• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua."

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP WIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma

Arni Mariasiwi Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) jenis pekerjaan orang tua; (2) tingkat pendapatan orang tua; (3) tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma pada bulan Juli sampai Agustus 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Populasi penelitian adalah 399 mahasiswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 163 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(2)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ENTREPRENEURSHIP ATTITUDES AND ENTREPRENEURSHIP INTEREST PERCEIVED FROM

PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study on Students of Accounting Education Department Sanata Dharma University

Arni Mariasiwi Sanata Dharma University

2010

This research aims to know the influence of: (1) parents’ occupation; (2) parents’ income; (3) parents’ education level towards the relationship between entrepreneurship attitude and interest of entrepreneurship.

The study was conducted at Accounting Education Sanata Dharma University in July and August 2010. The data were gathered by questionnaire method, documentation, and interview. The research population was 399 students. The number of research sample was 163 students. Samples were taken by purposive sampling technique. The data analysis technique was the model of regression equity developed by Chow..

(3)

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Arni Mariasiwi

NIM: 061334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA SIKAP WIRAUSAHA

DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Arni Mariasiwi

061334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

  iv

PERSEMBAHAN

Hasil karya berupa skripsi ini kupersembahkan pada.

Bapak Ngadiman dan Ibu Wantini yang tercinta

Kakakku Emmanuel Purwadi dan A. Dwi Wardani yang

terkasih

Keponakanku Gissela Putri Purdani yang terkasih

Agustinus Andri Harmoko seseorang yang kusayangi

Almamaterku

(8)

v

MOTTO

Your beliefs become your thoughts

Your thoughts become your words

Your words become your actions

Your actions become your values

Values become your destiny

(Mahatma Gandhi)

Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat anda

berikan,

Bukan pada apa yang yang dapat anda peroleh

Jika kita tidak mengubah diri kita sekarang, maka

yang kita dapatkan hanyalah apa yang kini sudah

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP WIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Arni Mariasiwi Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) jenis pekerjaan orang tua; (2) tingkat pendapatan orang tua; (3) tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma pada bulan Juli sampai Agustus 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Populasi penelitian adalah 399 mahasiswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 163 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(12)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ENTREPRENEURSHIP ATTITUDES AND ENTREPRENEURSHIP INTEREST PERCEIVED FROM

PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study on Students of Accounting Education Department Sanata Dharma University

Arni Mariasiwi Sanata Dharma University

2010

This research aims to know the influence of: (1) parents’ occupation; (2) parents’ income; (3) parents’ education level towards the relationship between entrepreneurship attitude and interest of entrepreneurship.

The study was conducted at Accounting Education Sanata Dharma University in July and August 2010. The data were gathered by questionnaire method, documentation, and interview. The research population was 399 students. The number of research sample was 163 students. Samples were taken by purposive sampling technique. The data analysis technique was the model of regression equity developed by Chow..

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis

dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa

proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan

dorongan dari berbagai pihak, yang telah memberikan semangat, saran, kritik,

ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama

kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikaan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan

(14)

xi

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan

saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses belajar selama ini.

9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, dan selalu

berdoa untuk penulis.

10.Mas Purwadi dan Mbak Agustin Dwi Wardani yang selalu memberikan

dukungan untuk penulisan skripsi ini.

11.Mas Agustinus Andri Harmoko yang selalu setia menemaniku, memberikan

dukungan doa, dan menyayangiku.

12.Om Agus Priyono, Tante Yuli Istuti, dan Bude Kristin yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan kuliah ini.

13.M’ Rina, M’ Sigit, De’ Yoel, De’ Anneta, dan De’ Gissela yang memberikan

inspirasi dan memberikan warna-warni hidup penulis.

14.Herlina, Nita, Asmi, dan Mel yang menjadi sahabat terbaik dan selalu ada

(15)

xii

15.Pristi, Dety, Nita, Rara, Vivin, Ocha, dan Yoga teman-teman seperjuangan

skripsi yang senantiasa memberikan dukungan dan masukan dalam

mengerjakan skripsi.

16.Dian, Galih, Yuni, Novy, Putri, Dwi, Retno, Deta, Mela, Erlina, Inggit semua

angkatan 2006, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu, yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi siapa saja yang berkepentingan terhadap skripsi ini.

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DARTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah... 5

C.Masalah Penelitian... 5

D.Tujuan Penelitian... 6

(17)

xiv BAB II KAJIAN TEORETIK

A.Tinjauan Teoritik ... 8

1. Sikap Wirausaha ... 8

2. Minat... 40

3. Status Sosial Ekonomi ... 45

B.Kerangka Berfikir... 54

1. Pengaruh Positif Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Hubungan antara Sikap Wirausaha dengan Minat Berwirausaha ... 54

2. Pengaruh Positif Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Hubungan antara Sikap Wirausaha dengan Minat Berwirausaha ... 55

3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Hubungan antara Sikap Wirausaha dengan Minat Berwirausa ... 57

C.Model Penelitian... 58

D.Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 59

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 60

D.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 60

(18)

xv

F. Teknik Pengumpulan Data ... 68

G.Teknik Pengujian Instrumen... 69

H.Teknik Analisis Data ... 73

BAB IV GAMBARAN UMUM A.Identitas ... 79

B.Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma... 79

C.Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma... 88

D.Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 90

E. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi... 92

F. Kurikulum Program Studi Pendidikan Akuntansi... 94

G.Proses Pembelajaran Program Studi Pendidikan Akuntansi... 95

H.Sumber Daya Manusia Program Studi Pendidikan Akuntansi... 96

I. Sarana dan Prasarana Program Studi Pendidikan Akuntansi... 98

J. Beasiswa ... 98

K.Profil Lulusan ... 99

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 100

1. Deskripsi Responden ... 100

(19)

xvi

B.Analisis Data ... 104

1. Pengujian Prasyarat... 104

2. Uji Hipotesis... 106

C.Pembahasan ... 110

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A.Kesimpulan... 121

B.Keterbatasan Penelitian ... 122

C.Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Pendidikan di Indonesia ... 53

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Sikap Wirausaha ... 63

Tabel 3.2 Skor Variabel Sikap Wirausaha ... 64

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha ... 64

Tabel 3.4 Skor Variabel Minat Berwirausaha ... 65

Tabel 3.5 Interval Skor Tingkat Pendapatan Orang Tua... 67

Tabel 3.6 Interval Skor Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 68

Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Sikap Wirausaha ... 70

Tabel 3.8 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 71

Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas... 73

Tabel 5.1 Sikap Wirausaha... 100

Tabel 5.2 Minat Berwirausaha ... 101

Tabel 5.3 Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden ... 102

Tabel 5.4 Tingkat Pendapatan Orang Tua Responden ... 103

Tabel 5.5 Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden ... 104

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas... 104

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

A. Data Sikap Wirausaha ... 126

B. Data Minat Berwirausaha... 132

C. Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 138

Lampiran II

A. Kuesioner ... 141

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 149

Lampiran III

A. PAP Tipe II ... 152

B. Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 12... 154

C. Hasil Uji Linieritas Menggunakan SPSS 12 ... 154

Lampiran IV

A. Hasil Uji Hipotesis ... 155

Lampiran V

A. Surat Ijin Penelitian... 159

B. Data Nama Mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang Sudah

Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan... 162

C. Data Nama Mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang Sudah

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era industrialisasi membutuhkan manusia yang berkemampuan

professional di bidangnya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan.

Hal ini akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu

upaya untuk menghadapi industrialisasi adalah dengan berwirausaha. Ditinjau

dari segi kemandirian berwirausaha akan memberikan peluang untuk diri

sendiri dalam mencapai kesuksesan. Dari segi sosial akan memberikan

peluang kerja bagi orang lain, lingkungan, dan masyarakat.

Banyaknya mahasiswa lulusan perguruan tinggi dan terbatasnya jumlah

lapangan pekerjaan menyebabkan mahasiswa lulusan perguruan tinggi

semakin sulit mencari pekerjaan, sehingga semakin menambah jumlah

pengangguran di Indonesia. Kesempatan kerja dibanding dengan jumlah orang

yang mencari kerja lebih banyak orang yang mencari kerja, sehingga banyak

orang yang tidak mendapat kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga

semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya

sehingga pengangguran semakin bertambah. Hal ini dapat diatasi dengan

penciptaan lapangan kerja sendiri sesuai dengan keterampilan dan

(23)

Jumlah lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana lebih dari

300.000 orang per tahun. Adapun jumlah mahasiswa vokasi perguruan tinggi

negeri dan swasta pada tahun 2005 sebanyak 838.795 orang, pada tahun 2006

menjadi 1.256.136 orang, dan pada tahun 2007 turun menjadi 979.374 orang.

Lapangan kerja rata-rata hanya menyerap 37 persen lulusan perguruan tinggi

dan sekitar 63 persen menganggur. Bahkan, beberapa tahun ke depan

diperkirakan daya serap itu menurun karena pengaruh resesi.

Dengan banyaknya jumlah lulusan perguruan tinggi yang tidak

memperoleh lapangan pekerjaan, mahasiswa hendaknya berani membuka

lapangan pekerjaan sendiri sesuai keterampilan yang dimiliki. Menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri atau berwirausaha dipengaruhi oleh berbagai hal

baik dari diri sendiri atau dari lingkungan. Lingkungan pertama yang paling

berpengaruh adalah lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan mempunyai

peranan yang penting dalam prestasi anak. Setiap orang tua menjadi teladan

bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka

unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur

psikologis adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran,

intelegensi, dan bakat.

Sikap wirausaha yaitu sifat-sifat yang dimiliki seseorang yang

mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya.

Setiap orang mempunyai tujuan dan kebutuhan tertentu dalam hidupnya tetapi

(24)

sikap wirausaha mempunyai bayangan yang jelas tentang jalan yang harus

ditempuh untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia yang memiliki sikap

mental wirausaha memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada

dirinya.

Minat berwirausaha adalah ketertarikan atau keinginan seseorang untuk

berwirausaha. Minat dapat tumbuh setelah dipelajari dengan berbagai cara.

Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan

akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan

usahanya.

Status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang

mempunyai peranan terhadap minat berwirausaha pada anaknya. Status sosial

ekonomi orang tua beragam misalnya jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan

tingkat pendidikan. Dengan latar belakang status sosial ekonomi orang tua

yang berbeda-beda maka akan berbeda pula pengaruhnya terhadap minat

berwirausaha pada anak. Anak yang mempunyai minat berwirausaha yang

tinggi dan mendapat dukungan spiritual maupun material dari orang tuanya

akan dapat meraih sukses. Dukungan spiritual contohnya cara orang tua

memotivasi, perhatian, dan pengertian sedangkan dukungan material adalah

modal.

Bekerja merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam satu keluarga orang tualah yang memegang peranan tersebut. Orang tua

bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Latar belakang pekerjaan

(25)

wirausaha dan lain sebagainya. Latar belakang pekerjaan orang tua akan

berpengaruh pada pola pikir anak dalam menentukan pekerjaan. Anak-anak

cenderung memilih cita-cita untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

dari orang tuanya, demikian juga orang tua menginginkan anaknya mendapat

pekerjaan yang lebih baik dari dirinya. Maka latar belakang pekerjaan orang

tua berperan penting pada anak dalam menentukan pekerjaannya di masa yang

akan datang. Demikian juga dengan minat berwirausaha anak. Besar kecilnya

minat berwirausaha anak dipengaruhi latar belakang pekerjaan orang tuanya,

karena orang tua merupakan contoh teladan bagi anak-anaknya.

Pendapatan orang tua adalah seluruh pendapatan yang diperoleh orang

tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika pendapatan orang tua tinggi

akan membantu pembiayaan modal berwirausahan bagi anaknya. Hal

demikian akan semakin meningkatkan minat berwirausaha bagi anak.

Pendidikan orang tua adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh

orang tua. Latar belakang pendidikan orang tua akan membantu anak dalam

memotivasi dirinya untuk terjun ke dunia kewirausahaan. Orang tua mampu

memberikan nasehat, motivasi, dan pengarahan yang tepat untuk anak.

Program Studi Pendidikan Akuntansi menyiapkan lulusannya menjadi

seorang guru tetapi selain menjadi guru mahasiswa mempunyai pilihan untuk

menjadi seorang wirausaha. Dalam Program Studi Pendidikan Akuntansi

terdapat mata kuliah Kewirausahaan. Dengan adanya mata kuliah

Kewirausahaan akan semakin menambah pengetahuan mahasiswa tentang

(26)

mahasiswa untuk berwirausaha. Dengan diajarkannya Kewirausahaan

mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan

sendiri.

Alasan yang mendasari peneliti mengambil judul hubungan antara sikap

wirausaha dengan minat berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi

orang tua adalah ingin mengetahui lebih lanjut mengenai seberapa besar

pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hubungan antara sikap

wirausaha dengan minat berwirausaha.

B. Batasan Masalah

Status sosial ekonomi orang tua meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendapatan,

tingkat pendidikan, usia, dan jabatan. Status sosial ekonomi orang tua yang

dibahas dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan

tingkat pendidikan orang tua. Adapun alasan penulis, karena ketiga faktor

tersebut memberikan pengaruh yang dominan dan berhubungan langsung

dengan minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi.

C. Masalah Penelitian

1. Apakah ada pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan

antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha?

2. Apakah ada pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap

(27)

3. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan

antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap

hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap

hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap

hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi

tentang Kewirausahaan.

2. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini dapat digunakan dosen untuk mendorong mahasiswa

dalam perkuliahan Kewirausahaan agar dapat menciptakan lapangan

(28)

3. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk mempertimbangkan

agar mahasiswa mau membuka lapangan pekerjaan sendiri dan dapat

mengurangi jumlah pengangguran.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan

yang luas, sehingga peneliti dapat lebih mengembangkan ilmu-ilmu

Kewirausahaan yang diperoleh di perkuliahan untuk dipraktikkan dalam

(29)

8 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Tinjauan Teoritis

1. Sikap wirausaha

a. Pengertian Sikap

Definisi sikap, menurut Fishbein dalam Ali (2005:141), adalah

predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten

terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari,

mengarahkan, dan mempengaruhi perilaku. Sikap tidak identik dengan

respon dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung

tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang diamati.

Menurut Horocks dalam Ali (2005: 141) secara operasional, sikap

dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang

merupakan respon reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa

orang, peristiwa, atau situasi.

Menurut Chaplin dalam Ali (2005: 141), mendefinisikan sikap

sebagai predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan

berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku dan bereaksi dengan

cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan

tertentu. Pengertian sikap menurut Ali (2005:142), adalah salah satu

aspek psikologi individu yang sangat penting karena sikap merupakan

kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai

(30)

Definisi sikap menurut Spencer dalam Ali (2005:143) adalah status

mental seseorang, sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara,

dengan kata-kata yang berbeda dan tingkat intensitas yang berbeda.

b. Menurut Ali (2005:144), komponen dalam sikap dapat dijabarkan

lagi sebagai berikut:

1) Komponen kognitif, berhubungan dengan: belief (kepercayaan atau

keyakinan), ide, dan konsep.

2) Komponen afektif, yang berhubungan dengan kehidupan emosional

seseorang.

3) Komponen konatif, yang merupakan kecenderungan bertingkah

laku.

c. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan, menurut Peter F. Drucker dalam Suryana

(2006:14), adalah memampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

tercapainya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun non

pengusaha meraih sukses karena memiliki kemampuan berfikir kreatif

dan inovatif. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan

cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang,

sedangkan inovatif adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam

rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang.

Menurut Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2006:10),

(31)

nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin

dihadapi.

Kewirausahaan, Menurut Suryana (2006:13), adalah proses

penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan

mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik , resiko,

dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan

kebebasan pribadi.

Menurut Soeharto wirakusumo dalam Suryana (2006:13),

kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu

usaha atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Kewirausahaan, menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam

Suryana (2006:14), berasal dari istilah entrepreneur yang artinya suatu

kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang

dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, kiat, dan proses

dalam menghadapi tantangan hidup.

d. Pengertian wirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam

menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan,

material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses

produksi, bisnis, dan organisasi baru menurut Marzuki Usman dalam

(32)

Wirausaha, menurut Prawirokusumo dalam Suryana (2006:15),

adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan

jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan

peluang dan perbaikan hidup.

Wirausaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi,

organisasi, dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang

memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat

keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah

modal dan menghadapi kepastian untuk meraih keuntungan

(http://tumoutou.net/702_05123/tjahja_m.html).

Menurut Argene dalam Suryana (2006:15), wirausaha adalah

seseorang yang berani mengambil resiko dengan menyatukan berbagai

fungsi produksi, termasuk modal, bahan baku, tenaga kerja, dan

menerima imbalan dalam bentuk laba dari nilai pasar yang

dihasilkannya. Ide kreatif wirausaha diawali dengan proses peniruan,

kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung

pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Tahap inovasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari pribadi

maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah

motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pibadi, pendidikan, dan

(33)

e. Sikap wirausaha

Sikap wirausaha adalah predisposisi atau kecenderungan yang

relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku dan

bereaksi dengan cara tertentu terhadap bidang kewirausahaan.

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa-jiwa kewirausahaan

dalam semangatnya, sikap perilakunya, dan kemampuan yang cukup

untuk dapat memulai, memiliki, dan mengelola perusahaan.

Karakteristik Wirausaha:

Seorang wirausaha adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar

prestasi, ia berani mengambil resiko untuk mulai mengelola bisnis demi

mendapatkan laba.

Menurut David Mc. Clelland dalam Mudjiarto (2006:3-4), ada 9

karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu

sebagai berikut:

1) Dorongan berprestasi: semua wirausahawan yang berhasil memiliki

keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

2) Bekerja keras: sebagian wirausahawan ”mabuk kerja”, demi

mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan.

3) Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi

sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha

baru lagi.

4) Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab

(34)

5) Berorientasi pada imbalan: wirausahawan mau berprestasi, kerja

keras, bertanggung jawab, dan mereka mengharapkan imbalan yang

sepadan dengan usahanya.

6) Optimis: wirausahawan hidup dengan doktrin semua waktu baik

untuk bisnis, dan segala sesuatu mungkin.

7) Berorientasi pada hasil karya yang baik: wirausahawan ingin

mencapai sukses yang menonjol dan menuntut segala yang ”first

class”.

8) Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu

memadukan bagian-bagian dari usahanya. Mereka umumnya diakui

sebagai ”komandan” yang berhasil.

9) Berorientasi pada uang: uang yang dikejar oleh para wirausahawan

tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan

pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi

kerja dan keberhasilan.

Geoffrey G. Marideth dalam Mudjiarto (2006:4-5), mengemukakan

ciri-ciri dan watak kewirausahaan yaitu sebagai berikut:

1) Percaya diri

Watak: keyakinan, ketidaktergantungan, dan optimis.

2) Berorientasi pada tugas dan hasil

Watak: kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba,

(35)

3) Pengambilan resiko

Watak: kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka

tantangan.

4) Kepemimpinan

Watak: perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,

menanggapi saran dan kritik.

5) Keorsinilan

Watak: inovatif dan kreatif serta fleksibel.

6) Berorientasi ke masa depan

Watak: pandangan ke depan dan perspektif.

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer dalam Mudjiarto

(2006:5-6), mengemukakan delapan karakteristik wirausaha, yang meliputi:

1) Desire for responsibility

Yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang

dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan

selalu mawas diri.

2) Preference for moderate risk

Yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu

menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiko yang tinggi.

3) Confidence in their ability to success

Yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

4) Desire for immediate feedback

(36)

5) High level of energy

Yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6) Future orientation

Yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh

ke depan.

7) Skill at organizing

Yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya

untuk menciptakan nilai tambah.

8) Value of achievement over money

Yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.

Menurut Argene (2005:3-8), mengemukakan bahwa seorang pengusaha

seharusnya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1) Confidence: percaya diri

Percaya diri adalah langkah paling awal menjadi pengusaha karena

dengan percaya diri dapat memprioritaskan diri untuk bisa/sanggup

dalam menjalani setiap usaha-usaha tanpa merasa malu untuk

memulainya dari kecil (awal).

2) Energi: semangat/tenaga/kekuatan

Sebuah kekuatan akan begitu dahsyat apabila terus dipacu dan

digerakkan dengan kemauan yang ada. Pengetahuan dan wawasan

(37)

3) Ability to take calculated risk: mengkalkulasi risiko

Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian merupakan sikap yang harus

dimiliki seorang wirausahawan. Penggabungan dari semua ini

adalah memfokuskan kepada dampak yang akan terjadi setelah

usaha dijalankan. Seorang wirausaha harus mampu dan bisa

mengkalkulasi kesemuanya itu. Jangan ceroboh dalam mengambil

sikap, menggampangkan apalagi menyepelekannya, ini akan

membuat kesalahan yang fatal bagi kemajuan usaha.

4) Dinamism: melakukan perubahan/cara dalam penentuan lokasi

usaha

Ini bisa dikatakan bahwa seorang wirausaha harus dapat melihat dan

memilih tempat-tempat yang strategis untuk usaha yang akan

dijalankan sehingga dapat memperoleh kemajuan yang pesat. Perlu

diingat di sini wirausahawan dituntut lebih analis dalam melihat

situasi yang terjadi di dalam usaha.

5) Leadership: mempunyai sifat memimpin

Sifat kepemimpinan selalu terpancar dalam diri seseorang. Karena

setiap orang dituntut untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Dari

situ dapat dikatakan apabila di dalam dirinya mempunyai sifat

kepemimpinan yang besar, ia akan menjadi orang hebat. Oleh

karena itu, tanamkan pada diri Anda ”saya harus dapat menjadi

(38)

6) Optimism: optimis

Sikap positif inilah yang harus dimiliki oleh para wirausahawan.

Mereka yang menanamkan sikap ini seakan-akan mempunyai

gambaran keberhasilan yang akan diperolehnya. Lain halnya dengan

kebalikan dalam sikap ini yaitu pesimis, sikap ini tak hanya akan

merugikan kita bahkan akan menjatuhkan mental kita dalam

menjalani roda usaha.

7) Need to achieve: kemampuan untuk mencapai target

Target merupakan penyokong sebuah usaha karena dengan target,

kita dapat menentukan proyeksi keuntungan dengan jelas. Jika anda

membuka usaha pasti mempunyai target-target yang harus dilakukan

setiap bulannya.

8) Creativity: kreatif

Pencipta, mempunyai imajiner dan pembaharuan, ini adalah suatu

gambaran yang dapat diberikan oleh para pengusaha/wirausahawan

yang merubah keadaan, dari yang tidak ada menjadi ada dan nyata,

serta dapat dipakai untuk kehidupan sehari-hari.

9) Flexibility: fleksibel

Usahawan yang fleksibel dapat memanfaatkan keadaan dan situasi

yang ada, selalu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan-kebutuhan

yang ada dengan melihat apa yang saat ini digemari atau dibutuhkan

(39)

10)Responbility: rasa tanggung jawab

Setiap pekerjaan mempunyai dampak yang akan terjadi. Tanggung

jawab yang besar dapat membantu anda dalam menghadapi masalah.

Mereka yang mempunyai tanggung jawab lebih mengutamakan

keberhasilan daripada ketidakberhasilan dalam memecahkan

kejadian-kejadian.

11)Independence: merdeka/berdiri sendiri

Mandiri atau tidak mengandalkan orang lain adalah sikap yang harus

dimiliki oleh para pengusaha. Biasanya orang melihat dari cara dan

bagaimana ia menjalankan usahanya, setelah itu dipelajari secara

benar-benar, dan apabila ada kesempatan, lalu membuka sendiri

lapangan pekerjaan (berwiraswasta sendiri).

12)Initiative: inisiatif

Sifat akhir dari seorang pengusaha adalah inisiatif, strategi ini yang

diberikan kepada para leader-leader dalam mengungkapkan

gagasan-gagasan tentang cara menggunakan inisiatif kita.

Menurut Machfoedz (2005:10-12), mengemukakan bahwa ciri seorang

wirausahawan ditunjukkan dengan profil pribadi sebagai berikut:

1) Mengejar prestasi

Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima.

Untuk itu mereka lebih memilih bekerja dengan pakar ketika

menghadapi problema dan cenderung untuk berfikir cermat serta

(40)

2) Berani mengambil resiko

Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai risiko

dengan memperhitungkan besar kecilnya risiko. Dalam setiap

kesempatan wirausahawan senantiasa menghindari risiko tinggi.

Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin

dicapai jika mereka bersedia menerima risiko sebagai konsekuensi

terwujudnya tujuan.

3) Mampu memecahkan permasalahan

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang

tumbuh secara alami, pada umumnya lebih cepat

mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi. Jika mereka

mengetahui bahwa solusi yang mereka lakukan kurang tepat

berdasarkan alasan-alasan yang sahih, mereka dengan segera

memberikan alternatif pendekatan pencegahan permasalahan.

4) Rendah hati

Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-lambang

keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang

mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila pujian

ditujukan kepada diri mereka. Itulah alasan mengapa kita sering

menjumpai wirausaha yang meskipun sukses dalam bisnis, tetapi

tampil bersahaja, misalnya berkendaraan mobil yang tidak tergolong

(41)

5) Bersemangat

Wirausahawan secara fisik senantiasa tampil lincah dan berbadan

sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam rata-rata yang dilakukan

orang lain ketika meritis usaha. Untuk itu mereka selalu berupaya

menjaga stamina.

6) Memiliki rasa percaya diri

Wirausahawan adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang

sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan serta kemampuannya.

Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan mampu mengubah

kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin bagi diri

mereka sendiri. Mereka melawan pendapat yang mengatakan bahwa

kejadian lain dapat mempengaruhi dorongan untuk mencapai

prestasi dan kesuksesan.

7) Menghindari sifat cengeng

Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam

membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami

kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan

konsekuensi kurang terjalinnya hubungan akrab dengan kawan atau

anggota keluarga. Karena tidak mudahnya terjalin hubungan yang

akrab, sering kali mereka lebih mengutamakan pekerjaan.

8) Mencari kepuasan diri

Karena wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk

(42)

terhadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan aktivitas

manajemen organisasi tradisional sehingga pada umumnya mereka

mengalami kesulitan dengan waktu kerja apabila bekerja untuk

suatu perusahaan besar.

Menurut Sanusi dalam Suryana (2006:28-29), ada beberapa

kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari

kegiatan sehari-hari, diantaranya:

1) Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/tetap/sudah

diatur dan jelas.

2) Suka memandang keluar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih

luas dari persoalan yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru.

3) Semakin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap

kemandirian atau prakarsa atas nama sendiri.

4) Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta

memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.

5) Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi

terhadap perbedaan pihak lain.

6) Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan

dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa

sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk

modifikasi dan perubahan.

7) Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap tercapai, timbul

(43)

8) Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas kemudian dikombinasikan

dengan keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan

dan pengembangan produk, penetrasi/pengembangan pasar,

organisasi dan komunikasi perusahaan, keuangan, dan lain-lain.

9) Meskipun asasnya bekerja keras, cermat, dan sungguh-sungguh,

namun aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat

diterima.

10)Dengan risiko tersebut, dibulatkanlah tekad, komitmen, dan

kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih.

11)Berhubung yang dituju ada kemajuan yang terus menerus, maka

ruang lingkup memandangpun jauh dan berdaya juang tinggi, karena

sukses tidak datang tanpa dasar atau tiba-tiba.

12)Adanya perluasan pasar dan persaingan dengan pihak lain sehingga

mendorong kemajuan keras untuk membuat perencanaan, usaha, dan

hasil yang lebih baik, bahkan terbaik dan berbeda.

13)Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama

dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan

keuntungan. Akan tetapi, wirausaha harus memiliki kesiapan yang

matang untuk bersaing.

14)Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap

(44)

15)memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian.

Ada introspeksi dan kesediaan, serta sikap responsif dan arif

terhadap umpan balik, kritik, dan saran.

16)Memiliki kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan

dan menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakkan posisi

dan sikap sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap suatu

persoalan yang dianggap belum jelas.

17)Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi

keyakinan diri, integritas pribadi yang mengandung citra dan harga

diri, selalu bersikap adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang

telah diberikan orang lain.

Menurut Kasmir (2009:24-26), sikap dan perilaku yang harus dijalankan

oleh seorang wirausaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut:

1) Jujur dalam bertindak dan bersikap

Sikap jujur merupakan modal utama seorang wirausaha dalam

melayani pelanggan. Kejujuran dalam berkata-kata, berbicara,

bersikap, maupun bertindak akan menumbuhkan kepercayaan

pelanggan atas layanan yang diberikan.

2) Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

Seorang wirausaha dituntut untuk rajin dan tepat waktu dalam

bekerja terutama dalam melayani pelanggan. Di samping itu,

wirausaha juga dituntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang

(45)

3) Selalu murah senyum

Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang wirausaha harus

selalu murah senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau

cemberut. Dengan senyum kita mampu meruntuhkan hati pelanggan

untuk menyukai produk atau perusahaan kita.

4) Lemah lembut dan ramah tamah

Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau

tamu hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang

ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat menarik minat tamu dan

membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.

5) Sopan santun dan hormat

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu

bersikap sopan dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan

menghormati pelayanan yang diberikan.

6) Selalu ceria dan pandai bergaul

Sikap selalu ceria yang ditunjukkan dapat mencurahkan kekakuan

yang ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan

menyebabkan pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti

teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar.

7) Fleksibel dan suka menolong pelanggan

Dalam menghadapi pelanggan, wirausaha harus dapat memberikan

pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu

(46)

fleksibel. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan asalkan

mengikuti peraturan yang berlaku. Wirausaha juga diharapkan suka

menolong pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemukan

jalan keluarnya.

8) Serius dan memiliki rasa tanggung jawab

Dalam melayani pelanggan, wirausaha harus serius dan

sungguh-singguh. Wirausaha harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang

sulit berkomunikasi atau suka ngeyel. Selain serius, wirausaha juga

harus mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sampai

pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Menurut Faisol dalam Mudjiarto (2006:28-37), mengemukakan ciri-ciri

sikap seorang wirausaha sebagai berikut:

1) Berani mengambil resiko

Seorang wirausaha bila memiliki atau dipercayakan untuk

mengelola uang ia tidak suka yang aman atau kecil sekali risikonya.

Dalam hal ini ia berani mengambil risiko keuangan dalam bentuk

kerugian yang mungkin dideritanya yang telah masuk dalam

perhitungannya. Tetapi dalam kalkulasinya ia akan lebih banyak

memperhitungkan kalkulasi kegagalan. Dengan demikian seorang

wirausaha tidak akan menempatkan atau menginvestasikan dananya

pada suatu kegiatan usaha yang mengandung risiko kegagalan yang

(47)

Singkatnya seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang

hasilnya sudah pasti dan mudah dicapai, seperti menabung uangnya

atau kegiatan mengandung risiko rendah. Namun demikian juga

seorang wirausaha tidak menyukai kegiatan dengan kemungkinan

gagal dalam usahanya lebih besar daripada berhasilnya. Wirausaha

adalah orang yang berani mengambil resiko wajar yang sudah

diperhitungkan, ia optimis akan berhasil, tapi bukan pasti berhasil

atau gagal.

2) Kreatif dan inovatif

Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang

mendatar atau bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan

penyempurnaan dari apa yang sudah ada sebelumnya, senang

menemukan, dan mengusahakan sesuatu yang belum pernah dibuat

orang sebelumya. Ia senang memikirkan dan menciptakan hal-hal

yang baru. Biasanya, dalam usaha tidak mau ikut-ikutan, ia lebih

menyukai penemuan baru dan daya ciptanya.

Kalaupun ia membuat produk atau membuka jenis usaha yang

sama dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena ia

melihat peluangnya masih besar. Ia akan melakukan modifikasi,

pengembangan penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik

konsumen. Ia juga tidak mudah puas dengan yang telah dicapai,

selalu ada ide atau gagasannya untuk mengembangkan yang telah

(48)

3) Mempunyai Visi

Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki

bayangan atau gambaran masa depan yang akan dicapai. Ia mampu

membuat gambaran tentang wujud masa depan yang akan diraih.

Berdasarkan visi yang ditetapkan, ia mampu menyusun rencana dan

strategi untuk meraihnya. Dan dengan tekun melaksanakannya

secara konsisten, meskipun banyak rintangan, kesulitan dan

hambatan ataupun orang lain meragukan.

4) Mempunyai tujuan yang berkelanjutan

Sebagai bagian dari upaya mencapai harapan masa depan atau

visinya, seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang

jelas, menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang,

menengah maupun jangka pendek. Ia juga mampu untuk senantiasa

melakukan evaluasi dan penyesuaian-penyesuaian tujuan yang telah

dirumuskan, untuk memastikan bahwa tujuan tersebut konsisten

dengan visi pribadi dan perusahaan yang berkembang. Seorang

wirausaha sukses tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, lebih

dari itu ia senantiasa membuat tujuan baru yang lebih menantang.

5) Percaya diri

Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang

kuat. Ia optimis bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai

dengan harapannya, walaupun banyak orang yang meragukan.

(49)

bahwa apa yang dilakukan merupakan sesuatu yang tepat sehingga

tanpa ragu berani mewujudkannya dan yakin pada saatnya akan

sukses. Ia merasa yakin bahwa dirinya mampu memenangkan

persaingan dengan cara sehat.

Sebagai orang yang kuat rasa percaya dirinya, setiap

wirausaha yang menemui kegagalan akan mengoreksi kesalahan

dirinya, tidak mencari kambing hitam atau menyalahkan nasib. Ia

akan melihat apa kesalahan dalam dirinya. Ia akan membandingkan

dirinya dengan orang lain yang lebih maju, kemudian ia

memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Ia yakin bahwa dengan

memperbaiki diri persoalan akan dapat diatasi.

6) Mandiri

Seorang wirausaha adalah orang mandiri, tidak mau hidupnya

tergantung orang lain. Ia mempunyai keinginan yang kuat untuk

menjadi pemimpin atau ”boss” minimal bagi diri sendiri, terbebas

dari perintah atau kontrol orang lain. Ia mampu melaksanakan

pekerjaan secara disiplin dalam kondisi kerja yang terisolasi. Dan

memiliki kemampuan mengorganisasi aktivitas untuk mencapai

tujuan pribadi dan usahanya.

Ia juga pantang diberi pertolongan orang lain, kecuali kalau

memang benar-benar sudah tidak mampu untuk berbuat. Kalaupun

minta tolong, maka pertolongan yang diperolehnya akan dianggap

(50)

7) Aktif, energik, menghargai waktu

Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah

puas dengan yang sudah ada. Apabila sedang menjalankan

usahanya, ia tidak puas kalau tidak menggunakan waktu

sebaik-baiknya. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam sehari dalam rangka

mencapai prestasi usahanya. Waktu sangat penting dan berharga

bagi dirinya. Setiap waktu berarti untuk kepentingan usahanya,

memikirkan, merencanakan, mempelajari data, membuat laporan,

melakukan negosiasi bisnis, membuat kontrak dan seterusnya.

Seorang wirausaha sukses nampak dikejar sesuatu, dan waktu terasa

terlalu singkat untuk menyelesaikan segalanya. Waktu baginya

sangat berharga. Dalam pandangannya, orang yang menyia-nyiakan

waktu adalah orang yang merugi.

8) Memiliki kosep diri positif

Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri

positif. Ia adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik

sangat berguna bagi diri atau usahanya. Berbeda dengan orang yang

memiliki konsep diri negatif, akan sangat peka terhadap kritik, orang

ini mudah tersinggung bahkan marah jika dikritik, karena kritik

dianggap menjatuhkan harga diri.

Wirausaha sejati juga tidak bangga terhadap pujian.

Keberhasilan adalah sesuatu yang wajar sebagai hasil kerja keras

(51)

senang bila dipuji namun ia sadar bahwa keberhasilannya bukan

sepenuhnya karena dirinya tetapi berkat dukungan kerjasama dengan

orang lain. Sebaliknya orang yang mempunyai konsep diri negatif

sangat senang terhadap pujian dan suka membanggakan diri dan

keluarganya.

Ciri lain orang yang mempunyai konsep diri positif adalah

sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas

kelebihan orang lain. Ia mampu melahirkan kenyamanan, keakraban

dan kehangatan dalam persahabatan. Ia tidak serta merta atau

dengan mudah menilai negatif orang lain.

9) Berfikir positif

Berfikir positif bagian dari sikap hidup sehari-hari seorang

wirausaha berhasil. Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan

berperilaku positif terhadap konsumen, karyawan, pesaing, mitra

bisnis, serta kegagalan yang pernah menimpanya.

Wirausaha sukses selalu menempatkan konsumen dengan cara

pandang positif. Konsumen ibarat raja yang harus dilayani untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Ia berusaha untuk selalu

memuaskan konsumen dengan memberikan produk dan pelayanan

terbaik. Ia sadar betul bahwa konsumen yang puas akan kembali

membeli, dan konsumen yang kecewa akan lari bahkan

menceritakan kekecewaannya kepada orang lain. Wirausaha yang

(52)

Wirausaha tidak senang ketika menemui kegagalan, namun

seorang wirausaha sejati tidak akan berlama-lama larut dalam

kesedihan. Ia tidak berprasangka negatif terhadap pihak lain, tetapi

akan merenung mencari penyebabnya, melakukan introspeksi, apa

kekurangan-kekurangan dalam dirinya dan usahanya sehingga gagal.

Ia mengambil hikmah dari sebuah kegagalan untuk menemukan

kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.

Kegagalan dipandangnya sebagai sukses yang tertunda, dirinya

meyakini akan menemui kesuksesan di penghujung kegagalan.

10)Bertanggung jawab secara pribadi

Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil

mencapai tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah

menyalahkan faktor-faktor diluar dirinya, seperti orang lain yang

bersalah, mesin atau peralatan yang kurang baik, persaingan yang

tidak sehat, krisis ekonomi, kebijakan pemerintah yang kaku dan

sebagainya. Sebaliknya ia akan lebih melihat kekurang berhasilan isi

dari sisi kekurang mampuan dirinya menyesuaikan terhadap

perkembangan yang terjadi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Ia

akan konsisten bertanggung jawab ketika keputusan-keputusan yang

telah diambilnya ternyata kurang tepat. Sekali berani mengambil

(53)

11)Selalu belajar dan menggunakan umpan balik

Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang

wirausaha sejati tidak mudah begitu saja meloncat ke usaha lain

yang sama sekali berbeda. Ia akan berusaha mengumpulkan

informasi dan mempelajari faktor-faktor apa saja dari dalam diri dan

dari luar diri yang menyebabkan kegagalannya. Selama faktor-faktor

tadi masih dapat diatasinya baik sendiri maupun dengan bantuan

orang lain, maka ia akan melanjutkan usahanya dengan

penyesuaian-penyesuaian baru. Ia senang mempelajari apa saja yang

menyebabkan dirinya berhasil atau gagal, dari waktu ke waktu dan

hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih menyempurnakan usaha

selanjutnya.

Wirausaha sukses umumnya adalah orang yang menyadari

akan kelemahan dirinya dan mau selalu belajar untuk memperbaiki.

Belajar merupakan kebutuhannya, baik melalui bahan bacaan seperti

buku, majalah, koran, kursus untuk menambah pengetahuan,

wawasan atau keterampilan. Dan terutama belajar dari pengalaman

hidup sehari-hari dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut Suryana (2006:30) ciri-ciri kewirausahaan yaitu:

1) Memiliki motif berprestasi tinggi

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan

merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal.

(54)

sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi

merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya

sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki

jiwa kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus

ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental

yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan

mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.

2) Memiliki perspektif ke depan

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap mencapai

target, sasaran, atau impian, maka segeralah membuat

impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan

antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Biasakan untuk

memiliki target harian, bulanan, maupun tahunan, baik berupa

peningkatan prestasi belajar, peningkatan omset usaha, tingkat

keuntungan, mobil idaman, rumah baru, kantor baru, maupun

banyak hal lainnya. Apapun impian atau target kita, ingat kata kunci

SMART (Specific, Measurable, Achieveable, Reality-based,

Time-frame), yang berarti harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai,

berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka

waktu tertentu. Arah pandangan seorang wirausaha juga harus

berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang wirausaha akan

(55)

3) Memiliki kreativitas tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang

lebih. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah

terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil

inovasinya tersebut menjadi permintaan.

4) Memiliki sifat inovasi tinggi

Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya

menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jika impian dan

tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka

inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang

kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus

senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga

bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun,

entah badai kesulitan ataupun tantangan. Setiap fondasi baru yang

dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka

bangunan keseluruhan. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi

sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan

manajemen produk, manajemen konsumen, manajemen arus kas,

sistem pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah kreativitas

yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan

dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.

Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecerdasan

(56)

menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat

menggali sumber kreativitas dan intuisi bisnis. Sifat inovatif dapat

ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah

suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan terus-menerus.

5) Memiliki komitmen terhadap pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang

wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu

disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang

berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras

seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu,

ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang akan

dituju. Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan.

Namun, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat

dalam pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap

segala sesuatu yang telah dirintisnya.

6) Memiliki tanggung jawab

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan

tanggung jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan

dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.

Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh

komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan

(57)

7) Memiliki kemandirian

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan

orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya

yang dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam

memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Untuk

menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis

modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu:

a) Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian,

keterampilan, kemampuan menganalisis dan menghitung risiko,

serta keberanian atau visi jauh ke depan.

b) Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk

membiayai modal usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta

jalur permintaan/penawaran, dan lain sebagainya.

c) Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.

Seorang calon wirausaha harus menghitung dengan saksama apakah

ketiga sumber daya ini dimiliki sebagai modal atau tidak. Jika

faktor-faktor tersebut dapat dimiliki, maka ia akan merasa optimis

dan boleh berharap bahwa impiannya dapat menjadi kenyataan.

8) Memiliki keberanian menghadapi risiko

Seorang wirausaha harus berani mengambil risiko. Semakin

besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan

untuk meraih keuntungan. Hal ini dikarenakan jumlah pemain

(58)

diperhitungkan terlebih dahulu. Berani mengambil risiko yang telah

diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dari dunia usaha,

karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko

yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan

lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Inilah faktor

penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha

akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan,

sedangkan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan. Inti dan

tugas manajer adalah berani mengambil dan membuat keputusan

untuk meraih sukses dalam mengelola sumber daya, sedangkan inti

kewirausahaan adalah berani mengambil risiko untuk meraih

peluang.

Wirausaha harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara

mentransfer atau berbagi risiko ke pihak lain seperti bank, investor,

konsumen, pemasok, dan lain sebagainya. Wirausaha yang sukses

dinilai dari keinginannya untuk mulai bermimpi dan berani

menanggung risiko dalam upaya mewujudkannya.

9) Selalu mencari peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam

perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan, ia

juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu

waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam

(59)

Semakin tinggi kemampuan seorang wirausaha dalam mengerjakan

berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk

mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang

wirausaha senantiasa belajar, belajar, dan belajar. Kehidupan ini

penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk maju,

bertumbuh, dan berkembang. Banyak sekali rahasia kehidupan yang

harus dipecahkan dan hal-hal baru yang diciptakan oleh umat

manusia untuk memenuhi impian dan membangun kenyamanan

hidup. Oleh karenanya, senantiasa tersedia ruang bagi munculnya

gagasan ataupun ide-ide baru, perubahan, dan penyempurnaan

dalam setiap aspek kehidupan manusia. Karena itulah ilmu

pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang.

Bila kita berfikir kreatif, sesungguhnya masih banyak rahasia

yang harus dipecahkan oleh umat manusia dalam kehidupan ini

melalui pengalaman dan pencarian yang tiada henti akan kebenaran.

Makna lain dari pernyataan ini adalah bahwa setiap perubahan yang

terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk

membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang

lebih baik.

Ketika seorang wirausaha berhenti belajar dan memperbaiki

diri, saat itulah ia mengambil keputusan untuk berhenti menjadi

(60)

proses yang dilakukan seumur hidup, seperti halnya perubahan

senantiasa terjadi sepanjang perjalanan hidup.

10)Memiliki jiwa kepemimpinan

Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain

mengelola dan mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus

memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan

orang-orang disekelilingnya. Seorang-orang pemimpin yang baik tidak diukur

dari berapa banyak pengikut atau pegawainya, tetapi dari kualitas

orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru

di sekelilingnya. Inilah proses yang disebut dengan pengembangan,

yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan, namun secara lebih

penting, mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun

interpersonal sebagai pemimpin bisnis. Jadi seorang wirausaha yang

cerdas harus senantiasa mengembangkan orang-orang

disekelilingnya agar pada gilirannya dapat menggunakan konsep

pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya.

Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor penting untuk dapat

mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat

demi tercapainya suatu tujuan. Sikap orang yang memiliki jiwa

kepemimpinan dapat tercermin pada praktik sehari-hari, seperti

seorang kakak yang membimbing adik-adinya untuk belajar.

11)Memiliki kemampuan manajerial

Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga

(61)

a) Kemampuan teknik

b) Kemampuan pribadi/personal

c) Kemampuan emosional.

Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga

dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.

12)Memiliki kemampuan personal

Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha

harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal.

2. Minat

a. Pengertian minat

Menurut Carl Safran dalam Ketut Sukardi (1988:61) minat dapat

didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaaan yang positif terhadap

suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda.

Menurut Cony semiawan dalam ketut Sukardi (1988:61) Minat

adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada

situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan

kepadanya. Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu

kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan

tersebut.

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang

pengertian minat:

1) Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau

(62)

merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu dari luar pribadi (Ketut Sukardi, 1988: 61-62).

2) Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek

untuk merasa tertarik pada bidang atau merasa senang

berkecimpung di bidang itu W.S. Winkel (1983:30).

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian

minat adalah keadaan seseorang yang dapat menimbulkan adanya

keinginan yang akan memuaskan kebutuhan.

b. Macam-macam minat

Carl Safran dalam Ketut Sukardi (1988:64), minat dibagi menjadi tiga

macam yaitu:

1) Minat yang diekspresikan

Yaitu seseorang yang dapat mengungkapkan minat dengan

kata-kata tertentu. Contohnya: seseorang yang tertarik mengoleksi

perangko, tertarik menciptakan model pesawat udara, dan

mengumpulkan mata uang logam.

2) Minat yang diwujudkan

Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan dengan

kata-kata tetapi melakukan tindakan atau perbuatan, serta ikut

melakukannya.

(63)

3) Minat yang diinventarisasikan

Yaitu seseorang memiliki minat dapat diukur dengan menjawab

sejumlah pertanyaan tertentu atau pilihan untuk kelompok aktivitas

tertentu.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Minat seseorang pada dasarnya mengalami perkembangan dan

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat adalah (Winkel,

1983:31-33):

1) Faktor fisik

Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat.

Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu akan berbeda minatnya

dibandingkan orang yang lemah dan tidak sehat. Faktor fisik

merupakan pendukung utama dari setiap aktivitas yang dilakukan

oleh individu karena fisik yang sehat akan membantu seseorang

bekerja lebih teliti dan cepat selesai. Contoh dalam berdagang

orang yang fisiknya lemah akan lebih lama dalam melayani

pembelinya sedangkan orang yang fisiknya sehat akan lebih cepat

dalam memberikan pelayanan kepada pembelinya.

2) Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat diantaranya adalah:

a) Motif

Motif adalah dorongan yang datang dari diri manusia untuk

(64)

dalam diri organisme untuk bertindak atau berbuat sesuatu.

Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu.

b) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh

aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok

objek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika

subjek mengalami keterlibatan dengan objek.

c) Perasaan

Perasaan adalah aktivitas psikis yang di dalamnya subjek

mengalami nilai-nilai objek. Hubungan perasaan dalam

mencapai minat adalah sebagai berikut: perasaan senang

akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya

sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan

jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek

bersangkutan. Sebagai contoh jika siswa mengikuti praktik

mempunyai perasaan senang, maka ia akan

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitasnya dengan harapan akan

memperoleh pengalaman dalam bidang tersebut yang

kemudian akan menumbuhkan minat untuk melakukan usaha

Gambar

     Tabel 3.3            Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha
Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas
tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan keamanan karena hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah terdaftar, dapat diakses dengan fleksibel karena bersifat on line, lebih mudah dalam pencatatan

Pada penelitian ini akan dibuat arang aktif dari tongkol jagung dan diaktivasi secara fisika dan kimia dengan aktivator KOH dimana KOH adalah agen yang paling efektif

Dengan paket BELI RESEP secara otomatis anda akan mendapatkan pelajaran secara penuh dari A-Z tentang resep-resep Bakso, Mie Ayam, Cara Pembuatan Mie, Cara Pembuatan

Penyediaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur Meningkatnya Kualitas Kinerja Aparatur 25,000,000 BAGIAN TAPEM SETDA 16 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan

Untuk secara manual menyambungkan speakerphone ke perangkat yang terakhir digunakan (misalnya, setelah sambungan terputus), pastikan perangkat lain tersebut telah diaktifkan,

Degradabilitas yang tinggi pada perlakuan C disebabkan oleh kandungan protein kasar yang lebih tinggi yaitu 15,07%, sehingga ketersediaan protein yang cukup akan

Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik dari pada partikel yang lebih kecil, sementara mempertahankan sifat partikel

Untuk menghitung objek orang yang ada pada citra, terlebih dahulu mengklik tombol ekstraksi fitur untuk mendapatkan model training yang kemudian citra di input