• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Petugas Administrasi di RSUD DR. R. M. Djoelham Kota Binjai Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Petugas Administrasi di RSUD DR. R. M. Djoelham Kota Binjai Tahun 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat sekarang ini kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek

fisik, mental dan sosial tetapi juga dari aspek produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Keempat dimensi kesehatan tersebut mempengaruhi tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok atau masyarakat. Hal ini

menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan peningkatan kesehatan seseorang diperlukan upaya kesehatan dalam suatu wadah

pelayanan kesehatan atau sarana kesehatan. Wadah pelayanan kesehatan atau sarana kesehatan secara umum dibedakan menjadi tiga antara lain sarana kesehatan primer (misalnya puskesmas), sarana kesehatan sekunder (misalnya rumah sakit kelas C dan

D) dan sarana kesehatan tersier (misalnya rumah sakit kelas A dan B). Upaya mewujudkan pelayanan kesehatan dilakukan oleh individu ataupun kelompok,

lembaga pemerintahan maupun swasta (Notoatmojo,2005).

Masyarakat lebih memilih sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan secara paripurna dan dilayani oleh tenaga kesehatan yang

berkompeten. Pelayanan kesehatan paripurna dapat diperoleh dari penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer (puskesmas) maupun tingkat sekunder (rumah

(2)

pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

rawat inap dan gawat darurat (Undang - Undang No. 44 tentang Rumah Sakit, 2009). Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang

sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut semakin penting mengingat perkembangan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu dan teknologi, dan

perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat (Soejitno, 2002).

Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan bagi masyarakat, senantiasa

dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Fungsi utama sebuah rumah sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya manusia adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam manajemen

rumah sakit. Sumber daya manusia di rumah sakit berasal dari multi profesi yang terdiri dari tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis (perawat), paramedis non keperawatan (apoteker, analis kesehatan, ahli gizi, asisten apoteker,

fisioterapis, radiografer, perekam medis) serta tenaga administrasi. Kualitas sumber daya manusia di setiap bagian menjadi fokus perhatian departemen personalia agar

dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang responsif, inovatif, efektif dan efisien. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi,

(3)

Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan

dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang

medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan administrasi mencakup pelayanan pendaftaran dan rekam medis, pelayanan kasir dan pelayanan informasi rumah sakit (Muninjaya, 1999).

Pelaksanaan pelayanan di rumah sakit, memerlukan administrasi atau yang sering disebut dengan administrasi rumah sakit.Administrasi berasal dari Bahasa

Inggris “administration” yang artinya adalah tata usaha. Menurut Fayol dalam Fathoni (2006), administrasi terdiri atas beberapa prinsip, yaitu pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, utamakan kepentingan umum,

pemberian upah, pemusatan, hirarki, tertib, keadilan, kestabilan staf, prakarsa bawahan dan semangat korps. Herbert juga menyatakan bahwa administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok yang mengadakan kerja sama untuk menyelesaikan tujuan

bersama.

Dunia kesehatan tidak terlepas dari administrasi untuk menjalankan

organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Menurut Simon dalam Robbins (2002), administrasi kesehatan adalah kegiatan dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam bidang kesehatan. Terry dan Muchlas

(4)

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam

bidang kesehatan, melalui pemanfaatan sumber daya manusia.

Administrasi rumah sakit adalah suatu proses yang menyangkut

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasian, dan penilaian dari rumah sakit terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan rumah sakit, perawatan,

kedokteran serta menyediakan dan menyelenggarakan berbagai pelayanan kesehatan rumah sakit. Administrasi rumah sakit dijalankan untuk kepentingan tujuan

organisasi, dalam hal ini adalah tujuan rumah sakit itu sendiri. Administrasi sangat vital perannya dalam menjalankan visi dan misi rumah sakit(Aditama, 2002).

Administrasi rumah sakit yang baik akan meningkatkan kinerja tenaga

kesehatan secara perorangan ataupun kelompok. Dalam hal ini, pimpinan melalui administrasi rumah sakit akan menentukan tugas-tugas serta menentukan standar operasional prosedur yang harus dijalankan dan dipatuhi oleh karyawan rumah sakit

termasuk perawat. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008), administrasi kesehatan, termasuk administrasi rumah sakit diupayakan berjalan secara efektif dan

efisien. Efektif dalam arti mampu mengorganisasikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan rumah sakit dan pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Sedangkan administrasi yang

(5)

rumah sakit, maka dengan mudah kinerja karyawan ataupun petugas rumah sakit

ditingkatkan, sehingga pelayanan rumah sakit akan maksimal. Administrasi rumah sakit lebih menekankan pada pengaturan keuangan, kepegawaian, penerimaan pasien

dan proses administrasi rawat inap, rawat jalan dan pelayanan kesehatan lainnya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan kontribusi pada ekonomi.

Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun.Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi

motivasi dan kepentingan (Wibowo, 2013).

Penilaian kinerja dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi organisasi.Dalam organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit sangatlah penting untuk memiliki

instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi yang efektif. Penilaian kinerja secara regular

dikaitkan dengan proses mencapai tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini membuat setiap personel berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai

dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai (Ilyas, 2012).

Dalam organisasi pelayanan kesehatan, sangatlah penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja professional. Proses

(6)

antara lain kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama,

prakarsa dan kepemimpinan (Siswanto, 2003).

Penilaian kinerja merupakan hal yang paling rumit dan kontroversial dari

hubungan departemen sumber daya manusia dengan karyawan.Oleh karena itu, departemen sumber daya manusia harus melakukan penilaian kinerja yang efektif dengan melalukan penilaian berdasarkan standar kerja karyawan.Hasil penilaian

diberitahukan kepada karyawan agar dapat memperbaiki kinerja apabila hasil penilaian kinerja berada di bawah standar.Penilaian kinerja yang efektif dapat

memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja dengan mengikuti pelatihan dan pengembangan (Wolper, 2001).

Kinerja setiap karyawan sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi.

Karyawan dengan dasar kinerja yang tinggi akan semakin berkembang bila bekerja pada lingkungan yang menilai tinggi kerja keras karyawan. Organisasi yang mempunyai budaya kinerja yang tinggi biasanya menuntut karyawan mempunyai etos

kerja yang tinggi pula. Lingkungan kerja yang seperti ini akan membuat setiap karyawan untuk mengerahkan seluruh daya untuk mencapai kinerja yang tinggi

(Ilyas, 2012).

Iklim organisasi secara obyektif berada dalam suatu organisasi, tetapi iklim hanya bisa dijelaskan dan diukur secara tidak langsung melalui persepsi dari para

(7)

beberapa faktor antara lain struktur, standar, tanggung jawab, pengakuan, dukungan

dan komitmen (Stringer, 2002).

RSUD Dr. R.M. Djoelham merupakan satu – satunya rumah sakit

pemerintah yang berada di kota Binjai dan melayani masyarakat Binjai dan sekitarnya. RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai telah berdiri sejak tahun 1927. Kini RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai telah terklasifikasi menjadi rumah sakit dengan tipe

B sehingga rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan dari puskesmas, klinik maupun rumah sakit dengan tipe yang lebih rendah. Berdasarkan survei pendahuluan

yang dilakukan di RSU Djoelham pada 17 Pebruari 2014 dengan memberikan kuesioner kepada 20 orang petugas administrasi, dapat diperoleh informasi bahwa petugas administrasi menginginkan iklim yang menyenangkan dan kondusif yang

akan memberikan mereka kepuasan kerja. Berdasarkan keterangan petugas administrasi di RSUD DR. R. M. Djoelham Binjai menyatakan iklim organisasi dan kinerja petugas administrasi yang ada sudah cukup baik namun masih terdapat

kekurangan. Adapun kekurangan dalam hal iklim organisasi antara lain tanggung jawab petugas administrasi dan dukungan dari dari rekan satu unit kerja atau pun unit

kerja lainnya. Hal ini dilihat dari hanya satu petugas administrasi yang melaksanakan pekerjaan administrasi yang ada dalam satu unit kerja. Kondisi kinerja administrasi diperoleh dari keterangan petugas administrasi bahwa ada petugas administrasi yang

melalaikan tanggung jawabnya dengan kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan dan melimpahkan pekerjaan kepada petugas administrasi lain yang berada

(8)

Mawarni,dkk.(2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklim

Organisasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Sosial Aceh.Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh iklim organisasi dan

pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial Aceh (Fhitung> Ftabel). Luh, Ni Putu Suarningsih, dkk. (2013) melakukan penelitian terhadap karyawan Rumah Sakit Lawang Medika Malang dan diperoleh hasil terdapat

pengaruh iklim organisasional terhadap komitmen organisasional dan kinerja karyawan di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja petugas administrasi di Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai tahun 2014.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh iklim organisasi (struktur, standar, tanggung jawab, pengakuan, dukungan dan komitmen)

terhadap kinerja petugas administrasi (prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kerja sama dan prakarsa) di Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai tahun 2014?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi

(9)

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh iklim organisasi (struktur, standar, tanggung jawab, pengakuan, dukungan dan komitmen) terhadap

kinerja petugas administrasi (prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kerja sama dan prakarsa) di Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai tahun 2014.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Memberikan masukan bagi Direktur Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai

dalam meningkatkan iklim organisasi untuk meningkatkan kinerja petugas administrasi di rumah sakit tersebut.

b. Memberikan manfaat sebagai kontribusi untuk memperkaya khasanah

keilmuan saya berkaitan dengan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya administrasi rumah sakit.

c. Sebagai prasyarat bagi saya untuk menyelesaikan studi guna memperoleh

Referensi

Dokumen terkait

pengumpulan data, analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan umum bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kepemimpinan kepala

masyarakat yang rendah di daerah dengan jumlah penduduk miskin cukup tinggi.. yang mencapai 54.100 jiwa sekitar 14,48% dari total

Analisis Standar Belanja yang selanjutnya disingkat ASB adalah alat untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau belanja setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Analisa Pasal 184 KUHAP dalam menerapkan unsur pidana pada pedestrian yang lalai pada saat menyeberang jalan dilaporkan kedalam suatu bentuk keterangan saksi,

Terakhir adalah dahan Ken Angrok dengan Ken Umang yang menurunkan Tohjaya dan saudara-saudaranya, meskipun jalur ini tidak terekam secara baik dalam sejarah namun

Hanya 15 orang pengamal media dibenarkan masuk ke venue perlawanan dan hendaklah berdaftar dengan Pegawai Media Pasukan Tuan Rumah (PTR) sehari sebelum perlawanan..

McLeod, Jr., (2001: 15) menyatakan bahwa data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, jumlah jam kerja pegawai,

sebelumnya sebagai basis massanya. Kedua,Targeting Politik, kandidat lebih menfokuskan diri pada Mayoritas pemilih yang mendukung kemenangan kandidat adalah segmen