• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA

84 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014 JAMBAN DI DESA KEMIRI KECAMATAN MALO KABUPATEN BOJONEGORO

TAHUN 2012

Siti Sholikhah ABSTRAK

Stop for Big Air Gratuitous which is one of the activities Community-Led Total Sanitation (STBM) is a community development program in the field of sanitation, where the activity is directed at behavior change from Toilet Gratuitous (Babs) toward a specific place (toilet / latrine).

The general objective of this research is to study the relationship between ODF Programme Implementation with Behavior Change in bowel at the Foreign Community Latrines in Rural District Pecan Bojonegoro Malo. The design in this study was a cross sectional correlation with the independent variable ODF Implementation Program and the dependent variable behavioral change in society Toilet Outside Toilet. The population is all the Pecan Village Malo Bojonegoro district by the number of 2038 souls with a sample of 179 souls. Data collection questionnaires distributed to respondents with dichotomy questions for independent and dependent variables, and the data were analyzed using the statistical test Spearman's Rho Correlation 2-tailed.

The results showed that there is a connection with the ODF Implementation of Community Behavioral change in Toilet Outside Toilet. The results of the data analysis on the implementation of ODF Program with Community Behavioral change in Toilet significant at Any place that is 0.022 which is smaller than ρ is 0.05. So that means that there is a relationship H1 accepted ODF Implementation of the Community Behavioral change in Toilet Outside Toilet. From the research it was concluded that the implementation of ODF Program at Tamarind Village District Malo Bojonegoro associated with behavioral changes in society Toilet Outside toilet, which means that the lack of implementation of ODF program will have an impact on the lack of change in society behavior Toilet Outside Latrines.

To overcome these problems will require active participation of health workers to provide counseling on ODF programs so as to increase the public knowledge about the dangers of defecating behavior Outside Toilet.

Keywords: ODF Program, Behavior, Community,

PENDAHULUAN

Stop buang Air Besar Sembarangan yang merupakan salah satu kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah suatu program pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dimana kegiatannya diarahkan pada perubahan perilaku dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS) menuju pada suatu tempat tertentu (jamban/kakus) sekalipun hanya dalam bentuk yang paling sederhana berupa lubang atau galian yang diberi tempat jongkokan sampai kepada WC yang mewah

yang dapat mencegah terhadap bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap sumber-sumber air bersih serta keterjangkauan lalat yang dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan misalnya saja penyakit diare yang merupakan penyakit terbanyak pada kunjungan-kunjungan rawat jalan di Puskesmas-Puskesmas Perawatan dan RSUD. Dalam hal sanitasi, masyarakat masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai, dan parit sawah. Dengan melakukan buang air besar di tempat terbuka hal ini akan menimbulkan pencemaran pada permukaan

(2)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

85 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

tanah dan air. Perilaku semacam itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi karena untuk membuat septik tank diperlukan biaya, tidak tersedianya septik tank umum dan layanan yang baik untuk penyedotannya. Karena beberapa faktor tersebut, maka muncullah suatu masalah yaitu adanya masyarakat yang masih buang air besar di sembarang tempat.

Di Jawa Timur sebanyak 288 desa telah dinyatakan ODF yaitu Kabupaten Magetan 42 desa, Bangkalan 30 desa, Pacitan 28 desa, Trenggalek 27 desa, Ponorogo 25 desa, Nganjuk 18 desa, Sampang 14 desa, Kediri 12 desa, Bojonegoro 10 desa, Gresik 10 desa, Jombang 8 desa, pamekasan 8 desa, Sumenep 8 desa, Probolinggo 7 desa, Lamongan 6 desa, Madiun 4 desa, Pasuruan 3 desa, Malang 3 desa, Jember 2 desa, Ngawi 2 desa, Tulungagung 2 desa (http://stbm-indonesia.org). Lokasi yang telah ODF akan mendorong lokasi lain untuk ikut menuju ODF pula. Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2010 sebanyak 8 desa sudah ODF dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 10 desa. Berdasarkan hasil dari pra survey yang dilakukan di Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro dari 507 KK sebanyak 441 KK (87%) sudah memiliki jamban. Hal ini menunjukkan angka kesadaran masyarakat dalam hal sanitasi lingkungan sudah baik, akan tetapi masih ada masyarakat yang buang air besar di luar jamban.

Buang air besar di area terbuka (sungai atau kebun) telah menjadi kepraktisan dan dilakukan banyak orang di sekitarnya. Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya, karena berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap genetik individu, perilaku, serta gaya hidup. Sebagaimana dikemukakan Blum (2002) dalam planning for health, development and application of sosial change theory, bahwa faktor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya, kondisi kesehatan masyarakat yang buruk termasuk timbulnya berbagai penyakit menular, andil faktor lingkungan sangat

besar (Anies, 2006 : 34). Lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan fisik, biologi, kimia, sosial, ekonomi dan budaya.

Pelayanan sanitasi dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan berbasis lembaga melalui dinas, badan, perusahaan daerah, swasta serta Pendekatan berbasis masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan pelayanan, melalui proses pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat. Program ODF merupakan program unggulan dalam mengatasi kebiasaan masyarakat yang melakukan buang air besar di sembarang tempat dengan memastikan bahwa dalam setiap KK memiliki jamban dan dipastikan bahwa setiap anggota keluarga buang air besar pada jamban tersebut. Program ODF dimulai dari suatu desa yang telah dinyatakan bebas ODF dan selanjutnya meningkat pada kecamatan bebas ODF serta kabupaten bebas ODF. Dengan adanya program Open Defecation Free (ODF) diharapkan angka buang air besar di sembarang tempat dapat menurun atau bahkan tidak ada lagi.

METODOLOGI .PENELITIAN Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2003 : 81).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu suatu metode penelitian yang mencoba menggali mengapa dan bagaimana fenomena itu terjadi (Notoatmodjo S, 2010 : 37)

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan

(3)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

86 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo S, 2010 : 37-38).

HASIL .PENELITIAN

1. Data Umum

1) Karakteristik umur responden

2) Karakteristik responden berdasarkan

pendidikan

3) Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan

2. Data Khusus

1) Pelaksanaan program ODF

Tabel 1. Distribusi pelaksanaan program ODF di Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 No RT Jum-lah KK KK Yang Memiliki Jamban % KK Yang Tidak Memiliki Jamban % 1 I 39 15 38.5 24 61.5 2 II 40 20 50 20 50 3 III 48 28 58.4 20 41.6 4 IV 36 24 66.7 12 33.3 5 V 41 23 56.1 18 43.9 6 VI 36 23 63.9 13 36.1 7 VII 29 20 68.9 9 31.1 8 VII I 66 51 77.3 15 22.7 9 IX 56 31 55.4 25 44.6 1 0 X 67 31 46.3 36 53.7 1 1 XI 62 41 66.2 21 33.8 1 2 XII 49 26 53.1 23 46.9 JUMLAH 569 333 58.6 236 41.4

Sumber : Data kuesioner penelitian Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar KK telah memiliki jamban adalah 333 KK (58,6%) dari total 569 KK.

2) Perubahan perilaku masyarakat

dalam BAB di luar jamban

Tabel 2.Distribusi responden berdasarkan perubahan perilaku masyarakat dalam BAB di sembarang tempat di Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 No Kepemi-likan jamban Perubahan Perilaku Masyarakat Total Telah BAB pada jamban Tidak BAB pada jamban N % 1 2 Memiliki jamban Tidak memiliki jamban 135 4 75,4 % 2,2 % 0 40 0% 22,4% 135 44 75,4 24,6 Jumlah 139 77,6 % 40 22,4% 179 100

(4)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

87 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 179 responden, sebagian besar responden telah memiliki

jamban dan BAB pada jamban yaitu 135 responden (75,4%).

3) Hubungan pelaksanaan program ODF dengan perubahan perilaku masyarakat dalam

BAB di luar jamban

Tabel 3 Tabel silang antara pelaksanaan program ODF dengan perubahan perilaku masyarakat dalam BAB di sembarang tempat di Desa Kemiri Kecamatan malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012

No RT Kepemilikan

jamban

Perubahan perilaku masyarakat Total

Telah BAB pada jamban % Tidak BAB pada jamban % N % 1 I Memiliki Jamban 11 6.1 0 0 11 6.1 Tidak memiliki jamban 1 0.5 2 1.1 3 1.6 2 II Memiliki Jamban 8 4.4 0 0 8 4.4 Tidak memiliki jamban 0 0 4 2.2 4 2.2 3 III Memiliki Jamban 9 5.0 0 0 9 5.0 Tidak memiliki jamban 0 0 3 1.6 3 1.6 4 IV Memiliki Jamban 7 3.9 0 0 7 3.9 Tidak memiliki jamban 0 0 2 1.1 2 1.1 5 V Memiliki Jamban 8 4.4 0 0 8 4.4 Tidak memiliki jamban 0 0 3 1.6 3 1.6 6 VI Memiliki Jamban 9 5.0 0 0 9 5.0 Tidak memiliki jamban 0 0 4 2.2 4 2.2 7 VII Memiliki Jamban 7 3.9 0 0 7 3.9 Tidak memiliki jamban 0 0 3 1.6 3 1.6 8 VIII Memiliki Jamban 19 10. 0 0 19 10.6 Tidak memiliki jamban 0 0 5 2.7 5 2.7 9 IX Memiliki Jamban 16 8.9 0 0 16 8.9 Tidak memiliki jamban 1 0.5 3 1.6 4 2.2 10 X Memiliki Jamban 15 8.3 0 0 15 8.3 Tidak memiliki jamban 1 0.5 4 2.2 5 2.7 11 XI Memiliki Jamban 17 9.4 0 0 17 9.4 Tidak memiliki jamban 1 0.5 5 2.7 6 3.3

(5)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

88 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

Tidak memiliki jamban 0 0 2 1.1 2 1.1 Jumlah Memiliki Jamban 135 75.4 0 0 135 75.4 Tidak memiliki jamban 4 2.2 40 22.4 44 24.6 Jumlah 139 77.6 40 22.4 179 100

Sumber : Data kuesioner penelitian

Berdasarkan tabel silang pada tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 179 responden, RT 8 adalah yang terbanyak yang telah memiliki jamban yaitu 19 KK (10,9%).

Kemudian dibuktikan dari hasil uji statistik Spearman’ Rho yang diperoleh nilai signifikan p (0,022) < α (0,05) yang berarti H1 diterima, yang artinya ada hubungan pelaksanaan program ODF (Open Defecation Free) dengan perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar di luar jamban.

PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan program ODF

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar KK telah memiliki jamban adalah 333 KK (58,6%) dari total 569 KK.

Akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, saat ini masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun akses tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas.

Perdebatan tentang pengertian sanitasi total, pada tahap awal akan terjadi pada ranah defenisi dan pengertian. Untuk menuju sanitasi total, penting untuk memastkan faktor supply dan demand tercapai dengan maksimal, untuk mewujudkan Open Defecation Free (ODF) pada tingkat komunitas (Entjang, 2002 : 55).

Lebih dari sebagian responden telah memiliki jamban sebagai wujud dari terlaksananya program ODF dengan baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pendidikan masyarakat tentang pentingnya BAB pada tempatnya.

2. Perubahan perilaku masyarakat

dalam BAB di luar jamban

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki jamban dan BAB pada jamban yaitu 135 responden (75,4%).

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons.

Rata-rata responden telah BAB pada jamban dan kurang dari sebagian responden tidak BAB pada jamban menunjukkan bahwa masih adanya masyarakat yang BAB disungai dengan letak desa yang dikelilingi oleh bengawan solo . Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat menganggap BAB disungai lebih praktis.

(6)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

89 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

3. Hubungan pelaksanaan program

ODF dengan perubahan perilaku masyarakat dalam BAB di luar jamban

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 179 responden, rata-rata responden memilki jamban dan telah BAB pada jamban yaitu 90 responden (50,2%).

Kemudian dibuktikan dari hasil uji statistik Spearman’ Rho yang diperoleh nilai signifikan p (0,000) < α (0,05) yang berarti H1 diterima, yang artinya ada ada hubungan pelaksanaan program ODF (Open efecation Free) dengan perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar di luar jamban.

Perubahan perilaku BAB ini tidak gampang. Sebagai contoh kalau sudah terbiasa BAB di sungai yang kakinya terendam air, merasa dingin, melihat pemandangan dan terasa nyaman lalu harus berpindah BAB di jamban dengan ruang yang sempit, sumpek dan gelap adalah sangat sulit. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah perilaku tersebut. Secara klasik perubahan perilaku tersebut sering diutarakan oleh kebanyakan orang, baik yang berpendidikan tinggi maupun yang tidak sekolah sama sekali, yaitu bahan mengubah perilaku tidak semudah membalik telapak tangan (Dinkes Bojonegoro, 2005)

Kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya (Spranger, 2008)

Mengubah perilaku masyarakat untuk tidak BAB disembarang tempat harus dilakukan secara terus-menerus dengan berpedoman pada program ODF . Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat menganggap BAB disungai lebih praktis. Dengan adanya program ODF diharapkan masyarakat dapat merubah perilaku untuk tidak BAB di luar jamban.

PENUTUP

1. Simpulan

1) Lebih dari sebagian responden telah memiliki jamban

2) Rata-rata responden telah BAB pada jamban yaitu 139 responden. Sedangkan kurang dari sebagian tidak BAB pada jamban yaitu 40 responden

3) Ada hubungan pelaksanaan program ODF (Open efecation Free) dengan perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar di luar jamban di Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2012.

2. Saran

1) Bagi Responden

Masyarakat sebaiknya menyadari untuk merubah perilaku dari BAB disembarang tempat untuk BAB pada jamban .

2) Bagi Peneliti

Diperlukan adanya penelitian lain yang sejenis terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan program ODF yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam BAB di sembarang tempat sehingga dapat diupayakan solusi yang terfokus dalam mencegah BAB di luar jamban.

3) Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi jurnal penelitian sebagai bahan referensi di perpustakaan yang nantinya bisa dipergunakan oleh mahasiswa dalam melakukan penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan program ODF.

4) Bagi Tenaga Kesehatan

Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat tentang program ODF dan menganjurkan masyarakat untuk merubah perilaku dalam BAB di luar jamban.

DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular : Solusi Pencegahan dari Aspek Perilakudan Lingkungan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

(7)

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012

SURYA

90 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

Budianto, Agung. 2008. STBM. http:/stbm-indonesia.org. Diakses 16 Juli 2012 Candra, Budi. 2007. Metode Pembuangan

Tinja. Surabaya : Airlangga Press Effendy, Ferry dan Makhfudi. 2009.

Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Entjang. 2002. Kesehatan masyarakat . Jakarta : Rineka cipta

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehaan “Paradigma Kuantitatif”. Surabaya : Health Books Publishing.

Notoatmodjo, S. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nursalam & Siti Pariani. 2003. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika. Nursalam, 2009. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta. Salemba Medika

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  pelaksanaan  program  ODF  di    Desa  Kemiri  Kecamatan  Malo  Kabupaten  Bojonegoro  tahun  2012  No  RT  Jum-lah KK  KK  Yang  Memiliki Jamban  %  KK  Yang  Tidak  Memiliki Jamban  % 1 I 39 15 38.5 24  61.5 2 II 40 20 50 20 50 3 III 48 28 58.4 20 41.6 4 IV 36 24 66.7 12 33.3 5 V 41 23 56.1 18 43.9 6 VI 36 23 63.9 13 36.1 7 VII 29 20 68.9 9 31.1 8 VIII 66 51 77.3 15 22.7 9 IX 56 31 55.4 25 44.6 10 X 67 31 46.3 36 53.7 11 XI 62 41 66.2 21 33.8 12 XII 49 26 53.1 23 46.9 JUMLAH  569 333 58.6 236 41.4
Tabel 3  Tabel  silang  antara  pelaksanaan  program  ODF  dengan  perubahan  perilaku  masyarakat  dalam BAB di sembarang tempat di Desa Kemiri Kecamatan malo Kabupaten Bojonegoro  tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Target program PKM ini adalah sekelompok orang yang produktif secara ekonomi (usaha kecil). Program ini bertujuan untuk mengembangkan komunitas yang mandiri secara

Sebagai wujud dari kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk turut berperan serta secara aktif dalam memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan dalam pengelolaan

Variasi pengujian ruang pendingin tanpa hot box ini adalah panas pada heatsink sisi panas tidak dimanfaatkan untuk ruang pemanas yang berada di bawah ruang

Makanan berkelembapan rendah pada kandungan lembapan yang konstan mengalami pemngkatan aktiviti air apabila suhu dipertmgkatkan dan keadaan demikian akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh kadar aspal SC 60-70 yang bervariasi terhadap nilai kepadatan campuran tanah dan aspal, dan mengkaji pengaruh

Hasil penelitian sidik lintas antara komponen hasil dengan hasil biji kedelai yang dilakukan oleh Pandey dan Torrie (1973) menunjukkan bahwa jumlah polong per unit area panen dan

[r]

Kemudian hal tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan pengaruh pengawasan preventif dan pengawasan detektif terhadap efektifitas pengendalian anggaran pada Inspektorat