ANALISIS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam
bidang studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Oleh :
Ikwan Al Ashari Daulay 100709041
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli
Selatan.
Oleh : Ikwan Al Ashari Daulay
NIM : 100709041
Pembimbing I : Drs. Nazaruddin, S.H., M.A NIP. 130810757
Tanda Tangan :
Tanggal :
Pembimbing II : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si NIP. 19560716197903 2 002
Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli
Selatan.
Oleh : Ikwan Al Ashari Daulay
NIM : 100709041
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd
NIP. 19511119 198601 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 19511013 197603 1 001
Tanda Tangan :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai tulisan
untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi
lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan
tanda kutip pada karya ini.
Medan, Agustus 2014
Ikwan Al Ashari Daulay
ABSTRAK
Daulay, Ikhwan Al Ashari. 2014. Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan UMTS.
Jenis penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang dan sampel penelitian adalah 98 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.
Dari hasil analisis data diketahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan pada umumnya 78,6% kunjungan pengguna ke perpustakaan dalam 1 bulan lebih dari 3 kali. Pada umumnya 80,6% hal yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan koleksi adalah membaca di tempat dan juga meminjamnnya. Selanjutnya 81,6,5% tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan UMTS adalah untuk keperluan studi dan juga menambah wawasan. Kemudian sebagian besar (84,7%) pengguna kurang puas dengan layanan sirkulasi yang ada di Perpustakaan UMTS. Lalu sebagian besar (67,4%) layanan referensi membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang butuhkan pengguna. Dan sebagian besar (61,2%) responden menjawab koleksi yang tersedia di Perpustakaan UMTS kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena dengan Ridhonya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul: “Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang studi ilmu perpustakaan dan informasi pada Departemen
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Imu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bimbingan serta bantuan
dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil. Pertama dan terutama
sekali Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua Ayahanda
Dahrun Daulay dan Ibunda Sariandun Rangkuti yang selalu memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini. Dan tak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Ilmu
Perpustakaan dan Informasi S1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara sekaligus sebagai Penguji II.
3. Bapak Drs. Nazaruddin, S.H, M.A selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Penguji I yang telah meluang
waktunya memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan
6. Para staf pengajar dan staf administrasi pada Departemen Ilmu
Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan bantuan selama masa
perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada keluarga tercinta baik abang, kakak dan adek yang selalu
mengiringi kehidupan peneliti baik suka maupun duka dengan limpahan
kasih sayang, cinta dan doa mereka.
8. Kepada sahabat-sahabat terbaik Fadli Mulia Lubis, Fitrianti Pohan,
Marlina Solin, Aris Sulaiman, Abdul Hamid, Dede Aditya Nugraha, Indra
L.P Hutagalung, Wiyatama Adha, dan Janitra Tarigan terima kasih banyak
atas bantuan dan semangat yang kalian berikan.
9. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
angkatan 2010, semangat kawan-kawan dalam menyelesaikan tugas akhir
(Skripsi) ini.
Penulis berharap semua yang telah mereka berikan berupa doa, bimbingan,
semangat, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan
kebaikan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi yang membaca
khususnya bagi penulis sendiri. Terima kasih.
Medan, Agustus 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi... 9
2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10
2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10
2.2.1 Jenis-Jenis Koleksi ... 11
2.2.2 Fungsi Koleksi ... 13
2.3 Pemanfaatan Perpustakaan ... 14
2.3.1 Pemanfaatan Koleksi ... 15
2.3.2 Tujuan Pemanfaatan ... 16
2.3.3 Frekuensi Pemanfaatan ... 17
2.4 Pelayanan Perpustakaan ... 17
2.4.1 Layanan Sirkulasi ... 18
2.4.2 Layanan Referensi ... 19
2.5 Kebutuhan Informasi ... 20
2.5.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi ... 22
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 23
2.5.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 24
2.5.4 Pengguna Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Lokasi Penelitian ... 28
3.3 Populasi ... 28
3.4 Sampel ... 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.7 Instrumen Penelitian ... 31
3.7.1 Kuesioner ... 31
3.7.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ... 31
3.8 Metode Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan 37
4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi .. 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 28
Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata ...… 29
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner ... 31
Tabel 4.1 Frekuensi Kunjungan pemanfaatan koleksi ... 34
Tabel 4.2 Bentuk Pemanfaatan Koleksi ... 35
Tabel 4.3 Tujuan Memanfaatkan koleksi Perpustakaan ... 36
Tabel 4.4 Motivasi dalam memanfaatkan koleksi Perpustakaan ... 37
Tabel 4.5 Jumlah Koleksi yang dipinjam dalam 1 Bulan ... 38
Tabel 4.6 Pelayanan Petugas Perpustakaan Pada Layanan Sirkulasi ... 39
Tabel 4.7 Tanggapan Pengguna Terhadap Layanan Sirkulasi ... 39
Tabel 4.8 Layanan Referensi untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 40
Tabel 4.9 Manfaat Layanan referensi untuk memenuhi kebutuhan informasi ... 41
Tabel 4.10 Bantuan petugas dalam layanan koleksi referensi ... 42
Tabel 4.11 Kesesuaian Koleksi yang tersedia ... 43
Tabel 4.12 Jumlah Koleksi di Perpustakaan... 43
Tabel 4.13 Fasilitas yang terdapat pada Ruang Baca ... 44
ABSTRAK
Daulay, Ikhwan Al Ashari. 2014. Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan UMTS.
Jenis penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang dan sampel penelitian adalah 98 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.
Dari hasil analisis data diketahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan pada umumnya 78,6% kunjungan pengguna ke perpustakaan dalam 1 bulan lebih dari 3 kali. Pada umumnya 80,6% hal yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan koleksi adalah membaca di tempat dan juga meminjamnnya. Selanjutnya 81,6,5% tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan UMTS adalah untuk keperluan studi dan juga menambah wawasan. Kemudian sebagian besar (84,7%) pengguna kurang puas dengan layanan sirkulasi yang ada di Perpustakaan UMTS. Lalu sebagian besar (67,4%) layanan referensi membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang butuhkan pengguna. Dan sebagian besar (61,2%) responden menjawab koleksi yang tersedia di Perpustakaan UMTS kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dimana pendidikan tersebut berkembang kejenjang
Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mempunyai tiga fungsi yang lebih dikenal
sebagai Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian
serta pengabdian kepada masyarakat. Universitas Muhammadiyah Tapanuli
Selatan (UMTS) menjunjung tinggi fungsi Tri Darma tersebut.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 2 dijelaskan mengenai koleksi perpustakaan
sebagai berikut: “Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang
mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan”.
Dalam Standart Nasional Indonesia Perpustakaan Perguruan Tinggi (3,
2009) Poin 5 diuraikan bahwa pada perpustakaan perguruan tinggi penambahan
koleksi sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul atau minimal 200 (dua ratus)
judul per tahun berdasarkan buku yang sering dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai kebutuhan informasi, yang di katakan oleh Belkin
dalam Fourie (2008, 4) dinyatakan bahwa “An information need can refer to the
gap between what we know and what we need to know, or to an anomalous state
of knowledge”. Dalam hal kebutuhan informasi mengacu pada perbedaan antara
apa yang diketahui dengan apa yang perlu diketahui, sehingga dapat didefinisikan
apa yang menjadi kebutuhan informasi.
Penyebaran informasi berkembang dengan cepat, baik informasi yang
tercetak maupun tidak tercetak. Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh atas
berkembangnya informasi dan masyarakat pun sudah menyadari akan pentingnya
menguasai informasi yang up to date untuk menunjang kegiatannya sehari-hari.
Oleh karena itu, perpustakaan harus meningkatkan manajemen pengelolaannya,
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) berdiri sejak
tanggal 15 Juli 1983, terdiri dari 6 (enam) fakultas dan 13 (tiga belas) program
studi S1 yang terakreditasi yaitu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Pertanian, Fakultas
Peternakan, Fakultas Agama Islam serta Fakultas Hukum. Saat ini terdapat 50
(lima puluh) orang staf administrasi, dosen tetap yayasan 90 (sembilan puluh)
orang, dosen tetap PNS diperbantukan sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang serta
dosen tidak tetap (dosen luar biasa) 250 (dua ratus lima puluh) orang staf
pengajar, dengan 5.676 mahasiswa aktif UMTS. UMTS berada pada jalan Sutan
Moch. Arief No. 32 Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Perpustakaan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang
kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi atau dapat disebut jantung dari Perguruan
Tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sarana untuk pemenuhan
kebutuhan informasi sivitas akademika, khususnya mahasiswa dan dosen.
Perpustakaan UMTS merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi.
Koleksi yang ada pada perpustakaan hingga tahun 2014 sebanyak 7.705 judul
dengan 14.886 eksemplar, yang terdiri dari buku teks sebanyak 2.486 judul
dengan 5.219 eksemplar, terbitan berkala sebanyak 367 eksemplar, grey literature
(skripsi, tesis dan disertasi) sebanyak 9.300 eksemplar.
Perpustakaan UMTS dari tahun 2009 sampai tahun 2014 belum ada
melakukan penambahan koleksi buku teks maupun koleksi terbitan berkala.
Meskipun pustakawan telah mengajukan proposal untuk penambahan koleksi
perpustakaan kepada pihak yayasan. Hanya koleksi grey literature saja yang
mendapat penambahan dikarenakan hasil karya tulis ilmiah dari mahasiswa
UMTS itu sendiri. Koleksi perpustakaan sangat penting untuk terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan informasi dari waktu ke waktu,
perkembangan informasi akan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dan sivitas akademika perguruan
tinggi lainnya.
Pada Perpustakaan UMTS, pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang
ada dengan membaca koleksi ditempat, meminjam koleksi bagi anggota
diizinkan untuk memfotokopi koleksi yang ada. Pada Perpustakaan UMTS
terdapat beberapa fasilitas diantaranya: tempat penitipan tas, meja dan kursi baca,
rak buku, meja sirkulasi/layanan, lemari arsip untuk tata usaha, papan
pengumuman, kotak saran dan jam dinding. Disamping itu, pada perpustakaan
UMTS ini tidak terdapat fasilitas komputer yang terkoneksi internet untuk
dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi secara efesien
dan efektif. Pada perpustakaan UMTS, tidak ada katalog dan penyusunan buku di
rak yang berantakan tidak sesuai dengan subjek yang ditentukan, sehingga
menyulitkan pengguna dalam temu kembali koleksi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan informasinya.
Pada pengamatan awal penulis, diketahui bahwa tingkat pemanfaatan
Perpustakaan UMTS rata-rata pengunjung mencapai 100 orang per-hari.
Kemudian untuk hari Sabtu, pemanfaatan perpustakaan UMTS meningkat hingga
40%, karena perpustakaan UMTS ini juga sering dimanfaatkan oleh mahasiswa
dari universitas lainnya atau masyarakat umum. Jumlah peminjam pada
Perpustakaan UMTS rata-rata 30 orang per hari. Untuk jumlah pinjaman, rata-rata
45 judul per harinya dengan lama peminjaman selama 1 minggu. Untuk
pengunjung di luar dari UMTS tidak diperkenankan meminjam buku karena
sering terjadi kehilangan koleksi.
Kebutuhan informasi seseorang berhubungan dengan layanan informasi
yang disediakan oleh perpustakaan. Kebutuhan untuk memenuhi informasi yang
berguna sebagai pendukung kegiatan pengguna sehari-hari bagi seluruh sivitas
akademika UMTS. Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga
dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS. Pada kenyataan
yang ada Perpustakaan UMTS belum mampu memberikan kebutuhan informasi
bagi pengguna. Hal ini di dikarenakan pihak perpustakaan UMTS belum
melakukan penambahan koleksi dari tahun 2009 sampai tahun 2014 baik buku
teks maupun koleksi lainnya. Sehingga infomasi tersebut tidak up to date dan
tidak sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna saat ini.
Seharusnya perpustakaan UMTS harus mampu menyediakan kebutuhan
informasi bagi penggunanya untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan dan
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi bagi sivitas akademika
UMTS, dengan adanya perpustakaan mendukung pemenuhan informasi
penggunanya. Oleh karena itu, perpustakaan sebagai penyedia informasi
(information provider), sudah saatnya memposisikan diri sebagai institusi
terdepan dimana saat ini seluruh masyarakat secara global telah mengarah kepada
kebutuhan informasi sebagai komponen utama masyarakat modern.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang
bagaimana pemanfaatan Perpustakaan UMTS, apakah sudah memenuhi
kebutuhan informasi dari pengguna perpustakaan? Jika belum, lalu indikator
apakah yang masih kurang dan perlu diperbaiki oleh Perpustakaan UMTS agar
pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna
perpustakaan UMTS, serta tugas dan fungsi utama Perpustakaan UMTS sebagai
perpustakaan perguruan tinggi dapat terpenuhi secara maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pemanfaatan Perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Tapanuli Selatan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan
UMTS.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Perpustakaan UMTS, sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan
guna peningkatan pemanfaatan perpustakaan.
2. Peneliti lain, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
3. Peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan peneliti khususnya tentang
pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam bidang kajian pengguna. Ruang lingkup
penelitian ini adalah pemanfaatan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan yang meliputi pemanfaatan koleksi perpustakaan, pemanfaatan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007
Tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa “Perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.
Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum
merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi.
Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan informasi yang
dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran dan
menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno (2006, 36)
perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademika perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).
Hasugian (2009, 79) menyatakan pengertian perpustakaan perguruan
tinggi adalah
Perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu terpenuhinya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007
tentang Perpustakaan Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) menjelaskan bahwa,
“Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang memenuhi standar
nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan yang
memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang
mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, yang dimaksud dengan
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan
pendidikan tinggi yang dibentuk untuk memenuhi informasi sivitas akademika
dan nilai suatu perguruan tinggi di pengaruhi oleh kondisi perpustakaannya.
Perpustakaan UMTS sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan tinggi diperuntukkan bagi sivitas akademikanya untuk dapat
dimanfaatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma
perguruan tinggi. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan
mahasiswa, serta tenaga pendidikan di perguruan tinggi itu dalam proses
pembelajaran dan menunjang penelitian.
Hasugian (2009, 80) menyebutkan “Tujuan perpustakaan perguruan tinggi
adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian
dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan
tinggi”.
Sedangkan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 32) sebagai unsur penunjang
perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:
1. Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staff lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi.
2. Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.
3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika.
4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka
5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka.
6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program kepustakaan.
Berdasarkan pendapat di atas, tujuan perpustakaan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dalam proses pembelajaran
kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dengan menyediakan bahan
pustaka serta menyediakan jasa peminjaman koleksi.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan
tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam
melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Menurut buku
Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI
(2004, 3), sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan
misinya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi yaitu:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutahir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam dalam berbagai bidang.
4. Fungsi rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.
6. Fungsi deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi interpretasi
yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa fungsi perguruan tinggi yaitu fungsi
edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi deposit serta fungsi
interpretasi. Perpustakaan UMTS ikut berperan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan informasi pengguna. Maka perpustakaan UMTS memiliki beberapa
fungsi antara lain, fungsi edukasi untuk sumber belajar para sivitas akademika,
fungsi informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi, fungsi riset
dalam mendukung pengguna untuk melakukan penelitian, serta fungsi publikasi
dalam rangka mempublikasikan hasil karya yang dihasilkan oleh sivitas
akademika UMTS dan fungsi deposit.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap perpustakaan memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan
perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya.
Tugas perpustakaan pada umumnya adalah menghimpun, mengelola, dan
menyebar luaskan informasi kepada masyarakat luas. Menurut Yusup (2010, 21):
Perpustakaan perguruan tinggi bertugas mengelola sumber-sumber informasi yang mampu mendukung pelaksanaan kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, dan semua sumber informasi yang dimaksud dapat dimanfaatkan secara bersama oleh seluruh sivitas akademikanya.
Selain itu dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 3) mengenai perpustakaan perguruan
tinggi dikatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah
mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi
layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.
Berdasarkan uraian di atas, maka tugas perpustakaan perguruan tinggi
yaitu untuk mendukung pemanfaatan perpustakaan, memberikan layanan,
mengembangkan koleksi serta mengolah dan merawat bahan pustaka.
Perpustakaan UMTS juga bertugas untuk melayani keperluan sivitas akademika
UMTS dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Penyediaan fasilitas diperpustakaan merupakan sarana dalam pemanfaatan
perpustakaan karena dapat menunjang pemenuhan informasi secara optimal
sehingga tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat tercapai. Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
RI (2004, 18):
Fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan peralatan yang harus ada di perpustakaan, perabotan adalah perlengkapan fisik yang dibutuhkan didalam ruangan perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku dan lain-lain. Peralatan adalah perangkat atau benda pelayanan seperti mesin ketik, computer, printer, scanner, mesin fotokopi, alat baca mikro dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa fasilitas perpustakaan Perguruan Tinggi
dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan
dan koleksi perpustakaan, serta memudahkan kegiatan perpustakaan berjalan
dengan baik. Pada Perpustakaan UMTS terdapat beberapa fasilitas untuk
penunjang pemanfaatan perpustakaan, antara lain tempat penitipan tas, meja dan
kursi baca, meja sirkulasi/layanan, lemari arsip untuk tata usaha, papan
pengumuman, kotak saran serta jam dinding.
2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya
koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan
setiap program studi dari perguruan tinggi demi terwujudnya pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka
mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan
bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana
perpustakaan berada. Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan
koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi
dan pengetahuan ilmiah, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademika
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 11) dikatakan bahwa “Koleksi adalah semua bahan
pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan serta disebarluaskan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi”.
Menurut Darmono (2001, 60) “Koleksi perpustakaan adalah sekumpulan
rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar)
dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa koleksi perpustakaan UMTS adalah
semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan berguna untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS. Adapun bahan
perpustakaan UMTS terdiri dari koleksi tercetak dan tidak tercetak.
2.2.1 Jenis-Jenis Koleksi
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam
koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut;
a. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. b. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang
studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.
c. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.
d. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
e. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.
f. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.
g. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.
h. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).
Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 30), “Beberapa jenis bahan pustaka yang
tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3)
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
b. Terbitan berseri, merupakan bahan pustaka yang direncakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang dimaksud dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan, dan lainnya), laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan dan sebagainya.
2. Karya Noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
a. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
b. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro reader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.
Berdasarkan uraian diatas, jenis koleksi perpustakaan perguruan tinggi
terdiri atas karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro dan bentuk elektronik.
Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok perpustakaan. Jenis koleksi yang
terdapat pada perpustakaan UMTS antara lain koleksi buku teks, terbitan berkala
serta koleksi grey literature.
2.2.2 Fungsi Koleksi
Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang
dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 30) bahwa fungsi koleksi adalah:
1. Fungsi pendidikan
Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.
2. Fungsi penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum
program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi koleksi perpustakaan perguruan
tinggi yaitu sebagai fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi referensi dan
fungsi umum. Fungsi koleksi pada perpustakaan UMTS berfungsi sebagai fungsi
pendidikan dalam menunjang pendidikan, fungsi penelitian untuk menunjang
program penelitian yang dilakukan, sebagai fungsi referensi untuk melengkapi
bahan-bahan referensi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan
adalah unsur pokok perpustakaan yang dibina secara teratur dan teratur.
2.3 Pemanfaatan Perpustakaan
Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah.
Pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional RI edisi keempat (2005, 873) mendefinisikan bahwa, ”Pemanfaatan
mengandung arti sebagai proses, cara, perbuatan memanfaatkan”. Sebuah
perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi penggunanya berkaitan
dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya agar dapat dikenal dan
dimanfaatkan oleh penggunanya.
Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun
sebuah perpustakaan dikatakan berhasil bila dimanfaatkan oleh penggunanya.
Julianda (2009, 2) menyebutkan secara umum manfaat perpustakaan adalah:
1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta
3. Pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
4. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
6. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.
7. Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh customer, baik sivitas akademika maupun masyarakat umum.
8. Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap profesional.
9. Penyediaan sumber informasi di bidang Seni, Sains, Teknologi, manajemen dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum menuju masyarakat produsen informasi. 10.Penyediaan media penyebarluasan informasi.
11.Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk memperoleh informasi bagi sivitas akademika dan masyarakat umum.
Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah ketika
pengguna perpustakaan yang menggunakan koleksi dan layanan perpustakaan
sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi
pengguna perpustakaan. Pada perpustakaan UMTS pemanfaatan perpustakaan
berhubungan dengan proses yang dilakukan pengguna perpustakaan dalam
menggunakan koleksi dan layanan yang ada pada perpustakaan UMTS sebagai
sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi.
2.3.1 Pemanfaatan Koleksi
Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang
terdapat diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi
perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi
perpustakaan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan utama pada
sebuah perpustakaan, yaitu membaca koleksi di perpustakaan maupun meminjam
koleksi dari bagian sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu
menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam
koleksi dari bagian sirkulasi (out circulation use).
Menurut Zulkarnaen (2007, 45), beberapa cara memanfaatkan koleksi
buku pada perpustakaan sebagai berikut:
1. Meminjam
melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu yang lebih banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.
2. Membaca di tempat
Bagi pengguna yang memiliki waktu luang yang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.
3. Mencatat informasi dari buku
Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang diperoleh dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku yang berbeda.
4. Memperbanyak (menggunakan jasa Foto copy)
Dengan memanfaatkan fasilitas mesin Foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang diinginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.
Dari penjelasan di atas, dijabarkan beberapa cara pemanfaatan koleksi
yang biasa dilakukan oleh pengguna. Pemanfaatan koleksi merupakan cara proses,
cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna dapat
memanfaatkan koleksi yang tersedia dengan membaca di tempat, meminjam
koleksi, mencatat informasi dari buku serta memperbanyak koleksi.
2.3.2 Tujuan Pemanfaatan
Perpustakaan sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus
mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan
pemanfaatan koleksi perpustakaan akan tercapai. Untuk itu perpustakaan terus
berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang
relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan
koleksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional
RI edisi keempat (4) (2005, 1216), “Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan),
yang dituju, maksud, tuntutan (yang dituntut)”. Dari pendapat di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa tujuan pemanfaatan adalah sebagai proses, cara dan
2.3.3 Frekuensi Pemanfaatan
Setiap pengguna perpustakaan akan memanfaatkan koleksi perpustakaan
dimana pengguna sangat membutuhkan informasi. Kegiatan atau aktifitas
pengguna dalam mencari dan memanfaatkan perpustakaan untuk mencari
informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan frekuensi pemanfaatan
perpustakaan oleh pengguna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional
RI edisi keempat (2005, 322), “Arti dari frekuensi pemanfaatan adalah
kekerapan”. Sedangkan menurut Suwarno (2010, 93), dijelaskan bahwa
“Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.
Definisi frekuensi penggunaan adalah kekerapan pemakaian yang
dilakukan secara teratur. Bila dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, frekuensi
penggunaan adalah kekerapan pengguna dalam pemakaian perpustakaan sebagai
penyedia koleksi yang menyedikan informasi yang dibutuhkan dalam upaya
pemecahan masalah yang dishadapi pengguna.
Dari uraian diatas, menjelaskan bahwa frekuensi pemanfaatan
perpustakaan adalah proses pengulangan seorang pengguna perpustakaan untuk
menggunakan atau memanfaatkan koleksi perpustakaan dan layanan
perpustakaan.
Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses
kegiatan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan
perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan
informasi pengguna perpustakaan. Adapun yang menjadi indikator pemanfaatan
perpustakaan adalah pemanfaatan koleksi dan pemanfataan layanan yang meliputi
layanan sirkulasi dan layanan referensi.
2.4 Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan
untuk melayani penggunanya. Yaitu suatu kegiatan untuk memberikan pelayanan
dan bantuan kepada pemakai agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan.
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 53), “ Pelayanan perpustakaan adalah pemberian
memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memanfaatkan
berbagai perkakas penelusuran yang tersedia”.
Sedangkan Darmono (2007, 134) menyatakan bahwa “Layanan
perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki
perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta
informasi yang dibutuhkannya”.
Sehubungan dengan pendapat diatas, Moenir (2000, 410) menyatakan
perwujudan pelayanan yang didambakan adalah:
1. adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat-buat.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu atau sindiran yang mengarah kepada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas maupun kesejahteraan.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang.
Berdasarkan uraian diatas, pelayanan perpustakaan adalah pemberian
informasi kepada pengguna. Selain itu, pelayanan perpustakaan perguruan tinggi
bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar dapat melaksanakan pelayanan dengan
baik, perpustakaan perguruan tinggi hendaknya mempunyai koleksi yang cukup
bervariasi dari jenis maupun isinya. Serta diharapkan adanya kemudahan dalam
pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan
yang kadang dibuat-buat dan mendapatkan pelayanan yang sama dalam pelayanan
terhadap kepentingan.
2.4.1 Layanan Sirkulasi
Salah satu pelayanan yang ada pada sebuah perpustakaan yaitu layanan
sirkulasi. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk dapat
meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa keluar perpustakaan. Jenis bahan
pustaka yang dipinjamkan dapat berupa koleksi buku teks, jurnal, majalah serta
koleksi grey literature. Menurut Darmono (2007, 141) “Layanan Sirkulasi adalah
layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang
Fungsi utama layanan sirkulasi adalah meminjamkan koleksi dalam jangka
waktu tertentu. Tugas dari layanan sirkulasi yaitu untuk meminjamkan,
mengembalikan, mencatat pemesanan, memperpanjang masa peminjaman,
menagih, memberikan sanksi dan memberikan keterangan bebas/bersih
peminjaman.
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 97) “Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan
pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan
maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”.
Rahayuningsih (2007, 97) penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan
untuk:
1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian, apabila koleksi itu diperlukan pengguna lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian.
3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga.
4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi
5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.
Berdasarkan uraian diatas, layanan sirkulasi adalah kegiatan langsung
yang berhubungan dengan pengguna disediakan oleh perpustakaan untuk
melayani pengguna yang akan meminjam dan mengembalikan bahan pustaka.
Pelayanan sirkulasi memiliki tugas untuk melakukan pendaftaran anggota,
peminjaman, perpanjangan waktu pinjam dan pengembalian buku, serta layanan
yang berkaitan dengan peminjaman. Dengan adanya layanan sirkulasi, diharapkan
pengguna dapat memanfaatkan koleksi bahan pustaka dengan optimal.
2.4.2 Layanan Referensi
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI (2004, 86) adalah :
referensi, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik, dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal. Tugas dari layanan rujukan adalah memberikan informasi yang bersifat umum, membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya, membimbing pengguna dalam penelusuran informasi, menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan, membantu pengguna untuk menemukan informasi/bahan perpustakaan yang dicarinya dan membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur dan sebagainya.”
Sedangkan Darmono (2001, 141) menyatakan bahwa:
“Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan, tetapi hanya untuk dibaca di tempat.”
Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna
dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan
memakai koleksi referensi. Tujuan layanan referensi menurut Rahayuningsih
(2007, 104) antara lain:
1. memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat
2. memungkinkan pengguna menelusuri informasi dengan pilihan yang lebih luas
3. memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.
Berdasarkan uraian di atas, pelayanan referensi adalah suatu kegiatan
pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan
cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta
memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai koleksi referensi.
2.5 Kebutuhan Informasi
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak
kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Salah satunya adalah kebutuhan
kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau
lingkungannya. Pada perpustakaan UMTS kebutuhan informasinya berbeda-beda.
Setiap fakultas di UMTS memiliki kebutuhan informasi sesuai dengan fakultas
dan jurusan masing-masing.
Kebutuhan informasi merupakan salah satu kebutuhan seseorang untuk
melangsungkan hidupnya. Miranda dan Tarapanoff menyatakan (2008, 1):
“Information need is defined as a state or process started when one perceives that
there is a gap between the information and knowledge available to solve a
problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff
mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang
diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang
dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Pengertian yang dinyatakan oleh Tarapanoff di atas memperkuat
pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian
dari kebutuhan hidupnya. Kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS
juga berbeda-beda tergantung dari sivitas akademika UMTS tersebut.
Tentunya memahami kebutuhan informasi sangat penting bagi lembaga
yang melayankan informasi seperti perpustakaan, seperti yang dinyatakan oleh
Hiller (2004, 15) bahwa:
Memahami kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain:
1. Siapa pemakai potensial perpustakaan 2. Apa yang mereka pelajari dan teliti
3. Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan
4. Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan
5. Bagaimana mereka menggunakan sumber informasi dan perpustakaan
6. Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya sebuah
perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan informasi penggunanya agar dapat
sumber daya informasi yang terdapat pada perpustakaan dan bagaimana
pemanfaatan dari perpustakaan itu sendiri.
Menurut Chowdhury (1999: 92) bahwa: “Kebutuhan informasi merupakan
suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang
menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi
permasalahan tentang subjek tertentu”. Seperti yang telah dikatakan oleh
Chowdhury (1999, 24):
Sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain: 1. Mempunyai konsep yang relatif
2. Berubah pada periode tertentu
3. Berbeda antara satu orang dengan orang lain 4. Dipengaruhi oleh lingkungan
5. Sulit diukur secara kuantitas 6. Sulit diekspresikan
7. Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
informasi adalah kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar.
Kebutuhan informasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa
data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata yang telah diolah dalam satu
bentuk sehingga menjadi lebih berguna dan lebih berarti.
2.5.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi
Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan
dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak (2003, 4), Klasifikasi
terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:
1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.
3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa untuk mendefenisikan dan
mengukur kebutuhan informasi pengguna dapat dilihat dari keanekaragaman
kebutuhan dan permintaan informasi menuntut dilakukannya pendekatan terhadap
kebutuhan pengguna, agar dapat memenuhi dan menyediakan informasi yang
mereka cari. Keempat pendekatan di atas, merupakan metode untuk
mendefinisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar
mempermudah proses pemenuhannya.
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Nicholas dalam Ishak (2006, 93) faktor yang mempengaruhi
kebutuhan informasi pemakai adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan
3. Waktu
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)
5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi
Sehubungan dengan hal di atas Devadason (1996, 56) mengemukakan
bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
1. Ketersediaan sumber informasi 2. Kegunaan informasi
3. Latar belakang, motivasi, kepentingan profesional, dan karakteristik lain yang dimiliki pemakai
4. Sosial, politik, ekonomi, hukum dan sistem yang berkaitan dengan pemakai,
Sedangkan Pannen (1990, 32) mengatakan bahwa “Faktor yang paling
umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan
profesi, disiplin ilmu yang meminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan”.
Berdasarkan ketiga pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan
faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada
pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi
yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan
politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain.
Wilson dalam Ishak (2006, 93) menguraikan faktor yang secara bertingkat
mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :
1. Kebutuhan individu (person)
Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs).
2. Peran sosial (social role)
Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.
3. Lingkungan (environment)
Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.
Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu
kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif.
Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan
meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi
dan lingkungan fisik.
2.5.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi
Menurut Leckie dkk. yang dikutip oleh Ishak (2006, 94) kebutuhan
informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari
1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan dan usia. Semakin tinggi seseorang semakin banyak kebutuhan informasinya.
2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang
3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang.
4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang mata kuliah dan tiba-tiba muncul dalam
5. benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut.
6. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut.
7. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.
Menurut Nicholas dalam Ishak (2006, 94) terdapat 11 karakteristik
kebutuhan informasi yaitu:
1. Pokok masalah (subject) 2. Fungsi (function)
3. Sifat (nature)
4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint)
6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality)
8. Batas waktu informasi (date)
9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10.Tempat asal publikasi (place)
11.Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging).
2.5.4 Pengguna Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbeda-beda sesuai
dengan latar belakang kebutuhan pencari informasi, sebagaimana yang dinyatakan
oleh Prawati (2003, 27) “Hal tersebut untuk meningkatkan pengetahuan,
mengikuti perkembangan baru, mendukung dan merencanakan penelitian,
Brophy (2000, 56) mengatakan bahwa kelompok pengguna informasi pada
perpustakaan perguruan tinggi dapat dikategorikan :
1. Mahasiswa under graduate 2. Mahasiswa postgraduate 3. Mahasiswa peneliti 4. Staf pengajar 5. Staf peneliti
6. Pihak manajemen kampus 7. Alumni
8. Anggota komunitas bisnis lokal 9. Anggota organisasi lokal
10.Pemerintah
11.Badan pendanaan kampus
12.Anggota dari komunitas perpustakaan lokal 13.Komunitas peneliti nasional dan internasional 14.Komunitas perpustakaan nasional dan internasional 15.Pustakawan dan profesional di bidang informasi
Berbagai macam kelompok pengguna ini memiliki kepentingan yang
berbeda-beda terhadap perpustakaan. Menurut Sulistyo Basuki (1993:201)
“pengguna dapat di bedakan sebagai pengguna aktif dan yang tidak aktif. Dalam
istilah yang luas dapat dikaitkan sebagai orang yang berhubungan dengan
perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari
informasi yang dibutuhkan”. Setiap kelompok pengguna merefleksikan harapan
dan opini terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan atau pernah
mereka manfaatkan.
Pengguna Informasi pada perpustakaan perguruan tinggi dapat
digolongkan menjadi, mahasiswa sebagai pelajar, dan dosen sebagai staf pengajar
perguruan tinggi.
1. Mahasiswa
Perpustakaan akademik memiliki hubungan yang erat dengan mahasiswa.
Tingginya aktivitas akademik di sebuah perguruan tinggi akan meningkatkan
frekuensi kunjungan dan pemanfaatan layanan di perpustakaan. Hal ini akan
menciptakan interaksi yang kuat antara perpustakaan dengan mahasiswa.
Menurut Jordan (1998, 23) menyatakan bahwa:
perpustakaan merupakan kelompok pengguna yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Pada umumnya tidak memiliki kemampuan menyampaikan pendapat mereka terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan secara spesifik sehingga perpustakaan tidak dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dari layanan perpustakaan. Beberapa mahasiswa bahkan melakukan tindakan instant dengan melakukan pencurian dan vandalism terhadap koleksi perpustakaan.”
Kebutuhan mahasiswa terhadap perpustakaan merupakan hal yang
tidak dapat ditawar lagi. Namun kebutuhan informasi akan mahasiswa tentu
berbeda jauh dari seorang pelajar SMA/SMP, seperti yang dikatakan oleh Tan
dalam Yusup (2010, 98) “Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan-kebutuhan dibandingkan dengan orang
yang berpendidikan rendah”.
2. Dosen
Dosen merupakan seorang staf pengajar pada perguruan tinggi, yang
memerlukan sumber informasi termutakhir. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
tentunya perpustakaan sangat berperan penting dalam menyediakan sumber
informasi yang dibutuhkan. Harisanty (2008, 11) menyatakan bahwa:
“Pada perpustakaan perguruan tinggi saat ini, jumlah dosen yang memanfaatkan jasa perpustakaan masih relatif sedikit. Pengguna perpustakaan, khususnya dosen, terdiri dari banyak sekali kelompok, strata sosial, lingkungan pendidikan, etnis suku, kebudayaan, agama, dan kepercayaan, serta masih banyak lagi. Oleh karena itu sikap, pandangan, cara berpikir, wawasan dan persepsi terhadap sesuatu juga berbeda. Akibat keterbatasan dari informasi dan komunikasi maka respon terhadap perpustakaan tidak sama.”
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa kebutuhan informasi adalah
sesuatu kebutuhan yang datang dari diri seseorang atas tuntutan untuk mengetahui
sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya. Bagi pihak
perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi
pengguna dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi berhubungan dengan ketersediaan
koleksi, motivasi penggunaan koleksi serta fasilitas yang tersedia pada
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Arikunto (2005, 234) penelitian deskriptif adalah “penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala
yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2005, 11) penelitian deskriptif
adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (indepeden) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variable satu dengan variabel yang lain”
Pada penelitian ini, peneliti memberikan suatu gambaran secara apa
adanya data yang diperoleh dari fakta-fakta yang didapat di lapangan untuk
menganalisis pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
oleh pengguna Perpustakaan UMTS.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Perpustakaan Universitas Muhamadiyah
Tapanuli Selatan. Jl. Sutan Moch. Arief No. 32 Padang Sidempuan, Tapanuli
Selatan, Sumatera Utara.
3.3 Populasi
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti harus menentukan kriteria
populasi agar wilayahnya jelas dan dapat diketahui kuantitasnya. Menurut
Sugiyono (2010, 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang yang terdiri dari : (Sumber: berdasarkan
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
3.4 Sampel
Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati. Ada berbagai cara yang
digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan
suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 118) “Sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah
populasi dalam penelitian ini sangat besar maka perlu dibatasi dan menetapkan
sampel.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 5.676 orang mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Karena peneliti memiliki
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka tidak semua populasi dijadikan
sebagai sampel penelitian. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung
besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Penentuan
besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus Slovin yaitu:
� = �
1 +�(�)2
Keterangan:
n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian).
N = Jumlah populasi.
e = Kelonggaran sampel (10%).
1 = Konstanta.
No Fakultas Jumlah
1. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1.565
2. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1.143
3. Pertanian 521
4. Perternakan 526
5. Agama Islam 451
6. Hukum 1.470
� = �
Dari jumlah populasi 5.676 orang maka diperoleh sampel adalah 98 orang.
Karena populasi berstrata secara proposional dan heterogen, maka untuk
penentuan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random
sampling. Sugiyono (2010, 93) menyatakan “Proportionate stratified random
sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.
Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata
No Fakultas Jumlah Sampel
1. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1.565 1.565
5.676
x 98 = 27
2. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1.143 1.143
5.676
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan