FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KARET
DI INDONESIA TAHUN 1990-2007
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Nian Puteriana
NIM 051324011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KARET DI INDONESIA TAHUN 1990-2007
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Nian Puteriana
NIM 051324011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2010 Penulis
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Nian Puteriana
Nomor Mahasiswa : 051324011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KARET DI INDONESIA TAHUN 1990-2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yanng saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Januari 2010 Yang menyatakan
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al Insyirah:6)
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orang
dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi).
Dan ilmu pengetahuan adalah keindahan
bagi ahlinya di dunia dan di akhirat
(HR. Ar Rabii’)
Arti dari kehidupan sebenarnya adalah
bagaimana cara kita menghadapi
kesulitan.
Selesaikanlah apa yang sudah dimulai, jangan mudah
menyerah dan jangan mudah puas. Jalani terus, ada
rintangan bukan berarti tidak ada jalan lagi, tetap
berusaha, berdoa,
dan bersyukur, karena sebenarnya kita akan
mendapatkan pelajaran yang
sangat-sangat berharga
dari rintangan itu.
Lord knows dreams are hard to follow but don’t let anyone
tear them away. Hold on, there will be tomorrow.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur pada Allah SWT
karya kecil ini ku persembahkan untuk :
Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-NYa
Mama n Papa ku tercinta yang selalu
nendoakanku,membimbingku dan memberiku kasih sayang yang
luar biasa
Adikku Kisti Meiria n Jeni Firmansyah yang selalu
memberiku semangat
My Soulmaite Agustinus Ari Dwidadi yang selalu memberi
motivasi
My Baby Mauro Efrata Arnian Pratama Putra buah hatiku
tercinta
Teman-temanku yang selalu menemani, menghibur, memberi
semangat dan membantuku
viii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KARET DI INDONESIA TAHUN 1990-2007
Nian Puteriana NIM 051324011 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Tujuan penelitian ini untuk: (1) melihat perkembangan volume ekspor karet di Indonesia; (2) melihat pengaruh produksi karet dalam negeri terhadap volume ekspor karet di Indonesia; (3) melihat pengaruh konsumsi karet dalam negeri terhadap volume ekspor karet di Indonesia; (4) melihat pengaruh harga karet internasional terhadap volume ekspor karet di indonesia; dan (5) melihat pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen perdagangan, perkebunan, jurnal, Badan Pusat Statistik dan literatur lain yang mendukung. Penelitiaan ini mempergunakan tekhnik analisis data regresi linier berganda. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
Nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil sebesar 0,877, yang menunjukkan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 8,77% dan sisanya 12,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu : (1) produksi karet dalam negeri mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia; (2) konsumsi karet dala negeri mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia; (3) harga karet Internasional mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia; dan (4) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia.
ix
ABSTRACT
THE FACTORS AFFECTING THE EXPORT VOLUME OF RUBBER IN INDONESIA IN 1990-2007
Nian Puteriana NIM 051324011 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research purposes to see: (1) the development of the export volume of rubber in Indonesia; (2) the effects of the domestic rubber production to the export volume of rubber in Indonesia; (3) the influences of the domestic rubber consumption to the export volume of rubber in Indonesia; (4) the impacts of the international rubber price to the export volume of rubber in Indonesia; and (5) the impacts of rupiah’s value againts U.S. dollar to the export volume of rubber in Indonesia.
The type of this research is an ex post facto. The data sources were secondary data obtained from various sources including from the ministry of trade, Plantation, Journals, Central Beurau of Statistics, and other supporting literatures. The data analysis technique was multiple linier regression. The type of the data in this research was quantitative data.
The determination coeficient value (R2) was 0,877, which indicates the independent variables to the dependent variables are 8,77% and 12,3% influenced by another factors which were not examined in this study. The conclusion states that the independent variables are: (1) the domestic rubber production affects the export volume of rubber in Indonesia; (2) the domestic rubber consumption influences the export volume of rubber in Indonesia; (3) International rubber prices affect the exports volume of rubber in Indonesia; and (4) the value of the rupiah against the U.S. dollar affects the export volume of rubber in Indonesia.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, karunia, serta penyertaan-Nya, penyusunan skripsi dengan judul
”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR
KARET DI INDONESIA TAHUN
1990-2007
” ini dapat terlaksana denganlancar. Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan pihak–pihak lain, penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati maka penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
xi
3. Bapak Indra Darmawan S.E., M. Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan membantu serta telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan beliau terimakasih atas semua bimbingan dan pengarahan yang diberikan dari awal sampai akhir dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. P. A Rubiyanto, yang bersedia menjadi Dosen tamu dan telah banyak membantu dan memberikan nasehat kepada penulis dalam penyusunn skripsi ini.
5.
Bapak Y.M. Vianey Mudayen, S.Pd, selaku Dosen Pembimbing
Akademik angkatan 2005 Program Studi Pendidikan Ekonomi
.
6. Bapak Drs Joko Wicoyo, M. Si, terimakasih telah membimbing penulisan abstrak dalam bentuk bahaa Inggris.
7. Mbak Titin, Mbak Aris, dan Pak Wawik yang selama ini telah membantu penulis di dalam mengatur urusan administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma ini.
8. Segenap karyawan di UPT Perpustakaan Mrican Sanata Dharma, atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
xii
10.Kisti Mairia Dan Jeni Firmansyah selaku adik penulis trimakasih atas dukungan, doa, canda, tawa yang telah diberikan sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
11.Agustinus Ari Dwidadi, yang selalu mendoakan dan membantu penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan selalu menemani sehingga penulis semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Mama duluan ya pah, Papa gek cepet lulus yach, Semangat!!!! I LOVE U pah...
12.Mauro Efrata Arnian Pratama Putra, engkaulah pelita hati mama, makasih ya dek karna senyum, tangis, tawamu mama bisa cepet-cepet ngerjain skripsi ini... I LOVE U....!!!!!!!!
13.Keluarga besarku
, mbah kakung, mbah putri,budhe pakdhe, lek-lek ku n
bulek, dan juga sepupu-sepupuku makasih atas dukungan morilnya... 14.Keluarga besar Ari Dwidadi, makasih atas pengertin n semangatnya... 15.My jupiter, shogun, Beat, makasih ya dah nganterin ku pulang pergiselama ku kuliah...
16.Lek menik makasih ya dah jagain Efra selama aku pulang pergi ke kampus ngurusin sekeripsi, n Rizal, Soleh makasih ya dah nemenin Efra main, GBU....
xiii
kalian...!!!!!! De Lia, Martha cepet nyusul ya,,, Semangat-semangat...!!!!!!
18.
Bu Nia makasih ya dah mau datang di ujian pendadaranku,n makasih juga
tas persahabatannya selama ni, n my Soulmaite, de lia, Martha, Eik, Kiki, Tina, Yosephin, mb Neni makasih dah nungguin aku ujian....19.The Best All crew in Pendidikan Ekonomi 2005( Ari Dwidadi, Dwi Martanti, Florentina Ristri, Bambang Prasetyo, Darwis Alfonsus, Ika
kurniawati. S. Pd, Yoani Rinda. S.Pd, Brigita Tidora. S.Pd, Hendricus
Prastoko Hadi,kiki Sugiyanti, kurnia Martikasari, S.Pd, Primadesta, S.Pd,
Rinto Cahyadi, Yosephin Dian. S.Pd, Lesti Wulandari, S.Pd, Andreas
Raharjo, Katarina Srihandayani, S.Pd, Meri Lestari, Ludovina Maria,
Ignasius Kurniawan, S.Pd, Antonius sudibyo, Berlia trio, Lelly
sestyaningrum,S.Pd, Veronica Andriati, S.Pd) terima kasih teman atas perjuanngan yang kita lalui semua dan kita tetap menjadi orang yang dapat diandalkan bagi semua... I make you a most beautiful memories for us to go to Sanata Dharma university friends .. I LOVE U all friends
20.Teman – teman pendidikan ekonomi 2003– 2004 n adik adik ku angkatan 2006-2009 thanks atas pangalamanya n dukungannya dalam penyusunan skripsi ini, n “carilah ilmu sebanyak mungkin selagi kalian bisa”. Jangan mudah menyerah N tetap semangat, OK OK...
xiv
22.Mbak Neni makasih ya mbk dah nganterin aku kerumah pak joko, jalan-jalan n datang di pendadaranku, makasih juga semangat&canda tawanya ma kebersamaan waktu kita bimbingan bareng....,hehehe
23.Mas Yogi, Mas Yosti Makasih ya semangat n dukungannya, ku jadi PD untuk lanjutin sekripsi ni, akhirna ku lulus juga bisa nyusul kalian,,,,hehehe...
24. Nak Kostan Surya 7B (mb Risma, mb Vita, mb niken2, mb grace, mb niniko, mb tanti&ri2n, juleha,Garnis, Retno, Vera, Santi2 similikiti, Bu tarigan), makasih dukungan n canda tawanya selama ku kost di surya 7B, n makasih juga buwat Ibu n almhm bpk Kost...
25. Nak kostan Grinjing 5A ( Papa Ari, Heri, Andi, Wian, Pak sutris, ms Nanang, Jalu, Aldo, Berto, Rinto, Klaus, Thomas) makasih ya dukungan n canda tawane...Heri thanks bangetttt ya dah bantuin buwat tugasku.... 26.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah
memberikan segala bentuk bantuan, serta dukungan sehingga proses penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar.
Semoga jasa dan amal baik semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan sedangkan kekurangan adalah
xv
serta perkembangan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan selamat membaca.
Yogyakarta, 30 Januari 2010 Penulis
xvi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSETUJUANPUBLIKASI……… v
MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xvi
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR KURVA ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Perkembangan Komoditi Ekspor Karet Global dan Nasional di Indonesi ... 8
B. Konsep Perdagangan Internasiona ... 9
xvii D. Faktor-faktor yang mempengarudi
Volume Ekspor Karet di Indonesia... 14
E. Penelitian Terdahulu... 23
F. Kerangka Pemikiran... 24
G. Hipotesis... 26
BAB III METODE PENELITIAN 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Jenis Data dan Sumber Data... 27
C. Waktu Penelitian ... 28
D. Variabel Penelitian ... 29
E. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 38
A.
Analisis Data... 38
1. Pengujiaan Prasyarat Regresi ... 38
2. Pengujian Linearitas... 40
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 41
4. Pengujian Statistik………. ...
46
B. Pembahasan ... 52
1. Perkembangan Volume Ekspor karet di Indonesia ... 52
2. Pengaruh Produksi Karet Dalam Negeri Terhadap volume Ekspor karet di Indonesia Tahun 1990-2007……… 54
xviii
volume Ekspor karet di Indonesia Tahun 1990-2007... 60 5. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terhadap Volume Ekspor Karet di indonesia Tahun 1990-2007……. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
1. Kesimpulan ... ….. 68 2. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA
xix
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Pengujiaan Normalitas ... 38
Tabel IV.2 Descreptive Statistik... 39
Tabel IV.3 Pengujiaan Linearitas ... 41
Tabel IV.4 Hasil Pengujiaan Multikolinearitas ... 42
Tabel IV.5 Hasil Pengujian Heteroskesdastitas... 44
Tabel IV.6 Hasil Pengujiaan Autokorelasi ... 46
Tabel IV.7 Hasil Koefisien Regresi Ganda ... 47
Tabel IV.8 Hasil Uji F hitung ... 51
Tabel IV.9 Hasil Uji R2 ... 52
Tabel IV.10 Perkembangan Volume Ekspor karet ... 53
Tabel IV.11 Produksi Karet di Indonesia dan Ekapor Karet ………. 55
Tabel IV.12 Produksi Karet Dunia ………... 56
Tabel IV.13 Konsumsi Karet dan Volume Ekspor Karet ... 58
Tabel IV.14 Ekspor Karet Menurut Negara Tujuan Utama .... ... 59
Tabel IV.15 Harga Karet Internasional dan Volume Ekspor Karet ... 61
xx
DAFTAR KURVA
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai wilayah yang cukup luas dan merupakan negara terpenting sebagai penghasil berbagai jenis sektor non migas seperti dari sektor perkebunan, pertanian. Hasil produksi karet Indonesia mempunyai comparative advantage (keunggulan komparatif) terhadap negara-negara lain dan sebagian dari hasil produksi produk karet diekspor ke negara lain dan produk karet merupakan penghasil devisa utama dari sektor non migas.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia disamping Malaysia dan Thailand. Keunggulan Indonesia dalam peningkatan produksi karet untuk masa yang akan datang adalah masih tersedianya lahan tropis yang cukup besar yang sesuai untuk penanaman pohon karet. Produksi karet di Malaysia dan Thailand terus mengalami penurunan karena kebijakan pemerintahnya (kompas, 2 Agustus 2006).
pertanian, tetapi lebih penting lagi adalah rangkaian kegiatan produksi karet termasuk pengolahan dan pemasarannya. Itu semua menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak menyerap tenaga. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara yang memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat.
Diantara beberapa negara tujuan utama ekspor karet Indonesia seperti Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan lainnya, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mengekspor karet dalam 25 tahun terakhir, subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam perekonomian Indonesia, bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penerimaan devisa dari ekspor, dan sumber bahan baku bagi industri hilir hasil pertanian (Biro Pusat Statistik, 2006).
alam Indonesia lebih cenderung untuk pasar global. Padahal apabila usaha industri pengolahan karet berkembang dan ekspor dilakukan dalam bentuk barang jadi maka akan lebih menguntungkan dan menghasilkan nilai tambah bagi devisa negara.
Masih rendahnya pemanfaatan karet alam di Indonesia, terjadi karena masih banyaknya permasalahan yang ada pada perkebunan karet maupun industri yang mengikutinya. Permasalahan ini tidak lain juga karena masih sedikitnya investasi yang bergerak dalam bidang komoditi karet. Sehingga di waktu mendatang sangat diharapkan adanya investasi yang akan sangat mendukung perkembangan komoditi karet di Indonesia.
Karet merupakan penghasil devisa terbesar setelah minyak dan gas bumi, total perdagangan ekspor hasil industri perkaretan pada periode tahun 1990-2007, penerimaan dari ekspor industri perkaretan, misalnya pada tahun 1995 Produkt Domestik Bruto sektor perkebunan sebesar 61766,8 miliar rupiah, tahun 2000 sebesar 66208,09 miliar rupiah dan pada tahun 2007 sebesar 73509,4 miliar rupiah. Hal itu disebabkan karena banyaknya karet di dalam negeri, sehingga menimbulkan tingginya permintaan karet di luar negeri, Indonesia mengekspor karet keluar negeri karena harga karet di luar negeri lebih besar dibandingkan dengan harga karet dalam negeri.
Masih rendahnya pemanfaatan karet alam di Indonesia, terjadi karena masih banyaknya permasalahan yang ada pada perkebunan karet maupun industri yang mengikutinya.
Pemanfaatan karet alam di dalam negeri masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan masih belum berkembangnya industri pengolahan karet di dalam negeri. Saat ini, konsumsi karet alam di dalam negeri hanya sekitar 7% dari total produksi karet nasional. Karet yang dihasilkan perkebunan rakyat saat ini masih dijual dalam bentuk gelondongan dengan mutu rendah karena industri hilir berbasis karet alam belum berkembang. Tetapi di sisi lain, peluang pasar karet alam di dalam negeri akan meningkat apabila industry pengolahan karet juga berkembang.
Permasalahan ini tidak lain juga karena masih sedikitnya investasi yang bergerak dalam bidang komoditi karet. Sehingga di waktu mendatang sangat diharapkan adanya investasi yang akan sangat mendukung perkembangan komoditi karet di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia, mengungguli Thailand dan Malaysia.
Berdasarkan pada latar belakang yang peneliti sampaikan maka ekspor karet merupakan salah satu sumber pendapatan negara baik dari devisa maupun dari sektor perpajakan sehingga peneliti mengambil judul penelitian ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Karet di Indonesia Tahun 1990– 2007”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007 ?
2. Bagaimana pengaruh produksi karet dalam negeri terhadap volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007 ?
3. Bagaimana pengaruh konsumsi karet dalam negeri terhadap volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007?
4. Bagaimanakah pengaruh harga karet internasional terhadap volume ekspor karet di indonesia tahun 1990 – 2007?
5. Bagaimanakah nilai tukar rupiah terhadap dolar mempengaruhi volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007?
C. Batasan Masalah
berpengaruh terhadap volume ekspor karet, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar mempengaruhi volume ekspor karet tahun 1990 – 2007.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007
2. Untuk mengetahui pengaruh produksi karet di Indonesia terhadap volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007
3. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi karet di Indonesia terhadap volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007
4. Untuk mengetahui pengaruh harga karet internasional di Indonesia terhadap volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007
5. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar volume ekspor karet di Indonesia tahun 1990 – 2007
E. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi pihak – pihak antara lain:
1. Bagi Pemerintah
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuaan yang berhubungan dengan faktor faktor yang mempengaruhi ekspor karet sehingga dapat menjadi suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan sebagai syarat selesainya studi jenjang Strata 1 (S1).
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan komoditi Ekspor karet Global dan Nasional di Indonesia
Indonesia terkenal sebagai salah satu produsen karet yang sangat penting dalam ekonomi dunia. Tanaman karet juga memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Karet termasuk komoditi sosial prioritas tinggi. Komoditi tersebut mempunyai peranan strategis, tidak saja merupakan sumber penghasilan devisa utama di sektor pertanian, tetapi lebih penting lagi adalah rangkaian kegiatan produksi karet termasuk pengolahan dan pemasarannya. Itu semua menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak menyerap tenaga.
Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara yang memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat.Kira- kira 7,5-9,5 juta orang, di pulau luar jawa tergantung pada karet untuk hidupnya.
Permintaan pasar dunia terhadap karet cenderung terus meningkat. Kecenderungan permintaan yang terus meningkat juga terjadi di beberapa negara, yakni Jepang, China dan Amerika Serikat. Semakin meningkatnya permintaan dunia terhadap karet menjadi peluang bagi Indonesia untuk menempatkan diri menjadi produsen utama karet dunia.
B. Konsep Perdagangan Internasional
Dapat didefinisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan multinasional corporation untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan tekhnologi (pabrik) dan perpindahan merek dagang. Robbock
membahas “Perdagangan Internasional” dari sudut pandang manajemen dan memerinci kegiatan-kegiatan perdagangan sebagai berikut (Harry:1995) : a. Perdagangan Internasional terjadi melalui perpindahan barang-barang,
perpindahan jasa-jasa dari satu negara ke negara lain yang disebut transfer of good and services.
b. Perdagangan Internasional juga melewati perpindahan modal yaitu
masuknya investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer of capital. c. Tenaga kerja juga merupakan objek dalam Perdagangan Internasional.
technology yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik di negara-negara lain
Teori Keunggulan Absolut ( Adam Smith )
Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (Hamdy:2001). Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain:
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. 3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. 4. Biaya transpotasi ditiadakan
Teori Keunggulan Komparatif
Sedangkan menurut Production comparative advantage (labor productivity), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasioanal jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif (Hamdy:2001).
1. Pengertian Ekspor
Kurva II.1
Perdagangan Karet
A. Pasar Karet di Indonesia B. Perdagangan karet Internasional C. Pasar Karet di Negara Lain
Harga Karet di Indonesia Harga Karet Internasional Harga karet di AS Sus =kurva
Sediaan karet St=sediaan karet A hrg
Di negara lain
2.0
2.0
sblm prdgn
Sx=sediaan
Ekspor harga D E ekspor C B 1.0 perdaga 1.0 1.0 1.0
I H J ngan internsional 2/3 Dm=permintaan impor impor Dus=
Dt=permintaan karet AS permintaan karet karet
0 0 0
40 60 80 karet 40 karet 20 40 60
(D
m= D
us– S
us)
(S
x= S
t– D
t)
C.
Kebijakan Ekspor Karet di Indonesia
Berdasarkan pada kebijakan pengelolaan ekspor karet yang dilakukan
oleh pemerintah sejak tahun 1990 sampai tahun 2007. Menurut teori ekonomi,
kebijakan ekspor karet akan mengurangi atau menambah kompetisi untuk
memperoleh karet dan menekan harga karet domestik maupun luar negeri. Untuk
meningkatkan daya saing industri nasional secara umum dan industri perkaretan
agar dapat bersaing dengan industri perkaretan negara lain dikeluarkan Perpres
No 28 tahun 2008 Tentang kebijakan Industri Nasional dalam rangka
mendukung sektor perkaretan Nasional. Untuk menjaga kestabilan harga
komoditas perkaretan Nasional Peraturan menteri pertanian No 90 tahun 2008
tentang kestabilan pertanian dikeluarkan.
Secara ringkas kebijakan perkaretan
nasional dapat terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel II.1
Kebijakan Ekspor karet di Indonesia
No Kebijakan Pemerintah Tujuan Kebijakan
1 Perpres No 28 tahun 2008 Tentang kebijakan Industri Nasional dalam rangka mendukung sektor perkaretan Nasional.
Untuk meningkatkan daya saing industri nasional secara umum dan industri perkaretan agar dapat bersaing dengan industri perkaretan negara lain 2 Permen pertanian No 90 tahun 2008
tentang kestabilan pertanian
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Karet di Indonesia
Perkembangan ekspor karet di Indonesia berkaitan dengan industri
perkaretan telah menyebabkan industri perkaretan Indonesia tumbuh dengan cepat
dan mengalami perubahan struktur selama periode 1990 – 2007. Kontribusinya
terhadap nilai ekspor barang-barang industri terus menurun pada periode tersebut
yang mengindikasikan lebih lambatnya pertumbuhan industri perkaretan
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri secara keseluruhan.
1. Produksi Karet di Indonesia
Pengertian Produksi adalah usaha manusia yang baik secara langsung
maupun tidak langsung menghasilkan barang dan jasa supaya lebih berguna untuk
memenuhi suatu kebutuhan manusia (Gilarso, 2004).
Perbedaan produksi di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan
tingkat konsumsi karet baik di dalam pasar dalam negeri maupun pasar luar
negeri. Penentuan perbedaaan harga karet selain mempengaruhi tingkat produksi
di dalam negeri juga akan mempengaruhi arus ekspor dan impor, selain
dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi oleh kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah di dalam proses produksi baik yang diekspor maupun yang
diimpor.
defisit produksi, sehingga menjadi potensi bagi Indonesia untuk pengembangan
budidaya karet di masa yang akan datang.
2. Konsumsi Karet di Indonesia
Gilarso (2002), menyatakan bahwa, konsumsi adalah penggunaan barang
dan jasa yang langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia. Juga dipakai untuk
pengeluaran masyarakat (konsumen) untuk membeli barang/ jasa konsumsi.
Konsumsi dapat mempengaruhi ekspor maupun impor, hal ini dikarenakan
karena konsumsi merupakan permintaan dari masyarakat. Permintaan ini akan
secara langsung mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh produsen
(Gilarso, 2003).
masih banyaknya permasalahan yang ada pada perkebunan karet maupun industri
yang mengikutinya. Permasalahan ini tidak lain juga karena masih sedikitnya
investasi yang bergerak dalam bidang komoditi karet. Sehingga di waktu
mendatang sangat diharapkan adanya investasi yang akan sangat mendukung
perkembangan komoditi karet di Indonesia.
3. Harga Karet Internasional
Di pasar karet Internasional, keinginan untuk berdagang karet adalah selisih
antara permintaan dan sediaan karet di dalam negeri dimana permintaan
konsumen terhadap produksi karet, harga akhir yang menjadi hasil kesepakatan
dalam perdagangan antara dua negara dapat kita tentukan setelah kita memiliki
analisis yang terdiri dari kurva permintaan karet dan kurva sediaan karet di pasar
domestik dan Internasional.
Perbedaan harga karet di Internasional pada dasarnya dipengaruhi oleh
perbedaan dalam jumlah produksi karet, tingkat konsumsi karet baik di dalam
pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Penentuan perbedaaan harga selain
mempengaruhi tingkat konsumsi karet di dalam negeri juga akan mempengaruhi
arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi
oleh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga
karet baik yang diekspor maupun yang diimpor.
kebijakan ini untuk meningkatkan hasil produksi di negeri terutama untuk produk
yang masih diimpor. Penentuan sebuah tarif di dalam negeri dapat berfungsi
untuk menekan harga pasar untuk kepentingan suatu negara, batasan kekuatan
pasar suatu negara, dapat kita lihat bahwa sebuah tarif yang berfungsi sebagai
penghambat tidak akan berfungsi sebagai pengahambat secara optimal.
Perbedaan harga ekspor dan impor juga ditentukan oleh tingkat tarif optimal,
sebagai bagian dari harga yang dibayarkan pada pemasok luar negeri sama
dengan elastisitas timbal balik dari sediaan luar negeri untuk ekspor dan impor
suatu negara. Keuntungan nasional sebuah tarif yang mepengaruhi harga
penjualan ekspor dan impor penjualan luar negeri. Kalau kemiringan kurva
sediaan luar negeri naik, sebuah negara yang mengimpor maka akan memiliki
kekuatan atas harga yang dibayarkanya pada pemasok luar negeri untuk
impornya. Negara yang memiliki kekuatan monopsoni nasionalnya akan
mempergunakan di dalam mempengaruhi harga komoditi impornya
(Linderd,1994).
4. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat
valuta asing. Pemerintah juga dapat mengusai sepenuhnya transaksi valuta asing,
dalam hal ini kurs tidak dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, berdasarkan
pada uraian diatas maka. nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat, dapat
dibedakan menjadi dua:
a. Nilai tukar tetap
(Fixed Exchange Rate)
Merupakan nilai tukar dimana pemerintah masih bisa melakukan
devaluasi (penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing ),
dengan kata lain pemerintah menetapkan tingkat kurs mata uang negara tersebut
dengan mata uang negara lain, dan berusaha untuk mempertahankan dengan
berbagai kebijakan.
Pertama,
tindakan secara langsung berupa pembelian mata
uang sendiri dengan mata uang asing oleh bank sentral apabila kurs di pasar
merosot di bawah tingkat yang sudah ditentukan oleh otoritas moneter, maupun
melonjok di atas tingkat yang ditentukan.
Kedua,
tindakan langsung berupa
penjatahan nilai tukar tetap pada tingkat kurs yang ditetapkan.
Nilai tukar tetap pada saat devaluasi (penurunan nilai mata utang dalam
negeri terhadap mata uang asing yang sengaja dilakukan oleh pemerintah),
maupun revaluasi (menaikan nilai mata utang dalam negeri terhadap mata uang
asing yang sengaja dilakukan oleh pemerintah), akan mempengaruhi nilai ekspor
dan impor.
AS sebesar Rp 13.000,00 (di luar negeri) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS sebesar Rp 9.800,00 ( di dalam negeri) maka nilai ekspor akan naik dan nilai
impor mengalami penurunan di dalam negeri, hal ini dapat terjadi karena untuk
mengimpor, suatu negara harus mengunakan nilai tukar rupiah terhadap dolar
sebesar Rp 13.000,00 sehingga suatu negara akan memilih menaikan ekspor
untuk memperoleh devisa dibandingkan dengan melakukan impor.
Nilai tukar tetap pada saat revaluasi (menaikan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing yang sengaja dilakukan oleh pemerintah), maka
akan menaikan impor dan menurunkan ekspor, hal ini dapat terjadi karena pada
saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami kenaikan maka nilai ekspor
akan turun, misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 9.800,00 (di
luar negeri), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.000,00
(dalam negeri), maka akan menyebabkan suatu negara lebih memilih mengimpor
dari luar negeri, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan membeli di
dalam negeri dengan biaya yang lebih mahal.
b. Nilai tukar mengambang (
Floating Exchange Rate
)
Nilai tukar mengambang pada saat depresiasi (penurunan harga dalam
valuta domestik dari valuta luar negeri sesuai dengan mekanisme pasar) maupun
apresiasi (kenaikan harga yang dinyatakan dalam valuta domestik dari valuta luar
negeri sesuai dengan mekanisme pasar), akan mempengaruhi nilai ekspor dan
impor.
Pada saat depresiasi maka akan menyebabkan nilai ekspor naik dan
menurunkan impor, hal ini dapat terjadi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar
akan turun, misalnya; nilai dolar terhadap rupiah di dalam negeri Rp 9.800,00 dan
nilai dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di luar negeri Rp 13.000,00 maka
akan menaikan ekspor di dalam negeri,
hal ini dapat terjadi karena negara lebih
memilih mengekspor ke luar negeri karena akan mendapatkan devisa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan melakukan impor.
Kurva 2.1 Kurva Permintaan Valas
Rp
D
1Do
S
1
0
Do
D
1US$
E
oE
1Keterangan kurva:
Do : permintaan awal
D
1: permintaan setelah adanya perubahan
Eo : keseimbangan pada saat permintaan awal
E
1: keseimbangan pada saat perubahan harga
S : penawaran akan valuta asing
Kurva 2.2
Kurva Penawaran Valas
Rp
S
11
So
0
Do
E
1Eo US$
Keterangan kurva:
So : penawaran awal
S
1: penawaran setelah adanya perubahan
Eo : keseimbangan pada saat perubahan valas pada saat penawaran awal
E
1: keseimbangan pada saat perubahan valas setelah adanya perubahan
D : permintaan akan valuta asing
E.
Penelitian Terdahulu
1.
Penelitian oleh Rahadi,Wira (2000)
Penelitian yang dilakukan oleh Wira Rahadi dengan judul penelitiannya
adalah “Analisis Ekspor Karet Alam Indonesia Ke Amerika Tahun
1971-1998”. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Selain
itu pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-stat, pengujian secara
serentak dengan menggunakan uji F stat, pengujian terhadap koefisien
determinasi majemuk (R
2), dan asumsi klasik (multikolinieritas,
heteroskedastisitas, autokorelasi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Volume ekspor
karet alam Indonesia dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu
harga karet alam dunia, harga karet sintetis, produksi karet alam Indonesia,
GDP riil Amerika Serikat sebagai negara tujuan dan nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat.
F.
Kerangka Pemikiran
Indonesia terkenal sebagai salah satu produsen karet yang sangat penting
dalam ekonomi dunia. Tanaman karet juga memiliki peranan yang besar dalam
kehidupan perekonomian Indonesia. Karet termasuk komoditi sosial prioritas
tinggi. Komoditi tersebut mempunyai peranan strategis, tidak saja merupakan
sumber penghasilan devisa utama di sektor pertanian, tetapi lebih penting lagi
adalah rangkaian kegiatan produksi karet termasuk pengolahan dan
pemasarannya. Itu semua menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak
menyerap tenaga. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi
penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan
besar milik negara yang memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, tetapi juga
diusahakan oleh swasta dan rakyat.
Pemanfaatan karet alam di dalam negeri masih sangat sedikit. Hal ini
disebabkan masih belum berkembangnya industri pengolahan karet di dalam
negeri. Saat ini, konsumsi karet alam di dalam negeri hanya sekitar 7% dari total
produksi karet nasional. Karet yang dihasilkan perkebunan rakyat saat ini masih
dijual dalam bentuk gelondongan dengan mutu rendah karena industri hilir
berbasis karet alam belum berkembang. Tetapi di sisi lain, peluang pasar karet
alam di dalam negeri akan meningkat apabila industri pengolahan karet juga
berkembang.
pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Penentuan perbedaaan harga selain
mempengaruhi tingkat konsumsi karet di dalam negeri juga akan mempengaruhi
arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi
oleh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga
karet baik yang diekspor maupun yang diimpor.
Perbedaan harga mempengaruhi arus ekspor dan impor misalnya
kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan tarif yang bertujuan untuk
melindungi produksi karet di dalam negeri tehadap impor karet dari luar negeri,
dimana kebijakan ini untuk meningkatkan hasil produksi di negeri terutama untuk
produk yang masih diimpor. Penentuan sebuah tarif di dalam negeri dapat
berfungsi untuk menekan harga pasar untuk kepentingan suatu negara, batasan
kekuatan pasar suatu negara, dapat kita lihat bahwa sebuah tarif yang berfungsi
sebagai penghambat tidak akan berfungsi sebagai pengahambat secara optimal.
Gambar 2.1
Bagan-bagan pemikiran
G.
Hipotesis
1.
Produksi karet dalam negeri mempengaruhi ekspor karet
2.
Konsumsi karet dalam negeri mempengaruhi ekspor karet.
3.
Harga ekspor karet internasional mempengaruhi ekspor karet.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat mempengaruhi ekspor
karet.
Konsumsi karet
Harga karet Internasional
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
Ekspor karet
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas tersebut terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami (Furchan, 1982: 382). Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk memecahkan dan menggambarkan persoalan yang telah disampaikan terlebih dahulu.
B. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah serangkaian pengukuran/observasi yang dinyatakan dalam angka, merupakan data kasar karena langsung diperoleh dari hasil pengukuran dan masih berwujud catatan yang belum mengalami pengolahan yaitu data yang berbentuk angka-angka. Teknik pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi yaitu sumber-sumber catatan dan arsip-arsip yang dimiliki dan literatur yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi ekspor karet di Indonesia.
kurs rupiah terhadap dolar pada tahun 1990 – 2007. Alasan yang mendasari peneliti mengambil pada tahun 1990 sampai 2007 adalah pada tahun 1995 nilai ekspor karet di Indonesia sebesar 61766,8 miliar rupiah dan pada tahun 2007 nilai ekspor karet indonesia mencapai puncaknya sebesar 73509,4 miliar rupiah sehingga dari segi pemasukan negara menyumbang pendapatan yang besar.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah menjadi suatu informasi. Dalam penelitian ini, data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen perdagangan, perkebunan, jurnal, BPS dan literatur lain yang mendukung.
C. Waktu Penelitian
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, antara lain: 1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu: produksi karet di Indonesia dalam ton (X1), konsumsi karet di Indonesia dalam ton (X2), harga karet internasional dalam US$ per ton (X3), nilai tukar rupiah terhadap dollar dalam Rp/$ (X4).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel independent dari penelitian ini adalah ekspor karet dalam ton (Y).
E. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, ketiga, dan keempat mempergunakan tehnik analisis data Persamaan Regresi Berganda. Koefisien persamaan regresi dihitung dengan menggunakan program SPSS. Pengujian ini dilakukan untuk mengestimasi besarnya hubungan variabel independent (produksi karet, konsumsi karet, harga karet internasional terhadap karet di indonesia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar) terhadap variabel dependen (ekspor karet). Bentuk model yang digunakan (Sugiono, 1997).
Keterangan:
Y = Volume ekspor karet
α = Konstanta
4 1−
β = Koefisien regresi
x1 = Produksi karet di Indonesia
x2 = Konsumsi karet di Indonesia
x3 = Harga karet internasional
x4 = Nilai tukar rupiah terhadap dollar dalam Rp/$
1. Pengujian Prasyarat Regresi a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai baik apabila mendekati angka nol, Uji normalitas yaitu:
[
Sn1(X) Sn2(X)]
maksimumd = −
Keterangan:
D : Deviasi atau penyimpangan Sn1 : Distribusi komulatif
X : Jumlah Variabel
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho: ρ data normal
Ha: ρ data tidak normal
Kriteria yang digunakan dalam mengetahui normal atau tidaknya data tersebut sebagai berikut: apabila perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari probabilitas (ρ:0,05), maka Ho diterima. Apabila Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari probabilitas (ρ:0,05), maka Ho ditolak.
b. Pengujian Linieritas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. (Sudjana: 1996). Adapun rumusnya yaitu:
) 1 ( − − =
k n JKres
JKregK F
Keterangan:
F : Harga bilangan F untuk garis regresi Jkreg : Jumlah kuadran terkecil
JKres2 : Jumlah kuadrat residu n-k-1 : Drajad kebebasan
linier. Sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan dk= n-k-1, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linier.
Kriteria penerimaan data ini linier atau tidak adalah, apabila Fh lebih kecil dari level of signifikan
( )
α 0,05 maka hubungan data linier.Sedangkan bila Fh lebih besar dari level of signifikan
( )
α 0,05 maka hubungan tidak linier.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi, maka dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik, yaitu:
a. Uji Multikolinieritas.
Multikolinieritas adalah hubungan variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dengan model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi multikolinieritetas (Firdaus; 2004).
(
)(
)
(
)
{
∑
2∑
2 }{
∑
2(
∑
)
2 }∑
∑
∑
− − − = r r N x x N y x xy N rxyUntuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti nilai varians berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengunakan uji korelasi Spearman’s rank Corelation test. Cara menghitung Spearman’s correlations dengan cara mengkorelasikan residual dengan nilai variabel bebas.
( 1)
6
2 1
2
1 = −
∑
=
n n
d r
n
t
Keterangan:
r 1 = uji heteroskedastisitas
t dan t-1 = observasi terakhir dan sebelumnya n = variabel
d 2 = nilai determinan
Selanjutnya denagan program SPSS 14.0 untuk menetukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika r s hit > r s tabel, maka terjadi heteroskedastisitas
Atau dapat dengan melakukan perbandingan tingkat probabilitas. Adapun ketentuan sebagai berikut:
1. Jika probilitas hitung > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika probilitas hitung < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi linier yang baik tidak terjadi autokorelasi.
( ) ∑ ∑ = = − − = n t n t t e t e DW 2 2 1 2 2 1 1 Keterangan:
e1 = gangguan estimasi
t dan t-1 = observasi terakhir dan sebelumnya t dan t-2 = nilai observasi
DW = Dubrin Watson
DW Kesimpulan 10
, 1
〈 Ada autokorelasi
1,10-1,54 Tanpa kesimpulan
1,55-2,46 Tidak ada autokorelasi
2,47-2,90 Tanpa kesimpulan
91 , 2
〉 Ada autokorelasi
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima secara tentatip untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol, karena hipotesis ini mempunyai perbedaan nol atau tidak mempunyai perbedaan dengan hipotesi yang sebenarnya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji T-test. Uji T-test bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independent (produksi karet, konsumsi, harga karet internasional terhadap karet di indonesia, dan nilai kurs rupiah terhadap) terhadap variabel dependen (ekspor karet). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha 1) Produksi karet
Ha = produksi karet berpengaruh terhadap ekspor karet 2) Konsumsi karet
Ho = konsumsi karet tidak berpengaruh terhadap ekspor karet
Ha = produksi karet berpengaruh terhadap ekspor karet 3) Kebijakan harga karet
Ho = Kebijakan harga karet tidak berpengaruh terhadap ekspor karet
Ha = Kebijakan harga karet berpengaruh terhadap ekspor karet
4) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat
Ho = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat tidak berpengaruh terhadap ekspor karet
Ha = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat berpengaruh terhadap ekspor karet.
b. Menentukan level of significant(α) = 5% dengan nilai level of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom (df) = n-k c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Kriteria penerimaan yaitu:
Ho diterima jika = t hitung < (t tabel) tα;n-k
d. Menentukan T hitung dengan rumus:
T hitung = ) (bi Se
bi
Keterangan:
bi = koefisien regresi variabel independent Se = standart eror
n = Jumlah pengamatan k = jumlah variabel bebas
38 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data
Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data, selain itu juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang kebenaran yang seharusnya ditarik.
1. Pengujian Prasyarat Regresi
Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat regresi. Hal ini penting untuk dilakukan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih preditor dimanipulasi, maka data-data yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengujian Normalitas
Tabel IV.1
Pengujian Normalitas Masing-Masing Variabel Penelitian
No. Variabel Asymp Sig2-tailed
α Kesimpulan
1 Produksi karet (X1) 0.613 0,05 Normal
2 Konsumsi Karat (X2) 0.075 0,05 Normal
3 Harga Karet Internasional (X3)
0.358 0,05 Normal
Table IV.2
Pengujian Descreptive Statistik
Variabel Mean Std.Deviation N
Ekspor karet (Y) 2033.0000 563.62816 18 Produksi karet (X1) 1713.1667 163.25053 18
Konsumsi Karat (X2) 1520275.4444 376159.54437 18
Harga Karet Internasional (X3) 383.05556 133.56447 18
Nilai kurs (X4) 6127.3333 3495.48117 18
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder,2009
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji ‘One Sample Kolmogrov”. Pengujian normalitas ini dilakukan untuk semua data atau variabel penelitian yaitu, sebagai berikut:
1) Produksi karet (X1 )
(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 18, Mean 1713.1667, Standar devisiasi 163.25053, dan Asymp Sig2-tailed 0.613
(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2 tailed yaitu 0.613. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data produksi karet normal.
2) Konsumsi karet (X2)
(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 18 Mean 1520275.4444, Standar devisiasi 376159.54437, dan
Asymp Sig2-tailed 0.075.
3) Harga karet internasional (X3)
(a) Dari tabel deskreptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 18, Mean 383.05556, Standar devisiasi 133.56447, dan Asymp Sig2-tailed 0.358.
(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai
Asymp Sig2-tailed yaitu 0.358. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data harga karetinternasional normal.
4) Nilai tukar (X4)
(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 18, Mean 6127.3333, Standar devisiasi 3495.48117, dan
Asymp Sig2-tailed 0.223.
(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai
Asymp Sig2-tailed yaitu 0.223. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data nilai kurs normal.
b. Pengujian Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui kelinieran hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan linier apabila kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat.
ekspor karet di Indonesia tahun 1990-2007 secara lengkap tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel IV.3
Pengujian Linearitas ANOVAb
Model Sum of squareres
df Means Square F Sig.
1Regression Residual Total 4735421.621 665082.379 5400504.000 .4 13 17 1183855.405 51160.183
23.140 .000a
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder, 2009
Dari perhitungan pengujian linieritas dengan menggunakan bantuan SPSS diatas, diperoleh F hitung sebanyak 23.140 dengan probabilitas 0.000. hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan F table. Dengan menggunakan taraf signifikasi sebesar 0.05, nemurator 4 dan denumator 18 diperoleh F table 2,965. Jadi F hitung 23.140 > F table 2,965 Maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hubungan antara variable dependen (volume ekspor karet di Indonesia) dengan variable independen (produksi karet dalam negeri, konsumsi karet dalam negeri, harga karet internasional dan nilai tukar rupiah terhadap US $) bersifat linier.
2.Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Tabel IV. 4
Rangkuman Hasil Pengujian Multikolinieritas
No Variabel Tolerance VIF
1 Produksi karet 0.881 1.135 2 Konsumsi karet 0.832 1.202 3 Harga karet internasional 0.148 3.758 4 Nilai tukar 0.138 2.253
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder, 2009
a.Predictor Constant), X4 Nilai tukar (Rp/US $), X1 produksi karet di indonesia, X2
konsumsi karet di indonesia, X3 harga karet internasional.
b. Depent Variable: Y Volume ekspor karet
Pengujian Multikolinieritas dilakukan untuk data dari variabel bebas, yaitu sebagai berikut:
1) Produksi karet (X1)
Dari hasil output “Collinearity statistic” diperoleh VIF
(Variance Inflation Factor) sebesar 1.135 berarti VIF 1.135< 5. Dengan hasil tersebut maka variabel produksi karet bersifat “tidak terjadi Multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi karet sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lainnya.
2) Konsumsi karet (X2)
Dari hasil output “Collinearity statistic” diperoleh VIF
konsumsi karet sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lainnya.
3) Harga karet Internasional (X3)
Dari hasil output “Collinearity statistic” diperoleh VIF
(Variance Inflation Factor) sebesar 3.758 berarti VIF 3.758 < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel harga karet internasional bersifat “ tidak terjadi Multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa harga karet internasional sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lainnya.
4) Nilai tukar (X4)
Dari hasil output “Collinearity statistic” diperoleh VIF
(Variance Inflation Factor) sebesar 2.253 berarti VIF 2.253 < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar bersifat “ tidak terjadi Multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lainnya.
c. Heteroskedastisitas
sama untuk setiap pengamatan. Berdasarkan penelitian terhadap nilai koefisien korelasi (r) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.5
Rangkuman Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Spearmean Rho Variabel Coefisien Corelation B (Error Term)
X 1 Produksi karet Correlation Coeficient
Sig. (2-Tailed) N
-.102 .687 18
X2 Konsumsi karet Correlation Coeficient
Sig. (2-Tailed) N
.195 .438 18 X3 Harga karet
Internasional Correlation Coeficient Sig. (2-Tailed) N -.011 .964 18 Spearmean’s rho
X4 Nilai tukar Correlation Coeficient
Sig. (2-Tailed) N .127 .616 18
Sumber:Hasil Olahan Data sekunder, 2009
a.Predictor Constant), X4 Nilai tukar (Rp/US $), X1 produksi karet di indonesia, X2
konsumsi karet di indonesia, X3 harga karet internasional.
b. Depent Variable: Y Volume ekspor karet
Pengujian ini dilakukan untuk semua variabel bebas : 1) Produksi karet (X1) dan residu
2) Konsumsi karet (X2) dan residu
Pada output antara (X2) dan residu menghasilkan angka (r) 0.195 dengan probabilitas 0.438. jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.438 > 0,05. Hal ini menunjukan antara konsumsi karet di dalam negeri dengan volume ekspor karet “tidak terjadi heteroskedastisitas”.
3) Harga karet internasional (X3) dan residu
Pada output antara (X3) dan residu menghasilkan angka (r) 0.011 dengan probabilitas 0.964. jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.964 > 0,05. Hal ini menunjukan antara harga karet internasional dengan volume ekspor karet “tidak terjadi heteroskedastisitas”.
4) Nilai tukar (X4) dan residu
d. Uji Autokorelasi
Tabel IV.6
Rangkuman Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjust R Square
Std.Error of the Estimate
Durbin- Watson 1 .936a .877 .839 226.18617 2.057
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder, 2009
a.Predictor Constant), X4 Nilai tukar (Rp/US $), X1 produksi karet di indonesia, X2
konsumsi karet di indonesia, X3 harga karet internasional.
b. Depent Variable: Y Volume ekspor karet
Berdasarkan hasil analisis pengujian Durbin Watson diperoleh nilai statistis d sebesar 2.057. Adapun pada n = 18, k = 4 dan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dapat disimpulkan hasil pengujian dengan metode Durbin waston sebesar 2.057, maka tidak terjadi autokorelasi. 3.Uji Statistik
Uji statistik dilakukan berdasarkan pada hasil analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS Versi 13,0, model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a +β1X1+β2X2+β3X3+β4X4 Keterangan :
Y = Volume ekspor karet α = Konstanta
4 1−
β = Koefisien regresi
x1 = Produksi karet di Indonesia
x2 = Konsumsi karet di Indonesia
x3 = Harga karet internasional
Uji statistik yang dilakukan meliputi Uji t, Uji F dan uji R2 ( koefisien determeninasi). Berikut ini merupakan penjelasan masing masing uji statistik pada penelitian ini:
a.Uji t
Dipergunakan untuk menguji apakah variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung > t table berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya. Jika t hitung < t tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak sehingga variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t tabel dari n-1, maka dalam penelitian ini t tabel dari nilai n-1 sebesar 18-n-1, sehingga diperoleh t tabel sebesar 17 dengan nilai signifikansi 0,05 maka nilai t tabel sebesar 1,740 berdasarkan pada tabel IV.7. Hasil uji t terhadap model regresi menggunakan SPSS versi 13.0 dijadikan pada table berikut ini:
Tabel IV.7
Hasil Koefisien Regresi Ganda
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Error Std. Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant)
-3864.45 5
1139.557 -3.391 .005
X1 Produksi Karet di
Indonesia 1.350 .358 .391 3.770 .002 .881 1.135
X2 Konsumsi Karet di
Indonesia .000 .000 .301 2.821 .014 .832 1.202
X3 Harga karet
Internasional 5.884 1.068 1.394 5.510 .000 .148 3.758
1
X4 Nilai Kurs (Rp /US
Sumber:Hasil Olahan Data Skunderr, 2009
Berdasarkan pada persamaan rumus regresi ganda maka hasil regresi ganda
Y= (-3864,455) + 1,350 X1 + 0,000 X2 + 5,884 X3 + 0,105 X4 Dimana :
Y = Volume ekspor karet
x1 = Produksi karet di Indonesia
x2 = Konsumsi karet di Indonesia
x3 = Harga karet internasional
x4 = Nilai tukar rupiah terhadap dollar dalam Rp/ US $
Hasil uji t pada table diatas akan dijelasakan untuk masing masing variabel berikut:
1) Produksi karet (X1)
yang menyatakan bahwa produksi karet dalam negeri berpengaruh positif secara indifidual terhadap volume ekspor karet.
2) Konsumsi karet (X2)
Hasil analisis uji t untuk variabel konsumsi karet nilai t hitung 2,821 dengan signifikansi sebesar 0,014 dengan t tabel 1,740, dan B (koefisien regresi) sebesar 0,000. Nilai koefisien regresi sebesar 0,000 berarti setiap konsumsi karet meningkat 1 satuan maka ekspor karet akan meningkat sebesar 0,000. Karena nilai t hitung 2,821 > t tabel 1,740 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel konsumsi ekspor karet berpengaruh positif secara individual terhadap volume ekspor karet. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa konsumsi karet dalam negeri berpengaruh positif secara indifidual terhadap volume ekspor karet.
3) Harga karet internasional (X3)
Hasil analisis uji t untuk variabel harga karet internasional nilai t
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa harga karet internasional berpengaruh positif secara indifidual terhadap volume ekspor karet. 4) Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (X4)
Hasil analisis uji t untuk variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat nilai t hitung 2,493 dengan signifikansi sebesar 0,027 dengan t tabel 1,740, dan B (koefisien regresi) sebesar 0,105. Nilai koefisien regresi sebesar 0,105 berarti setiap nilai tukar rupiah terhadap dolar As meningkat 1 satuan maka ekspor karet akan meningkat sebesar 0,105. Karena nilai t hitung 2,493 > t tabel 1,740 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh positif secara individual terhadap volume ekspor karet. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh positif secara indifidual terhadap volume ekspor karet.
b.Uji F
signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F terhadap model regresi mempergunakan SPSS versi 13.0, disajikan pada model berikut ini:
Tabel IV.8 Hasil uji F hitung
ANOVAb
Model Sum of squareres
df Means Square F Sig.
1Regression Residual Total 4735421.621 665082.379 5400504.000 .4 13 17 1183855.405 51160.183
23.140 .000a
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder, 2009
a.Predictor Constant), X4 Nilai tukar (Rp/US $), X1 produksi karet di indonesia,
X2
konsumsi karet di indonesia, X3 harga karet internasional.
b. Depent Variable: Y Volume ekspor karet
Berdasarkan pada tabel diatas terlihat bahwa hasil analisis diperoleh hasil F hitung sebesar 23,140 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F hitung 23,140 > F tabel 2,965, maka ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel produksi karet, konsumsi karet, harga karet internasional dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap variabel volume ekspor karet.
c. Koefisien determinasi (uji R2)
semakin besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel IV.9
Hasil Uji Koefisien determinasiR2 Model R R Square Adjust R
Square
Std.Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .936a .877 .839 226.18617 2.057
Sumber:Hasil Olahan Data Sekunder, 2009
a.Predictor Constant), X4 Nilai tukar (Rp/US $), X1 produksi karet di indonesia, X2
konsumsi karet di indonesia, X3 harga karet internasional.
b. Depent Variable: Y Volume ekspor karet
Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai R square sebesar 87,7 .Hal ini menunjukan bahwa pengaruh variabel produksi karet, konsumsi karet,harga karet internasional dan nilai tukar adalah sebesar 87,7 %, dan sisanya 12,3 % dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya, terjadinya bencana alam,
pembalakan liar, semakin sempitnya lahan penanaman karet. B. Pembahasan
1. Perkembangan Volume Ekspor Karet di Indonesia Tahun 1990-2007
produktifitasnya cukup tinggi sedangkan volume ekspornya berfluktuatif karena terkait dengan harga ekspor karet.
Secara umum perkembangan ekspor karet pada tahun 1990-2007 dapat di jelaskan menjadi dua periode, periode pertama pada tahun 1990-1997 volume ekspor karet diatas dua ribu ton . Sementara pada periode
kedua dari tahun 1998-2007 volume ekspor karet dibawah dua ribu ton. Secara lengkap data perkembangan volume ekspor karet di indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2007 mengalami fluktuasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel IV.10. Volume ekspor karet
Sumber: Dep perkebunan,FAO,Bank Indonesia, 2007