• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses

pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan

tujuan nasional, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang – Undang

Dasar 1945 alinea IV yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pembangunan merupakan faktor terpenting dalam usaha untuk

menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil – hasil

pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan

kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya, berhasil tidaknya

pembangunan tergantung dari partisipasi seluruh rakyat, yang berarti

pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat.

Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun

(Developing Country), di mana pada saat ini sedang giat melaksanakan

pembangunan di segala bidang, baik pembangunan di bidang fisik maupun di

(2)

berupa pembangunan proyek – proyek sarana, prasarana, yang berwujud

pembangunan dan rehabilitasi jalan – jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran –

saluran air, sekolah, perumahan rakyat, perkantoran – perkantoran dan

sebagainya.1

1

Djumialdji (I), Hukum Bangunan, Dasar – Dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 1.

Indonesia adalah negara hukum, maka pembangunan yang dilaksanakan

tidak terlepas dari peraturan – peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah

tersebut. Namun dalam kenyataannya peraturan – peraturan hukum yang berkaitan

dengan masalah pembangunan tersebut terdapat di dalamnya banyak peraturan

yang saling berbenturan sehingga menimbulkan kurang adanya kepastian hukum.

Hampir dalam setiap bidang kehidupan sekarang ini, diatur oleh peraturan

– peraturan hukum. Melalui penormaan terhadap tingkah laku manusia ini, hukum

menelusuri hampir semua bidang kehidupan manusia. Campur tangan hukum

yang semakin luas ke dalam bidang kehidupan masyarakat menyebabkan masalah

– masalah efektivitas penerapan hukum menjadi semakin penting untuk

diperhitungkan. Itu artinya, hukum harus bisa menjadi institusi yang bekerja

secara efektif dalam masyarakat.

Bagi masyarakat yang sedang membangun, hukum selalu dikaitkan dengan

usaha – usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat ke arah yang lebih

baik, sebab melalui norma hukum yang dimaksud, maka diharapkan ketertiban

dan kepastian hukum dapat terpenuhi, sehingga mampu mewujudkan apa yang

(3)

Meningkatnya pembangunan fisik yang berupa pembangunan gedung –

gedung, jalan, perkantoran, sekolah, jembatan, pelabuhan dan sebagainya,

semuanya memerlukan pengaturan yang baik, mengenai segi yuridis dan segi

teknisnya yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan pelaksanannya.

Di Indonesia proyek – proyek tersebut datang dari pemerintah, swasta

maupun asing. Sedangkan pelaksanaanya hanya sebagian kecil yang ditangani

oleh pemerintah, selebihnya sangat diharapkan peran serta pihak swasta baik

sebagai investor maupun sebagai kontraktor. Dalam hal ini kontraktor bekerja

dengan sistem pemborongan pekerjaan. Itulah sebabnya kontraktor disebut

rekanan karena kontraktor dianggap sebagai rekan kerja.

Disamping itu dalam pelaksanaan pembangunan proyek – proyek harus

melibatkan berbagai pihak seperti pemberi kerja (Bouwheer), pemborong

(Annemer), perencana, pengawas serta melibatkan pekerja dalam melaksanakan

pekerjaan. Di samping itu dalam pelaksanaan pembangunan juga dihadapkan pada

peralatan – peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses pembangunan.

Oleh sebab itu, masing – masing pihak memiliki hubungan hukum yang akan

dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang dikenal dengan perjanjian

pemborongan pekerjaan.

Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara seorang

(pihak yang memborongkan pekerjaan) dengan seorang lain (pihak pemborong),

dimana pihak pertama menghendaki sesuatu pekerjaan yang disanggupi oleh

pihak lawan, atas pembayaran sejumlah uang sebagai harga pemborongan.2

(4)

Di dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata perjanjian

pemborongan disebut dengan istilah pemborongan pekerjaan. Menurut Pasal 1601

huruf (b) KUHPerdata, pemborongan pekerjaan adalah perjanjian dengan mana

pihak yang satu (si pemborong) mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu

pekerjaan bagi pihak yang lain (pihak yang memborongkan) dengan menerima

suatu harga yang ditentukan.

Secara garis besar, tatanan hukum perdata Indonesia memberikan peluang

yang seluas – luasya bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang

apa saja yang dianggap perlu untuk tujuannya. Sebagaimana ketentuan pasal 1338

KUHPerdata yang menyatakan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagaimana undang – undang bagi mereka yang membuatnya”.

Mensikapi hal tersebut R. Subekti menjelaskan bahwa kita diperbolehkan

membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja (atau tentang apa saja) dan

perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuat seperti undang – undang.

Atau dengan kata lain, dalam soal perjanjian kita diperbolehkan membuat undang

– undang bagi kita sendiri. Pasal – pasal dari hukum perjanjian hanya berlaku,

apabila atau sekedar kita tidak mengadakan aturan – aturan sendiri dalam

perjanjian – perjanjian yang kita adakan itu.3

Proyek pemborongan yang dilaksanakan oleh pemerintah dilaksanakan

dengan cara memborongkan pekerjaan tersebut kepada pihak swasta, karena tidak

dapat dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri. Dimana dalam hal pemberian

pekerjaan tersebut, perlu dibuat suatu kontrak atau perjanjian yang mengikat

3

(5)

kedua belah pihak. Perjanjian kerja erat kaitannya dengan tanggung jawab para

pihak dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Pemborong bertanggung jawab untuk

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan dalam

perjanjian pemborongan. Selain itu pemborong juga berkewajiban untuk

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan uraian tentang pekerjaan yang disertai

gambar – gambar dan syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan

pekerjaan pemborongan.

Indonesia adalah negara hukum, sehingga dari segi hukum perjanjian

pemborongan pekerjaan harus tunduk terhadap peraturan – peraturan hukum

perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Buku III

dan peraturan – peraturan lainnya seperti Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, untuk mencegah sengketa

dikemudian hari, karena adanya kesalahpahaman antara pihak yang memberikan

pekerjaan dengan pihak yang menerima pekerjaan. Maka kegiatan yang demikian

hendaknya dituangkan dalam bentuk perjanjian pemborongan pekerjaan.

Terkait dengan penelitian yang Penulis lakukan Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal bertindak sebagai pihak yang memborongkan

sedangkan CV. Bersama Kontraktor bertindak sebagai pihak yang menerima

pemborongan kerja untuk pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan

Meubelair SMP Negeri 1 Hutabargot. Hubungan kerja sama yang terjadi antara

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor

dibuat dalam suatu perjanjian atau dalam prakteknya lebih sering disebut kontrak.

(6)

dengan CV. Bersama Kontraktor merupakan perjanjian pemborongan pekerjaan.

Dalam hal ini pemborongan pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan

Meubelair SMP Negeri 1 Hutabargot yang dilaksanakan oleh CV. Bersama

Kontraktor sebagai pihak pemborong tersebut diperoleh setelah memenangkan

pelelangan.

Dalam pelaksaan proyek pemborongan ini, para pihak harus tunduk pada

kontrak atau perjanjian yang telah dibuat oleh kedua belah pihak. Pemborong

harus melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi perjanjian yang telah

disepakati bersama antara pihak pemborong dengan yang memborongkan, dan isi

dari perjanjian harus memperhatikan asas keadilan dan keseimbangan.

Pada masa sekarang ini banyak kontrak yang bermasalah, banyak isi

kontrak sifatnya hanya menguntungkan salah satu pihak tanpa memperhatikan hak

pihak lain, sehingga asas keadilan dan keseimbangan tidak terlihat dan tidak

sesuai lagi dengan apa yang diharapkan oleh kedua belah pihak. Selain itu, banyak

proyek yang dalam proses pekerjaan di lapangan yang tidak sesuai dengan apa

yang telah disepakati bersama dalam perjanjian, sehingga berhenti sebelum

selesai proses pekerjaannya. Selain hal tersebut, terkadang juga pihak pemborong

tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

dalam perjanjian yang telah disepakati bersama. Apabila sudah habis waktu

penyelesaian perjanjian, tetapi pihak pemborong belum dapat menyelesaikan

pekerjaan maka hal tersebut akan menghambat penyelesaian pekerjaan yang telah

(7)

Melihat kejadian seperti diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

perjanjian pemborongan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Tinjauan

Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor

(Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai

bertikut :

1. Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor

telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ?

2. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian

pemborongan pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

dengan CV. Bersama Kontraktor ?

3. Bagaimana tanggung jawab CV. Bersama Kontraktor sebagai pihak

pemborong terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dalam

pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan ?

4. Bagaimana penyelesaian perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan

perjanjian pemborongan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami proses pelaksanaan perjanjian

pemborongan pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban dari para pihak dalam

pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama

Kontraktor.

3. Untuk mengetahui tanggung jawab CV. Bersama Kontraktor sebagai

pihak pemborong terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan.

4. Untuk mengetahui upaya – upaya yang ditempuh oleh para pihak

dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama

Kontraktor.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua

(9)

a. Secara Teoritis

Penelitian ini Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perkembangan ilmu hukum. Untuk menambah literatur dalam

bidang hukum perdata pada umumnya dan perjanjian pemborongan

pekerjaan pada khususnya sehingga mengetahui secara konkrit

sejauhmana perkembangan mengenai perjanjian pemborongan.

b. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca,

khususnya mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan dan agar

masyarakat mengetahui proses perjanjian pemborongan pekerjaan yang

terjadi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan

CV. Bersama Kontraktor. Penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat penyusunan

kontrak pemborongan sehingga dapat menghindari timbulnya

permasalahan yang mungkin terjadi dalam melakukan kerjasama guna

meningkatkan kemajuan dibidang pembangunan di Indonesia.

D. Keaslian Penulisan

“ TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PEMBORONGAN

PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING

NATAL DENGAN CV. BERSAMA KONTRAKTOR (STUDI PADA CV.

(10)

Yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun melalui referensi buku –

buku, media elektronik (internet), dan studi kasus pada data sekunder yaitu

menelaah pada dokumen surat perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor, dan

bahkan dari berbagai pihak. Kalaupun ada judul yang serupa, namun

permasalahan yang diangkat berbeda dan materi pembahasan yang dilakukan juga

berbeda.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dari judul di atas dapat diambil pengertian secara etimologis.

R. Subekti mengemukakan, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana

seorang berjanji kepada orang lain, atau dimana 2 (dua) orang saling berjanji

untuk melaksanakan sesuatu.4 Sedangkan menurut R. Setiwan, perjanjian adalah

suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau

saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.5

Perjanjian mengandung pengertian, suatu hubungan hukum kekayaan/harta

benda antara dua orang atau lebih yang memberi kekuatan hak pada satu pihak

untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk

menunaikan prestasi.

6

Perjanjian pemborongan pekerjaan menurut KUHPerdata Buku III Bab VII A bagian ke 6 (enam) tentang perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu pemborong mengikatkan diri untuk membuat

4

R. Subekti (I), Op.Cit., hal. 29.

5

R. Setiawan, Pokok – Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1979, hal. 49.

6

(11)

suatu karya tertentu bagi pihak lain yang memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan dimana pihak yang lain yang memborongkan mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu.

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, maksudnya adalah pihak

yang mewakili pemerintah yang bertindak sebagai pihak yang memborongkan

atau pemberi pekerjaan sedangkan CV. Bersama Kontraktor merupakan sebuah

perseroan komanditer yang tidak berbentuk badan hukum yang bertindak sebagai

pihak pemborong.

Commanditair venootschap (CV) atau yang disebut juga dengan persekutuan komanditer menurut Pasal 19 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang – orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan serta bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang – orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan itu.

Tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya. Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat

sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.7

Akibat dari suatu hal yang terjadi itu menimbulkan resiko bagi para pihak.

Resiko adalah suatu ajaran tentang siapakah yang harus menanggung ganti rugi

apabila debitur tidak memenuhi prestasi dalam keadaan force majeure.8

7

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/12/mengenal-arti-kata-tanggung-jawab-567952.html. diakses tanggal 8 Desember 2013, Jam 11.10.

8

(12)

R. Subekti mengemukakan bahwa resiko adalah kewajiban untuk memikul

kerugian jikalau ada suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang

menimpa benda yang dimaksudkan dalam perjanjian.9

Resiko itu ada yang timbul karena ada suatu keadaan yang memaksa atau

disebut force majeure yang terjadi diluar kehendak para pihak seperti ada bencana

alam, kebakaran, banjir, gempa atau bahkan terjadi peperangan yang dapat

menghambat pelaksanaan perjanjian.10

Force majeure atau sering diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa” merupakan keadaan di mana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk

(lihat Pasal 1244 KUHPerdata).11

Salim HS mengemukakan, penyelesaian perselisihan dapat ditempuh

melalui 2 (dua) cara yaitu melalui litigasi dan non litigasi. Litigasi diartikan

sebagai proses administrasi dan peradilan yang memerlukan jangka waktu yang Setiap resiko yang terjadi harus di tanggung oleh setiap pihak yang

bersangkutan. Namun dalam pelaksanaan tanggung jawab atas resiko tersebut

sering menimbulkan permasalahan karena ada pihak tertentu yang merasa bahwa

terdapat ketidakseimbangan atas pertanggungjawaban tersebut. Sehingga

permasalahan tersebut mengakibatkan proses pelaksanaan pekerjaan terganggu.

Dan setiap permasalahan yang terjadi dituntut penyelesaiannya.

9

R. Subekti (III), Pokok – Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 2003, hal. 144.

10

http: //

11

(13)

panjang. Sedangkan non litigasi adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan

dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi dan arbitrase.12

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali

itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut,

untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan –

permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.13

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data dan

bahan – bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Untuk memperoleh bahan

– bahan atau data yang diperlukan dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian

hukum dengan menggunkan metode – metode tertentu sebagai berikut :

Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif

yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian

hukum yang mengelola dan menggunakan data sekunder. Adapun sifat dari

penulisan skripsi ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis

dan jelas dimana kita melakukan penelitian termasuk survey ke lapangan

untuk memperoleh data dan informasi.

12

Salim HS (I), Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUHPerdata, Buku Dua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 198.

13

(14)

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder.

Data sekunder meliputi :

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan – bahan hukum atau dokumen peraturan

yang sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak – pihak yang berwenang

yakni berupa Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, dan lain – lain.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan dari buku hukum yang memberi

penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil – hasil penelitian

dan pendapat dari pakar hukum.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk

atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus

hukum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan serta meneliti sumber –

sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini,

seperti buku – buku hukum, majalah hukum, peraturan perundang –

(15)

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dalam bentuk studi

kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang

dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, untuk melengkapi

bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya

sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling

berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagi berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisiskan pendahuluan yang merupakan suatu pengantar dari pembahasan

selanjutnya yang terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu : Latar Belakang, Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan

Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN

Merupakan tinjauan umum mengenai perjanjian yang terdiri dari 5 (lima)

sub bab yaitu : Pengertian Perjanjian, Syarat – Syarat Sahnya Perjanjian, Jenis –

Jenis Perjanjian, Asas – Asas Perjanjian, dan Berakhirnya Perjanjian.

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN

(16)

Bab ini menjelaskan tinjauan umum mengenai perjanjian pemborongan

yang terdiri dari 5 (lima) sub bab yaitu : Pengertian dan Pengaturan Hukum

Mengenai Perjanjian Pemborongan, Sifat dan Bentuk Perjanjian Pemborongan,

Macam dan Isi Perjanjian Pemborongan, Peserta dalam Perjanjian Pemborongan,

dan Berakhirnya Perjanjian Pemborongan.

BAB IV TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN

PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

MANDAILING NATAL DENGAN CV. BERSAMA

KONTRAKTOR

Bab ini terditi dari 5 (lima) sub bab yaitu : Proses Pelaksanaan Perjanjian

Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

dengan CV. Bersama Kontraktor, Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Meubelair

SMP Negeri 1 Hutabargot, Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pelaksanaan

Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor, Tanggung Jawab CV.

Bersama Kontraktor sebagai Pihak Pemborong Terhadap Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan

Pekerjaan, Penyelesaian Perselisihan yang Timbul dalam Pelaksanaan Perjanjian

Pemborongan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV.

Bersama Kontraktor.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam skripsi ini, dalam hal ini

(17)

diajukan dalam skripsi ini dan dilengkapi dengan saran – saran. Bab ini terdiri

dari 2 (dua) sub bab yaitu : Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Melimpahnya limbah kelapa dari desa-desa di sekitar yang memliki perkebunan kelapa dapat diangkat sebagai potensi desa dalam meningkatkan perekonomian desa dengan memanfaatkan

Dalam perhitungan selisih dengan ketiga metode tersebut total selisih yang terjadi yang terjadi jumlahnya sama, perbedaannya terjadi pada cara perhitungannya yaitu metode satu

[r]

Alasan gugur / tidak lulus masing- masing peser ta adalah sebagai ber ikut: tidak ada Hasil pembuktian kualifikasi yang tidak memenuhi syar at untuk tiap peser ta (ter lampir ).

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang dan jasa dengan kualifikasi Non Kecil yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan

selesainya evaluasi penawaran Pekerjaan Rehabilitasi Gedung dan Lelang Padangsidimpuan dan perusahaan saudara dara untuk hadir pada :. Pelayanan Kekayaan Negara dan

[r]

Berniat menjamak shalat yang pertama (shalat zuhur) dengan jamak taqdim.. “Saya berniat shalat zuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat asar dengan jamak taqdim karena