• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS II SDN UMBULWIDODO DALAM MATA PELAJARAN IPS MATERI MEMBUAT SILSILAH KELUARGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20092010 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS II SDN UMBULWIDODO DALAM MATA PELAJARAN IPS MATERI MEMBUAT SILSILAH KELUARGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20092010 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS II

SDN UMBULWIDODO DALAM MATA PELAJARAN IPS

MATERI MEMBUAT SILSILAH KELUARGA SEMESTER

GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Lesty Ingriyanti NIM : 081134163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang aku cint a dan selalu

memberi kasih sayang, perhatian, dorongan dan semangat di set iap gerak

langkahku :

I bu dan Ayahku t ercint a.

K akakku (M as Andhy) dan Adikku (D ek Shint a) t ercint a.

K akek dan Nenekku tercint a.

Sahabat dan t eman-t emanku

(5)

v MOT T O

Doa adalah nyanyian hat i

yang selalu dapat m em buka jalan

t erbang ke singgasana Tuhan

m eskipun

t erhimpit di dalam t angisan seribu jiwa

( Kahlil Gibran )

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS II SDN UMBULWIDODO DALAM MATA PELAJARAN IPS MATERI MEMBUAT

SILSILAH KELUARGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

Lesty Ingriyanti Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian dilatarbelakangi oleh penemuan dimana sebagian besar dari siswa kelas II SDN Umbulwidodo masih mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPS khususnya dalam materi membuat silsilah keluarga. Hal ini terlihat dari nilai ulangan dengan rata-rata kelas 4,31 yang masih jauh dari KKM yaitu 6,80. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan belajar mata pelajaran IPS materi membuat silsilah keluarga siswa kelas II SDN Umbulwidodo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian dilaksanakan di SDN Umbulwidodo pada semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas II di SDN Umbulwidodo yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan media gambar sebagai alat bantu siswa dalam membuat silsilah keluarga. Pada siklus I digunakan media gambar tidak berwarna sedangkan pada siklus II digunakan gambar berwarna. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan alat ukur tes. Peningkatan kemampuan belajar siswa diukur dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media gambar dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat silsilah keluarga dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada awalnya 4,31 naik menjadi 6,61 pada siklus I dengan presentasi ketuntasan belajar 60% dan meningkat menjadi 7,80 pada siklus II dengan presentasi ketuntasan belajar 77% dari jumlah seluruh siswa.

(9)

ix

ABSTRACT

ENHANCING THE LEARNING ABILITY OF CLASS II UMBULWIDODO ELEMENTARY SCHOOL LESSON IN LINEAGE FAMILY FOREIGN SOCIAL SCIENCES EVEN MAKE A LESSON YEAR

2009/2010 BY USING MEDIA IMAGES Lesty Ingriyanti

Sanata Dharma 2010

The research was motivated by the discovery of where most of the students of class II SDN Umbulwidodo that still difficulties in social science subjects, especially in create the material a family pedigree. This can be seen from the replicates with an average of 4.31 classes that are still far from KKM is 6.80. This research aimed to determine whether the study by using image media can improve learning ability and social studies subject matter create a family tree second grade students of SDN Umbulwidodo Even Semester Academic Year 2009/2010.

Research conducted in the second semester SDN Umbulwidodo Academic Year 2009/2010. In this study, which became the subject of research is the second year student at SDN Umbulwidodo which amounts to 30 students consisted of 16 male students and 14 female students. This study uses the media image as a tool for students to create family tree. In cycle I used a media image is not colored while in the second cycle is used in color image. Data collection techniques by using a test gauge. Improving students' learning ability is measured by the average value obtained by the student class.

The results showed that media images can help improve students' skills in making fine family tree. This is evidenced by the increase in the average value of 4.31 at first class rose to 6.61 in cycle I with mastery learning presentation 60% and increased to 7.80 on the second cycle mastery learning presentation 77% of all students.

Therefore, it can be concluded that media images can enhance the ability of subjects of social studies materials students create family genealogy class II SDN Umbulwidodo semester 2009/2010 academic year.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mata Pelajaran IPS Materi Membuat Silsilah Keluarga Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas II SDN Umbulwidodo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Dalam mempersiapkan dan menyusun skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan dan dukungan dari :

1. Drs. T Sarkim,M.Ed,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan selaku pembimbing I, terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dalam selesai.

3. Rusmawan,S.Pd. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.

(11)

xi

5. Seluruh keluarga besar SDN Umbulwidodo yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen PGSD yang telah membimbing dan membagikan ilmu kepada saya sehingga bisa meraih gelar sarjana dengan lancar.

7. Ibu dan Ayahku tercinta yang tidak putus-putusnya selalu memberi doa, nasehat, dan dukungan serta kesabaran dalam mendidik saya selama ini. 8. Kakakku (Mas Andhy) dan adikku (Dek Shinta) makasih atas doa dan

pengertiannya.

9. Kakek (Alm), Nenek Hartowiyono dan Nenek Sudiraharjo, terima kasih atas doanya.

10. Sahabat-sahabatku, Ria, Neti, Kak Titus, Kak Ranto, Mbak Ana, Mbak Putri, dan lainnya terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian semua.

11. Teman-teman PGSD A dan B makasih atas hari-hari yang menyenangkan selama kuliah.

Terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu hanya Tuhan yang akan membalas. Skripsi ini masih jauh dari sempurna maka saran dan kritik sangat diperlukan untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 16 Juni 2010

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... iv

HALAMAN MOTTO ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………... vii

ABSTRAK ………. viii

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….. xii

DAFTAR TABEL ……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Batasan Masalah ……….. 2

C. Rumusan Masalah ……… 3

D. Batasan Pengertian ………... 3

E. Pemecahan Masalah ………. 4

F. Tujuan Penelitian ………. 4

G. Manfaat Penelitian ……… 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuat Silsilah Keluarga ……… 6

B. Media Gambar ………. 8

C. Pembelajaran Tematik ………. 26

D. Kerangka Berpikir ……… 28

(13)

xiii BAB III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian ……… 31

1. Waktu Penelitian ... 31

2. Tempat Penelitian ... 31

3. Obyek Penelitian ... 31

4. Subyek Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ……… 32

1. Jenis Penelitian ... 32

2. Rencana Tindakan ... 33

3. Instrumen Penelitian ... 37

4. Data dan Teknik Pengumpul Data ... 38

5. Teknik Analisis Data ... 40

C. Jadwal Penelitian ……… 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 44

B. Pembahasan ……… 48

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……… 56

B. Saran ……….. 56

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Penelitian ………. 32

Tabel 2 Pengumpulan Data dan Evaluasi ……….. 39

Tabel 3 Kualifikasi Koefisien Korelasi ……….. 41

Tabel 4 Jadwal Ujian ………. 43

Tabel 5 Ketuntasan Nilai Siklus I ……….. 45

Tabel 6 Ketuntasan Nilai Siklus II ………. 47

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ………... 59

Lampiran 2 RPPH ………... 70

Lampiran 3 RPP ……….. 76

Lampiran 4 LKS ………. 84

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal ………... 93

Lampiran 6 Instrumen Pengumpul Data ……… 95

La..mpiran 7 Uji Validitas Instrumen ………. 101

Lampiran 8 Uji Reliabilitas Instrumen ………... 121

Lampiran 9 Tabel Harga Kritis ……… 125

Lampiran 10 Media Gambar ………... 126

Lampiran 11 Dokumentasi ……….. 128

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ……… 135

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan membuat silsilah keluarga adalah salah satu materi dalam mata pelajaran IPS yang merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga itu sendiri maupun di lingkungan masyarakat, misalnya untuk data siswa di sekolah, mengetahui jumlah keluarga besar, mengetahui hubungan kekerabatan, mengetahui garis keturunan, membuat kartu keluarga, dan lain-lain.

Seharusnya di kelas II siswa sudah mengetahui dan dapat membuat silsilah keluarganya masing-masing dengan baik dan benar. Namun kenyataannya sebagian besar siswa kelas II SD N Umbulwidodo semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010 masih mengalami kesulitan dalam materi IPS tersebut khususnya pada materi membuat silsilah keluarga dengan baik. Hal itu ditunjukkan oleh hampir semua siswa tidak mampu membuat silsilah keluarga. Skor rata-rata ulangan IPS untuk membuat silsilah keluarga nilai rata-ratanya berkisar pada angka 4,31 yang masih di bawah harapan yaitu minimal dalam KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 6,80. Kemungkinan penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media yang memadai, guru kurang kreatif dalam merancang pembelajaran, pembelajaran hanya dilakukan dengan ceramah, dan siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

(17)

Masalahnya adalah memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dalam membuat silsilah keluarga. Penulis ingin mencoba meningkatkan kemampuan tersebut dengan melakukan pembelajaran dengan bantuan media gambar. Peneliti menggunakan media gambar karena diduga dengan media gambar siswa akan lebih mudah dalam membantu siswa untuk membuat silsilah keluarga sebagai wakil dari anggota dari keluarga. Selain itu siswa juga lebih cenderung menyukai gambar.

B. Batasan Masalah

Tidak mungkin mengatasi masalah tersebut dalam waktu singkat dengan memperhatikan semua kemungkinan penyebabnya. Untuk siswa kelas II SDN Umbulwidodo semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010 dibatasi pada mata pelajaran kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga yaitu dalam materi silsilah keluarga saja. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi hanya pada usaha peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran IPS khususnya dalam materi membuat silsilah keluarga dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan tersebut juga bervariasi antara lain media gambar, foto, bagan, lukisan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini media yang digunakan dibatasi pada media gambar.

(18)

Indonesia. Penelitian ini mata pelajaran IPS kompetensi dasar mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat dan 7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (15-20 kalimat) yang dibaca dalam hati. Ketiga kompetensi dasar tersebut dikaitkan dengan sebuah tema yaitu “Kegiatan Sehari-hari”.

C. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas II di SD N Umbulwidodo dalam mata pelajaran IPS materi membuat silsilah keluarga Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010?

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah yang akan dipakai penulis memberikan batasan pengertian sebagai berikut:

(19)

2. Media gambar adalah benda visual dua dimensi yang merupakan gambaran dari orang, tempat atau sesuatu kejadian atau secara singkat potret dari macam-macam obyek dan peristiwa.

3. Kemampuan belajar siswa dalam membuat silsilah keluarga adalah prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari ulangan tentang membuat silsilah keluarga.

E. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah rendahnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS materi membuat silsilah keluarga untuk kelas II siswa SDN Umbulwidodo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar yang pelaksanaan pembelajarannya diusahakan sebanyak mungkin siswa terlibat.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

(20)

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara teroritis hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan membuat silsilah keluarga dengan media gambar.

2. Secara praktis:

a. Bagi penulis sendiri merupakan pengalaman berharga dalam penggunaan media gambar untuk membuat silsilah keluarga.

b. Bagi rekan-rekan guru diharapkan dapat menjadi bahan referensi penelitian tindakan kelas untuk silsilah keluarga dengan media gambar.

(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Belajar Membuat Silsilah Keluarga 1. Kemampuan Belajar

Kemampuan adalah kesanggupan dan kecakapan melakukan sesuatu (KBBI, 1976). Sedangkan belajar adalah proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu mengadakan interkasi dengan lingkungan (Sunaryo Kratadinata,dkk,2002;47). Untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa, guru melakukan pengukuran hasil belajar siswa dengan cara mengadakan tes setelah pembelajaran. Rata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran IPS semester II tahun pelajaran 2008/2009 adalah 4,31 yang diperoleh dari sebagian kecil siswa yang nilainya di atas rata-rata dan sebagian besar di bawah nilai rata-rata.

Kemampuan belajar dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan jumlah siswa yang tuntas belajar. Untuk pengukuran kemampuan siswa, peneliti menggunakan kriteria ketuntasan belajar yaitu siswa dikatakan tuntas belajar dengan nilai tes minimum 6,80 sesuai dengan KKM mata pelajaran IPS di SDN Umbulwidodo dan kurang dari nilai tesebut bisa dikatakan tidak tuntas. Sedangkan target yang akan dicapai dalam menentukan prestasi belajar adalah 65% dari jumlah siswa kelas II SDN Umbulwidodo dengan rata-rata nilai hasil tes 6,80. Nilai tes siswa diperoleh dengan menghitung skor tes siswa.

(22)

Pembelajaran yang dilakukan dengan media gambar diharapkan lebih dapat menumbuhkan semangat anak untuk belajar sehingga bila nilai rata-rata kelas dapat bertambah untuk memenuhi maupun melebihi nilai KKM mata pelajaran tersebut.

2. Silsilah Keluarga

Silsilah keluarga adalah asal usul atau sejarah dari suatu keluarga. Silsilah keluarga ini dimulai dari awal mula suatu keluarga (nenek moyang) sampai dengan cucu (cicit). Dalam hal ini silsilah keluarga sangatlah luas jika tidak dibatasi dari tingkat generasi tertentu sampai ke tingkat tertentu yang lebih rendah, apalagi ini untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Jika kita harus mencari tahu tentang asal muasal keluarga mulai dari yang paling pertama sampai ke generasi kita, itu sangatlah sulit dan rumit. Karena belum tentu kita mengetahui orang-orang generasi kita yang terdahulu. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi silsilah keluarga mulai dari kakek nenek sampai generasi siswa itu sendiri.

(23)

3. Kemampuan Belajar Membuat Silsilah Keluarga

Kemampuan belajar adalah kesanggupan dan kecakapan dalam merubah perilaku setelah individu berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan silsilah keluarga adalah asal usul atau sejarah dari suatu keluarga. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar membuat silsilah keluarga adalah perubahan perilaku siswa dalam kesanggupan atau kecakapan melakukan atau membuat asal-usul dari suatu keluarga setelah berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah tentang kemampuan belajar anak dalam membuat silsilah keluarga. Sehubungan dengan indikatornya yaitu kemampuan siswa berarti alat untuk mengambil kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan rata-rata nilai kelas. Jadi dalam hal ini, yang dimaksud dengan kemampuan siswa membuat silsilah keluarga adalah nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari ulangan tentang membuat silsilah keluarga.

B. Media Gambar

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

(24)

Indonesia, kata “medium” diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber dan penerima (Dientje Borman Rumampuk, 1988:3). Contoh dari media adalah radio, foto, rekaman, film, televisi, dan sebagainya yang dapat menyampaikan pesan, gagasan maupun ide pada orang lain.

Menurut Santoso S (Dalam John D. Latuheru,1988:13) media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide atau gagasan yang dikemukakan itu bisa sampai pada penerima. Ide yang disampaikan oleh sumber atau penyampai dengan ide yang diterima oleh penerima sama. Mc. Luhan (dalam John D. Latuheru,1988:13) mengartikan bahwa media adalah saluran (channel) yang menyampaikan pesan (informasi) dari sumber kepada

penerima pesan itu.

Dari beberapa pengertian tersebut John D. Latuheru (1988:14) menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga belajar) dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka atau semuanya.

(25)

komponen media di antaranya yaitu (1) bahan (material) yaitu pesan yang akan disajikan; (2) alat yaitu piranti untuk menyajikan pesan, (3) teknik atau metode yaitu prosedur yang dilakukan untuk menyiapkan alat bahan, orang dan lingkungan agar pesan tersajikan; dan (4) yaitu suasana yang memungkinkan proses belajar berlangsung.

b. Jenis-Jenis Media

Untuk meningkatkan mutu belajar mengajar seorang guru seharusnya harus menggunakan media sebagai channel. Melalui channel siswa dapat dijadikan rangsangan bagi siswa dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa, menarik perhatian dan merangsang respons siswa pada suatu mata pelajaran. Channel tersebut ditentukan setelah guru berkomunikasi dengan siswa agar channel yang digunakan sesuai dan cocok dengan keadaan siswa.

Untuk itu guru perlu mengetahui jenis-jenis media, selain dapat memilih salah satu jenis media, guru juga dapat menggabungkan beberapa jenis media. Dalam hal ini Dientje Borman Rumampuk (1988;28) memaparkan jenis-jenis media, di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Media Gambar Diam

(26)

macam-macam obyek atau peristiwa. Terdiri dari grafik. chart, peta, diagram, poster, dan kartun.

2) Media Papan

Media papan adalah media yang menggunakan papan sebagai sarana komunikasi dipakai untuk menyampaikan informasi dan ide.

3) Media dengan Proyeksi (Media yang disorotkan)

Adalah media yang penyajiannya menggunakan proyektor. 4) Real Materials, People (Benda Asli dan Orang)

Adalah benda-benda tiga dimensi. 5) Model

Adalah media tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda sama dengan benda asli.

6) Spesimen

Adalah obyek yang menyajikan sekelompok benda yang sama. 7) Mocks-up

Adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu benda asli.

8) Diorama

(27)

9) Laboratorium di Luar Sekolah

Adalah suatu daerah tempat belajar di luar kelas atau berbatasan dengan sekolah yang cocok untuk studi lingkungan.

10) Museum

Adalah suatu lembaga yang mengumpulkan dan menyimpan serta memelihara obyek-obyek yang asli dan specimen dan menggunakan mereka untuk penelitian bagi kepentingan pendidikan dan peragaan pendidikan.

11)Community Study

Adalah kegiatan anak untuk terjun secara langsung di lapangan. 12)Walking Trips

Adalah dengan menyaksikan demonstrasi dari macam-macam kegiatan dari pekerjaan-pekerjaan masyarakat.

13)Field study

Adalah termasuk perjalanan dengan kendaraan atau ke daerah-daerah yang jauh/sunyi.

14) Dikunjungi Manusia Sumber 15)Speial Learning Trips

Maksudnya adalah penciptaan situasi belajar jika keadaan memungkinkan.

16) Televisi

(28)

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Dengan media gambar ini siswa diharapkan dapat membuat dan memahami suatu silsilah keluarga dengan baik.

c. Fungsi Media

Media digunakan dalam pembelajaran mempunyai beberapa tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa. Dengan media, guru menjadi lebih mudah untuk menyampaikan materi yang diberikan kepada siswa sedangkan siswa dapat lebih mudah menangkap materi dengan bantuan media yang diberikan guru. Menurut Oemar Hamalik (1989:12) media memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi Edukatif

Media memiliki fungsi edukatif yaitu mendidik karena media memberikan pengaruh pendidikan, memberikan nilai yang baik kepada masyarakat baik itu di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas. Karena dalam pendidikan itu semua bersifat positif dan memberikan arah yang baik bagi siswa.

2) Fungsi Sosial

(29)

memupuk rasa persatuan dan saling menghargai dikalangan anggota masyarakat.

3) Fungsi Ekonomis

Penggunaan media komunikasi pada masyarakat maju dikerjakan secara intensif, dipergunakan untuk meningkatkan kepentingan ekonomisnya.

4) Fungsi Politis

Maksud dari politik di sini adalah untuk pembangunan. Seberapa partisipasi masyarakat itu bergantung pada tingkat pemahaman dan sikap masyarakat terhadap pembangunan dengan peranan media.

5) Fungsi Seni Budaya

Berkat kemajuan dalam bidang teknologi kemediaan secara cepat dan mantap mendorong perubahan pada hampir semua dimensi kebudayaan manusia.

Dilihat dari penggunaannya ada 3 (tiga) kecenderungan umum untuk penggunaan media yaitu :

- yang dapat dipakai secara massa misal radio, televisi;

- yang dapat dipakai dalam kelompok, kecil maupun besar, misal film, slide, OHP, video, tape, dll;

(30)

d. Media yang Baik

Dalam memilih media kita memerlukan suatu kriteria-kriteria untuk menentukan media yang baik. Kriteria tersebut dapat dilihat secara fisik maupun dari kegunaannya. Sleeman and Cobun (Dalam Dientje Rumampuk,1988;19) memaparkan beberapa kriteria umum dalam pemilihan media yaitu:

1) Tujuan Instruksional

Hendaknya media dapat menunjang tujuan instrusional yang telah disusun.

2) Validitas

Hendaknya media itu valid/sahih, dapat digunakan untuk mencapai suatu hasil belajar yang sebaik-baiknya dan efektif, seperti yang telah disampaikan pada tujuan khusus.

3) Kualitas Visual

Hendaknya media sedapat mungkin kelihatan jelas, tepat dan disertai penjelasan yang berarti sebanyak mungkin sehingga dapat memberikan kemampuan persepsi dan pengertian yang dimaksud.

4) Kualitas Pendengaran

(31)

5) Ciri-ciri Respons

Media yang dipilih dapat memberikan respon secara terbuka dari siswa agar guru dapat mengetahui apakah kegiatan belajar itu berhasil atau tidak.

6) Program yang Terstruktur

Media diusahakan agar sejalan dengan program yang telah tersusun.

7) Kesesuaian dengan Kehendak Siswa

Media relevan dengan keadaan siswa sehingga dapat diterima baik.

8) Ketetapan Waktu

Media cocok dengan waktu yang disediakan agar kegiatan belajar tidak terhalang oleh karena hambatan waktu yang tidak cukup.

9) Karakter Siswa

Media disesuaikan dengan karakter siswa agar hasil belajar optimal.

10) Mudah diperbaiki

Media tidak mudah rusak dan mudah diperbaiki. 11) Nilai Praktis

Memilih media harus dipertimbangkan nilai praktisnya. 12) Ketersediaan

(32)

13) Keusangan

Media itu masih diproduksi atau tidak, atau telah ada yang baru yang lebih efektif dan efisien.

e. Manfaat Media

Media memiliki beberapa manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung dirasakan oleh guru ataupun siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Latuheru (1988:23) media memiliki manfaat sebagai berikut ini :

1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran.

2) Media pembelajaran mengurangi bahkan dapat menghilangkan adanya verbalisme.

3) Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik. 4) Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar

yang sulit diperoleh dengan cara yang lain.

5) Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.

6) Media pembelajaran membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami.

(33)

8) Media pembelajaran menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.

9) Media pembelajaran mengatasi hal/peristiwa/kejadian yang sulit diikuti dengan indera mata.

10) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam sekitar mereka.

2. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

(34)

b. Alasan Penggunaan Gambar

Media gambar memiliki nilai-nilai pendidikan yang tidak kalah menarik dari media yang lain. Tetapi tidak semua gambar juga dapat memberikan nilai-nilai pendidikan, jadi guru harus selektif dalam memberikan media kepada anak. Agar media yang digunakan benar-benar memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuannya. Setiap media yang kita gunakan dalam suatu pembelajaran, pasti memiliki alasan-alasan tertentu. Ada berbagai macam alasan mengapa gambar digunakan dalam suatu pembelajaran. Oemar Hamalik (1989:63) mengungkapkan alasan sebagai dasar penggunaan gambar sebagai berikut:

1) Gambar bersifat konkret

Dengan media gambar siswa dapat melihat jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas. Selain dengan kata-kata guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan melalui gambar.

2) Gambar mengatasi batas waktu dan ruang

(35)

membawa siswa ke pantai yang sebenarnya. Demikian juga tentang sejarah, peristiwa-peristiwa seperti apa yang terjadi pada zaman sejarah, peninggalan-peninggalan kuno yang siswa belum pernah mengenal dan melihatnya.

3) Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia

Benda-benda yang kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata, dibuat fotografinya sehingga dapat dilihat dengan jelas. Misalnya: hewan bersel satu (amoeba).

4) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah

Hal ini sangat bernilai terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Misalnya : untuk membedakan ciri-ciri suatu binatang. 5) Gambar-gambar mudah didapat dan murah

Untuk sekolah yang dananya terbatas atau yang sama sekali tidak mampu, gambar bernilai ekonomis, menguntungkan, dan meringankan beban sekolah.

6) Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok siswa.

Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh kelas, bahkan seluruh sekolah.

c. Memilih Media Gambar yang Baik

(36)

Oemar Hamalik (1989:67) mengungkapkan ada beberapa kriteria dalam memilih media gambar yang baik di antaranya sebagai berikut :

1) Keaslian gambar

Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tidak diharapkan. Misalnya, gambar yang palsu dikatakan asli.

2) Kesederhanaan

Gambar itu sederhana dalam warna menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai anak-anak menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar tadi.

3) Bentuk item

Hendaknya pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek-objek dalam gambar. Misalnya, gambar pada majalah, surat kabar, dan sebagainya. Bentuknya telah dikenal oleh anak.

4) Perbuatan

(37)

5) Fotografi

Anak-anak dapat lebih tertarik pada gambar-gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional. Misalnya, terlalu terang atau terlalu gelap. Kekurangan dalam hal pengalaman fotografi tidak akan mengurangi nilai kegunaannya. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.

6) Artistik

Segi artistik pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai gambar tersebut. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Gambar yang bagus belum tentu efektif, mungkin anak-anak lebih senang pada gambar-gambar yang kelihatannya tidak bagus seperti lapangan luas, batu karang, dan sebagainya dan ini menjadi efektif.

Kriteria-kriteria di atas digunakan untuk menilai apakah suatu gambar efisien atau tidak digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Gambar sebagai media pendidikan akan berhasil efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai, dan teknik penggunaan dalam situasi belajar.

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

(38)

Latuheru (1988:41) mengungkapkan beberapa keuntungan dari media gambar yang diuraikan sebagai berikut:

1) Keuntungan Media Gambar

a) gambar diam dapat menerjemahkan ide-ide yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang lebih realistik;

b) gambar diam dengan mudah dapat ditemukan dalam buku-buku pelajaran, majalah, surat kabar, kalender, di perpustakaan, dan lain-lain.

c) mudah menggunakannya;

d) dapat digunakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan; e) menghemat waktu dan tenaga guru, dan gambar juga

menarik perhatian siswa. 2) Kerugian

a) Kadang-kadang terlalu kecil ukurannya untuk digunakan pada kelompok siswa yang cukup besar. Memang suatu gambar dapat diperbesar, tetapi hal itu tentu memerlukan suatu proses, dan biaya yang cukup besar pula;

b) pada umumnya hanya dua dimensi yang nampak pada suatu gambar, sedangkan dimensi yang lainnya tidak jelas; c) tidak dapat memperlihatkan suatu pola gerakan secara utuh

(39)

d) tanggapan bisa berbeda terhadap gambar yang sama. e. Pemakaian Gambar di Kelas

Gambar diam banyak sekali digunakan dalam kelas. Gambar atau foto dapat digunakan dalam berbagai cara. Gambar yang dibuat oleh guru maupun dibuat oleh siswa dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk membantu dalam hal mengajar pokok-pokok pelajaran tertentu. Gambar-gambar atau foto-foto yang diambil atau dibuat saat mengadakan karya wisata dapat merupakan sumber informasi yang sangat baik/berguna pada kegiatan selanjutnya di kelas. Siswa dapat mengerti bahwa gambar yang terdapat dalam buku pelajaran tidak ada hiasannya (karena banyak yang tidak berwarna), hanya sebagai bahan pelengkap.

Kemampuan untuk menangkap/membaca gambar dalam buku termasuk juga tujuan pembelajaran, sebagai rangsangan (motivasi) terhadap para siswa untuk belajar. Kualitas dan kuantitas daripada gambar-gambar yang terdapat dalam buku termasuk salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam hal memilih buku.

(40)

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan gambar:

1) Gunakanlah gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa (isi, ukuran, dan warna).

2) Saat memegang/memperlihatkan gambar, usahakan agar gambar tersebut jangan sampai bergerak.

3) Hindari penggunaan gambar dalam jumlah dan jenis yang terlampui banyak, sebab hal ini cenderung membingungkan siswa. Kecuali jika ingin membandingkan beberapa gambar, maka perlihatkanlah gambar itu satu persatu agar perhatian siswa hanya tertuju pada gambar yang sedang diamati.

4) Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa pertanyaan langsung sehubungan dengan gambar tersebut; misalnya: mengapa arsitektur bangunan ini menggunakan batu bata/mengapa tidak menggunakan rangka besi pada bangunan ini?

5) Jika ingin memperlihatkan gambar pada siswa tanpa pengawasan secara khusus dari guru, usahakan agar ada keterangan tertulis pada bagian bawah dari gambar tersebut. Keterangan tersebut harus singkat tetapi jelas (tidak membuat siswa bingung dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri atau pada orang lain).

(41)

jawabannya dengan kertas. Biarkan setiap siswa menguji sendiri kebenaran jawaban mereka dengan membandingkannya dengan jawaban yang telah disiapkan oleh guru.

C. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya (Puji Purnomo,2006:1). Untuk membuat kegiatan yang lebih bermakna, keterpaduan tersebut diikat dengan tema. Dalam hal ini tema merupakan subyek suatu pembicaraan, dipakai sebagai sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep secara utuh kepada peserta didik.

Tujuan penggunaan tema dalam pembelajaran tematik bertujuan untuk 1. menyatukan isi kurikulum dalam kesatuan yang utuh,

2. memperkaya kosakata siswa,

3. menjadikan pembelajaran lebih bermakna,

4. anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

(42)

1-3 SD lebih mengacu pada model keterpaduan antar semua aspek/mata pelajaran (unit). Sedangkan keterpaduan antar aspek dalam satu mata pelajaran dikembangkan di kelas 4-6 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS, dan IPA.

Dalam makalah yang dituliskan oleh Puji Purnomo (2006;2) terdapat beberapa karakteristik pembelajaran tematik atau terpadu di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berpusat pada anak.

2. Memberikan pengalaman langsung pada anak.

3. Pemisahan antar bidang pengembangan/aspek/mata pelajaran tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai aspek/mata pelajaran dalam suatu pembelajaran (holistik).

5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (bermakna).

(43)

1. Tidak terlalu luas, tapi mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak bidang pengembangan psikologi anak.

2. Harus bermakna, dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi anak untuk belajar selanjutnya.

3. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak.

4. Mempertimbangan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat. 5. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

D. Kerangka Berpikir

Penggunaan media dalam suatu kegiatan belajar mengajar bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien dengan demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Seorang guru harus berusaha agar materi yang diberikan atau disampaikan oleh guru dapat diserap, dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik. Untuk memudahkan siswa dalam menyerap, mengerti dan memahami dalam setiap pembelajaran di kelas guru harus menyediakan media sebagai channel agar siswa dapat sebanyak mungkin menggunakan alat indera yang mereka miliki secara semaksimal mungkin.

(44)

Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan media gambar untuk membuat serta memahami silsilah keluarga dengan baik.

Demikian juga penggunaan media gambar dalam suatu proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu siswa untuk mengerti dan memahami materi silsilah keluarga. Media gambar merupakan salah satu media yang sangat diminati oleh anak-anak, termasuk juga siswa-siswi sekolah dasar. Selain siswa juga lebih tertarik, dan dengan ketertarikannya tersebut diharapkan siswa juga akan lebih mudah untuk memahami suatu konsep dengan bantuan media gambar.

Misalnya saja untuk menerangkan materi kenampakan alam, seperti waduk, gunung, sungai, danau, rawa, laut, pantai, sawah, dan sebagainya. Untuk siswa yang tinggal di pegunungan mungkin belum mengetahui apa itu laut dan pantai, begitu sebaliknya mungkin siswa yang tempat tinggalnya di tepi pantai belum mengetahui apa itu rawa, danau. Dengan hanya guru menerangkan tanpa siswa mempunyai gambaran tentang kenampakan alam tersebut pengetahuan siswa menjadi kurang utuh. Media gambar digunakan untuk memperjelas pengetahuan siswa tanpa perlu siswa datang langsung ke tempat kenampakan alam yang dimaksudkan. Selain itu dengan media gambar siswa akan dapat membedakan kenampakan alam yang satu dengan yang lain, misalnya membedakan rawa dan danau.

(45)

mencoba mengaitkan mata pelajaran IPS dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui membaca suatu cerita tentang silsilah keluarga siswa diharapkan mampu mengetahui lebih jauh tentang silsilah keluarga.

E. Hipotesis Tindakan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 melalui dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus dilakasanakan dua kali pertemuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Umbulwidodo yang terletak di Dusun Grogolan, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini adalah sekolah negeri yang berada di desa. Secara umum sekolah ini kurang memiliki fasilitas dan media pembelajaran yang cukup serta tergolong sekolah yang berkembang dan merupakan Sekolah Dasar inti dari Gugus III Umbulmartani Ngemplak yang mengampu 3 (tiga) Sekolah Dasar yaitu SDN Jaten, SDN Ngemplak 2, dan SDN Krawitan serta SDN Umbulwidodo sendiri.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN Umbulwidodo tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 14 perempuan dan 16 laki-laki. Siswa kelas II SDN Umbulwidodo memiliki kemampuan yang kurang dalam membuat silsilah keluarga maupun

(47)

untuk memahaminya. Hal ini diketahui dari nilai rata-rata ulangannya masih di bawah KKM.

4. Sasaran Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa jauh hasil belajar siswa SDN Umbulwidodo tahun pelajaran 2009/2010 dalam memahami dan dapat membuat silsilah keluarga dengan benar melalui penggunaan media gambar dilihat dari indikator nilai rata-rata ulangan.

Berdasarkan indikator di atas peneliti kemudian mengumpulkan data tentang kemampuan siswa dalam memahami dan membuat silsilah keluarga pada siswa kelas II SDN Umbulwidodo dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Sasaran Penelitian

No Peubah Indikator Kondisi Awal

Kondisi pada Akhir Siklus I II 1. Membuat

silsilah keluarga

Nilai rata-rata ulangan

4,31 5,80 6,80

B. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah,2001:11).

(48)

berbeda. Pada siklus I dalam pembelajarannya menggunakan media gambar yang tidak berwarna dan siklus II menggunakan media gambar yang berwarna. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS pada materi membuat dan memahami silsilah keluarga dengan menggunakan media gambar bagi SDN Umbulwidodo.

2. Rencana Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada tema ”Kegiatan Sehari-hari” pada pertemuan ke-3, 4, 9, dan 10 karena keterbasan waktu. Penelitian siklus I dilaksanakan pada pertemuan 3 dan 4 yaitu tanggal 24-25 Februari 2010 dengan menggunakan media gambar tidak berwarna. Sedangkan penelitian siklus II dilaksanakan pada pertemuan 9 dan 10 yaitu tanggal 3-4 Maret 2010 dengan menggunakan media gambar berwarna.

a. Persiapan

1) Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Umbulwidodo untuk melakukan kegiatan penelitian.

2) Melakukan observasi pada siswa kelas II untuk mengetahui kemampuan siswa.

3) Identifikasi masalah. 4) Perumusan masalah.

(49)

7) Permintaan izin kepada Dinas Pendidikan daerah setempat untuk melakukan penelitian di SDN Umbulwidodo.

b. Rencana Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I

a) Rencana Tindakan

1) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.

2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.

3) Menentukan materi pokok pembelajaran. 4) Mengembangkan skenario pembelajaran. 5) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. 6) Mengembangkan format penilaian.

7) Menyiapkan media. b) Pelaksanaan Tindakan

1) Mengorganisasikan siswa di kelas. 2) Membagi siswa dalam kelompok.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4) Menyampaikan materi pembelajaran.

(50)

7) Guru membagikan gambar-gambar angggota keluarga yang tidak berwarna.

8) Siswa diminta menyusun gambar yang telah diberikan guru menjadi sebuah susunan keluarga gabung dimulai dari kakek nenek sampai cucunya dengan benar dan tepat.

9) Siswa menampilkan susunan keluarga yang telah disusunnya di depan kelas.

10) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok bersama-sama.

11) Guru memberikan catatan materi.

12) Guru memberikan soal evaluasi tentang silsilah keluarga. c) Observasi

1) Guru menilai hasil tes siswa.

2) Instrumen yang digunakan peneliti adalah tes tertulis. d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selama PBM. 2) Melakukan revisi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. 2. Siklus II

a) Rencana Tindakan

1) Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahannya berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

b) Pelaksanaan Tindakan

(51)

2) Guru membagi siswa dalam kelompok.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4) Menyampaikan materi pembelajaran.

5) Siswa membaca teks bacaan tentang silsilah keluarga dan peran anggota keluarga.

6) Tanya jawab tentang isi teks bacaan.

7) Guru membagikan beberapa gambar anggota keluarga yang berwarna.

8) Siswa diminta menyusun gambar yang telah diberikan guru dengan panduan produk mingggu sebelumnya yang kemudian dipecah menjadi dua keluarga inti.

9) Siswa diminta menampilkan silsilah keluarga yang telah disusunnya di depan kelas.

10) Guru dan siswa membahas hasil kerja siswa bersama-sama. 11) Guru memberikan catatan materi.

12) Guru memberikan soal evaluasi tentang silsilah keluarga. c) Observasi

1) Mencatat hasil tes anak. d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selama PBM. 2) Menganalisis data.

(52)

berbeda. Pada siklus I materinya tentang silsilah keluarga yang anggotanya dari keluarga gabung yaitu gabungan dari dua keluarga inti yang terdiri dari kakek-nenek (orang tua ayah dan ibu) sampai ke cucu. Sedangkan pada siklus II materinya tentang silsilah keluarga inti yang merupakan hasil pecahan dari keluarga gabung pada siklus I yaitu terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sedangkan tindakan yang diberikan adalah pada siklus pertama menggunakan gambar hitam putih/tidak berwarna dan pada siklus II menggunakan gambar berwarna. Rencana pelaksanaan pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Instrumen Penelitian

Dalam penilaian hasil seorang guru menggunakan alat pengukur yang disebut tes. Alat pengukur tersebut dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu tes dan non tes Berdasarkan masalah penelitian, jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Bentuk instrument yang digunakan berupa bentuk tes yaitu bentuk tes pilihan ganda (multiple-choice test) dan tes melengkapi.

(53)

pertanyaan dan sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Sedangkan tes melengkapi berupa suatu pernyataan yang belum lengkap, di mana siswa diminta untuk melengkapi pernyataan tersebut dengan satu kata, satu formula kalimat singkat atau satu angka (Ign. Masidjo,1995:53). Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 6.

4. Data dan Teknik Pengumpul Data

Data adalah nilai-nilai variabel yang diperoleh dari hasil pengukuran suatu teknik pengumpulan data (Supratiknya,2008:1). Data dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya; sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui perantara. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya yaitu dengan melakukan tes awal (pre test) dan tes akhir (post tes).

Berikut merupakan penjelasan tentang pengumpulan data dan evaluasinya :

a. Peubah

Dalam penelitian ini kemampuan belajar siswa dalam membuat silsilah keluarga dengan menggunakan media gambar merupakan hal yang akan diteliti.

b. Indikator

(54)

silsilah keluarga siswa 6,80; maka kemampuan siswa dapat dikatakan baik atau penelitian berhasil. Begitu juga sebaliknya, jika nilai rata-rata membuat silsilah keluarga kurang dari 6,80; maka kemampuan siswa masih kurang baik atau penelitian tidak berhasil.

c. Jenis Data

Jenis data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa kemampuan belajar siswa dalam membuat silsilah keluarga. d. Cara pengumpulan data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan melakukan tes tertulis. e. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar evaluasi.

Tabel 2

Pengumpulan Data dan Evaluasi

No Peubah Indikator Data Pengumpul Instrumen 1. Kemampuan

belajar siswa membuat silsilah keluarga

Nilai rata-rata ulangan

Skor tes

Tes tertulis Lembar evaluasi

Menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa diperoleh dengan membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Rata-rata (Mean) = N

n

(55)

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian tindakan kelas ini adalah analisis kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari hasil post tes pada siklus I dan siklus II dari hasil siswa menyusun gambar menjadi sebuah silsilah keluarga yang tepat dan benar serta hasil tes evaluasi yang diberikan peneliti.

Sebelum membuat soal evaluasi dibuat peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu dengan cakupan beberapa indikator yang ingin dicapai oleh peneliti. Kisi-kisi dibuat sebagai panduan untuk mempermudah dalam membuat soal evalusi yang tepat dan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Peneliti menggunakan 20 soal mencakup beberapa indikator yang ingin dicapai dalam penelitian. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada lampiran 5.

Skor masing-masing soal : - Soal pilihan ganda 1 x 10 = 10 - Soal melengkapi 1 x 10 = 10 Jadi jumlah skor = 20

Nilai = 2

skor jumlah

(56)

sebelum digunakan penelitian diujicobakan terlebih dahulu di kelas yang tingkatnya di atas kelas yang akan menjadi obyek dalam penelitian yang dalam penelitian ini adalah kelas III dikarenakan yang manjadi obyek penelitian adalah kelas II.

Dari beberapa indikator yang telah ditentukan peneliti, peneliti membuat 30 soal yang akan diujikan pada siswa. Namun pada penelitian nanti hanya akan digunakan 20 soal saja, sedangkan 10 soal sisanya digunakan sebagai cadangan bila nanti dalam pengujian soal terdapat soal yang tidak valid. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen adalah menggunakan taraf signifikansi 5 %.

a. Pengujian Validitas

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas item soal evaluasi diukur dengan menganalisis signifikansi hubungan (uji korelasi) antara nomor soal dengan total skor yang didapat oleh masing-masing siswa. Kualifikasi dari koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Kualifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(57)

pengukuran dan hasil validitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran 6.

Dari 30 soal yang diujikan, masing-masing siklus terdapat 20 soal yang memenuhi kriteria validitas, sedangkan 10 soal yang lain tidak memenuhi kriteria validitas. Soal yang memenuhi kriteria validitas adalah soal yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Hasil pengujian validitas instrumen pengumpul data dapat dilihat pada lampiran 7.

b. Pengujian Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas digunakan metode Kuder-Richardson (KR) 21. Reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian (Masidjo,1995:209). Dalam pengukuran reliabilitas ini, peneliti mengukur reliabilitas soal yang valid. Reliabilitas dengan menggunakan KR-21 menggunakan rumus :

2

2 1 t t t t tt S n M n M nS r    

Keterangan rumus : tt

r = koefisien reabilitas t

S = deviasi standar n = jumlah item

t

M = mean

(58)

C. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Dalam persiapan terdiri atas beberapa kegiatan dia antaranya penyusunan kerangka, presentsi kerangka, menyusun laporan, seminar proposal, revisi proposal, seminar proposal, dan bimbingan dosen. Sedangkan pelaksanaanya terdiri dari menyiapkan kelas dan alat, melaksanakan tindakan I dan tindakan II. Tahap terahir yaitu penyusunan laporan yang terdiri dari pemyusumam konsep laporan, perbaikan laporan/bimbingan, penyusunan dalam bentuk artikel, dan ujian.

Jadwal penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2010 dan 25 Februari 2010, sedangkan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2010 dan 4 Maret 2010.

Tabel 4 Jadwal Penelitian

No Kegiatan 1 2 Th. 2010 3 4 5 6

1. Persiapan

Penyusunan Kerangka Presentasi Kerangka Menyusun Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal

Bimbingan dengan Dosen 2. Pelaksanaan

Menyiapkan Kelas dan Alat Melaksanakan Tindakan I Melaksanakan Tindakan II 3. Penyusunan Laporan

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Pelaksanaan Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2010 dan hari Kamis tanggal 25 Februari 2010. Pada siklus I ini peneliti menggunakan media gambar tidak berwarna. Siklus I ini diikuti oleh 30 siswa. Hari pertama siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan waktu 4 x 35 menit (4JP) dan hari kedua siklus I dilaksanakan dengan waktu 4 x 35 menit (4JP).

b. Hasil Penelitian Siklus I

Pengukuran dari siklus I dilakukan dengan alat ukur tes yaitu tes tertulis. Nilai rata-rata yang ingin dicapai pada siklus I ini adalah 5,80 dengan nilai KKM 6,80. Data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel 5.

(60)

Tabel 5

Ketuntasan Nilai Siklus I

No Nama Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 Rezy 7,5 √

2 Yusuf 3,0 √

3 Dita 5,5 √

4 Aulia 7,5 √

5 David 5,8 √

6 Rani 7,5 √

7 Nindya 6,3 √

8 Dino 5,0 √

9 Dedi 4,0 √

10 Voni 7,0 √

11 Dika 3,5 √

12 Tama 8,0 √

13 Nanda 4,8 √

14 Fakhri 8,0 √

15 Nandi 8,5 √

16 Fitri 7,0 √

17 Erika O 6,5 √

18 Agus 7,0 √

19 Fikri 3,5 √

20 Vedo 7,0 √

21 Reza 8,0 √

22 Hanna 9,5 √

23 Yanu 8,0 √

24 Natasya 5,0 √

25 Erika A 7,5 √

26 Erin 7,5 √

27 Putri 8,0 √

28 Nur 7,5 √

29 Gesang Putri 10,0 √

30 Sobari 4,5 √

Jumlah 198,4 18 12

Rata-rata/Persentase 6,61 60% 40%

c. Refleksi Siklus I

(61)

yang kurang memperhatikan penjelasan saat pembelajaran (asyik mengobrol dengan temannya), serta kurangnya teliti dalam mempersiapkan media (ada yang belum diberi perekat). Dengan demikian peneliti akan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pembelajaran dapat berlangsung baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan cara memperbaiki rencana pembelajaran dan mempersiapkan media dengan sebaik mungkin. 2. Siklus II

a. Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 3 Maret 2010 dan hari Kamis tanggal 4 Maret 2010. Hari pertama siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan waktu 4 x 35 menit (4JP) dan hari kedua siklus II dilaksanakan dengan waktu 4 x 35 menit (4JP).

b. Hasil Penelitian Siklus II

(62)

Tabel 6

Ketuntasan Nilai Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 Rezy 9,5 √

2 Yusuf 4,5 √

3 Dita 7,0 √

4 Aulia 9,0 √

5 David 7,5 √

6 Rani 7,0 √

7 Nindya 5,5 √

8 Dino 6,0 √

9 Dedi 7,0 √

10 Voni 6,0 √

11 Dika 6,5 √

12 Tama 8,5 √

13 Nanda 7,0 √

14 Fakhri 9,5 √

15 Nandi 9,0 √

16 Fitri 9,5 √

17 Erika O 9,5 √

18 Agus 3,0 √

19 Fikri 7,5 √

20 Vedo 9,0 √

21 Reza 9,0 √

22 Hanna 9,5 √

23 Yanu 9,5 √

24 Natasya 5,0 √

25 Erika A 10,0 √

26 Erin 9,5 √

27 Putri 9,5 √

28 Nur 8,0 √

29 Gesang Putri 10,0 √

30 Sobari 7,0 √

Jumlah 234 22 7

Rata-rata/Persentase 7,80 77% 23%

c. Refleksi Siklus II

(63)

materi yang diajarkan guru. Pembagian kelompok yang anggota kelompoknya sedikit membuat siswa lebih aktif. Peneliti perlu mengantisipasi kegiatan untuk mengurangi siswa yang melamun di kelas, sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu.

B. Pembahasan

(64)

Tabel 7

Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Nilai Siswa

No Nama KKM Sebelum

Tindakan

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai Tuntas Tidak

Tuntas Nilai Tuntas

Tidak Tuntas

1 Rezy 6,8 7,5 √ 9,5 √

2 Yusuf 6,8 3,0 √ 4,5 √

3 Dita 6,8 5,5 √ 7,0 √

4 Aulia 6,8 7,5 √ 9,0 √

5 David 6,8 5,8 √ 7,5 √

6 Rani 6,8 7,5 √ 7,0 √

7 Nindya 6,8 6,3 √ 5,5 √

8 Dino 6,8 5,0 √ 6,0 √

9 Dedi 6,8 4,0 √ 7,0 √

10 Voni 6,8 7,0 √ 6,0 √

11 Dika 6,8 3,5 √ 6,5 √

12 Tama 6,8 8,0 √ 8,5 √

13 Nanda 6,8 4,8 √ 7,0 √

14 Fakhri 6,8 8,0 √ 9,5 √

15 Nandi 6,8 8,5 √ 9,0 √

16 Fitri 6,8 7,0 √ 9,5 √

17 Erika O 6,8 6,5 √ 9,5 √

18 Agus 6,8 7,0 √ 3,0 √

19 Fikri 6,8 3,5 √ 7,5 √

20 Vedo 6,8 7,0 √ 9,0 √

21 Reza 6,8 8,0 √ 9,0 √

22 Hanna 6,8 9,5 √ 9,5 √

23 Yanu 6,8 8,0 √ 9,5 √

24 Natasya 6,8 5,0 √ 5,0 √

25 Erika A 6,8 7,5 √ 10,0 √

26 Erin 6,8 7,5 √ 9,5 √

27 Putri 6,8 8,0 √ 9,5 √

28 Nur 6,8 7,5 √ 8,0 √

29 Gesang P 6,8 10,0 √ 10,0 √

30 Sobari 6,8 4,5 √ 7,0 √

Jumlah 198,4 18 12 234 27 7

Rata-rata 4,31 6,61 7,80

(65)

Dari tabel 7 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata kelas dari data awal sampai dengan siklus terakhir. Terdapat kenaikan nilai rata-rata kelas dari data awal yaitu 4,31 menjadi 6,61 pada siklus I dan 7,80 pada siklus II. Selain nilai rata-rata kelas dapat juga dilihat perbandingan nilai siswa antara siklus I dengan siklus II. Terdapat banyak siswa yang mengalami peningkatan nilai namun terdapat juga beberapa siswa yang justru mengalami penurunan nilai di antaranya ada empat anak yaitu Rani, Nindya, Voni, dan Agus.keempat siswa tersebut mengalami penurunan nilai. Selain penurunan juga terdapat nilai siswa yang tetap diantaranya adalah Dino, Hanna, dan Gesang Putri. Nilai Hanna dan Gesang Putri tidaklah berpengaruh karena nilainya sudah di atas KKM sedangkan Dino masih di bawah KKM. Menurut pengamatan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran terutama pad siklus II, terdapat beberapa siswa yang hanya terfokus pada pada media gambar yang diberikan. Pada dasarnya hal ini adalah baik, namun karena terlalu besar ketertarikan siswa pada gambar membuat siswa tidak fokus pada penjelasan guru sehingga penjelasan guru kurang dapat diterima oleh siswa dengan baik. Beberapa di antaranya juga kurang aktif dalam kerja kelompok maupun dalam mendengarkan penjelasan dari guru karena terlalu banyak melamun di kelas saat pembelajaran berlangsung meskipun sudah beberapa kali diingatkan dan diperingatan. Hal ini yang membuat nilai beberapa siswa tidak mengalami peningkatan justru mengalami penurunan maupun mendapat nilai tetap..

(66)

siklus I dan siklus II telah tercapai dengan baik sehingga penelitian tidak perlu dilajutkan pada siklus berikutnya.

Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan media gambar yang tidak berwarna. Pada siklus I diperoleh satu siswa yang mendapat nilai 10; satu siswa mendapat nilai 9,5; satu siswa mendapat 8,5; lima siswa mendapat 8,0; enam siswa mendapat 7,5; empat siswa mendapat nilai 7,0; satu siswa mendapat nilai 6,5; satu siswa menadapat nilai 6,3; satu siswa mendapat nilai 5,8; satu siswa menadapat nilai 5,5; dua siswa mendapat nilai 5,0; satu siswa mendapat nilai 4,8; satu siswa mendapat nilai 4,5; satu siswa mendapat nilai 4,0; dua siswa mendapat 3,5 dan satu orang siswa mendapat nilai 3,0. nilai tertinggi yang dperoleh siswa kelas II adalah 10 dengan nilai terendah 3,0. Dari 30 siswa yaitu 60 % dari jumlah siswa kelas II telah mencapai ketuntasan minimal dengan jumlah 18 siswa. Hal ini dikarenakan gambar yang diberikan guru masih hitam putih atau tidak berwarna sehingga gambar menjadi kurang jelas. Hasil tes rata-rata kelas pada siklus I adalah 6,61, dimana nilai tersebut belum mencapai target akhir dari penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

(67)

nilai 4,5; dan satu siswa mendapat nilai 3,0. Pada siklus II ini terdapat 3 siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit, sehingga penilaian pada siswa kelas II dari 30 siswa yang hadir 22 diantaranya telah mendapat ketuntasan minimal dengan jumlah 77 % dari keselurahan siswa. Masih terdapat 7 siswa yang nilainya masih di bawah ketuntasan minimal. Penelitian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 7,80. dengan demikian indikator penelitian telah tercapai sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata ulangan siswa kelas II dari data awal 4,31 kemudian pada siklus I naik menjadi 6,61 hingga mencapai 7,80 pada siklus II. Dengan demikian, hasil penelitian membuktikan hipotesis bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat silsilah keluarga siswa kelas II SD Negeri Umbulwidodo.

(68)

http://karya.ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/6115 tanggal 29

Mei 2010 pukul 22.30).

Demikian juga dengan penelitian Rumiati tentang “Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Gambar Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN Tirtobinangun II Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk” ( Universitas Negeri Malang. 2010 ) yang menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Tirtobinangun II Kabupaten Nganjuk. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang pada pra siklus sebesar 59, meningkat menjadi 64 pada siklus I dan 68 pada siklus II. Ketuntasan kelas dari pra siklus hanya sebesar 22 %, meningkat menjadi 56 % pada siklu I dan 78 % pada siklus II ( diunduh melalui http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/6829 tanggal 4 Juni 2010 pukul

14.03 )

Berdasarkan uraian refleksi di atas, banyak hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti, di antaranya :

1. Perlunya mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi.

2. Pentingnya persiapan yang teliti dan matang agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, baik dari segi rencana pembelajaran, maupun media yang akan digunakan.

3. Pentingnya sumber belajar yang lain untuk menambah pengetahuan siswa. 4. Perlunya memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan apa

(69)
(70)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas II semester genap tahun pelajaran 2009/2010 untuk mata pelajaran IPS materi silsilah keluarga dengan mengggunakan media gambar, dapat ditarik kesimpulan yaitu :

Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas II SDN Uumbulwidodo mata pelajaran IPS materi membuat silsilah keluarga semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini dapat dibuktikan dari data sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kelas ulangan IPS materi membuat silsilah keluarga pada kondisi awal adalah 4,31 dengan jumlah siswa 30 siswa.

2. Pembelajaran siklus I dengan menggunakan media gambar tidak berwarna menghasilkan nilai rata-rata kelas 6,61 dengan jumlah siswa 30 siswa. Sedangkan siklus II menggunakan media gambar yang berwarna menghasilkan nilai rata-rata kelas 7,80 dengan jumlah siswa 30 siswa.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan penelitian ini adalah: 1. Bagi Kepala Sekolah diharapkan dapat lebih memperhatikan dan

memberikan fasilitas media bagi guru yang dapat menunjang proses belajar mengajar di kelas khususnya media gambar.

(71)

2. Bagi guru diharapkan dapat lebih terampil dan kreatif dalam membuat silsilah keluarga dengan menggunakan media dalam pembelajaran agar siswa menjadi tertarik untuk mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. 3. Bagi siswa diharapkan dapat menggunakan media yang disajikan guru

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas II. Jakarta : Erlangga

Borman, Djientje. 1988. Media Instruksional IPS. Jakarta : Depdikbud

Departemen Pendidikan Nasional. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta

Depdiknas. Kurikulum KTSP. 2006 : Jakarta

Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Kartikabudi. 2008. Metode Penelitian (Modul Mata Kuliah Metode Penelitian di

SD). 2008. Yogyakarta : USD

Kartikabudi dan Puji Purnomo. 2008. Buku Kerja Mahasiswa Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas.Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Sanata Dharma.

Kasbolah, Kasiani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Universitas Negeri Malang.

Koentjaraningrat. 1972. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : PT. Dian Rakyat

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta : UI Press

Latuheru, John. 1998. Media Pembelajaran. Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikdud

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Nurhadi dan Hartatik. 2008. Mengenal Lingkungan Sekitar. Bandung : CV Citra Praya

Purnomo, Puji. “Perencanaan Pembelajaran Tematik Untuk Sekolah Dasar Kelas I- III”. (Makalah yang disajikan dalam Lokakarya Guru SD Kelas I-III di Yayasan Tarakanita tanggal 14 Oktober 2006, Yogyakarta) Yogyakarta : USD

(73)

Kartadinata, Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : CV. Maulana.

Supratiknya. 2008. Statistik. (Modul Mata kuliah Statistik). Yogyak

Gambar

Tabel 1 Sasaran Penelitian ………………………………………. 32
gambar karena diduga dengan media gambar siswa akan lebih mudah dalam
gambar yang pelaksanaan
c.gambar.  Untuk sekolah, laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembangkan teori dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam bidang manajemen pendidikan sekolah khususnya dalam pengelolaan program sekolah di SD

[r]

• Providing, as part of a larger grant to an organization, funding for the partner to retain technical assistance in areas such as strategic planning, staff development,

Tapi apa yang terjadi ketika berita itu saya sampaikan pada kawan saya bekas mayor itu, dia cuma menjawab dengan senyum mengejek, “Beberapa hari yang lalu dia minta permisi pada

Berdasdarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat penulis jelaskan bahwa belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Student Teams

Desain Interior TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya dengan menggunakan nuansa islami yang terlihat dari ornamen yang pada dinding dan dengan

Penerbit Politeia, Bogor, Cetak Ulang 1996 hal 88.. 3).Pengaduan dapat dicabut kembali, hanya saja batas pencabutan tersebut tidak ditentukan. 4).Menurut penulis

Dari keterangan tersebut, Imam Abu> Hani>fah berpendapat bahwa kekurangan ( „illat ) yang ada pada orang gila yang menyebabkan tidak diwajibkannya zakat