LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG
Nomor : 6 Tahun 1984 Seri B
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 1984
TENTANG
PENGAWASAN KESEHATAN ATAS PRODUKSI TAHU DALAM DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG
DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG
Menimbang : a. Bahwa untuk melindungi dan memelihara kesehatan masyarakat, dipandang perlu diadakan pengawasan dan pembinaan yang seksama terhadap pabrik-pabrik yang ada di Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang dan pedagang-pedagang yang menampung dan menyalurkan tahu dari luar kabupaten Sumedang agar dapat meningkatkan mutu produksinya.
b. Bahwa untuk lebih meningkatkan partisipasi para pengusaha pabrik tahu dan pedagang tahu di dalam rangka usaha Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan hasil produksi serta proses produksinya, maka dipandang perlu dikenakan retribusi pengawasan kesehatan, diatur dalam Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembantukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat.
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.
3 Undang-undang Nomor 12 Darurat Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah.
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Poko-pokok Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum.
3. Undang-undang Nimor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan Hidup.
4. Peraturan Menteri Dalan Negri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah.
DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG PENGWASAN KESEHATAN ATAS PRODUKSI TAHU DALAM DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah ialah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;
b. Pemerintah Daerah ialah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang;
c. Bupati Kepala Daerah ialah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang ;
d. DPRD ialah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;
e. Dinas Pendapatan Daerah ialah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;
f. Bank Pembangunan Daerah ialah Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Sumedang selaku Kas Daerah ;
g. Dinas Kesehatan ialah Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang; h. Pabrik Tahu ialah setiap perusahaan yang memproduksi tahu dalam Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;
i. Pedagang Tahu ialah setiap orang yang menampung, menyalurkan dan menjual tahu yang ada di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang dan yang didatangkan dari luar Kabupaten Sumedang ;
j. Retribusi pengawasan kesehatan mutu tahu, ialah retribusi yang dipungut guna pengawasan kesehatan mutu tahu dalam Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, termasuk tahu yang didatangkan dari luar Kabupaten ;
k. Pencemaran ialah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia, oleh proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turunan sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya ;
l. Air Limbah Tahu ialah air bekas digunakan dalam proses produksi tahu/pembuatan tahu.
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN KESEHATAN ATAS TAHU
Pasal 2
(1) Setiap pabrik tahi yang memproduksi tahu yang ada dalam Daerah dan tahu yang didatangkan dari luar Daerah berada di bawah pengawasan Pemerintah Daerah ; (2) Bupati Kepala Daerah menunjuk Kepala Dinas Kesehatan untuk melaksanakan
pengawasan terhadap hal yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini dengan mengikutsertakan Instansi yang dianggap perlu ;
(3) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap ayat (2) pasal ini harus pula dilaksanakan terhadap pedagang-pedagang tahu yang menampung dan menyalurkan tahu dari luar Daerah guna menentukan apakah tahu tersebut dapat dipergunakan oleh masyarakat atau harus dikembalikan kepada pengirimnya karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan ;
(4) Pelaksanaan pengawasan kesehatan seperti dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan sekali.
BAB III
KEWAJIBAN DAN WEWENANG PENGAWAS SERTA KEWAJIBAN PENGUSAHA/PRODUSEN
Pasal 3
Pengawasan termaksud pada pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah ini berkewajiban untuk : a. Melaksanakan ayat (3) pasal 2 Peraturan Daerah ini ;
b. Membimbing dan membina para pengusaha/pabrik yang memproduksi tahu yang ada dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, dengan jalan mengawasi, memeriksa sarana beserta bahan baku tahu agar memenuhi persyaratan kesehatan;
c. Mengambil tindakan yang diperlukan dengan berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, terhadap pabrik dan pedagang tahu yang tidak mentaati ketentuan seperti termaksud pada butir b pasal ini ;
d. Menunjukan surat tugas kepada yang berkepentingan ;
e. Merahasiakan segala sesuatu yang bersifat rahasia dengan sumpah jabatan.
Pasal 4
Pengawas termaksud pada pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah ini berwenang untuk : a. Memberi peringatan lisan atau tertulis kepeda sipelanggar Peraturan Daerah ini ; b. Melarang pemasaran hasil produksi tahu yang ternyata mutu kesehatannya
membahayakan masyarakat ;
c. Tindakan tersebut pada butir b pasal ini harus segera dilaporkan kepada Bupati Kepala Daerah, sehingga selambat-lambatnya dalm jangka waktu 12 jam setelah penindakan termaksud pada butir b diatas, sudah ada keputusan lebih lanjut ;
d. Memasuki serta mengadakan pemeriksaan terhadap pabrik/tempat pembuatan, penyimpanan, penjualan, peredaran tahu atau tempat-tempat lain yang patut diduga digunakan untuk pembuatan, peredaran, penjualan tahu pada waktu jam kerja ;
e. Mengambil dan mengirimkan contoh/sampel tahu, bahan-bahan yang digunakan untuk proses pembuatan tahu untuk pemeriksaan labolatorium ;
f. Mengambil contoh/sampel air limbah industri tahu yang diduga dapat mencemari lingkungan/membahayakan kesehatan untuk pemeriksaan labolatorium ;
g. Meminta dan memberi penjelasan yang berhubungan dengan Hygiene Sanitasi tempat pembuatan, penjualan, peredaran tahu.
Pasal 5
Pengusaha pembuat, penjual, pengedar tahu wajib membantu pengawas yang sedang melaksanakan tugas untk kelancaran pengawasan da pemeriksaan.
Pasal 6
Pengusaha pembuat/produsen tahu wajib memelihara kesehatan lingkungan tempat produksinya, termasuk mencegah pencemaran lingkungan dari sampah industri/limbah industri.
Pasal 7
Setiap pembuatan, produksi tahu harus dilengkapi sarana pembuangan air limbah tahu (SAPLIN) tahu.
BAB IV
PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 8
(1) Kepada setiap pengusaha pabrik tahu dan pedagang tahu, dipungut retribusi pengawasan kesehatan atas produksi tahu oleh Pemerintah Daerah ;
(2) Dasarnya retribusi pengawasan termaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan sebesar Rp 0,125 (duabelas setengah sen) setiap biji tahu, dihitung dari setiap hasil produksi tahu dan dihasilkan dipabrik tahu atau tahu yang datang dari luar Daerah di pedagang tahu.
Pasal 9
Pemungutan retribusi dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah dengan menunjuk petugas untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Pasal 10
Kepala Dinas Pendapatan Daerah berkewajiban menyetorkan hasil pemungutan uang retribusi tersebut pada pasal 8 Peraturan Daerah ini kepada Bank Pembangunan Daerah selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah uang diterima dengan mengirimkan tindasannya kepada Bagian Keuangan, Kepala Itwilkab Daerah Tingkat II Sumedang.
BAB V
KETENTUAN PIDANA Pasal 11
(1) Barang siapa melanggar ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini, dapat diancam hukuman kurungan selama-lamanya 2 (dua) minggu atau denda sebanyak-banyaknya Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
(2) Tindak Pidana termaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP Pasal 12
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur kemudian dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah.
Pasal 13
(1) Peraturan Daerah ini disebut : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG PENGAWASAN ATAS PRODUKSI TAHU DALAM DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG ; (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 14
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Tingkat II Sumedang.
Sumedang, 29 Mei 1984 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TINGKAT II SUMEDANG, SUMEDANG ;
Ketua,
Ttd ttd
R. SLAMET SYAM SmHK Drs. SUTARDJA
Peraturan Daerah tersebut di atas disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 15 Nopember 1984 Nomor 188.342/SK.1784-HUK/84
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT
Ttd
H . A . KUNAEFI
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 30 Nopember 1984 Nomor 6 Tahun 1984 Seri B.
SEKERTARIS WILAYAH/DAERAH, Ttd
PENJELASAN UMUM : Peratursan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tentang Pengawasan Kesehatan atas Produksi Tahu dalam Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.
---UMUM : Bahwa Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang terkenal akan Produksi Tahunya, oleh karnanya perlu diadakan pengawasan didalam proses produksinya agar memenuhi syarat kesehatan, disamping supaya mutunya dapat dipertahankan sehingga ciri khas yang mandiri dari Tahu Sumedang ini tetap terjamin.
Kewajiban untuk mengadakan pemeriksaan sebagai mana diatur oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum, sesuai dengan fungsi dan tugasnya hal ini ditugaskan kepada Dinas Kesehatan, yang dalam prakteknya tidak hanya memeriksa produksi tahu saja tetapi juga dilakukan terhadap jenis makanan dan minuman lainnya.
PENJELASAN PASAL DIMI PASAL : BAB I : KETENTUAN UMUM Pasal 1 : Cukup jelas
BAB II : PELAKSANAAN PENGAWASAN KESEHATAN
Pasal 2 : Pelaksanaan pemeriksaan tidak hanya dilakuakan terhadap tahu/pabrik tahu yang ada di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang saja akan tetapi juga terhadap tahu yang datang dari luar wilayah, sebab di dalam kenyataannya ada tahu yang datang dari luar Sumedang terutama dari wilayah Bandung.
BAB III : KEWAJIBAN DAN WEWENANG PETUGAS PENGAWAS SERTA KEWAJIBAN PENGUSAHA/PRODUSEN :
Pasal 3 : Kewajiban dan wewenang yang diberikan sebagaimana termaksud dalam pasal ini hanyalah merupakan sebagaian saja. Ada kewajiban dan kewenangan lainnya sesuai dengan yang telah diserahkan kepada aparat
yang menangani masalah kesehatan baik yang menjadi wewenang pusat maupun Daerah.
Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas
BAB IV : PEMUNGUTAN RETRIBUSI : Pasal 8 : Cukup jelas
Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas
BAB V : KETENTUAN PIDANA : Pasal 11 : Cukup jelas
BAB VI : KETENTUAN PENUTUP : Pasal 12 : Cukup jelas
Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas