbeda yang tersebar di kabupaten Pacitan,
Bojonegoro, Pamekasan dan Bondowoso.
b. Distribusi Pangan
Kegiatan strategis Pembelian Gabah/bahan pangan
lainnya sebagai upaya untuk mengendalikan harga
gabah/bahan pangan lainnya agar tidak berfluktuasi secara
tajam terutama pada saat panen raya. Pada tahun 2006,
dialokasikan APBD sebesar Rp. 44,6 milyar yang dimanfaatkan
oleh 168 lembaga pembeli gabah untuk pembelian
gabah/beras/ jagung/kedele dan APBN sebesar Rp. 54,45
milyar yang dimanfaatkan oleh 187 lembaga pembeli gabah
yang berlokasi di 24 kabupaten untuk pembelian
gabah/beras. Realisasi pembelian gabah, jagung, kedele dan
beras yang difasilitasi APBD Propinsi sampai dengan 20
Nopember 2006 mencapai sebesar Rp. 412.678.032.417,- atau
9,25 kali putaran, sedangkan realisasi pembelian gabah/beras
yang difasilitasi APBN mencapai sebesar
Rp.558.013.343.897,-atau 10,25 kali putaran.
c. Konsumsi dan Keamanan Pangan
Tingkat dan kualitas konsumsi pangan semakin baik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang ditunjukkan
oleh keragaman konsumsi pangan penduduk dengan skor PPH
78,7 dibandingkan dengan Skor PPH tahun sebelumnya
sebesar 71,0. Kondisi ini masih belum menggembirakan
dikonsumsi dalam jumlah yang belum memadai, kecuali
kelompok padian. Sumbangan energi kelompok
padi-padian terhadap AKE tahun 2005 mencapai sebesar 57,00%,
dan proporsi idealnya sebesar 50%. Sumbangan energi
kelompok pangan yang masih jauh dari proporsi idealnya
adalah : kelompok pangan hewani, kelompok sayur dan buah,
serta kelompok umbi-umbian. Hal ini menggambarkan bahwa
pola konsumsi pangan penduduk Jawa Timur belum
memenuhi kaidah kecukupan gizi yang dianjurkan dan konsep
pangan yang Beragam, Bergizi dan Berimbang.
Sumbangan energi kelompok padi-padian terhadap AKE
cukup besar mencapai 57,00 % dan dominan beras. Konsumsi
beras mencapai sebesar 89,46 kg/kap/th. (Susenas 2005)
cenderung menurun apabila dibandingkan dengan konsumsi
beras tahun sebelumnya menjadi sebesar 93,46 kg/kap/th
(Susenas 2002).
5) Perikanan
Propinai Jawa Timur memiliki kekayaan alam baik di darat
maupun di laut yang menjanjikan untuk dimanfaatkan secara
berkelanjutan. Sumberdaya perikanan laut khususnya usaha
budidaya dan usaha penangkapan di ZEE belum sepenuhnya
dimanfaatkan. Sementara itu untuk sumberdaya perikanan darat
yang meliputi perairan umum, potensi tambak, potensi untuk
budidaya air tawar lainnya sangat dimungkinkan untuk
dikembangkan. Adapun keragaan tingkat pemanfaatan potensi
CABANG USAHA
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pemanfaatan
sumberdaya perikanan di Jawa Timur baru mencapai 58,13 % dari
potensi lestari. Namun apabila kegiatan tersebut dirinci maka
terlihat bahwa kegiatan penangkapan di laut telah mencapai
338.243,06 ton dimana sebagian besar diperoleh dari penangkapan
di pantai Utara Jawa Timur, Selat Bali dan Selat Madura sekitar
82,6 % yang berarti perairan tersebut sudah padat tangkap
sedangkan di pantai Selatan dan ZEE sebesar 17,4 %. Dengan
demikian upaya kegiatan penangkapan diprioritaskan
pengembangannya kearah pantai Selatan dan ZEE.
Sedangkan prediksi pencapaian tahun 2007 dapat dilihat
URAIAN JUMLAH
D. Konsumi Ikan (Kg/Kapita/Tahun) 18.22
6) Kehutanan
penghujan sering terjadi bencana tanah longsor dan banjir. Untuk
itu, diperlukan penanganan secara intensif, baik melalui
perlindungan dan konservasi maupun rehabilitasi sumber daya
hutan.
Permasalahan pokok dalam pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup, isu strategis yang saat ini memerlukan
lingkungan hidup, terutama konservasi dan rehabilitasi sumberdaya
lahan dan hutan.
B. SASARAN TAHUN 2008
Dengan tetap mengacu pada sasaran dan target pembangunan
sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan dan
memperhatikan potensi, peluang, prospek pengembangan dan
teknologi yang tersedia maka sasaran Pembangunan Sub Agenda
Revitalasi Pertanian tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Pertanian Tanaman Pangan
Sasaran Luas Areal Tanam (ha) Tahun 2008
No. Komoditas Luas Areal Tanam (ha)
1 Padi 1.746.023
2 Jagung 1.208.294
3 Kedelai 236.460
4 Kacang Tanah 180.844
5 Kacang Hijau 92.235
6 Ubi Kayu 259.986
7 Ubi Jalar 17.788
8 Sorgum 991
9 Sayuran 129.500
10 Buah-buahan 219.581
Sasaran Luas Panen (ha) Tahun 2008
No. Komoditas Luas Panen (ha)
1 Padi 1.676.182
2 Jagung 1.159.962
3 Kedelai 227.002
4 Kacang Tanah 173.610
5 Kacang Hijau 88.546
6 Ubi Kayu 249.587
7 Ubi Jalar 17.076
8 Sorgum 951
9 Sayuran 128.206
Sasaran Produktivitas (ku/ha) Tahun 2008
No. Komoditas Produktivitas (ku/ha)
1 Padi 64,00
2 Jagung 37,40
3 Kedelai 13,25
4 Kacang Tanah 12,83
5 Kacang Hijau 11,05
6 Ubi Kayu 162,00
7 Ubi Jalar 116,40
8 Sorgum 25,80
9 Sayuran 101,27
10 Buah-buahan 16,57
Sasaran Produksi (ton) Tahun 2008
No. Komoditas Produksi (ton)
1 Padi 10.840.000
2 Jagung 4.338.248
3 Kedelai 300.777
4 Kacang Tanah 222.728
5 Kacang Hijau 97.828
6 Ubi Kayu 4.043.302
7 Ubi Jalar 198.770
8 Sorgum 2.455
9 Sayuran 1.298.367
10 Buah-buahan 3.743.684
2. Peternakan
a. Sasaran pembangunan Peternakan
1). Meningkatnya kemampuan petani menghasilkan
komoditas sumberdaya lokal berdaya saing tinggi.
2). Meningkatnya ketersediaan pangan hewani di Jawa
Timur terlihat dari :
- Meningkatnya kuantitas dan kualitas bibit
- Meningkatnya populasi, produksi dan produktifitas
ternak.
3). Terkendalinya penyakit hewan menular dengan
meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan
4). Terwujudnya perlindungan masyarakat dengan
meningkatnya jaminan keamanan pangan hewani yang
ASUH
5). Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein
hewani yang berasal dari ternak.
6). Terwujudnya Pelayanan Prima pada masyarakat
peternakan
b. Sasaran Pengembangan Ternak 1). Populasi Ternak
Sasaran Populasi Ternak Tahun 2008
No. Jenis ternak Tahun 2008
(ekor) Keterangan
1. Sapi potong 2.709.048 *) pemotongan
2. Sapi perah 138.105 5 kali/tahun
3. Kerbau 54.688
4. Kuda 18.333
5. Kambing 2.493.915
6. Domba 1.465.853
7. Babi 36.199
8. Ayam buras 41.128.508
9. Ayam ras petelur 23.229.412 10. Ayam ras pedaging *) 30.713.438
11. Itik 2.511.838
2). Produksi dan Konsumsi Hasil Ternak
Sasaran Produksi & Konsumsi Hasil Ternak Tahun 2008
No. Uraian Tahun 2008 Keterangan
1. Produksi (ton)
- Daging 381.969.082
- Telur 262.180.793
- Susu 248.792.109
2. Konsumsi (kg/kap/thn)
- Daging 8,952
- Telur 5,682
3). Penyerapan Tenaga Kerja
Sasaran Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2008
No Uraian Tahun 2008
(org) Keterangan
1.
2.
Dari perkembangan populasi ternak Dari perkembangan produksi ternak
3.365.810
4.108.279
4). Peningkatan Pendapatan Peternak
Sasaran Peningkatan Pendapatan Peternakan Tahun 2008
No Uraian Tahun 2008
(Rp/kap/th)
Keterangan
1.
2.
3.
Peternak Sapi Potong
Peternak Sapi Perah
Peternak Unggas
2.656.564
3.582.288
8.790.425
3. Perkebunan
Sasaran umum pembangunan perkebunan menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa
Timur adalah meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan
dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani
perkebunan, dengan sasaran secara rinci antara lain :
(1). Meningkatnya efisiensi dan produktivitas pembangunan
perkebunan, yang diupayakan melalui konsolidasi luasan
usaha tani, ketepatan penyediaan sarana produksi
perkebunan dan terjaminnya sistem pengendalian hama dan
penyakit maupun penanganan bencana alam banjir dan
kekeringan yang setiap tahun terjadi secara fundamental.
% yang didukung oleh kenaikan produksi dari tahun dasar
2004 dan perkebunan naik 11,93 %.
(2). Terjaganya sistem permintaan dan penawaran produk yang
berimbang, sehingga akan mampu menjaga stabilitas harga
produk perkebunan.
(3). Meningkatnya akses petani perkebunan kepada sumberdaya
produktif, yang dicirikan berkembangnya sistem usaha
perkebunan yang didukung oleh akses permodalan,
informasi dan transportasi yang memadai maupun
peningkatan SDM petani perkebunan.
(4). Meningkatnya kemampuan petani perkebunan untuk dapat
menghasilkan komoditas yang berdaya saing tinggi melalui
perkuatan sistem penyuluhan maupun penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memadai.
(5). Peningkatan daya saing produk perkebunan di perdagangan
internasional, dicirikan oleh semakin kecilnya penolakan
ekspor komoditas di pasar internasional.
(6). Terciptanya keanekaragaman pangan dan pemenuhan
kebutuhan pangan di masyarakat dengan pengusahaan
komoditas pangan di areal perkebunan.
(7). Optimalnya pengelolaan UPTD yang dicirikan oleh
meningkatnya pelayanan kepada masyarakat maupun
peningkatan PAD secara signifikan.
(8). Berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di
bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa
pendukungnya.
(9). Meningkatnya nilai tambah dan pendapatan petani
perkebunan melalui optimalisasi pengelolaan sumberdaya
4. Ketahanan Pangan
Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan
ketahanan pangan Jawa Timur, dirumuskan sasaran
pembangunan ketahanan pangan tahun 2008 beserta indikator
kinerja sasarannya sebagai berikut :
a. Tercapainya pola penganekaragaman pangan & pemenuhan
gizi semakin seimbang yg dicirikan oleh penurunan konsumsi
padi-padian dominant beras dari 105,1 kg/kapita/tahun
(Susenas 2005) menjadi 104,2 kg/kapita/tahun (Proyeksi
tahun 2008), konsumsi beras semakin menurun dari 89,47
Kg/Kapita/tahun (Susenas 2005) serta meningkatnya mutu
pangan dan konsumsi protein hewani dengan konsumsi
seimbang menuju peningkatan pola pangan harapan (PPH)
dari 78,7 menjadi 79 pada akhir 2008.
b. Menurunnya daerah rawan pangan berdasarkan 14 indikator
FIA menjadi 7 Kab/Kota.
c. Meningkatnya ketersediaan pangan lintas waktu dan
berkembangnya keragaman ketersediaan pangan wilayah
dalam meningkatkan nilai tambah/pendapatan petani
produsen.
d. Terwujudnya sistem permintaan dan penawaran produk
yang berimbang sehingga mampu menjaga stabilitas harga
yang layak di tingkat petani.
e. Berkembangnya pangan lokal untuk mendukung
penganekaragaman pangan dan meningkatkan pendapatan
petani/kelompok pengolahan pangan
5. Perikanan
Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perekonomian
dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam
kelautan yang modern dan berpihak kepada nelayan dan
pembubudidaya ikan kecil untuk memanfaatkan peluang-peluang
yang ada dengan menetapkan sasaran pembangunan sebagai
berikut :
a. Menurunnya jumlah masyarakat miskin di wilayah pesisir
b. Menurunnya tingkat pelanggaran pemanfaatan dan
kerusakan sumberdaya perikanan dan kelautan
c. Menurunnya tingkat konflik sosial antar masyarakat nelayan
d. Tersedianya data dan informasi perikanan dan kelautan
tersedia sepanjang tahun secara akurat
e. Berkembangnya prasarana perikanan dan kelautan sesuai
tingkat perkembangan usaha perikanan dan kelautan
f. Berkembangnya jaringan usaha dan kemitraan perikanan dan
kelautan
g. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha dalam
rangka penguatan ekonomi kerakyatan
h. Berkembangnya iklim usaha yang kondusif melalui
penguatan modal dan regulasi usaha.
6. Kehutanan
Dalam rangka mendukung agenda percepatan
pertumbuhan ekonomi yang berkwalitas, berkelanjutan dan
pembangunan infrastruktur, maka sasaran pembangunan
kehutanan tahun 2008 diarahkan pada Terwujudnya peningkatan
pemanfaatan potensi sumberdaya hutan melalui :
a. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur, yang dicirikan oleh
berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan
pengusahaan hutan rakyat maupun pengamanan sistem
distribusi serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.
c. Peningkatan Pemanfaatan lahan di bawah tegakan seluas 40
Ha
d. Pengembangan usaha hutan rakyat seluas 100 Ha
e. Kegiatan PHBM di KPH Jember seluas 10 Ha.
f. Pengembangan aneka usaha kehutanan .
C. ARAH KEBIJAKAN
Dalam rangka pencapaian target / sasaran pembangunan tahun
2008 yaitu pertumbuhan ekonomi 6,1 %, NTP 106,89 NTN 108
Pemenuhan kebutuhan pangan sesuai pola konsumsi seimbang
dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 79,7 serta untuk
meningkatkan produksi bahan pangan (padi) Jawa Timur dalam
rangka mendukung Kemandirian pangan nasional, maka kebijakan
pembangunan pertanian diarahkan pada :
1. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura melalui revitalisasi pertanian di Jawa Timur diarahkan
untuk :
a. Peningkatan produktivitas tanam
b. Peningkatan mutu hasil
c. Penguatan jaringan pemasaran
d. Peningkatan pendapatan petani
e. Penyediaan bahan baku industri yang didukung oleh
pemanfaatan SDA secara berkelanjutan.
2. Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan
Pembangunan peternakan difokuskan untuk kegiatan
pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha
mengakomodir icon-icon baru yang sesuai dengan potensi
perkembangan di subsektor peternakan dalam implementasinya
diarahkan pada strategi kebijakan sebagai berikut :
a. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan peternak, pelaku
peternakan lain dan lembaga pendukungnya, dilakukan dengan
melaksanakan (1) pendampingan peternak, (2) menghidupkan
dan memperkuat lembaga peternakan di pedesaan dalam
meningkatkan akses peternak terhadap sarana produktif,(3)
membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sub
sektor peternakan, (4) meningkatkan skala pengusahaan yang
dapat meningkatkan posisi tawar peternak, (6) peningkatan
kualitas SDM.
b. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan di arahkan
untuk meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak di Jawa
Timur melalui (1) pengembangan peternakan untuk
meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak (2)
ketersediaan pangan hewani yang aman, sehatn utuh dan halal
(ASUH) di daerah dalam rangka kecukupan daging 2010 dan
untuk menunjang kecukupan gizi masyarakat.
3. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan
Arah Kebijaksanaan Pembangunan Perkebunan Propinsi Jawa Timur
tahun 2008 adalah sejalan dengan upaya revitalisasi pertanian
yang meliputi :
a. Pengamanan ketahanan pangan melalui diversifikasi usaha
komoditas perkebunan;
b. Peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan
nilai tambah produk perkebunan;
c. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perkebunan;
d. Peningkatan kemampuan petani perkebunan serta
penguatan lembaga pendukung;
Dalam rangka mencapai sasaran Pembangunan Ketahanan Pangan
Propinsi Jawa Timur, kebijakan pembangunan ketahanan pangan
Propinsi Jawa Timur diarahkan pada :
a. Memanfaatkan ketersediaan sumberdaya lokal dan keaneka
ragaman sumberdaya alam, sumber daya manusia maupun
ketersediaan teknologi spesifik lokasi.
b. Membangun image masyarakat untuk dapat memanfaatkan dan
mengkonsumsi bahan pangan bergizi yang berasal dari
sumberdaya lokal.
c. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap bahan
pangan baik secara fisik maupun ekonomi.
d. Meminimalisasi kesenjangan antar kota, antar wilayah dalam hal
pangan dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan
komparatif wilayah.
5. Arah Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan Jawa Timur tahun
2008 adalah sebagai berikut :
a. Perikanan Tangkap, tidak ada penambahan kapasitas
penangkapan di WPP yang terindikasi overfishing dan zona
pesisir yang menjadi Nursery and Spawning Ground. Penataan
jenis dan jumlah kapal perikanan, alat tangkap, alat bantu
penangkapan, jalur penangkapan dan wilayah penangkapan.
b. Perikanan Budidaya, dukungan dana penguatan modal, riset
teknologi tepat guna dan pembenihan komoditas ekonomis
penting.
c. Kelautan, Pesisir dan pulau-pulau kecil, penamaan pulau kecil,
pemberdayaan pulau-pul;au kecil tertular dan penguatan
kelembagaan program mitra bahar, pengelolaan BMKT yang
d. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, akan
dioptimalkan SISWASMAS yaang didukung dengan
pengembangan MCM.
e. Pengembangan Riset, akan ditingkatkan penerapan IPTEK untuk
Pemberdayaan Masyarakat (IPTEKMAS).
f. Pengembangan SDM, difokuskan pada Pengembangan Diklat
dan Penyuluhan Perikanan.
g. Dipikirkan adanya ”Contingency Plan”.
6. Arah Kebijakan Pembangunan Kehutanan
Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan pada:
a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan
hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan.
b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu;
c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan hutan;
d. Peningkatan pengamanan dan penataan kawasan hutan.
e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin
kelangsungan sistem distribusi legal.
f. Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar
kawasan hutan.
D. MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA