• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS X AP 1 SMK PGRI 2 GIANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS X AP 1 SMK PGRI 2 GIANYAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN

ARGUMENTASI DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS

X AP 1 SMK PGRI 2 GIANYAR

Ketut Juni Adi Purnawan

1 ,

I Nengah Martha

2,

I Wayan Wendra

3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

Ketutjuniadipurnawan@gmail.com, nengahmartha@yahoo.com, wayan_wendra@yahoo.com ABSTRAK

Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning, (2) mengetahui hasil belajar menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning

dan (3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode

discovery learning di kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dengan menggunakan empat tahap dari penelitian tindakan kelas, yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, tes dan angket. Metode observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menulis karangan argumentasi yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakn metode discovery learning dalam menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi sudah berjalan dengan baik. Nilai rata-rata pratindakan adalah 60,78, kemudian mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 72,57 dan mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 82,35. Perolehan nilai rata-rata respon siswa pada siklus I sebesar 39,10 dalam kategori positif dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 43,07 dalam kategori positif. Dalam pembelajaran menulis guru hendaknya harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran, agar metode yang digunakan sesuai dengan materi pelajaran. Kata Kunci: Pelaksanaan menulis, model discovery learning.

ABSTRACT

This research design was classroom action research. The purposes of the study were (1) to know the learning implementation of writing argumentative text with discovery learning method, (2) to know the learning outcome of writing argumentative text with discovery learning method and (3) to know the students’ responses toward the learning of writing argumentative text with discovery learning method at class X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar. This study was conducted with two cycles using four steps of classroom action research, namely (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) reflecting. These research data were collected by using observation, test, and questionnaire method. The observation method was used to know the learning implementation of writing argumentative text which was analyzed through descriptive quantitative. The test method was used to know the improvement of learning outcome of writing argumentative text which was analyzed through descriptive quantitative. The questionnaire was used to know the students’ responses after using discovery learning method in writing argumentative text of students class X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar which were analyzed through descriptive quantitative. The learning implementation of writing argumentative text had conducted well. The average score of pre-actionis 60.78, then it encountered improvement in the cycle I became 72.57, and it encountered improvement in cycle II became 82.35. The average score result of students’ responses in cycle I is 39.10 in positive category and encountered improvement in the cycle II become 43.07 in the positive category. In learning writing, the teacher should be creative in choosing the learning method so that the method which is used appropriate with the learning material.

(2)

PENDAHULUAN

Program proses pembelajaran memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik pada akhir semester, akhir tahun, dan atau ujian akhir. Program proses pembelajaran mengalami perubahan, tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa nilai-nilai saja, melainkan lebih mengembangkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sepanjang waktu persekolahan. Sudjana (2013) menjelaskan bahwa kegiatan penilaian bertujuan untuk menjamin pelaksanaan pembelajaran agar sesuai terhadap kompetensi yang telah direncanakan, kemudian pelaksanaan penilaian yang profesional serta pelaporan terhadap hasil penilaian tersebut secara objektif dan akuntabel Rendahnya kemampuan menulis siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar diketahui dari perolehan nilai siswa belum mencapai KKM yang disepakati yaitu 78, hal ini memberikan inspirasi bagi peneliti untuk bisa memperbaiki nilai siswa dengan cara memberikan metode atau cara belajar yang lain sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Rendahnya hasil menulis siswa dikarenakan tidak diberikan

kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan idenya menjadi sebuah bentuk tulisan, kurangnya porsi praktik menulis juga membuat siswa binggung untuk memulai ketika akan menulis.

Dilakukannya berbaikan

pembelajaran atau penggunaan metode pembelajaran agar proes belajar mengajar di kelas bisa berjalan dengan baik, dalam artian siswa mampu meraih apa yang ingin dicapainya, guru juga merasakan keberhasilan mengajar ketika melihat hasil kerja siswanya.

Kurangnya porsi parktik penulis di kelas menjadikan siswa sulit untuk menyampaikan ide tulisannya. Di dalam proses pembelajaran siswa hanya menjadi penyimak, guru dengan panjang lebar memberikan ceramah kepada siswa. Dalam artian tidak ditemukannya timbal balik antara guru dan siswa.

Dalam proses pembelajaran siswa tidak diberikan kebebasan dalam menyampaiakn idenya, siswa lebih mengikuti apa yang dikatakan gurunya. Hal ini menjadikan siswa merasa kurang

nyaman dalam pem

pelajaran. Kebosanan sering dirasakan oleh siswa, karena mereka hanya mendengar apa yang dikatakan gurunya, tanpa memberikan kesempatan untuk siswa menyampaiakn masalah yang mereka hadapi.

Hal inilah yang membuat proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik. Rendahnya kemampuan siswa juga dikarenakan oleh cara mengajar serta penggunaan metode pembelajaran kurang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan siswa. Hasil belajar yang baik diperoleh dari cara belajar yang baik pula.

Menurut Akhadiah (1988:2) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkanya secara tersurat. Tulisan yang baik dan sistematis adalah tulisan yang disusun menggunakan bahasa yang baik dan benar, pilihan kata, struktur sintaksis, dan gaya bahasa yang tepat. Rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis

karangan argumentasi dikarenakan pemilihan metode pembelajaran tidak sesuai dengan materi pembelajaran. Untuk kegiatan menulis perlu dilakukan praktik-praktik agar wawasan siswa lebih luas dalam penyampaian idenya. Jika dalam kegiatan menulis siswa hanya sebagai pendengar yang baik maka siswa akan sulit untuk membuat sebuah tulisan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pembaruan dari cara pengajaran serta metode pembelajaran agar proses belajar mengajar di kelas berjalan dengan baik dan siswa juga memmiliki kebebasan dalam proses pembelajaran.

Dalam menulis karangan

argumentasi, siswa diharapkan mampu mengungkapkan pendapat tentang suatu hal atau objek yang dilengkapai dengan fakta-fakta. Menurut Keraf (2001: 79) menyatakan bahwa ciri sebuah karangan argumentasi yang baik antara lain, karangan argumentasi mengandung

(3)

kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan, Karangan argumentasi berusaha sedapat mungkin menghindari setiap istilah yang menimbulkan prasangka tertentu, dalam karangan argumentasi penulis berusaha menetapkan secara tepat titik ketidaksamaan yang diargumentasikan. Untuk itu, dalam menulis karangan argumentasi diperlukan kemampuan berpikir logis. Kurangnya kemampuan menguasai topik yang dibahas sering menjadi masalah besar bagi siswa dalam kegiatan menulis, dan jika hanya diberikan satu media pembantu dapat membatasi kemampuan siswa dalam menyampaikan argumenya. Dari ulasan ini dapat dilihat, jika dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan metode ceramah maka hasil siswa juga akan rendah,. Karena siswa tidak diberikan

kebebasan dalam menyampaikan

argumennya. Maka dari itu peneliti menggunakan metode discovery learning

dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Discovery learning

merupakan metode pembelajaran yang kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Bruner (1996) menyarankan agra peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah kepada kegiatan eksperimen. Menurut Dahar (1991), metode

discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode discovery learning

sebagai metode untuk mengajarkan menulis karangan argumentasi kepada peserta didik. Menjadi metode yang dipilih oleh peneliti dengan alasan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Selain itu, metode ini dapat menimbulkan rasa senang

pada siswa karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. Metode ini juga memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri dan menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

Agar dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, permasalahan yang ada di sekolah dalam kegiatan pembelajaran perlu segera mendapat perbaikan agar siswa merasa nyaman dalam belajar. Perbaikan kegiatan belajar tidak hanya dilakukan siswa, guru harus pintar dalam memilih metode pembelajaran agar metode dan materi pembelajaran memeliki keterkaitan satu sama lain, dalam artian memeiliki

kesesuaian cara atau teknik

pengajarannya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning di kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar. (2) untuk mengetahui hasil belajar menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning di kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar. (3) untuk mengetahui respon siswa terhdap pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning di kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Gianyar. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bidang study mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X AP1, yang bernama I Wayan Deantara, S.Pd dan siswa kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar. Siswa kelas X AP1 dipilih sebagai subjek penelitian karena kemampuan menulis karangan argumentasi masih rendah, dapat dilihat skor yang diperoleh siswa masih dibawah 70, padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 78.

Objek penelitian merupakan hal yang dikaji dalam penelitian tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan metode discovery learning untuk

(4)

meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP1 dan respon siswa terhadapnya.

Dalam penelitian ini, dilakukan siklus dengan karakteristik penelitian tindakan kelas. Wendra (2010: 54) menyatakan bahwa secara garis besar prosedur kegiatan penelitian menggunakan siklus pada setiap kegiatan yang meliputi: rincian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Perencanaan yang kedua dapat dilakukan setelah melihat hasil siklus pertama sehingga dapat menentukan tindakan yang terbaik.

Metode pengumpulan data

merupakan langkah paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data.

Pertama, untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa, peneliti menggunakan metode observasi sebagai penilaian proses. Kedua, metode yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa, peneliti menggunakan metode tes. Ketiga, untuk mengetahui respon siswa, peneliti menggunakan metode angket sebagai penilaiannya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan ketiga jenis data yang diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data secara deskriptif dan teknik analisis data secara kuantitatif. Ketiga data penelitian dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif.

Teknik analisis data hasil belajar dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan tujuan mengukur dari hasil kemampuan menulis karangan arguemntasi dengan metode discovery learning. Hasil tes pada siklus I dianalisis, untuk kemudian peneliti mencari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau

kelemahan siswa dalam hal menulis karangan argumentasi. Hasil tes pada siklus II diharapkan siswa mendapatkan hasil yang baik. Keterampilan menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning dianalisis menggunakan hasil tes.

Dari pedoman pengeskoran pada masing-masing aspek, kemampuan menulis siswa dikatakan berhasil bila 75% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai 75 ke atas atau melebihi KKM. 75% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan metode discovery learning dalam menulis karangan argumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan penelitian mengenai keterampilan menulis karangan argumentasi dengan metode discovery

learning kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar,

dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut. Hasil penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Secara terperinci, berikut akan dipaparkan pedoman pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi, penilaian hasil menulis karangan argumentasi siswa, dan respon siswa terhadap penggunaan metode discovery learning dalam menulis karangan argumentasi.

Dari pedoman observasi kegiatan guru yang disediakan oleh peneliti, pada siklus I dan siklus II secara keseluruhan guru sudah menlaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Pada siklus I ditemukan kekurangan guru dalam mengajar yaitu, guru tidak menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran, guru tidak mengumpulkan hasi menulis karangan siswa, guru tidak menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta mengevaluasi pembelajaran dan guru tidak mengucapkan salam penutup. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru pengajar, terbukti guru dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat dapat pembelajaran pada siklus I. Maka dari itu pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP1

(5)

SMK PGRI 2 Gianyar sudah berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil tes pada siklus I keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP1 SMK PGRI 2 Gianyar dapat dilihat dalam tabel berikut.

No Kat. S. F. % 1 SB 85-100 1 3,57 2 B 75-84 10 35,71 3 C 55-74 17 60,71 4 K 45-54 5 KS 0-44 Jml. 28 100 Rata 72,57 Keterangan.

Kat. : kategori s : skor f. : frekuensi SB : sangat baik

B : baik C : cukup K : kurang Ks : Kurang sekali

Berdasarkan tabel hasil keseluruhan pada siklus I, diperoleh rata-rata 72,57 yang secara klasikal berkategori cukup.

Pada tabel di atas diketahui bahwa satu siswa mencapai kategori sangat baik atau sebesar 3,57%. Untuk kategori baik dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 35,71% dan kategori cukup dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 60,71%. Tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori kurang dan kurang sekali. Nilai rata-rata menulis karangan argumentasi siklus I adalah 72,57 yang termasuk dalam kategori cukup. Dengan nilai rata-rata tersebut maka ada peningkatan sebesar 11,72 dari nilai pratindakan 60,85 menjadi 72,57 pada siklus I. Namun, jika dilihat dari nilai yang ditargetkan pada siklus I yaitu 78 maka masih ada 17 siswa yang masih berada di bawah nilai rata-rata. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan pada siklus II dengan harapan siswa mampu mencapai nilai 78.

Berdasarkan hasil respons siswa pada siklus I, dapat dirinci bahwa dari 28 orang siswa yang mengisi kuisioner angket. 1 orang siswa memberi respon sangat positif (3,3%), 23 orang (82,14%) yang memberikan respon positif, 4 orang (14,28%) memberikan respon cukup positif

terhadap penggunaan metode discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi. Dan yang lainnya tidak ada yang memberikan respon kurang positif atau sangat kurang positif. Skor rata-rata respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran ini adalah 39,10 yang termasuk dalam kategori positif.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama tindakan pada siklus I berlangsung dengan baik. Pembelajaran menyimak cerpen dengan menggunakan media sandiwara boneka sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana, walaupun sebagian siswa masih belum terbiasa dengan kehadiran media sandiwara boneka yang digunakan peneliti.

Hambatan-hambatan yang

ditemukan ketika obsrvasi di antaranya: (a) dalam hal keseriusan dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa masih cenderung ribut atau asik dengan kegiatanya sendiri. (b) suasana kelas yang kurang kondusif dan terjadi keributan saat siswa akan memulai menulis karangan argumentasi. (c) siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri untuk dalam menyampaikan argumennya. (d) siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. (e) rata-rata hasil tes menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode discovery learning pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, yakni hanya 72,57 sehingga tindakan akan dilanjutkan ke siklus II. Berikut hasil keseluruhan pada siklus II. No Kat. S. F. % 1 SB 85-100 11 39,28 2 B 75-84 17 60,71 3 C 55-74 0 0 4 K 45-54 0 0 5 KS 0-44 Jml. 30 100 rata 82,35 Keterangan.

Kat. : kategori s : skor f. : frekuensi SB : sangat baik

(6)

C : cukup K : kurang KS : kurang sekali

Berdasarkan tabel hasil keseluruhan pada siklus II, diperoleh rata-rata 79,46 yang secara klasikal berkategori baik.

Pada tabel di atas diketahui bahwa untuk kategori sangat baik dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 39,28% dan kategori baik dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 60,71%. Tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori cukup, kurang, bahkan kurang sekali. Nilai rata-rata menulis pada siklus II adalah 82,35 yang termasuk dalam kategori baik. Dengan nilai rata-rata tersebut maka ada peningkatan sebesar 9,78 dari hasil siklus I.

Berdasarkan hasil respons siswa pada siklus II, dapat dirinci bahwa dari 28 orang siswa yang mengisi kuisioner angket, ada 8 orang (28,57%) memberikan respon

sangat positif dan 20 orang (71,42%) yang memberikan respon positif terhadap peningkatan hasil belajar menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning. Serta tidak ada yang memberikan respon cukup positif, kurang positif dan

sangat kurang positif. Skor rata-rata respons siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran ini adalah 43,07 tergolong kategori positif.

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan penerapan metode

discovery learning secara umum telah

berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, penggunaan metode discovery learning

dapat meningkatkan kemampuan menuluis karangan argumentasi siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar. Hasil catatan lapangan dan tes menyimak siswa menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tindakan dihentikan.

Keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran menulis karangan argumentasi ketika guru menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan hasil menulis siswa dari

kegiatan pratindakan sampai dengan siklus II. Penggunaan metode ini juga mempermudah guru dalam mengajar menulis karangan argumentasi. Guru sudah melakukan semua butir tindakan observasi yang disediakan peneliti. Dengan kebebasan berargumen dan penyampaian ide membuat hasil menulis siswa menjadi sangat baik. Sesuai dengan pendapat Dahar (1991: 27) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Penggunaan metode

discovery learning tidak mengharuskan

guru menjelaskan panjang lebar materi pelajaran, guru lebih berperan sebagai pendamping. Artinya siswa lebih kreatif menemukan sendiri kesulitan yang ia hadapai.

Temuan kedua adalah tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis karangan argumentasi dengan metode discovery learning. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata yang diperoleh oleh siswa. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada nilai awal adalah 60,78 berkategori cukup, siklus I 72,57 berkategori cukup, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 82,35 berkategori baik. Hal itu membuktikan bahwa rata-rata skor siswa pada siklus I lebih rendah dibandingkan dengan siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena telah dilakukannya perbaikan dan perbauruan terhadap langkah pembelajaran pada siklus I.

Temuan terakhir adalah siswa memberikan respons positif terhadap penggunaan metode discovery learning

untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata respons siswa yang diberikan oleh siswa dalam pembelajaran ini. Pada siklus I skor rata-rata respons siswa menunjukkan angka 39,10, sedangkan pada siklus II skor rata-rata respons siswa menunjukkan angka 43,07. Skor itu menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan respons siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Arif Armai

(7)

(2000: 42) bahwa pemilihan metode pembelajaran dalam broses belajar mengajar merupakan jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan Penggunaan metode discovery learning dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat membuat siswa lebih aktif sendiri menemukan apa yang akan mereka kerjakan. Penggunaan metode

discovery learning dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi juga dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam menulis, karena siswa lebih bebas menuangkan ide pikirannya ke dalam sebuah tulisan, artinya kebebasan argument siswa tidak dibatasi oleh guru.

Selain itu, penggunaan metode

discovery learning dalam menulis karangan argumentasi juga dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, dengan diberikannya kebebasan kepada siswa dalam latihan menulis dan siswa aktif

berdiskusi untuk menghadapi

permasalahan yang mereka alami. Bruner (1996: 44) menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah kepada kegiatan eksperimen.

Jadi, penggunaan metode discovery learning, dapat dikatakan telah mampu meningkatan hasil beajar menulis karangan argumentasi siswa di kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar. Dengan demikian pula, hipotesis penelitian yang berbunyi jika metode discovery learning digunakan untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa. Niscaya dapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP 1 di SMK PGRI 2 Gianyar. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil menulis karangan argumentasi pada siklus II jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I dan nilai awal siswa. Respons siswa terhadap penggunaan metode discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi juga memperoleh respons positif oleh siswa. Untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ditemui oleh guru dan siswa dalam pembelajaran menulis

karangan argumentasi, guru dapat menggunakan metode discovery learning

dalam pembelajaran.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah dari segi alokasi waktu pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran yang diperlukan untuk penyampaian materi cenderung terlalu lama yakni dua kali pertemuan untuk setiap siklus. Hal ini tentunya akan bertentangan dengan alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi pada KTSP.

PENUTUP

Ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama,. Pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode

discovery learning di kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari observasi kegiatan guru, pada siklus I secara keseluruhan kegiatan guru berjalan dengan baik, tetapi masih ada butir observasi kegiatan yang tidak dilakukan guru, seperti tidak melakukan kesimpulan di akhir pembelajaran serta tidak adanya salam penutup ketika pengakhiri pembelajaran, hal ini terjadi karena keteledoran atau memang kebiasaan guru tersebut. Tetapi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada pembelajaran siklus II semua butir observasi kegiatan sudah dilakukan oleh guru pengajar, mulai dari salam pembuka, penyampaian tujuan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kesimpulan, memberikan salam penutup, dan lain sebagainya.

Kedua penggunaan metode

discovery learning sangat efektif dapat meningkatkan hasil beajar menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar. Simpulan ini didukung oleh bukti-bukti empiris yang dinyatakan oleh adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari refleksi awal 60,85 menjadi 72,57 pada siklus I dan 82,35 pada siklus II. Peningkatan ini tidak hanya pada rata-rata kelas saja, tetapi secara individual dan klasikal juga mengalami peningkatan,

(8)

pada pratindakan 2 siswa atau 7,14% dengan predikat baik, 22 siswa (78,57%) dengan predikat cukup, dan 2 siswa (7,14%) dengan predikat kurang. Pada siklus I terjadi peningkatan yaitu, 11 siswa (39,2%) dengan predikat baik, 17 siswa (60,71%) dengan predikat cukup. Pada siklus I tidak ada siswa yang berada pada predikat kurang, hal ini sudah mengalami peningkatan dari pratindakan. Kemudian pada siklus II perolehan hasil menulis siswa yaitu, 11 siswa (39,2%) berada pada predikat sangat baik, dan 17 siswa (60,71%) brada pada predikat baik. Pencapaian sangat cemerleng ditunjukan oleh siswa pada siklus II, terbukti tidak ada siswa yang berada pada predikat cukup maupun kurang. Semua nilai siswa sudah mencapai KKM yang ditetapkan disekolah yaitu 78.

Ketiga respon siswa terhadap penggunaan metode discovery learning

sesuai hasil penelitian menunjukan hasil positif. Hal ini terlihat dari respon siswa pada siklus I yaitu, 1 orang siswa (3,3%) member respon sangat positif, 23 siswa (82,14%) member respon positif, dan 4 siswa (14,28%) merespon cukup positif. Pada siklus I nilai rata-rata respon siswa yaitu 39,10 berada di kategori positif. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 43,07, meskipun meningkat tetapi masih berada di kategori positif. Respon siswa pada siklus II yaitu, 8 siswa (28,57%) memberi respon sangat positif dan 20 siswa (71,42%) merespun positif, sedangkan tidak ada siswa yang merespon cukup postif, kurang positif, dan sangat kurang positif. Dari hasil respon siswa pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode discovery learning dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi di respon positif oleh siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Arif Armai (2000: 42) bahwa pemilihan metode pembelajaran dalam broses belajar mengajar merupakan jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuanPenggunaan metode discovery learning dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi dapat membuat siswa lebih aktif sendiri menemukan apa yang akan mereka kerjakan. Penggunaan metode

discovery learning dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi juga dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam menulis, karena siswa lebih bebas menuangkan ide pikirannya ke dalam sebuah tulisan, artinya kebebasan argument siswa tidak dibatasi oleh guru.

Selain itu, penggunaan metode

discovery learning dalam menulis karangan argumentasi juga dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, dengan diberikannya kebebasan kepada siswa dalam latihan menulis dan siswa aktif

berdiskusi untuk menghadapi

permasalahan yang mereka alami. Bruner (1996: 44) menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah kepada kegiatan eksperimen.

Jadi, penggunaan metode discovery learning, dapat dikatakan telah mampu meningkatan hasil beajar menulis karangan argumentasi siswa di kelas X AP 1 SMK PGRI 2 Gianyar. Dengan demikian pula, hipotesis penelitian yang berbunyi jika metode discovery learning digunakan untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa. Niscaya dapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas X AP 1 di SMK PGRI 2 Gianyar. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil menulis karangan argumentasi pada siklus II jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I dan nilai awal siswa. Respons siswa terhadap penggunaan metode discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi juga memperoleh respons positif oleh siswa. Untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ditemui oleh guru dan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, guru dapat menggunakan metode discovery learning

dalam pembelajaran.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah dari segi alokasi waktu pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran

(9)

yang diperlukan untuk penyampaian materi cenderung terlalu lama yakni dua kali pertemuan untuk setiap siklus. Hal ini tentunya akan bertentangan dengan alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi pada KTSP.Sesungguhnya, metode discovery learning ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran lainnya, seperti pada pembelajaran berbicara dan sebagainya. Meskipun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, penggunaan metode

discovery learning tetap dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningakatan ketuntasan hasil belajar siswa.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran, yaitu (1) guru dapat menggunakan dalam pemebelajaran dan pelaksanaannya perlu mengoptimalkan siswa, baik mental maupun fisik dalam setiap proses pembelajaran. (2) Pembelajaran yang dituangkan melalui metode pembelajaran discovery learning

perlu ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitas, karena terbukti efektif dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. (3) Siswa perlu diberi kesempatan atau praktik yang lebih sering dalam kegiatan menulis sehingga dari kebiasaan

itu akan dapat mempermudah

penyampaian ide, gagasan untuk dijadikan sebuah karangan. (4) Peneliti lain juga bisa menggunakan metode pembelajaran ini dalam pembelajaran yang lainnya, seperti berbicara, agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada I Made Astika, S. Pd., M.A., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selalu membantu penulis menghadapi semua kegiatan akademik, memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran, baik saat perkuliahan maupun saat penyusunan skripsi ini; Prof. Dr. I Nengah Martha,M.Pd selaku pembimbing 1 yang selalu memberikan ilmu, memberikan

arahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran. Semua yang diberikan sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini; Drs. I Wayan Wendra, M.pd selaku pembimbing 2 yang selalu memberikan ilmu, arahan, bimbingan, dan motivasi serta masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini; Drs. Gede Artawan, M.Pd selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta masukan yang sangat berarti; Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan ikhlas dan sabar membagikan ilmunya kepada penulis;

Drs.

I Nyoman Mustika Suyasa, selaku

Kepala SMK PGRI 2 Gianyar, yang

telah

mengizinkan

penulis

untuk

melakukan penelitian di sekolah yang

dipimpinnya; I Wayan Deantara, S.Pd,

selaku guru pengampu mata pelajaran

bahasa Indonesia yang telah bersedia

membantu

penulis

dalam

mengumpulkan

data

dan

bersedia

menjadi subjek penelitian pada skripsi

ini; Siswa kelas X AP1 SMK PGRI 2

Gianyar, yang telah bersedia menjadi

subjek penelitian pada skripsi ini;

Rekan-rekan mahasiswa di lingkungan

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, yang dengan tulus memotivasi,

memberiakn doa, dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Bruner. 1996. Metode Pengajaran

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Rosda Jaya Putra.

Dahar, RW. 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil

(10)

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wendra, I Wayan. 2014. Buku Ajar

Penulisan Karya Ilmiah. Singajara: Undiksha.

Referensi

Dokumen terkait

Kecurangan akuntansi diartikan sebagai sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan dan

Informasi stok sumber daya ikan tongkol meliputi rasio kelamin, hubungan panjang bobot, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, fekunditas,

Berikut ini merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses rancang bangun aplikasi sistem pendukung keputusan anggota kepolisian terhadap calon seleksi alih

[r]

Pada upaya perbaikan hasil pembelajaran IPA dengan materi perubahan gerak akibat pengaruh udara, penulis mencoba meningkatkan pemahaman siswa melalui alat peraga

Keterlibatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan menyebabkan guru dituntut menguasai berbagai macam perkembangan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan konstitusi yang hidup sehingga responsif terhadap perubahan masyarakat, maka penafsiran terhadap kaidah konstitusi

Pengelolaan Penyakit di Pembibitan Sengon Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen. Dibimbing oleh SURYO WIYONO. Pengelolaan penyakit merupakan aspek penting dalam