• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISA KUALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISA KUALI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan pengamtan yang kami lakukan didapati data-data sebagai berikut:

No

. Uji Hasil

1. Awal sample Tahu berwarna kuningLarutan berwarna putih keruh

2. Tes Biuret Larutan berwarna violet

3. Tes Xanthoprotein Larutan PanasBerwarna kuning keruh

4. Tes Identifikasi Residu Asam Tidak dilakukan

5. Tes Hopkins-cole Tidak terlihat cincin ungu

6. Tes Pb-asetat Tidak ada endapan hitam

7. Pengendapan Logam Tabung 1: HgCl – endapan putih Tabung 2: Pb asetat- endapan

8. Tes Helier Larutan berwarna kuning dan terdapatendapan putih

9. Pembentukan Garam

Uji + air: Larut

Uji biuret: 2 fase –atas biru kehitaman -bawah endapan

(2)

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, tahu digunakan sebagai sample. Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). daging 18%-20%, ikan 20%, ikan asin 40% dll.

Perlakuan pertama yaitu tahu dihaluskan terlebih dahulu agar lebih mudah dilarutkan dengan air. Kemudian dimasukkan pada gelas kimia secukupnya dan diberi air hingga volumenya sekitar 100mL.

(3)

tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukkan adanya senyawa protein. Indikasi adanya protein dapat diketahui apabila larutan berubah warna menjadi ungu. Pada uji biuret yang telah dilakukan, didapati warna violet hal ini menunjukkan uji positif. Warna violet dikarenakan adanya ikatan peptide dalam protein dengan tes biuret. Ikatan peptide adalah ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina lain. Senyawa-senyawa amida asam yang bersama gugus amida lain inilah yang menimbulkan warna tersebut. Warna violet juga disebabkan karena kurangnya kadar protein pada sample sehingga tidak berwarna ungu pekat. NaOH dan CuSO4 merupakan larutan biuret yang berfungsi untuk mengetahui kandungan protein pada suatu bahan. Semakin tinggi tingkat warna ungu maka semakin tinggi pula kandungan protein yang dimiliki bahan tersebut (Siswanto, 2010). NaOH tergolong basa kuat yang ditunjukkan dengan adanya endapan setelah pemanasan. Sedangkan setelah didiamkan, tidak tampak adanya perubahan. Hal ini kemungkinan terjadi karena NaOH yang ditambahkan tidak cukup banyak sehingga belum mampu mendenaturasikan protein yang terdapat dalam larutan.

Penambahan NaOH ke dalam larutan protein menyebabkan pH larutan di atas pH isoelektrik sehingga kelarutan protein dalam air meningkat dan larutan tetap bening. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan tetap bening. Hal ini terjadi karena molekul-molekul protein yang kelarutannya telah meningkat akibat penambahan basa tidak kalah bersaing dengan gugus –OH dari etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein tidak mengendap dan larutan tetap bening.

(4)

nitrat pekat terbentuk endapan putih dan berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Maka uji yang kami lakukan terbukti positif. Uji xantoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan dan fenil alanin. Penambahan alkali atau amonia pekat inilah yang mengubah warna zat menjadi kuning. Sedangkan penambahan NaOH telah dijelaskan pada uji sebelumnya.

Tes selanjutnya bertujuan untuk mengidentifikasi residu asam amino tertentu. Pertama adalah tes Hopkins-Cole, langkah yang dilakukan yaitu sample sebanyak 3 mL pada tabung reaksi ditambahkan dengan 2 mL pereaksi hopkins-cole, kemudian ditambah dengan 3 mL larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan, dan setelah tercampur tabung di tegakkan kembali. Pada uji ini kami tidak melihat adanya cincin berwarna ungu. Berdasarkan literatur, triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direasikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan. Reaksi Hopkins-Cole memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein. Pada uji ini telah kita ketahui bahwa tidak terdapat cincin ungu yang dimaksudkan akan tetapi terdapat endapan pada tabung reaksi yang disebabkan oleh penambahan larutan asam sulfat yang bersifat asam kuat yang sehingga larutan protein mengendap. Mengendapnya larutan protein ini disebabkan karena setelah ditambahkan dengan larutan asam kuat, pH larutan protein berada di bawah titik isoelektrik. Pada keadaan ini kelarutan protein berada pada titik minimumnya, sehingga dengan penambahan asam kuat membuat larutan protein semakin cepat mengendap karena kelarutannya dalam air sangat berkurang. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan protein semakin banyak yang mengendap. Hal ini terjadi karena gugus –OH dari etanol lebih mudah terhidrasi daripada molekul protein, sehingga kelarutan protein dalam air berkurang. Kemungkinan besar tidak terlihatnya cincin berwarna ungu tersebut karena jumlah atau kadar protein tersebut hanya sedikit.

(5)

kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Proses deanturasi tersebut lah yang menimbulkan endapan. Sedangkan pemanasan ditujukan untuk mempercepat reaksi. Dan penambahan NaOH telah dijelaskan dan dibahas pada tes sebelumnya. Tes ini jika direaksikan dengan sample albumin, uji positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. Untuk mengetahui suatu protein yang mengandung asam amino dengan atom S, misalnya cystein dan methionin. Pada uji ini dalam suasanan basa, Pb asetat aka bereaksi dengan S dari asam amino membentuk garam Pb S berwarna hitam.

Akan tetapi uji pada sample yang kami lakukan tidak didapati endapan berwarna hitam, sehingga sample tidak terdapat sulfur labil.

Tes selanjutnya adalah untuk menentukan sifat dari protein. Yang pertama yang kami lakukan adalah pengendapan logam-logam. Langkah yang dilakukan yaitu kami menggunakan 2 tabung reaksi, yang masing-masing telah biberi sample sebanyak 3 mL. Pada tabung 1, sample ditambah dengan larutan HgCl sebanyak 5 tetes. Pada tabung 2, sample diberikan 5 tetes Pb-asetat. Dari penambahan tersebut, didapati pada tabung 1 endapan berwarna putih sedangkan pada tabung 2 didapati endapan semu. Garam logam seperti Ag, Pb dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Proses denaturasi tersebut yang menimbulkan endapan. Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan di bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif. Oleh karena itu untuk mengendapkan protein dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat.

Kedua yaitu tes Helier, langkah yang dilakukan adalah sebanyak 5 mL sample pada tabung reaksi ditambahkan dengan 5 mL asam nitrat tetes demi tetes pada ruang asam. Kemudian didapati larutan menjadi panas dan berwarna kekuningan dan juga terdapat endapan putih. Panas dan endapan ditimbulkan oleh penambahan asam nitrat, dan warna kuning menunjukkan denaturasi protein sat nitrasi pada gugus aromatiknya.

(6)

ditambahkan lagi dengan (NH4)2SO4 secukupnya dan diaduk kemudian didiamkan hingga terdapat endapan. Kemudian endapan dibagi menjadi 2 pada tabung reaksi, pada tabung 1 sample diuji dengan air, didapati sample menjadi larut. Dan pada tabung ke 2, di uji dengan pereaksi biuret dan didapati larutan berwarna biru kehitaman dan terdapat endapan. Pembentukan senyawa tak larut antara protein dengan ammonium sulfat. Apabila terdapat garam-garam anorganik dalam konsentrasi tinggi dalam larutan protein (albumin dan gelatin), maka kelarutan protein akan berkurang sehingga terjadi pengendapan protein. Teori menyebutkan bahwa sifat tersebut terjadi karena ion garam mampu mengikat air (terhidrasi) sehingga berkompetisi dengan molekul protein dalam mengikat air. Pada uji biuret menimbulkan warna biru kehitaman disebabkan oleh terbentuknya Cu2+ dengan protein.

(7)

KESIMPULAN

(8)

Pertanyaan:

1. Pereaksi biuret, pereaksi xanthoprotein, millon, hopkins-cole, Pb-asetat, logam-logam (Hg+, Pb+), asam nitrat,

2. Pereaksi Biuret: uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk suatu protein. Uji positif ditandai dengan munsulnya warna merah muda sampai ungu. Pada uji biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan). apabila setelah ditetesi biuret, makanan atau sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu. Pada uji biuret tidak spesifik terhadap protein dikarenakan semua Cu2+ dapat berikatan dengan amida bukan hanya protein (Winarno 1992).

Pereaksi Xanthoprotein: Uji umum untuk mengetahui protein dengan asam amino dengan cincin benzena, misalnya Tyrosin, Fenilanin dan Tritopfan. Apabila dipanaskan dehan HNO3 pekat akan dihasilkan endapan putih yang segera berubah mejadi kuning tua. Penambahan alkali atau amonia pekat mengubah warna zat menjadi jingga.

Pereaksi Millon: Untuk mengetahui adanya asam amino Tyrosin. Tetapi tidak terlalau spesifik karena fenoljuga memberikan uji positif. Pereaksi Millon Nasse berisi merkuri dan ion merkuri dalam asam nitrat dan asam nitrit. Warna merah yang terbentuk adalah garam merkuri dan Tyrosin yang ternitrasi.

Pereaksi Hopkins-cole: Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J and Fessenden, J. S. 1989. Kimia Organik jilid II. Erlangga: Jakarta Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiologycal Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta Hart,H, 1987, KIMIA ORGANIK, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga: Jakarta

Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga : Jakarta

Muchtadi, D., Nurheni Sri Palupi, dan Made Astawan. 1992. Metode kimia biokimia dan biologi dalam evaluasi nilai gizi pangan olahan. Hal.: 5-28, 82-92, dan 119-121.

Referensi

Dokumen terkait

Kelvin ± Planck menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan Kelvin ± Planck menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan   bahwa, ³Tidak mungkin

Paparan di atas menunjukkan bahwa mahasiswa prodi PBA memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan

Secara umum sebagian besar pengunjung yang datang berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari merasa puas akan konsep wisata yang ditawarkan, hal tersebut karena

Menurut Schwalbe (2010, p53), proyek teknologi informasi tidak seperti proyek di industri lainnya, karena proyek teknologi informasi dapat menjadi sangat berbeda,

sebagainya. Daya tarik suatu objek merupakan salah satu modal utama untuk pengembanganya, hal ini disebabkan bahwa daya tarik tersebut sebagai potensi utama yang

Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis

Menggunakan persamaan (3.1) safety factor yang didapat sebesar 2,74. Hal ini berarti komponen tidak akan mengalami kegagalan bila diberi beban statis ini. LPG 3kg material SG295:

Karakter kerakyatan Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak