• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM MENGAJARKAN PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK DHARMA BAKTI IV

TAMANTIRTO BANTUL YOGYAKARTA

Dina Putri Utami Lubis*)

ABSTRACT

Background :The sexual sticky much happened in children under age, in Tamantirto numeral of

sexual sticky was higher than all district of village head in Bantul. Sex education advantageous to prevent sexual sticky on children under age actually 4 - 6 years old. This research was aimed to study factors that influenced mother teached sex education to children 4 - 6 years old. The research was done on March - May 2005 in kindergarten of Dharma Bakti IV Bantul.

Method : Kind of this research is descriptif analytic with cross sectional approach. Data were

analyzed using frequency distribution, and the statistical analysis using chi square.

Result : The result showed that the mostin come of respondent are lower (66,1%), age of

respondent upper 30 years old (55,4%), (44,9%) respondent working as labourer, (74,6%) rate of respondent Java,and (76,6%) respondent never got sex education. The result of statistic analysis : there was significant correlation between mother’s proceeds with teaching sex education, show with p = 0,045 (p<0,05). Rate was have significant correlation with teaching sex education, show with p=0,037 (p<0,05). The history of parents sex education also have significant with teaching sex education, show with p=0,014 (p<0,05).

Conclussion : The conclusions from this research were mother’s proceeds ( economy of society

), rate (culture of society), and history of parents sex education influenced teaching sex education . It is to be hoped the teacher in kindergarten of Dharma Bakti can teach sex education, the care givers be actif give health promotion to mothers who has children 4 – 6 years old so they can ask more about sex education , and searcher in the next can do research in wide scope.

Keywords : Sex education – economic – culture – religion.

______________________________________

PENDAHULUAN

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

mempunyai luas kurang lebih 3.186 Km2 ,

berpenduduk kurang lebih 3.020.837 jiwa

(data Juni 1990) dan terbagi menjadi 5

Daerah Tingkat II, yakni: Kotamadya

Jogjakarta, yang merupakan Ibu kota

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabupaten Sleman dengan Ibu kota Beran,

Kabupaten Bantul dengan Ibu kota Bantul,

Kabupaten Kulon Progo dengan Ibu kota

(2)

Ibu kota Wonosari. (Population Projection

by BPS, 2000).

Kabupaten Bantul tercatat

mempunyai penduduk sebanyak +_ 34.396

jiwa, dan jumlah balita sebanyak 3067 jiwa,

Kelurahan Tamantirto ,Kecamatan Kasihan

berpenduduk sebanyak 7.419 jiwa

Perempuan dan 7.305 jiwa Laki-laki

(Puskesmas Kasihan I, 2003 ) . Namun

jumlah anak-anak 4 – 6 tahuntidak ada

dalam data statistic sensus penduduk tetqpi

yang bersekolah di Taman Kanak-kanak

Dharma Bakti IV Tamantirto 54 orang

anak . Pada tanggal 29 Nopember 2004

telah di lakukan survey pendahuluan

terhadap 10 orang wali murid (ibu ) di TK

Dharma Bakti IV Tamantirto ,Kasihan

,Bantul, untuk mengetahui pendapat

mereka jika pendidikan seks di berikan pada

anak usia 4 – 6 tahun. Berdasarkan survey

pendahuluan tersebut yang dapat dilihat

dalam bentuk table di bawah ini :

anak usia 4-6 tahun tentang bagaimana

Ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa

anaknya masih terlalu kecil untuk dapat

diajarkan pendidikan seks dan sebagian lagi

mengatakan tabu.

Sedangkan pendidikan seks

seharusnya memang sudah diberikan sejak

usia masa kanak-kanak wal (usia 4-6 tahun)

dengan cara yang benar. Pelajaran seks bagi

(3)

bagian tubuhnya. Apa nama-nama bagian

tubuhnya, serta bagaimana merawat dan

membersihkannya. Mengajari mereka

bagaimana perbedaan cara membuang air

besar dan terutama air kecil pada laki-laki

dan perempuan serta membersihkannya.

Tubuh bagian dalam, hanya boleh dilihat

oleh ibu ataupun dokter atas sepengetahuan

ibu, merupakan salah satu upaya pencegahan

terhadap tindak kriminalitas seksual seperti

yang sering terjadi akhir-akhir ini

(Indonesia-p@igc.apc.org, 1996).

Lokasi penelitian dilakukan di

kelurahan Tamantirto karena wilayah

tersebut merupakan wilayah transisi dari

pedesaan ke perkotaan namun

masyarakatnya memiliki cirri-ciri

masyarakat pedesaan. Hubungan keluarga

dan masyarakat sangat kuat, struktur

keluarga berbentuk extend family dimana

satu keluarga terdiri atas tigagenerasi yang

tinggal dalam satu rumah, sehingga pola

pendidikan seks yang ditanamkan oleh ibu

tidak akan terlepasbagaiman pengaruh orang

tua sebelumnya dalam memberikan

pendidikan seks. Sedangkan untuk kasus

pelecehan seksual (pencabulan) angkanya

tertinggi di daerah Tamantirto. Pada anak

balita yaitu yaitu 10 orang dalam 1 tahun

terakhir ini, bahkan 1 orang ada yang

berkali-kali. Ini merupakan data yang

dilaporkan pada Dukuh di desa tersebut dan

banyak lagi kasus yang diselesaikan dengan

cara damai atau ganti rugi (POLSEK

Kasihan, 2004). Sedangkan menurut hokum

bila melakukan pencabulan dikenakan pasal

295296 KUHP dan bila melakukan

persetubuhan dengan wanita dibawah umur

dikenakan pasal 286288 KUHP dan

melanggar undang – undang RI nomor 39

pasal 58 tahun 1999.

Berangkat dari fenomena tersebut

diatas peneliti tertarik untuk mencari

kejelasan tentang factor-faktor yang

mempengaruhi ibu dalam mengajarkan

pendidikan seksual pada anak usia 4-6 tahun

di TK Dharma Bakti IV Tamantirto Bantul

Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif

analitik dengan rancangan Cross Sectional.

Metode ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran dan informasi tentang factor –

factor yang mempengaruhi ibu dalam

(4)

dilakukan pada bulan Maret sampai Mei

2005, di Taman Kanak-kanak Dharma Bakti

IV Tamantirto, Kasihan, Bantul,

Yogyakarta.

Populasi dalampenelitian ini adalah

ibu – ibu yang memiliki anak usia 4-6 tahun,

yaitu yang bersekolah di Taman

Kanak-kanak Dharma Bakti IV Tamantirto yang

berjumlah 53 orang menggunakan “ “total

sampling” (Abramsom, 1997) karena

semuanya memiliki kriteria sampel yaitu ibu

– ibu yang memiliki anak usia 4 – 6 tahun

dan menyatakan bersedia menjadi

responden.

Instrumen yang digunakan adalah

kuisioner.Pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup dan dijawab langsung

oleh responden tanpa diwakilkan kepada

orang lain. Kuisioner terdiri dari dua data

yaitu :

1. Data umum yaitu,nama, umur,

pendidikan terakhir ibu, agama,

pekerjaan, suku, alamat, penghasilan

keluarga/bulan, berapa orang yang

tinggal dalam satu rumah.

2. Data Khusus : untuk mengetahui

factor social ekonomi, sosial budaya,

dan pengaruh dari pendidikan seks

ibu mempengaruhi dalam

mengajarkan pendidikan seksual

pada anak usia 4-6 tahun terdiri dari

23 pertanyaan, meliputi 10

pertanyaan tentang sikap ibu yang

dipengaruhi factor sosial ekonomi

dalam penerapan pendidikan seks

pada anak, 10 pertanyaan tentang

sikap ibu yang dipengaruhi factor

sosial budaya dalam penerapan

pendidikan seks pada anak, dan 3

pertanyaan tentang sikap ibu yang

dipengaruhi riwayat pendidikan seks

ibu dalam penerapan pendidikan seks

pada anak. Penilaian aspek tersebut

dengan cara : jawaban sangat setuju

(SS) akan diberi skor 4, jawaban

setujub(S) akan diberi skor 3,

jawaban tidak setuju (TS) akan

diberi skor 2, dan jawaban sangat

tidak setuju (STS) akan diberi skor 4.

Penskoran berdasarkan katagori

dilakukan sebagai berikut (Klein, 1999) :

Baik nilai ≥ 35

Kurang baik nilai 25 – 34

(5)

Analisa data dilakukan 2 tahap yaitu

uji univariat untuk mengetahui

gambaran responden dengan cara

menghitung distribusi dan frekuensi

dari subjek penelitian. Uji bivariat

untuk mengetahui hubungan antara

variable bebas dan variable terikat.

Uji statistic yang digunakan adalah

Chi Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji statistic dengan

menggunakan analisis chi square dapat

dilihat ada atau tidaknya hubungan antara

penghasilan ibu, suku dan riwayat

pendidikan seks ibu dengan mengaarkan

pendidikan seks pada anak usia 4-6 tahun di

Taman Kanak-kanak Kasihan Bantul.

Jumlah responden berkurang 6 orang dari 53

menjadi 47 dikarenakan pindah sekolah dan

sakit pada saat penelitian berlangsung

sehingga didapatkan data sebagaiberikut :

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan penghasilan.

Karakteristik berdasarkan penghasilan,

sebagian besar responden

berpenghasilan rendah sebanyak 66,1.

Tabel 3. Distribusi responden

Karakteristik berdasarkan umur,

sebagian besar responden termasuk

dalam usia dewasa yaitu diatas 30 tahun

(55.4 %).

Karakteristik responden berdasarkan

pendidikan, pada umumnya responden

sudah berpendidikan formal prosentase

tertinggi berpendidikan SD sebesar

(6)

Tabel 5. Distribusi responden

Berdasarkan data pada table 5 dapat kita

ketahui bahwa pekerjaan responden

sebagian besar adalah buruh (44,9%) ,

diikuti ibu rumah tangga sebesar 31,9%,

dan hanya sebagian kecil yang bekerja

sebagai wiraswsta, tani karyawan

swasta, pensiunan dan guru.

Kenyataan ini memungkinkan ibu tidak

banyak mempunyai banyak kesempatan

untuk memperhatikan perkembangan

seksual anak , dan mengajarkan

pendidikan seks sesuai tahap

perkmbangan usia anak-anaknya.

Karakteristik berdasarkan suku,

mayoritas responden adalah suku Jawa

dengan prosentase sebesar 74,6 % .

Tabel 6. Distribusi Responden

berdasarkan Suku

Suku F %

Jawa 35 74,6%

Luar Jawa 12 25,4%

Total 47 100%

Karakteristik berdasarkan suku,

mayoritas responden adalah suku Jawa

dengan prosentase sebesar 74,6 % .

Tabel 6. Distribusi Responden

berdasarkan riwayat pendidikan seks.

Riwayat Pendidikan

ketahui bahwa sebagian besar responden

belum pernah diajarkan pendidikan seks

sebanyak 31 responden (75,6 %) dan

responden yang pernah diajarkan

pendidikan seks sebanyak 16 responden

(23,4 %).

Distribusi Hubungan Penghasilan Ibu,

Suku dan Riwayat Pendidikan Seks Ibu

dengan Mengajarkan pendidikan Seks.

Berdasarkan uji statistic dengan

(7)

dilihat ada atau tidaknya hubungan anatara

penghasilan ibu, suku dan riwayat pendidikan

seks dengan mengajarkan pendidikan seks pada

anak usia 4-6 tahun di Taman Kanak-kanak

Kasihan bantul. Hasil analisis dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 8. Distribusi Hubungan Penghasilan Ibu

dengan Mengajarkan pendidikan Seks.

Pengha silan

Ibu

Mengajarkan Pendidikan seks Jumlah

Baik %

Berdasarkan table 8 dapat kita ketahui bahwa

dari 47 responden terdapat 34 responden (72,3

%) yang termasuk kategori kurang dalam

penerapan pendidikan seks dan 7 responden

(14,9 %) yang termasuk kategori baik

sedangkan 6 responden (12,7 %) yang termasuk

kategori jelek.

Dari uji chi square didapat X2 adalah 21,404

dan p = 0,045 sehingga ada hubungan yang

signifikan antara penghasilan ibu dengan

mengajarkan pendidikan seks. Besarnya

hubungan tersebut dengan analisis koefisiensi

kontingensi = 0,559. Sehingga dapat kita

katakan faktor sosial ekonomi mempengaruhi

ibu dalam mengajarkan pendidikan seks pada

anak usia 4 -6 tahun.

Tabel 9. Distribusi Hubungan Suku dengan

Mengajarkan pendidikan Seks.

Suku Mengajarkan Pendidikan Seks Jumlah Baik % Kurang

kurang baik dalam penerapan pendidikan seks

dan yang termasuk kategori jelek sebanyak 6

responden (12,7 %) sedangkan kategori baik

hanya 7 responden (14,9 %).

Dari uji chi square didapat X2 adalah

2,360 dan p = 0,037 sehingga ada

hubungan yang signifikan antara suku

dengan mengajarkan dalam pendidikan

seks. Besarnya hubungan tersebut dengan

analisis koefisiensi kontingensi = 0,219.

Sehingga dapat kita katakan faktor social

(8)

mempengaruhi ibu mengajarkan

pendidikan seks pada anak usia 4-6 tahun.

Tabel 10. Distribusi Hubungan Riwayat

Pendidikan Seks Ibu dengan

Mengajarkan pendidikan Seks.

Riwayat Pendidikan

Seks

Mengajarkan Pendidikan Seks Jumlah Baik % Kurang

ketahui bahwa dari 47 responden terdapat

32 responden (72,4 %) yang termasuk

kategori kurang baik dalam penerapan

pendidikan seks dan yang termasuk

kategori jelek sebanyak 8 responden

(17,0 %) sedangkan yang termasuk

kategori baik sebanyak 7 responden (14,9

%). Dari uji chi square didapat X2 adalah

8,554 dan p = 0,014 sehingga ada

hubungan signifikan antara riwayat

pendidikan seks ibu dengan mengajarkan

pendidikan seks. Besarnya hubungan

tersebut dengan analisis koefisiensi

kontingensi = 0,392. Sehingga dapat kita

katakan riwayat pendidikan seks ibu

mempengaruhi ibu dalam mengajarkan

pendidikan seks pada anak usia 4-6 tahun.

Untuk mengetahui hubungan dari

masing-masing variabel terhadap

mengajarkan pendidikan seks dapat

dilihat table sebagai berikut :

Tabel 11. Hubungan penghasilan Ibu,

Suku, dan Riwayat Pendidikan Seks Ibu

dengan Mengajarkan Pendidikan Seks.

No. Variabel Koefisien

Kontingensi p

mempengaruhi ibu dalam mengajarkan

pendidikan seks pada anak usia 4 – 6

tahun di TK Dharma Bakti IV Bantul

adalah penghasilan ibu, suku, dan riwayat

(9)

Dari ketiga variabel yang mempunyai

hubungan signifikan terhadap

mengajarkan pendidikan seks, didapat

koefisien kontingensi penghasilan ibu

lebih besar dari pada angka koefisien

kontingensi variabel lain, sehingga factor

sosial ekonomi merupakan factor yang

paling dominan mempengaruhi ibu dalam

mengajarkan pendidikan seks pada nak

usia 4 – 6 tahun di TK Dharma Bakti IV

Kasihan Bantul.

PEMBAHASAN

1. Faktor sosial ekonomi

Dari hasil penelitian menyebutkan

bahwa factor social ekonomi

mempengaruhi ibu dalam mengajarkan

pendidikan seks pada anak usia 4 – 6

tahun karena pada tabel 6 dapat kita

lihat bahwa ibu banyak yang bekerja di

luar rumah yaitu sebagai buruh untuk

membantu terpenuhinya perekonomian

keluarga yang sebagian besar

perpenghasilan rendah ( lihat tabel 2).

Hal ini didukung oleh pendapat

Risman (2004) yang mengemukakan

bahwa orang tua yang terlibat aktif

dalam masyarakat industry, misalnya

sebagai pekerja yang seringkali

meninggalkan rumah, dapat

berdampak pada kelalaian kewajiban

mendidik anak, sehingga anak

terlantar.

2. Faktor sosial budaya

Dari hasil penelitian juga

menyebutkan bahwa faktor sosial

budaya mempengaruhi ibu dalam

mengajarkan pendidikan seks pada

anak usia 4-6 tahun karena rasa tabu

dan malu untuk membicarakan seks

pada anak, juga anak usia 4-6 tahun

dianggap belum pantas dan masih

terlalu kecil untuk mengajarkan

pendidikan seks. Hal tersebut di atas

didukung oleh Risman (2004) yang

mengemukakan bahwa seksualitas

orang tua pada umumnya mereka

masih menganggap adalah sesuatu

yang tabu dan saru untuk

dibicarakan. Maxwell (2000) juga

menegaskan bahwa orang tua

menganut aturan agama dan dalam

konteks sebuah budaya yang tidak

(10)

3. Riwayat pendidikan seks ibu.

Penelitian yang telah dilakukan

mendapat hasil, riwayat pendidikan

seks mempengaruhi ibu dalam

mengajarkan pendidikan seks pada

anak usia 4-6 tahun di Tk Dharma

Bakti Tamantirto. Sehingga dapat

kita lihat ibu yang belum pernah

diajarkan pendidikan seks, maka

tidak akan mengajarkan pendidikan

seks pada anaknya (lihat tabel 10).

Hal tersebut didukung oleh Risman

(2004) yang mengungkapkan bahwa

pendidikan seks yang diterima orang

tua di masa lalu secara tidak

langsung akan mempengaruhi cara

orang tua dalam mendidik anaknya.

Dan Maxwell (2000) mengatakan

bahwa orang tua sangat bingung

tentang seks, mereka tidak pernah

berdiskusi tentang perasaan seks dan

hasrat tentang seseorang. Tidak

seorangpun mengira akan

mengajarkan seks pada anak-anak.

Ketakutan orang tua adalah melihat

anaknya menjadi makhluk seksual

karena itu mereka tidak yakin

menjelaskan pada anak-anak.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Faktor sosial ekonomi

mempengaruhi ibu dalam

mengajarkan pendidikan seks

pada anak, maka semakin

rendah penghasilan keluarga

dan semakin lama ibu bekerja

di luar rumah sehingga

mengajarkan pendidikan seks

semakin buruk.

2. Faktor sosial budaya juga

berpengaruh terhadap ibu

dalam mengajarkan

pendidikan seks.

3. Riwayat pendidikan seks

mempengaruhi ibu dalam

mengajarkan pendidikan seks

pada anak usia 4-6 tahun di

Taman Kanak-kanak

Tamantirto, maka semakin

ibu tidak diajarkan

pendidikan seks pula pada

(11)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh, maka disarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada Taman Kanak-

Kanak Dharma Bakti IV

Tamantirto Kasihan Bantul.

Bagi guru agar memberikan

penyuluhan, pembinaan dan

pengarahan tentang

pendidikan seks yang sesuai

dengan usia taman kanak –

kanak.

2. Kepada Pihak Puskesmas

Kasihan I, Dinas Kesehatan

Kota Yogyakarta dan Dinas

Kesehatan setempat serta

pihak – pihak lain yang

terkait.

a. Perlu melakukan promosi

kesehatan yang bertujua

menanamkan sikap yang

positif pada ibu terhadap

pendidikan seks pada

anak. Hal ini dapat

dilakukan dengan

menyampaikan informasi

mengenai masalah

kesehatan dan tindak

criminal khususnya

mengenai pendidikan

seks pada anak kepada

ibu – ibu yang memiliki

usia 4 – 6 tahun dalam

berbagai kesempatan dan

metode yang sesuai.

b. Penyampaian informasi

masalah kesehatan

khususnya mengenai

pendidikan seks pada

anak dapat dilakukan oleh

kader Posyandu yang

telah dilatih oleh petugas

Puskesmas.

3. Kepada Ibu –ibu yang

memiliki Anak Usia TKK

Agar tidak malu bertanya

mengenai informasi

kesehatan kepada petugas

kesehatan, khususnya

mengenai pendidikan seks

pada anak. Peningkatan

pengetahuan juga dapat

(12)

sumber – sumber bacaan

yang terkait dengan masalah

tersebut. Prinsipnya dalam

penyampaian pendidikan seks

pada anak ibu harus jujur,

terbuka dan menggunakan

cara dan bahasa yang

sederhana sehingga mudah

dipahami oleh anak sesuai

dengan tahap usianya.

4. Kepada Perawat Maternitas.

a. Agar memberikan

penyuluhan dan dorongan

kepada orang tua

khususnya ibu – ibu yang

memiliki anak usia 4 – 6

tahun agar mengajarkan

pendidikan seks sejak

dini.

b. Agar melakukan

penelitian tentang

pendidikan seks sejak

dini terutama dampaknya

bagi anak dimasa dating.

5. Kepada Peneliti yang Lain.

a. Kepada peneliti

berikutnya agar lebih

menyempurnakan

penelitian dengan metode

yang lebih lengkap

diantaranya pengumpulan

data tidak hanya

menggunakan kuisioner

saja, tapi diikuti juga

dengan diskusi kelompok

terpadu serta wawancara

mendalam sehingga

didapat hasil yang lebih

baik.

b. Kepada peneliti yang lain

agar melakukan tentang

pendidikan seks pada

anak usia 4 – 6 tahun

dengan menggunakan

jenis korelasi, dengan

pendekatan kuantitatif

sehingga dapat ditemukan

hubungan antar variabel

dan prosentase tertinggi

variabel mana yang

paling berpengaruh

terhadap pemberian

pendidikan seks.

c. Hendaknya melakukan

penelitan tentang

(13)

anak usia 4 – 6 tahun

dengan lingkup sampel

yang lebih luas yakni

dengan menambah

jumlah sampel,

memperluas area

penelitian yaitu dengan

meneliti semua anak usia

4- 6 tahun di wilayah

Tamantrto baik yang

bersekolah maupun tidak

guna memperoleh

gambaran yang lebih luas

dan tergeneralisasi.

KEPUSTAKAAN

Abramson, J.H. (1997). Metode

Survey dalam

Kedokteran Komunitas. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

BPS, (2000). Population Projection. www.bps.co.id

Tentang Seks . Pikiran Rakyat Cyber

Media. terapi seksual menjawab berbagai

pertanyaan tentang sesualitas,

Cetakan ke-2 Mitra Utama : Jakarta.

Kurniati (2003). Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Pendidikan Seks pada Anak Usia 0-5 tahun dengan Sikap Ibu dalam Menerapkan Pendidikan Seks, Karya Tulis Ilmiah Program Studi

Ilmu Keperawatan UGM :

Yogyakarta.

Laporan Kasus POLSEK Kasihan Bantul, 2004.

(14)

Maxwell, S.(2000). Breaking Our Silence About Sex . www. Parenthood.com.

Miqdad, A. (2001). Pendidikan Seks Bagi Remaja. Cetakan ke-3. Penerbit Mitra Pustaka : Yogyakarta.

Nurdadi, S (2003). Kondisi Keluarga

Mempengaruhi Pendidikan Seks. Media Indonesia.

Risman, E.(2004). Kita Alpa Memuliakan Anak. www.republika.co.id

Sulistyo, R. (1996). Pendidikan Sex. Penerbit Elstar Offset : Bandung.

Undang – Undang Republik Indonesia .(1999). Tentang Hak Asasi Manusia , Nomer 23 Pasal 58.

Vitalaya, A. (2004). Pendidikan Seks Dan Kesehatan Harus Melibatkan Orang Tua . Media Indonesia.

Paat, G. (1997 ). Remaja Dan Hubungan

Seksual Pranikah .

www.percikaniman.com

Zega, T. (1999). Persepsi Ibu Rumah Tangga

Terhadap Kesehatan Reproduksi

Bagi Remaja . Tesis Program Pasca

Gambar

Tabel 1. Hasil kuisioner pada survey
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan penghasilan. Penghasilan F %
Tabel 6. Distribusi Responden
Tabel 8. Distribusi Hubungan Penghasilan Ibu

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama antara

Ada 2 aliran pada penelitian keagenan yang dapat diidentifikasi yaitu literatur-literatur mengenai hubungan normatif manajer dan pemegang saham yang mencari hubungan kontrak

Persepsi kelengkapan sarana prasarana, persepsi besarnya masalah terhadap infeksi nosokomial, persepsi risiko infeksi nosokomial dan persepsi kemampuan diri perawat

Rasa aman bagi pegawai sangat berpengaruh terhadap semangat kerja dan kinerja pegawai. Disini yang dimaksud dengan keamanan yaitu keamanan yang dapat dimasukkan

H372 menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau berulang (jika terhirup) H400 sangat toksik pada kehidupan perairan. H410 sangat toksik pada kehidupan

Cerebral palsy ataksid merupakan tipe yang arang dijumpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang terkena sering menunjukan koordinasi yang buruk;

Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan, siklus pertama 50%, pada siklus kedua meningkat menjadi 70% dan pada siklus ketiga menjadi 90%, (2) Aktivitas guru dan peserta

Melalui kegiatan pembelajaran tersebut siswa dapat mengembangkan kemampuan pe- mecahan masalah matematika (Muchlis, 2012). Sebelum bahan ajar disusun, dilakukan studi