• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Aud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Aud"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan Kerja Dan

Kinerja Auditor Inspektorat Di Kota Makassar

Oleh: Dr. Murtiadi Awaluddin, SE., M,Si *

*Dosen STIM Publik Makassar

Abstrak

Independensi dan Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Di Kota Makassar. Tujuaan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh

Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja kerja dan Kinerja

Auditor Inspektorat Di Kota Makassar. Populasi penelitian ini adalah seluruh Auditor

Inspektorat Di Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Ukuran sampel memegang peranan penting

dalam estimasi dan interprestasi hasil analisis Struktural Equation Modeling (SEM),

Dalam penelitian ini populasi meliputi 55 pegawai Auditor Inspektorat Di Kota

Makassar.. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

persamaan struktural atauStructural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini

ditemukan bahwa, Independensi dan Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kepuasan Kerja (1) dan Independensi dan Kompetensi Auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor (2).

Kata kunci :Independensi, Kompetensi Auditor, Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor

Abstract

Auditor Independence and Auditor Competence positive and significant influence on

Job Satisfaction and Performance Auditor Inspectorate In Makassar. The purpose of

this study is to investigate and analyze the significance of the effect of Auditor

Independence and Auditor Competence on Job Satisfaction and Performance Auditor

Inspectorate In Makassar. The population of this study were all Auditor Inspectorate

(6)

sample size plays an important role in the estimation and interpretation of the results

of the analysis of Structural Equation Modeling (SEM), In the study population

included 55 employees Auditor Inspectorate In Makassar. The method of analysis

used in this study is a structural equation modeling or Structural Equation Modeling

(SEM). The results of this study found that, Auditor Independence and Auditor

Competence have a positive and significant impact on Job Satisfaction (1) and the

Auditor Independence and Auditor Competence have a positive and significant

impact on Performance Auditor (2)

Keyword : Auditor Independence and Auditor Competence, Job Satisfaction and

Performance Auditor

PENDAHULUAN

Kebijakan pemerintah dibidang keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan

masayarakat salah satunya melalui reformasi, dengan mengeluarkan UU No 22

Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pusat dan Daerah dengan sistem pemerintahan desentralisasi. Ini merupakan titik

awal dari otonomi daerah dibidang keuangan. Undang-undang ini kemudian direvisi

dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pusat

dan Daerah. Perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintah, sekaligus

membawa perubahan penting dalam pengelolaan maupun kinerja keuangan daerah.

Dalam konteks ini, akan terjadi perubahan yang fundamental berkaitan dengan

pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu Pemerintah daerah dalam pelaksanaan

otonomi keuangannya dituntut untuk memberikan pertanggungjawab atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktek transparansi dan

pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Menurut

Mardiasmo (2005) terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya

pemerintahan yang baik yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.

Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Dewan Perwakilan

(7)

dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen

dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan

pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki

independensi dan kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja

pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, Kepala daerah dibantu oleh

perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan

dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam

bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan. Unsur

pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana

urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.

Salah satu bagian yang melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan APBD

dan kegiatan non keuangan pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Peran dan

fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut

dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan,

Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama,

perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas

pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

pengawasan. Menurut Boynton (dalam Rohman, 2007), fungsi auditor internal

adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi

penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat

lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka

peningkatan kinerja organisasi.

Dalam melaksanakan peran audit, auditor bertanggung jawab untuk

merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai

apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Dengan dukungan

kompetensi dan teknik-teknik audit serta kompetensi lain dari jenjang pendidikan

(8)

mampu mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk

mendukung jugment yang diberikan.

Mengingat pentingnya tugas yang diemban oleh auditor internal/ inspektorat,

maka diperlukan kepastian bahwa tugas dan fungsi yang diemban dapat dijalankan

dengan baik. Keahlian dan kecakapan teknis untuk melakukan pemeriksaan tentunya

merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam menjalankan tugas tersebut,

namun hal itu tidak cukup untuk memastikan pelaksanaan tugas dengan baik.

Sampai saat ini belum seluruh APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah)

mempunyai standar yang seragam, untuk itu pada penelitian ini menggunakan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah. Dalam peraturan menteri tersebut standar audit

aparat pengawasan intern pemerintah, meliputi standar-standar yang terkait dengan

karakteristik organisasi dan individu-individu yang melakukan kegiatan audit. Pada

Standar Umum tentang keahlian, secara garis besar menyatakan bahwa keahlian

pemeriksa harus mempunyai latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis,

sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan.

Latar belakang pendidikan seorang APIP mempunyai tingkat pendidikan

formal minimal strata satu (S1) atau yang setara. APIP harus mempunyai kriteria

tertentu dalam merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor

dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP.

Kompetensi teknis adalah kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh

pemeriksa yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi

pemerintahan dan komunikasi. Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar

audit, kebijakan, prosedur dan praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian

yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi unit yang dilayani oleh APIP.

Untuk meningkatkan kompetensi, seorang APIP diwajibkan mengikuti

sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan berkelanjutan, antara lain sebagai berikut

(9)

mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

professional education). Untuk itu pemeriksa wajib mengikuti pendidikan dan

pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.

Salah satu faktor kunci keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi

organisasi adalah kualitas sumber daya manusianya (Asih, 2004). Hal ini konsisten

dengan pendapat Neo, et al. (2000) yang mengatakan bahwa sumber daya manusia

mempunyai fungsi penting dalam menentukan keberhasilan organisasi ketika

menghadapi tantangan-tantangan. Perilaku individu yang berada dalam organisasi

tentunya sangat mempengaruhi organisasi baik secara langsung maupun tidak

langsung, hal ini diakibatkan karena kemampuan individu yang berbeda-beda dalam

menghadapi tugas atau aktivitasnya sehingga berdampak pada kinerja yang

dihasilkan. Tangkilisan (2002:25) menyatakan bahwa unsur manusia merupakan

unsur penting, karena manusia selalau berperan aktif dan dominan dalam setiap

organisasi. Manusia adalah perencana, pelaku sekaligus penentu terwujudnya tujuan

organisasi. Merujuk pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor

pemerintah daerah menjadi sangat strategis bagi keberhasilan Inspektorat dalam

mengemban amanat peraturan perundang-undangan.

Kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kota Makassar saat

ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit yang tidak

terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi ditemukan oleh

auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa

Keuangan (2011) melaporkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Makassar ada lima

kabupaten/kota memperoleh opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Regional

Sulawesi dengan predikat merah atau “tidak memberikan pendapat (TMP/

disclaimer)”. Ini disebabkan ada beberapa persoalan dalam pengelolaan keuangan

yang menyebabkan BPK memberikan opini TMP kepada kelima kabupaten/kota

yang terakhir memasukkan LKPD tersebut. Persoalan itu adalah pengelolaan kas dan

pengelolaan persediaan tidak memadai serta belanja belum dipertanggungjawabkan.

Hal lainnya, aset tidak didukung dengan bukti, kebijakan kapitalisasi dan

(10)

anggaran (SILPA) tidak memadai. Berikutnya, realisasi anggaran tidak sesuai

dengan peruntukan atau tidak tertib anggaran, penatausahaan pendapatan tidak

memadai serta kekurangan pekerjaan fisik dan belum dikenakan keterlambatan.

Totalnya ada sepuluh item yang menjadi kelemahan utama. (Badan Pemeriksa

Keuangan 2011). Dengan adanya temuan BPK tersebut, dapat diprediksi bahwa

kualitas audit aparat inspektorat Provinsi Kota Makassar masih relatif kurang.

Kalbers dan Forgatty (1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai

evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan

bawahan langsung. Dalam mengukur kinerja auditor, menurut Larkin (1990) terdapat

empat dimensi personalitas, yaitu : 1) Kemampuan (ability), yaitu kecakapan

seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan dan faktor usia. 2) Komitmen

Profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya. 3) Motivasi, yaitu

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatankagiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. 4) Kepuasan

Kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor

adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecapakan,

pengalaman, dan kesunguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan

kuantitas, kualitas, dan ketetapan waktu.

Selain faktor tersebut di atas yang mempengaruhi kinerja auditor, faktor

independensi auditor juga memegang peranan yang krusial. Independensi auditor

dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.

Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan

dan laporan keuangan yang dibuatnya. Berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007

tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum

pemeriksaan yaitu : 1) Persyaratan kemampuan/keahlian ; 2) Independensi ; 3)

Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama.

Dengan memberi perhatian yang penuh pada karyawan dan membuat

(11)

komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang loyal, bekerja

sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat baik bagi

pencapaian tujuan organisasi, karena organisasi mendapat dukungan penuh dari

anggotanya sehingga bisa berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang

diprioritaskan.

Beberapa peneliti telah menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja seseorang atau organisasi diantaranya, Hasil penelitian Samad (2005)

menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan cukup

positif. Hasil penelitian Masrukhin & Waridin (2006) menunjukkan bahwa kepuasan

kerja meningkat maka kinerja karyawan juga cenderung meningkat. Masrukhin dan

Waridin (2006) variabel yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi

kerja, kepuasan kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan, sedangkan menurut

penelitian Yuwalliatin (2006) variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan

keunggulan kompetitif adalah budaya organisasi, motivasi dan komitmen. Menurut

penelitian Kadir dan Didik (2003), variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan

kerja adalah Komitmen organisasional. Samad (2005) Kinerja karyawan dipengaruhi

oleh kepuasan kerja, komitmen organisasional, dengan menambah variabel kesehatan

dan motivasi sebagai variabel moderator.

Menurut Samad (2005) kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap

komitmen organisasional, menurut Lund (2003) yang mempengaruhi kepuasan kerja

adalah budaya organisasi, menurut Koesmono (2005) variabel yang mempengaruhi

kepuasan kerja adalah motivasi dan budaya organisasi, sedangkan menurut Pool

(1997) yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah gaya kepemimpinan, dan motivasi

kerja. Penelitian ini juga merupakan perluasan dari variabel-variabel penelitian yang

mempengaruhi kinerja karyawan, menurut Yuwalliatin (2006) kinerja karyawan

dipengaruhi oleh komitmen, motivasi, dan budaya organisasi, menurut Masrukhin

dan Waridin (2006) yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja,

kepuasan kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan, menurut Koesmono (2005)

kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja.

Menurut Samad (2005) kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan

(12)

METODE PENELITIAN

Berdasarkan jenis penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian yang

menjelaskan hubungan kausal antara variabel atau yang disebut penelitian

eksplanatori (explanatory research) yaitu penelitian untuk mengetahui dan

menjelaskan pengaruh antar variabel yang ada dan dilanjutkan dengan pengujian

hipotesis. Selain itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, karena

memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai variabel-variabel yang hendak

diteliti. Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh independensi dan kompetensi

Auditor terhadap kepuasan kerja dan kinerja auditor. Populasi penelitian ini adalah

seluruh pegawai auditor pada kantor inspektorat di Kota Makassar yang berjumlah

55. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau

kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Cooper dan Emory, 1997: 245)

dengan menggunakan teknik cross section. Adapun kriteria sampel yang digunakan

adalah sebagai berikut : (1)Responden dengan latar belakang pendidikan min S1, (2)

Responden dengan lama bekerja di atas 3 tahun dan (3) Responden yang berprofesi

sebagai auditor di Kantor Inspektorat. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan adalah

berdasarkan jumlah kriteria sampel minimum SEM (Structural Equation Modeling) .

Menurut Ferdinand (2002), Ghozali (2004), Ghozali (2008), Solimun dan Rinaldo

(2009), ukuran sampel antara 100 – 200 sampel dapat direkomendasikan untuk

estimasi maximum Likehood (ML). Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan

bersifat kualitatif dan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk

wawancara dan angka – angka (numeric) dari hasil kuisioner. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini bersifat data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden juga dalam bentuk sekunder yaitu dalam bentuk tertulis

yaitu berupa dokumen – dokumen institusi dan informasi tertulis lainnya yang

mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang diteliti. Teknik yang akan

digunakan dalam pengumpulan data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Pada penelitian ini teknik yang digunakan meliputi : (1) Observasi, (2) Kuisioner,

(13)

model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM). Alat analisis

yang digunakan adalah dengan bantuan reduced form dan program aplikasi statistik

AMOS ver. 7.0 dan SPSS ver 17.0.

Adapun analisis data

Y1= F(X1, X2)

Y2= F(X1, X2,Y1)

Proses perhitungan reduce form :

Y1=α0 +α1X1+α2X2+ε1

Y2=β0 +β1X1+β2X2+β3Y1+ε2

Y2=β0 +β1X1+β2X2+β3(α0 +α1X1+α2X2+ε1)+ε2

Y2= (β0+α0β3) + (β1+α1β3) X1+ (β2+α2β3) X2+ (ε1β3+ε2)

HASIL PENELITIAN

Untuk memudahkan dalam menganalisis hubungan fungsional antar variabel

kemudian nilai koefisien disusun dalam bentuk Tabel 1 sebagaimana di tampilkan

pada Tabel 1 di bawah ini :

Pengaruh Independensi terhadap Kepuasan Kerja

Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kepuasan Kerja sebesar

0,31 dengan nilai t sebesar 4,709 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien tersebut

menunjukkan bahwa variabel Independensi berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Kerja. Ini berarti bahwa peningkatan Independensi, akan diikuti dengan peningkatan

Kepuasan Kerja, sebaliknya, penurunan Independensi, akan diikuti dengan

penurunan Kepuasan Kerja, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi

besar kecilnya Kepuasan Kerja dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh

Independensi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 4,709 dengan probabilita alfa 0.00

atau di bawah 0,05. Ini berarti Independensi berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan Kerja .

Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja

Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja

sebesar 0,301 dengan nilai t sebesar 25,050 pada taraf probabilita alfa 0,000.

(14)

positif terhadap Kepuasan Kerja . Ini berarti bahwa peningkatan Kompetensi

Auditor, akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Kerja ; sebaliknya, penurunan

Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan penurunan Kepuasan Kerja, dengan

asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kepuasan Kerja

dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh Kompetensi Auditor terhadap

Kepuasan Kerja sebesar 25,050 dengan probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini

berarti Kompetensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja .

Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kinerja Auditor sebesar

0,012 dengan nilai t sebesar 3,520 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien

tersebut menunjukkan bahwa variabel Independensi berpengaruh positif terhadap

Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Independensi, akan diikuti dengan

peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan Independensi, akan diikuti

dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang

mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Nilai statistik t

hitung pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor sebesar 3,520 dengan

probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini berarti Independensi berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Auditor .

Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

sebesar 0,080 dengan nilai t sebesar 4,028 pada taraf probabilita alfa 0,000.

Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh

positif terhadap Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Kompetensi

Auditor, akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan

Kompetensi Auditor, akan diikuti dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan

asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor

dianggap konstan. Nilai statistik t hitung pengaruh Kompetensi Auditor terhadap

Kinerja Auditor sebesar 4,028 dengan probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini

berarti Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor .

(15)

Koefisien pengaruh variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor sebesar

0,939 dengan nilai t sebesar 12,340 pada taraf probabilita alfa 0,000. Koefisien

tersebut menunjukkan bahwa variabel Kepuasan Kerja berpengaruh positif terhadap

Kinerja Auditor . Ini berarti bahwa peningkatan Kepuasan Kerja, akan diikuti dengan

peningkatan Kinerja Auditor ; sebaliknya, penurunan Kepuasan Kerja, akan diikuti

dengan penurunan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang

mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Nilai statistik t

hitung pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor sebesar 12,340 dengan

probabilita alfa 0.00 atau di bawah 0,05. Ini berarti Kepuasan Kerja berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Auditor.

PEMBAHASAN

Pengaruh Independensi terhadap Kepuasan Kerja

Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kepuasan Kerja menunjukkan

bahwa variabel Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan

Kerja. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Independensi akan diikuti dengan

peningkatan Kepuasan Kerja, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi

besar kecilnya Kepuasan Kerja dianggap konstan. De Angelo dalam Kusharyanti

(2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability)

dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada

dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan

salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara

tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Dengan

demikian kompetensi dan kualitas auditor sangat mempengaruhi independensi

seorang auditor. Menurut Celluci et al. dalam Fuad Mas’ud, (2004), kesempatan

peningkatan karir/jabatan, kenaikan pangkat, kesempatan untuk pengembangan diri

dan peningkatan keahlian atau kompetensi individu merupakan salah satu indikator

yang mengukur tingkat kepuasan kerja seorang pegawai.

Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja

Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kepuasan Kerja

(16)

signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan

Kompetensi Auditor akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Kerja, dengan

asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kepuasan Kerja

dianggap konstan. Caldwell dan O'Reilly (1990) mengindikasikan bahwa kesesuaian

antara kompetensi individu dalam satu tugas pekerjaan khusus dengan spesifikasi

yang memerlukan keahlian tertentu akan cenderung menghasilkan kinerja yang

tinggi dan tingkat kepuasan kerja yang juga tinggi.

Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Koefisien pengaruh variabel Independensi terhadap Kinerja Auditor menunjukkan

bahwa variabel Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Independensi akan diikuti dengan

peningkatan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi

besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. Seorang auditor yang memiliki

independensi tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik (Trisnaningsih, 2007).

Cristiawan (2002) dan Elfarini (2007) menyatakan bahwa independensi merupakan

faktor yang menentukan dari kualitas audit, hal ini dapat dipahami karena jika

auditor benar-benar independen maka tidak akan terpengaruh oleh kliennya, kualitas

audit yang baik menandakan bahwa auditor memiliki kinerja yang baik. Pada

penelitian yang dilakukan Trisnaningsih (2007) membuktikan bahwa independensi

auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. Sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan Wibowo (2009) bahwa terdapat pengaruh positif independensi auditor

terhadap kinerja auditor.

Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Koefisien pengaruh variabel Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan

Kompetensi Auditor akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Auditor, dengan

asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor

dianggap konstan. Nick Boreham (2004:5) menyatakan bahwa Pekerjaancontempory

terkait pendidikan dan pelatihan merupakan kebijakan kompetensi kerja sebagai hasil

(17)

kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas atau kerja

yang berkembang dari hasil pelatihan yang diperoleh untuk meningkatkan kinerja.

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor

Koefisien pengaruh variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Auditor menunjukkan

bahwa variabel Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Auditor. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan Kepuasan Kerja akan diikuti

dengan peningkatan Kinerja Auditor, dengan asumsi faktor-faktor lain yang

mempengaruhi besar kecilnya Kinerja Auditor dianggap konstan. (Robbins,2007),

menyatakan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung

lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas.

Kepuasan kerja merupakan dampak atau hasil dari keefektifan kinerja dan

kesuksesan dalam bekerja.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Independensi dan Kompetensi Auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Ini mengindikasikan

bahwa jika suatu Inspektorat ingin meningkatkan Kepuasan Kerja Auditornya, maka

sedapat mungkin meningkatkan faktor Independensinya dan perbaikan Kompetensi

Auditor. Selain itu Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota

Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi,

perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti

peningkatan Kinerja Auditor.

Saran

Implikasi dari kesimpulan tersebut adalah jika suatu Inspektorat ingin meningkatkan

Kinerja Auditornya maka sedapat mungkin melakukan peningkatan kualitas

Independensinya dengan melakukan training maupun pelatihan-pelatihan pada

auditor yang bekerja pada Inspektoratnya serta melakukan perbaikan Kompetensi

Auditor sehingga Kepuasan Kerja dapat meningkat dan pada akhirnya meningkatkan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Boreham, Nick. 2004, A theory of collective competence challenging the ne-liberal individualisation of Performance at work. Journal of Management Development Vol. 27 No.1, hal.5-7

Caldwell, D.F., Chatman, J.A., & O’Reilly, C.A. (1990). Building organizational commitment: A multifirm study. Journal of Occupational Psychology, 63,245-261.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92.

Cooper dan Emory, 1997. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 5. Erlangga. jakarta.

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah). Universitas Negeri Semarang.

Ferdinand A, (2002). Structural Equation Modelling Dalam Peneltian. Manajemen. Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP.

Ghozali, (2004), Analisis Multivariate Dengan SPSS, Semarang. BP Undip.

Ghozali, Imam., 2008, Model Persamaan: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16 Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Harahap, M.Yahya, 1991,Arbitrase, Pustaka Kartini, Jakarta

Kadir, dan Didik Ardiyanto, 2003, ”Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja dan Keinginan Untuk Berpindah”, Jurnal MAKSI, Vol 2, Januari 2003, 64-81

Kalbers, Lawrence P., dan Timothy J.Fogarty, 1995, Professionalism and Its Consequences : A Study of Internal Auditors, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Spring, 14 (1) : 65-86.

Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit Dan Kemungkinan Topik Penelitian Di Masa Datang. Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60

Larkin, J.M. 2000. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal of Business Ethics: 23, hal. 401-409.

Lund, D.B. 2003. Organizational culture and job satisfaction. Journal of Business and Industrial Marketing, 18(3), 219–231

(19)

Masrukhin dan Waridin. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No. 2.

Masud, Fuad, 2004, Surve Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Robbins, Stephen P. (2007). Organizational behavior. 11 th edition. Pearson Prentice Hall, New jersey.

Rohman, Abdul (2007), Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi Pemerintah Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Maksi Vol7 No.2 ISSN: 1412-6680

Solimun, dan Rinaldo, A. 2009. Multivariate Analysis: Aplikasi Software SPSS dan Microsoft Excell. LPM-UNIBRAW. Malang.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2002. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI.

Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar.

Wibowo, 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah Istimewa Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia

(20)

Lampiran 1

Pengaruh antar variabel dalam bentuk skema

Kompetensi Auditor (X2)

Kinerja Auditor (Y2) Kepuasan Kerja

(Y1) Independensi (X1)

0,012

0,939 0,031

0,301

(21)

Lampiran 2

Variabel Mempengaruhi estimasi T Value Prob

1 Kepuasan Kerja (Y1) 0,031 4.709 0,00

2 Kinerja Auditor (Y2) 0,012 3.520 0,00

1 Kepuasan Kerja (Y1) 0,301 25.050 0,00

2 Kinerja Auditor (Y2) 0,08 4.028 0,00

Kepuasan Kerja (Y1) 1 Kinerja Auditor (Y2) 0,939 12.340 0,00

Variabel terikat

Independensi (X1)

Kompetensi Auditor (X2)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam memahami permasalahan yang timbul di sektor publik khususnya mengenai penggalian potensi

In the shing community of Makasar Island, the owners of capital will always provide help to the laborer shermen to obtain various facilities in the eld of shing and any

Sedangkan Dinas Kependudukan adalah Mengendalikan Laju pertumbuhan penduduk sehinggah tidak terjadi kepadatan penduduk di kabupaten Pinrang, jadi secara

It also criminalized those which are dealing with haram wealth, taking and giving, believing what the money launderers acts of religiously unacceptable, as well as in most of

Peramalan ( forecasting ) menurut Sofyan Assauri (1984) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.. Peramalan

Strategi peningkatan pemanfaatan dapat dilakukan antara lain melakukan pembangunan PPP secara agresif, dengan segera menambah fasilitas pokok, fungsional dan penunjang yang

masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian

Praktik mengajar terbimbing, merupakan kegiatan dimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa masih didampingi dan dibimbing ketika melaksanakan proses