• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun Ajaran 2010/2011

Galang Eko Prasetyo

Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42 Sidikan Umbulharjo Yogyakarta

E-mail: galanx.nemo@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, setiap warga negara perlu di-berikan pemahaman dan kemampuan mengaktualisasikan demokrasi di kalangan warga negara. Nilai-nilai demokrasi hendaknya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata melalui suatu transformasi yaitu melalui pendidikan, khususnya Pendidikan Kewargane-garaan yang merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang demokratis, memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-nya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap sikap de-mokratis siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 201 siswa. Sampel diambil secara acak seba-nyak 90 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi untuk mengeta-hui prestasi belajar siswa, dan metode angket untuk mengukur sikap demokratis siswa. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis korelasi dan regresi.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa nilai korelasi anta-ra prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaanta-raan dengan sikap demokanta-ratis siswa adalah 0,313 dan koefi sien determinasi sebesar 9,8%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap sikap demokratis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

Kata kunci : prestasi belajar, pendidikan kewarganegaraan, sikap demokratis

PENDAHULUAN

Indonesia menganut sistem demokra-si, yaitu negara yang kehidupannya di-tentukan oleh rakyat. Menurut Ravitch (1991:4) sebagaimana dikemukakan dalam wartawarga (2010), secara umum demokrasi diartikan pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan

bebas. Kenyataan di lapangan menunjuk-kan belum sesuainya konsep dengan apa yang seharusnya dijalankan dalam sebuah negara demokrasi. Pandangan tentang pemerintah yang tidak demokratis mem-berikan bukti bahwa iklim demokrasi be-lum tercipta secara penuh di negara ini. Gerakan reformasi yang pada awalnya bertujuan menata kembali penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama dan Orde Baru, seakan telah disalahartikan

(2)

se-hingga makna gerakannya tidak sesuai lagi dengan makna reformasi itu sendiri.

Demokrasi bukan hanya merupakan sistem pemerintahan saja, tetapi juga gaya hidup serta tata masyarakat tertentu, yang karenanya juga mengandung unsur-unsur moral. Demokrasi sebagai sebuah nilai atau pandangan hidup mencerminkan per-lunya partisipasi dari setiap warga dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur ke-hidupan bersama sehingga menjadi sebuah keyakinan. Demokrasi merupakan prinsip pertama dan paling utama yang harus di-jabarkan dan dilaksanakan secara sistema-tis dalam bentuk aturan sosial politik. Un-tuk itulah diperlukan pemahaman yang baik dan kemampuan mengaktualisasi-kan demokrasi di kalangan warga negara. Demokrasi tidak akan datang, tumbuh, dan berkembang dengan sendirinya dalam ke-hidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena itu demokrasi memer-lukan usaha nyata setiap warga dan pe-rangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan masyarakat). Bentuk masyarakat demokrasi akan tumbuh ko-koh jika di kalangan masyarakat tumbuh kultur dan nilai-nilai demokrasi.

Pemahaman tentang demokrasi akan menumbuhkan kehidupan demokrasi, dan pengetahuan tentang demokrasi akan mendorong orang untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi tersebut hendaknya dapat diak-tualisasikan dalam kehidupan nyata mela-lui suatu proses transformasi, dan “pen-didikan pada hakikatnya adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai yang mem-bangun sikap mental serta kualitas pribadi bangsa untuk dapat berpikir lebih handal,

sehingga lahir pribadi-pribadi yang mam-pu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, masyarakat, dan bangsanya” (Siswono Yudohusodo, 1996:99).

Menurut pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-sional, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta mem-bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa, bertujuan un-tuk berkembangnya potensi peserta di-dik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Selain itu UUD 1945 juga mene-tapkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” (Pasal 31). Oleh karena itu pendidikan juga merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari “hak asasi manusia,” sebagaimana ditegaskan dalam UUD 1945, pasal 28C, ayat (1) “Se-tiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memper-oleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Hal tersebut menunjukkan bahwa peran pendidikan dalam demokra-tisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari visi dan misi pendidikan nasional. Artinya, bahwa pendidikan nasional harus besifat demokrasi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Yudi Latif (Horison, 8/2008 hal 2) mengemukakan bahwa gambaran yang paling nyata dari demokrasi modern di Barat terletak pada derajat pendidikan-nya yang tinggi. Secara umum dipercaya

(3)

bahwa naiknya tingkat pendidikan meng-arah pada kemunculan institusi-institusi sosial yang rasional dan demokratis, juga pada perkembangan industrial serta per-tumbuhan ekonomi. Sebaliknya kemun-duran dalam tingkat pendidikan menim-bulkan ancaman terhadap kemajuan dan demokrasi. Pendapat ini mempertegas peran pendidikan dalam proses demokra-tisasi, yaitu memberi pembinaan kepada peserta didiknya menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tan-ah air. Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa pendidikan telah menjadi satu ben-tuk investasi sumber daya manusia (hu-man investment). Bahkan telah dibuktikan bahwa negara-negara yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi mampu memaju-kan dan mengembangmemaju-kan sistem pendi-dikannya, maka negara itu menjadi negara yang terpandang serta diperhitungkan. De-ngan demikian gerakan mengembangkan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat merupakan salah satu langkah strate-gis peran pendidikan dalam demokratisasi. Sekolah merupakan tempat yang stra-tegis untuk menanamkan sikap demokra-tis, sebab sekolah sebagai lembaga pen-didikan yang dapat direncanakan secara sistematis untuk membudayakan nilai dan perilaku demokrasi. Proses pembudayaan nilai-nilai demokrasi tersebut terletak pada proses pembelajaran yang secara tidak langsung meliputi serta mempraktikkan dasar-dasar nilai dan perilaku demokrasi. Dalam konteks itu, mata pelajaran yang berperan penting dalam menumbuhkan si-kap demokratis siswa adalah mata pelajar-an Pendidikpelajar-an Kewargpelajar-anegarapelajar-an (PKn), karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pem-bentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga ne-gara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pan-casila dan UUD 1945.

Mata pelajaran PKn berorientasi pada terbentuknya masyarakat demokra-tis atau lebih dikenal dengan masyarakat madani (civil society). Pendidikan Kewar-ganegaraan memiliki visi mewujudkan masyarakat demokratis, sedangkan misi-nya adalah membentuk warga negara yang baik (good citizenship), yaitu menciptakan kompetensi siswa agar mampu berperan aktif dan bertanggung jawab bagi kelang-sungan pemerintahan demokratis melalui pengembangan pengetahuan, karakter dan keterampilan kewarganegaraan. Dari per-nyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn mempunyai peran yang sangat penting dalam menumbuhkan sikap demokratis siswa.

Mengingat pentingnya pembentukan sikap demokratis di kalangan warga ne-gara khususnya para peserta didik, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh keberhasilan proses pembelajaran PKn terhadap sikap demokratis siswa. Peneli-tian ini dibatasi pada masalah pengaruh prestasi belajar Pendidikan Kewargane-garaan terhadap sikap demokratis siswa kelas XI SMK Negeri I Yogyakarta, khu-susnya pada semester gasal tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh prestasi belajar Pendidikan Kewargane-garaan terhadap sikap demokratis siswa kelas XI SMK Negeri I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

(4)

ini adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah meng-ikuti proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan baik berupa perubahan tingkah laku, ke-terampilan dan pengetahuan yang diukur melalui nilai raport siswa semester ganjil. Prestasi belajar PKn di dalamnya termasuk juga pengetahuan tentang demokrasi, se-hingga dapat dianalogikan prestasi belajar PKn siswa sebagai tolok ukur pengetahu-an demokrasi siswa. Sesuai dengpengetahu-an teori yang dikemukakan oleh Ravitch (dalam Wartawarga, 2010) bahwa “pengetahuan tentang demokrasi juga mempengaruhi perilaku demokrasi” maka kemudian prestasi belajar tersebut dihubungakan dengan sikap demokratis siswa, yaitu pandangan-pandangan atau pengetahuan siswa tentang demokrasi yang mendorong untuk cenderung berpikir dan bertindak untuk menghargai dan menjunjung ting-gi nilai-nilai demokrasi baik dalam kehi-dupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis pe-nelitian kuantitatif dengan pendekatan sur-vey yang bersifat korelasional. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berupa angka-angka. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini ditempuh dengan survey, yaitu dengan melakukan penye-baran angket. Hal tersebut dilakukan un-tuk dapat mengumpulkan berbagai kete-rangan yang faktual secara seksama guna mengidentifi kasi pengaruh antara variabel prestasi belajar Pendidikan Kewarganega-raan siswa dan variabel sikap demokratis siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI di SMK Negeri I Yogyakarta pada tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah to-tal sebanyak 201 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini ada-lah teknik random sampling dengan cara undian yang pengambilannya didasarkan atas suatu rumpun (cluster) dan jumlah (quota) yang proporsional. Sampel yang diambil dengan menggunakan propor-sional quota random sampling adalah individu yang akan dijadikan anggota sampel terdiri dari kelompok kelas PM1, PM2, AP1, AP2, AK1, dan AK2 (cluster) dan besarnya sudah ditentukan yakni ber-dasarkan jumlah (quota) yang proporsion-al. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 15 siswa untuk setiap kelasnya, maka jumlah sampel adalah 15 x 6 = 90 siswa. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang siswa kelas XI di SMK Negeri I Yogyakarta pada tahun ajar-an 2010/2011.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu prestasi belajar PKn siswa sebagai variabel bebas (independent variable) dan sikap demokratis siswa sebagai variabel terikat (dependent variable). Operasion-alisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1:

Pengumpulan data menggunakan me-tode dokumentasi dan angket. Meme-tode do-kumentasi digunakan untuk mengumpul-kan data prestasi belajar PKn siswa yang diperoleh dari buku raport pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan angket digunakan untuk mengungkap-kan data tentang tingkat sikap demokratis siswa.

(5)

pene-liti menggunakan instrumen kuesioner skala sikap demokratis yang merupakan kuesioner tertutup, secara langsung, de-ngan bentuk skala bertingkat. Sedangkan data prestasi belajar diambil melalui nilai mata pelajaran PKn dalam buku raport subyek pada semester ganjil tahun ajar-an 2010/2011. Instrumen kuesioner skala

sikap demokratis berupa butir-butir per-tanyaan tertutup yang berjumlah 30 soal. Untuk penyekoran, jika pernyataan positif diberikan skor 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, sedangkan untuk per-nyataan negatif diberikan skor 1 untuk Tabel 1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Indikator

1 Prestasi Bel-ajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa

Nilai raport mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

2 Sikap Demokratis Siswa

Mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau go-longan.

Mengutamakan kepentingan negara atau umum dan rela berkorban untuk negara atau kepentingan umum.

Toleran atau menghargai dan menghormati pendapat orang lain yang berbeda.

Terbuka menerima pendapat orang lain.

Tanggap dan berani mengemukakan pendapat dengan baik dan benar. Bersikap kritis terhadap informasi atau pandangan sehingga tidak mudah menerima atau menolak pandangan orang lain.

Cerdas dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menghormati hak orang lain

Menghormati kekuasaan yang sah Bersikap adil dan tidak diskriminatif

Tabel 2

Kisi-Kisi Skala Sikap Demokratis

Variabel Indikator

Sikap Demokratis Mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau golongan. Mengutamakan kepentingan negara atau umum dan rela berkorban untuk negara atau kepentingan umum.

Toleran atau menghargai dan menghormati pendapat orang lain yang berbeda. Terbuka menerima pendapat orang lain.

Tanggap dan berani mengemukakan pendapat dengan baik dan benar.

Bersikap kritis terhadap informasi atau pandangan sehingga tidak mudah men-erima atau menolak pandangan orang lain.

Cerdas dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menghormati hak orang lain

Menghormati kekuasaan yang sah Bersikap adil dan tidak diskriminatif

(6)

jawaban sangat setuju, 2 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban tidak setuju, 4 un-tuk jawaban sangat tidak setuju. Instrumen kuesioner skala sikap demokratis disusun berdasarkan kajian teori tentang sikap de-mokratis, dengan kisi-kisi soal (Tabel 2):

Instrumen yang baik harus memenuhi dua prasyarat penting, yaitu valid dan re-liabel. Maka dari itu terlebih dahulu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian. Disamping itu data tersebut juga harus berdistribusi normal, maka perlu juga dilakukan uji normalitas data. Berdasarkan pengujian validitas in-strument, terdapat 5 soal yang tidak valid karena memiliki nilai r-hitung < 0,361. Sedangkan berdasarkan uji reliabilitas diketahui bahwa reliabilitas instrument tinggi yang ditunjukkan oleh besarnya

Cronbach’s Alpha yaitu 0,879. Sedangkan

dalam uji normalitas data diketahui X2

-hitung < X2-tabel. Sehingga dapat

disim-pulkan bahwa pada taraf signifi kansi 5% variabel Y berdistribusi normal.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik de-ngan rumus korelasi dan regresi. Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu analisis prestasi belajar Pendi-dikan Kewarganegaraan, analisis sikap demokratis, dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menghitung koefi sien korelasi product moment, Uji F, Uji t, menghitung regresi sederhana, dan meng-hitung koefi sien determinasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data dapat dike-tahui bahwa prestasi belajar PKn siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

se-bagian besar mempunyai prestasi belajar dalam kriteria terlampaui yaitu sebanyak 62 siswa (68,88%). Sedangkan siswa yang mempunyai prestasi belajar dalam krite-ria tercapai sebanyak 28 siswa (31,11%). Dan tidak ada satupun siswa yang mem-punyai prestasi belajar dalam kriteria tidak tercapai. Hal ini mengindikasikan bahwa prestasi belajar Pendidikan Kewargane-garaan yang baik telah dicapai siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta. Sedangkan sikap demokratis siswa kelas XI SMK Ne-geri 1 Yogyakarta sebagian besar mempu-nyai sikap demokratis yang tinggi yaitu se-banyak 54 siswa (60%). Sedangkan siswa yang mempunyai sikap demokratis sedang sebanyak 36 siswa (40%). Dan tidak ada satupun siswa yang mempunyai sikap de-mokratis rendah. Hal ini mengindikasi-kan bahwa sikap demokratis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta sudah ter-golong baik.

Untuk menganalisis pengaruh antara prestasi belajar PKn terhadap sikap de-mokratis siswa digunakan analisis kore-lasi dan regresi. Dari hasil penghitungan korelasi product moment diketahui bahwa nilai r-hitung (0,313) > r-tabel (0,207). Hal ini menyatakan bahwa “ada pengaruh yang positif dan signifi kan antara Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ter-hadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta”. Berdasarkan uji F diketahui bahwa F-hitung > F-tabel. Hal ini menyatakan bahwa “ada hubungan yang linier antara Prestasi Belajar Pendi-dikan Kewarganegaraan dengan Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Nege-ri 1 Yogyakarta”. DaNege-ri hasil uji t diketa-hui bahwa nilai t-hitung > t-tabel. Hal ini menyatakan bahwa “Variabel prestasi bel-ajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa

(7)

(X) secara individu berpengaruh terhadap variabel sikap demokratis siswa (Y), de-ngan kata lain dapat digeneralisasikan”. Dan berdasarkan analisis regresi sederha-na diketahui Y = 16,856 + 0,791 prestasi belajar. Hal ini menyatakan bahwa apabila prestasi belajar Pendidikan Kewargane-garaan sama dengan nol, maka sikap de-mokratis sama dengan 16,856, dan jika prestasi belajar dinaikkan sebesar satu satuan maka akan menaikkan sikap demo-kratis sebesar 0,791 dan sebaliknya jika prestasi belajar diturunkan sebesar satu satuan maka akan menurunkan sikap de-mokratis sebesar 0,791. Sedangkan dalam penghitungan koefi sien determinasi dida-patkan hasil penghitungan sebesar 9,8%. Hal ini menyatakan bahwa sebesar 9,8% perubahan-perubahan sikap demokra-tis siswa disebabkan oleh prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar PKn berpengaruh secara positif dan signifi kan terhadap sikap demo-kratis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yog-yakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai koefi sien korelasi product moment sebesar 0,313 dan koefi sien determinasi sebesar 9,8% yang menyatakan bahwa si-kap demokratis siswa dipengaruhi oleh prestasi belajar Pendidikan Kewarganega-raan siswa sebesar 9,8%. Dengan demiki-an dinyatakdemiki-an bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh antara prestasi belajar Pendidikan Kewargane-garaan terhadap sikap demokratis siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011” diterima, dan hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada penga-ruh antara prestasi belajar Pendidikan Ke-warganegaraan terhadap sikap demokratis siswa kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011” ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pe-nelitian: Suatu Pendekatan Prak-tik. Jakarta: Rineka Cipta

Azra, Azyumardi. 2003. Pendidikan Ke-warganegaraan (Civic Educa-tion): Demokrasi, Hak Asasi Ma-nusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogya-karta: Pustaka Pelajar

Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Horison Th. XL III, No. 8/2008, Agustus 2008.

http://community.gunadarma.ac.id/blog/ view/id_13483/title_demokrasi-pancasila (diakses tanggal 12 Juli 2011)

http://supandip4tkipsmlg.wordpress. com/2008/08/12/strategi-good- news-class-meeting-dalam-pemb-elajaran-pkn/ (diakses tanggal 21 Juli 2011)

(8)

ac.id/2009/02/09/sikap-penguku-ran-dan-prediksi-perilaku/ (di-akses tanggal 23 juli 2011)

h t t p : / / w a r t a w a r g a . g u n a d a r m a . ac.id/2010/02/pendidikan-kewar-ganegaraan-3/ (diakses tanggal 7 Juli 2011)

h t t p : / / w a r t a w a r g a . g u n a d a r m a . ac.id/2010/04/demokrasi-hukum-dan-hak-asasi-manusia/(diakses tanggal 5 April 2011)

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Ja-karta: Ghalia Indonesia

Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidik-an Dasar dPendidik-an Menengah

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi ko-munikasi. Bandung: Remaja Ros-dakarya.

Sarwono, Wirawan Sarlito. 2003. Pengan-tar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Fak-tor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sofhian, Subhan dan Gatara, Asep Sahid. 2011. Pendidikan Kewarganega-raan: Pendidikan Politik, Nasi-onalisme, dan Demokrasi. Ban-dung: Fokusmedia

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Bel-ajar. Bandung: PT Remaja Rosda-karya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pen-didikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pen-didikan: Kompetensi dan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafi ndo Persada Ubaedillah, A, dkk. 2008. Pendidikan

Kewarganegaraan (Civic Educa-tion): Demokrasi Hak asasi Ma-nusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidaya-tullah dan Prenada Media Group. Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-sional

Winarno. 2006. Pendidikan Kewargane-garaan Persekolahan: Standar Isi dan Pembelajarannya. Surakarta: UNS

Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajar-an. Jakarta: Gramedia

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Belajar. Ja-karta: Grasindo

Yudohusodo, Siswono. 1996. Semangat Baru Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Yayasan Pembangunan Bangsa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat

melainkan karena motivasi para pelakunya yang berniat suci (berdasarkan nilai-nilai agama dan perintah ulama) dalam menjalankan ‘tugas pemberontakan’ ini. Bagi para pelakunya,

Dalam sistem tersebut terdapat 4 external entity yang memberikan input dan output pada sistem yaitu Responsibility center melakukan pencatatan administrasi yang meliputi

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelom- pok

Program PHBM yang dikelola dengan intensif lebih menguntungkan dibandingkan dengan program PHBM yang tidak dikelola dengan intensif, dari sisi jumlah pohon, keragaman jenis pohon,

Iklan Layanan Masyarakat Satuan Lalu Lintas Polres Sleman Versi Light On.

Setelah diberi penjelasan sebelumnya, guru mengulang lagi pertanyaan : “bagaimana pipa yang semakin sempit dapat menaikkan air semakin tinggi?” Siswa menjawab,

bahwa untuk menjadi guru kejuruan yang efektif di masa depan dibutuhkan tiga kompetensi yaitu: (a) keahian di bidang studi/spesifik; (b) keahlian dalam