KINCIR ANGIN POROS HORISONTAL DENGAN VARIASI
JUMLAH SUDU 8, 4, DAN 2
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
JurusanTeknik Mesin
Diajukan oleh :
WIYAN AHMAD WAISLAM NIM : 085214058
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
VARIATION 8, 4, AND 2 BLADES THE HORIZONTAL AXIS
WIND TURBINES
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree
Mechanical Engineering Study Program
Mechanical Engineering Department
by :
WIYAN AHMAD WAISLAM Student Number: 085214058
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
INTISARI
Pemakaian energi fosil sebagai pendukung dalam kehidupan manusia perlu
dibatasi karena ketersediaan yang sudah menipis, sehingga diperlukan energi alternatif
terbarukan dan ramah lingkungan. Salah satu energi yang dapat dikembangkan yaitu
energi angin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja model kincir
angin poros horizontal dengan diameter 53 cm dengan variasi jumlah sudu 8, 4 dan 2.
Pengujian penelitian dilakukan pada wind tunnel. Pengukuran yang dilakukan dalam
pengujian yaitu gaya, kecepatan angin, dan kecepatan putar kincir.
Hasil penelitian kincir angin poros horizontal dengan variasi jumlah sudu 8, 4,
dan 2 menunjukkan bahwa koefisien daya maksimal diperoleh pada kincir dengan
jumlah sudu 8, yaitu 10,5 % pada tip speed ratio 0,8, pada kecepatan angin 7,27 m/s.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang
diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk setiap
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka
memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin dan
Dosen Pembimbing Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Sugiharto, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., selaku Kepala Laboratorium
Konversi Energi, untuk dukungan dan saran yang penulis dapatkan.
5. Intan Widanarko selaku Laboran Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas
Sanata Dharma.
6. Ign. Tri Widaryanto selaku Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma.
7. Bardi Syafi’i dan Rumiyati selaku orang tua penulis dan Yahya Husein Choirullah
selalu kakak kandung penulis, yang selalu memberikan motivasi dan dorongan baik
secara materil dan spiritual pada penulis.
8. Sukma Hajar Nur Pambudi, S.Psi., selaku teman dekat penulis yang selalu
memberikan semangat tiada hentinya.
9. Ade Chandra Kusuma Negara selaku rekan sekelompok saya, yang telah membantu
ix
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
DAFTAR DEWAN PENGUJI ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... v
3.1 Diagram Alir Penelitian ... 10
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 Data Hasil Percobaan ... 23
4.2 Perhitungan Daya Angin (Pin 4.3 Perhitungan Daya Kincir (P ) ... 27
out 4.4 Perhitungan tip speed ratio (tsr) ... 28
) ... 27
xi Gambar 2.1 Grafik hubungan Cp
Gambar 3.1 Diagram alir langkah-langkah penelitian ... 10
dan tsr maksimal beberapa jenis kincir ... 7
Gambar 3.14 Pemasangan anemometer ... 21
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir 8 sudu ... 33
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara daya kincir dengan kecepatan putar kincir 8 sudu... 33
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 8 sudu ... 34
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir 4 sudu ... 35
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara daya kincir dengan kecepatan putar kincir 4 sudu... 35
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 4 sudu ... 36
2 sudu... 38
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 2 sudu ... 39
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara putaran kincir dengan torsi pada posisi 1
... 39
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara putaran kincir dengan daya output pada posisi 1 ... 40
xiii
Tabel 4.1. Data percobaan kincir 8 sudu ... 23
Tabel 4.2. Data percobaan kincir 4 sudu ... 25
Tabel 4.3 Data percobaan kincir 2 sudu ... 26
Tabel 4.4. Data hasil perhitungan kincir 8 sudu ... 29
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan kincir 4 sudu ... 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kebutuhan energi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia karena mempunyai peranan yang penting untuk memenuhi segala
kebutuhan manusia baik dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Penggunaan energi di dunia dalam jangka waktu mendatang seperti yang
diperkirakan oleh lembaga Energy Information Administration (EIA) hingga tahun
2025 mendatang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
merupakan energi yang tidak terbarukan (non renewable energy) sehingga pada suatu
saat nanti akan habis. Oleh karena itu diperlukan energi terbarukan yang ramah
dengan lingkungan, salah satunya adalah pemanfaatan energi angin.
Pemanfaatan energi angin saat-saat ini masih belum optimal meskipun di
beberapa daerah energi angin sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, pompa
dan dalam penggunaannya masih belum efektif. Maka dari itu diperlukan suatu
mekanisme yang tepat untuk memanfaatkan energi angin menjadi energi yang tepat
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Indonesia adalah negara dengan potensi angin yang melimpah, namun belum
dimanfaatkan secara optimal.
2. Diperlukan model kincir angin yang mampu mengkonversi energi angin agar
memperoleh efisiensi yang maksimal.
3. Pengaruh jumlah sudu pada kincir angin poros horizontal terhadap torsi dan
koefisien daya.
1.3.Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin poros horizontal dengan
sudu plat datar dengan sudut 60o dengan luas frontal 2205 cm2
2. Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan kincir angin di dalam sebuah
terowongan angin di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
.
3. Variasi yang dilakukan adalah dengan variasi posisi/ jarak wind tunnel dengan
fan blower 3 cm, 6 cm, 9 cm, dan 12 cm pada setiap jumlah sudu 8, 4, dan 2.
4. Data yang diambil pada saat penelitian adalah kecepatan angin, putaran poros
1.4.Tujuan Penelitian
1. Membuat kincir angin poros horizontal dengan variasi jumlah sudu.
2. Mengetahui unjuk kerja kincir angin poros horizontal 8 sudu, 4 sudu, dan 2 sudu.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan pengetahuan mengenai energi terbarukan khususnya energi
angin dan pemanfaatannya.
2. Mengembangkan minat dan kepedulian terhadap energi terbarukan untuk
menjaga dan melestarikan bumi ini.
3. Menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
BAB II
DASAR TEORI
1.6.Konsep Dasar Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara
dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu/ temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari
karena daerah yang terkena banyak paparan sinar matahari akan memiliki suhu yang
lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya.
1.7. Kincir Angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk menangkap atau
memperoleh energi angin, yang selanjutnya diubah menjadi bentuk energi mekanis.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani
dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu
banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih
dikenal dengan windmill.
Berdasarkan posisi porosnya, kincir angin dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu : kincir angin poros horizontal dan kincir angin poros vertikal. Dalam
penelitian ini akan dikembangkan mengenai kincir angin poros horizontal.
1.8. Daya Angin
Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik, sehingga secara umum
disampaikan pada Persamaan 1:
(1)
Daya adalah energi tiap satuan waktu (J/s) sehingga dari Persamaan 1 disusun
kembali menjadi :
(2)
dengan :
Pin
: massa udara yang mengalir per satuan waktu, kg/s : daya yang dihasilkan angin, J/s (watt)
v : kecepatan angin, m/s
Massa udara yang mengalir per satuan waktu adalah :
Mensubtitusikan Persamaan (3) ke Persamaan (2), maka dapat diperoleh rumusan
daya angin :
disederhanakan menjadi :
(4)
Secara sederhana dengan mengasumsikan ρ udara : 1,2 kg/m3
(5) maka diperoleh
persamaan :
1.9. Torsi Kincir Angin
Torsi adalah perkalian vektor antara jarak sumbu putar dengan gaya yang bekerja
pada titik yang berjarak dari sumbu pusat. Secara teori dapat dirumuskan:
dengan :
T : torsi akibat putaran poros, N.m
r : jarak lengan, m
1.10. Daya Kincir Angin
Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat daya
angin yang melintasi sudu-sudu kincir. Daya kincir angin berbeda dengan daya angin,
karena daya kincir angin dipengaruhi koefisien daya angin.
Daya efektif yang dapat diambil oleh kincir angin hanya sebesar 59,3 %. Angka
59,3 % adalah batas Betz (Betz Limit, diambil dari ilmuan Jerman Albert Betz).
Angka ini secara teori menunjukan efisiensi yang dapat dicapai oleh rotor kincir
angin. Gambar 2.1. memperlihatkan karakteristik dari beberapa tipe kincir.
Gambar 2.1. Grafik hubungan Cp
(Sumber : Johnson, 2006, hal. 18)
Secara teori daya kincir yang dihasilkan oleh gerak melingkar pada poros kincir
angin dapat dirumuskan :
(7)
dengan :
Pout
T : torsi, N.m
: daya yang dihasilkan kincir angin, watt
ω : kecepatan sudut, rad/s
Kecepatan sudut adalah radian per second (rad/s), satuan lain yang digunakan
adalah putaran per menit (rpm). Konversi satuan yang menghubungkan (rpm) dan
(rad/s) adalah 1 rpm = 2π/60 rad/s, maka Persamaan (6) dapat dirubah menjadi :
(8)
dengan :
n : putaran poros, rpm
1.11. Tip speed ratio (tsr)
Tip speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir angin
yang berputar melingkar dengan kecepatan angin yang melewatinya. Tsr dapat
atau
dengan :
r : jari-jari kincir, m
n : putaran poros, rpm
v : kecepatan angin, m/s
1.12. Koefisien Daya
Koefisien daya atau power coefficient (Cp) adalah perbandingan antara daya
yang dihasilkan oleh kincir angin (Pout) dengan daya yang dihasilkan oleh angin
(Pin), sesuai dengan teori yang ada, maka dapat dirumuskan :
dengan :
Pout
P
: daya yang dihasilkan kincir, watt
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Diagram Alir Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan sesuai dengan Gambar 3.1.:
Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah-Langkah Penelitian Mulai
Perancangan Kincir Angin
Pembuatan Kincir Angin
Pengambilan Data (v, n, F) sudu 8, 4, 2
Pengolahan Data
Pembahasan dan Pembuatan Laporan
Selesai
3.2.Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah model kincir angin poros horizontal dengan
sudu plat datar. Sudu kincir angin divariasikan sesuai dengan jumlah 8, 4, dan 2.
Pengujian yang dilakukan pada sudut kemiringan sudu sebesar 60o
3.3.Waktu Dan Tempat Penelitian
.
Proses pembuatan kincir angin dan pengambilan data dilakukan pada bulan
Januari 2012 hingga bulan Maret 2012 di Laboratorium Konversi Energi Jurusan
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.4.Alat Dan Bahan
Model kincir angin beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar 3.2. dan
Gambar 3.3.
1
.
Sudu2
.
Dudukan sudu3
.
Nose ConeGambar 3.3 Kincir Angin Plat Datar (Lanjutan)
Kincir angin plat datar yang disajikan pada Gambar 3.2. memiliki beberapa
bagian utama antara lain:
1. Sudu Kincir
Pada umumnya, sudu kincir berfungsi untuk menangkap angin yang datang
melintasi kincir.Sudu kincir angin terbuat dari plat akrilik dengan tebal 2 mm yang
berbentuk trapesium sama kaki dengan ukuran seperti pada Gambar 3.4. Plat akrilik
tersebut dibaut pada kerangka sudu. Kerangka sudu terdiri dari dua plat besi 1,5 mm
yang masing-masing mempunyai dua lubang baut diameter 3 mm. Plat besi tersebut
dilas dengan besi pejal silindris diameter 0,4 cm dan panjang 24 cm. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.
3 cm
Gambar 3.4 Sudu Kincir
2. Dudukan Sudu
Dudukan sudu berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sudu. Sudu dikunci
pada slot dengan menggunakan baut U. Dudukan sudu terbuat dari puli aluminium
dengan diameter 12 cm dan tebal 2 cm, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Dudukan Sudu 18 cm
3. Nose Cone
Nose Cone berfungsi agar angin dapat sepenuhnya diterima oleh sudu kincir.
Nose cone terbuat dari seng 1 mm yang dibentuk cone (corong kerucut) dan dipasang
pada dudukan sudu.
4. Dudukan Kincir
Dudukan kincir berfungsi sebagai dudukan poros kincir beserta sistem
pembebanannya. Dudukan tersebut terbuat dari besi profil L dengan ukuran 3 cm x 3
cm dengan tebal 2 mm dan plat besi dengan ukuran lebar 3 cm, tebal 2 mm yang dilas
dan pada bawah dudukan terdapat 4 lubang baut untuk mungunci dudukan kincir
pada wind tunnel. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.
5. Poros Kincir
Poros kincir menggunakan hub belakang sepeda. Tromol dipasang pada sisi kiri
hub dan kincir dipasang pada sisi kanan hub yang dibaut pada lubang jeruji.
6. Mekanisme Pengereman/ Pembebanan
Mekanisme pengereman/ pembebanan berfungsi sebagai penghambat putaran
kincir untuk memperoleh torsi dan daya dari kincir angin. Pengereman/ pembebanan
menggunakan pengereman tromol pada sepeda. Mekanismenya adalah dengan
memvariasikan kerapatan kampas terhadap drum tromol yang ditarik dengan
menggunakan iner kabel oleh baut adjuster seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Sistem Pembebanan
1. Baut Pembebanan
Dalam pengambilan data digunakan beberapa peralatan pendukung antara lain :
1. Terowongan angin
Terowongan angin atau wind tunnel adalah lorong yang berfungsi
menangkap angin yang dihisap oleh fan blower, sekaligus merupakan tempat
pengujian kincir angin, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8. Kecepatan angin
dapat diatur dengan cara mengatur jarak antara wind tunnel dan fan blower sesuai
keinginan.
Gambar 3.8. Terowongan Angin atau Wind Tunel
2. Fan Blower
Fan blower berfungsi untuk menghisap angin yang akan disalurkan ke wind
Gambar 3.9. Fan Blower
3. Takometer
Takometer (tachometer) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
putaran poros kincir angin sebagai data yang dibutuhkan. Jenis takometer yang
digunakan adalah digital light tachometer, prinsip kerjanya berdasarkan pantulan
yang diterima sensor dari reflektor, reflektor ini berupa alumunium foil atau
benda warna yang dapat memantulkan cahaya dan dipasang pada poros, seperti
Gambar 3.10.Takometer
4. Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
Anemometer saat pengambilan data diletakkan didepan wind tunnel untuk
mengetahui kecepatan angin masuk wind tunnel. Anemometer ditunjukkan pada
Gambar 3.11.
5. Neraca Pegas
Neraca pegas digunakan untuk mengukur gaya pengimbang torsi kincir
angin saat kincir berputar. Neraca pegas dihubungkan pada lengan ayun dengan
panjang lengan yang telah ditentukan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.12.
Gambar 3.12. Neraca Pegas
3.5.Variabel Penelitian
Beberapa variabel penelitian yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
penelitian dilaksanakan adalah:
1. Variasi jumlah sudu yaitu 8 sudu, 4 sudu, dan 2 sudu
2. Variasi pembebanan yaitu dari posisi kincir diam hingga kincir berputar tanpa
beban
3. Variasi kecepatan angin dilakukan dengan 4 variasi posisi/ jarak wind tunnel
Variabel yang diambil adalah :
1. Kecepatan Angin, (m/s)
2. Putaran Kincir, (rpm)
3. Gaya Pengimbang, (N)
Setelah mendapatkan data-data diatas, maka dari variabel data tersebut parameter
yang dapat dihitung untuk mendapatkan karakteristik kincir adalah :
1. Daya angin (Pin
3.6.Langkah Percobaan
Pengambilan data kecepatan angin, beban, dan kecepatan putar kincir dilakukan
secara bersama-sama. Pertama-tama yang dilakukan adalah memasang kincir angin
pada wind tunnel. Selanjutnya untuk pengambilan data yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Memasang neraca pegas serta pengaitnya pada tempat yang sudah
ditentukan.
2. Memasang tali pada pengait neraca pegas yang dihubungkan dengan sistem
Gambar 3.13. Tali pengait beban
3. Memasang anemometer pada bagian depan terowongan angin, seperti pada
Gambar 3.14.
Gambar 3.14. Pemasangan anemometer
4. Menempatkkan takometer pada posisinya.
5. Setelah semua siap, fan blower siap untuk dihidupkan.
7. Mencatat data kecepatan putar kincir, besar torsi, dan kecepatan angin masuk.
8. Ulangi langkah 4 sampai 7 hingga diperoleh empat variasi kecepatan angin.
9. Matikan fan blower.
10.Ulangi langkah 4 sampai 9 hingga diperoleh 3 variasi jumlah sudu.
3.7.Langkah Pengolahan Data
Dari data yang telah didapat, maka data tersebut dapat diolah dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dari data kecepatan angin (v) yang diperoleh dan dengan diketahui luasan
frontal kincir (A), maka daya angin (Pin
2. Dari data beban pegas (F) yang diproleh maka dapat digunakan untuk
mencari torsi (T) dengan Persamaan 7.
) dapat dicari dengan Persamaan 2.
3. Dari data putaran poros (n) yang diperoleh dan torsi (T) dapat digunakan
untuk mencari daya yang dihasilkan kincir (Pout
4. Dengan membandingkan kecepatan keliling diujung sudu dan kecepatan
angin, maka tip speed ratio dapat dicari dengan Persamaan 9.
) dengan Persamaan 6.
5. Dari data daya kincir (Pout) dan daya angin (Pin), maka power coefficient
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Hasil Percobaan
Data hasil percobaan ditampilkan pada Tabel 4.1. untuk 8 sudu dan Tabel 4.2.
untuk 4 sudu dan Tabel 4.3. untuk 2 sudu.
Tabel 4.1. Data percobaan kincir 8 sudu
No. Variasi kecepatan
Tabel 4.1. Data percobaan kincir 8 sudu (Lanjutan)
No. Variasi kecepatan
Tabel 4.2. Data percobaan kincir 4 sudu
No. Variasi kecepatan
Tabel 4.3. Data percobaan kincir 2 sudu
Setiap variasi dilakukan pada jarak lengan poros 110 mm dan diameter kincir
530 mm. Setiap variasi jumlah sudu, percobaan dilakukan sebanyak empat kali
variasi kecepatan angin. Variasi kecepatan angin pertama dengan tidak memberi
celah pada blower terhadap terowongan, kedua dengan memberi jarak 3 cm antara
blower terhadap terowongan dan untuk setiap posisi diberi penambahan jarak 3 cm
hingga variasi kecepatan angin ke empat. Percobaan dilakukan hingga kincir tak
berbeban, yaitu 0 N. No. Variasi
kecepatan
4.2.Perhitungan Daya Angin (Pin
Daya yang dihasilkan angin pada kincir angin dengan luasan frontal A= 0,22 m )
2
dan kecepatan angin 8,81 m/s, dapat dicari menggunakan Persamaan 5 :
Pin = 0,6 . A . v
= 0,6 . 0,22 m
3
2
. (8,81m/s)
= 90,47 watt
3
Jadi daya yang dihasilkan oleh angin adalah 90,47 watt
4.3.Perhitungan Daya Kincir (Pout
Daya yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dicari menggunakan Persamaan 6,
namun untuk mendapatkan daya kincir harus diketahui kecepatan sudut dan torsi
kincir, maka perlu dicari terlebih dahulu menggunakan Persamaan 8 dan 7: )
maka dengan putaran poros 440,8 rpm, kecepatan sudut dan torsi kincir adalah :
= 46,14 rad/sec
Sehingga kecepatan sudut yang didapatkan adalah 49,39 rad/sec
T = F . r
Sehingga torsi yang didapatkan adalah 0,06 N.m
Dengan kecepatan sudut 46,14 rad/sec dan torsi 0,06 N.m, maka daya yang
dihasilkan oleh kincir adalah :
Pout
= 0,06 N.m . 46,14 rad/sec
= T . ω
= 2,54 watt
Sehingga daya yang dihasilkan oleh kincir adalah 2,54 watt.
4.4.Perhitungan tip speed ratio (tsr)
Dengan mengetahui kecepatan putar kincir 440,8 rpm dan kecepatan angin 8,81
m/s, maka untuk mengetahui besarnya perbandingan kecepatan ujung kincir dengan
kecepatan angin atau tip speed ratio dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 9 :
= 1,39
4.5.Perhitungan Koefisien Daya (Cp
Untuk mengetahui perbandingan daya yang dihasilkan oleh angin 90,47 watt dan
daya yang dihasilkan oleh kincir 2,54 watt, maka koefisien daya kincir dapat dicari
menggunakan Persamaan 10 :
)
= 3 %
Sehingga didapatkan nilai Cpadalah 3 %
4.6.Hasil Perhitungan
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan memvariasikan jumlah sudu dan
mengatur jarak blower terhadap terowongan angin, maka didapatkan hasil
perhitungan yang disusun dalam Tabel 4.4. sampai dengan Tabel 4.6.
Tabel 4.4. Data hasil perhitungan kincir 8 sudu
Tabel 4.6. Data hasil perhitungan kincir 2 sudu
Dari data hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh grafik
hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir, daya kincir dengan kecepatan
putar kincir dan koefisien daya kincir (Cp) dengan tip speed ratio (tsr) ditunjukkan
Gambar 4.1. Grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir 8 sudu
Gambar 4.1. memperlihatkan bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka
semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan angin maka semakin
besar torsi yang dihasilkan pada kecepatan putar kincir yang sama. Torsi statis yang
dihasilkan adalah 0,41 N.m pada kecepatan angin 8,81 m/s.
Gambar 4.2. Grafik hubungan antara daya kincir
Gambar 4.2. memperlihatkan bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka
semakin besar daya yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian
daya mengecil. Semakin kecil kecepatan angin maka semakin kecil pula daya yang
dihasilkan. Daya maksimal dicapai sebesar 7,5 watt pada kecepatan putar 250 rpm
pada kecepatan angin 8,81 m/s.
Gambar 4.3. Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 8 sudu
Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa semakin besar tsr kincir maka semakin besar
Cp yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian Cp mengecil. Cp
maksimal dicapai sebesar 10,5 % pada tsr 0,8 pada kecepatan angin 7,27 m/s. Grafik
ini sesuai dengan karakteristik American multi blade seperti pada Gambar 2.1.
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
0 0.5 1 1.5 2
Cp
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir 4 sudu
Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka
semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan angin maka semakin
besar torsi yang dihasilkan pada kecepatan putar kincir yang sama. Torsi statis yang
dihasilkan adalah 0,17 N.m pada kecepatan angin 8,37 m/s.
Gambar 4.5. Grafik hubungan antara daya kincir dengan kecepatan putar kincir 4 sudu
Gambar 4.5. dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka
semakin besar daya yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian
daya mengecil. Semakin kecil kecepatan angin maka semakin kecil pula daya yang
dihasilkan. Daya maksimal dicapai sebesar 2,8 watt pada kecepatan putar 220 rpm
pada kecepatan angin 8,2 m/s.
Gambar 4.6. Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 4 sudu
Gambar 4.6. dapat dilihat bahwa semakin besar tsr kincir maka semakin besar
Cp yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian Cp mengecil. Cp
maksimal dicapai sebesar 4% pada tsr 0,75 pada kecepatan angin 7,5 m/s. Grafik ini
sesuai dengan karakteristik American multi blade seperti pada Gambar 2.1.
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
0 0.5 1 1.5
Cp
Gambar 4.7. Grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putar kincir 2 sudu
Gambar 4.7. dapat dilihat bahwa bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan angin maka
semakin besar torsi yang dihasilkan pada kecepatan putar kincir yang sama. Torsi
statis yang dihasilkan adalah 0,15 N.m pada kecepatan putar kincir 150 rpm. Grafik
kecepatan 6,94 m/s memotong grafik kecepatan 8,1 m/s dan grafik kecepatan 7,48
dikarenakan jumlah data yang diperoleh sedikit.
Gambar 4.8. Grafik hubungan antara daya kincir dengan kecepatan putar kincir 2 sudu
Gambar 4.8. dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan putar kincir maka
semakin besar daya yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian
daya mengecil. Semakin kecil kecepatan angin maka semakin kecil pula daya yang
dihasilkan. Daya maksimal dicapai sebesar 4,1 watt pada kecepatan putar 200 rpm
pada kecepatan angin 8,26 m/s. Grafik kecepatan 6,94 m/s memotong grafik
kecepatan 8,1 m/s dan grafik kecepatan 7,48 dikarenakan jumlah data yang diperoleh
Gambar 4.9. Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr kincir 2 sudu
Gambar 4.9. dapat dilihat bahwa semakin besar tsr kincir maka semakin besar Cp
yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu (maksimal) kemudian Cp mengecil. Cp
maksimal dicapai sebesar 5,5% pada tsr 0,7 pada kecepatan angin 8,26 m/s. Grafik
ini sesuai dengan karakteristik American multi blade seperti pada Gambar 2.1. Grafik
kecepatan 6,94 m/s memotong grafik kecepatan 8,1 m/s dan grafik kecepatan 7,48
dikarenakan jumlah data yang diperoleh sedikit.
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara putaran kincir dengan daya output pada posisi 1
Gambar 4.12 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tsr pada posisi 1
Melihat Gambar 4.10. sampai dengan Gambar 4.12. menunjukan bahwa
besar daya output, torsi, dan Cp yang dihasilkan jumlah sudu 8 lebih besar
dari jumlah sudu 4.
Grafik hubungan antara Torsi, daya output dengan kecepatan putar
kincir serta koefisien daya dengan tip speed ratio pada posisi 2, 3 dan 4
dapat dilihat pada Lampiran.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pengujian model kincir angin plat datar yang telah dilakukan dengan variasi
jumlah sudu 8, 4, dan 2 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat kincir angin poros horisontal dengan model kincir angin
plat datar.
2. Semakin sedikit jumlah sudu maka semakin kecil harga torsi, daya output
maupun Cp yang dihasilkan. Kincir dengan sudu 8 daya maksimal yang
dicapai sebesar 7,5 watt, torsi statis yang dicapai sebesar 0,41 N.m , koefisien
daya maksimal yang dicapai sebesar 10,5% pada tsr 0,8. Kincir dengan sudu
4 daya maksimal yang dicapai sebesar 2,8 watt, torsi statis yang dicapai
sebesar 0,17 N.m, koefisien daya maksimum yang dicapai sebesar 4% pada
tsr 0,75. Kincir dengan sudu 2 daya maksimal yang dicapai sebesar 4,1 watt,
torsi statis yang dicapai sebesar 0,15 N.m, koefisien daya maksimal yang
5.2.Saran
Setelah dilakukan penelitian ini terdapat kekurangan dan kelebihan yang perlu di
perhatikan, maka perlu adanya saran untuk pengembangan kincir angin ini, antara
lain :
1. Jumlah data pada kincir dengan 2 sudu diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Burton, T., David Sharpe. 2001. Wind Energy Handbook. England.
Daryanto. Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. BALAIPPTAGG-UPT-LAGG.
Johnson, G.L. 2006. Wind Energy System. Manhattan.
LAMPIRAN
Gambar L.1. Grafik hubungan antara putaran kincir dengan torsi pada posisi 2
Gambar L.2. Grafik hubungan antara putaran kincir dengan daya output pada posisi 2
Gambar L.3. Grafik hubungan antara tsr dengan Cp pada posisi 2
Gambar L.7. Grafik hubungan antara putaran kincir dengan torsi pada posisi 4
Gambar L.8. Grafik hubungan antara putaran kincir dengan daya output pada posisi 4
Gambar L.9. Grafik hubungan antara tsr dengan Cp pada posisi 4 -0.01
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0 0.5 1 1.5
Cp
tsr
8 sudu