• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vitamin D

Vitamin D sering dikenal dengan vitamin matahari karena vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari, maka konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.5

Selama paparan sinar matahari dengan spektrum aktif 290-315 nm atau ultraviolet (UV)-B, 7-dehydrocholesterol (7-DHC) di kulit diubah menjadi previtamin D3. 7-dehydrocholesterol Terdapat pada semua lapisan kulit manusia. Sekitar 65% dari 7-DHC ditemukan pada epidermis, dan lebih dari 95% previtamin D3 dihasilkan di epidermis. Produksi previtamin D3 di kulit dilakukan secara regular. Hasil produksi sinar matahari diubah menjadi inaktif (tachysteroldan lumisterol) pada saat kontak yang terlalu lama terhadap radiasi UVB, sehingga dapat mencegah intoksikasi vitamin D yang diinduksi oleh sinar matahari. Produksi vitamin D3 kulit dipengaruhi oleh pigmentasi kulit, penggunaan tabir surya, waktu dalam hari, musim, lintang, ketinggian dan polusi udara.5

2.1.1 Sejarah

(2)

menunjukan bahwa sinar matahari atau sinar ultra violet dapat mencegah dan menyembuhkan riketsia pada anak-anak. Disimpulkan bahwa riketsia dengan demikian berhubungan dengan sinar matahari dan zat-zat yang ada di dalam minyak ikan.1 Hampir lima puluh tahun yang lalu, da Luca menemukan bahwa bentuk aktif vitamin D membutukan sintesis di dalam ginjal.6

2.1.2 Definisi vitamin D

Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekursor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan berturut-turut dalam bentukan 7 dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya ke dalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol). Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi bentuk aktifmya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Terminologi vitamin D3 dan ekivalen tercantum pada Tabel 2.1.6

Tabel 2.1 Terminologi Vitamin D3 dan Ekivalen6 Terminologi

Asal hewan Asal tumbuh-tumbuhan

7-dehidrokolesterol (prekursor D3) Ergosterol (prekursor D3) Sumber: epidermis hewan Sumber: tumbuh-tumbuhan

Vitamin D3 Vitamin D2

Kolekalsiferol Ergokalsiferol

Sumber: radiasi prekursor Sumber: radiasi prekursor 25-hidroksi kolekalsiferol 25-hidroksi ergokalsiferol

Kolekalsiferol Ergokalsiferol

25(OH)D3 25(OH)D2

Sumber: perubahan di dalam hati Sumber: perubahan di dalam hati

Vitamin D3 (bentuk aktif)* Vitamin D2 (bentuk aktif)* 1,25-dihidroksi kolekalsiferol 1,25-dihidroksi ergokalsiferol

Kalsitriol Erkalsitriol

1,25(OH)2D3 1,25(OH)2D2

Sumber: perubahan di dalam ginjal Sumber: perubahan di dalam ginjal

Ekivalen:

1satuan Internasional (SI) = 0,025 µg kolekalsiferol (vitamin D3) 1 µg kolekalsiferol (vitamin D3) = 40 SI vitamin S

(3)

2.1.3 Fungsi vitamin D

Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang.6 Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan cara merangsang sintesis protein pengikat-kalsium dan protein pengikatfosfor pada mukosa usus halus. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorbsi kalsium dan fosfor .6

2.1.4 Defisiensi vitamin D

(4)

Dari beberapa penelitian yang ada, prevalensi defisiensi vitamin D di Indonesia pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50%. Sementara temuan Setiati, pada wanita berusia 60-75 tahun menemukan defisiensi vitamin D sebesar 35,1%. Penelitian di Indonesia dan Malaysia, pada 504 wanita usia subur (WUS) berusia 18-40 tahun menemukan rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D adalah 48 nmol/L dengan prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 63%.8 Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada anak usia 1 sampai 12,9 tahun menunjukkan bahwa 45% anak mengalami insufisiensi vitamin D. Pada penelitian yang dilakukan di empat negara, Indonesia menduduki peringkat ke empat, dengan rerata vitamin D hanya 52,7 nmol/l).9 Berbagai studi epidemiologi mengindikasikan konsentrasi 25-(OH)D<20ng/mL meningkatkan risiko kanker kolon, prostat, dan payudara antara 30 hingga 50%. Sebanyak 33% wanita usia 60-70 tahun dan 66% usia 80 tahun keatas menderita osteoporosis. Diperkirakan 47% wanita dan 22% pria berusia 50 tahun atau lebih akan menderita osteporosis dan fraktur sepanjang sisa hidupnya.10

Tabel 2.2 Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin D8 Kurangnya intake

Tidak adekuatnya asupan makanan yang mengandung vitamin D Malnutrisi

Paparan sinar matahari yang terbatas Gastrointestinal

Malabsorbsi (misalnya pada short bowel syndrome, pankreatitis, inflamatory bowel disease, amyloidosis, celiac sprue, dan malabsorptive bariatric surgery procedures)

Hepatic

Beberapa pengobatan antiepilepsi (meningkatkan aktivitas 24- hydroxylase)

Penyakit hati yang berat (menurunkan aktivitas 25-hydroxylase) Renal

Penuaan (menurunkan aktivitas 1-α hydroxylase)

Renal insufficiency, glomerular filtration rate <60% (menurunkan aktivitas 1-α hydroxylase)

2.1.5 Pembentukan vitamin D

(5)

di dalam kulit. Ada susunan ulang molekul dengan terbukanya cincin B inti steroid (Gambar 2.1). Kolekalsiferol merupakan bentuk vitamin D yang terdapat secara alami pada manusia dan hewan, seperti dalam minyak hati ikan kod, ikan yang berlemak, mentega, dan hati hewan. Vitamin D2 berasal dari ergosterol (sterol fungus) melalui iradiasi senyawa tersebut dengan cahaya UV melalui rangkaian perubahan kimia yang sama dan disebut ergokalsiferol.11

Gambar 2.1 Pembentukan vitamin D3 dalam kulit11

(6)

2.1.6 Metabolisme vitamin D

Di dalam tubuh, vitamin D tidak langsung dalam keadaan aktif sehingga vitamin D tersebut harus dimodifikasi secara kimia (mengalami hidroksilasi) sebanyak dua kali. Petunjuk pertama dari hal ini berupa hasil obaservasi adanya lag period 8 jam sebelum seseorang dapat melihat efek vitamin D yang diberikan pada hewan percobaan. Vitamin D dibawa dalam plasma dalam keadaan terikat

dengan α2- globulin yang spesifik, yaitu protein yang mengikat vitamin D. Dalam

mikrosom hati, ujung rantai-samping mengalami hidroksilasi untuk membentuk 25 –hidroksi-vitamin D (25(OH)D). Senyawa ini mempunyai kadar yang lebistabil dalam darah dibandingkan kadar vitamin D yang mengalami kenaikan temporer ketika jumlah vitamin tersebut diserap atau disintesis dalam kulit.11

Gambar 2.2 Aktivasi vitamin11

(7)

Gambar 2.3 Metabolisme dan fungsi vitamin D11 2.1.7 Asupan Vitamin D

(8)

2.2.1 Vitamin D receptor, Sistem Endokrin Vitamin D dan Kulit

(9)

2.2.2 Faktor Penyebab Perbedaan Warna Kulit dan Manfaat Warna kulit Warna kulit setiap ras manusia berbeda. Dapat kita lihat seperti warna kulit orang eropa dan melayu. Warna kulit orang eropa adalah putih sedangkan warna kulit orang melayu berwarna kuning langsat. Kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Yang menentukan warna kulit seseorang adalah pada lapisan epidermis dimana pada lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan tanduk dan lapisan malphgi. Pada lapisan malphigi terdapat pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Semakin banyak jumlah pigmen maka semakin gelap warna kulit.14

Menurut Thomas B. Fitzpatrick pigmen kulit terbagi 5 yaitu :

1. Melanin : Ini berwarna coklat dan hadir dalam zona germinative dari epidermis.

2. Melanoid : Ini menyerupai melanin namun hadir difus di seluruh epidermis. 3. Keratin : Pigmen ini berwarna kuning sampai oranye. ini ada dalam stratum

korneum sel-sel lemak dermis dan fasia superfisialis.

4. Hemoglobin (juga dieja Hb) : Hal ini ditemukan dalam darah dan bukan merupakan pigmen kulit tetapi mengembangkan warna ungu.

5. Oksihemoglobin : Hal ini juga ditemukan dalam darah dan bukan merupakan pigmen kulit. Ini mengembangkan warna merah.

(10)

Gambar 2.4 Penampang Kulit 2.2.3 Proses Sintesis Vitamin D

Sinar matahari memang baik untuk tubuh. Terutama untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Sinar matahari membawa berbagai macam sinar dan radiasi. Hanya saja warna putih cerah yang mampu ditangkap oleh mata. Jika dibiaskan melalui prisma saja bisa menjadi warna-warna pelangi. Oleh karena itu sinar matahari juga ada berjenis ultraviolet B. Ultraviolet B inilah yang akan di serap oleh kulit yang mengandung kolesterol. Kemudian kolesterol itulah yang mengandung provitamin D dan akan di ubah menjadi menjadi vitamin D . dengan cara memparkan tubuh terkena sinar matahari selama 5 sampai 15 menit. Tentu ada resiko jika terpapara sinar matahari terlalu lama. Dan ada baiknya terpapar sinar matahari mengandung UV B ini sebelum jam 9 pagi khusus untuk pembentukan vitamin D pada tubuh.

2.2.4 Paparan Sinar Ultraviolet Dan Vitamin D

(11)

2.2.5 Vitamin D Datang Dari Kulit

Vitamin D yang cukup. Tubuh memproduksinya sendiri. Caranya adalah mengekspos beberapa bagian dari kulit Anda dengan sinar matahari langsung selama 15 sampai 30 menit beberapa hari seminggu. Tapi sinar UV yang merangsang produksi vitamin D juga dapat menyebabkan kanker kulit. Jadi kebanyakan ahli tidak menyarankan Anda mendapatkan vitamin D dari paparan sinar matahari secara berlebihan.15

2.2.6 Kekurangan Vitamin D

Kekurangan vitamin D merupakan sebuah masalah umum. Kebanyakan orang mendapatkan sebagian besar vitamin D dari keterpaparan terhadap sinar matahari dan hanya sedikit yang didapatkan dari asupan makanan. Vitamin D pada makanan hanya terdapat pada ikan berminyak dan minyak ikan. Sedikit vitamin D ditemukan pada makanan-makanan olahan yang diperkaya seperti sereal, yogurt, jus jeruk, dan susu.16

(12)

2.2.7 Menurut Thomas B. Fitzpatrick Warna Kulit berdasarkan Pigmen Melanin

A.Very Fair (skor 0-6)

Jenis warna kulit very fair memiliki tingkat intensitas warna putih yang sangat terang cenderung terkesan pucat. Namun, jenis warna kulit very fair tidak akan bisa menggelap atau kecoklatan meski terbakar oleh sinar matahari seharian.

B. Fair (skor 7-13)

Sementara, fair adalah jenis warna kulit yang warnanya cenderung lebih pink dan banyak muncul di jenis kulit bangsa Jepang dan Cina. Warna kulit fair selalu bisa terbakar, namun terkadang saja menggelap.

C. Medium (skor 14-20)

Sedangkan, warna kulit medium adalah warna kulit orang keturunan Indian Meksiko dan Indonesia pada umumnya. Jenis warna medium bila terpapar sinar matahari akan cukup mudah berubah menjadi cokelat.

D. Olive (skor 21-2)

(13)

E. Brown or Black (skor 35-36)

Lalu yang terakhir adalah jenis warna kulit brown atau black yang banyak didapatikan pada bangsa Afrika dan India. Kulit brown atau black mungkin tidak akan pernah terkena sinar matahari langsung, tapi akan selalu menggelap atau hitam.

Gambar 2.6 Tipe Kulit Fitzpatrick14

Gambar

Tabel 2.1 Terminologi Vitamin D3 dan Ekivalen6
Gambar 2.1 Pembentukan vitamin D3 dalam kulit11
Gambar 2.2 Aktivasi vitamin11
Gambar 2.3 Metabolisme dan fungsi vitamin D11
+4

Referensi

Dokumen terkait