• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
384
0
0

Teks penuh

(1)Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang mengikuti Pilkada tanggal 09 Desember 2015. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan sinkronisasi naskah Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN, maka dipandang perlu menyusun Rancangan RPJMD Kabupaten Musi Rawas 2016-2021. Rancangan RPJMD Kabupaten Musi Rawas 2016-2021 disusun dari hasil kajian (background study) dari para ahli serta masukan dari Rancangan Awal Renstra Perangkat Daerah (PD) untuk menjabarkan Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati terpilih. Mengingat menjabarkan Visi dan Misi Bupati terpilih memerlukan masukan dari berbagai pihak yang tentunya memakan waktu yang cukup panjang, maka Bappeda Kabupaten Musi Rawas sebagai pemegang amanat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 maka sedini mungkin menyiapkan Rancangan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021, mengingat lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 telah membawa perubahan yang sangat fundamental terhadap kewenangan Kabupaten/Kota. Banyak kewenangan yang dahulunya merupakan kewenangan Kabupaten/Kota ditarik menjadi kewenangan provinsi maupun nasional. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 sebagai perencanaan strategis kabupaten memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Pembangunan Daerah dan Keuangan Daerah, serta Program PD dan Lintas PD yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang RPJPD Kabupaten Musi Rawas dan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 juga disusun mengacu pada batas kewenangan Kabupaten/Kota serta menunjang pencapaian Tri Sakti dan Nawacita sehingga RPJMD Kabupaten Musi Rawas sinkron dengan pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Adapun ruang lingkup perencanaan Pembangunan Nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas RPJPN, RPJMN, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), selanjutnya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 pasal 5 ayat 2, RPJMD merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum dan Program PD, Lintas PD dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD dimaksudkan juga sebagai usaha pemecahan permasalahan pembangunan yang selektif dan antisipatif bagi kepentingan dan kebutuhan mutakhir daerah untuk masa 5 (lima) tahun mendatang sejalan dengan masa tugas Kepala Daerah terpilih. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-1.

(2) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD disusun mengacu kepada berbagai dokumen perencanaan terkait baik vertikal maupun horizontal, perencanaan vertikal yaitu RPJP Nasional dan Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi, dan dokumen perencanaan lainnya yang disusun secara sektoral. Dari sisi horizontal RPJMD Kabupaten Musi Rawas mengacu kepada RPJP Kabupaten, RTRW Kabupaten dan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 sebagai perwujudan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Politik, pendekatan politik ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program karena rakyat memilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam rencana RPJMD. 2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut. 3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. 4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah–Atas (bottom-up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah pembangunan. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dalam penyusunan naskah untuk Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 - 2021 ini, sejumlah peraturan digunakan sebagai rujukan, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-2.

(3) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 5.. 6.. 7.. 8.. 9.. 10.. 11.. 12.. 13.. 14.. 15.. 16.. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-3.

(4) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 14); 21. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 Nomor 17); 22. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 20132018; 23. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Musi Rawas 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Nomor 7). 1.3. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan dan diupayakan saling bersinergi. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas RPJPN, RPJMN, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Disamping hubungan hirarki dokumen, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mengamanatkan hubungan dalam sistem manajemen. Sistem manajemen perencanaan pembangunan nasional yang terdiri atas sub sistem SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional), SKN (Sistem Keuangan Negara), SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah), SAP (Sistem Akuntasi Pemerintah) dan SPE (Sistem Pelaporan dan Evaluasi). Sejalan dengan payung hukum perencanaan di tingkat pusat maka dokumen perencanaan daerah meliputi RPJPD, RPJMD, Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD), dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD). Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 5 ayat 2, bahwa RPJMD merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-4.

(5) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program PD, lintas PD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Gambar 1.1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. Pedoman. RPJM-Nasional (5 Tahun). RPJP-Nasional (20 Tahun) Acuan. Memperhatikan. Acuan. RPJP-Daerah Provinsi (20 Tahun). RPJM- Daerah Provinsi/ Renstrada-Provinsi dan Standar Pelayanan Minimal. Acuan RPJP-Daerah Kab/Kota (20 Tahun). Memperhatikan n. Pedoman Input RPJM-Daerah Kabupaten (5 Tahun). Penjabaran. Pedoman. Pedoman. RKPD Kabupaten (1 Tahun). Rancangan Renstra-SKPD. Renstra-SKPD (5 Tahun) Acuan. Acuan Input. RKP Acuan. Pedoman. Renja-SKPD (1 Tahun) Pedoman RAPBD Kab/Kota (1 Tahun). Sumber: Ruang Lingkup Perencanaan (UU No. 25 Tahun 2004). RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-5.

(6) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Gambar 1.2 Diagram Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang. PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN SEKTORAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN. PERENCANAAN TATA RUANG. PERENCANAAN SEKTORAL. NASIONAL. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH (RPJMN) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP). PROVINSI. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH (RPJMD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD). RENCANA TATARUANG PROVINSI. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH (RPJMD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD). RENCANA TATARUANG KABUPATEN. JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR KECAMATAN. RENCANA TATARUANG KECAMATAN. JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR. KABUPATEN / KOTA. KECAMATAN. RENCANA TATARUANG NASIONAL. JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR PULAU DAN ANTAR PROVINSI. JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR KABUPATEN ANTAR KOTA. DESA. Sumber :Bappenas Tahun 2009. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-6.

(7) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas Pembangunan Daerah, serta Rencana Kerja dan Pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, mensyaratkan bahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritas program pembangunan. Rencana Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas digunakan sebagai dasar penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan pusat pengembangan wilayah dan tata guna ruang Kabupaten Musi Rawas. Hubungan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Periode Tahun 2016-2021 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas, dapat dilihat pada gambar 1.2. 1.4. Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 - 2021 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I.. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang Latar Belakang Penyusunan RPJMD, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, Sistematika Penulisan, serta Maksud dan Tujuan.. BAB II.. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menguraikan Statistik dan Gambaran Umum Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Daya Saing Daerah.. BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Bab ini menjelaskan Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, serta Kerangka Pendanaan. BAB IV.. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini memuat penjelasan tentang Isu Strategis sebagai dampak dari kinerja pengelolaan kepemerintahan dalam lima tahun lalu yang dipakai acuan dalam menyusun Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan.. BAB V.. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menguraikan Visi dan Misi Kepala daerah, serta Tujuan dan Sasaran Pembangunan setiap misi yang akan dicapai selama lima tahun ke depan yang dirumuskan bersama para pemangku kepentingan.. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-7.

(8) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. BAB VI.. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini berisi Perumusan Strategi yang merupakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagai dasar perumusan program pembangunan daerah.. BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisi tentang Kebijakan Umum yang merupakan pedoman penyusunan program prioritas pembangunan jangka menengah daerah bagi setiap perangkat daerah, lintas perangkat daerah, dan kewilayahan. Bab ini memuat perumusan program-program yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dengan memperhatikan Renstra yang disiapkan masing-masing PD yang diintegrasikan dengan Visi, Misi, Kebijakan dan Program (indikatif) yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Dalam Bab ini diuraikan Hubungan Urusan Pemerintah dengan PD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab PD dan disajikan pula Pencapaian Target Indikator Kinerja pada Akhir Periode Perencanaan yang dibandingkan dengan Pencapaian Indikator Kinerja pada Awal Periode Perencanaan. BAB IX.. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini menguraikan penjelasan Indikator Kinerja Daerah yang diamanatkan oleh Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 yaitu Indikator Kinerja Kunci sebagai pengukur kemampuan penyelenggaraan pemerintah daerah. Bab ini juga menguraikan Indikator Kinerja Utama sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 53 Tahun 2014 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.. BAB X.. PENUTUP Bab ini memuat penjelasan tentang Pedoman Transisi serta Proses, Mekanisme dan Metode Pelaksanaan Tahunan atas RPJMD ini, mekanisme perencanaan partisipatif secara berjenjang serta evaluasi kinerja dan penyusunan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan dengan mengacu pada aturan perundangan yang berlaku dan arahan kebijakan nasional.. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-8.

(9) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 1.5. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 20162021 adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah. Sebagai suatu dokumen perencanaan, RPJMD akan digunakan oleh seluruh Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagai acuan/dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan periode Tahun 2016-2021 dan di dalamnya tertuang kebijakan-kebijakan yang perlu ditempuh sebagai bagian dari pelaksanaan Visi, Misi, dan Strategi Utama Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. Tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk: 1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah ke dalam bentuk Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan. 2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. 3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui. 4. Mengidentifikasi isu-isu pembangunan dan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, sehingga betul-betul bisa berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, dalam rangka mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 5. Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah, untuk dapat merumuskan arah kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah yang menjamin tercapai pemanfaatan sumber daya secara optimal tersebut di atas. 6. Membagi pencapaian sasaran setiap Perangkat Daerah (PD) dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas kegiatan (sektoral).. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. I-9.

(10) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH. 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas berada di bagian barat Provinsi Sumatera Selatan dan tempat pertemuan hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Sejak berlakunya UndangUndang Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas mengalami perubahan baik letak geografi maupun demografi, secara geografis terletak pada posisi 1020 07’ 00” – 1030 40’ 10” Bujur Timur dan 020 20’ 00” – 030 38’ 00” Lintang Selatan. Batas–batas wilayah sebagai berikut: • Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Utara. • Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat. • Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu. • Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pali dan Kabupaten Musi Banyuasin. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 635.717,15 Ha atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel 2.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi fisik Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi yang bergelombang dengan ketinggian berkisar 125-200 m dari permukaan laut, dengan kemiringan bervariasi dari 0-2%, sampai lebih dari 40%. Luas wilayah yang dominan adalah wilayah dengan kemiringan 0-15% yang merupakan daerah potensial untuk pertanian, selebihnya berupa tanah perbukitan yang mempunyai kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari Utara sampai Selatan, khususnya di bagian Barat daerah ini yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang membentang luas dalam 4 (empat) provinsi. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari : 1. Aluvial dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis ini seluas ± 8,05% dari luas kabupaten dan sangat cocok untuk tanaman padi dan palawija. 2. Litosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak. 3. Asosiasi Latisol hanya terdapat di kecamatan STL Ulu Terawas. 4. Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti, yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-1.

(11) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 5. Podsolik merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. 6. Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan. Tabel 2.1 Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel 2015 No. Kabupaten. Kecamatan. Luas (Km2). 1. Ogan Komering Ilir. 18. 18,359.04. 2. Musi Banyuasin. 14. 14,266.26. 3. Banyuasin. 19. 11,832.99. 4. Muara Enim. 20. 7,383.90. 5. Musi Rawas. 14. 6.357,09. 6. Musi Rawas Utara. 7. 6,008.65. 7. OKU Selatan. 19. 5,493.94. 8. Lahat. 22. 5,311.74. 9. Ogan Komering Ulu. 12. 4,797.06. 10. OKU Timur. 20. 3,370.00. 11. Ogan Ilir. 16. 2,666.07. 11. Empat Lawang. 10. 2,256.44. 13 14. Pali Pagar Alam. 5 5. 1,840.00 633.66. 15. Prabumulih. 6. 434.50. 16. Lubuk Linggau. 8. 401.50. 17. Palembang. 16. 400.61. Total. 231. 91.813,53. Sumber : Badan Pusat Statistik. Wilayah Kabupaten Musi Rawas berada di ketinggian 129 meter dpl, terdiri dari 66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah liat. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit barisan, dataran ini semakin ke Timur semakin luas. Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar yang dapat dilayari sampai kehulunya. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas yaitu Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Semangus dan Sungai Musi. Selain memiliki sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas terdapat danau, yakni Danau Aur, di Kecamatan Sumber Harta. Selain fungsinya sebagai penampung air, danau ini juga merupakan potensi wisata bagi Kabupaten Musi Rawas.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-2.

(12) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas. Sumber: RTRW Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-3.

(13) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Kabupaten Musi Rawas yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis tanaman Kelompok Kayu Rimba Campuran (KKRC), kayu pulai, kayu jabon, kayu karet dan jenis tumbuhan kayu lainnya. Sedangkan jenis satwa seperti harimau, monyet, rusa dan kijang, ayam hutan, buaya dan jenis satwa liar lainnya merupakan jenis satwa yang sebagian besar masih berada pada kawasan hutan di wilayah Kabupaten Musi Rawas. Wilayah Kabupaten Musi Rawas dialiri oleh empat sungai utama yang umumnya dapat dilayari yakni Sungai Musi, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi dan Sungai Semangus. Selain itu terdapat sungai-sungai lainnya yang merupakan anak sungaisungai utama tersebut. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14. Kecamatan STL Ulu Terawas Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti. Ketinggian dari Permukaan Laut (m) 130 – 200 130 – 200 125 – 140 125 – 140 125 – 140 125 – 140 125 – 140 125 – 150 125 – 150 125 – 150 125 – 150 125 – 150 125 – 150 125 – 150. Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km) 54 42 34 21 36 3 26 42 35 36 61 21 73 56. Sumber : Badan Pusat Statistik. Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama. Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut. Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat 21 (dua puluh satu) Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-4.

(14) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas menjadikan kabupaten ini termasuk ke dalam wilayah pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan. Potensi pengembangan wilayah diatur dalam arahan pemanfaatan ruang sebagai berikut; Arahan pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Musi Rawas merupakan pedoman pembangunan terutama dalam kegiatan pembangunan yang mempunyai implikasi ruang. RTRW Kabupaten Musi Rawas yang telah disusun dan perlu didukung oleh arahan-arahan yang menyangkut aspek pelaksanaannya. Hal ini diharapkan dapat memberikan arahan mengenai mekanisme pengelolaan tata ruang kabupaten dalam kurun waktu 20 tahun, yang di dalamnya mencakup pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, serta peninjauan RTRW Kabupaten Musi Rawas. Agar pembangunan daerah berhasil guna dan berdayaguna serta mencapai sasaran menurut arah yang telah digariskan maka RTRW yang telah disusun juga perlu didukung dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam rangka memperoleh kekuatan dan kepastian hukum, maka perlu dibuat menjadi Peraturan Daerah (Perda). Sedangkan untuk menjamin keefektifan mekanisme pengelolaan tata ruang ini, maka perlu didukung oleh kelembagaan yang memadai guna mengoperasionalisasikan perencanaan yang telah disusun. Salah satu fungsi RTRW Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam menyusun dan melaksanakan program 10 (sepuluh) tahun, 5 (lima) tahun dan program tahunan, bahkan dengan peraturan yang baru menjadi 20 (dua puluh) tahunan. Indikasi program pembangunan tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program pembangunan. Dalam bab ini akan diidentifikasi program utama 5 (lima) tahunan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan seluruh rencana yang telah disusun dapat dilaksanakan sehingga tujuan dan sasaran pengembangan Kabupaten Musi Rawas yang telah ditetapkan dapat dicapai pada akhir tahun perencanaan. Dalam konstelasi RTRW, Muara Beliti sebagai ibukota Kabupaten Musi Rawas berperan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Mengacu pada kebijakan pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang tertuang dalam RPJMD, Muara Beliti berperan sebagai pusat agropolitan (agropolitan centre). Berdasarkan rencana sruktur ruang, sistem pusat permukiman Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Muara Beliti sebagai PKL dan pada jenjang berikutnya terdapat pusat pelayanan yang sekaligus menjadi sub pusat agropolitan (agropolitan distric) yaitu Simpang Terawas, Megang Sakti, Simpang Semambang dan Muara Lakitan. Sedangkan ibukota kecamatan lainnya diarahkan sebagai sub pusat pelayanan bagi wilayah kecamatan masing-masing. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu struktur ruang yang efektif dan efisien dimana Kota Muara Beliti menjadi pusat agropolitan yang akan melayani 4 sub pusat agropolitan dan masing-masing sub pusat akan menjadi pusat pelayanan sosial ekonomi bagi wilayah. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-5.

(15) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. hinterland. Agar struktur tersebut dapat terwujud dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Pembangunan pusat pemerintahan dan pusat agropolitan di Muara Beliti yang terdiri dari : a. Pembangunan infrastruktur kawasan perkantoran, pusat perdagangan dan jasa serta pusat agropolitan berupa sistem jaringan jalan, listrik, drainase, air minum dan telekomunikasi. b. Pembangunan bangunan utama perkantoran, pusat perdagangan dan bangunan pendukung kegiatan agropolitan. c. Pembangunan fasilitas sosial, ekonomi dan budaya, serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk mendukung fungsi pusat perkotaan dengan pelayanan skala kabupaten. d. Muara Beliti yang berfungsi sebagai Agropolitan Center (AC) didukung dengan pembangunan Terminal Peti Kemas di desa Durian Remuk dan Pergudangan. 2) Pembangunan Sub Pusat Agropolitan atau Pusat Pelayanan pada 4(empat) lokasi yaitu Simpang Terawas, Megang Sakti, Muara Lakitan dan Simpang Semambang berupa : a. Sub terminal agropolitan. b. Kawasan pertokoan/ruko. c. Perkantoran untuk jasa dan keuangan. d. Sub terminal penumpang/barang e. Permukiman perkotaan. f. Industri agro. g. Workshop dan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan. 3) Pembangunan infrastruktur wilayah yang mendukung terbangunnya sistem perkotaan dan agropolitan, yaitu : a. Jalan kolektor yang menghubungkan pusat agropolitan Muara Beliti dengan sub pusat agropolitan dan antar sub pusat agropolitan. b. Pembangunan sistem pengairan berupa Bendung Daerah Irigiasi (DI) Lakitan, DI Kelingi, DI Megang Tikip, dan DI lainnya, dengan sistem jaringan irigasi untuk kecamatan yang telah dan akan dikembangkan pertanian padi-sawah seperti Tugumulyo, Muara Beliti, Purwodadi, Sumber Harta, STL Ulu Terawas, dan Megang Sakti. c. Pembangunan infrastruktur strategis lainnya seperti jalan Kereta Api (KA) yang akan menghubungkan Lubuklinggau, rencana Terminal Peti Kemas (di Selatan Muara Beliti), Palembang dan peningkatan Bandara Silampari. 4) Pembangunan fasilitas sosial ekonomi pada setiap ibukota kecamatan (sub pusat pelayanan) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, yaitu: a. Pasar Kecamatan b. Puskesmas c. Fasilitas Pendidikan Dasar dan Menengah d. Fasilitas umum; Tempat Ibadah, RTH dan lainnya. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-6.

(16) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Secara garis besar rencana pola ruang Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 2 kawasan utama yaitu Kawasan Lindung (TNKS) dan Kawasan Budidaya. Sementara itu dalam kebijakan pengelolaan kawasan pertanian akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan dan kawasan permukiman perkotaan, khususnya pada pusat pemerintahan dan pusat agropolitan (agropolitan center) di Kota Muara Beliti serta akan dikembangkannya 4 (empat) sub pusat agropolitan (agropolitan distric). Dengan demikian terdapat 4 (empat) kawasan yang sebaiknya mendapat prioritas penanganan yaitu : a. Rencana Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung yang akan dimantapkan di wilayah Kabupaten Musi Rawas yang dinyatakan sebagai kawasan non-budidaya adalah kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yaitu daerah-daerah yang memiliki kendala fisik tertentu seperti lereng curam, rawan banjir, rawan longsor dan erosi, kawasan bergambut, dan kedalaman efektif agak dangkal hingga dangkal. Selain itu juga dimaksudkan untuk melindungi kelestarian wilayah bawahannya berupa kawasan budidaya yang keberadaannya sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kawasan tersebut adalah perkebunan rakyat dan lahan pertanian lahan basah/sawah irigasi. Di Kabupaten Musi Rawas terdapat 4 (empat) jenis kawasan lindung, yaitu: (1) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya, (2) Kawasan Perlindungan Setempat, (3) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, dan (4) Kawasan Rawan Bencana Alam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Musi Rawas. 1). Kawasan Hutan Lindung Kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang mencakup : a). Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang mencakup : - Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. - Kawasan ini terletak di daerah tangkapan air (chaTahunment area) hulu sungai, yakni di Kecamatan Selangit, dan Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-7.

(17) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. b). Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan yang memberikan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau atau waduk, sekitar mata air dan ruang terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota. Di Kabupaten Musi Rawas jenis kawasan perlindungan setempat yang ada adalah: sempadan sungai dan kawasan sekitar danau atau waduk. - Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. - Kawasan Sekitar Danau atau Waduk Kawasan tertentu di sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau atau waduk. - Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau dipersyaratkan dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada suatu wilayah paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah, 20 (dua puluh) persen ruang terbuka hijau publik dan 10 (sepuluh) persen ruang terbuka hijau privat. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. c). Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Kawasan ini kaya akan keanekaragaman hayati, namun menempati areal yang rentan terhadap perubahan, karena lereng terjal, salum tanah dangkal, dan struktur geologi yang agak labil. d). Kawasan Rawan Bencana Alam Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. b. Rencana Kawasan Budidaya Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-8.

(18) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 1). Kawasan Hutan Produksi Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan hutan produksi yang ada berupa: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), Kawasan Hutan Produsi Tetap (HP), dan Kawasan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK). Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas 2011-2031 pengelolaan kawasan hutan produksi diarahkan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP), sedang kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) akan dialihgunakan untuk pengembangan perkebunan (kelapa sawit dan karet) melalui program agropolitan. - Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dan eksploitasi hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam pembangunan perhu tanan, dengan diharapkan kawasan hutan ini akan menjadi basis ekonomi. - Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Ini dapat meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dan secara khusus kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan dengan menerapkan sistem silvikultur insentif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan, yang dilakukan melalui peran aktif masyarakat disekitar hutan. - Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) Hutan konversi ialah hutan produksi yang dapat diubah peruntukannya untuk memenuhi kebutuhan perluasan pengembangan wilayah di luar bidang kehutanan, misalnya transmigrasi, pertanian, perkebunan, industri, pemukiman dan lain-lain. 2). Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan pertanian meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan budidaya hortikultura dan kawasan budidaya perkebunan. a). Kawasan Budidaya Tanaman Pangan Kawasan budidaya tanaman pangan diarahkan dan direncanakan pada lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sawah baik yang beririgasi maupun tidak. - Kawasan Pertanian Lahan Basah Beririgasi Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara irigasi, baik yang secara teknis bisa ditanami padi satu kali atau pun dua kali per tahun.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-9.

(19) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. - Kawasan Pertanian Lahan Basah Tadah Hujan Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya sepenuhnya tergantung pada hujan. b). Kawasan Pertanian Hortikultura Kawasan budidaya hortikultura diarahkan dan direncanakan pada lahan kering. Kawasan diperuntukan bagi tanaman semusim di dataran rendah. c). Kawasan Perkebunan Kawasan Perkebunan merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas perkebunan. Kawasan perkebunan terdapat hampir di setiap kecamatan. Berikut perkebunan yang akan dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas : - Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan pertanian tanaman tahunan diperuntukkan bagi kawasan pertanian tanaman tahunan kebun karet dan kelapa sawit. - Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) Pola pertanian ini merupakan sistem pertanian perkebunan monokultur dengan jenis komoditi kelapa sawit dan karet. Status penguasaan lahan berupa Hak Guna Usaha selama 30 tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali. - Perkebunan Rakyat Pola pertanian ini merupakan sistem pertanian perkebunan monokultur dengan jenis komoditi kelapa sawit dan karet, dengan status penguasaan lahan berupa hak milik petani. - Kawasan Kebun Campuran Di kawasan non hutan, dengan bentuk wilayah agak berbukit hingga agak bergunung (16-40%), diarahkan untuk pengembangan kebun campuran (talun kebun), yaitu suatu sistem pertanian hutan tradisional dimana dalam sebidang tanah ditanami berbagai macam tanaman yang diatur secara spasial dan temporal. Tanaman buah-buahan seperti: durian, rambutan, langsat, dan alpukat dibudidayakan bersama berbagai tanaman kayu-kayuan dan tanaman pangan lainnya. 3). Kawasan Peruntukan Perikanan Rencana pengembangan peruntukan perikanan di Kabupaten Musi rawas diarahkan pada perikanan tangkap, budidaya perikanan air tawar serta konservasi perikanan air tawar. Budidaya ikan air tawar terdiri dari budidaya perikanan sungai, kolam,. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-10.

(20) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. dan sawah serta pembibitan ikan. Jenis ikan budidaya yang dikembangkan antara lain ikan Nila, Mas, Patin,dan Lele. 4). Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup tambang mineral, Migas dan pertambangan batu bara. Pertambangan mineral digolongkan atas pertambangan mineral radioaktif, mineral logam, mineral bukan logam dan batuan. 5). Kawasan Peruntukan Industri Pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Musi Rawas, diarahkan untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah dan produktifitas wilayah secara berkelanjutan. Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Musi Rawas, diharapkan mampu menjadi stimulus percepatan perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah lebih luas, dengan tetap memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan. 6). Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budi daya lainnya di mana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata. 7). Kawasan Peruntukan Permukiman a). Kawasan Permukiman Perkotaan - Menunjukkan areal kawasan permukiman perkotaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar–berombak (0-8%), jenis tanah aluvial, dan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar secara spot-spot, terutama di pusat-pusat ibukota kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas. - Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi resapan melalui Ruang Terbuka Hijau (RTH). Untuk itu perlu pengaturan aktivitas pembangunan melalui penerapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangun (KLB). Guna mengoptimalkan fungsi layanan bagi penduduk kota serta pelayanan ekonomi bagi wilayah belakangnya, maka perlu penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang memadai, serta dukungan prasarana jalan dan terminal antar kota baik berupa terminal penumpang maupun terminal barang yang menunjang pembangunan agropolitan. b). Kawasan Permukiman Perdesaan Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar–bergelombang (0-15%), jenis tanah RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-11.

(21) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. podsolik, kambisol, aluvial, dan koluvial, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Musi Rawas. Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi layanan bagi masyarakat perdesaan dengan pengaturan tata ruang permukiman dan pengadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum perdesaan yang mendukung kegiatan pertanian/agropolitan. 2.1.3. Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan Konsentrasi dan sebaran spasial sektor unggulan terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan, Agro Techno Park (ATP), Musi Rawas Cindo Park (MCP) memiliki beberapa potensi seperti: a. Produksi Karet Jika dilihat dari sentra budidaya perkebunan karet rakyat dapat disajikan data potensi pengembangan tanaman karet. Berikut disajikan dalam tabel 2.3. Data statistik perkebunan karet selama 3 tiga tahun terakhir. Tabel 2.3. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Tahun 2013-2015 Luas Area (Ha) TBM TM TT/TR JUMLAH 1 2013 68.241 213.046 51.995 334.727 2 2014 26.162 95.048 26.243 147.453 3 2015 26.253 95.092 24.832 146.176 Keterangan: TBM :Tanaman Belum Menghasilkan, TM : Tanaman Menghasilkan, TT/TR:Tanaman Tua /Tanaman Rusak. No. Tahun. Produksi (Ton) 264.178 133.068 133.128. Berdasarkan tabel di atas produksi karet di Kabupaten Musi Rawas terjadi penurunan dari 264.178 ton pada tahun 2013 menjadi 133.128 ton pada tahun 2015. Hal ini terjadi karena adanya pemekaran wilayah dengan terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara. Dimana beberapa sentra produksi karet sebanyak 7 Kecamatan tergabung di Kabupaten Musi Rawas Utara. Sedangkan sentra produksi karet di Kabupaten Musi Rawas adalah Kecamatan Jayaloka, Muara Kelingi, Sukakarya dan Muara Lakitan. Total produksi keempat kecamatan tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya, serta pengembangan kawasan sistem pertanian terpadu berbasis tanaman karet. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-12.

(22) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. b. Kelapa Sawit Produksi kelapa sawit rakyat Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 adalah 53.479 ton. Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Muara kelingi dengan produksi 30.614 ton, Kecamatan Muara Lakitan 13.662 ton dan Kecamatan BTS Ulu 7.500 ton. Disamping ketiga sentra utama tersebut menyusul dua daerah wilayah kecamatan dengan total produksi cukup signifikan yakni Kecamatan STL Ulu Terawas 5.615 ton dan Kecamatan Megang Sakti 3,175 ton. Tabel 2.4. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2013-2015 Luas Area (Ha) TBM TM TT/TR JUMLAH 1 2013 7.448 25.502 853 33.802 2 2014 6.031 18.035 313 24.378 3 2015 6.072 18.441 3.185 24.832 Keterangan: TBM :Tanaman Belum Menghasilkan, TM : Tanaman Menghasilkan, TT/TR:Tanaman Tua /Tanaman Rusak. No. Tahun. Produksi (Ton) 96.906 52.301 53.479. Dukungan yang diperlukan bagi sentra – sentra produksi dan kenaikan produksi di setiap wilayah adalah penyuluhan, pembinaan, pemanfaatan saprodi dan teknologi tepat guna serta akses pendanaan. Untuk mendukung pengembangan /perluasan kelapa sawit rakyat serta peremajaan tanaman tua khusunya kepada petani perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an sampai awal 2000-an. Disamping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan. c. Produksi Padi/Jagung/Kedelai dan Hortikultura Sentra produksi padi di Kabupaten Musi Rawas berada di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Tugumulyo, Purwodadi, Megang Sakti, Sumber Harta, STL. Ulu Terawas dan Muara Beliti. Enam kecamatan Tersebut merupakan daerah yang mempunyai irigasi teknis dari Daerah Irigasi (DI) Kelingi, Tugumulyo, Megang Tikip dan Air Lakitan dengan luas sawah 24.548 Ha dari total sawah di Kabupaten Musi Rawas seluas 30.511 Ha. Tabel 2.5. Data Luas Lahan Sawah di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015. No. 1 2. Kecamatan. 1 Kali Tanam. 2 Kali Tanam. STL. Ulu Terawas Selangit. 88 39. 3.462 81. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. Jumlah Lahan Sawah Ditanami 3 Kali Tanaman Tanam Lainnya 290 42 0 0. Tidak ditanami apapun 3.174 299. Jumlah 7.056 419. II-13.

(23) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Jumlah Lahan Sawah Ditanami No. Kecamatan 1 Kali 2 Kali 3 Kali Tanaman Tanam Tanam Tanam Lainnya 3 Sumber Harta 204 2.443 243 28 4 Tugumulyo 0 1.070 1.678 15 5 Purwodadi 0 551 996 0 6 Muara Beliti 0 334 1.714 0 7 TP. Kepungut 0 0 0 0 8 Jayaloka 15 1 0 0 9 Sukakarya 3 163 0 83 10 Muara Kelingi 234 950 0 0 11 BTS. Ulu 97 186 0 0 12 Tuah Negeri 86 285 0 0 13 Muara Lakitan 305 80 0 0 14 Megang Sakti 350 4.210 0 136 Jumlah 1.421 13.816 4.921 304 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas. Tidak ditanami apapun 2.919 70 64 60 368 74 0 198 682 1.102 487 552 10.049. Jumlah 5.837 2.833 1.611 2.108 368 90 249 1.382 965 1.473 872 5.248 30.511. Selanjutnya apabila ditinjau dari produksi padi, jagung, kedelai dan ubi kayu menurut kecamatan dapat diuraikan sebagaimana tabel 2.6. Tabel 2.6. Data Produksi Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Tahun 2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14. Kecamatan STL. Ulu Terawas Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS. Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Jumlah. Padi 46.890 3.452 33.507 45.851 25.331 36.808 834 2.224 2.278 17.840 4.795 4.614 7.451 45.045 276.918. Produksi (Ton) Jagung Kedelai 1.961 62 791 282 93 4 3.449 269 1.505 42 310 71 178 334 7 0 23 83 364 724 101 349 14 221 108 671 108 79 9.014 3.192. Ubi Kayu 13 0 16 32 22 4 4 4 5 13 0 4 4 10 131. Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas. d. Peternakan dan Perikanan Sentra peternakan sapi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni Kecamatan Megang Sakti dengan populasi sapi mencapai 4.762 ekor pada tahun 2015. Di samping daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan populasi sapi pada kisaran 2-3 ribu ekor yakni Sumber Harta, Tugumulyo. Muara Kelingi dan Purwodadi. Total populasi sapi di empat kecamatan tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapi di Kabupaten Musi Rawas. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-14.

(24) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pendingin untuk sapi potong, dan pengembangan/pembinaan koperasi susu untuk sapi perah. Produksi ikan konsumsi tahun 2014 adalah 74.802,33 ton sedangkan padat tahun 2015 turun menjadi 31.141,08 ton hal ini terjadi disebapkan oleh musim kemarau panjang pada tahun 2015 (fenomena el-nino), perubahan iklim dan sumberdaya alam sangat mempengaruhi produksi perikanan, selain faktor budi daya seperti harga pakan dan sistem budi daya. Tabel 2.7. Populasi Sapi Potong Kabupaten Musi Rawas 2011-2015. No.. Kecamatan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14. STL. Ulu Terawas Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS. Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Jumlah. Rumah Tangga Peternak 2015 425 7 1.176 1.353 981 242 10 211 221 839 604 463 218 2.073 8.823. Populasi (Ekor) 2011. 2012. 2013. 2014. 2015. 1.195 34 3.003 4.030 2.475 864 4 738 478 1.675 1.947 1.195 1.053 4.815 23.506. 1.198 34 3.014 4.030 2.497 875 11 752 478 1.700 1.964 1.207 1.062 4.824 23.646. 1.143 14 2.846 3.513 2.363 707 20 587 563 2.239 1.484 1.100 777 4.798 22.154. 1.139 14 2.837 3.502 2.355 705 20 585 561 2.232 1.479 1.096 775 4.783 22.083. 1.122 22 2.800 3.501 2.337 692 19 609 579 2.258 1.484 1.090 759 4.762 22.034. Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas. 2.1.4. Penanganan Bencana Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, dan kawasan rawan banjir. Untuk mencegah korban dan kerugian fisik akibat bencana ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut : 1. Perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai dengan potensi bencana alam serta dilengkapi jalur evakuasi. 2. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk. 3. Dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sistem peringatan dini (early warning system).. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-15.

(25) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 4. Dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan serta bangunan yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam. 2.1.5. Konektivitas Antar Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas. Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan Provinsi-Provinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui jalan negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama yang sekaligus merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian provinsi-provinsi di Sumatera serta penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu: a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera yang membentang mulai dari batas Provinsi Lampung - Martapura - Baturaja-Simpang Sugiwaras - Muara Enim - Lahat - Tebing Tinggi - Muara Beliti - Lubuklinggau - Terawas - Batas Provinsi Jambi sepanjang 472,35.km dan melewati 6 (enam) Kabupaten/Kota dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi pegunungan. b. Jalan Nasional Penghubung Antar Lintas yang terdiri dari 2 (dua) ruas jalan yaitu ruas Muara Beliti – Lubuklinggau – Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang secara umum pada daerah dataran tinggi, dan ruas Muara Beliti - Sekayu - Betung - Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten. Secara umum ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada dipinggiran Sungai Musi. 2.2. Aspek Demografi Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jumlah penduduk Tahun 2015 setelah pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara berjumlah 404.587 jiwa. Luasnya adalah 6.357,09 Km2 dan kepadatan penduduknya adalah 60,52 jiwa/km². Karakteristik penduduk Kabupaten Musi Rawas yang akan ditinjau berkaitan dengan besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya. Kecamatan dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Muara Lakitan sedangkan tingkat kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Tugumulyo. Dengan luas wilayah sebesar 6.357,09 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak 404.587 jiwa maka density penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2015 sebesar 60,52 jiwa / Km2, wilayah administrasi dengan tingkat kepadatan paling tinggi adalah Kecamatan Tugumulyo dengan kepadatan penduduk 674,36 jiwa/Km2, sedangkan Kecamatan Muara Lakitan merupakan kecamatan tingkat kepadatan penduduknya paling kecil yaitu 22,93 jiwa / Km2 , seperti tabel 2.8.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-16.

(26) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Tabel 2.8 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14. Luas (Km2). Kecamatan STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Sukakarya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Jumlah. Jumlah Penduduk (Jiwa). Kepadatan (Jiwa/Km2). 30.307 18.518 17.061 45.654 14.981 24.583 11.853 15.915 14.356 39.152 27.720 28.133 45.020 51.047 404.587. 50,77 25,82 164,40 674,36 236,85 139,98 36,31 99,19 118,13 60,62 36,88 106,79 22,93 127,69 60,52. 596,92 717,33 103,78 67,70 63,25 175,62 326,42 160,45 121,53 645,81 751,53 263,45 1.963,53 399,77 6.357,09. Sumber : Mura Dalam Angka 2015, BPS. 2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Kesejahteraan Masyarakat terkait dengan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 – 2015 selaras dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, terdapat 3 (tiga) Fokus : a) Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi; b) Fokus Kesejahteraan Masyarakat; c) Fokus Seni Budaya dan Olahraga. 2.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pendapatan Domestik Bruto (PDRB) PDRB salah satu indikator ekonomi yang menggambarkan kondisi rill suatu daerah, indicator pertumbuhan PDRB ini menunjukkan kesejahteraan masyarakat dalam lingkup daerah dan mengenai geliat keberhasilan program pembangunan ekonomi makro daerah yang telah dicapai dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat di suatu daerah. Salah satu tujuan yang terkandung diantara cita-cita tersebut adalah peningkatan Pendapatan Domestik Bruto penduduk Kabupaten Musi Rawas yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 2.9. PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015 (Rp. Juta) Lapangan Usaha (1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. 2011 (2). 2012 (3). 2013* (4). 2014** (5). 2015*** (6). 3.326.080,2. 3.714.292,3. 4.121.587,7. 4.328.484,5. 4.536.599,1. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-17.

(27) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas. 4.129.225,0. 4.045.701,4. 4.208.788,1. 4.844.702,3. 4.643.608,1. 982.270,1 1.743,7. 1.109.537,3 1.858,3. 1.246.417,7 1.890,9. 1.447.961,8 2.226,6. 1.696.090,7 2.905,4. 583,4. 656,5. 682,7. 815,5. 954,6. 433.274,7. 528.879,7. 620.441,0. 736.249,1. 827.033,6. 557.430,1. 617.911,3. 672.813,5. 735.659,9. 965.555,0. 34.697,2. 38.143,5. 45.873,0. 54.919,6. 65.055,4. 20.704,8. 24.406,8. 28.246,1. 31.864,5. 38.940,4. 27.372,7 59.310,1 108.723,9 1.307,3. 29.719,5 68.119,8 119.979,6 1.509,2. 31.609,1 75.330,7 132.586,7 1.760,1. 35.901,0 82.832,1 156.814,3 2.019,6. 40.518,4 89.836,3 184.043,1 2.268,7. 235.913,6. 260.374,2. 298.074,9. 322.994,8. 369.165,9. 233.720,1. 263.099,7. 302.693,8. 389.770,3. 430.947,6. 57.688,3. 64.462,8. 72.248,9. 82.061,9. 93.302,4. 100.338,9 10.310.384,0 6.908.944,9. 100.825,3 10.989.477,3 7.803.031,5. 111.496,8 11.972.541,7 8.735.478,1. 121.052,5 13.376.330,4 9.670.542,7. 134.109,2 14.120.933,7 10.861.607,0. Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara. Berdasarkan data pada tabel 2.9. nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas Kabupaten Musi Rawas meningkat dari Rp.10,31milyar pada tahun 2011 menjadi Rp.14,12 milyar pada tahun 2015 untuk PDRB dengan migas. Pada tahun 2011 PDRB tanpa migas sebesar Rp. 6,91 milyar dan pada tahun 2015 menjadi Rp. 10,86 milyar. Sedangkan data struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.10. berikut: Tabel. 2.10. Struktur Ekonomi Kabupaten Musi RawasTahun 2011-2015 (%) Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. 2011 32,26 40,05 9,53 0,02. 2012 33,80 36,81 10,10 0,02. 2013* 34,43 35,15 10,41 0,02. 2014** 32,36 36,22 10,82 0,02. 2015*** 32,13 32,88 12,01 0,02. 0,01. 0,01. 0,01. 0,01. 0,01. II-18.

(28) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan. 4,20. 4,81. 5,18. 5,50. 5,86. 5,41. 5,62. 5,62. 5,50. 6,84. 0,34. 0,35. 0,38. 0,41. 0,46. 0,20. 0,22. 0,24. 0,24. 0,28. 0,27 0,58 1,05 0,01. 0,27 0,62 1,09 0,01. 0,26 0,63 1,11 0,01. 0,27 0,62 1,17 0,02. 0,29 0,64 1,30 0,02. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. 2,29. 2,37. 2,49. 2,41. 2,61. Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya. 2,27 0,56 0,97. 2,39 0,59 0,92. 2,53 0,60 0,93. 2,91 0,61 0,90. 3,05 0,66 0,95. Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara. Tahun 2011-2015 merupakan tahun berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam dengan leading sector yang menjadi unggulan selama ini sebagai penyumbang PDRB yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dan juga sektor pertambangan dan penggalian. Di tahun 2011, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan sumbangan 32,26 persen, dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2013, yaitu sebesar 34,43 persen, dan mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 32,13 persen. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan sebesar 32,88 persen. Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2015 memberikan peningkatan kontribusi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,01 persen. PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Musi Rawas tahun 2011-2014 dapat dlihat pada tabel di bawah ini : Tabel. 2.11 PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015 (Rp. Juta) Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur lang Konstruksi. 2012. 2013*. 3.081.857,6. 3.288.393,7. 3.528.201,0. 3.746.798,5. 4.005.122,0. 3.400.167,9. 3.044.511,8. 3.125.563,7. 3.406.480,9. 3.463.594,9. 920.556,2. 1.001.051,3. 1.076.009,5. 1.155.228,0. 1.249.381,1. 1.928,3. 2.073,9. 2.195,0. 2.331,7. 2.349,7. 590,6. 653,8. 690,6. 740,0. 791,6. 379.849,9. 425.233,6. 475.040,8. 509.488,8. 533.332,8. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. 2014**. 2015***. 2011. II-19.

(29) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. 528.780,8. 576.519,5. 618.234,7. 647.677,9. 678.479,6. 34.632,6. 37.786,0. 41.044,6. 44.612,6. 48.727,1. 19.127,0. 20.854,2. 22.119,7. 23.525,7. 25.872,1. Informasi dan Komunikasi. 27.734,0. 30.079,9. 32.244,9. 35.054,8. 38.016,9. Jasa Keuangan dan Asuransi. 57.462,4. 62.722,2. 66.231,4. 68.694,9. 71.483,5. 104.338,2. 114.528,2. 124.638,2. 134.659,8. 144.274,5. 1.232,3. 1.332,1. 1.447,4. 1.552,5. 1.629,5. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. 228.881,3. 234.864,6. 241.844,6. 255.609,6. 277.924,3. Jasa Pendidikan. 228.042,2. 244.394,4. 265.908,8. 300.768,9. 322.183,7. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. 56.652,9. 61.524,7. 65.009,4. 70.969,5. 76.412,8. Jasa lainnya. 95.637,1. 98.763,2. 102.141,2. 105.882,0. 110.127,9. PDRB Dengan Migas. 9.167.471,3. 9.245.287,1. 9.788.565,6. 10.510.076,1. 11.049.704,1. PDRB Tanpa Migas. 6.447.390,7. 6.932.242,9. 7.438.244,3. 7.935.182,1. 8.475.325,0. Real Estate Jasa Perusahaan. Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara. a. Pendapatan Regional Perkapita Data Pendapatan Regional Perkapita (dengan migas) Tahun 2011-2015 Kabupaten Musi Rawas adalah ditunjukkan dalam tabel 2.12. berikut : Tabel 2.12. Pendapatan Perkapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013* 2014** 2015***. Harga berlaku Dengan Migas Tanpa Migas 28.434.673 19.053.955 29.854.516 21.198.072 32.037.757 23.375.581 35.293.748 25.515.944 36.744.558 28.263.354. Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara. Harga konstan Dengan Migas Tanpa Migas 25.282.671 17.781.049 25.116.169 18.832.448 26.193.576 19.904.266 27.731.071 20.937.156 28.752.808 22.053.929. ***) Angka Sangat- sangat Sementara. Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 atas dasar harga berlaku dengan migas sebesar Rp. 36.744.558,- dan tanpa migas sebesar Rp. 28.263.354,- sedangkan berdasarkan atas. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-20.

(30) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. dasar harga konstan tanpa migas sebesar Rp. 22.053.929,- dan dengan migas sebesar Rp. 28.752.808,-. b. Pertumbuhan Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah dilihat dari pertumbuhan ekonomi di harapkan mengalami kenaikan setiap tahunnya, Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini menggambarkan aktivitas ekonomi di suatu daerah dan masih dijadikan sebagai tolak ukur penilaian kondisi ekonomi di daerah. Seperti dijelaskan di atas bahwa sesuai dengan RPJPD Tahun 2005-2025 Kabupaten Musi Rawas Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun terakhir pelaksanaan pembangunan jangka menengah tahun ketiga Kabupaten Musi Rawas, sebagai rangkaian dari pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2010 -2015. Tabel 2.13. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2015 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan. 2011 7,55 -7,93 7,17 7,26. 2012 6,70 -10,46 8,74 7,55. 2013* 7,29 2,66 7,49 5,84. 2014** 6,20 8,99 7,36 6,23. 2015*** 6,89 1,68 8,15 0,77. -0,58. 10,69. 5,62. 7,16. 6,97. 7,50. 11,95. 11,71. 7,25. 4,68. 8,49. 9,03. 7,24. 4,76. 4,76. 7,54 9,42 7,45 6,73 8,53 9,94. 9,11 9,03 8,46 9,15 9,77 8,10. 8,62 6,07 7,20 5,59 8,83 8,65. 8,69 6,36 8,71 3,72 8,04 7,26. 9,22 9,97 8,45 4,06 7,14 4,96. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. 4,28. 2,61. 2,97. 5,69. 8,73. Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB Dengan Migas. 8,22 6,74 3,88 1,16. 7,17 8,60 3,27 0,85. 8,80 5,66 3,42 5,88. 13,11 9,17 3,66 7,37. 7,12 7,67 4,01 5,13. Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara. ***) Angka Sangat- sangat Sementara. c. Gini Rasio Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya dapat diukur melalui pendapatan per kapita atau pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun seberapa besar kemakmuran atau kue pembangunan tersebut terdistribusi secara merata ke semua populasi penduduk dalam suatu wilayah, salah satu cara untuk mengukur tingkat distribusi pendapatan yang telah lama dikembangkan oleh ekonom Italian yang bernama RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-21.

(31) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Girardo Gini yaitu indeks Gini dan Kurve Lorenz, Angka Indeks Gini mempunyai besaran nilai antara 0 sampai dengan 1, apabila angka mendekati ngk (satu), maka kesenjangan pendapatan sangat tinggi, begitu juga sebaliknya mendekati angka 0 berarti kesenjangan sangat rendah. Gambaran umum perkembangan rasio gini Kabupaten Musi Rawas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.14 Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2015 Tahun Musi Rawas Sumatera Selatan 2011 0,369 0,34 2012 0,332 0,40 2013 0,305 0,383 2014 0,285 2015*) 0,287 Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas *) Angka Sementara 2015 setelah pemisahan dari Musi Rawas Utara. Nasional 0,38 0,41 0,41 0,413 0,408. Dari tabel diatas kinerja dari Indeks Gini Kabupaten Musi Rawas mempunyai kecenderungan yang semakin menurun, Angka Gini Rasio Kabupaten Musi Rawas selama 5 (lima) tahun terakhir lebih baik bila dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional. Walaupun di tahun 2011 menunjukkan angka sedikit lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Selatan dan sedikit lebih rendah dari nasional, namun tren selama 5 (lima) tahun rata-rata Gini Rasio Musi Rawas menunjukkan kesenjangan semakin berkurang. Salah satu penyebab angka ketimpangan relatif lebih rendah tidak lepas dari perekonomian Kabupaten Musi Rawas masih bertumpu pada sektor Primer Pertanian yang mempunyai metode produksi yang padat karya, sehingga pembagian pendapatan relatif lebih merata, bila dibandingkan sektor modern yang padat modal dalam produksi. d. Tingkat Inflasi Pada tabel sebelumnya telah digambarkan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Musi Rawas yang diukur melalui pendekatan angka berlaku maupun harga konstan, secara umum PDRB menggambarkan perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu, namun kedua metode tersebut mempunyai perbedaan mendasar yaitu PDRB harga konstan menunjukkan perkembangan nominal ekonomi karena menggunakan tahun dasar perhitungannya, sebaliknya harga belaku menunjukkan angka riil dari PDRB pada tahun berjalan, dari pendekatan perhitungan ini, PDRB harga berlaku tidak dapat menggambarkan pertumbuhan output sebenarnya, tingginya PDRB hanya menggambarkan kenaikan harga barang semata atau inflasi. Angka Inflasi menunjukkan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar, dari perkembangan inflasi Kabupaten Musi Rawas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-22.

(32) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Tabel 2.15 Laju Inflasi Implisit (Tingkat Produsen) Kabupaten Musi Rawas 2011-2015 Tahun 2011 Inflasi 12,47 Sumber: BPS *) angka sementara **) angka sangat sementara. 2012 5,69. 2013 2,9. 2014*) 4,06. 2015**) 0,27. Dari tabel diatas angka inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu menembus angka dua digit, tingginya angka inflasi disebabkan oleh kenaikan harga BBM akibat kenaikan harga minyak dunia, masalah keterbatasan pangan yang memacu kenaikan harga. Angka Inflasi masih dianggap wajar apabila masih dibawah satu digit pada kisaran 0 dan dibawah 10%, apabila dibawah 0% atau deflasi dan diatas 10% sangat membahayakan bagi perekonomian terutama dalam mengurangi angka kemiskinan. Angka optimal yang harus dijaga pada kisaran 0-5%. e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan pada hakekatnya adalah untuk membangun manusia seutuhnya yaitu manusia yang sehat baik jasmani dan rohani, beberapa indikator yang dikembangkan oleh Lembaga Internasional seperti United Development Programme (UNDP) untuk menukur keberhasilan pembangunan adalah Human Development Index (HDI). Konsep HDI sejalan dengan konsep bahwa sebagai alat dan tujuan akhir pembangunan. Untuk mengukur HDI itu adalah dengan menggunakan indikator kesehatan, pendidikan, dan pendapatan perkapita. Konsep IPM ini menjelaskan seberapa besar manusia memperoleh akses akan hasil-hasil pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, dan pendapatan yang diukur melalui peubah atau yang dikenal dengan 3 (tiga) dimensi dasar, yaitu: 1. Umur panjang dan hidup sehat (peubah kesehatan) 2. Pengetahuan (rata-rata lama sekolah) 3. Standar hidup layak (pendapatan) Gambaran IPM Kabupaten Musi Rawas dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.16 IPM Kabupaten Musi Rawas 2011-2015 AHH EYS MYS Pengeluaran (tahun) (tahun) (tahun) perkapita/tahun 2011 60,63 66,82 10,15 6,07 8151,76 2012 61,37 66,85 10,51 6,11 8361,90 2013 62,23 66,87 10,88 6,16 8692,69 2014 63,19 66,88 11,10 6,61 8787,03 2015*) 64,11 67,18 11,63 6,69 8876,00 Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas *) angka sementara 2015 setelah pemisahan dari Musi Rawas Utara Tahun. IPM. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-23.

(33) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Dari tabel diatas, dapat dilihat angka IPM Musi Rawas dapat dikategorikan sebagai menengah atau sedang, walaupun IPM mengalami perbaikan tiap tahunnya, angka tersebut masih dibawah rata-rata Sumsel 67,46 di tahun 2015, namun perkembangan yang cukup menggembirakan bila dilihat dari shortfall adalah angka harapan hidup rata-rata 67,18 relatif lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan dari lama bersekolah relatif lebih lamban, walaupun banyak program/kegiatan untuk mendorong orang bersekolah lebih baik lagi, hal ini karena masih belum tersebarnya secara merata pada sekolah tingkat lanjutan di tiap kecamatan akibat luasnya wilayah dan geografis. d. Kebutuhan Investasi Kab. Musi Rawas Tahun 2016-2021 Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi daerah adalah penambahan dan pemupukan modal melalui investasi. Dengan menganggap bahwa nilai ICOR (incremental capital to output ratio atau rasio penambahan modal terhadap produksi) sebesar 4,26, maka dapat diproyeksikan besaran nilai pertumbuhan ekonomi rata-rata 2016-2021dan nilai PDRB, serta kebutuhan investasi selama lima tahun diperkirakan sebesar Rp. 3,149 triliun per tahun. Kebutuhan investasi tersebut hanya akan dapat dipenuhi oleh Kabupaten Musi Rawas dengan mempertimbangkan potensi dan kemajuan yang telah dicapai selama ini, kondisi sosial yang kondusif, dan kondisi ketertiban dan keamanan yang terjaga dengan baik sehingga menarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Musi Rawas. Tabel. 2.17. Kebutuhan Investasi Ekonomi Indikator DENGAN MIGAS Pertumbuhan ekonomi PDRB ADHB. Tahun 2016. 2017. 2018. 2019. 2020. 2021. 1,16. 0,85. 5,88. 7,44. 7,56. 7,60. 10.310.384,0. 10.989.477,32. 11.920.141,7. 13.259.692,4. 14.394.799,94. 15.529.907,48. 3.883.134. 4.360.081. 7,00. 7,34. 10.606.341,30. 11.540.777,90. 3.579.936,45. 3.624.827,50. kebutuhan investasi 1.907.788 2,452,293 2,887,997 3,406,187 (ICOR 4,26) TANPA MIGAS Pertumbuhan 7,46 7,52 7,30 6,67 ekonomi 6.908.944,9 7.803.031,5 8.735.478,1 9.671.904,7 PDRB ADHB Kebutuhan investasi 1.783.532 2,232,633 2,643,886 3,130,454 (ICOR 4,26) Sumber: Indikator Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 ( data diolah) *) Angka Sementara. d. Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks yang bersifat dinamis, mengingat faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan belanja masyarakat juga bergerak dinamis disamping berbagai faktor internal yang mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi yang terjadi.. RPJMD Kabapaten Musi Rawas 2016-2021. II-24.

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat karena mereka harus berpindah kewilayahan menjadi masyarakat Kabupaten Kediri, karena sejak dulu masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar

yang berkaitan dengan latar belakang pertimbangan pengembangan kurikulum pelatihan, (2) data yang berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum, (3) data

Dalam hal hubungan kerja berakhir karena Pekerja/Buruh meninggal dunia Perusahaan wajib memberikan kepada ahli warisnya sejumlah uang yang besar perhitungannya

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap kerusakan lahan dan/atau pencemaran lingkungan hidup sebagaimana diatur

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Responden dengan tingkat depresi pada lansia yang mengikuti senam lansia semuanya tidak mengalami depresi hal ini dapat disebabkan oleh kebugaran fisik dari para

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan dokumen-dokumen yang

a) Konstanta sebesar 2,557 menyatakan bahwa jika variabel pemanfaatan teknologi informasi (PTI), variabel kesesuaian tugas - teknologi informasi (KTT) dan variabel