• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Jaringan Local Area Network (LAN) Menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Jaringan Local Area Network (LAN) Menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

JARINGAN KOMPUTER

2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah suatu jaringan yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi (bertukar) informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan[1].

2.2 Jenis Jaringan Komputer

Berdasarkan jarak dan area kerjanya jaringan komputer dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu[2] :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan berbasis milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN umumnya digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

Dengan memperhatikan kecepatan transmisi data, maka LAN dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Low Speed PC Network

(2)

b. Medium Speed Network

Kecepatan transmisi data pada Medium Speed Network berkisar antara 1-20 Mbps dan biasnya diterapkan untuk mini computer. Contoh dari jenis ini adalah Ethernet oleh Xerox, ARC Net oleh Datapoint Corporation, Wangnet oleh Wang Laboratories.

c. High Speed Network

Kecepatan transmisi data pada High Speed Network lebih dari 20 Mbps dan biasanya diterapkan untuk mainframe computer. Contoh dari jenis ini adalah Loosely Coupled Network oleh Control Data Corporation, Hyper Channel oleh Network System Corporation.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

(3)

2.3 Topologi Jaringan Komputer

Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geografis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data. Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik (physical topology) dan topologi logik (logical topology).

2.3.1 Topologi Fisik (physical topology)

Pada topologi fisik menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik. Topologi fisik dibagi menjadi dua yaitu point to point dan multipoint.

a. Point to Point (Titik ke Titik)

Merupakan jaringan yang menggambarkan bentuk hubungan antara satu komputer ke satu komputer lain (dari satu titik ke titik lain). Jaringan point to point diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Jaringan Point to Point

b. Multipoint (Banyak titik)

Merupakan suatu jaringan yang menggambarkan bentuk hubungan dari satu titik ke banyak titik (point to multipoint) dan dari banyak titik ke satu titik (multipoint to point). Jenis-jenis topologi multipoint diantaranya :

1. Topologi Bus

(4)

Gambar 2.2 Topologi Bus

Keuntungan topologi bus adalah :

- Untuk pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.

- Pemakaian kabel sedikit. Kerugian topologi bus adalah :

- Saat terjadi gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

- Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil.

2. Topologi Bintang (Star)

Pada topologi star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server atau hub. Bentuk topologi star diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Topologi Star

Keuntungan topologi star adalah :

- Pengembangan jaringan dapat dilakukan dengan mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain.

(5)

- Jika terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan terjadi antara workstation yang bersangkutan dengan server, keseluruhan jaringan tidak akan mengalami gangguan.

- Mudah untuk mendeteksi kesalahan Kerugian topologi star adalah :

- Kebutuhan pengkabelan besar.

- Jika Hub atau konsentrator bermasalah maka jaringan ikut bermasalah.

3. Topologi Cincin (Ring)

Pada topologi ring, semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan. Bentuk topologi ring diperlihatkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Topologi Ring

Keuntungan topologi ring adalah :

- Tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data. - Pengkabelan point-to-point untuk setiap bagian jaringan. Kerugian topologi ring adalah :

- Setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.

(6)

4. Topologi Jala (Mesh)

Pada topologi mesh setiap node saling terhubung dengan node yang lainnya. Bentuk topologi mesh diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Topologi Mesh

Keuntungan topologi mesh adalah:

- Memiliki keamanan jaringan yang terjamin.

- Saat terjadi gangguan jaringan tidak akan menggangu jaringan lain, dan dapat melewati jalur lain.

Kerugian topologi mesh adalah :

- Kebutuhan pengkabelan yang paling besar karena setiap node saling terhubung dengan node lain.

- Sangat sulit dalam pengkonfigurasian dan pengembangan jaringan.

5. Topologi Pohon (Tree)

Topologi tree dapat berupa gabungan dari topologi star dengan topologi bus. Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Bentuk topologi tree diperlihatkan pada Gambar 2.6

(7)

Kelebihan Topologi Tree

- Scalable artinya level-level dibawah level utama dapat menambahkan node baru dengan mudah.

- Koneksi terjadi secara point to point.

- Mudah dalam melakukan identifikasi dan isolasi kesalahan dalam jaringan. - Mudah dikembangkan.

Kekurangan Topologi Tree

- Pada area yang luas sulit untuk melakukan perawatan jaringan. - Dapat terjadi tabrakan file data (collision).

- Lebih sulit untuk mengkonfigurasi dan memasang kabel dari pada topologi lain.

- Jika salah satu node rusak, maka node yang berada di jenjang bagian bawahnya akan rusak.

2.3.2 Topologi Logika (logical topology)

Pada topologi logika menunjukan aliran message/data dari satu user ke user lainnya dalam jaringan. Topologi logika dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

a. Topologi Broadcast

Secara sederhana dapat digambarkan yaitu suatu host yang mengirimkan data kepada seluruh host lain pada media jaringan.

b. Topologi Token Passing

Mengatur pengiriman data pada host melalui media dengan menggunakan token yang secara teratur berputar pada seluruh host. Host hanya dapat mengirimkan data hanya jika host tersebut memiliki token. Dengan token ini, collision dapat dicegah.

2.4 Arsitektur Jaringan Komputer

2.4.1 Model Referensi OSI

(8)

device sehingga berbagai device yang berasal dari manufaktur yang berbeda tetap dapat saling mendukung (compa-tible).

Model referensi OSI merupakan salah satu model referensi atau arsitektur jaringan utama. Dalam OSI dijelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer lain.

Tujuan utama referensi OSI adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dapat saling beroperasi.

Keuntungan refensi OSI yaitu :

- Membagi kompleksitas yang terdapat dalam jaringan.

- Perubahan yang terjadi pada satu layer tidak mempengaruhi semua layer. Hal ini dapat mengijinkan developer mengambil spesialisasi dalam mebangun sebuah aplikasi. Akibatnya akan mempercepat proses perkembangan suatu sistem.

- Mendefenisikan standarisasi interface agar antar manufaktur dapat saling ber-integrasi.

OSI terdiri dari tujuh layer yang secara umum terbagi dalam dua kelompok yaitu Upper Layer (Application layer) dan Lower Layer (Data Transport Layer) seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Layer yang tergolong dalam Upper didefenisikan bagaimana aplikasi pada sebuah host akan berkomunikasi dengan user dan host lainnya. Sedangkan Lower layer didefenisikan bagaimana data dikirim dari satu host ke host lainnya.

Model refensi OSI terdiri dari tujuh layer diantaranya[3] :  Layer Application

(9)

Application

Application

Presentation Session

Data Transport

Transport Network

Data Link

Physical

Gambar 2.7 Dua Kelompok di dalam OSI Layer

a. Layer Aplication

Layer aplikasi berfungsi sebagai interface antara user dengan komputer. Layer ini bertanggungjawab untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer aplikasi menentukan identitas dan ketersediaan dari partner komunikasi untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika menentukan ketersediaan resource, layer aplikasi harus memutuskan apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang terjadi. Contoh aplikasi yang bekerja di layer aplikasi yaitu : World Wide Web (WWW), E-mail Gateway.

b. Layer Presentation

(10)

c. Session Layer

Session layer bertanggungjawab pada proses pembentukan, pengelolaan dan pemutusan session antar sistem aplikasi. Session layer bertugas mengendalikan dialog antar device dan nodes. Session layer mengkoordinasikan jalannya komunikasi antar sistem dengan tiga mode, yaitu : simplex, half-duplex, dan full-duplex.

d. Layer Transport

Layer transport bertanggungjawab dalam proses :

- Pengemasan data Upper layer ke dalam segment dan menyediakan mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer.

- Pengiriman segment antar host (end to end connection).

- Penetapan hubungan secara logik antar host pengirim dan host penerima dengan membentuk virtual circuit.

- Secara optional, menjamin proses pengiriman data yang dapat diandalkan.

e. Network Layer

Network Layer bertanggungjawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggungjawab mengelola sistem pengalamatan network. Router merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggungjawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam network yang berbeda.

Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface menuju ke alamat tujuan.

Pada network layer terdapat dua jenis paket, yaitu :

Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang dikirimkan

(11)

Route Update Packet, digunakan untuk meng-update informasi yang terdapat

routing table milik router yang terhubung dengan router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam routing protocol antara lain : RIP, IGRP, OSPF, dan sebagainya.

Routing tabel yang terdapat di router berisi informasi tentang :

 Alamat network, alamat yang dicatat dalam routing table merupakan alamat

network tujuan.

Interface, sebagai jalan keluar paket dari router untuk menjangkau tujuan. Metric, jarak yang perlu ditempuh untuk menjangkau network tujuan. Tiap

routing protokol memiliki cara yang berbeda dalam menentukan nilai metric.

Router bersifat memecahkan atau memisahkan broadcast domain artinya broadcast tidak dapat dilewatkan oleh router (router akan menahan broadcast). Router juga bersifat memisahkan collision domain. Setiap interface router terhubung dengan network yang berbeda. Beberapa hal yang berkaitan dengan device router antara lain :

Router tidak akan melewatkan packet broadcast.

Router menggunakan sistem pengalamatan logical bagi interface-nya.

Router dapat menggunakan access-list yang dipasang oleh administrator dengan tujuan membatasi traffic ataupun untuk kepentingan keamanan.

Router dapat menyediakan fungsi bridging jika diperlukan.

Router menyediakan kemampuan untuk menghubungkan antar Virtual LAN (VLAN).

f. Data Link Layer

(12)

g. Physical Layer

Tanggungjawab dari layer ini adalah melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical, mechanical, prosedural untuk mengaktifkan, memelihara dan memutuskan jalur antar sistem secara fisik.

2.5 Internet Protokol

2.5.1 TCP / IP dan Model Referensi DoD

Model referensi DoD merupakan salah satu arsitektur jaringan yang terdiri dari empat lapisan (layer), yaitu[3] :

Layer Process / Application Layer Host to Host / Transport Layer Internet

Layer Network Access

Secara konsep model referensi DoD dan Model referensi OSI hampir sama. Perbandingan model referensi DoD dan OSI diperlihatkan pada Gambar 2.8.

DoD Model OSI Model

Process/ Application

Aplication Presentation

Session

Host to Host Transport

Internet Network

Network Access

Data Link Physical

(13)

a. Layer Process / Aplication

Pada model DoD, layer process / application menggabungkan kegiatan atau fungsi yang disediakan oleh layer application, presentation dan session pada referensi model OSI.

Beberapa protokol yang berfungsi di layer process adalah :  Telnet (Telecommunication Network)

Telnet merupakan protokol yang menyediakan kemampuan bagi user untuk dapat mengakses resource di sebuah mesin (Telnet server) dari mesin lain (Telnet client) secara remote, seolah-olah user berada dekat dengan mesin dimana resource tersimpan.

 FTP (File Transfer Protocol)

FTP merupakan sebuah program / protokol yang berfungsi mengirimkan file dari satu host ke host lain melalui jaringan. FTP menggunakan protokol TCP yang menggunakan hubungan connection-oriented sehingga pengiriman file dapat lebih handal.

 TFTP (Trivial File Transfer Protocol)

TFTP merupakan protokol FTP yang disederhanakan. Hubungan yang terbentuk bersifat connection-less dan TFTP bekerja dengan menggunakan protokol UDP. Karena hubungannya bersifat connection-less TFTP tidak efektif untuk mengirimkan file berukuran besar.

 LPD (Line Printer Daemon)

LPD merupakan protokol yang mengatur mekanisme printer sharing, yakni penggunaan printer secara bersama dalam suatu jaringan komputer.

 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) SMTP berfungsi mengatur pengiriman e-mail.  SNMP (Simple Network Management Protocol)

SNMP merupakan salah satu jenis protokol yang memberikan kemampuan untuk mengawasi dan mengatur peralatan-peralatan dalam jaringan komputer.  NFS (Network File System) dan X Window

(14)

 DNS (Domain Name System)

Mekanisme pemetaan antara FQDN (Fully Qualified Domain Name) dengan alamat IP. FQDN merupakan sebuah hirarki yang secara logika menempatkan sistem berbasis pada domain pengenal.

b. Layer Host to Host / Transport

Layer host to host memiliki fungsi yang sama dengan layer Transport dari referensi OSI, mendefenisikan protokol untuk membentuk koneksi end to end yang reliable dan menjamin integritas data. Protokol yang berfungsi di layer transport atau host to host adalah :

 TCP (Transmission Control Protocol)

TCP merupakan protokol yang bersifat connection-oriented. TCP mengubah serangkaian blok data menjadi segment yang dinomori dan disusun secara berurutan agar penerima dapat menyusun segment-segment tersebut kembali seperti semula.

 UDP (User Datagram Protocol)

UDP merupakan jenis protokol connection-less. Keutuhan data dijamin atau dikontrol oleh layer yang lebih atas. UDP banyak digunakan pada jenis aplikasi yang tidak peka terhadap gangguan atau aplikasi yang bersifat real time dan biasanya bentuk pengirimannya dilakukan secara broadcast.

c. Layer Internet

Layer internet berhubungan dengan layer Network dari referensi OSI, terdiri dari beberapa protokol yang berkaitan dengan pengiriman paket ke seluruh jaringan. Selain menangani masalah pengiriman paket, layer internet juga bertugas menangani sistem pengalamatan logika (khusus sistem pengalamatan berbasis IP). Protokol-protokol yang berfungsi pada lapisan ini antara lain :

 IP (Internet Protocol)

(15)

 ARP (Address Resolution Protocol)

ARP merupakan protokol yang melakukan translasi dari IP address ke MAC address. Ketika IP memiliki datagram yang akan dikirim, IP harus mengetahui hardware address tujuan. Jika IP tidak menemukan hardware address dari host tujuan di dalam ARP cache, IP akan menggunakan ARP untuk mencari informasi tersebut. ARP akan melakukan broadcast dengan cara bertanya pada tiap mesin tentang hardware address yang dituju dan jika terdapat hardware address yang dimaksud host akan merespon dengan memberikan MAC address ke mesin pengirim, kemudian mesin pengirim akan mencatat informasi tersebut ke dalam tabel ARP. Penulisan informasi MAC address ke dalam tabel ARP dimaksudkan agar proses pengiriman data berikutnya dapat lebih cepat dibanding dengan yang pertama.

 RARP (Reverse ARP)

RARP merupakan kebalikan dari protokol ARP, RARP melakukan translasi dari MAC address ke IP address, biasa digunakan pada komputer yang bersifat diskless (komputer client yang tidak memiliki diskdrive atau harddisk). Ketika sebuah komputer diskless, komputer tidak mengetahui IP address, tetapi mengetahui MAC address. RARP mengirimkan paket yang berisi MAC address dan meminta alamat IP untuk dipasangkan dengan MAC address. Mesin yang menyediakan IP disebut RARP server, akan merespon permintaan tersebut.

 ICMP (Internet Control Message Protocol)

ICMP merupakan sebuah protokol manajemen dan penyedia layanan messaging untuk IP. ICMP berfungsi untuk melaporkan jika terjadi suatu masalah dalam pengiriman data. Berbagai hal yang dilaporkan adalah :

- Destination Unreachable, merupakan laporan yang mengindikasikan bahwa tujuan tidak dapat dijangkau.

- Buffer Full, memberitahukan kepada pengirim jika memori penuh.

- Hops, memberitahu pengirim bahwa paket telah melalui jumlah hop maksimum dan akan diabaikan.

(16)

 BootP (Bootsrap Protocol)

BootP merupakan sebuah protokol yang digunakan untuk proses boot dari komputer diskless (tidak memiliki diskdrive atau harddisk).

d Layer Network Access

Memiliki kesamaan dengan layer Data Link dan Physical pada referensi OSI, mengelola sistem pengalamatan hardware dan mendefinisikan protokol-protokol untuk pengiriman data secara fisik.

Beberapa protokol yang menggunakan referensi model DoD diperlihatkan pada Gambar 2.9.

DoD Model

Process / Telnet FTP LPD SNMP

Application TFTP SMTP NFS X Window

Host to Host TCP UDP

Internet ICMP BootP ARP RARP

IP

Network

Access Ethernet

Fast Ethernet

Token

Ring FDDI

Gambar 2.9 Protokol - protokol TCP / IP

2.5.2 Pengalamatan IP

(17)

Terminologi dari IP address terdiri dari :  Bit, terdiri dari bilangan 0 atau 1

Byte, terdiri dari 7 atau 8 bit tergantung apakah menggunakan bit parity atau tidak.

 Alamat network (Network address), alamat yang menandai satu kelompok jaringan. Network address digunakan dalam proses routing guna mengirimkan paket ke jaringan lain.

Broadcast address, alamat yang digunakan untuk mengirimkan data ke semua host dalam sebuah jaringan.

Sebuah alamat IP address terdiri dari 32 bit. Dari 32 bit tersebut dibagi menjadi empat bagian, masing-masing terdiri dari satu byte (8 bit). Banyaknya bit yang digunakan oleh network dan host address diatur oleh nilai subnet mask. Subnet masuk terbentuk dari bilangan 0 dan 1

Bit 1 mewakili bagian dari network address Bit 0 mewakili bagian dari host address

Secara administratif IP address terbagi dalam lima kelas. Kelas A, B dan C memiliki nilai Subnet mask default, yakni :

Default Subnet mask kelas A : 255.0.0.0 Default Subnet mask kelas B : 255.255.0.0 Default Subnet mask kelas C : 255.255.255.0  Kelas D dan E tidak memiliki subnet miask.

Untuk menentukan sebuah IP address termasuk ke dalam kelas tertentu dilihat nilai pada kelompok pertama, pengelompokan kelas IP address diperlihatkan pada Gambar 2.10

1 2 3 4

Kelas A 1-126 1-255 1-255 1-255

Kelas B 128-191 1-255 1-255 1-255

Kelas C 192-223 1-255 1-255 1-255

(18)

2.5.3 Subnetting

Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan bagian network, yang berakibat memperbanyak jumlah subnet dan memperkecil jumlah host. Tujuan dilakukan subnetting, antara lain :

 Mengurangi trafik jaringan

Jika tidak menggunakan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi dengan host yang memiliki alamat network berbeda. Dengan melakukan subnetting , memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, dan mengurangi lalu lintas data dalam sebuah jaringan.

 Meningkatkan performance jaringan

Dengan berkurangnya trafik yang terjadi, maka kinerja jaringan akan meningkat.

 Menyederhanakan manajemen

Jika terjadi masalah dalam jaringan, untuk mengidentifikasi dan mengisolasi masalah dapat dilakukan dengan lebih mudah.

2.6 Protokol IP Routing

Protokol IP routing hanya digunakan oleh router. Salah satu fungsi router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk melewatkan paket dari satu jaringan ke jaringan lain. Mekanisme pangambilan keputusan tentang jalur yang akan digunakan untuk mengirimkan paket dikelola oleh protokol routing. Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain. Sedangkan proses perpindahan paket dari satu interface ke interface lain dinamakan switching.

(19)

Tabel routing umumnya berisi informasi tentang :  Alamat network tujuan

Interface router lokal yang terdekat dengan network tujuan.

Metric, merupakan sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.

Proses pengisian dan pemeliharaan tabel routing dapat dilakukan dengan cara :  Static Routing

Default Routing Dinamic Routing

2.6.1 Static Routing

Static routing merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh administrator secara manual pada tiap-tiap router. Static routing memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

- Meringankan kerja processor yang terdapat di router

- Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi antar router. - Tingkat keamanan lebih tinggi dibanding dengan mekanisme lainnya.

Sedangkan kekurangan static routing yaitu :

- Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap router yang terhubung dengan jaringan.

- Jika terdapat penambahan atau perubahan topologi jaringan, administrator harus mengubah isi tabel routing.

- Tidak cocok untuk jaringan router yang besar.

2.6.2 Default Routing

(20)

2.6.3 Dynamic Routing

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator. Router akan bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing. Pemilihan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dengan device tujuan.

Untuk mereprentasikan jarak, dynamic routing menggunakan nilai metric. Parameter yang digunakan untuk menghasilkan nilai metric, yaitu :

Hop count, berdasarkan pada banyaknya router yang dilewati.

Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan dengan satuan waktu ticks.

Cost, berdasarkan pada perbandingan nilai standard dengan bandwidth yang tersedia.

Composite metric, berdasarkan nilai perhitungan dari parameter bandwidth, delay, load, reliability, MTU (Maximum Transmit Unit)

Dari lima parameter tersebut hanya dua parameter yang umum digunakan yaitu bandwidth dan delay. Penggunaan dari parameter tersebut tergantung pada jenis routing protocol yang digunakan oleh router dalam memelihara dan membentuk tabel routing. Ada tiga konsep yang digunakan dalam protocol routing, diantaranya Distance Vector, Link State, Hybrid, dan Path Vector.

a. Konsep Distance Vector

Routing Distance Vector menggunakan algoritma Bellman-Ford, dimana tiap router pada jaringan memiliki informasi jalur yang terpendek untuk menghubungi segmen berikutnya. Kemudian antar router akan saling mengirimkan informasi tersebut, dan akhirnya jalur yang lebih pendek akan lebih sering dipilih untuk menjadi jalur menuju ke host tujuan.

Berikut proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep distance vector :

1. Pertama tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut. 2. Secara periodik masing-masing router akan saling bertukar informasi sehingga

(21)

Jika terjadi perubahan topologi pada jaringan router, router akan segera meng-update informasi routing. Proses update informasi routing di setiap router dilakukan secara bertahap, sehingga router yang lokasinya jauh akan lebih lama menerima informasi perubahan jaringan. Hal ini mengakibatkan terjadinya masalah routing loop, yang dapat menghabiskan bandwidth dan menambah beban router. Protokol yang menggunakan konsep distance vector yaitu : RIP (Routing Information Protocol) dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol).

b. Konsep Link State

Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan membentuk tabel routing menurut pandangan atau perhitungan routing masing-masing, tidak bergantung pada router tetangga. Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state melalui tahapan sebagai berikut :

1. Pada awalnya setiap router akan saling mengirimkan dan melewatkan paket link state.

2. Paket link state yang diterima dari router lain dikumpulkan dalam sebuah database topologi.

3. Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router melakukan perhitungan dengan menggunakan algoritma short path first (SPF).

4. Algoritma SPF menghasilkan short path first tree. 5. Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing.

Protokol yang menggunakan konsep link state yaitu OSPF (Open Short Path First)

c. Konsep Hybrid

(22)

d. Konsep Path Vector

Path Vector hampir mirip dengan distance vector. Pada Path Vector diasumsikan tidak ada node di setiap autonomous system. Sebagai gantinya ada node khusus yang disebut speaker node. Speaker node menghasilkan sebuah tabel routing dan menyebarkannya kepada speaker node tetangga yang ada di autonomous system tetangga. Idenya mirip dengan distance vector, dimana speaker node menyebarkan path bukan metric.

Algoritma path vector mirip dengan distance vector. Namun informasi yang disebarkan bukanlah tujuan (vector) dan jarak (distance). Yang disebarkan adalah alamat tujuan dan deskripsi path untuk mencapai tujuannya. Algoritma yang digunakan Bellman – Ford untuk menghitung dan mencegah masalah “Count to Infinity” (perhitungan tanpa henti). Contoh protokol yang menggunakan konsep ini adalah EGP dan BGP (Border Gateway Protocol).

2.7 Cisco Packet Tracer

2.7.1 Definisi Cisco Packet Tracer

Cisco Packet Tracer adalah sebuah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco. Dalam simulasi ini jenis cisco packet tracer yang digunakan adalah CISCO Packet Tracer Student Versi 6.1.

2.7.2 Pengenalan Jendela Cisco Packet Tracer

(23)

Gambar 2.11 Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer

Adapun fitur yang umum dipakai dalam cisco packet tracer yaitu : 1. Lembaran Kerja

Pada lembaran kerja merupakan tempat untuk menampilkan layout / gambar yang akan disimulasikan.

2. Tools tambahan

Pada bagian tools tambahan terdapat beberapa bagian, select (dapat memindahkan object yang dipilih), move layout (dapat memindahkan tata ruang), place note (dapat memberikan catatan yang diperlukan di dalam lembaran kerja), delete (dapat menghapus object yang telah dibuat), inspect (dapat melihat / memeriksa informasi dari object yang di-klik), add simple PDU dan add complex PDU (sebagai paket sederhana dan paket kompleks).

3. Komponen Jaringan (Device)

Pada bagian komponen jaringan terdapat beberapa komponen yang umum digunakan seperti router, switch, end device (PC dan Server), dan connection (Copper Straight – Through dan Copper Cross – Over). Dalam pengkabelan ada beberapa aturan yang ditentukan :

a. Untuk mengkoneksikan device yang berbeda digunakan kabel Straight Through, misalnya Router – Switch, Router – Hub, PC – Switch, PC – Hub. b. Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama digunakan kabel Copper Cross

(24)

Berikut bentuk komponen jaringan (device) diperlihatkan pada Gambar 2.12

Gambar 2.12 Komponen Jaringan (Device) Cisco Packet Tracer

4. Skenario

Pada bagian skenario merupakan tempat untuk membuat sample simulasi yang akan dilakukan.

5. Real Time dan Simulation

Pada bagian ini dapat diketahui apakah paket berhasil dikirimkan atau tidak. Jika berhasil maka akan terdapat status succesfull dan jika gagal akan muncul status failed. Sedankan pada bagian simulation itu untuk melihat proses yang akan dilakukan.

6. Hasil simulasi

Pada kolom hasil simulasi akan berisi tampilan succesfull (berhasil) atau failed (gagal).

2.8 Parameter Kinerja Jaringan

Pada simulasi ini, ada tiga parameter kinerja jaringan yang akan digunakan yaitu :

1. Delay

(25)

sebagai selisih antara waktu paket sampai ke daerah tujuan dengan waktu pengiriman. Delay dapat dihitung dengan Persamaan (2-1) :

pengiriman

Berdasarkan standard yang dikeluarkan oleh Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON); General aspects of Quality of Service (QoS) TR 101 329 V2.1.1 (1999-06)[7]. Standar delay yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Standar Delay

Packet loss merupakan parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet loss dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2-2).

(26)

Tabel 2.2 Standar Packet Loss

Kategori Standar Packet Loss

Sangat Baik 0

Baik 3%

Sedang 15%

Buruk 25%

3. Throughput

Throughput merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada daerah tujuan (destination) selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Persamaan throughput dapat dilihat pada Persamaan (2-3).

(s) data pengiriman Waktu

terkirim sukses

yang paket Jumlah x

dikirim yang

data Besar

Gambar

Gambar 2.1 Jaringan Point to Point
Gambar 2.2 Topologi Bus
Gambar 2.4 Topologi Ring
Gambar  2.7 Dua Kelompok di dalam OSI Layer
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Oleh karena itu pada keadaan normal Mycobacterium tuberculosis complex selalu ditemukan di lobus atas paru yang baik siklus aerasi.(PDPI,2006) Secara patogenesis,

Selanjutnya dalam alokasi dana pembangunan daerah telah digeserkan anggaran yang jauh lebih besar ke daerah-daerah yang kaya SDA-nya yang selama ini memberikan kontribusi yang

Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan

Effect of Type 2 Diabetes Mellitus on the Clinical Severity and Treatment Outcome in Patients With Pulmonary Tuberculosis: A Potential Role in the Emergence

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tentang adanya kelainan foto rontgen dada pada pasien Tuberkulosis paru yang disertai Diabetes

1 lompat adalah gerakan menolak dengan tumpuan satu kaki 2 loncat adalah gerakan menolak dengan tumpuan dua kaki 3 gerakan melompat dan meloncat dilakukan di lapangan 4 berikan

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI PENGAWASAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada