UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA : SONYA KRISNAWATI S.
NIM : 050503074
DEPARTEMEN : AKUNTANSI – S1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 22 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji dan hormat penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sang
Juru Selamat. Terpujilah Dia atas kebesaran dan kasih setiaNya, yang
memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih Tuhan
buat segala hal yang terjadi serta penyertaanMu yang penulis boleh terus alami.
Skripsi ini berjudul : “Pengaruh Kinerja Keuangan Tehadap Return Saham
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini
dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penulisan skripsi ini hingga selesai, penulis mendapat banyak
bimbingan dan dukungan baik dari segi doa dan materi dari berbagai pihak.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingan yang bermanfaat bagi
4. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak selaku dosen pembanding I dan Ibu
Dra. Salbiah, M.Si, Ak selaku dosen pembanding II yang telah banyak
memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Orangtuaku yang tersayang yaitu bapak H. Situmorang (alm.) dan mama
H. Silalahi serta kepada kakak dan adik yaitu Nova, Anne, Sari dan Aldo
yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis. Kepada seluruh
saudara-saudara yang juga turut membantu dalam doa dan dana. Kepada
teman-teman penulis di koordinasi periode 2008/2009, cell group yaitu
Dewi, Arneta, Mei, Mery, Enka, Maya, Eka, Siswani, K’Susan, seluruh
mahasiswa Akuntansi 2005 serta semua pihak yang telah mendukung dan
mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata penulis berharap agar
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 22 Juni 2009
Penulis,
Sonya Krisnawati
NIM 050503074
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
secara simultan maupun parsial. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on
Investment, dan Return on Equity sebagai variabel independen dan Return saham
sebagai variabel dependen.
Sampel yang diambil sebanyak 33 perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005 – 2007. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah adalah purposive sampling.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh secara simultan terhadap
return saham perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah rasio EPS, DER dan ROI positiif namun tidak signifikan sehingga secara langsung rasio ini mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur sektor barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influences of financial’s performance to the return of common stock of the go public’s manufacturing consumer goods during 2005 until 2007 either simultaneously or partially. This research use Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment and Return on Equity as independent variable and Return of common stock as dependent variable.
The sample of this research are 33 of the go public’s manufacturing consumer goods during 2005 until 2007. The data that used in this research is financial statement from each company, published through website
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data are analyzed by multiple
regression method. Sampling method that used is purposive sampling.
The research results that EPS, DER, PER, ROI, and ROE have not simultaneous influence to return of common stock. Financial ratios that have positive not significant influence to return of common stock, are earning per share, debt to equity ratio and return on investment, whereas earning per share, debt to equity ratio and return on investment have influence to the go public’s manufacturing consumer goods.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….. i
KATA PENGANTAR ……….... ii
ABSTRAK ………..…. iv
ABSTRACT ……….… v
DAFTAR ISI ……….….. vi
DAFTAR TABEL ……….…. ix
DAFTAR GAMBAR ……….. x
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Perumusan Masalah ………. 4
C. Tujuan Penelitian ………. 5
D. Manfaat Penelitian ………... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ………... 7
1. Saham ………... 7
2. Return Saham………... ……….. 8
3. Laporan Keuangan ………. 9
4. Kinerja keuangan dengan rasio keuangan ………. 10
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 12
1. Kerangka Konseptual ... 13
2. Hipotesis Penelitian ... 15
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………..…………..….. 16
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….………….. 16
C. Jenis Data ……….….……….……….. 18
D. Teknik Pengumpulan Data ……….….. 19
E. Definisi operasional dan pengukuran Variabel… ……….…… 19
F. Metode Analisis Data ………..… 21
G. Jadwal Penelitian ……… 26
BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ………..….. 27
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ……….…………..…… 28
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ………..…….. 30
b. Uji Multikolonearitas ………..……….…… 33
c. Uji Heteroskedastisitas ………... 34
d. Uji Autokorelasi ………...………. 35
3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi ………..……….... 36
b. Koefisien Determinasi ……….. 38
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 43
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 47
B. Keterbatasan Hasil Penelitian ……….. 48
C. Saran ……… 49
DAFTAR PUSTAKA ………. 50
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 17
Halaman Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 26
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 28
Tabel 4.2 Uji Normalitas ... ... 30
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 32
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi…... 35
Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi ... 36
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 38
Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 39
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... ... 14
Halaman
Gambar 4.1 Histogram ... 31
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur sektor
Halaman
Barang konsumen ………. 51
Lampiran 2 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2005 .. 52
Lampiran 3 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2006 .. 53
Lampiran 4 Data Rasio keuangan dan return saham tahun 2007 .. 54
Lampiran 5 Statistik Deskriptif ... 55
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Hasil normalitas data ... 56
Histogram ... ... 56
Grafik normal P-P Plot……….. ... 57
Hasil Uji Multikolinearitas ... 58
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... .. 59
Hasil Uji Autokorelasi ... 59
Lampiran 7 Hasil analisis regresi ... 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi
selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya
rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun
pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem
manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain
dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor.
Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut
tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan
banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran
kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur
tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang parah, yang pada akhirnya
menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuidasi). Berdasarkan hasil
survei Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur skala besar dan sedang
pada triwulan IV-2008 tumbuh negatif 3,4 persen dibandingkan triwulan III-2008.
Krisis keuangan global, mengganggu kinerja industri manufaktur yang berimbas
pada pertumbuhannya.
Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri
yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah
perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau
keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian
rupa, sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat
dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan.
Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan
manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing
adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal.
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan
pertukaran klaim jangka panjang, penambahan assets (dan hutang) pada saat yang
sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio
investasi melalui pasar sekunder (Pandji, 2003:5). Sebagai fungsi ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki
kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi
keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang
membutuhkan dana. Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal
harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi
tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran
dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar investor
mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui
tindakan yang seharusnya diambil.
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan
pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan
informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif
untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan
klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham.
Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang
tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa
yang akan datang. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk
menguji apakah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan
bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap return saham di
pasar modal. Dengan analisa rasio keuangan dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan di bidang keuangan namun dapat juga dipakai sebagai
sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi
keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian
going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Untuk
menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya dengan rasio
keuangan. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar
di BEI melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio
keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return
perusahaan (Husnan, 2003 :44). Dari berbagai alat analisis yang ada, analisis rasio
merupakan alat analisis yang sering dipakai karena merupakan metode paling
cepat untuk diterapkan dalam kinerja suatu perusahaan. Dari analisis rasio dapat
diketahui posisi perusahaan ditengah perusahaan lain dan sangat bermanfaat untuk
membantu manajer, investor maupun kreditor dalam mengambil keputusan. Dari
melakukan prediksi di masa yang akan datang. Seperti yang sudah kita ketahui
bahwa di era ekonomi global ini perusahaan-perusahaan lokal mendapat tantangan
yang berat dari perusahaan-perusahaan asing. Hal tersebut dimungkinkan dengan
berkurangnya pembatasan pajak maupun quota seperti yang telah disepakati
dalam AFTA. Perusahaan-perusahaan tersebut harus memperkuat posisinya agar
tidak mengalami kemunduran. Untuk itu diperlukan dana yang tidak sedikit untuk
memperbaiki kinerja perusahaan, baik dari segi keunggulan kompetitif, jangkauan
pasar, kapasitas produksi, pemasaran, promosi dan sebagainya. Disinilah peranan
pasar modal sebagai sarana pengumpulan dana bagi perusahaan yang go public
menjadi kuat. Dalam keputusan investasi para pemodal tidak hanya
memperhatikan tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi resiko investasi.
Secara intuitif tentunya ada hubungan positif antara tingkat keuntungan dan
resiko. Investor akan memanfaatkan semua informasi dan kinerja keuangan
perusahaan terhadap harga pada pengambilan keputusan beli atau jual sehingga
saham sekarang merefleksikan semua informasi yang diketahui.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis merumuskan masalah, yaitu :
1.Apakah rasio keuangan Earning per Share (EPS) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Return saham?
2.Apakah rasio keuangan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh
3.Apakah rasio keuangan Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Return saham?
4.Apakah rasio keuangan Return on Investment (ROI) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Return saham?
5.Apakah rasio keuangan Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Return saham?
6.Apakah rasio keuangan Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan
Return on Equity (ROE) secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Earning Per Share berpengaruh
secara signifikan terhadap Return Saham ?
2. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Price Earning Ratio
berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?
3. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Debt to Equity Ratio
4. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Return on Investment
berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham ?
5. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Return on Equity berpengaruh
secara signifikan terhadap Return Saham ?
6. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment
(ROI), dan Return on Equity (ROE) secara bersama–sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan,
pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan return saham
serta merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh
selama kuliah.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.
3. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai
tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu
pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (1995: 241) adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun
pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila
perusahaan tersebut mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan
suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat
ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen (Prefered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return dapat
berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return
ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang. Hartono (2000: 107) menyatakan bahwa return abnormal
(abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi.
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima
oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang
saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga
saham pada suatu periode (Beza, 1998).
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar
modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan seluruh
informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan
sama dengan return realisasinya.
Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk
mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan
undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham
di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian
juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham
dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan
ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental
berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi
perusahaan mencapai sasarannya (Foster. 1986). Untuk menganalisis kinerja
perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok,
yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas (Kim, 1991).
3. Laporan Keuangan
Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri
dari Neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan Modal.
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah
harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang
disebut passiva. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam
suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis.
Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan
perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu (Nainggolan, 2004). Laporan
Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba
perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan
untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu.
4. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan
yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di
masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada
kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis
dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfret, 1999).
Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan teori
akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang menghubungkan
rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu. Harapannya akan dapat
ditemukan berbagai kegunaan obyektif dari rasio keuangan. Beberapa yang telah
dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk
memprediksi kondisi keuangan perusahaan khususnya perusahaan yang
mengalami kebangkrutan (Beaver, 1966; Altman, 1968) dan memprediksi
perubahan laba perusahaan (Machfoed, 1994; Zainuddin dan Hartono, 1999).
Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan
pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi,
yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan
bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode
mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa
depan dengan kata lain informasi akuntansi. Dalam penggunaannya terdapat
keunggulan dan keterbatasan dari analisa keuangan untuk digunakan dalam
memahami kondisi perusahaan.
Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:
a. EPS (Earning per Share)
merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham
merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai
entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari
waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham
telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan
laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi
mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang.
b. DER (Debt to Equity Ratio)
merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk
mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajibannya.
c. PER (Price Earning Ratio)
menurut Rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio
sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan
(market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu
perusahaan sangat baik di masa yang akan datang sehingga digunakan para
investor untuk menanamkan modalnya.
d. ROI (Return on Investment)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003).
e. ROE (Return on Equity)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2003).
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Dyah (2007)
Judul penelitian ’Pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia’. Penelitian ini
mnggunakan variabel EPS, DER, PER,ROI,dan ROE sebagai variabel independen
dan return saham sebagai variabel terikat. Hasil dari penelitian ini adalah semua
variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
Sedangkan variabel PER memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
2. Penelitian Resmi (2002)
Judul penelitian ‘Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Return Saham’. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan yang
semua rasio keuangan dapat menjelaskan perubahan return saham yang berarti
variabel rasio tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi
investor untuk memproyeksi tingkat keuntungan saham yang diharapkan.
3. Penelitian Merwanto (2005)
Judul penelitian ‘Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja
Perbankan (Studi kasus pada Perusahaan Perbankan Go Public di BEJ tahun 2000 - 2004)’. Dengan menggunakan rasio CAR, NPL, ROA, LDR, GMW,
NIM sebagai variabel independennya dan harga saham sebagai variabel
dependennya. Hasil penelitian ini adalah secara bersama–sama yakni ROA, LDR,
GWM dan NIM berpengaruh terhadap variabel dependen (harga saham) dan
secara parsial ROA, LDR dan GWM berpengaruh terhadap harga saham,
sedangkan NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4. Penelitian I G. K. A. ULUPUI
Judul penelitian ‘Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap return saham (studi pada perusahaan makanan dan
minuman dengan kategori Industri barang konsumsi di BEJ)’. Hasil penelitian
menunjukkan variabel current ratio dan ROA memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. DER menunjukkan hasil
yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang
tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.
Husnan (2000 : 88) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat
keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham.
Koesno (1990) dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting
yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke
tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya
harga saham suatu perusahaan. Secara umum kinerja keuangan perusahaan
ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian
dianalisis menggunakan rasio keuangan. Kerangka hubungan kinerja perusahaan
dengan return saham sebagai berikut :
Variabel Independen ( X ) Variabel Dependen ( Y )
Return on investment
(X4)
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono,2008:51). Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka
konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
H3 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
H4 : Return on Investment (ROI) berpengaruh signfikan terhadap Return
Saham.
H5 : Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
H6 : Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning
Ratio (PER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity
(ROE) secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang signifikan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30)
desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab
akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi).
B. Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:72). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2007, yaitu sebanyak 35
perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008:73). Teknik penarikan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
2. Perusahaan manufaktur tersebut mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap dan tidak keluar (delisting) selama
periode 2005 – 2007.
Sampel yang diambil adalah 33 perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif selama tahun 2005-2007 dari total
keseluruhan perusahaan manufaktur pada barang konsumsi ada 35 perusahaan.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 33 perusahaan
yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan Manufaktur sektor Barang Konsumsi
No Nama Perusahaan Kode 1. PT. Ades Waters Indonesia
Tbk
ADES 06 Mar 1985 13 Jun 1994
2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
AISA 26 Jan 1990 11 Jun 1997
3. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
8. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
18. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI 03 Jun 1929 15 Des 1981
19. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT 14 Mar 1978 27 Juli 1995
20. PT. Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990
21. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PSDN 16 Apr 1974 18 Okt 1994
22. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
PTSP 13 Des 1983 30 Mei 1994
23. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 Nov 1976 16 Okt 2001
24. PT. Schering Plough Indonesia Tbk.
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
dan merupakan data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo, (2002: 147)
“Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).”
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur dan nilai return saham.
Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data
cross-section. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun
dikumpulkan pada suatu titik tertentu (Kuncoro, 2003:125) yang disebut dengan
pooling data atau combined model.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis
data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data tersebut diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 sampai dengan tahun
2007 dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pengumpulan data
sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs
dibutuhkan dalam penelitian.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Variabel dependen (“Y”): Return saham perusahaan
Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi, dapat dihitung
dengan rumus :
b. Variabel Independen (”X”): ada beberapa rasio keuangan yang
1) Earning Per Share (X1) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar
saham. Rumus EPS sebagai berikut:
share Earning
EPS =
2) Debt to Equity Ratio (X2) merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang
yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rumus DER
sebagai berikut:
3) Price Earning Ratio.(X3) Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning
ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga
perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Suatu
rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per
lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER).
Rumus PER sebagai berikut :
%
4) Return on Investment (X4) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,
2003). Rumus ROI sebagai berikut :
Investasi Total
Income Operating
5) Return on Equity (X5) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net
income (Kasmir, 2003). Rumus ROE sebagai berikut :
Capital Equity
Income Net
ROE=
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model
analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 16.0 (Statistik Product
and Services Solution). Sebelum data di analisis, maka untuk keperluan analisis
data tersebut, terlebih dahulu diajukan uji asumsi klasik, yaitu: .
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji
multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau
nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali
(2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali
(2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi >0,05 dengan = 5% berarti distribusi data normal
dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data
tidak normal dan Ha diterima. Ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
b) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi
tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi
multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi
yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.
c) Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar
nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis
yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada time series.
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu
(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : tidak ada autokolerasi ( r = 0 )
Ha : ada autokolerasi ( r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi:
Tidak ada autokolerasi, positif atau negatif : du < d < 4 – du.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
a. Uji signifikansi parsial ( t-test )
Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel,
tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%. Adapun yang menjadi
model persamaannya adalah :
2. untuk Debt to Equity Ratio
3. untuk Price Earning Ratio
4. untuk Return On Investment
5. untuk Return On Equity
b. Uji signifikansi Simultan ( F- test)
Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk
menentukan uji F-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%.
Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3 x3 + b4x4 + b5x5 + e
Dimana :
Y = Return saham
a = Konstanta
b1 – b5 = Koefisien regresi masing-masing variabel
X1 = EPS
X2 = DER
X3 = PER
Y = a + b2X2 + e
Y = a + b3X3 + e
Y = a + b4X4 + e
X4 = ROI
X5 = ROE
e = error
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Tahapan
penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni
Pengajuan
judul
Penyusunan
proposal
Pengumpulan
data
Seminar
proposal
Penulisan
proposal
Penyelesaian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel
dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur sektor barang konsumsi No Nama Perusahaan Kode
Emiten
Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1. PT. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 06 Mar 1985 13 Jun 1994 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk.
AISA 26 Jan 1990 11 Jun 1997
3. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 8. PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
14. PT. Kimia Farma Tbk. KAEF 23 Jan 1969 4 Jul 2001 15. PT. Kedawung Setia Industrial
Tbk. 22. PT. Pioneerindo Gourmet
International Tbk
PTSP 13 Des 1983 30 Mei 1994
23. PT. Pyridam Farma Tbk. PYFA 27 Nov 1976 16 Okt 2001 24. PT. Schering Plough Indonesia
Tbk.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari
(ICMD) berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk
statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio, Price Earning Ratio, Return on Investment, dan Return on Equity sebagai
variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut
dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2005 sampai dengan tahun
2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun 2007
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPS 99 -941.26 4888.89 359.0409 1032.16659
PER 99 -72.59 6498.51 94.9185 665.60056
DER 99 -3.39 296.51 7.6249 34.49329
ROI 99 -85 94 9.02 20.107
ROE 99 -226.49 445.32 28.4168 68.99232
RETURN 99 -.07440000 .23654501 .0236347576 .04567910740
Valid N (listwise) 99
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimun
negatif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif.
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel Earning Per Share memiliki nilai minimum -941.26 dan
maksimum 4888.89 dengan rata-rata EPS 359.0409, jumlah sampel
sebanyak 99.
b. Variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum -3.39 dan
maksimum 296.51 dengan rata-rata DER 7.6249, jumlah sampel sebanyak
c. Variabel Price Earning Ratio memiliki nilai minimum -72.59 dan
maksimum 6498.51 dengan rata-rata PER 94.9185, jumlah sampel
sebanyak 99.
d. Variabel Return on Investment memiliki nilai minimum -85 dan
maksimum 94 dengan rata-rata ROI 9.02, jumlah sampel sebanyak 99.
e. Variabel Return on Equity memiliki nilai minimum -226.49 dan
maksimum 445.32 dengan rata-rata ROE 28.4168, jumlah sampel
sebanyak 99.
f. Variabel Return memiliki nilai minimum -.07440000 dan maksimum
.23654501 dengan rata-rata Return .0236347576, jumlah sampel sebanyak
99.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik
non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residua l berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .04505992
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.224
Asymp. Sig. (2-tailed) .100
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 1.224 dan signifikansi pada 0,1 maka disimpulkan data
terdistribusi secara normal karena p= 0,1 > 0,05. Data yang terdistribusi
secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan
grafik normal plot data.
Sumber : Data Diolah Penulis, 2009.
Gambar 4.2 Grafik normal P-Plot
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan
atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.
Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik data berada di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal atau sudah memenuhi
b. Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel
independen dan besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu:
Tolerance > 0.10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan
tabel hasil pengujian:
Tabel 4.3 Hasil Uji Mulitikolinieritas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel bebas memiliki
nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Melihat hasil besaran korelasi antar
variabel independen tampak bahwa tidak terjadi gejala mulitikolonieritas.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan
hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati
penyebaran titik-titik pada gambar.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain
dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi
yang lain .
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
time series.
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu (first
order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : tidak ada autokolerasi ( r = 0 )
Ha : ada autokolerasi ( r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi:
Tabel 4.4
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,170. Angka ini
terletak diantara 1,715 dan 2,285 (1,715 < 2,170 < 2,285). Dari pengamatan ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh EPS (X1), PER (X2), DER (X3), ROI
(X4), dan ROE (X5) terhadap RETURN (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada
Tabel 4.5
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0.020 - 0.00000X1 - 0.000006X2 + 0.000022X3 + 0.000392X4 - 0.000024X5 +
e
Keterangan :
1) Konstanta sebesar 0,020 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel
independen (EPS, DER, PER, ROI, ROE ) maka tingkat return saham
sebesar 0.020.
2) 1 sebesar -0,000002 menunjukkan bahwa setiap penambahan Earning
Per Share sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return saham sebesar
0,000002 dengan asumsi variabel lain tetap.
3) 2 sebesar -0,000006 menunjukkan bahwa setiap penambahan Debt to
Equity Ratio sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return saham
4) 3 sebesar 0,000022 menunjukkan bahwa setiap penambahan Price
Earning Share sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Return saham
sebesar 0,000022 dengan asumsi variabel lain tetap.
5) 4 sebesar 0,000392 menunjukkan bahwa setiap penambahan Return on
Investment sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Return saham sebesar
0,000392 dengan asumsi variabel lain tetap.
6) 5 sebesar -0,000024 menunjukkan bahwa setiap penambahan Return on
Equity sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan Return Saham sebesar
0,000024 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati
1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai
dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka
variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square,
maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI
b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,164 yang
berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Return saham (Y) dengan
variabel independennya (EPS, DER, PER, ROI, dan ROE) tidak begitu
kuat karena berada diantara 0,0-0.19. Angka adjusted R square atau
koefisien determinasi adalah 0,027. Hal ini berarti 2,7% variasi atau
perubahan dalam Return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari earning
per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on investment,
dan return on equity, sedangkan sisanya (97,3%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,0462553468, yang
mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam
memprediksi variabel dependen.
c. Uji t dan uji F
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
1) Uji t (t Test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel
independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009
a. Earning per share (X1) berpengaruh positif terhadap Return saham yaitu
sebesar 17,1%. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel (0.171> -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi X1, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana
nilai signifikansi sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan
bahwa earning per share secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh
b. Debt to equity ratio (X2) berpengaruh positif terhadap Return saham (Y)
yaitu sebesar 0,125. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel (0,125 > -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi X2, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana
nilai signifikansi sebesar 0,901 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa debt to equity ratio secara individu (parsial) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity.
c. Price Earning Ratio (X3) berpengaruh negatif terhadap Return saham (Y)
yaitu sebesar -0,166. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai
t tabel (-0,166 > -1,9939), sehingga H0 diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi X2, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana
nilai signifikansi sebesar 0,869 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa debt to equity ratio secara individu (parsial) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity.
d. Return on Investment (X4) berpengaruh positif terhadap Return saham (Y)
yaitu sebesar 1,328. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel (1,328 > -1,9939), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi X4, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana
nilai signifikansi sebesar 0,187 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa return on investment secara individu (parsial) tidak
e. Return on Equity (X5) berpengaruh negative terhadap Return saham (Y)
yaitu sebesar -0,298. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai
t tabel (-0,298 > -1,9939), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi X4, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana
nilai signifikansi sebesar 0,766 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa return on equity secara individu (parsial) memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap Return saham.
2) Uji F (F Test)
Untuk melihat pengaruh earning per share, debt to equity ratio, price
earning share, return on investment, dan return on equity terhadap return
saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .006 5 .001 .515 .765a
Residual .199 93 .002
Total .204 98
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER, DER, ROI
b. Dependent Variable: RETURN
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 0,515 dengan
tingkat signifikansi 0,76. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
earning per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on
invesment dan return on equity tidak berpengaruh secara simultan dan tidak
signifikan terhadap return saham karena F hitung < F tabel (0,515 < 3,088)
dan sig penelitian > 0,05 (0,76 > 0.05).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,025. Hal ini berarti bahwa 2,5% variasi
atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari earning
per share, debt to equity ratio, price earning ratio,return on investment, dan
return on equity, sedangkan sisanya (97,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial capital
adequacy ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
return on equity, sedangkan non performing loan, operating ratio, dan loan to
deposit ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return on
equity perusahaan.
Dari hasil tersebut, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Earning per Share terhadap Return saham
Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa Earning per Share (X1)
memiliki koefisien regresi yang negatif, yaitu sebesar sebesar -0,000002 yang
penurunan return saham sebesar 0,1024 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa Earning per
Share berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Artinya,
setiap perubahan earning per share akan mempengaruhi perubahan pada return
saham tapi tidak siginifikan. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil yang
diperoleh Dyah (2007), dimana variabel EPS memiliki pengaruh yang
negative dan tidak signifikan terhadap return saham.
2. Pengaruh debt to equity ratio terhadap Return saham
Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa debt to equity ratio (X2)
memiliki koefisien regresi yang positif, yaitu sebesar 0,000022 yang mana
setiap perubahan Debt to Equity Ratio sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan
return saham sebesar 0,000022 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam
pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa debt to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Artinya, setiap perubahan
debt to equity ratio akan berpengaruh pada perubahan return saham tetapi
tidak signifikan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Dyah
(2007), dimana variabel DER memiliki pengaruh yang negative dan tidak
signifikan terhadap return saham.
3. Pengaruh price earning ratio terhadap Return saham
Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel price earning
ratio memiliki koefisien regresi yang negatif, yaitu sebesar sebesar -0,000006
dimana setiap perubahan price earning ratio sebesar 1% akan diikuti oleh
Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa price earning
ratio berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap return saham. Hal ini
bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Dyah (2007), dimana variabel
PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
4. Pengaruh return on investment terhadap return saham
Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel return on
investment memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham, dimana
koefisien regresi adalah sebesar 0,000392 menunjukkan bahwa setiap
perubahan return on investment sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan return
saham sebesar 0,000392 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian
hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa return on investment berpengaruh
tidak signifikan dan positif terhadap return saham. Hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2007),
dimana variabel ROI memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap
return saham.
5. Pengaruh return on equity terhadap return saham
Dari penjelasan uji t diatas dapat dilihat bahwa variabel return on
equity memiliki pengaruh yang negatif terhadap return saham, dimana
koefisien regresi adalah sebesar -0,000024 menunjukkan bahwa setiap
perubahan return on equity sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan return
saham sebesar 0,000024 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian
hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa return on equity berpengaruh tidak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2007), dimana variabel
return on equity memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
return saham.
Dari hasil pengujian secara simultan dalam penelitian ini, diketahui bahwa
eraning per share, debt to equity ratio, price earning ratio, return on
investment, dan return on equity secara simultan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham. Dengan demikian, hipotesis Ho dapat
diterima. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Earning Per Share (X1) memiliki pengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap return saham (Y). Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t
tabel (0,171 > -1,9939), sehingga H0 diterima dan nilai signifikansi sebesar
(0,865 > 0,05).
2. Debt to Equity Ratio (X2) memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung > t tabel
(-0,125 > -1,9939), sehingga H0 diterima dengan signifikansi (0,901 >
0,05).
3. Price Earning Ratio (X3) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung < t tabel
(-0,166 < -1,9939), sehingga Ha diterima dengan signifikansi (0,869 > 0,05).
4. Return on Investment (X4) memiliki pengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari besar t hitung <