PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL
70% DAUN BINAHONG (
Anredera cordifolia,
(Ten.) Steenis) SEGAR DAN
DAUN BINAHONG (
Anredera cordifolia,
(Ten.) Steenis) KERING DENGAN
METODE DPPH (2,2-
DIPHENIL-1-PICRYL-HYDRAZYL)
Ariyanti1), Tsani Imada2)., Ida Rifkawati3)1,2,3)Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
riri99.cettaazzahra@gmail.com
Abstrak
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sangat reaktif karena mengandung elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas yang menyerang struktur tubuh mengakibatkan munculnya beragam penyakit. Adanya flavonoid kemungkinan besar daun binahong dapat berkhasiat sebagai antioksidan (menangkap radikal bebas). Tujuan penelitian ini untuk membandingan aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis) segar dan kering dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril
-hidrazil).
Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan adalah dengan menggunakan metode DPPH. Pengujian secara kualitatif (reaksi warna) teramati adanya pemudaran warna ungu dari larutan DPPH pada ekstrak. Pengujian secara kuantitatif diukur kemampuan antioksidan berdasarkan penurunan absorbansi DPPH setelah penambahan ekstrak menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Larutan DPPH di operating time setiap menitnya sampai terdapat absorbansi yang konstan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa panjang gelombang maksimum diperoleh λ 516,0 nm. Operating time larutan DPPH didapatkan absorbansi yang konstan pada menit ke-16. Hasil perhitungan ekstrak etanol 70% pada ekstrak daun katuk kering memiliki nilai IC50 152,103 ppm (lemah) dan daun katuk segar
memiliki nilai IC50 67,527 ppm (kuat). Hasil
analisis statistik menunjukan bahwa kedua nilai
IC50 tersebut memiliki perbedaan yang
bermakna.
Kata kunci: antioksidan, daun binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis), DPPH. Abstract
Free radicals are atoms or molecules that are highly reactive because they contain unpaired electrons. The free radicals that attack the body structure resulted in the emergence of various diseases. Their leaf flavonoid binahong likely be efficacious as an antioxidant (capturing free radicals). The purpose of this study to compare the antioxidant activity of 70% ethanol extract of leaves binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis) fresh and dry with DPPH
(2,2-diphenyl-1-hidrazil pikril).
The method used to determine the antioxidant activity is by using DPPH. The test qualitatively (color reaction) observed the purple discoloration of DPPH solution on the extract. Tests quantitatively measure the ability of antioxidants based on reduction of DPPH absorbance after the addition of the extract using Uv-Vis spectrophotometry. The extract is made by maceration using ethanol 70%. Determination of the maximum wavelength
DPPH solution using Uv-Vis
spectrophotometry. DPPH solution in the operating time every minute until there is a constant absorbance.
These results indicate that the maximum wavelength λ 516.0 nm is obtained. Operating time DPPH solution absorbance constant obtained in the 16th minute. The result of the calculation of the 70% ethanol extract of dried leaf extract binahong have IC50 values 152.103
ppm (weak) and leaves a fresh binahong have IC50 values 67.527 ppm (strong). Statistical
analysis showed that both the IC50 values have
significant differences.
Keywords: antioxidants, leaves binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis), DPPH. Pendahuluan
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sangat reaktif karena mengandung elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas yang menyerang struktur tubuh mengakibatkan munculnya beragam penyakit (Kumalaningsih, 2006). Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas mengingat begitu banyaknya radikal bebas yang berasal dari luar tubuh yaitu berupa makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, pewarna, asam lemak tidak jenuh, pestisida, polusidan radiasi ultraviolet (Ikhlas, 2013). Sumber antioksidan alami banyak terdapat pada tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari. Senyawa fenolik atau polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Daun binahong mengandung saponin, triterpenoid, minyak atsiri dan flavonoid quersetin. Adanya flavonoid kemungkinan besar daun binahong dapat berkhasiat sebagai antioksidan (menangkap radikal bebas) (Ardianti, dkk., 2014). Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan dan penangkap radikal adalah metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-Picrylhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil (Kuncahyo, 2007). Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin
tinggi nilai aktivitas antioksidan.
Penelitian ini dilakukan untuk
untuk
membandingan
aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis) segar dan kering dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil). Berdasarkan pustaka yang telah dipelajari Secara spesifik suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari nilai 50 bpj, kuat
untuk nilai IC50 bernilai 50–100 bpj, sedang jika
bernilai 100–150 bpj, dan lemah jika bernilai
151–200 bpj (Arista, 2013). Harapannya dengan membandingkan antara sampel kering dan segar dapat mengetahui tingkat aktivitas antioksidan.
Metodologi
Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan nilai aktivitas antioksidan pada daun binahong kering dan segar adalah metode DPPH secara kuantitatif (menggunakan spektrovotometri Uv-Vis) dan kualitatif (secara visual/reaksi warna) dengan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang yang diperoleh.
Hasil dan Pembahasan Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel daun binahong dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang. Identifikasi sampel bertujuan untuk mengetahui kebenaran identifikasi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar. Hasil kunci determinasi 1b-2b menjelaskan ciri-ciri tanaman binahong, kunci 3b-4b-6b menjelaskan bahwa tanaman binahong mempunyai daun berbentuk jantung, kunci 9a menjelaskan bahwa tanaman binahong merupakan tumbuhan membelit dan memanjat, kunci 41b-42b-43-44b menjelaskan ciri daun tanaman binahong yang berdaun tunggal. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut menyatakan bahwa yang diidentifikasi adalah daun binahong dengan nama lain (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)
Ekstraksi
Ekstraksi daun binahong dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi. Ekstraksi dilakukan selama 5 hari disertai dengan pengadukan tiap harinya kemudian ekstrak disaring dan diuapkan menggunakan
waterbath hingga diperoleh ekstrak kental. Pada ekstraksi daun binahong kering dan segar digunakan pelarut etanol 70% sebagai cairan penyari. Pemilihan cairan penyari ini digunakan berdasarkan kandungan flavonoid dalam daun binahong yang berfungsi sebagai antiradikal bebas atau antioksidan. Senyawa flavonoid bersifat polar sehingga dalam cairan penyari etanol 70% yang bersifat polar akan mudah melarutkan senyawa flavonoid pada daun binahong.
Panjang gelombang maksimum DPPH Hasil penentuan panjang gelombang maksimum (λmaks) dari DPPH yang dilarutkan
dalam metanol pada pengukuran antara 400-600 nm dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis, didapat hasil λmaks 516,0 nm dengan
absorbansi 0,781 (gambar 4.1.). Menurut Arista (2013), pengujian radikal bebas larutan DPPH terdapat pada panjang gelombang 516,5 nm tetapi dalam penelitian ini didapatkan panjang gelombang 516,0 yang tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, penentuan waktu reaksi dan pengukuran perendaman radikal bebas dilakukan pengamatan absorbansi pada panjang gelombang 516,0 nm.
Gambar 4.1 Hasil penentuan panjang gelombang maksimum DPPH yang dilarutkan dengan metanol Waktu reaksi larutan DPPH
Hasil penentuan waktu reaksi atau
operating time larutan DPPH 0,5 mM untuk pengamatan uji daya perendaman radikal bebas larutan uji ekstrak etanol 70%.
Dari penelitian menunjukan bahwa waktu reaksi untuk pengamatan uji daya perendaman radikal bebas larutan uji ekstrak etanol 70% dapat dilakukan pada menit ke-16. Menurut Arista (2013), waktu reaksi untuk pengamatan uji daya perendaman radikal bebas pada larutan uji terdapat pada menit terkecil 20-25 sehingga antara waktu reaksi pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tidak jauh berbeda.
Hasil uji aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan secara kualitatif Hasil uji kualitatif dengan reaksi warna terhadap 5 konsentrasi ekstrak yang berbeda-beda dalam penelitian ini yaitu 120 ppm, 126 ppm, 132 ppm, 138 ppm dan 144 ppm, diukur dengan mengetahui tingkat perendaman warna sebagai akibat adanya senyawa antioksidan yang mampu mengurangi intensitas warna ungu dari DPPH (gambar 4.2 dan 4.3). Metode
DPPH dipilih karena sederhana, mudah, cepat, hanya memerlukan sedikit sampel dan peka untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam (Zuhra, 2008).
Gambar 4.2 Hasil pengujian daya
antioksidan dengan metode DPPH secara kualitatif (reaksi warna) ekstrak etanol 70% daun binahong kering
Gambar 4.3 Hasil pengujian daya
antioksidan dengan metode DPPH secara kualitatif (reaksi warna) ekstrak etanol 70% daun binahong segar
Dari gambar 4.2 dan 4.3, menunjukan warna larutan pada tabung 2, 3, 4, 5, 6 baik pada ekstrak etanol daun binahong kering maupun segar berwarna kuning kecoklatan dibandingkan dengan tabung 1 yang merupakan pembanding berwarna ungu tua. Maka hal ini membuktikan bahwa secara kualitatif ekstrak etanol daun binahong kering dan segar mempunyai daya perendaman radikal bebas terhadap DPPH. Semakin tinggi nilai konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi perendaman yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning hal ini disebabkan pada konsentrasi tinggi senyawa yang terkandung didalam ekstraklebih banyak sehingga aktivitas antioksidan lebih besar. Perubahan warna ini terjadi karena adanya senyawa radikal hidrogen yang didonorkan kepada radikal DPPH
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
sehingga tereduksi menjadi DPPH-H ( 1,2-defenil, 2-pikrilhidrazil) (Ikhlas, 2013).
Uji
aktivitas
antioksidan
secara
kuantitatif (Spektrofotometer Uv-Vis)
Hasil pengamatan absorbansi dan perhitungan % inhibisi perendaman radikal bebas DPPH oleh ekstrak etanol daun binahong kering dan segar dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3.
Tabel 4.2 Hasil pengamatan dan
perhitungan % inhibisi ekstrak daun binahong segar terhadap larutan DPPH Konse ntrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Replikasi Replikasi I II III I II III 120 126 132 138 144 0,308 0,286 0,263 0,258 0,233 0,242 0,232 0,227 0,224 0,206 0,302 0,305 0,203 0,219 0,228 60,103 62,953 65,932 66,580 69,818 68,652 69,948 70,595 70,984 73,316 60,880 60,492 73,704 71,632 70,466
Tabel 4.3 Hasil pengamatan dan
perhitungan % inhibisi ekstrak daun binahong kering terhadap larutan DPPH Konse ntrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Replikasi Replikasi I II III I II III 120 126 132 138 144 0,674 0,658 0,671 0,650 0,444 0,636 0,648 0,610 0,611 0,348 0,595 0,606 0,562 0,572 0,306 12,69 14,76 13,08 15,80 42,48 17,62 16,06 20,98 20,85 54,92 22,92 21,50 27,20 25,90 60,36
Dari tabel 4.2 dan 4.3 dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi sampel terhadap kontrol pada setiap kenaikan konsentrasi. Penurunan nilai absorbansi DPPH mempunyai arti bahwa telah terjadinya penangkapan radikal DPPH oleh sampel sehingga mengakibatkan peningkatan % inhibisi sebanding dengan bertambahnya konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan persamaan regresi untuk tiap replikasi ekstrak etanol 70% daun binahong kering dan segar, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil perhitungan persamaan
regresi konsentrasi vs % inhibisi
ekstrak
etanol
70%
daun
binahong
kering
dan
segar
terhadap larutan DPPH
Repli
kasi
Persamaan regresi linier
Daun
kering
r-hitungDaun segar
r-hitung I II III y =14,351x+ 0,304 y = 47,898x+0,172 y = 0,748x + 0,505 0,985 0,958 0,764 y = -113,602x + 1,01 y = -147,982x + 1,32 y = -142,84x + 1,32 0,751 0,770 0,771Analisa data nilai IC50 menggunakan
perhitungan t-test
Hasil perhitungan nilai IC50 daun katuk
kering dan daun katuk segar, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan nilai IC
50antara ekstrak etanol 70% daun
binahong kering dan segar
Sampel Nilai IC50 Klasifikassi
aktivitas antioksidan Daun binahong kering 152,103 Lemah Daun binahong segar 67,527 Kuat
Nilai IC50 yang didapat dari uji aktivitas
antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong kering dan segar diolah menggunakan analisa statistik t-test dengan ɑ = 0,05, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara IC50 ekstrak etanol 70% daun binahong
kering dan segar.
Dari perhitungan uji t-test menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada bahan uji, dilihat dari besarnya signifikan <0,04 dan <0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai kesalahan 5% dan diperoleh t-hitung (-3,007) lebih besar dari t-tabel (-2,776) berarti H0
ditolak atau terdapat perbedaan bermakna aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol 70% daun binahong kering dan segar.
Ekstrak etanol 70% daun binahong segar memberikan nilai IC50 yang lebih rendah
dibanding ekstrak etanol 70% daun binahong kering, dengan nilai IC50 binahong kering
152,103 ppm diklasifikasikan sebagai antioksidan lemah karena masuk kedalam rang 151-200 ppm dan nilai IC50 binahong basah
67,527ppm diklasifikasikan sebagai antioksidan kuat karena masuk kedalam range 50-100 ppm (tabel 4.5). Hal ini menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% daun binahong segar lebih baik sebagai perendaman radikal bebas dibandingkan ekstrak daun binahong kering yang mana menunjukan bahwa kemungkinan adanya peran klorofil yang terdapat pada daun binahong segar (Lestario, 2009). Hal ini yang menyebabkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong segar lebih tinggi
dibandingkan dengan aktivitas antioksidan pada ekstrak daun binahong kering. Selain itu, karena perbedaan sampel segar dan kering (pengeringan oven) yang digunakan dapat berpengaruh terhadap variasi kandungan antioksidan, nutrisi dan kandungan flavonoid dalam tanaman (Lestario, 2009).
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 70% daun binahong
(Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis) kering dan segar. dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia, (Ten.) Steenis) segar dan kering adalah lemah dan kuat.
2. Ada perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun binahong kering dan segar berdasarkan nilai IC50 dengan signifikansi
0,005 dan 0,020 (<0,05, tingkat kepercayaan 95%).
3. Nilai IC50 pada ekstrak etanol 70% daun
binahong kering (152,103 ppm) dan segar (67,527 ppm)
Daftar Pustaka
Ardianti, A., guntarti, A., dan zainab., 2014, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Eter Hasil Hidrolisis Infusa Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dengan Metode Dpph (1,1-Diphenil
-2-Picrylhydrazyl), Pharmaciana, Vol. 4, No. 1, 1-8.
Arista, Mega., 2013, Aktivitas Antioksidan Ekstrak 80% dan 96% Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.),Jurnal Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya Vol.2 No.2, Surabaya.
Ikhlas, Nur., 2013, uji aktivitas ekstrak herba kemangi (Ocimum americanum Linn) dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil), sSkripsi Penelitian, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Study Farmasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kumalaningsih, S., 2006. Antioksidan Alami:
Penangkal Radikal Bebas, Trubus Agrisarana, Jakarta.
Kuncahyo, S.I., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi, L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (Dpph),
Jurnal Penelitian, Fakultas DIII Teknologi Farmasi, Universitas Setia Budi, Yogyakarta.
Lestario, L.N., Christian, A.E., dan Martono, Y., Aktivitas antioksidan daun ginseng jawa (Talinum paniculatum gaertn),
Jurnal Penelitian, Fakultas Sains dan Matematika, Program Studi Kimia, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.