• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1  

1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen PGSD FKIP UNS

MENERAPKAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) Rizka Winnda Oktaviar1), Riyadi2), Djaelani3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: rizkawinnda92@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to improve the student discipline subject of PKN by using contextual learning for the second grade student of SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta at 2014/2015 Academic Year. The type of research is classroom action research (CAR) and it was conducted in two cycles. Each cycles consist of four step, they are planning, action implementation, observation, and reflection. The research subject are the homeroom teacher and the second grade students. The technique of analyzing data is interactive analyses consist of the three components, they are data reduction, data display, and conclusion. The techniques of collecting data used are documentation, observation, questionnaire, and interview. The data validity used technique triangulation.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap disiplin siswa pada mata pelajaran PKN melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual pada siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas II. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, angket, dan wawancara. Uji validitas data penelitian ini menggunakan triangulasi teknik.

Kata kunci: sikap disiplin siswa, model pembelajaran Kontekstual (CTL) Salah satu peran sekolah dalam

pe-ngembangan sikap dan moral siswa adalah membina sikap disiplin pada siswa. Rachman (2010: 97) menyatakan bahwa sikap disiplin merupakan pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh ke-sadaran untuk menunaikan tugas dan kewa-jiban dalam rangka pencapaian tujuan. Sikap disiplin siswa tercermin dalam perilaku yang mampu mengatur atau menempatkan dirinya sendiri dalam menjalankan peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

Yusuf (2006:169) mendeskripsikan si-kap sebagai kondisi mental yang relatif me-netap untuk merespon suatu objek atau pe-rangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyang-kut aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecende-rungan untuk bertindak. Pengertian disiplin dinyatakan oleh Wiyani (2013: 160) bahwa upaya yang dilakukan oleh guru sebagai ma-najer kelas untuk menjadikan peserta di-diknya memiliki kemampuan guna mengen-dalikan diri dan berperilaku sesuai dengan tertib di kelas. Sikap disiplin siswa sangat

penting diperhatikan, adanya peraturan dan tata tertib yang jelas dan terarah sangat mem-pengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas yang berkaitan dengan sikap disiplin siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta, ditemukan bahwa sikap disiplin siswa ren-dah. Penyebab rendahnya sikap disiplin sis-wa karena pembelajaran yang dilakukan be-lum mengintegrasikan nilai-nilai karakter te-rutama sikap disiplin. Hal tersebut ditandai dengan perilaku siswa yang tidak taat atau patuh terhadap aturan dan tata tertib, sebagai contoh yaitu selama proses pembelajaran ma-sih banyaknya siswa yang ramai sendiri, membuat gaduh, dan berkelahi dengan te-man. Pembelajaran yang selama ini dilaku-kan hanya menedilaku-kandilaku-kan pada pemahaman materi yang tidak disertai dengan penanaman sikap disiplin terhadap siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung

Berdasarkan hasil pratindakan menun-jukkan 4 siswa (13,79%) mempunyai sikap disiplin tinggi dan secara keseluruhan persen-tase rata-rata sikap disiplin siswa 27,14

(2)

 

suk dalam sikap disiplin rendah. Indikasi dari rendahnya sikap disiplin siswa tersebut anta-ra lain siswa tidak memiliki kesadaanta-ran diri untuk mematuhi dan mentaati peraturan, ser-ta siswa kurang mampu menempatkan diri untuk berperilaku yang bertanggung jawab.

Melihat keadaan tersebut, penulis me-miliki ketertarikan untuk menyelesaikan per-masalahan dengan meningkatkan sikap disi-plin siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini yaitu Tema Pe-ristiwa. Dalam tema Peristiwa terdapat mate-ri mata pelajaran Pendidikan Kewarganega-raan (PKn) yang memuat tentang pengena-lan nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja sama serta pelaksanaan dalam kehi-dupan sehari-hari. Materi tersebut diharap-kan dapat memberidiharap-kan dampak positif secara langsung dalam penerapannya terhadap laku siswa, yaitu untuk meningkatkan peri-laku sikap disiplin siswa.

Untuk mewujudkan disiplin siswa di dalam kelas melalui mata pelajaran Pendidi-kan Kewarganegaraan memerluPendidi-kan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan ya-ng diharapkan yaitu meniya-ngkatkan disiplin siswa di dalam kelas. Model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran yang mengintegrasikan materi pembelajaran de-ngan kehidupan nyata siswa sehari-hari. Mo-del pembelajaran Kontekstual merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut, karena di da-lam model Kontekstual terdapat kelebihan dan karakteristik yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan sikap disiplin siswa, menurut Nurhadi (2002), pembelajaran kon-tekstual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat mem-bantu guru mengaitkan antara materi yang di-ajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka se-bagai anggota keluarga dan masyarakat (Su-santo, 2014: 93).

Model Kontekstual dinyatakan Riyanto (2009) bahwa pembelajaran kontekstual me-rupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendo-rong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan me-reka sebagai anggota keluarga dan masya-rakat (Susanto, 2014: 93).

Tujuan yang ingin dicapai pada pene-litian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan penerapan model kontekstual (CTL) pada te-ma peristiwa te-mata pelajaran PKn dapat me-ningkatkan sikap disiplin siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta tahun ajaran 2014/2015, 2) Untuk mendeskripsikan cara menerapakan model kontekstual (CTL) pada tema peristiwa mata pelajaran PKn yang da-pat meningkatkan sikap disiplin siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta tahun ajaran 2014/2015.

METODE

Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Jawa Tengah. Penelitian di-laksanakan pada semester genap tahun aja-ran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan sela-ma 7 bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli tahun 2015. Subjek peneli-tian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Banyaknya siswa di kelas terse-but adalah 29 siswa, yang terdiri dari 17 sis-wa laki-laki dan 12 sissis-wa perempuan dengan Ibu Rahmatyas Reana, S.Pd. bertindak seba-gai guru kelas II. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda kemampuan-nya) dan ada seorang siswa yang berkebutu-han khusus.

Sumber data berasal dari guru dan sis-wa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta Teknik pengumpulan data yang di-gunakan adalah dokumentasi, observasi, wa-wancara dan angket. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi meto-de. Teknik analisis data menggunakan model

(3)

 

interaktif yang terdiri dari reduksi data, pe-nyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL

Berdasarkan kegiatan pratindakan yang dilakukan, peneliti mendapatkan data berupa hasil observasi yang berkaitan tentang sikap disiplin siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa kadar keaktifan atau perilaku belajar siswa rendah dalam pembelajaran PKn dan menunjukkan sikap disiplin rendah selama pembelajaran yang didasarkan pada pedoman observasi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Si-kap Disiplin Siswa Pratindakan No. Urut Nilai Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 14 30 28 14 33 47 31 13 15 32 15 28 14 12 38 48 47 22 40 42 27 13 25 39 51 40 28 19 20 SR R R SR S T S SR SR S SR R SR SR S T T R S S R SR R S T S R R R SR: Sangat Rendah (0-15) = 8 siswa (27,59%) R : Rendah (16-30) = 9 siswa (31,04%) S : Sedang (31-45) = 8 siswa (27,59%) T : Tinggi (46-60) = 4 siswa (13,79%)

Berdasarkan data di atas, diketahui sis-wa yang masuk pada kategori sikap disiplin tinggi sebanyak 4 siswa atau 13,79%.

Penerapan model Kontekstual (CTL) menunjukkan adanya peningkatan sikap disi-plin siswa. peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Triangulasi Metode Hasil Obser-vasi dan Hasil Angket Sikap Di-siplin Siswa Siklus I

No. Urut Hasil Observasi Hasil Angket Triangulasi Metode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 SR S S R T T T R R T R T R SR S T T S S S S SR R T T T S S S R S S S T T T R S S S T S S T T S S T T S SR T T T T T S S Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masuk ke dalam kategori data valid sikap disiplin tinggi sesar 8 siswa atau 27,59%. Hasil tersebut be-lum menunjukkan ketercapaian indikator pe-nelitian yaitu lebih dari atau sama dengan 24 siswa atau 80% masuk ke dalam kategori sikap disiplin tinggi sehingga dilanjutkan pa-da siklus II.

Pada siklus II jumlah siswa yang ma-suk ke dalam kategori sikap disiplin tinggi

(4)

 

menunjukkan adanya peningkatan. Hasil se-lengkapnya disajikan pada Tabel sebagai be-rikut:

Tabel 3. Triangulasi Metode Hasil Obser-vasi dan Hasil Angket Sikap Di-siplin Siswa Siklus II

No. Urut Hasil Observasi Hasil Angket Triangulasi Metode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 S T T S T T T S T T T T T T T T T T T T T R T T T T T T T S T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T S T T T T T T T Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masuk ke dalam kategori data valid sikap disiplin tinggi seba-nyak 24 siswa atau 82,76% dan telah men-capai indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah lebih dari atau sama dengan 24 siswa atau sekitar 80%. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan sikap disiplin pada siklus II sehingga penelitian di-akhiri pada siklus II.

Berdasarkan data perbandingan hasil triangulasi metode observasi mengenai akti-vitas siswa yang berkaitan dengan sikap disi-plin dengan metode angket sikap disidisi-plin

sis-wa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4. Perbandingan Hasil Triangulasi Metode Sikap Disiplin Siswa Pa-da Siklus I Dan Siklus II

Kategori Kondisi Siklus I Siklus II Sangat Rendah Persentase (%) 1 3,45 0 0 Rendah Persentase (%) 1 3,45 0 0 Sedang Persentase (%) 6 20,69 1 3,45 Tinggi Persentase (%) 8 27,59 24 82,76 PEMBAHASAN

Berdasarkan pada hasil observasi yang telah diuraikan di atas, dapat dinyatakan bah-wa model Kontekstual dapat meningkatkan sikap disiplin siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Rusman (2010: 288), model pembelajaran Kontekstual tidak hanya difo-kuskan pada pemberian pembekalan kemam-puan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman bela-jar yang dimiliki siswa senantiasa terkait de-ngan permasalahan-permasalahan aktual ya-ng terjadi di liya-ngkuya-ngannya. Poedjiadi dalam (Susanto, 2014: 93) menyatakan bahwa mo-del Kontekstual adalah suatu momo-del pembela-jaran dan pengapembela-jaran yang mangaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki-nya dengan penerapandimiliki-nya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan bangsa.

Hasil penelitian tindakan kelas pada si-klus I belum mengalami keberhasilan. Hal ini ditunjukkan oleh indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa atau sebanyak le-bih dari atau samadengan 24 siswa yang me-miliki sikap disiplin tinggi belum tercapai. Pada siklus I, berdasarkan hasil perbandingan triangulasi metode hasil observasi dan angket sikap disiplin siswa menunjukkan bahwa per-

(5)

 

sentase siswa yang memiliki sikap disiplin tinggi mencapai 27,59% atau sebanyak 8 siswa.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi pa-da siklus I antara lain sebagai berikut: (1) sis-wa masih banyak yang ramai sendiri, (2) ma-sih banyak siswa yang melakukan perilaku menyimpang dari peraturan, (3) banyak sis-wa yang tidak mengerjakan tugas dari guru, serta (4) dalam kegiatan diskusi hanya seba-gian kecil siswa yang berpartisipasi. Upaya untuk mengatasi kelemahan pada siklus I ya-ng disempurnakan pada siklus II antara lain: (1) kegiatan pembelajaran dibuat lebih ber-makna yaitu dengan memberikan contoh-contoh materi pembelajaran dan penggunaan media yang variatif yang berhubungan de-ngan dunia nyata siswa, (2) Memberikan ru-ang bagi siswa untuk berperan aktif selama pembelajaran dengan cara memberikan per-tanyaan-pertanyaan terbuka, serta (3) Menga-rahkan siswa untuk bersikap disiplin selama pembelajaran melalui pembiasaan dan contoh sikap disiplin dari guru.

Berdasarkan upaya perbaikan pada siklus II, indikator kinerja yang ditetapkan dapat tercapai. Hal tersebut ditandai dengan persentase siswa yang memiliki sikap disiplin tinggi mencapai 82,76% atau sebanyak 24 siswa yang diperoleh melalui hasil triangulasi metode hasil observasi dan angket sikap disi-plin siswa. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Risa Yunita (2013) bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan nilai karakter bangsa. Peningkatan tersebut yaitu pada nilai karakter toleransi, disiplin, rasa ingin tahu, cinta tanah air, dan tanggung jawab. Pada siklus I siswa yang masuk dalam nilai kategori tinggi sebanyak 8 siswa atau (27,59%). Pada siklus II rata-rata skor angket siswa meningkat lagi siswa yang masuk ke dalam kategori nilai

karakter tinggi menjadi sebanyak 26 siswa (89,66%).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua sik-lus dengan menerapkan model Kontekstual (CTL) pada tema peristiwa mata pelajaran PKN pada siswa kelas II SD Negeri Bumi I No. 67 Surakarta tahun ajaran 2014/2015, da-pat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan si-kap disiplin siswa. Peningkatan tersebut terli-hat dari perubahan sikap siswa yang lebih te-ratur dan mematuhi pete-raturan selama pembe-lajaran. Pada pratindakan hasil observasi si-kap disiplin siswa sebesar 27,14 dari skala 0-60 masuk dalam kategori sikap disiplin ren-dah. Siswa yang masuk dalam kategori sikap disiplin tinggi sebanyak 4 siswa (13,79%). Pada siklus I hasil siswa yang masuk ke da-lam kategori sikap disiplin tinggi telah me-ningkat sebanyak 8 siswa (27,59%). Pada siklus II sikap disiplin siswa kembali menga-lami peningkatan yaitu siswa yang masuk da-lam kategori sikap disiplin tinggi menjadi se-banyak 24 siswa (82,76%).

Cara menerapkan model Kontekstual selama pembelajaran pada siklus I yaitu ke-giatan pembelajaran dibuat lebih bermakna yaitu dengan memberikan contoh-contoh ma-teri pembelajaran dan penggunaan media ya-ng variatif yaya-ng berhubuya-ngan deya-ngan dunia nyata siswa dan diperbaiki pada siklus II ya-itu dengan cara (1) Memberikan ruang bagi siswa untuk berperan aktif selama pembe-lajaran dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan melalui kegiatan dis-kusi kelompok, serta (2) Mengarahkan siswa untuk bersikap disiplin selama pembelajaran melalui pembiasaan dan contoh sikap disiplin dari guru.

DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, A.J. & Yusuf, S. (2006). Landasan Bimbingan & Konseling. Jakarta: Rosda. Rachman. (2010). Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press.

(6)

 

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto, A. (2014). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia

Grup.

Wiyani. (2013). Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang

Kondusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Yunita, R. (2013). Penerapan Model Kontekstual (CTL) pada Pembelajaran IPS untuk

Meningkatkan Nilai Karakter Bangsa Siswa Kelas V SD Negeri Gunungsimping 02 Cilacap Tengah, Cilacap Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi.

Gambar

Tabel 2.  Triangulasi Metode Hasil Obser- Obser-vasi dan Hasil Angket Sikap  Di-siplin Siswa Siklus I
Tabel 3.  Triangulasi Metode Hasil Obser- Obser-vasi dan Hasil Angket Sikap  Di-siplin Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Sistem anti lock adalah sistem untuk menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara mempertahankan roda tidak lock atau dalam keadaan slip tertentu dimana

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

menuju kehidupan yang lebih baik dan bermutu dan juga berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu negera. Ketidaktahuan tentang entrepreneur menyebabkan usaha atau bisnis

Jumlah kalor yang diterima benda bersuhu rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda bersuhu tinggib. Jumlah kalor yang diterima benda bersuhu rendah tidak

3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu dimasukkan air panas ±60 o C. Setelah jaringan mengembang, jaringan diambil menggunakan kaca

Khususnya untuk fotokatalis, oksida logam atau semikonduktor seperti TiO 2 , ZnO, SnO 2 sudah terlebih dulu dikembangkan karena ketersediaan di alam yang cukup besar,

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jam kerja pemboran jalur kawat, jam kerja pemboran lubang baji, jam kerja penggergajian, efisiensi perobohan, waktu edar alat,

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry di Desa Sidorejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang. Pengetahuan f