• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMAN 77 JAKARTA PUSAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMAN 77 JAKARTA PUSAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMAN 77 JAKARTA

PUSAT

Mutia Rinanda, Yeni Budi Rachman

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Email: mutiarinandaa@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dengan menggunakan metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat yang ditinjau dari segi koleksi, layanan, dan fasilitas. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat masih rendah, maka dari itu perpustakaan seharusnya dapat meningkatkan kualitasnya dari segi koleksi, layanan, sikap pustakawan, dan fasilitas serta mengadakan kegiatan yang mendukung pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat.

Abstract

This research examines how students utilize library school, using survey method. The data gathered by spreading questionaires to students at SMAN 77 Jakarta. This research to describe the utilization of SMAN 77 library school from various aspects: books collection, service, and facilities. The result shows that the utilization of SMAN 77 library school is still low, thus the library need to improve its quality in collection, service and facilities as well as create an activity which can support the utilization of SMAN 77 library school.

Key words: Library utilization; school library

1.

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan keberadaan perpustakaan sangatlah penting dalam menunjang kebutuhan informasi, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Sulistyo-Basuki (1991:50), perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pada umumnya.

International Federation of Library Associations and Institution (IFLA/UNESCO, 2006) mengeluarkan suatu manifesto tentang perpustakaan sekolah bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan

(2)

informasi. Perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Selain itu, mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan, melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah tersebut, mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Berdasarkan pengertian di atas, perpustakaan sekolah sangat penting bagi pendidikan, karena dengan adanya perpustakaan sekolah dapat menunjang kegiatan belajar siswa/i serta mengembangkan kreatifitas dan pengetahuan mereka. Adanya koleksi-koleksi yang terus diperbaharui, guru yang ikut aktif mengajak siswa/i untuk belajar dan menggunakan koleksi di perpustakaan, meningkatkan fasilitas dan layanan agar yang berkunjung ke perpustakaan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan kenyamananya, semua itu dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

Perpustakaan sekolah akan lebih bermanfaat apabila seluruh pihak sekolah ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran siswa/i. Dalam hal ini, pustakawan mempunyai peranan penting, karena tugas pustakawan adalah memberikan dan membantu pemustaka dalam mencari informasi yang diinginkan / dibutuhkan. Pustakawan juga harus mengetahui kebutuhan informasi para siswa/i yang dibutuhkan, melalui koleksi-koleksinya. Koleksi tersebut harus selalu diperbaharui dan bervariatif karena akan membuat siswa/i tertarik untuk datang ke perpustakaan dan mengetahui informasi terbaru dari koleksi perpustakaan. Selain itu, fasilitas juga menunjang dari keberadaan perpustakaan itu sendiri. Fasilitas yang memadai dan memenuhi standar, dapat menarik minat pemustaka untuk mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan latar belakang mengenai masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa-siswi SMAN 77 Jakarta Pusat ditinjau dari segi koleksi, layanan, sikap pustakawan, dan fasilitasnya? Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat yang ditinjau dari segi pemanfaatan koleksi, pemanfaatan layanan, sikap pustakawan, dan pemanfaatan fasilitas di perpustakaan.

2.

Tinjauan Literatur

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah dan dikelola oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan membantu sekolah mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya (Basuki, 1990: 50). Perpustakaan sekolah yang semula hanya menyimpan bahan pustaka (media cetak) kemudian dilengkapi dengan bahan pandang dengar (audio visual materials), adakalanya lemabaga disebut sebagai Pusat Sumber Media (Media Resource Center). Pemanfaatan teknologi informasi, dan masuknya koleksi dalam bentuk digital di perpustakaan dan proses belajar-mengajar, akhirnya lembaga itu disebut sebagai Pusat Sumber Belajar (Zen, 1990: 10).

Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan. Perpustakaan Sekolah berada di lingkungan sekolah dan

(3)

sepenuhnya dikelola oleh sekolah yang bersangkutan (Saleh, 2009 : 1.17). Sehingga dari beberapa pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa, perpustakaan sekolah merupakan salah satu penunjang pendidikan. Adapun standar perpustakaan sekolah menjadikan dasar dalam meningkatkan kualitas. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan siswa/i dapat mengembangkan keterampilan untuk mencari informasi yang belum mereka ketahui di dalam kelas serta melalui siswa/i, sekolah beserta komponennya dapat meningkatkan mutu pendidikan dari sekolah itu sendiri.

Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah antara lain meliputi: siswa/i dalam proses belajar sehingga dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan siswa/i. Adapun koleksi perpustakaan merupakan semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Beberapa jenis dari bahan pustaka adalah buku pelajaran pokok, buku pelajaran pelengkap, buku bacaan, buku rujukan, terbitan berkala, pamflet, media pendidikan, alat peraga, dan kliping (Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, 2001: 11 – 12). Menurut Sutarno (2004: 66), bahwa koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dari pemanfaatan perpustakaan, artinya koleksi perpustakaan selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai misi dan mewujudkan visi perpustakaan yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan visi dan misi perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai penyedia informasi dan berbagai pengetahuan bagi pemustaka di sekolahnya.

Di dalam perpustakaan sekolah juga terdapat layanan dan fasilitas yang tersedia. Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua anggota masyarakat sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Layanan perpustakaan juga harus ditunjang dengan adanya pustakawan yang aktif dan antisipatif dalam menyongsong kehadiran para siswa untuk menelusuri sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan fasilitas perpustakaan sekolah meliputi sarana perpustakaan sekolah, yaitu segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tujuan fungsi, dan kegiatan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini, sarana tersebut meliputi meja, koleksi, rak, dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Pemanfaatan perpustakaan selain dilihat dari koleksi, layanan dan fasilitasnya, dilihat juga dari pengunjungnya. Menurut Zen (1999: 8), untuk mengetahui kinerja perpustakaan dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. Jika statistik pengunjung semakin meningkat dari waktu ke waktu, maka dianggap perpustakaan tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik.

3.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah pemustaka yang ada di perpustakaan SMAN 77 Jakarat Pusat. Sedangkan objek penelitiannya adalah pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta. Populasinya sebanyak 452 orang, yang terdiri dari kelas X, XI IPA dan IPS saja. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 84 orang. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik sampling sederhana yang dilakukan secara acak

(4)

tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi. Sehingga dengan teknik sampling ini akan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi (Arikunto, 2006: 131). Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan cara penyebaran kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengedarkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada sejumlah responden. Setelah data dikumpulkan, adalah mengolah data dengan cara penyuntingan data, setelah itu dilanjutkan dengan klasifikasi data yaitu mengelompokan jawaban-jawaban responden sesuai jenisnya dan menghitung frekuensi dengan cara Tabulasi dan disajikan dalam bentuk diagram. Langkah berikutnya adalah mengubah distribusi frekuensi ke dalam distribusi presentase dan hasil pengolahan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

4.

Hasil Penelitian

Perpustakaan Sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat didirikan bertepatan dengan sekolah itu didirikan yaitu pada sekitar tahun 1975 - 1976. Perpustakaan ini memiliki ukuran ruang sebesar 9m² x 14m². Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki visi dan misi untuk mengembangkan perpustakaannya, dalam visinya dijelaskan bahwa perpustakaan ingin menjadikan tempat yang representatif sebagai penyedia informasi dan rekreasi, sedangkan misinya adalah menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman untuk kegiatan siswa; Memberi pelayanan yang ramah dan tangkas kepada semua pemustaka; Menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi; Meningkatkan kerjasama dengan perpustakaan dan pusat informasi lain.

Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki 3 orang staf, yang terdiri dari seorang kepala perpustakaan dan dua orang pustakawan dengan latar belakang pendidikan S1 non perpustakaan, namun telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dalam bidang perpustakaan di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang diselenggarakan dan bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dan Suku Dinas tahun 2007. Dalam jurnal ini akan dijelaskan mengenai pemanfaatan perpustakaan yang ditinjau dari segi data demografi, pemanfaatan koleksi, pemanfaatan layanan, sikap pustakawan, pemanfaatan fasilitas, dan kegiatan yang diinginkan di perpustakaan.

Berdasarkan data penelitian yang berhasil dikumpulkan dari penyebaran kuesioner pada tanggal 9 May 2014 terhadap responden sebanyak 82 siswa/i, yaitu dilihat dari data demografinya yang merupakan karakteristik responden, terdiri dari jenis kelamin, kelas, dan umur adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Responden f % Jenis Kelamin Pria 35 42.68% Wanita 46 56.1% Kelas X IPA/IPS 39 47.56% XI IPA/IPS 43 52.44% Umur 15-16 34 41.46% 16-17 47 57.32%

(5)

Pada Tabel 1, mengenai karakteristik responden bahwa yang terbanyak mengisi kuesioner ini adalah wanita (46 responden = 56.1%). Untuk bagian kelas, untuk kelas X IPA / IPS sebanyak 39 responden (47.56%) dan kelas XI IPA / IPS sebanyak 43 responden (52.44%), serta untuk bagian umur adalah yang berumur 15 – 16 tahun sebanyak (34 responden = 41.46%) dan yang berumur 16 – 17 tahun sebanyak (47 responden = 57.32%).

Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Hal penting juga dapat dilihat dari segi koleksinya, yaitu jumlah koleksi yang memadai dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Di bawah ini merupakan data yang telah didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, sebagai berikut:

Diagram 1: Koleksi Perpustakaan

Pada Diagram 1, mengenai koleksi perpustakaan dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat dinilai masih banyak yang tidak diperbaharui (38%) dan tidak bervariatif (43%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perpustakaan belum memenuhi harapan pengguna untuk terus memperbaharui koleksinya. Padahal seharusnya, diperlukan penambahan setiap tahunnya kurang lebih 10% dari jumlah koleksi yang ada. Pada tahun yang kesepuluh pertumbuhan itu hanya untuk pemeliharaan dan pergantian buku yang sudah off to date (Petunjuk Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa, 1997 : 40).

18%   38%   1%  

43%  

Koleksi (bahan bacaan) perpustakaan

Diperbaharui/update

Tidak diperbaharui (kuno/lama) Variatif

(6)

Diagram 2: Koleksi Yang Dimanfaatkan Siswa/i

Koleksi (bahan bacaan) yang banyak dibaca/dimanfaatkan saat di perpustakaan adalah koleksi referensi (ensiklopedia, kamus, dll) yang diperoleh dengan hasil 43%. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan secara umum, koleksi referensi yang dimiliki SMAN 77 Jakarta Pusat kurang bervariatif. Dengan mengetahui bahwa koleksi referensi juga sering dimanfaatkan oleh siswa, maka diharapkan pihak perpustakaan dapat meningkatkan koleksi referensi. Koleksi yang sesuai dengan harapan pengguna dinilai dapat menjadi salah satu daya tarik bagi pengguna perpustakaan, dalam hal ini siswa/i SMAN 77 Jakarta untuk datang berkunjung dan memnafaatkan perpustakaan.

Diagram 3: Koleksi Yang Disukai

Pada Diagram 3, dinyatakan bahwa siswa/i yang pernah mengunjungi perpustakaan lebih menyukai koleksi (bahan bacaan) yaitu buku fiksi (novel) sebanyak 42%. Buku fiksi (novel) adalah bahan bacaan yang memberikan suatu hiburan / rekreasi dan ini sesuai dengan salah satu fungsi dari perpustakaan sekolah, yaitu fungsi rekreatif adalah perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang, seperti pada waktu istirahat dengan membaca buku cerita, novel, majalah, dan sebagainya. Selain itu, hal ini dilatar belakangi oleh usia siswa/i, secara psikologis usia remaja cenderung mencari bahan bacaan

34%   43%   23%  

Koleksi yang sering dimanfaatkan oleh siswa/i

Buku non fiksi (buku teks pelajaran, dsb) Koleksi refeerensi (ensiklopedia, kamus, dll) Majalah/Koran

42%   35%  

23%  

Koleksi (bahan bacaan) yang disukai

Buku fiksi (novel)

Buku non fiksi (buku teks pelajaran) Majalah/Koran

(7)

yang bersifat hiburan / rekreasi dan informasi aktual atas masalah yang berkaitan dengan usia mereka seperti yang dikatakan Marshall (dalam Pusnamawati, 1999 : 38) bahwa para remaja lebih menyukai bahan bacaan bergambar.

Diagram 4: Jumlah Koleksi Yang Dipinjam

Perhitungan pada jumlah peminjaman koleksi (bahan bacaan) merupakan salah satu tolak ukur dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Dapat dilihat diatas, pada Diagram 4, mengatakan bahwa jumlah peminjaman dalam sebulan masih rendah, karena siswa/i yang meminjam koleksi hanya 1 – 2 buku saja (88%). Bahkan dalam sebulan, terdapat 9% siswa/i tidak pernah meminjam koleksi yang telah disediakan di perpustakaan. Adapun faktor - faktor yang menyebabkan tingkat peminjaman rendah, antara lain: koleksi yang sedikit dan jarang diperbaharui. Sehingga, pihak sekolah harus lebih memperhatikan apa saja penyebab siswa/i tidak mempergunakan koleksi – koleksi tersebut dan apa saja yang harus diperbaiki agar jumlah peminjaman dapat meningkat.

Diagram 5: Koleksi Perpustakaan Membantu Kegiatan Belajar

Dalam Diagram 5,bahwa koleksi di perpustakaan masih cukup membantusiswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar untuk hiburan dengan presentase sebesar 63%. Koleksi yang membantu siswa/i dalam kegiatan belajar, yaitu koleksi fiksi (novel) untuk mengerjakan tugas dalam mata

88%   3%   9%  

Jumlah koleksi yang dipinjam selama sebulan

1 - 2 Buku 2 - 3 Buku Tidak Pernah Meminjam

9%  

63%   28%  

Koleksi (bahan bacaan) membantu dalam kegiatan belajar

(8)

pelajaran Bahasa Indonesia. Biarpun koleksinya tidak diperbaharui dan tidak bervariatif. Dalam hal ini, mengenai koleksi perpustakaan yang membantu dalam kegiatan belajar merupakan salah satu hal penting dari pentingnya sebuah keberadaan koleksi – koleksi perpustakaan, karena koleksi perpustakaan dapat diartikan sebagai semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan mengetahui bahwa kebutuhan siswa/i akan koleksi perpustakaan cukup tinggi, diharapkan koleksinya dapat diperbaiki lagi dan ditingkatkan kembali kualitasnya.

Diagram 6: Cara Mencari Koleksi (Bahan Bacaan)

Untuk memperoleh koleksi (bahan bacaan) yang mereka inginkan / butuhkan, siswa/i langsung mencari ke rak – rak buku, yaitu dengan perolehan presentase sebesar 87%. Beberapa siswa/i mengatakan bahwa dengan koleksi yang belum begitu banyak, mereka dapat mencari langsung ke rak – rak, karena mereka tidak menemui kesulitan saat mencari koleksi (bahan bacaan) yang mereka butuhkan / inginkan. Selain itu, siswa/i mencari koleksi (bahan bacaan) dengan bertanya kepada pustakawan (10%), dengan alasan beberapa siswa/i tersebut menemui kendala dalam pencarian informasi. Akan tetapi, yang tidak pernah bertanya kepada pustakawan, siswa/i tersebut memberikan alasannya, dikarenakan pustakawannya jarang sekali berada di tempatnya, mereka juga mengatakan bahwa pustakawannya kurang begitu peduli dengan keadaannya perpustakaannya. Perolehan terkecil dalam cara mencari koleksi (bahan bacaan) adalah menggunakan katalog online (OPAC), hal tersebut dapat terjadi karena banyak siswa/i tidak mengetahui keberadaan katalog online (OPAC). Hal ini juga mungkin, dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pustakawan.

10%  

87%   3%  

Cara mencari koleksi yang dibutuhkan

Bertanya kepada pustakawan Langsung ke rak-rak buku

(9)

Diagram 7: Keadaan Fisik Koleksi

Hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 66% responden menilai bahwa keadaan fisik koleksi buku di perpustakaan masih terbilang baik, yaitu dalam keadaan bersih, tersampul, tidak sobek, dan tidak berbau. Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai pemanfaatan dari koleksi adalah banyak sekali koleksi yang tidak diperbaharui dan tidak bervariatif, itu semua yang menyebabkan siswa/i hanya meminjam buku tidak lebih dari 2 dalam kurun waktu satu bulan. Dalam hal ini, pengadaan koleksi terbaru sangatlah dibutuhkan, mengingat tingginya kebutuhan dan minat siswa/i akan hal tersebut. Apabila sudah diakuisisi koleksi baru, pustakawan dapat memberitahukan dengan cara membuat daftar koleksi terbaru, kemudian disebarkan ke tiap-tiap kelas, menaruhnya di majalah dinding sekolah, atau membuat satu rak khusus untuk koleksi – koleksi terbaru yang ditempatkan secara strategis agar dapat dilihat jelas oleh siswa/i.

Pemanfaatan Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua anggota masyarakat sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Berbagai aktifitas layanan perpustakaaan sekolah, seperti meminjamkan buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber – sumber informasi bagi murid atau guru dan menjawab pertanyaan – pertanyaan murid atau guru tentang berbagai jenis sekolah, mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri, dan melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan bacaan. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai layanan yang merupakan hasil dari kuesioner yang dibuat dalam bentuk diagram, yaitu:

66%   34%  

Keadaan fisik koleksi

Baik (bersih, tersampul, tidak sobek, tidak berbau) Tidak Baik (sobek, berbau, tidak tersampul)

(10)

Diagram 8: Layanan Informasi Yang Diberikan Pustakawan

Pustakawan SMAN 77 Jakarta Pusat tidak memuaskan (54%) dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pemustakanya sedangkan dalam teorinya, tugas utama pustakawan adalah “penyebar” informasi. memberikan layanan yang maksimal sehingga koleksi dimanfaatkan pemustaka. Pustakawan dituntut aktif dan proaktif. Jika tidak demikian, perpustakaan akan ditinggalkan pemustakanya (Zen, 1999: 10 – 12).

Diagram 9: Layanan Yang Sering Dimanfaatkan

Layanan yang sering digunakan oleh siswa/i adalah layanan fotocopy/print (54%). Layanan yang paling jarang dimanfaatkan adalah layanan referensi (11%), hal ini dikarenakan pustakawan jarang ada di tempatnya, sehingga siswa/i yang ingin memanfaatkan layanan ini mendapatkan kesulitan dalam mempergunakannya.

7%  

39%   54%  

Layanan informasi yang diberikan pustakawan

Memuaskan Cukup Memuaskan Tidak Memuaskan

17%   11%   54%  

18%  

Layanan yang sering dimanfaatkan

Layanan Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian Buku) Layanan Referensi (Jasa Informasi)

Layanan Fotocopy/Print) Layanan Baca Di Tempat

(11)

Diagram 10: Pustakawan Membantu Dalam Mencari Informasi

Dalam mencari informasi yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pemustaka, peran pustakawan sangatlah penting karena pustakawan dapat mempermudah pemustakan mendapatkan kebutuhannya yang diinginkannya. Akan tetapi, siswa/i SMAN 77 Jakart Pusat ini tidak merasa terbantu (53%) oleh adanya seorang pustakawan. Pustakawan tersebut tidak aktif. Bahkan perpustakaan sering ditutup karena pustakawannya sering pergi, jarang sekali berada ditempat. Walaupun pustakawan berada ditempat, siswa/i merasa tidak nyaman, dikarenakan pustakawan jutek dan cuek.

Sikap Pustakawan

Para pustakawan harus bersikap pro aktif dan antisipatif dalam menyongsong kehadiran para siswa untuk menelusuri sumber – sumber informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Baik pustakawan maupun guru harus bekerja sama dalam memberikan bimbingan dan layanan terhadap siswa (Muchyidin, 1998: 7). Berikut ini adalah diagram mengenai sikap pustakawan:

Diagram 11: Sikap dan Perilaku Pustakawan

12%   35%   53%  

Pustakawan membantu dalam mencari informasi

Membantu Kadang-kadang Tidak Membantu

16%   30%   54%  

Sikap dan perilaku pustakawan

(12)

Dengan demikian, teori diatas tidak sebanding dengan kenyataannya, karena pustakawan di SMAN 77 Jakarta pusat, sikap dan perilakunya kurang ramah, yaitu dengan perolehan sebesar (54%), siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat mengatakan bahwa pustakawannya kurang ramah, sehingga hal tersebut merupakan salah satu penyebab siswa/i tidak nyaman berada di perpustakaan.

Diagram 12: Keterampilan dan Kecepatan dalam Memberikan Layanan

Pada Diagram 12, mengenai keterampilan dan kecepatan pustakawan dalam memberikan layanan menurut siswa/i kurang memuaskan (56%). Pustakawan seharusnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam memuaskan pemustakanya, karena mereka sudah mengikuti pelatihan yang telah diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional dan Suku Dinas. Dengan adanya pustakawan yang terampil dan cepat dalam memberikan pelayanannya, dapat membuat perpustakaan tersebut menjadi lebih baik, bahkan pengunjung yang datang dapat meningkat.

Jadi, berdasarkan penjelasan diatas mengenai layanan perpustakaan sekolah dapat dikatakan bahwa masih banyak sekali yang harus diperbaiki, yaitu dari pustakawannya. Pustakawannya diharapkan untuk aktif, misalnya pustakawan dapat mempromosikan buku – buku terbaru dengan cara menyebarkannya ke tiap – tiap kelas, dan itu merupakan salah satu cara menarik siswa/i untuk datang ke perpustakaan serta bersikap ramah, karena apabila tidak demikian, perpustakaan akan ditinggalkan pemustakanya.

Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat

Fasilitas perpustakaan sekolah meliputi sarana dan prasana, yaitu sarana perpustakaan sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tujuan fungsi, dan kegiatan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini, sarana tersebut meliputi meja, koleksi, rak, dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Pada bagian ini terdapat hasil diagram mengenai pemanfaatan fasilitas perpustakaan di SMAN 77 Jakarta Pusat, sebagai berikut:

3%  

41%   56%  

Keterampilan dan kecepatan pustakawan dalam memberi layanan

(13)

Diagram 13: Lokasi Ruangan Perpustakaan

Dalam hal lokasi gedung / ruangan perpustakaannya dapat dikatakan cukup strategis (63%) karena perpustakaan berada di lantai 2 dan berada dekat tangga sehingga masih banyak siswa/i yang melewati perpustakaan. Pada penetapan ruangan terdapat standar yang tedapat di Standar Nasional Perpustakaan (SNP 009 : 2011), yaitu: Pengaturan ruang secara teknis mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD / MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP / MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA / MA).

Diagram 14: Keadaan Di Dalam Ruangan Perpustakaan

Keadaan di dalam ruangan dapat mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan, dalam hal ini dikatakan dalam (Perpustakaan sekolah : petunjuk untuk membina... 1994: 25 – 28) bahwa dari segi penerangan, jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan ruangan dengan catatan jangan sampai langsung terkena buku, pantulan sinar benda bergerak di luar (tidak mengganggu). Jika menggunakan lampu listrik, pergunakan jenis lampu yang tidak menghasilkan sinar yang menyilaukan. Suhu udara dana kelembapan perlu diperhatikan. Ruangan perpustakaan diusahakan agar sejuk (suhu udara yang baik adalah 22 derajat Celcius dan kelembapan adalah 45% - 50%) sehingga para pengunjung senang

15%  

63%   22%  

Lokasi ruangan perpustakaan

Strategis Cukup Strategis Kurang Strategis

65%   35%  

Keadaan di dalam ruangan perpustakaan

Nyaman (bersih, penerangan cukup, tidak pengap) Tidak Nyaman (berdebu, pengap)

(14)

berada di perpustakaan. Maka dari itu, Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat dapat dikatakan nyaman (65%) dan sejalan dengan teori di atas. Penerangan yang cukup baik dengan menggunakan lampu listrik serta memiliki ventilasi yang tepat pada ruang perpustakaan tersebut. Udara atau suhu yang terdapat di perpustakaan juga sejuk, tidak terlalu dingin atau panas. Akan tetapi, berdasarkan komentar yang muncul pada kuesioner, tata ruangan perpustakaan dinilai belum menarik oleh sebagian besar responden.

Diagram 15: Keadaan Fasilitas Di Perpustakaan

Fasilitas yang meliputisarana perpustakaan sekolah, yaitu: meja, koleksi, rak, dan sebagainya dinyatakan bahwa cukup baik (53%) dikarenakan sudah sesuai dengan standarnya yaitu dengan rak buku yang tersusun rapi terdiri dari 12 unit dengan menggunakan penyusunan / klasifikasi buku yang berdasarkan kepada DDC. Jumlah bangku ada 12 dan meja 8, dilengkapi 4 unit komputer serta pendingin ruangan (AC) terdapat 2 unit. Di bagian depan ruangan terdapat meja kerja pustakawan dan memiliki 1 unit printer (black and colour). Perpustakaan ini juga memiliki ruangan referensi (lesehan), ruang baca, dan ruang klasikal.

Diagram 16: Luas Ruang Membaca Perpustakaan

25%   53%   22%  

Keadaan fasilitas/sarana (meja, kursi, rak buku, dll) yang tersedia

Baik Cukup Baik Kurang Baik

5%  

42%   53%  

Luas ruang membaca di perpustakaan

(15)

Prasarana perpustakaan sekolah adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Gedung / ruangan belum memenuhi standar atau kurang luas (53%) karena perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki luas 8m² x 12m², luas ruangan tersebut belum dapat menampung seluruh kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 683 siswa/i. Standar yang ditentukan dari Standar Nasional Perpustakaan (SNP 009 : 2011) adalah Perpustakaan menyediakan gedung / ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 1 sampai 6 rombongan belajar seluas 56 m², 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 84 m², 13 sampai 24 rombongan belajar seluas 112 m², Lebar minimal ruang perpustakaan 5 m².

Dengan demikian, mengenai pemanfaatan fasilitas perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat ialah cukup baik dengan memenuhi standar dan kriteria yang sudah ditentukan. Akan tetapi, diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan fasilitas dari perpustakaannya, seperti memperluas dan menata ruangan lebih menarik lagi, agar pengunjung lebih nyaman, lebih senang berada di perpustakaan.

Kegiatan Yang Diinginkan Di Perpustakaan Sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat

Salah satu cara dalam memanfaatkan perpustakaan dan meningkatkan kualitasnya adalah dengan cara mengadakan kegiatan – kegiatan di perpustakaan. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah seperti bedah buku, pelatihan penelusuran di internet yaitu bagaiman cara menggunakan OPAC, kunjungan perpustakaan (belajar di perpustakaan), dan perlombaan (review buku). Kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilakukan saat jam pelajaran kosong atau jam istirahat, karena jam – jam tersebut siswa/i banyak yang mengunjungi perpustakaan. Dibawah ini adalah hasil presentase dari kegiatan – kegiatan yang siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat inginkan, sebagai berikut:

Diagram 17: Kegiatan di Perpustakaan

29%   22%   21%   28%   Kegiatan di perpustakaan Bedah Buku

Pelatihan Penelusuran melalui Internet

Kunjungan Perpustakaan (belajar di perpustakaan) Perlombaan (review buku)

(16)

Dalam kuesioner pada bagian pertanyaan “Kegiatan apa yang diinginkan di perpustakaan” siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat menjawab bahwa mereka menginginkan kegiatan bedah buku (29%) dan perlombaan (review buku) sebanyak 28%. Dengan diadakannya kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan siswa/i senang berkunjung ke perpustakaan dan dapat meningkatkan minat baca mereka.

5.

Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat bahwa hampir sebagian responden (93%) pernah mengunjungi perpustakaan sekolah, sedangkan sisanya, sebanyak (7%) menyatakan tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan dari segi kunjungan siswa/i dapat terbilang rendah, dikarenakan dalam satu bulan, siswa/i hanya berkunjung 1 – 2 kali saja dengan waktu kunjungan selama ± 30 menit.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan, yaitu: Dari segi koleksi, sebagian besar responden menilai bahwa koleksi (bahan bacaan) yang ada di perpustakaan banyak yang belum diperbaharui dan kurang bervariatif. Oleh sebab itu, siswa/i lebih banyak mencari informasi yang dibutuhkan / diinginkan dari internet; Dari segi layanan,hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa/i lebih banyak memanfaatkan layanan cetak dokumen dibandingkan layanan sirkulasi, referensi, dan katalog

online (OPAC). Hal ini amat disayangkan, mengingat inti dari kegiatan perpustakaan adalah layanan; Dari segi sikap pustakawan, sebagian besar responden menilai bahwa sikap yang ditunjukan pustakawan dirasakan kurang ramah dalam memberikan layanan. Selain itu, pustakawan juga jarang berada ditempatnya, sehingga disaat siswa/i mengalami kesulitan seperti mencari buku yang dibutuhkan, mereka akan langsung mencarinya sendiri ke rak; Dari segi fasilitas, meskipun perpustakaan telah berupaya menyediakan meja, kursi, dan rak yang memadai, ruangan perpustakaan juga dirasakan belum dapat sepenuhnya menampung siswa/i yang akan berkunjung. Selain itu, tata ruang yang kurang menarik menjadikan siswa/i merasa enggan untuk berkunjung.

6.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat, yaitu: Dari segi koleksi, perpustakaan diharapkan dapat senantiasa memperbaharui dan menambah variasi koleksi, seperti koleksi rujukan dan koleksi fiksi. Hal ini diperlukan untuk dapat menarik para siswa/i agar senantiasa memanfaatkan koleksi perpustakaan; Dari segi layanan dan sikap pustakawan, sistem katalog

online diharapkan segera diperbaiki, agar mempermudah dalam penelusuran koleksi serta peminjaman dan pengembalian buku. Selain itu, diharapkan pustakawan berada ditempat saat jam operasional agar memudahkan siswa/i untuk bertanya apabila menemui kesulitan akan informasi. Pustakawan juga diharapkan dapat lebih ramah dan turut aktif dalam menjalankan layanan serta mempromosikan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa/i. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, mengadakan kegiatan bedah buku, perlombaan, maupun pelatihan penelusuran di internet; Dari segi fasilitas, hendaknya tata ruang di perpustakaan dapat diatur menjadi lebih menarik agar para siswa/i tertarik untuk datang berkunjung ke perpustakaan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2009. Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah (SNI 7329:2009). Jakarta: BSNI.

IFLA/UNESCO School Library Manifesto, 2006. Diakses dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm pada tanggal 21 Maret 2014.

Indonesia. 2007. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta.

Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta.

Iskandar, Hanny B. (1996). “Merangsang siswa mendayagunakan perpustakaan melalui kurikulum dan pengajaran,” Prosiding Rapat Kerja Pusat VIII dan Seminar Ilmiah Ikatan Pustakawan Indonesia, Kuta-Denpasar, Bali 8-11 Desember : 32-37.

Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti. (2013). Panduan modern : penelitian kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Koentjaraningrat (1993). Metode-metode penelitan masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kurikulum Sekolah Menenngah Umum (SMU) : petunjuk teknis pengelolaan perpustakaan (1996). Jakarta : Depdikbud.

Muchyidin, Ase S. (1998). “Kerjasama pustakawan dan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah”. makalah Kongres ke-8 dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Bandung, 2 – 6 Desember : 1 – 10.

Pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 2001. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Perpustakaan sekolah : petunjuk untuk membina, memakai, dan memelihara perpustakaan di sekolah

(1999). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Purnamawati, Linda. 1999. Tingkat pemanfaatan perpustakaan umum oleh pelajar SMU : kajian berdasarkan kedekatan lokasi. Skripsi. Depok : Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra, Univeristas Indonesia.

Saleh, Abdul Rahman dan Rita Komalasari. 2009. Buku Materi Pokok Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sevilla, Consuelo G. et al. 1993. Pengantar metodologi penelitian. Jakarta : UI Press.

Standar Nasional Perpustakaan: Perpustakaan Sekolah (SNP 009:2011). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

(18)

Sugiyono Dr. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno, NS. 2004. Manajemen perpustakaan: suat pendekatan praktik. Jakarta : Samitra Media Utama.

Wasito, Hermawan (1992). Pengantar Metodologi Penelitian : panduan mahasiswa. Jakarta : Gramedia.

Zen, Zulfikar (1999). “Perpustakaan dan Pendidikan dalam Era Informasi”. Makalah pada Pelatihan Perpustakaan Perguruan Tinggi Kerjasama Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia dengan Proyek Pendidikan Tenaga Akademik (PPAT) Dirjen Dikti di Jakarta, September – Oktober : 1 –

Gambar

Tabel  1: Responden  f  %  Jenis  Kelamin  Pria  35  42.68% Wanita 46 56.1%  Kelas  X IPA/IPS  39  47.56%  XI IPA/IPS  43  52.44%  Umur  15-16  34  41.46%  16-17  47  57.32%
Diagram 1: Koleksi Perpustakaan
Diagram 2: Koleksi Yang Dimanfaatkan Siswa/i
Diagram 4: Jumlah Koleksi Yang Dipinjam
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Prosedur pelayanan, petugas stasiun Sepanjang melayani calon penumpang dengan ramah, senyum, dan sabar menjelaskan bagaimana prosedur yang harus

[r]

Latar Belakang :Dismenore yaitu suatu kondisi yang dirasakan saat sebelum atau pada saat menstruasi yang ditandai dengan rasa nyeri atau kram pada perut bagian bawah yang

Pada hasil perhitungan biaya yang diambil dari data RAP proyek dan dengan penambahan beberapa sewa alat berat dan bahan bakarnya maka akan ditabelkan dengan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Seleksi Umum Paket Pekerjaan Pengembangan Software Early Warning System untuk Mendukung Crisis Management Protocol oleh Panitia

Untuk mengatur ukuran kertas saat membuat desain baru maka dilakukan dengan mengklik paper size yang berada pada …..

Ladjamudin (2013:13), “sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsumen menaruh tingkat kepuasan yang tinggi terhadap belanja yang dilakukan secara langsung dibandingkan dengan belanja