• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komodifikasi Kain Tradisional Karo Pada Era Globalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komodifikasi Kain Tradisional Karo Pada Era Globalisasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GLOSARIUM

Adiluhung : seni budaya yang bernilai dan wajib dipelihara. Abit : sarung pembalut tubuh dari dada bagian atas hingga

ke pergelangan kaki khususnya wanita

Ambu-ambu : rambu atau jumbai, yaitu hiasan pada pinggir kiri dan kanan pada uis.

Anak Beru : anak perempuan dan dalam kehidupan masyarakat Karo dikenal sebagai kelompok yang mengambil istri dari keluarga (merga) tertentu; pihak penerima isteri.

Anak beru mentri : anak beru dari anak berunya sendiri, Benting : ikat pinggang.

Beru : istilah marga yang melekat pada perempuan. Bere-bere : marga ibu yang melekat pada kita ;

anak dari saudara perempuan kita (laki-laki). Bulang-bulang : penutup kepala laki-laki ketika pesta adat.

Cabin : selimut

Cawir metua : upacara kematian bagi orang tua yang

meninggal dalam keadaan umur sudah lanjutdan semua anak kandungnya telah menikah. Cengkok-cengkok : pertanda (tanda-tanda) dalam bentuk

uis beka buluh yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segitiga.

Ertelep : Proses pencelupan benang .

Erpangir ku lau : cuci kepala ke sungai dengan menggunakan Bunga rampai dan jeruk purut dengan tujuan untuk membersihkan diri. Gedogan : alat tenun tradisional

Gatip : liris, totol,

(2)

Guro – guro Aron : pesta muda-mudi sebagai ucapan rasa sukur atas hasil panen

Icabingken : dipakai di bahu menutup badan bagian atas terutama dada dan punggung.

Jile-jile : kemegahan.

Igonjeken : diikatkan ke pinggang.

Iketang-ketang : dibentuk ornamen dan motif pada pinggir kanan dan kiri uis.

Ikulkuli : digulung.

Ipelabuken : dicelup.

Ipiuhi : dipintal.

Isawean : dibuat ukuran sepanjang uis Karo dan ditenun melalui gedokan.

Kadangen : uis yang diselendangkan pihak laki-laki dengan tiga lapis yaitu uis Batu Jala, uis Rambu-Rambu dan uis Kelam-Kelam Kalimbubu : kelompok pemberi darah bagi keluarga

(merga) tertentu yang dihormati Kampil : tempat sirih.

Kembayat : kapas.

Kemberahan : istri tuan rumah. Kerja/kerja-kerja : pesta adat Karo. Kuning gersing : kunyit.

Langge-langge : lapisan sebelah luar kain sarung selendang perempuan.

Lanam : alas untuk menjungjung kayu api ketika memasuki rumah baru.

Lapik : alas bibit padi di lading.

(3)

Mengket rumah : pesta adat peresmian/ memasuki rumah baru baru. Merga : klan, kelompok ayah

Merga Silima : lima induk merga dalam sistem kekerabatan Karo Morah-morah : kado untuk laki-laki pada pesta upacara

kematian wanita lanjut usia.

Mukul : makan malam bersama pada dalam memasuki pelaminan.

Nande aron : kepala rombongan bagi perumpuan . Ndawa : kain penggendong anak balita.

Ngalkal : tabah.

Ngelandeken galuh : menari sambil menjungjung pisang diatas / menarikan pisang

Ngiap tendi : memanggil roh.

Ngosei binangun : memasangkan uis Karo pada suatu tiang di dalam rumah.

Ose : seperangkat pakaian adat tradisional Karo beserta assesorisnya

Pantang mereha : hal-hal yang tidak boleh dilakukan, hal-hal tabu. Pingan pasu : Piring dari porseling berwarna putih sebagai

tempat emas sewaktu kawin melaksanakan pembayaran kepada pihak perempuan Puang kalimbubu : kalimbubu dari mama nandenta. Rakut sitelu : ikatan keluarga yang terdiri dari

kalimbubu,sembuyak dan anak beru.

Rubia : hewan

Perbibin : semua saudara ibu yang perempuan.

Permen : semua anak dari saudara laki-laki istri kita. Sarap/telep : rerumputan untuk mewarnai benang. Sangkep ngeluh : Kerabat kita yang satu marga dengan kita:.

kalimbubu, senina, anak beru

(4)

ataupun satu kakek: semerga Senina : saudara satu merga

Senina siparibanen : orang yang bersaudara karena istri mereka bersaudara, atau beru istri mereka sama Senina sipemeren : orang yang bersaudara karena ibu mereka

bersaudara, atau bisa juga karena beru ibu mereka sama

Siempo : istilah bagi penngantin laki-laki.

Singalo bere-bere : saudra ibu kita (perempuan) yang laki-laki. Singalo ciken-ciken : paman ibu kita (laki-laki).

Singalo perninin : paman ibu kita (perempuan).

Singalo ulu emas : saudra ibu kita (laki-laki) yang laki-laki. Sirembah kulau : saudara ayah yang perempuan.

Sisampat-sampaten : Saling tolong menolong.

Sisereh : istilah bagi pengantin perempuan. Sukut : orang yang satu marga dengan kita. Teman meriah : sahabat karib.

Teman sendalanen : kelompok satu ikatan kekerabatan. Tendi : roh atau jiwa seseorang.

Tudung : tutup kepala pada wanita

Tudung Teger : tutup kepala pada wanita yang kedua ujung depannya agak tegak

Tukur : beli

(5)

DAFTAR NARASUMBER

1. Nama : Sahat Tambun. Usia : 62

Alamat : Jln. Sudirman No. 65 Kabanjahe.

Pekerjaan : Pengusaha Tenun, Pelopor ATBM di tanah Karo.

2. Nama : Adrianus Ganjangen Sitepu. Usia : 82

Alamat : Jln. Jamin Ginting, Pasar 6, Gang Rejeki No.5, Medan. Pekerjaan : Mantan Kepala Museum Sumatera Utara, Penulis Uis

Karo, Ahli Ornamen Tradisional Karo.

3. Nama : Liwen Tarigan. Usia : 75

Alamat : Jln. Katepul Kabanjahe.

Pekerjaan : Tokoh Adat Karo, Mantan Camat Simpang Empat.

4. Nama : Segel Karo Sekali. Usia : 64

Alamat : Desa Seberaya.

Pekerjaan : Petani, Tokoh Adat Karo Seberaya, Mantan kepala desa Seberaya. Pengetua Adat Karo.

5. Nama : Norma br Tarigan. Usia : 69

Alamat : Desa Seberaya.

Pekerjaan : Tokoh Kesenian Karo. Mantan Perkolong-kolong, Pengajar Tarian Karo anak-anak dan muda-mudi.

6. Nama : Jalan Surbakti. Usia : 71

Alamat : Desa Surbakti.

(6)

7. Nama : Leo Joosten Ginting. Usia : -

Alamat : Museum Pusaka Karo Berastagi.

Pekerjaan : Pastor, Pemandu di Museum Pusaka Karo Berastagi, Pemerhati budaya Karo, Penulis buku-buku Karo.

8. Nama : Christina Br Barus. Usia : -

Alamat : Jln. Sudirman No. 65 Kabanjahe.

Pekerjaan : Manejer pemasaran Tenun Trias Tambun.

9. Nama : Thamrin Tarigan. Usia : 62

Alamat : Jln. Veteran No. 107 Kabanjahe.

Pekerjaan : pemerhati budaya karo khususnya ragam hias.

10. Nama : Fadlin Muhammad Dja’far. Usia : -

Alamat : Medan.

Pekerjaan : Dosen Etnomusikologi USU, Pemerhati Tenun Sumatera Utara khususnya Songket.

11. Nama : Nd Emy. Usia : -

Alamat : Komplek Kabanjahe Plaza 20. Pekerjaan : Penjahit/Designer, Penjual Uis Karo.

12. Nama : Nesen Br Surbakti. Usia : 52

Alamat : Komplek Kabanjahe Plaza.

Pekerjaan : Penjahit/Designer, Penjual Uis Karo.

13. Nama : Mak Maro. Usia : -

(7)

14. Nama : Minar Br Manurung. Usia : 55

Alamat : Komplek Kabanjahe Plaza.

Pekerjaan : Penjahit/Designer, Penjual Uis Karo.

15. Nama : Nd. Maskalia. Usia : -

Alamat : Jln. Sudirman No. 35 Kabanjahe. Pekerjaan : Penjual Uis Karo.

16. Nama : Nd. Sahat. Usia : -

Alamat : Pajak Kain Pusat Pasar Kabanjahe. Pekerjaan : Penjual Uis Karo.

17. Nama : Nd. Deddy Sitepu. Usia : -

Alamat : Pajak Kain Pusat Pasar Kabanjahe. Pekerjaan : Penjual Uis Karo.

18. Nama : Bg Abadi Bangun Usia : -

(8)

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan uis Karo?

1. Bagaimana dengan usaha penenunan uis Karo jaman dahulu dan sekarang? 2. Sejak kapan suku Karo tidak menenun lagi?

3. Apa penyebab suku Karo tidak menenun lagi? 4. Pada acara seperti apa uis Karo dapat dipergunakan?

5. Adakah aturan dalam membuat uis, misalnya membaca doa? 6. Apakah perbedaan dari uis dan Ulos?

7. Apakah sama cara membuat uis dan Ulos?

8. Adakah hubungan pemakaian uis Karo dengan status? 9. Adakah filosifi warna dalam sehelai uis Karo?

10. Apakah uis Karo tradisional sakral?

11. Bagaimana nilai estetika dari uis Karo Tradisional? 12. Bagaimana anda memproduksi uis Karo?

13. Jenis uis Karo apa saja yang anda produksi? 14. Mengapa ada uis Karo yang tidak diproduksi lagi? 15. Berapa jenis jumlah uis Karo?

16. Bagaimana fungsi Motif dalam uis Karo? 17. Mengapa ada jongkit 20 dan jongkit 9? 18. Mengapa harus warna merah?

19. Bagaimana fungsi ragam hias pada uis Karo Tradisional? 20. Adakah masalah utama dalam pembuatan uis Karo

21. Apa perbedaan dalam memproduksi uis Karo, sekarang dan dahulu?

B. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan modifikasi uis Karo.

1. Apa-apa saja yang berubah dalam memproduksi uis Karo saat ini? 2. Bagaimana anda memodifikasi uis Karo?

3. Mengapa uis Karo harus dimodifikasi? 4. Apa saja alat untuk memodifikasi uis Karo?

(9)

6. Bagaiamana peran fashion terupdate dalam merubah selera masyarakat Karo

7. Bagaimana hubungan perubahan motif dan design uis Karo dengan trend busana dan pariwisata?

8. Mengapa masyarakat Karo menggunakan songket dalam pesta adat Tradisonal?

9. Apa dampak dari modifikasi uis Karo?

10. Bagaimana pendapat para pemuka adat mengenai modifikasi uis Karo? 11. Bagaimana pendapat anda mengenai modifikasi uis modifikasi uis Karo? 12. Adakah masalah utama dalam modifikasi uis Karo?

13. Apakah modifikasi uis Karo tersebut sakral?

14. Bagaimana nilai estetika dari komodifikasi uis Karo? 15. Apakah tujuan utama penenun memodifikasi uis Karo? 16. Siapa saja yg terlibat dalam memodifikasi uis Karo? 17. Apakah hasil modifikasi uis Karo memakai merek? 18. Apa saja yang bisa dimodikasi dalam uis Karo?

19. Bagaimana Keleluasaan dalam berkreasi modifikasi uis Karo? 20. Adakah penambahan bahan.unsur lain dalam modifikasi uis Karo? 21. Adakah pengaruh budaya luar dalam modifikasi uis Karo?

22. Bagaimana fungsi ragam hias pada modifikasi uis Karo? 23. Jenis uis Karo yang paling banyak di modifikasi? Mengapa? 24. Apakah masyarakat menerima hasil modifikasinya?

25. Bagaimana pemasarannya hasil modifikasi uis Karo?

26. Motivasi/tujuan penyebab anda melakukan modifikasi uis Karo?, 27. Apa inspirasi anda dalam membuat modifikasi uis Karo?

(10)

LAMPIRAN FOTO

Penulis bersama Narasumber Sahat Tambun

(11)

Penulis bersama Narasumber Liwen Tarigan

Penulis bersama Narasumber Jalan Surbakti dan Kepala desa Surbakti

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat peneliti ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik, bagi guru, bagi peneliti, dan bagi lembaga sekolah. Bagi Guru dapat cara mengajar dengan baik dengan

Maka Jiao atau agama dapat diartikan: “Ajaran tentang memuliakan hubungan.” Jika Ru mengandung arti: “Yang diperlukan manusia”, dan Jiao mengandung arti: “Ajaran

Faktor risiko penularan HCV yang diteliti dalam skripsi ini adalah aktivitas seksual gigolo dengan lebih dari satu pasangan seksual, penggunaan narkotika suntik, tato, dan

Adapun hasil penelitian yang teridentifikasi 3 spesies ikan seluang ( Rasbora ) deskripsi dari spesies ikan seluang yang didapat setiap stasiun Kelurahan Teluk

Bangunan Perdesaan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan. Pengelola Keuangan Daerah

Pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu pertama menggunakan skala likert tujuh poin, dan dengan menggunakan model persamaan structural (SEM) untuk menguji

Latar Belakang : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian buah pisang emas terhadap penuruna hipertensi pada lansia di Dusun Pundung

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang