• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi Islam terhadap Agama dan Peradaban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Visi Islam terhadap Agama dan Peradaban"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Peradaban islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadha-rah al-Islamiyyah. Kata arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Uslam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata tersebut. Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Refleksi dari kebudayaan meliputi seni, sastra, agama dan moral, maka refleksi dari peradaban meliputi politik, ekonomi dan teknologi.1

Islam turun ke muka bumi sebagai agama dan kebudayaan tentunya memiliki beberapa misi yang telah tercantum di dalam Al-Qur’an. Salah satu visi islam yang sangat universal adalah rahmatan lil ‘alamin. Meskipun visi tersebut terkesan sangat general dan pluralitas, umat islam sendiri sampai sekarang belum mampu mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini disusun atas dasar masalah apa yang terjadi tentang apa yang terjadi saat masa pertengahan sehingga visi islam sampai sekarang ibarat masih tertutup mendung dan sulit untuk dicapai.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana visi-visi islam dalam agama dan peradaban?

B. Bagaimana kronologi visi islam yang belum tercapai?

III. PEMBAHASAN

A. Visi Islam dalam Agama dan Peradaban

Visi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; pandangan atau wawasan kedepan. Islam sendiri berasal dari kata Aslama, yuslimu, islaman, yang berarti keselamatan, kedamaian dan

(2)

kesejahteraan. Dalam arti yang luas islam dapat diartikan sebagai bentuk kepercayaan yang diajarkan nabi Muhammad SAW yang mengajakan kepada manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah, melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangNya. Dengan kata lain Islam dalam arti sempit adalah agama terakhir yang dibawa nabi Muhammad dengan pedomannya Al’Qur’an dan as-sunah. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan dalam al’quran, “innaddiina ‘inda Allah al-islam” (sesungguhnya agama yang diridhoi Allah adalah islam), namun dalam arti yang luas islam berarti semua ajaran agama yang mengajarkan untuk mempercayai adanya Allah SWT, mengajarkan manusia untuk berbuat baik, tolong-menolong, menganjurkan perdamaian dan menghormati orang lain. Oleh karenanya, semua agama yang dibawa nabi-nabi yang terdahulu sesungguhnya tidak ada perbedaan prinsip agama yang diajarkan nabi Muhammad SAW, semua nabi mengajarkan prinsip-prinsip seperti ketauhidan, ta’awun, perdamain, hak asasi manusia, dan itu semua adalah prinsip-prinsip yang bersifat universal. Visi Islam adalah sebagai pembawa rahmat bagi seluru alam, pembawa kesejahteraan umat, pembawa perdamaian, mengajarkan persamaan, serta penegak keadilan.

Berikut beberapa visi islam terhadap agama dan peradaban: 1. Visi islam sebagai pembawa rahmat.

Rahmat merupakan belas kasih, kerahiman, karunia dan berkah Allah. Semua makhluk di muka bumi mendapatkan rahmat Allah. Islam tidak hanya membawa rahmat bagi kaum muslim tetapi juga bagi seluruh umat. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Quran ataupun bersumber dari pemikiran tokoh cendikiawan muslim, namun diambil oleh pemikir-pemikir Yahudi sehingga mereka mendapat nama besar sebagai penemu ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tersebut berasal dari bangsa mereka. Ilmu tersebut sangat bermanfaat dan menjadi rahmat bagi semua umat.

(3)

semata-mata. Orang yang diluar mukmin tidak akan mendapat rahmat bahkan mereka lebih merasa tidak senang hati dengan Islam.

Manakala kedatangan Rasulullah yang padanya disampaikan agama Islam dan dengan agama ini Rasulullah menyampaikannya kepada umat serta memimpin umat hingga mereka menerima Allah dan Rasulullah, disinilah letaknya rahasia keagungan dan keagungan Islam.

2. Islam pembawa kesejahteraan umat.

Islam merupakan agama yang sangat anti kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai sumber berbagai kejahatan dan kegiatan sumbang (Ataul Huq, 1993). Rasulullah saw bersabda: "Kemiskinan mendekati kekufuran" (H.R. as-Sayuti). Hal ini juga diakui pakar ekonomi barat. Alcock (1993) menyebutkan bahwa kemiskinan adalah salah satu penyakit sosial. Tidak seperti kemiskinan konvensional yang hanya diukur dengan material semata, kemiskinan dalam Islam jauh bersifat komprehensif dengan mempertimbangkan baik aspek material maupun spiritual. Ini berimplikasi bahwa tolak ukur kemiskinan antara konsep konvensional dan Islam adalah berbeda. Bisa jadi seseorang itu kaya bila menggunakan ukuran konvensional, tapi miskin bila dilihat dengan kacamata ekonomi Islam.

Berbedanya definisi dan ukuran kemiskinan antara konsep kemiskinan barat dengan Islam otomatis menyebabkan kriteria sebuah kesuksesan dalam program pengentasan kemiskinan juga berbeda. Mungkin program pengentasan kemiskinan itu dikatakan berhasil bila dilihat dari perspektif barat, tapi gagal secara Islam. Demi berhasilnya program pengentasan kemiskinan, yang pertama sekali harus kita identifikasikan adalah faktor-faktor penyebab kemiskinan itu sendiri. Dengan mengetahui "root of the problems", maka dengan mudah kemiskinan yang mendera lebih separuh penduduk Muslim dapat dientaskan.

3. Islam pembawa perdamaian

(4)

Di dalam Al-Quran ada sejumlah ayat yang juga menjelaskan persamaan antar manusia, seperti surat al-Nisaa 4:1, al-A’raf 7:189, al-Zumar 39:6, Fathir 35:11 dan al-Mu’min 40:67. Ayat-ayat itu, sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Husayn al-Thabathaba’i dalam tafsirnya al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an (Jilid VI, h. 134-135), pada pokoknya hendak menjelaskan bahwa dari segi hakikat penciptaan antara manusia yang satu dan manusia lainnya tidak ada perbedaan. Mereka semua sama, dari asal kejadian yang sama yaitu dari tanah, dari diri yang satu yakni Adam. Karena itu, tidak ada kelebihan seorang individu atas individu lainnya. Karena asal-usul kejadian manusia seluruhnya adalah sama. Oleh karenanya tidak layak seseorang atau satu golongan menyombongkan diri terhadap yang lain atau menghina yang lain.Prinsip persamaan antar manusia ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW, seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan juga sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Majah. (Selanjutnya lihat Koleksi Hadits).

Lantas apakah yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya?. Ayat di atas langsung menjawab bahwa yang membedakan antara orang satu dengan yang lainnya adalah taqwanya. Artinya Allah tidak membedakan berdasarkan nasab (keturunan), warna kulit, suku atau bangsa. Muncul pertanyaan, apakah prinsip persamaan yang dibawa Islam tersebut dengan paham persamaan (egalitarianisme) yang selalu didengungkan di Barat dewasa ini? Terhadap pertanyaan ini Muhammad Husein Haykal dengan tegas menyatakan bahwa paham persamaan yang dibawa Islam sangat berbeda dengan paham persamaan yang sering ditonjolkan dalam peradaban Barat. Persamaan yang diajarkan Islam adalah persamaan dalam bentuk yang paling hakiki dan sempurna. Islam mengajarkan bahwa semua manusia dari segi harkat dan martabatnya adalah sama di hadapan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dan lainnya kecuali dalam taqwanya kepada Tuhan (Haikal, al-Faruq ‘Umar, h. 11-12. Juga Haikal, Hayah Muhammad, h. 416, lihat juga Musdah Mulia, Negara Islam, h. 96-97). Adapun persamaan di Barat, tegas Haikal, hanya mengajarkan persamaan di hadapan hukum yang tidak lain adalah buatan manusia sendiri.

4. Islam penegak keadilan

(5)

kepantasan. Penegakan keadilan mesti benar-benar adil, sekalipun terhadap diri sendiri, orang tua dan kerabat. Bahkan, keadilan harus ditegakkan terhadap orang kaya dan miskin. Keadilan Islam tidak berkompromi dengan segala prestise dan status sosial. Al-Quran sangat mewanti-wanti poin ini, karena seringkali kekayaan seseorang membuat penegak hukum tidak berkutik menindaknya, atau kemiskinan dan kesengsaraan seseorang tidak jarang membangkitkan rasa kasihan dan tidak tega menghukumnya. Penegakan keadilan perspektif Islam memiliki dasar pijak, standar nilai dan tujuan sangat jelas. Al-Quran mengungkapkannya dalam redaksi qawwâmîna lil-Lâh (orang-orang yang menegakkan keadilan karena Allah). Upaya penegakan keadilan harus diawali karena ketundukan dan keinginan tulus untuk mengabdi sepenuhnya kepada Allah. Tidak boleh ada nilai-nilai lain yang digunakan sebagai standar kecuali ajaran Allah atau nilai masyarakat yang sejalan dengan kehendak-Nya. Poin paling esensial, keadilan ditegakkan bukanlah untuk memuliakan sebagian orang atau menghinakan yang lain, tapi semata-mata untuk “memuaskan” Allah. Seluruh aktivitas penegakan keadilan harus mengarah secara jelas pada penegakan “kehendak” Allah, Tuhan yang sangat menyayangi manusia dan menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Jika Allah “puas” dengan penegakan keadilan yang dilakukan, berarIslam sebagai agama rahmatan lil aalamin, harus dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia. "Islam seharusnya menegakkan keadilan untuk semua orang, bukan hanya untuk umat Islam. Siapa pun yang lemah, apa pun agamanya, harus dibantu. Kita harus berpikir dalam bingkai negara kebangsaan dengan problem-problem kemanusiaan yang lintas batas," Islam, aktif melakukan kritik etik terhadap sistem sosial politik mana pun yang tidak memihak kelompok lemah.2

B. Penyebab belum terwujudnya visi-visi Islam

Visi islam dalam agama dan perdaban sangatlah agung dan mulia. Namun, mengapakah visi tersebut seakan-akan hanya bayangan yang belum tercapai dan ada sesuatu yang menghalangi atas pereliasian visi tersebut. Hal ini tidak terlepas

(6)

pada masa peradaban pertengahan islam. Di mana saat masa keemasannya islam pernah jaya dan menguasai segala ilmu pengetahuan.

1. Kemajuan dunia barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemajuan yang telah dicapai bangsa Barat pada periode pertengahan sebenarnya memiliki kolesari yang erat dengan perkembangan peradaban islam. Spanyol merupakan tempat paling utama bagi bangsa barat dalam menyerap peradaban islam. Banyak bangsa Kristen dan yahudi yang menimba ilmu di perguruan tinggi islam di sini. Sehingga atas kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh umat islam menyebabkan bangsa barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya untuk melemahkan umat islam.3

2. Kebangkitan Eropa

Bangsa eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada awal kebangkitannya. Di hadapan mereka masih terdapat kekuatan angkatan perang islam yang sulit dikalahkan yaitu kerajaan Usmani di Turki sehingga mereka menembus jalan lain seperti mengelilingi bumi untuk memperluas kekuasaan mereka. Colombus dan Vasco Da Gama adalah mereka yang telah berhasil menguasai dan menyebarkan ajaran Kristen dan yahudi.4

3. Imperialism barat terhadap dunia islam

Kelemahan dan kemunduran dunia islam dimanfaatkan oleh bangsa barat untuk bangkit dan bergerak menuju kea rah Negara islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke Negara islam adalah motivasi ekonomu, politik, dan agama. Pada saat yang sama islam sedang dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang sehingga Negara islam tidak mampu bersaing dengan bangsa barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia islam berada dalam kekuasaan kaum imperialism barat.

IV. KESIMPULAN

Dari papara pembahasan di atas dapat disimpulkan misi utama ajaran Islam adalah membebaskan manusia dari berbagai bentuk anarki dan ketidakadilan. Karena Allah Maha Adil, maka tidak mungkin di dalam kitab suci-Nya mengandung konsep-konsep yang tidak mencerminkan keadilan Jika ada nilai atau norma yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan dan hak-hak asasi secara universal, maka nilai dan

3 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), hlm. 345

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Seniman dalang yang mendalang ti- dak terbatas pada warga keraton akan tetapi juga warga masyarakat yang te- lah mendapatkan pengakuan dari pi- hak keraton sehingga dalam peristiwa

(2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian vaksin saja pada anjing yang terpapar berat virus rabies (gigitan dengan adanya luka terbuka) tidak dapat

Laporan Tren Global tahunan terbaru dari UNHCR menunjukan peningkatan tajam dalam jumlah orang-orang yang terpaksa lari dari rumah mereka, yaitu sebanyak 59,5 juta orang terpaksa

Menurut Hermawan Warsito deskriptif yaitu “suatu penelitian yang mana terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan apa adanya sehingga hanya merupakan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah paket tes matematika berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berisi soal uraian untuk kelas X SMK program keahlian

Umur memiliki peranan yang cukup penting misalnya umur pertama kali beranak sangat mempengaruhi produktivitas ternak tersebut sebab ternak yang dikawinkan pada

Obyek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat dari dalam individu

Penelitian dilakukan dengan membuat gelatin tulang ikan kakap merah skala laboratorium dan bench , kemudian dilakukan analisa proksimat (kadar air, abu, protein, lemak) dan