BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
KABUPATEN SINTANG
2.1 KONDISI UMUM
Kabupaten Sintang dengan luas wilayah 21.635 km2 atau sektar 14% dari luas
Propinsi Kalimantan Barat terdiri dari 14 Kecamatan, 391 Desa dan 16
Kelurahan. Wilayah Kabupaten Sintang di dominasi wilayah berbukit dan
bergelombang mencapai 69,32% dengan curah hujan yang cukup tinggi
menyebabkan beberapa wilayah rentan terhadap bencana alam seperti tanah
longsor dan banjir sehingga mengakibatkan kerusakan berbagai prasarana dan
sarana dasar. Kabupaten Sintang dialiri dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas
dan Sungai Melawi yang merupakan urat nadi kehidupan prekonomiam
masyarakat.
Jumlah penduduk Kabupaten Sintang sebanyak 390.796 jiwa dimana sebagian
besar masyarakat (mencapai 82%) hidup di sektor pertanian tradisional dengan
memanfaatkan peralatan tradisional. Hal ini mengakibatkan pendapatan
masyarakat yang rendah di daerah dengan jumlah penduduk miskin cukup tinggi
yang mencapai 54.100 jiwa sekitar 14,48% dari total jumlah penduduk.
Di sektor perekonomian menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan tulang
punggung perekonomian daerah, sebagai penghasil nilai tambah dan devisa
maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar
penduduk Kabupaten Sintang. Hal ini ditunjukkan dari kontribusi sektor
pertanian dalam pembentukan PDRB pada tahun 2015 masih dominan, yakni Rp
771.306,38 juta (38,90%) dari total PDRB Atas Dasar Harga Konstant Tahun
Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. 000)
No Uraian Distrinusi (ADHB) 2013 2014
Rp. %
1 Pertanian 2.301.443,20 2.413.968,08 35,35
2 Pertambangan dan Penggalian 867.112,27 750.585,70 10,99 3 Industri Pengolahan 884.634,50 932.663,31 13,66 4 Listrik, Gas & Air Bersih 10.799,01 11.883,83 0,17
5 Bangunan 201.789,06 226.333,80 3,31
6 Perdagangan, Hotel &
Restoran 739.769,56 843.242,11
12,35
7 Pengangkutan & Komunikasi 98.284,96 111.8111,87 16,31 8 Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 185.149,81 215.783,62
3,16
9 Jasa-jasa 276.753,75 316.918,49 4,64
Total PDRB Kab. Sintang 6.450.300,8 6.829.490,81 100,00
Dalam rangka mengsinergiskan Pembangunan, khususnya di bidang PU/Cipta
Karya, maka Dirjen Cipta Karya Departeman PU mengambil inisiatif membentuk
Satuan Tugas (satgas) Pendampingan Penyusunan RPIJM melalui Surat
Keputusan Dirjen Cipta Karya No.30/KTPS/DC/2007 tanggal 2 Agustus 2007
tentang Pembentukan Satuan Tugas (satgas) di pusat, Satgas Provinsi, dan Satgas
Daerah atau kabupaten, dimana Satgas puast terdiri dari perwakilan dari
sektor-sektor dilingkumngan Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Marga dan Ditjen Sumer
Daya Air. Sedangkan Satgas Provinsi terdiri dari Bappeda, Dinas PU/Cipta Karya
dan Dinas/SKPD lain yang terkait dengan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya
yang ditetapkan dengan SK Gubernur. Satgas RPIJM Daerah Kabupaten terdiri
dari Pejabat Bappeda, Kepala Dinasdan pejabat lain yang terkait degan bidang
PU/Cipta Karya dan ditetapkan dengan SK Bupati. Selain membantu penyusunan
RPIJM, Satgas ini juga berfungsi untuk menilai kelayakan dokumen program dan
anggaran pembangunan Bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan dan disusun oleh
daerah antara pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten.
Masing-masing satgas bertugas untuk mendampingi Satgas dibawah dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang
berisi Rencana Program-Program Pemerintah selama 5 tahun termasuk rencana
investasi dan sumber pembiayaan baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Daerah,
RPIJM Kabupaten Sintang ini juga dapat difungsikan menjadi
penjelasan/petunjuk spesifik setiap tahapan dan komponen program yang
mencakup:
• Rencana pembangunan,
• Sinkronisasi dan prioritas program,
• Pengembangan program investasi,
• Penilaian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
• Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan dan Kelembagaannya,
• Rencana Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam rangka mengejar ketertinggalan pembangunan di Kabupaten Sintang
maka sangat diperlukan dukungan/bantuan dalam merealisasikan pembangunan
berbagai prasarana dan sarana dasar pada bidang PU/Cipta Karya dan untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelaksanaan
pembangunan yang menggerakkan perekonomian dan pelayanan kepada
masyarakat maka diperlukan dana yang cukup besar setiap tahunnya.
2.1.1 Profil geografi
Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat, yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, khususnya Negara Bagian
Serawak. Secara geografis Kabupaten Sintang terletak dibagian Timur Propinsi
Kalimantan Barat atau diantara 1o05’ LU, serta 1o 21’ LS dan diantara 110o50’ –
113o20’ Bujur Timur dengan ketinggian antara 100 – 500 meter diatas
permukaan laut. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Sintang mempunyai
topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yakni datar, berombak,
Batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Sintang adalah sebagai berikut:
▪ Sebelah utara : Negara Bagian Serawak (Malaysia Timur)
▪ Sebalah Timur : Kabupaten Kapuas Hulu
▪ Sebelah Selatan : Kabupaten Melawi dan Propinsi Kalteng
▪ Sebelah Barat : Kabupaten Ketapang, Sekadau dan Sanggau
2.1.2 Profil Demografi
Kabupaten Sintang dialiri oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai
Melawi. Sungai Kapuas melalui daerah Kecamatan Sepauk, Tempunak, Sintang
dan Ketungau. Sedangkan Sungai Melawi melalui Kota Sintang, Kecamatan
Dedai, Serawai sampai Ambalau menuju ke Propinsi Kalimantan Timur.
Topografi Kabupaten Sintang sangat bervariasi sebagian tanah datar, sebagian
bergelombang namun ada beberapa daerah yang berbukit bahkan menyerupai
gunung. Sekitar 69,32% wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah
perbukitan. Kondisi pemukiman penduduk terpencar terutama didaerah
pedesaan.
Sedangkan jenis tanah yang ada di Kabupaten Sintang adalah sbb:
▪ Tanah Organosol : 5.056 Ha
▪ Tanah Aluvial : 173.824 Ha
▪ Tanah Podsolit : 1.341.376 Ha
▪ Tanah Latosol : 1.087.000 Ha
Kabupaten Sintang umumnya beriklim tropis dengan temperatur udara rata-rata
perbulan berkisar antara 22,6oC sampai 33,5oC. Intensitas curah hujan cukup
tinggi terjadi pada bulan Januari sampai Mei dengan curah hujan rata-rata
301,46 mm. Curah hujan tertinggi adalah 759,10 mm dan terendah 150,50 mm.
Kabupaten Sintang memiliki berbagai potensi sumberdaya alam, diantaranya
sumberdaya hutan, pertanian dan perkebunan. Sunberdaya lainya seperti
pertambangan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Luas hutan di
Kabupaten Sintang adalah 2.163.520 Hektar. Peruntukan kawasan hutan tersebut
adalah:
▪ Hutan PPA : 69.937,00 Ha
▪ Hutan Lindung : 446.799,90 Ha
▪ Hutan Produksi Biasa : 188.469,25 Ha
▪ Hutan Produksi yang dapat dikonversikan : -
▪ Pertanian Lahan Kering : 834.808,75 Ha
Dibidang pertanian, luas tanaman padi sawah di Kabupaten Sintang tahun 2014
mencaai 36.437 Ha, Padi ladang 19.322 Ha, Jagung 2.272 Ha dan Kedelai 174 Ha.
Secara administratif hingga tahun 2015 Kabupaten Sintang memiliki wilayah
administratif terdiri dari: 14 Kecamatan, 391 desa, 16 Kelurahan dan 637 Dusun.
2.1.2.1 Struktur Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sintang dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 mengalami perkembangan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk sebesar
364.759 orang yang terdiri dari laki-laki 188.433 orang dan perempuan 176.326
orang dan pada tahun 2015 menjadi 390.796 orang dengan penduduk laki laki
201.421 orang sedangkan perempuan 189.375 orang.
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2010– 2014
No. Tahun Jumlah Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
Penduduk Kabupaten Sintang tahun 2015 tersebar di 14 kecamatan sejumlah
390.796 orang terdiri dari 201.421 jiwa laki-laki dan 189.375 jiwa perempuan
dengan pertumbuhan 1,74%. Penduduk terbanyak tinggal di Kecamatan Sintang
68.126 orang, disusul Kecamatan Sepauk 49.678 orang, selanjutnya kecamatan
yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Binjai Hulu dengan
penduduk 12.196 orang, kemudian Kecamatan Ambalau 13.317 orang.
Kepadatan penduduk Kabupaten Sintang per-Km2 sebanyak 17 orang, atau setiap
orang menghuni 17 Km2, hal ini menunjukkan masih terdapat lahan yang sangat
luas untuk kegiatan usaha. Secara rinci kepadatan penduduk per-kecamatan
tampak sebagai berikut; penduduk menurut kelompok umur pada tahun 2015
paling tinggi diduduki oleh kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 43.087
- 24 sebanyak 37.100 maka Kabupaten Sintang didominasi oleh anak remaja usia
sekolah yaitu umur 0 sampai 14 tahun.
Tabel 2.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang Menurut
Kecamatan Tahun 2015.
Jumlah rumah tangga tahun 2015 adalah sebesar 89.360, dibandingkan dengan
tahun 2010, rata-rata jumlah anggota rumah tangga tahun 2015 tidak jauh
berbeda, yaitu sebesar 4 orang.
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelompok
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
55 – 59 6.939 6.340 13.279
60 – 64 5.064 4.286 9.350
65 – 69 3.302 2.877 6.179
70 – 74 2.043 1.593 3.363
75 + 1.853 1.574 3.427
Jumlah 201.421 189.375 390.796
Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015
2.1.2.2 Laju Pertambahan Penduduk
Laju pertambahan penduduk digunakan sebagai alat ukur untuk melihat
seberapa jauh rata-rata perkembangan penduduk per tahun dalam suatu periode
tertentu yang dinyatakan dalam persen. Kabupaten Sintang yang berpenduduk
390.736 jiwa (tahun 2015) memiliki laju pertambahan penduduk sebesar 1,74%
per tahun.
2.1.3 Profil Ekonomi
2.1.3.1 Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kurun waktu tahun 2010-2015, Kabupaten Sintang dengan Visi nya,
“Mewujudkan Masyarakat Kabupeten Sintang yang Produktif, Berkualitas, Sejahtera dan Demoktaris” telah berhasil meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Salah satu indikator perekonomian daerah
yang dapat mengukur tingkat kemakmuran suatu daerah adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui PDRB dapat diketahui kinerja
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan PDRB per kapita. Dalam
periode 2010-2015, kinerja Kabupaten Sintang yang diukur dengan besaran
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku terus mengalami peningkatan. Tahun 2010,
kinerja ekonomi Kabupaten Sintang hanya 2.164.797,50 juta lalu meningkat
62,12 persen menjadi Rp 3.484.741,66 juta pada tahun 2015. Dengan
mengeluarkan faktor inflasi, kinerja ekonomi Kabupaten Sintang yang diukur
dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Konstant 2000 mencapai Rp
1.982.993,37 juta pada tahun 2015, angka tersebut lebih tinggi jika dilihat indeks
Keadaan perekonomian Kabupaten Sintang dapat dilihat dari Pendapatan Daerah
Regional Bruto (PDRB), yang di dalamnya dapat terlihat sumbangan
masing-masing sektor tehadap perekonomian. Nilai PDRB Kabupaten Sintang dihitung
berdasarkan harga konstan (Tabel 2.4). Untuk tahun 2011 mencapai Rp.
1.052.442,26 juta, bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp.
1.002.989,52 juta berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 49.452,74 juta, secara
rata-rata selama lima tahun mengalami kenaikan sebesar Rp. 40.441,345 juta.
Pertumbuhan tertinggi tahun 2003 sebesar Rp. 55.448,97 juta, pertumbuhan
terendah tahun 2004 sebesar Rp. 19.345,14 juta. Sedangkan bila dihitung
berdasarkan harga yang berlaku selama empat tahun (Tabel 2.5) mengalami
kenaikan rata-rata pertahun Rp. 129.684,188 juta, pertumbuhan tertinggi terjadi
pada tahun 2010 sebesar Rp. 147.390,32 juta dan pertumbuhan terendah tahun
2006 sebesar Rp. 166.635,33 juta. Hal ini menunjukkan bahwa secara riil
perekonomian Kabupaten Sintang dapat tumbuh dengan cukup baik.
Tabel 2.5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2015 (Jutaan Rupiah)
No. Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 •
1 Pertanian 498.854,91 520.845,61 2 Pertambangan dan Penggalian 50.252,29 52.048,53 3 Industri Pengolahan 56.085,52 60.060,96 4 Listrik, Gas & Air Bersih 3.345,07 3.440,64 5 Bangunan 33.575,34 35.824,31 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 224.636,22 237.402,31 7 Pengangkutan & Komunikasi 19.711,72 20.460,39
8 Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 47.376,16 49.461,88
Tabel 2.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2015 (Jutaan Rupiah)
No Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 522.763,34 593.684,57 628.034,71 706.169,52 798.054,71
2 Pertambangan dan Penggalian 53.454,73 59.023,27 64.404,60 71.037,31 77.671,28
3 Industri Pengolahan 45.426,48 51.446,94 59.195,22 68.520,32 77.804,32
4 Listrik, Gas & Air Bersih 4.426,16 5.205,62 5.761,39 6.167,38 6.567,37
5 Bangunan 30.510,43 33.595,74 36.481,23 41.672,72 47.766,94
6 Perdagangan, Hotel &
Restoran 224.585,03 245.101,22 269.191,18 304.012,15 342.559,72 7 Pengangkutan & Komunikasi 22.558,28 24.071,34 25.645,43 27.596,74 29.938,91
8 Keuangan, Persewaan & Jasa
No Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah 1.009.599,73 1.127.288,67 1.214.610,83 1.362.001,15 1.528.336,48
Pertumbuhan - 117.688,94 87.322,16 147.390,32 166.335,33
Sumber : BPS Kabupaten Sintang ;
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan
yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan gabungan laju
pertumbuhan dari berbagai sektor yang menggambarkan tingkat perkembangan
ekonomi yang terjadi.
Pada periode tahun 2002-2006, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Sintang sebesar 3,75 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun
2006 sebesar 4,93 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahaun 2003
sebesar 1,25 persen.
Pertumbuhan ekonomi Atas Dasar Harga Konstant, adalah:
• Tahun 2010 : 1,25%
• Tahun 2011 : 2,32%
• Tahun 2012 : 3,76%
• Tahun 2013 : 4,74%
• Tahun 2014 : 4,93%
Tabel 2.7. Rincian Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2010-2015 (%)
8 Keuangan, Persewaan & Jasa
Tabel 2.8. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sintang Atas Dasar Harga
Berlaku tahun 2015 (juta rupiah)
No Uraian Distribusi (ADHB) 2015
Rp. %
1 Pertanian 1.415.367,08 40,62
2 Pertambangan dan Penggalian 118.666,96 3,41
3 Industri Pengolahan 332.813,16 9,55
4 Listrik, Gas & Air Bersih 11.883,83 0,34
5 Bangunan 226.333,80 6,49
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 843.242,11 24,20
7 Pengangkutan & Komunikasi 111.811,87 3,21
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
107.704,35 3,09
9 Jasa-jasa 316.918,49 9,09
PDRB Sintang 3.484.741,66 100
Kontribusi terbesar sektor pertanian diberikan oleh sub tanaman perkebunan
(48,39 persen), utamanya padi-padian yang menjadi komoditi unggulan
Kabupaten Sintang dan diikuti oleh sub sektor tanaman bahan makanan (27,05
persen).
2.1.3.2 Penerimaan Daerah
Di Kabupaten Sintang, Sisa Anggaran Tahun 2014 adalah sebesar Rp
291.333.483.000,-. Kemudian Pendapatan Asli Daerah yang didapat dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Penerimaan
dari Dinas-dinas dan Penerimaan Lain-lain adalah sebesar Rp 10.336.609.000,-
Sedangkan Dana Perimbangan berjumlah Rp 243.689.632.000,- Dana
Perimbangan didapat dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber
Daya Alam, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil
Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi. Sedangkan Dana Penerimaan
Lainnya yang Sah berjumlah Rp 22.666.239.000,- Sedangkan Dana Pinjaman
Pemerintah Daerah tidak ada. Jadi Total Penerimaan Daerah Kabupaten Sintang
adalah Rp 291.333.483.000,- lihat Tabel 2.6 dibawah ini.
Tabel 2.9. Realisasi Penerimaan Daerah Otonomi Tingkat II Sintang 2010
(Ribuan Rupiah)
No Uraian 2015
A Penerimaan Daerah 291.333.483
1 Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu 14.641.003
No Uraian 2015
a Pajak Daerah 2.304.670
b Retribusi Daerah 9.846.636
c Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 2.685.896
d Penerimaan dari Dinas-dinas -
e Penerimaan Lain-lain 14.279.765
3 Dana Perimbangan 583.564.249
a Bagi Hasil Pajak 37.644.292
b Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA 5.283.365
c Dana Alokasi Umum (DAU) 486.869.592
d Dana Alokasi Khusus (DAK) 53.767.000
e Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi 9.146.151
4 Penerimaan Lainnya Yang sah 41.138.167
5 Pinjaman Pemerintah Daerah -
Total Penerimaan 291.333.483
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kab. Sintang
2.1.3.3 Pendapatan Per Kapita
Jika kinerja ekonomi (PDRB) yang tercipta di Kabupaten Sintang dibagikan pada
seluruh penduduk pertengahan tahun secara merata maka akan diperoleh
pendapatan per kapita yang menggambarkan tingkat kemakmuran di wilayah
Kabupaten Sintang. Dikatakan tingkat kemakmuran wilayah karena belum
memperhitungkan komponen-komponen lain, seperti; penyusutan, pajak tidak
langsung netto dan pendapatan netto yang mengalir dari dan ke daerah lain.
Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Sintang terus
mengalami peningkatan.
Pendapatan per kapita (Atas Dasar Harga Berlaku 2010-2014);
• Tahun 2010 : Rp. 3.150.440,87
• Tahun 2011 : Rp. 3.450.901,29
• Tahun 2012 : Rp. 3.652.360,76
• Tahun 2013 : Rp. 4.026.230,03
2.1.4 Profil Sosial dan Budaya 2.1.4.1 Profil Sosial
Pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset utama yang strategis dalam
menggerakkan laju pembangunan. Peningkatan sektor pendidikan dapat dilihat
dari meningkatnya indikator Angka Prestasi Sekolah (APS). Peningkatan Angka
Prestasi Sekolah perlu didukung oleh kuantitas maupun kualitas pendidikan.
Sarana pendidikan yang dimiliki oleh Kabupaten Sintang tahun 2015 terdiri dari
sarana pendidikan taman kanak-kanak sampai dengan tingkat lanjutan atas baik
negeri maupun swasta, diharapkan dengan tersedianya sarana pendidikan akan
dapat menunjang program belajar 9 tahun dan mengurangi angka anak putus
sekolah disamping itu akan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Sarana sekolah, guru dan murid sampai dengan tahun 2015 baik negeri maupun
swasta sebagai terlihat di Tabel 2.7:
Tabel 2.10. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Jenis Sekolah
Tahun 2015
Jenis Sekolah Sekolah Guru Murid
1. TK Negeri / Swasta 86 288 3.048
2. SD Negeri / Swasta 421 3.848 60.485 3. SLTP Negeri / Swasta 121 1300 21.026
4. SMU Negeri/Swasta 42 536 12.902
Sumber : Depdiknas dan Depag Kabupaten Sintang
Rasio murid SD terhadap sekolah pada tahun ajaran 2015 sebesar 150,57, untuk
tingkat SLTP dan tingkat SMU rasionya adalah 166,73 dan 294,60. Adapun rasio
murid terhadap guru SD, SLTP dan SMU adalah 15,72, 16,17 dan 24,07.
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang dihadapi Kabupaten Sintang
berdasarkan data tahun 2015 menunjukkan yang paling utama adalah orang yang
cacat tubuh mencapai 337 orang, disusul dengan cacat mental sebanyak 137
orang, dan beberapa permasalahan yang lain yaitu tuna netra, tuna rungu dan
Tabel 2.11. Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial (PMKS) di
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sintang
Pada tahun 2015 permasalahan sosial yang perlu mendapat perhatian adalah
penduduk usia lanjut serta serta jompo terlantar, secara rinci per kecamatan
tampak sebagai berikut:
Tabel 2.12 Banyaknya Fakir Miskin/ Keluarga Miskin, Masyarakat Terasing, dan
wanita rawan sosial Ekonomi di Kabupaten Sintang Tahun 2015
Kecamatan Fakir Miskin/
Sumber : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sintang
Pembangunan sosial terkait dengan bidang kesehatan dan keluarga berencana,
yakni jumlah Rumah Sakit Umum di Kabupaten Sintang tahun 2015 sebanyak 2
buah yang berlokasi di Kecamatan Sintang, sedangkan sarana kesehatan
sebanyak 20 unit puskesmas (6 unit Puskesmas berstatus rawat inap) dan 123
362 unit, apotek 10 unit, toko obat 14 unit, dan Balai Pengobatan Swasta 2 unit.
Jumlah dokter di Kabupaten Sintang (tidak termasuk RSUD) pada tahun 2015
sebanyak 62 orang, terdiri dari dokter umum 39 orang, dokter gigi 7 orang dan
dokter spesialis 16 orang. Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten
Sintang tahun 2015 sebanyak 59.711 PUS dengan akseptor aktif sebanyak 44.686
PUS (74,84%). Pada tahun 2015 terdapat 7.014 akseptor baru atau sekitar 98,51%
dari jumlah Pemenuhan Masyarakat (PPM).
Pembangunan Sosial bidang kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan. Di Kabupaten
Sintang kerukunan antar umat beragama terjalin dengan sangat baik. Sarana
ibadah yang ada di Kabupaten Sintang berkembang dari tahun ke tahun, secara
rinci jenis sarana ibadah terlihat seperti pada daftar berikut:
Tabel 2.13. Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Sintang Tahun 2010
Sumber : Departemen Agama Kab. Sintang
Organisasi pemuda yang ada di Kabupaten Sintang mempunyai wadah dengan
nama Karang Taruna, pada tahun 2010 terdata 96 kelompok pada tahun 2015
menjadi 152 kelompok dengan status tumbuh 132 kelompok, status berkembang
24 kelompok dan status maju 2 kelompok. Bidang olah raga yang telah
mendapatkan prestasi berdasarkan tingkatan sekolah dari tahun 2001 sampai
dengan tahun 2003 adalah adalah sebagai berikut: Sekolah Dasar 9 medali,
Sekolah Lanjutan Pertama 4 medali, Sekolah Menengah Umum 5 medali, Sekolah
Kejuruan 4 medali. Prestasi olah raga berdasarkan cabang olah raga tahun 2001
sebanyak 11 cabang, tahun 2002 sebanyak 14 cabang, tahun 2003 sebanyak 16
2.1.4.2 Profil Budaya
Aspek budaya merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan
sebuah arahan pengembangan wilayah dengan segala jenis potensi dan
kendalanya. Pada umumnya, mayoritas masyarakat yang mendiami Kabupaten
Sintang adalah Suku Dayak dan bahasanya Bahasa Dayak.
2.2 KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CIPTA KARYA
Infrastruktur untuk mendukung pergerakan masyarakat yang ada di Kabupaten
Sintang khususnya bidang PU/Cipta Karya sebagian telah rusak (rusak ringan
dan rusak berat) karena sering terjadi bencana alam seperti banjir akibat curah
hujan yang tinggi. Sehingga diperlukan perbaikan dan peningkatan
pembangunan infrastruktur tersebut agar dapat difungsikan kembali. Selain itu
juga diperlukan pembangunan prasarana dan sarana dasar yang baru termasuk
infrastruktur pendukungnya sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk.
Mengingat kondisi dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Sintang yang
terbatas, maka diupayakan perencanaan pembagunan prasarana dan sarana
dasar yang terpadu, bertahap, dan berkelanjutan.
2.2.1 Sub Bidang Air Minum
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum di kabupaten Sintang dikelola
oleh PDAM dan sebagian lagi dikelola oleh Masyarakat secara swadana terutama
pada daerah perdesaan. Sampai saat ini Pelayanan Air Minum yang dikelola oleh
PDAM di Kabupaten Sintang baru mencapai Pelayanan/Sambungan Rumah (SR)
sebesar 2,55% dari 78.596 Rumah Tangga. Pelayanan Air Minum belum dapat
menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten Sintang. Kebutuhan air minum
masyarakat didistribusikan melalui jenis pelayanan berikut:
1. Sambungan Rumah (SR) melayani : 3.855 unit
2. Hydrant Umum (HU) : 10 unit
3. Keran Umum (KU) : 9 unit
4. Terminal Air : 3 unit
5. Mobil Tangki (yang beroperasi) : 2 unit
Untuk pelayanan air minum bagi masyarakat miskin khususnya di daerah yang
rawan air bersih maka pelayanan dan pemeliharaan SPAM dilakukan oleh
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang bersama Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi.
Kondisi alam di Kabupaten Sintang yang sering terjadi bencana alam banjir dan
longsor maka banyak SPAM yang ada menjadi rusak dan perlu perbaikan ringan
dan perbaikan berat disamping masih perlunya pembangunan SPAM baru
terutama untuk kawasan permukiman miskin dan belum mendapat pelayanan air
minum. Sedangkan sebagian Prasarana SPAM yang dikelola masyarakat secara
swadaya telah mengalami kerusakan akibat pengelolaannya kurang baik.
Sementara di beberapa kecamatan lain belum memiliki sarana prasarana air
minum, sehingga masyarakat hanya memanfaatkan air dari sumber mata air, air
hujan, aliran sungai yang jauh dari kawasan pemukiman terutama kawasan
pemukiman di pedesaan.
2.2.2 Sub Bidang Persampahan
Prasarana persampahan seperti TPA, TPS serta tempat penampungan sampah
masyarakat lainnya belum banyak terdapat di Kabupaten Sintang. Sistem
pembuangan sampah di tiap kecamatan dilaksanakan secara swadaya
masyarakat. Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga rata-rata dibakar,
dikubur atau bahkan kebanyakan masyarakat membuang sampahnya ke sungai
atau ke lahan kosong. Hingga saat ini belum ada data terkait yang dapat
menjelaskan informasi tentang kegiatan persampahan di Kabupaten Sintang.
2.2.3 Sub Bidang Air Limbah
Secara umum gambaran Sistem Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Sintang
dapat dilihat dari:
• Rata-rata usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Sintang
• Jumlah Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah yang cuma ada 1 (satu) unit yakni 1 (satu) unit IPAL yang dikelola oleh RSU A.M. Djoen
Sintang.
Secara umum produksi air limbah di Kabupaten Sintang yang dihasilkan dari
limbah rumah tangga belum memperhatikan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) karena masih sedikit industri di Kabupaten Sintang yang
anggapan setiap jiwa menghasilkan limbah rumah tangga sekitar 0,075 liter per
hari dan sebahagian besar produksi limbah dihasilkan dari limbah rumah tangga,
maka diperkirakan produksi air limbah di Kabupaten Sintang sekitar 39.250 liter
per hari.
2.2.4 Sub Bidang Drainase
Bidang Drainase pada bidang PU/Cipta Karya ini memiliki Program dan Kegiatan
yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat, dari sejahtera dalam
lingkungan yang bebas dari genangan.
Pada umumnya system jaringan drainase di Kabupaten Sintang merupakan
system drainase tercampur dimana limpasan air hujan dan air limbah domestik
dialirkan, yaitu dengan memanfaatkan sungai-sungai yang mengalir di wilayah
Kabupaten Sintang.
Selain endapan lumpur, sedimentasi dan hambatan sampah pada saluran
drainase memperkecil kapasitas saluran yang mempercepat luapan air dan
seringnya bencana alam di Kabupaten Sintang seperti banjir dan longsor dapat
mengakibatkan kerusakan prasarana drainase yang ada sehingga tidak dapat
berfungsi optimal. Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada
kawasan terbangun menimbulkan tekanan ruang dan lingkungan, sehingga
mengurangi daya serap tanah untuk menahan air hujan. Kelebihan air akan
membuat ketinggian muka air bertambah dan bertambahnya debit sungai yang
mengakibatkan daya tampung sungai dan saluran drainase tidak mencukupi
sehingga air meluap dan menimbulkan genangan/banjir.
2.2.5 Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan
Untuk menyelenggarakan penataan bangunan gedung yang selama ini terkesan
kurang tertib dan teratur serta jauh dari ketentuan tata ruang daerah yang ada.
Ketidak teraturan bangunan gedung bukan hanya milik pemerintah daerah saja,
tetapi bangunan gedung milik swasta pun mengalami hal yang sama. Agar
kebijakan dan bangunan lingkungan mendapat respon positif dari semua pihak
yang mengarah pada prinsip fungsionalitas, handal, efisien, produktif dan berjati
diri demi memenuhi persyaratan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan,
keserasian dan keselarasan dengan lingkungan sehingga penataan produktif dan
lokal demi terpenuhinya kualitas fungsional, visual, dan kualitas lingkungan yang
seimbang, serasi, selaras dan arif mengakomodasikan nilai-nilai budaya.
Di Kabupaten Sintang telah berdiri beberapa fasilitas umum seperti: rumah sakit,
sekolah, pos pemadam kebakaran, pusat pasar dan pasar tradisional, dll. Namun
belum ditunjang kelengkapan prasarana dan sarana pendukung yang layak.
Fasilitas umum berupa gedung tersebut telah dibangun dan ditata dengan tetap
memperhatikan ciri khas dan karakteristik daerah.
2.2.6 Sub Pengembangan Permukiman
Bidang Pengembangan Permukiman ini bertujuan untuk mengembangkan
daerah-daerah" tertinggal, terisolir dan kumuh demi terwujudnya permukiman
yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur dan mengarahkan
pertumbuhan wilayah untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan
pengembangan permukiman khususnya bagi masyarakat yang membutuhkan
dan berpenghasilan rendah dan direncanakan di lokasi yang telah memenuhi
syarat administrasi, fisik, ekologi dan tidak berdampak sosial negatif bagi
masyarakat di sekitarnya.
Pertumbuhan penduduk secara umum memerlukan pembangunan permukiman
baru di wilayah kabupaten Sintang, sehingga muncul daerah permukiman baru
yang dikembangkan oleh swasta atau pembangunan permukiman baru skala
besar yang dikembangkan oleh perumnas/pemerintah.
Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah merupakan komponen yang mutlak
ada sebagai pendukung pengembangan wilayah dan dalam rangka pemerataan
pelayanan terhadap masyarakat hingga ke pelosok daerah, khususnya yang ada di
Kabupaten Sintang.
Dalam upaya percepatan pertumbuhan pembangunan prasarana wilayah seperti
prasarana perumahan, transportasi, air bersih, sehingga pada tahun 2013
diantaranya diupayakan pembangunan PSD perumahan dan pembangunan