• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAWASAN DAN SIKAP KONSELOR TERHADAP KLIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "WAWASAN DAN SIKAP KONSELOR TERHADAP KLIE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

WAWASAN DAN SIKAP KONSELOR TERHADAP KLIEN Oleh : Dra. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons. (Dosen BK FIP UNP)

email: yarmissyukur@yahoo.co.id)

A. Abstrak

Knowledge of Counselor wide of about client followed with correct attitude in giving service of course will lessen various reaction of client negativity in accepting service especially in relation of counseling. Some reaction of which tend to to be presented by client if counselor less is comprehending of them for example; shy ating to converse, kept quiet many, talking with brief sentence, like to bow, like to throw away face, and come from to reply/ answer question of counselor. counselor which is trained usually will not prolonging with atmosphere like that. Catering techniques of counseling relevant and knowledge and also circumstantial knowledge about client, counselor swiftly can master atmosphere and create climate of konseling opening opportunity of client converse and say about its problem which finally reach the target of counseling. To that's, in order to assisting Counselor beginner in the effort giving more professional service to all client, writer interest to make brief article about " attitude and knowledge of counselor to client".

Keywords: Knowledge, attitude of Counselors

B. Pendahuluan

(2)

2

orang tua sering pula memperbincangkan kalau putra putri mereka sering menghabiskan waktu dan uang di warung-warung internet dengan alasan mencari informasi dan belajar menggunakan teknologi informasi. Kondisi serupa juga banyak dibahas konselor ketika menghadapi para siswa yang mengalami masalah rendahnya motivasi dalam belajar sebagai pengaruh negatif teknologi informasi.

Fenomena di atas tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi konselor sebagai tenaga utama yang diharapkan membantu siswa mengatasi berbagai persoalan sehingga siswa bisa belajar dengan efektif. Dari sudut pandang siswa ada yang beranggapan perbuatan mereka sesuatu yang tepat apalagi kalau mereka tahu dengan tugas-tugas perkembangan yang harus mereka jalani. Bagaimana pula dari sisi konselor? Sebagai konselor, diharapkan upaya pembinaan dan pengembangan yang mereka lakukan bertolak dari pengetahuan dan pemahaman yang tepat pula tentang siapa mereka (siswa) sehingga dengan tepat pula menyikapi mereka ketika menghadapi persoalan. Beberapa hal yang harus menjadi wawasan dan pemahaman konselor tentang siswa (klien), diantaranya; siswa (klien) adalah individu yang mempunyai tugas perkembangan, siswa (klien) adalah individu yang unik, siswa (klien) adalah individu yang dinamis, siswa (klien) adalah individu yang bertanggung jawab, dan siswa (klien) adalah individu yang memiliki harkat dan martabat.

C. Klien individu yang mempunyai tugas perkembangan

(3)

3

mengantarkan siswa tersebut untuk menjalani tugas perkembangan selanjutnya. Sebaliknya, terkendala dalam menjalani tugas perkembangan yang sedang mereka jalani akan mengganggu kepada tugas perkembangan berikutnya. Sebagaimana dimaksud pada prinsip kontiniutas dalam perkembangan bahwa perkembangan berlangsung secara terus menerus. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya (Tim Pembina Mata Kuliah PPD;2007). Demikian pula pada perkembangan fisik dan kognitif pada usia remaja terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami konselor karena dapat mempengaruhi pembelajaran dan aktifitas mereka, diantaranya; (1) remaja memperlihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya, (2) perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial seperti mengembangkan suatu tipe egosentrisme khusus yang menjadi penonton khayalan dan dongeng pribadi tentang makhluk yang unik, (3) semakin meningkatnya pengambilan keputusan (Santrock; 1995).

D. Klien individu yang unik.

(4)

4

Keunikan klien dapat terlihat pada fisiologis dan psikologis mereka. Secara fisiologis sudah jelas masing-masing klien memiliki ketidaksamaan. Bahkan pada individu yang kembar identikpun dapat ditemukan ketidaksamaan tersebut. Sehingga dengan mudah orang terdekat dengan anak kembar itu bisa membedakan antara keduanya. Demikian pula secara psikologis banyak sekali perbedaan-perbedaan yang terdapat pada individu yang membedakannaya satu sama lain. Sebagai konselor pengetahuan tentang keunikan siswa (klien) secara fisiologis dan psikologis akan mewarnai layanan yang mereka lakukan. Sebagaimana dikemukakan Anthony Yeo (1993), memandang seseorang sebagai pribadi yang unik berarti sungguh-sungguh menyatakan padanya “saya melihat anda sebagai pribadi berbeda dan saya akan berusaha menolong anda dengan satu cara yang istimewa untuk anda”. Konseling bukanlah industri yang menghasilkan produk massal. Untuk alasan inilah Milton Erickson yang dikutip Anthony Yeo (1993) seringkali menyatakan bahwa setiap orang yang berbeda harus ditangani dengan pendekatan yang berbeda pula.

E. Klien pribadi yang dinamis.

(5)

5

baik tadi menimbulkan masalah di sekolah yaitu mulai membangkang pada guru dengan alasan tidak jelas. Sebaliknya, dari kondisi siswa yang kurang baik justru menjadi baik tanpa disadari siapa yang telah memperbaikinya. Kondisi seperti itu tentu sangat mengejutkan bagi yang tidak menyadari bahwa siswa (klien) pribadi yang dinamis. Sebagai konselor, memperlakukan seseorang sebagai pribadi yang dinamis berarti berkata padanya bahwa ia tidak ditentukan secara mutlak oleh masa lampaunya, pengalama-pengalaman masa kecil, lingkungan sekitar atau faktor-faktor bawaan (Anthony Yeo (1993). Hal senada menjadi prinsip bimbingan dan konseling yang harus menjadi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam oleh setiap penyelenggara layanan konseling (Prayitno dan Erman Amti;1994).

F. Klien pribadi yang bertanggung jawab

(6)

6

mempunyai pengendalian atas hidup mereka, situasi dan lingkungan sekitar mereka, (2) kita berkeyakinan bahwa orang memiliki kemampuan untuk memilih, (3) memandang seseorang sebagi pribadi yang mempunyai banyak sumber daya. G. Klien pribadi yang memiliki harkat dan martabat

Memahami klien sebagai pribadi yang memiliki harkat dan martabat berarti memahami klien sebagai individu yang memiliki keistimewaan dan derajat. Firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat At Tiin ayat 4 menyebutkan manusia sebagai makhluk yang sebaik-baiknya, (Al-Muyassar:2007;1334), yaitu:

يِوْقت ِنسْحأ يِف ناسنِ ْْا انْق خ ْدقل

Terjemahnya:

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Prayitno (2008;19) mengemukakan bahwa manusia adalah “makhluk yang paling indah dan sempurna dalam penciptaanNya, makhluk yang paling tinggi derajatnya, khalifah di muka bumi, makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan pemilik hak-hak azasi manusia”.

(7)

7

Bagaimana wawasan dan sikap konselor kita tentang klien di sekolah menengah kota Padang, diungkapkan Yarmis Syukur (2012) dengan skor capaian rata-rata 144 dari skor ideal 155. Artinya konselor yang diteliti memiliki wawasan

dan sikap yang secara umum “baik” terhadap siswa (klien) yang mereka layani.

Dilihat dari perbedaan jenis kelamin, konselor perempuan memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan konselor laki-laki (skor perempuan 144 sedangkan skor laki-laki 141). Konselor yang sarjana memiliki wawasan dan pemahaman yang lebih

baik tentang klien mereka dibandingkan konselor nonsarjana (144 skor konselor sarjana dan 143 konselor nonsarjana). Konselor yang berlatar belakang bimbingan dan konseling memiliki wawasan dan sikap yang lebih baik dibandingkan konselor yang berlatar non bimbingan dan konseling (145 skor konselor berlatar belakang bimbingan dan konseling dan 143 skor konselor berlatar belakang non bimbingan dan konseling).

H. Penutup

Peningkatan wawasan dan sikap konselor tentang klien dapat dilakukan oleh konselor bersangkutan secara perorangan atau secara terprogram melalui usaha-usaha sekolah dan kegiatan organisasi profesi. Kepada konselor dihimbau secara terbuka untuk memanfaatkan kesempatan yang tersedia seperti forum seminar, lokakarya dan sejenisnya sehingga pelayanan yang bermanfaat dapat dirasakan oleh user (siswa) di sekolah atau masyarakat umum lainnya.

(8)

8

Al-Muyassar. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Juz I s/d 30). Transliterasi. Bandung; Sinar Baru Algesindo.

Prayitno & Erman Amti.1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.

Prayitno. 2009. Wawasan Profesional Konseling. Universitas Negeri Padang. Reza.M.Syarif. 2005. Menuju Hidup Lebih Baik; Life Excellent.Jakarta: Prestasi. Santrock,W.John.1995. Life Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Edisi

Kelima-Jilid 2). Jakarta; Erlangga.

Tim MKDK. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Universitas Negeri Padang; Fakultas Ilmu Pendidikan.

Yarmis Syukur. 2012. Kemampuan Layanan Konseling Perorangan, Permasalahan dan Arah pengembangannya di Sekolah (Studi di SMA Negeri Kota Padang). Penelitian Disertasi (belum diterbitkan). Pascasarjana UNP.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana deskripsi hubungan antara sikap siswa terhadap konselor dan tingkat ekstroversi dengan minat memanfaatkan layanan

Dari hasil yang sudah dijelaskan pada pembahasan awal, maka nampak sekali bahwa dengan adanya konselor yang mempunyai kemampuan dan kompetensi yang baik dalam menyampaikan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara sikap terhadap konselor dan keterbukaan diri dengan minat

Dari beberapa pengertian, dapat disimpulkan penulis bahwa layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti dengan tujuan memperoleh

Terdapat beberapa hal yang mempunyai peran dalam budaya yaitu budaya kognisi, budaya emosi, budaya komunikasi, budaya kepribadian dan budaya perilaku sosial.Setiap individu memi-

Dalam melakukan observasi, peneliti menemukan beberapa faktor pendukung untuk membuat proses pengawasan siswa mengenai akhlak diantaranya: pendidik harus

Judul Skripsi yang telah saya susun adalah: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN EMPATI KONSELOR DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LAYANAN KONSELING PADA

Jadi pemahaman konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 adalah seseorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan