P
Diaj
ROGRAM
U
Ta
jukan Untuk
Memperole
Progr
Yo
N
STUDI AK
FAKU
UNIVERSIT
YO
i
ahun 2005 –
SKRIPSI
k Memenuhi
eh Gelar Sarj
ram Studi Ak
Oleh:
ohana Prema
NIM: 052114
KUNTANSI
ULTAS EKO
TAS SANAT
OGYAKAR
2009
2007
I
Salah Satu
jana Ekonom
kuntansi
avari
4036
JURUSAN
ONOMI
TA DHARM
RTA
Syarat
mi
N AKUNTAN
MA
iv
Janganlah takut bila menjalani hidup kita
terjatuh karena bila kita jatuh kita akan bangkit
dan melangkah kembali dan kita akan menjadi
lebih kuat dari sebelumnya dan yakinlah bahwa
hidup kita akan menjadi lebih indah dan lebih
baik dari yang sebelumnya kita jalani
vii
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih tak
terhingga kepada:
a.
Tuhan yang senantiasa melimpahkan Cinta dan kasih, perlindungan, dan
tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
b.
Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
c.
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
viii
f.
Bapak, Ibu, dan Mamaku terkasih, Bapak Bambang Siswanto, Ibu Budhi
Setyaningsih dan Mama Budhi Susianingsih yang telah memberikan dorongan
dan senantiasa mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
g.
Tante dan Eyangku tersayang yang selalu sabar dan memberikan semangat
kepadaku
h.
Kakak-Kakakku tercinta, Mbak Dotik, Mbak Niken, Mbak Nita, dan Mas Bayu
yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
i.
Seluruh keluarga besarku yang selalu mendukung dan menyayangiku.
j.
Sahabat-sahabatku dari Kost Primadona: Mpox, Jenong, Party, Hah, Retno,
Etana, Mbak Yus dan semua pendahulu.
k.
Teman-teman kuliahku: Cendol, Santi, Nana, Ari, Renta, Muty, Fega, Tanic,
Windarti, Septi, Anita dan semua mahasiswa Akuntansi’05.
l.
Windarti, Yoga, dan Maria terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama
MPT dan skripsi sehingga skripsi ini bisa diselesaikan (Darti kita selalu bersama
ketika kita mau bimbingan sama bu ninik dan kamu membantu kesulitanku)
m.
Teman-teman semasa MPT: Hepi, Evi, Maria, Windarti, Tanic, Fega, Yoga,
ix
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2009
x
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah...
1
B.
Rumusan Masalah ...
4
C.
Batasan Masalah ...
4
D.
Tujuan Penelitian ...
5
xi
1.
Definisi
Corporate Social Responsibility ...
8
2.
Pengorgnisasian dan Bentuk
Corporate Social Responsibility
Dunia Bisnis di Indonesia ... 9
B.
Pengungkapan ... 11
1.
Definisi Pengungkapan ... 11
2.
Tujuan Pengungkapan ... 11
3.
Pengungkapan Wajib dan Sukarela ... 13
C. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (
Corporate Social
Responsibility
) ... 14
1.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 14
2.
Tujuan dan Alasan Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility ...
15
3.
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial yang
Diungkapkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan ... 17
D.
Return
Saham ... 21
E.
Abnormal Return
... 21
F. Risiko ... 24
xii
K. Pengembangan Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C. Objek Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 33
G. Teknik Analisis Data ... 38
1.
Menghitung Indeks Pengungkapan CSR ... 38
2.
Menghitung Beta ... 38
3.
Menghitung
Price Earnings Ratio ...
38
4.
Menghitung
Return
Saham yang Diukur Dengan Menggunakan
CAR ... 38
5.
Uji Asumsi Klasik ... 38
6.
Menentukan Persamaan Regresi Berganda ... 40
7.
Menguji Hipotesis ... 40
xiii
A. Populasi dan sampel ... 49
B. Analisis Data ... 50
1.
Penghitungan Indeks Pengungkapan CSR ... 50
2.
Penghitungan Beta ... 57
3.
Penghitungan
Price Earnings Ratio ...
57
4.
Penghitungan
Return Saham ...
57
5.
Pengujian Uji Asumsi Klasik ... 58
6.
Penentuan Persamaan Regresi Berganda ... 61
7.
Pengujian Hipotesis ... 62
8.
Hasil pengujian regresi untuk risiko (beta) dan pertumbuhan
perusahaan (
price earning ratio)
... 63
9.
Koefisien Determinasi ... 64
C. Pembahasan ... 65
BAB VI PENUTUP ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
xv
Tabel 2 Rumus Perhitungan Beta Koreksi ... 36
Tabel 3 Rumus
Return
harian pada Masing-Masing Emiten pada Hari ke t 36
Tabel 4 Data Perusahaan Sampel ... 45
Tabel 5 Item Pengungkapan CSR Tema Tenaga Kerja ... 50
Tabel 6 Item Pengungkapan CSR Tema Keterlibatan Masyarakat... 52
Tabel 7 Item Pengungkapan CSR Tema Produk ... 53
Tabel 8 Item Pengungkapan CSR Tema Lingkungan ... 54
Tabel 9 Item Pengungkapan CSR Tema Kesehatan dan Keselamatan Tenaga
Kerja ... 55
Tabel 10 Item Pengungkapan CSR Tema Energi ... 56
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas ... 58
Tabel 12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59
Tabel 13 Batas Nilai Autokorelasi ... 61
Tabel 14 Hasil Uji Autokorelasi ... 61
Tabel 15 Hasil Uji Regresi Berganda ... 61
xvii
Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2007
YOHANA PREMAVARI
NIM : 052114036
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
Semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan
munculnya dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan, membuat perusahaan
dituntut untuk peduli dengan lingkungan dan masalah sosial yang ada di sekitarnya.
Perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah
sosial dan lingkungan dan mengungkapkan informasi mengenai
corporate social
responsibility
(CSR) dalam laporan tahunan. Hal ini terjadi karena semakin
meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat atas perhatian para pelaku dunia
bisnis terhadap lingkungannya, di mana para konsumen mulai memilih produk yang
ramah lingkungan dan sekarang ini investor mulai mempertimbangkan kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan terutama kaitannya dalam pengambilan keputusan
investasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CSR dalam laporan
tahunan terhadap reaksi investor. Penelitian dilakukan terhadap 79 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Dalam penelitian ini reaksi investor dilihat dengan
mengunakan
return
saham yang diukur dengan
cumulative abnormal return
.
Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu risiko yang diukur dengan
beta dan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
price earnings ratio
.
xviii
An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange, 2005-2007
YOHANA PREMAVARI
NIM : 052114036
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2009
Improving society’s awareness toward the importance of environment and the
negative effect upraising that caused by the company, demanded the company to be
more concern with environment and social problems surrounding the company. The
company is demanded to give more attention to environment and social problems and
reveal the information about corporate social responsibility (CSR) in the annual
report. These things happened because of the increasing of public awareness and
concern on businessman impact towards their environment, where all costumers
started to choose friendly environment products and nowdays, investors are starting
to think about companies’concern to the environment mainly in their investment
decision making.
The aim of this research was to find out the influence of CSR in the annual
report toward investor’s reaction. The research was done to 79 manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange. In this research investor’s reaction
was seen using the stock return which was measured by cumulative abnormal return.
This research also used control variable that was risk that measured by beta and
company growth that was measured by price earnings ratio.
1 A. Latar Belakang Masalah
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan
dan munculnya dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap
lingkungan seperti peningkatan limbah dan berkurangnya sumber daya alam
membuat perusahaan dituntut untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan
masalah sosial yang ada di sekitarnya. Awalnya perusahaan bertanggung
jawab pada lingkungannya melalui pemberian lapangan pekerjaan dan
penyediaan barang dan jasa kepada masyarakat. Sekarang perusahaan dituntut
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah sosial dan
lingkungan yang ada di sekitarnya dan mengungkapkan informasi tanggung
jawab sosial perusahaan (yang juga bisa disebut sebagai CSR-Corporate
Sosial Responsibility) dalam laporan tahunan perusahaan. Maka Akuntansi
yang awalnya bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan sekarang
juga bertujuan untuk mengukur dan mengkomunikasikan informasi mengenai
dampak perusahaan terhadap kesejahteraan para pekerja, komunitas dan
lingkungan (Se Tin, 2007).
Dalam Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menimbulkan apa
yang disebut Green Consumerism yaitu timbulnya kesadaran konsumen akan
haknya untuk tidak hanya mendapatkan produk yang layak dan aman tetapi
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sebagaimana tertulis
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998)
paragraph kesembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan
tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial dan dikeluarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang
Perseroan Terbatas oleh pemerintah Indonesia yang dibuat untuk menangani
masalah sosial, semakin menunjukkan bahwa banyak pihak yang semakin
peduli atas pengungkapan CSR.
Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi yang digunakan
para stakeholders untuk mengetahui kondisi keuangan dan pertumbuhan
perusahaan (Supatmi, 2007). Ruang lingkup informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan berupa laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (PSAK No.1),
sekarang ini semakin diperluas dengan memberikan informasi pengungkapan
mengenai CSR yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya.
Hal tersebut terjadi karena meningkatnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat atas perhatian para pelaku dunia bisnis terhadap lingkungannya, di
mana konsumen mulai memilih produk yang dianggap ramah lingkungan dan
sekarang ini para investor mulai mempertimbangkan kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan terutama kaitannya dalam pengambilan keputusan
investasinya (Satyo dalam Supatmi, 2007).
Hasil penelitian di beberapa negara maju membuktikan saat ini investor
lingkungan) dalam proses pengambilan keputusan investasi. Para investor
cenderung menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kepedulian
tinggi dalam masalah sosial dan lingkungan hidup atau perusahaan yang
mempunyai standar tinggi dalam masalah sosial dan lingkungan hidup (Indah
dalam Zuhroh dan Sukmawati, 2003).
Di Indonesia penelitian tentang CSR terhadap reaksi investor masih sedikit
dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Zuhroh dan Sukmawati (2003)
melakukan pengujian empiris untuk mengetahui pengaruh dari luas
pengungkapan sosial terhadap reaksi investor yang dicerminkan melalui
volume perdagangan saham perusahaan yang dikategorikan dalam industri
high profile. Merekamenemukan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan
tahunan perusahaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi
perusahaan yang masuk kategori high profile.
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) yang
melakukan penelitian untuk menguji pengaruh dari tingkat pengungkapan
informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap Earning Response
Coefficient. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan
perusahaan untuk tahun 2005. Mereka menemukan hasil yang mendukung
hipotesa yang diajukan yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan
informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap ERC. Pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap ERC yang
ini mengindikasikan hal yang penting bahwa investor mengapresiasi informasi
CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan.
Melihat penelitian mengenai pengungkapan CSR terhadap reaksi investor
masih sedikit dilakukan serta ingin mengetahui apakah investor menggunakan
informasi CSR dalam keputusan investasinya maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap reaksi
investor. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “PENGARUH
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM
LAPORAN TAHUNAN TERHADAP REAKSI INVESTOR”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang
dibuat yaitu:
Apakah pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan
berpengaruh positif terhadap reaksi investor?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Tema-tema CSR dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tema-tema CSR
menurut Sembiring yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan
kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan
2. Menghitung indeks CSR mengunakan item-item pengungkapan informasi
sosial menurut Sembiring.
3. Untuk mengetahui reaksi investor terhadap CSR dapat diketahui dengan
menggunakan return saham dan mengukur return saham tersebut dengan
menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR).
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris
pengaruh pengungkapan CSR dalam laporan tahunan terhadap reaksi investor.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu informasi yang berguna
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam
melakukan investasi.
2. Bagi perusahaan
Memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan sosial dalam
laporan tahunan dan diharapkan perusahaan semakin peduli akan
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan menambah informasi dan karya ilmiah bagi
4. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan bagi penulis dalam memasuki dunia kerja.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang mendukung dengan
topik penelitian yang akan digunakan peneliti dalam membahas
permasalahan yang ada.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel. Subjek dan objek penelitian, jenis data,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan
dan gambaran umum data penelitian.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil-hasil penelitian, pengolahan
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan
8 A. Corporate Social Responsibility
1. Definisi Corporate Social Responsibility
Definisi mengenai corporate social responsibility masih diartikan
berbeda-beda oleh banyak pihak, antara lain:
Menurut Darwin dalam Aggraini, 2006
“Corporate social resposibility adalah mekanisme bagi suatu
organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan
stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang
hukum”.
Menurut Trinidad Bureau of Standard
“Corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas”(Budimanta et al., 2008:76).
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD)
Menurut Budimanta yang dikutip oleh Budimanta et al. (2008:78)
“Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan, merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan”.
Menurut Uni Eropa dalam Fettry (2008:3)
“Corporate social responsibility is a concept where by companies integrate social and environmental concern in their business operations and in their interaction with their stakeholders on voluntary basis”.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep di mana
perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial lingkungan di
dalam operasi bisnis mereka dan di dalam interaksi mereka dengan
stakeholders mereka atas dasar sukarela.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa corporate
social responsibility merupakan bentuk komitmen perusahaan
terhadap lingkungan dan masyarakat guna membuat kehidupan yang
lebih baik dan sejahtera bagi semua pihak.
2. Pengorganisasian dan Bentuk Corporate Social Responsibility Dunia
Bisnis di Indonesia
Di Indonesia sepanjang yang dapatditangkap pengelolaan terhadap
CSR yang dilakukan oleh pelaku usaha biasanya ada tiga bentuk,yaitu
dikelola oleh korporasi, yayasan korporasi, dan kerja sama dengan
yayasan/organisasi sosial konsultan. Adapun bentuknya, dapat diuraikan
a. Grant (hibah): bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh
pelakubisnis untuk membangun investasisosial.
b. Penghargaan/award: pemberian bantuan dunia bisnis bagi sasaran
yangdianggap berjasa bagi masyarakatbanyak dan lingkungan.
c. Dana komunitas lokal (Community Funds): bantuan dana atau
dalam bentuk lain bagi komunitas lokal untuk meningkatkan
kualitas di bidangnya secara berkesinambungan.
d. Bantuan subsidi (Social subsidies): bantuan dana atau bentuk
lainnya bagi sasaran yang berhak untuk meningkatkan kinerja
secara berkelanjutan, seperti pemberian bantuan dana untuk buruh
lokal atau modal usaha kecil suatu kawasan.
e. Bantuan pendanaan jaringan teknis bagi sasaran yang berhak untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu
meningkatkan produktivitas, misalnya bantuan teknis untuk usaha
kecil/mikro membentuk jaringan pemasaran.
f. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan
hukum, kelompok bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagai
pelayanan sosial lainnya bagi masyarakat.
g. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah
tangga, baik yang tinggal di sekitar usaha maupun masyarakat pada
umumnya.
h. Bantuan pendampingan, pekerja sosial industri sesuai dengan
i. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat
(community development).
j. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi
korban polusi serta kerusakan lingkungan.
B. Pengungkapan
1. Definisi Pengungkapan
Secara umum, pengungkapan adalah konsep, metoda, dan media
tentang bagaimana informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Statemen keuangan dasar dan penyajian informasi selain
statemen keuangan merupakan bentuk pengungkapan informasi. Dalam
arti sempit, pengungkapan berarti penyampaian informasi relevan selain
melalui statemen keuangan termasuk sarana interpretif. Artinya,
pengungkapan adalah pengungkapan secara kuantitatif, kualitatif, atau
deskriptif lebih dari apa yang telah termuat dalam statemen keuangan
pokok sebagai ciri sentral pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005:615).
2. Tujuan Pengungkapan
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi
yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan
untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan
melindungi, informatif, atau melayani kebutuhan khusus (Suwardjono,
2005:580) :
a. Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua
pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi
dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin
memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk
menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos statemen
keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk
melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan
terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat atau volume
pengungkapan akan menjadi tinggi.
b. Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang
dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan
demikian, pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi
yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai
tersebut. Tujuan ini biasanya melandasi penyusun standar akuntansi
untuk menentukan tingkat pengungkapan.
c. Tujuan Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik
dan tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik
dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus
disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan melalui
formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.
3. Pengungkapan Wajib dan Sukarela
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib dan
pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan
informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, sedangkan
pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang melebihi
diwajibkan (Susbiyani dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005:54).
Perusahaan memiliki keluasan dalam hal melakukan pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman
atau variasi luas ungkapan sukarela antar perusahaan. Salah satu cara bagi
manajer untuk meningkatkan kredibilitas adalah melalui pengungkapan
sukarela secara lebih luas (Ayem, 2006:59).
Adapun pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan
informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan
oleh pemakai laporan tahunan (Susbiyani dalam Zubaidah dan Zulfikar,
C. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility)
1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk masa sekarang ini
tidak hanya berupa laba perusahaan saja tapi juga mengenai pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate
social reporting, social accounting atau corporate social responsibility
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut
memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan) di luar
peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik
modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan
asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas
dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Sembiring,
2005:381).
Perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya kepada
publik biasanya dapat dilihat di dalam laporan tahunan perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar
secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan
masalah lingkungan dan sosial, yang isinya sebagai berikut:
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Pernyataan PSAK di atas merupakan manifestasi kepedulian akuntansi
akan masalah-masalah sosial yang merupakan wujud pertanggungjawaban
sosial perusahaan. Pertanggungjawaban sosial bukan merupakan
fenomena sosial baru, melainkan merupakan akibat dari semakin
meningkatnya isu lingkungan di akhir 1980-an (Rosmasita, 2007).
2. Tujuan dan Alasan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Menurut Gray, Owen, dan Maunders dalam Sulistiyowati (2004)
tujuan pengungkapan CSR adalah:
a. Untuk meningkatkan image perusahaan
b. Untuk melaksanakan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi
bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dan masyarakat.
c. Untuk memberikan informasi kepada investor.
Sedangkan alasan yang digunakan untuk pengukuran dan
pengungkapan CSR menurut Riahi dan Belkoui (2000:230-231):
a. Argumen pertama adalah terkait dengan kontrak sosial. Secara implisit
memaksimalkan kesejahteraan sosial, jika terjadi kontrak antara
organisasi dengan masyarakat.
b. Teori keadilan Rawls, yang disajikan dalam bukunya berjudul A
Theory of Justice (teori pemberian hak) yang disajikan Nozick dalam
bukunya yang berjudul Anarchy, State and Utopia, dan teori keadilan
Gerwith yang disajikan dalam Reason and Mortality, berisi
prinsip-prinsip untuk mengevaluasi hukum dan kebiasaan dari sudut pandang
moral. Baik model Rawls maupun Gerwith menjelaskan konsep
kejujuran yang bermanfaat bagi akuntansi sosial.
c. Argumen ketiga adalah kebutuhan pengguna. Pada dasarnya,
pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi sosial untuk
membuat keputusan alokasi dananya. Argumen yang dibuat oleh
beberapa orang menyatakan bahwa pemegang saham itu konservatif
dan hanya peduli terhadap deviden. Kenyataannya sesuai dengan
survei yang dilakukan pemegang saham, mereka menginginkan
perusahaan menggunakan sumber dayanya agar lingkungannya bersih,
menghentikan polusi lingkungan, dan membuat produk yang aman.
d. Argumen keempat adalah investasi sosial. Pada dasarnya, diasumsikan
bahwa saat ini kelompok investor yang etis tergantung pada informasi
yang disediakan laporan tahunan untuk membuat keputusan investasi.
Sehingga pengungkapan informasi sosial menjadi penting jika investor
mempertimbangkan dampak negatif dengan tepat pengeluaran
dampak positifnya dapat mengurangi risiko atau timbulnya
ketertarikan yang lebih besar dari kelompok investor.
Sedangkan menurut Kotler dan Lee, memberitahukan beberapa
alasan tentang perlunya perusahaan melakukan pengungkapan CSR
yaitu (www.mediakonsumen.com):
a. membangun positioning merek
b. mendongkrak penjualan
c. memperluas pangsa pasar
d. meningkatkan loyalitas karyawan
e. mengurangi biaya operasional
f. meningkatkan daya tarik korporat di mata investor
3. Item-item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial yang Diungkapkan
dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Item-item pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan
dalam laporan tahunan dari perusahaan yang ada di Indonesia, dapat
diuraikan sebagai berikut:
Menurut Sembiring (2005) yang diadopsi dari penelitian Hackston
dan Milne (1996), dimana terdapat tujuh kategori yang terbagi dalam 90
item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2
tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan
di Indonesia, maka penyesuaian kemudian dilakukan. Dua belas item
Indonesia sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan. Maka
item-item pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaporkan dalam
laporan tahunan berdasarkan Sembiring (2005) yaitu:
Tabel 1 Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
KATEGORI LINGKUNGAN
1. Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi.
2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi.
3. Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi.
4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas.
6. Penggunaan material daur ulang.
7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan.
8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.
10.Kontribusi dalam pembangunan sejarah. 11.Pengolahan limbah.
12.Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan.
13.Perlindungan lingkungan hidup. ENERGI
1. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi. 2. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
3. Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang.
4. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
5. Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk.
6. Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
1. Mengurangi polusi, iritasi,atau risiko dalam lingkungan kerja. 2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik
atau mental.
3. Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja.
4. Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja. 6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja. 8. Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
LAIN-LAIN TENTANG TENAGA KERJA
1. Perekrutan atau memanfaatkan tenga kerja wanita/orang cacat. 2. Mengungkapkan presentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang
cacat dalam tingkat managerial.
3. Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan.
4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat. 5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja. 6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang
pendidikan.
7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.
8. Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
9. Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan. 10.Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.
11.Pengungkapan persentase gaji untuk pensiun.
12.Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan. 13.Mengungkapkan jumlah tenga kerja dalam perusahaan. 14.Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada.
15.Mengungkapkan disposisi staf dimana staf ditempatkan.
16.Mengungkapkan jumlah staf, masa kerja dan kelompok usia mereka.
17.Mengungkapkan statistik tenaga kerja, misal penjualan per tenaga kerja.
18.Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.
19.Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja. 20.Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.
21.Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.
22.Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan.
23.Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah.
24.Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh. 25.Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja.
dinegosiasikan.
27.Peningkatan kondisi kerja secara umum.
28.Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja.
29.Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja. PRODUK
1. Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaaan termasuk pengemasannya.
2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
3. Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk.
4. Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan. 5. Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
6. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan. 7. Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam
pengolahan dan penyiapan produk.
8. Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. 9. Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan.
10.Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misal: ISO 9000).
KETERLIBATAN MASYARAKAT
1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni.
2. Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar.
3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat. 4. Membantu riset medis.
5. Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pemeran seni.
6. Membiayai program beasiswa.
7. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat. 8. Mensponsori kampanye nasional.
9. Mendukung pengembangan industri lokal. UMUM
1. Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
D. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi. Return realisasi penting karena dipergunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta berguna sebagai
dasar penentu return ekspektasi dan risiko masa datang. Return ekspektasi
adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2007:109).
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga
merupakan keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya (Tandelilin, 2001:47).
Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian
antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya.
Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin
besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return memiliki hubungan
positif dengan risiko ( Jogiyanto, 2007:130).
E. Abnormal Return
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return
ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian
abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return ekspektasi, sebagai berikut (Jogiyanto, 2007:434):
RTN =i,t R - E [i,t R ] i,t
Notasi:
i,t
RTN = return tidak normal (abnormal return)sekuritas ke i pada periode
peristiwa-t.
i,t
R = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
E [R ]= return ekspektasi sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke-t. i,t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang
return ekspektasi adalah return yang harus diestimasi. Dalam mengestimasi
return ekspektasi dapat menggunakan model estimasi mean adjusted model,
market model, dan market adjusted model (Jogiyanto, 2007:434-445).
1. Mean-adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted Model) ini
menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan
rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation
period), sebagai berikut:
t2
i,j j=t1 i,t
R E[R ]=
T
∑
Notasi:
E[R ] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. i,t
T = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai t2.
Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode
sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga
dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
2. Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahap, yaitu
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi.
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi
OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:
i,j
R =αi+βi.RMj+εi.j
Notasi:
i,j
R = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
i
α = intercept untuk sekuritas ke-i.
i
β = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i.
Mj
R = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat
dihitung dengan rumusRMj=(IHSG -IHSG )/IHSGj j-1 j-1.
i.j
ε = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
3. Market-Adjusted Model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap
bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi karena
return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks
pasar.
F. Risiko
Risiko adalah kemungkinan perbedaan antara return aktual yang akan
diterima yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar
kemungkinan perbedaanya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut
(Tandelilin, 2001:48). Risiko yang dipakai dalam penelitian ini adalah risiko
pasar atau risiko sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi karena
kejadian diluar kegiatan perusahaan (Jogiyanto, 2007:171). Risiko sistematis
ini digunakan karena pada pasar yang seimbang portofolio yang terbentuk
sudah terdivertifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko
sistematis (Tandelilin, 2001: 98). Risiko sistematis dalam penelitian diukur
dengan menggunakan beta.
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu saham
atau portofolio terhadap return pasar (indeks pasar). Dengan demikian beta
merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas
atau saham relatip terhadap resiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan
sebagai fluktuasi dari return-return suatu saham atau portofolio dalam suatu
G. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan price earning ratio. Price earning ratio ini dapat diartikan
sebagai indikator pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
Semakin tinggi price earning ratio semakin tinggi tingkat pertumbuhan
perusahaan dan semakin rendah price earning ratio semakin rendah
pertumbuhan perusahaan. Price earning ratio yang tinggi akan membuat
investor tertarik untuk membeli saham sehingga permintaan saham tersebut
akan meningkat maka akan membuat harga saham naik.
Price earnings ratio disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier.
Price earnings ratio menunjukkkan rasio dari harga saham terhadap earnings.
Price earnings ratio adalah suatu indikator untuk menunjukkan bagaimana
proses pertumbuhan laba perusahaan di masa yang akan datang. Price
earnings ratio diperoleh dengan cara membagi antara harga pasar saham
dengan earning per share. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings (Jogiyanto,
2007:105).
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
1. Risiko
Risiko tidak bisa dipisahkan dari return karena jika mengharapkan
return yang setinggi-tingginya, ada hal yang harus dipertimbangkan yaitu
Risiko dalam penelitian ini menggunakan risiko sistematis. Risiko
sistematis dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan beta. Semakin
tinggi beta suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut
terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran return saham, beta juga dapat
digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu saham
dengan saham lainnya (Tandelilin, 2001:98), sehingga nilai beta sangat
berpengaruh terhadap return yang diharapkan. Karena semakin tinggi nilai
beta akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan, yang berarti
pula semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan. Dalam penelitian ini beta atau risiko diprediksikan
berpengaruh positif terhadap return saham.
2. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan price earning ratio. Para pemegang perusahaan menyukai
saham pada tingkat price earnings ratio yang rendah dari pada saham pada
tingkat price earnings ratio yang tinggi. Price earnings ratio yang rendah
menunjukkan bahwa harga saham relatif rendah dari pada nilai earning
per share yang relatif tinggi.
Price earning ratio yang rendah dan harga saham tetap akan terlihat
earning per share perusahaan relatif tinggi atau mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi, dengan demikian investor akan
membutuhkan waktu yang singkat dalam mengembalikan modalnya.
kemampuan untuk menghasilkan laba relatif rendah atau earning per
share kecil sehingga investor akan membutuhkan waktu yang lama untuk
mengembalikan modalnya. Maka diharapkan investor yang membeli harga
saham dengan price earnings ratio yang rendah akan mendapatkan
keuntungan yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
mempunyai price earnings ratio yang relatif tinggi cenderung akan
menurunkan harga sahamnya di masa mendatang. Sedangkan perusahaan
dengan price earnings ratio yang relatif rendah cenderung diminati
investor dan harganya relatif menguat di masa mendatang (Santoso dalam
Puguh, 2002). Maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan yang
diukur dengan menggunakan price earnings ratio berpengaruh negatif
terhadap return saham.
Sebagai contoh price earnings ratio saham AB adalah 12 kali. Artinya,
untuk memperoleh Rp 1,00 dari earnings perusahaan AB, investor harus
membayar Rp 12,00 per lembar saham. Sedangkan pada price earnings
ratio saham CD adalah 8 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp 1,00 dari
earnings perusahaan AB, investor harus membayar Rp 8,00 per lembar
saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham ini di dalam
I. Pengungkapan CSR dan Reaksi Investor
Secara umum, hubungan antara tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan dengan reaksi investor masih sangat beragam.
Penelitian-penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengungkapan CSR dengan
reaksi investor memberikan hasil yang cukup baik bahwa praktek
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan mulai direspon oleh investor.
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Zuhroh dan Sukmawati (2003) melakukan
pengujian empiris untuk mengetahui pengaruh dari luas pengungkapan sosial
terhadap reaksi investor yang dicerminkan melalui volume perdagangan
saham perusahaan yang dikategorikan dalam industri high profile. Mereka
menemukan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang
masuk kategori high profile.
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) menguji
pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan terhadap Earning Response Coefficient yaitu melihat adanya
respon pasar terhadap laba. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 108
laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2005. Mereka menemukan hasil yang
mendukung hipotesa yang diajukan yang menyatakan bahwa tingkat
pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh
investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan
tahunan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Epstein dan Freedman (1994) dalam Anggraini
(2006) menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi
sosial yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi
tersebut mencakup keamanan dan kualitas produk, etika, dan hubungan
dengan karyawan dan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Lutfi dalam Zuhroh dan Sukmawati (2003)
tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari praktik pengungkapan sosial
yang dilakukan perusahaan terhadap perubahan harga saham. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang di lakukan oleh Indah (2001) dan Rasmiati
(2002) dalam Zuhroh dan Sukmawati (2003) yang juga tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara pengungkapan sosial dengan volume
perdagangan saham seputar publikasi laporan tahunan. Namun demikian,
penelitian ini menemukan angka korelasi yang bernilai positif yang
mengindikasikan bahwa informasi sosial yang diungkapkan perusahaan dalam
laporan tahunan direspon baik oleh investor.
K. Pengembangan Hipotesis
Berbagai penelitian yang ada memberikan hasil yang beragam mengenai
pengungkapan CSR perusahaan dalam laporan tahunannya dengan reaksi
investor. Secara umum, hasil-hasil penelitian empiris di atas mengindikasikan
perusahaan dalam laporan tahunannya. Oleh karena itu, berdasarkan
pemaparan di atas, maka hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ho: Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif
31
Jenis penelitian ini penelitian empiris pada perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian empiris adalah penelitian terhadap fakta
empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman (Indriantoro
dan Supomo, 2002:29). Namun dalam penelitian ini fakta empiris diperoleh
dengan cara dokumentasi karena data yang digunakan berupa data sekunder.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pojok BEI yang ada di Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada awal tahun 2009.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian berupa laporan tahunan perusahaan tahun 2005, 2006, dan
2007 yang dapat diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id), Pusat Referensi Pasar Modal, dan Pojok BEI.
D. Populasi dan Sampel Perusahaan
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2001:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan
laporan tahunan tahun 2005, 2006, dan 2007.
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2001:73). Sampel dalam penelitian ini dipilih
secara purposive sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007.
b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan tahun 2005, 2006,
dan 2007 serta menyerahkan laporan tahunannya tersebut kepada
BAPEPAM.
c. Perusahaan melakukan pengungkapan sosial yang diungkapkan pada
laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan tahun 2005,2006, dan
2007.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan suatu cara
pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan bahan dalam bentuk
Data yang dibutuhkan oleh penulis antara lain:
1. Data mengenai informasi CSR yang diungkapkan perusahaan yang dapat
diketahui melalui laporan tahunan perusahaan atau annual report dan
digunakan untuk menghitung indeks pengungkapan CSR.
2. Data mengenai abnormal return dapat diperoleh dari database pasar modal
dari Pusat Data Bisnis dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
3. Data mengenai price earnings ratio yang dapat diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD).
4. Data mengenai beta koreksi perusahaan yang diperoleh dari database pasar
modal dari Pusat Data Bisnis dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
5. Tanggal publikasi laporan tahunan yang diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id).
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.
Return saham diukur dengan menggunakan Cummulative Abnormal
Return (CAR). CAR yang dihitung dengan menjumlahkan abnormal
return, menggunakan jendela periode pendek yaitu 5 hari sebelum tanggal
penerbitan laporan tahunan sampai dengan 5 hari sesudah menerbitkan
laporan tahunan.
Pengukuran abnormal return dalam penelitian ini menggunakan
return saham perusahaan yang terbaik adalah return indeks pasar (Sayekti
dan Wondabio, 2007). Berikut ini adalah rumus untuk menghitung
abnormal return dengan menggunakan market-adjusted model:
P
it – Pit-1
R
it = __________
P
it-1
IHSG
t - IHSGt-1
R
mt = _______________
IHSG
t-1
AR
it = Rit – Rmt
Dimana: AR
it : Abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t.
R
it : Return harian perusahaan i pada hari ke-t.
R
mt : Return indeks pasar pada hari ke-t.
P
it : Harga saham penutupan perusahaan i pada waktu t.
P
it-1 : Harga saham penutupan perusahaan i pada waktu t-1.
IHSG
t : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t.
IHSG
t-1: Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t-1.
Untuk perhitungan CAR pada masing-masing perusahaan,
diperoleh dari akumulasi abnormal return dari masing-masing perusahaan
selama 5 hari sebelum tanggal penerbitan laporan tahunan sampai dengan
5 hari sesudah menerbitkan laporan tahunan.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan
CSR dalam annual report atau laporan tahunan perusahaan atau indeks
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang
digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi CSR
ke dalam 7 kategori: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja,
lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan
umum. Total item CSR adalah sebesar 78 item.
Untuk menghitung indeks pengungkapan CSR pada dasarnya
dilakukan dengan teknik tabulasi untuk setiap perusahaan sampel
berdasarkan daftar (checklist) pengungkapan CSR, yaitu setiap item CSR
diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan lalu keseluruhan skor tersebut
dibagi dengan keseluruhan total item CSR. Rumus perhitungan indeks
pengungkapan CSR adalah sebagai berikut:
Indeks pengungkapan CSR : Jumlah item yang diungkapkan Jumlah item pengungkapan CSR
3. Variabel Kontrol
Meskipun ada beberapa variabel yang diprediksi dapat
mempengaruhi return saham, tetapi penelitian ini hanya menggunakan dua
variabel kontrol, yaitu
a. Risiko
Risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah risiko
sistematis. Dalam penelitian ini ukuran risiko sistematis menggunakan
beta. Beta dalam penelitian ini menggunakan beta koreksi. Beta
perdagangan yang tidak sinkron. Beta koreksi ini dilakukan dengan
menggunakan metode Fowler dan Rorke untuk periode koreksi 4 lag
dan 4 lead dengan cara sebagai berikut:
Tabel 2 Rumus Perhitungan Beta Koreksi
Nama Rumus
t
BETAKOREK W4BETAMENHST +-4 3
W BETAMENHST -3
+W2 -2
BETAMENHST +W1
-1
BETAMENHST
+BETAMENHST +0 W1BETAMENHST 1
+W2BETAMENHST +2 3
W BETAMENHST 3
+W4 4
BETAMENHST
Keterangan:
BETAKOREK = Beta koreksi
BETAMENHST = Beta mentah harian se tahun
Nilai-nilai BETAMENHST-4, BETAMENHST-3 dan seterusnya
diperoleh dari koefisien-koefisien regresi sebagai berikut:
NAMA RUMUS
t
RETH ALPAMENHST+ 4
BETAMENHST RETPBN t-4
+BETAMENHST3RETPBN t-3
+BETAMENHST2
t-2
RETPBN
+ 1
BETAMENHST RETPBN t-1
+BETAMENHST0RETPBN t
+BETAMENHST+1
t+1
RETPBN
+ +2
BETAMENHST RETPBNt+2
+BETAMENHST+3
t+3
RETPBN
+ +4
Keterangan:
ALPAMENHST = alpha mentah harian se tahun BETAMENHST = beta mentah harian se tahun
t
RETPBN = return pasar hari ke t
t
RETH = return harian masing-masing emiten pada hari ke t
dan bobot masing-masing koefisien yaitu W ,1 W dan seterusya 2
dihitung dengan rumus:
1
W = 2 3 4
1 2 3 4
1+2p+2p +2p +p 1+2p +2p +2p +2p
2
W = 2 3 4
1 2 3 4
1+2p+2p +p +p 1+2p +2p +2p +2p
3
W = 2 3 4
1 2 3 4
1+2p+p +p +p 1+2p +2p +2p +2p
4
W = 2 3 4
1 2 3 4
1+p+p +p +p 1+2p +2p +2p +2p
Nilai-nilaip1p2p dan3 p di peroleh dari regresi sebagai berikut: 4
t
RETPBN = α +p1RETPBN +t-1 p +2 p +3 p +4 e t
b. Pertumbuhan Perusahaan
Dalam penelitian ini ukuran pertumbuhan perusahaan
menggunakan price earnings ratio.
Price earnings ratio pada perusahaan dihitung dengan cara:
G. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang akan digunakan dalam analisa data untuk
menyelesaikan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Indeks Pengungkapan CSR
2. Menghitung Beta
3. Menghitung Price Earnings Ratio
4. Menghitung Return Saham yang Diukur Dengan Menggunakan CAR
5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi-asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data
dapat diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji Normalitas,
uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi
(Rosmasita, 2007).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam
uji normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2006:110). Dalam pengujian normalitas data ini,
normalitas data diukur dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Jika menghasilkan nilai Asymptotic Significance α > 5% maka
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen
(Ghozali, 2006:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui adanya
multikolinieritas dapat diketahui apabila nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai variance inflation factor > 10 (Ghozali, 2006:92).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diketahui dengan melihat grafik plot, jika
scatterplot menunjukkan adanya titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka terjadi heteroskedastisitas. Akan tetapi, bila menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu y, serta tidak membentuk pola
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105).
d. Uji Autokorelasi
bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan melakukan uji
Durbin Watson (DW test).
6. Menentukan Persamaan Regresi Berganda
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan model penelitian sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan
Y = Return saham
α = Koefisien konstanta
β1,2,3 = Koefisien regresi variabel independen dan variabel kontrol
X1 = Index pengungkapan CSR
X2 = Risiko
X3 = Pertumbuhan perusahaan
e = error
7. Menguji Hipotesis
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefesien regresi secara individu dari
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
a. Menentukan formulasi hipotesa
Ho: β≤ 0, berarti pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
tidak mempunyai pengaruh positif terhadap reaksi
Ha :β>0, berarti pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
mempunyai pengaruh positif terhadap reaksi
investor.
b. Menentukan Taraf Keyakinan (Level of Significance)
Taraf keyakinan dalam penelitian ini menggunakan 95% atau alpha =
5% dan degree of freedom n-1 digunakan t tabel dengan taraf nyata
5%.
c. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika thitung ≤ ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel
d. Menentukan ttabel
Level of significance (α) sebesar 5%
Degree of freedom = n-1
e. Menentukan thitung
Menentukan t hitung dengan menggunakan SPSS 17
f. Mengambil keputusan
Membandingkan ttabel dengan thitung untuk mengambil kesimpulan
dengan kriteria sebagai berikut:
Ho diterima karena t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak karena t hitung > t tabel
g. Menarik kesimpulan
Menerima Ho, berarti pengungkapan CSR dalam laporan tahunan tidak
Menolak Ho, berarti pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
mempunyai pengaruh positif terhadap reaksi investor.
43 A. Bursa Efek Indonesia
Pada tanggal 14 Desember 1912 bursa efek pertama di Indonesia dibentuk
di Batavia yang lebih di kenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa efek pertama ini
didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan
kolonial atau VOC. Pada saat Perang Dunia I yang berlangsung dari tahun
1914-1918 Bursa Efek di batavia sempat ditutup dan dibuka kembali pada
tahun 1925. Tahun 1925-1942 Bursa Efek di jakarta dibuka kembali
bersamaan dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. Namun pada saat
Perang Dunia II Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali.
Pada tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali dengan UU
Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman
(Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusomo) dengan instrumen yang diperdagangkan pada saat itu
adalah obligasi pemerintah (1950).
Pada tahun 1956-1977 perdagangan di Bursa Efek vakum. Pada tahun
1977 Bursa Efek dibuka kembali dan dijalankan oleh Badan Pelaksana Pasar
Modal (BAPEPAM). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. Pada tahun
1990 pintu Bursa Efek Jakarta mulai terbuka untuk asing dan aktivitas bursa
Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 13 juni 1992 swastanisasi Bursa Efek Jakarta. BAPEPAM
berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tahun 1995 ada dua
peristiwa yang penting yang terjadi yaitu sistem otomasi perdagangan di Bursa
Efek Jakarta dilaksanakan dengan sistem computer JATS ( Jakarta Automated
Trading Systems) yang tidak lagi melakukan perdagangan secara manual dan
Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
Pada tahun 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabung
menjadi satu dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan
ini dilakukan pemerintah untuk menunjang kelancaran efektivitas operasional
dan transaksi.
B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007 dari
populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data
perusahaan yang dijadikan sampel diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory tahun 2008. Berikut ini adalah gambaran umum perusahaan yang
Tabel 4 Data Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan Kode Jenis Perusahaan Alamat Perusahaan 1 PT Delta Djakarta Tbk DLTA Food and Beverages Jl. Inspeksi Tarum
Barat Desa Setia Dharma, Tambun Bekasi 17510
2 PT Fast Food Indonesia Tbk
FAST Food and Beverages Gedung Gelael, Lt.4 Jl. MT. Haryono Kav. 7 Jakarta 12810
3 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF Food and Beverages Sudirman Plaza, Indofood Tower Lt. 27 Jl. Jenderal Sudirman Kav 76-78, Jakarta 12910 4 PT Multi Bintang
Indonesia Tbk
MLBI Food and Beverages Ratu Plaza Building lt. 21 Jl. Jenderal Sudirman Kav 9 Jakarta 10270
5 PT Sierad Produce Tbk SIPD Food and Beverages Plaza City View Building Jl Kemang Timur No. 22 Jakarta 12510
6 PT Smart Tbk SMAR Food and Beverages Plaza BII Menara II lt. 30 Jl. MH. Thamrin Kav 22 No. 51 Jakarta 10350
7 PT Tunas Baru
Lampung Tbk
TBLA Food and Beverages Wisma Budi Lt. 8-9 Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-6 Jakarta 12940
8 PT Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ Food and Beverages Jl. Raya Cimareme No. 131 Padalarang 40552, Jawa Barat 9 PT Bentoel International
Investama Tbk
RMBA Tobacco Manufacturers
Menara Rajawali Lt. 23 Jl. Mega Kuningan Lot 5.1 Jakarta 12950
10 PT Gudang Garam Tbk GGRM Tobacco Manufacturers
11 PT HM Sampoerna Tbk HMSP Tobacco Manufacturers
Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya 60293, Jawa Timur
12 PT Fajar Surya Wisesa Tbk
FASW Paper and Allied Products
Jl. Abdul Muis No. 30 Jakarta 10160 13 PT AKR Corporindo
Tbk
AKRA Chemical and Allied Products
Wisma AKR, Lt. 7 & 8 Jl. Panjang No. 5, Kebon Jeruk Jakarta 11530
14 PT Lautan Luas Tbk LTLS Chemical and Allied Products
Graha Indramas Jl