• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekejaan orang tua : studi kasus SMA Stella Duce Bantul - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekejaan orang tua : studi kasus SMA Stella Duce Bantul - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN

JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus SMA STELLA DUCE Bantul

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agnes Kurnia Sejati

NIM: 031334008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN

JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus SMA STELLA DUCE Bantul

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agnes Kurnia Sejati

NIM: 031334008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Kita cuma hidup sekali saja di dunia ini.

Tetapi kalau kita hidup dengan baik dan benar,

sekali saja hidup sudah cukup.

Hidup yang benar dan jujur artinya,

menjalani kehidupan sedemikian rupa,

sehingga orang tidak takut lagi akan kematian.

(St.Theresia dari Avilla)

Didalam kasih tidak ada ketakutan,

Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan,

sebab ketakutan mengandung kekuatan.

Barangsiapa takut,

ia tidak sempurna di dalam kasih.

Kita mengasihi,

karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

(Yoh 4:18-19)

Apa yang kamu lihat, itu yang kamu rasakan

Apa yang kamu rasakan, itu yang kamu pikirkan

Apa yang kamu pikirkan, itu yang kamu lakukan

Lakukanlah apa yang kamu lihat, rasakan dan pikirkan

(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk:

Yesus Kritus Yang Selalu Menyertaiku

Dan Tahu Apa Yang Terbaik Buat Aku

Kedua Orang Tuaku,

Bapak Petrus Kanisius Margono Dan Ibu MM. Suharti

Kakak- Kakakku Yang Baik Hati Dan Tahu Apa Mauku

Semua Yang Aku Sayangi Dan Menyayangi Aku

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Desember 2008

Penulis

(8)

vii

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN

JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus : Siswa Kelas XI dan XII SMA STELLA DUCE Bantul

Agnes Kurnia Sejati Universitas Sanata Dharma

2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul pada siswa kelas XI dan XII di bulan Agustus 2008. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan kuesioner, dengan teknik purposive sampling, serta responden sebanyak 96 siswa. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi variabel dummy.

(9)

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM

LEVEL OF PARENT’S EDUCATION, PARENT’S INCOME AND KIND OF PARENT’S OCCUPATION

A Case Study: on The 11th and 12th Class of Stella Duce Senior High School Students Bantul

Agnes Kurnia Sejati Sanata Dharma University

2008

The aims of the study are to find out whether the level of parent’s education, parent’s income and parent’s occupation affect the relationship between student’s learning environment and student’s achievement

The research was conducted on the 11th and 12th class of Stella Duce Senior High School Students Bantul in August 2008. The data collection techniques were documentation, interview and questionnaire. The research used purposive sampling technique with 96 students as the samples. The data analysis technique was the regression model developed by Chow.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga skripsi dengan judul

“PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA” studi kasus siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul dapat penulis selesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini

banyak pihak terlibat memberi petunjuk, bimbingan, dan bantuan. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih berlimpah kepada:

1. Bapak Drs. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

(11)

x

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk, kritik, saran dan waktu bagi saya

selaku penulis dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S. Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan pengarahan untuk skripsi yang saya buat ini.

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S. Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan pengarahan untuk skripsi yang saya buat ini.

7. Dosen- dosen Prodi PAK, terima kasih karena telah membimbing kuliah saya.

8. Mbak Aris dan Pak Wawiek yang dengan sabar membantu mahasiswa Prodi

PAK dan khususnya saya dalam pelayanan informasi dan kebutuhan

pendidikan.

9. Bapak Joko Wicoyo yang telah bersedia membantu memperbaiki abstrak

inggris.

10.Bapak Waluyo dan Mas Romi serta karyawan Sanata Dharma Lainnya yang

dengan sabar mau membantu membukakan ruangan Bapak Muhadi, meskipun

sedang sibuk bekerja.

11.Kepala sekolah SMA Stella Duce Bantul beserta guru dan para stafnya yang

telah memberikan ijin penelitian di SMA Stella Duce Bantul dan telah banyak

memberi masukan dan bantuan kepada saya.

12.Siswa- siswi kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul yang telah bersedia

menjadi responden penelitia n ini.

13.Siswa- siswi kelas XII IPS SMAN I BAMBANG LIPURO Bantul yang telah

(12)

xi

14.Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas semua doa dan pengorbanan

yang telah diberikan, Semoga anakmu ini bisa menjadi seseorang yang bisa

kalian banggakan.

15.Kakak- kakak ku yang selalu membagikan rejekinya untuk adekmu yang

sedikit manja ini, “Gak mau tau, Pokoknya beli’in”….Nama ku ada S.Pd nya

lho……

16.Yudhy, thanks to doa, semangat, dukungan dan perhatianmu…...Ingatkan aku

jika aku salah melangkah…….Proficiat untuk cita- citamu……..

17.Anjar, Nova dan Agung, thanks guys dah bantuin penelitiank u, inget lagunya

Sahabat Sejatinya” Shella On 7…..

18.Ridha, Erie dan Wahyu, kalian memang seperti hantu datang dan pergi tiba-

tiba, selalu tau kapan kalian aku butuhkan, makasih banget telah mendukung

ku dan sebagai tempat sampah uneg- unegku.

19.Temen seperjuanganku, Bang Saiphul, akhirnya………….Aku lulus juga,

walaupun katamu aku masih pantes jadi anak SMP, he…he…Akhirnya kita

pake toga bareng kan…..

20.Mbak Dewi Arlen dan Mas Chandra, ayo tunjukkan sapa kalian, masa kalah

sama adek- adeknya……

21.Astri dan Mbak Ima, proficiat buat kita semua

22.Arie dan Uchiek sahabatku, terima kasih atas dukungan dan doa kalian.

Huh……Kenalin namaku “Agnes Kurna Sejati, S.Pd., huahaha….

23.Veni dan Deny, yang telah membantuku menyusun skripsiku, thanks guys….

(13)

xii

25.Dian dan Deshe, kapan kita kemana?Kalian emang pantes tak repotin, tapi

kalian seneng kan?Hik…Hik….

26.Temen- temen PAK ’03 seperjuangan, akhirnya kita lulus …….

27.Temen- temen yang tak henti- hentinya memberikan dukungan dan doa

sebelum ujian. Terima kasih atas doanya ya…..

28.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan sati per satu, terima kasih atas bantuan, doa dan

dukungannya....Thanks for all....

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,

sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ………... ix

DAFTAR ISI ………. xiii

DAFTAR TABEL ……….. xvii

DAFTAR GAMBAR ……….. xix

DAFTAR LAMPIRAN ………... xx

BAB I.PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Batasan Masalah ………. 3

C. Rumusan Masalah ……….. 3

D. Tujua n Penelitian ………... 4

(15)

xiv BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan ..Orang

Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua 6

1. prestasi belajar... 6

a. Belajar ……….. 6

b. Pengertia n Prestasi Belajar ……….. 7

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ……….. 8

2. Lingkungan Belajar... 10

a. Definisi Lingkungan Belajar ……….. . 10

b. Lingkunga n Keluarga …...………... 10

c. Lingkungan Sekolah ……… 12

d. Lingk ungan Masyarakat ……….. 14

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 16

4. Tingkat Pendapatan Orang Tua ……… .... 18

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….... 19

B. Kajian Penelitian Yang Relevan... 20

C. Kerangka Berfikir ... 21

1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Bela jar dan Prestasi Belajar Siswa... 21

2. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa... 22

3. Pengaruh jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Bela jar dan Prestasi Belajar Siswa... 24

(16)

xv

E. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Operasionalisasi Variabel ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data... 31

G. Pengujian Pengujian Instrumen ... 38

H. Teknik Analisis Data... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Sekolah ………... 49

B. Visi dan Misi ………... 50

C. Sumber Daya Manusia………... 51

D. Siswa SMA Stella Duce Bantul………... 53

E. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan sekolah dan Perpustakaan……. 53

F. Fasilitas………... 54

G. Sarana dan Prasarana Fasilitas Sekolah………. 54

H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan……….... 56

I. Kurikulum……… 57

J. Struktur Organisasi……….. 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 59

B. Analisis Data …….……… 64

1. Pengujian Prasyarat Analisis ……… 64

2. Pengujian Hipotesis ………. 66

(17)

xvi BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 75

B. Keterbatasan Penelitian……….………. 77

C. Saran - Saran……… 78

DAFTAR PUSTAKA ………... 79

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Lingkungan Belajar

Sisw... 33

Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar Siswa ……... 35

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ……… 35

Tabel 3.4 Skor item variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua … 36 Tabel 3.5 Kisi – Kisi Kuisioner Tingkat Pendapatan Orang Tua 36 Tabel 3.6 Skor item variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua … 37 Tabel 3.7 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….. 37

Tabel 3.8 Skor Item Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ……. 37

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar Siswa ... 40

Tabel 3.10 Standar Patokan Penilaian Dengan PAP II ………… 43

Tabel 4.I Daftar Guru dan Karyawan ... 51

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa ... 53

Tabel 5.1.I Lingkungan Belajar Siswa ... 60

Tabel 5.1.2 Prestasi Belajar Siswa ... 61

Tabel 5.1.3 Penilaian Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 61

Tabel 5.1.4 Penilaian Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 61

(19)

xviii

Tabel 5.2.1 Hasil Pengujian Normalitas ……….. .. 64

Tabel 5.2.2 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ……….. 65

Tabel 5.2.3 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Tingkat

Pendidikan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel

Bebas Dan Variabel Terikat ……….. 66

Tabel 5.2.4 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Tingkat

Pendapatan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel

Bebas Dan Variabel Terikat ……….. 68

Tabel 5.2.5 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Jenis

Pekarjaan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ………. 1

Lampiran II Data Prapenelitian ……… 8

Lampiran III Validitas dan Realiditas ……….... 9

Lampiran IV Data Skorring dan Data Induk ……….. 11

Lampiran V Data Distribusi Frekuensi ………. 26

Lampiran VI Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ……….. 32

LampiranVII Hasil Uji Regresi ………... 34

LampiranVIII Tabel ………... 40

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia bukanlah hal yang mudah untuk

ditentukan ukuran kua ntitasnya. Ukuran kuantitas tersebut umumnya didekati

dengan pencapaian prestasi dalam belajar. Sementara, prestasi belajar dapat

ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar.

Untuk mendapatkan suatu hasil atau prestasi yang baik, maka dalam diri

siswa diperlukam adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas

tertentu. Paling tidak ada dua faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar

untuk memotivasi sema ngat siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern

peserta didik. Faktor intern merupakan faktor- faktor yang berasal atau bersumber dari diri pribadi peserta didik. Faktor intern tersebut meliput: prasyarat belajar, yaitu pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seorang siswa

sebelum dia mengikuti pelajaran berikutnya; kondisi pribadi siswa yang

meliputi kesehatan,dan kecerdasan. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal atau bersmber dari luar pribadi peserta didik. Faktor

ekstern tersebut antara lain meliputi: proses belajar mengajar; fasilitas belajar, lingkungan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga (tingkat pendidikan

(23)

Untuk menunjang prestasi belajar siswa maka lingkungan juga turut

berperan aktif. Karena dengan lingkungan belajar yang baik akan menambah

semangat siswa dalam belajar. Lingkungan disini meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan tempat tinggal atau masyarakat dan lingkungan sekolah.

Disini kesadaran orang tua tentang dunia pendidikan sangat diperlukan untuk

menciptakan lingkungan belajar yang sehat bagi anaknya

Biaya pendidikan yang sangat mahal mengakibatkan para orang tua tidak

mampu menyediakan lingkungan belajar yang mendukung prestasi belajar

siswa, misalnya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Pada

umumnya, pendidikan yang berkualitas identik dengan pendidikan yang

mahal. Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan pendidikan yang

mahal tersebut sebanding dengan timbal balik yang kita dapatkan.

Disamping biaya pendidikan yang tinggi, pendampingan orang tua juga

berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Siswa tidak hanya belajar

di sekolah saja, tetapi juga di rumah. Disitu letak peran penting orang tua

sebagai pendamping anak sangat diperlukan. Dirumah anak bertanya tentang

apapun yang tidak dia mengerti dengan orang tuanya. Nah, apa yang terjadi

apabila oarang tua tidak dapat membimbing anak dan memnyediakan

lingkungan belajar yang sehat hanya dikarenakan tingkat pendidikan orang

tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua tidak

mendukung.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin mengkaji

(24)

Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua” yang mengambil studi kasus di SMA Stella Duce Bantul

B. Batasan Masalah

Menyadari banyaknya masalah yang dihadapi dalam usaha peningkatan

prestasi belajar siswa, maka dalam penelitian ini penulis membatasi untuk

mengadakan analisis tentang faktor- faktor dari dalam dan dari luar diri siswa

yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Faktor- faktor yang

akan penulis analisis adalah pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap

prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat

pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua. Dalam penelitian

responden yang dipilih adalah siswa SMA Stella Duce Bantul khususnya

untuk kelas XI dan XII

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan

antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa ?

2. Apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap hubungan

(25)

3. Apakah jenis pekarjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara

lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan

penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh

terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar

siswa.

2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh

terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar

siswa.

3. Untuk mengetahui apakah jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap

hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai dasar

pertimbangan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

(26)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang

diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhya serta bekal

(27)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua 1. Prestasi Belajar

a. Belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal

ini berarti, berhasil atau gagalnya tujuan pendidikan tersebut sangat tergantung

dari proses belajar yang dialami siswa, baik ketika mereka berada di

lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga mereka sendiri (Muhibbin

Syah 1995; 88).

Dari bukunya Roestiyah (1982;149), menurut Lester D.Crow dan Alice Crow, mengatakan bahwa belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar

kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasi ilmu

pengetahuan.

Sedangkan Oemar humalik (1974;4), mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, misalnya semula

(28)

semua peubahan dapat disebut belajar, misalnya bayi yang belum bisa

berjalan, perubahan ini terjadi karena kematangan.

Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses kegiatan ya ng merupakan suatu perubahan tingkah laku, namun

demikian tidak semua perubahan tingkah laku bisa disebut belajar.

b. Pengertian Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil suatu kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf ataupun kata yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dapat dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu, Dimyati

(2005;200)

Dalam penelitiannya Liza Jatu (2006:6), Sunarya mengungkapkan bahwa

prestasi belajar adalah suatu perubahan kemampuan yang meliputi

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar dapat

diartikan prestasi umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi mata

pelajaran tertentu.

Menurut Winkel (1993) prestasi belajar secara umum digunakan sebagai

bukti usaha yang dicapai atau bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam

bidang pengetahuan, ketrampilann, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.

Dari pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar

sebagi bukti yang dicapai atau perubahan yang terjadi dalam diri siswa bidang

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai hasil belajar dalam periode

(29)

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi : (Muhibbin Syah 1995; 132)

a) Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa

1. Intelegensi siswa

Secara umum diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat.

2. Sikap siswa

Sikap adalah gejala- gejala internal yang berdimensi afektif yang

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.

3. Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.

4. Minat siswa

Minat (interest) berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi siswa

Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu: pertama, motivasi intrinsik

adalah hal atau keadaan yang beasal dari diri siswa itu sendiri yang

(30)

yang kedua, adalah motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa yang dapat mendorongnya untuk

melakukan tindakan belajar

6. Keteraturan dan kedisiplinan

Kebiasaan hidup teratur dalam segala hal termasuk dalam perbuatan,

memberi pengaruh yang besar terhadap jalan pikiran seseorang.

Dengan keteraturan dan kedisiplinan seseorang akan mempunyai cara

berpikir yang teratur pula. Dalam hal ini merupakan modal yang

sangat penting dalam menjalankan tugas belajar

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa:

1. Lingkugan sosial

Lingkunga n sosial sekolah seperti: guru, para staf administrasi, dan

teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semagat belajar seorang

siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga juga temam- teman sepermainan disekitar

perkampungan siswa tersebut.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat- sifat

orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan

(31)

2. Lingkungan non sosial

Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial siswa adalah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yan digunakan

siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut mementukan keberhasilan

siswa dalam belajar.

2. Lingkungan Belajar

a. Definisi Lingkungan Belajar

Orang sering menga rtikan lingkungan secara sempit, seolah- olah

lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/ individu. Lingkungan

itu, sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan diluar

individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social cultural.

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar yang memiliki

makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu (Oemar Humalik,

2003;152-153). Faktor lingkungan memegang peranan yang sangat penting

dalam proses belajar siswa, karena siswa hidup dalam masyarakat yang tidak

lepas dari lingkungan. Lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa meliputi:

b. Lingkungan Keluarga

Dikutip oleh Muhibbin Syah (1995; 138), Patterson dan Louber

mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih banyak mempengaruhi

(32)

praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap

kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh pengelolaan keluarga

yang keliru diterapkan oleh orang tua, yaitu kelaleaian orang tua dalam

mengawasi anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal ini, dapat

menyebabkan anak tidak mau belajar dan dapat menyebabkan anak

berperilaku menyimpang.

Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor dari keluarga yang

mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

a. Cara Mendidik

Orang tua yang dalam mendidik cenderung memanjakan anak akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi berbagai tantangan. Juga orang tua dalam mendidik anak secara keras, anak cenderung akan menjadi seorang yang penakut.

b. Suasana Keluarga

Hubungan antar keluarga yang kurang intim/dinamis, menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang akan dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian dari Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar hendaknya jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendukungnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

(33)

e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan

Tingkat pendidikan dan kebiasaan anggota keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Anak sedini mungkin perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

c. Lingkungan Sekolah

Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya

pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan sarana

dan prasaran lain yang dapat menunjang pendidikan. Sekolah merupakan

tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh

karena itu, perlu diciptakan lingkungnan sekolah yang dapat mendukung anak

untuk belajar. Menurut Muhibbin Syah (1995;137), guru, para staf

administrasi, dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

seorang siswa. Para guru yang menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik

dan memperlihatkan suritauladan yang baik dan rajin khusunya dalam hal

belajar, misalnya rajin belajar dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang

positif dalam kegiatan belajar siswa.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor- faktor yang mempengaruhi

belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:

a. Interaksi Guru dan Murid

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa akan merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara Penyajian

(34)

akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan Antar Murid

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Hubungan dalam kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing- masing individu tidak tampak. Suasana kelas semacam ini tentu tidak diharapkan. Guru harus mampu membina jiwa/hubungan kelas, agar dapat hidup gotong- royong, saling kebersamaan dalam belajar bersama.

d. Standar Pelajaran diatas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan kemampuan siswa masing- masing.

e. Media Pendidikan

Saat ini banyak sekali jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media dilihat dari jumlah dan kualitasnya.

f. Kurikulum

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar- mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung

Keadaan dan jumlah gedung sekolah idealnya sesuai dengan jumlah siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan nyaman. h. Waktu Sekolah

(35)

i. Pelaksanaan Disiplin

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan proses belajar kurang disiplin, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Untuk itu proses belajar perlu disiplin, guna mengembangkan motivasi belajar yang kuat.

j. Metode Belajar

Banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Untuk itu perlu pembinaan dari guru. Guru dapat mengambil metode pengajaran yang tepat dalam mengajar agar bisa efektif dan memperoleh hasil yang tepat.

k. Tugas Rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lain untuk kegiatan lain.

Selain itu yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu kebersihan

lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut

mempengaruhi proses belajar siswa.

d. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal ini bararti siswa adalah bagian dari warga

masyarakat. Oleh karena itu, siswa menjalin hubungan dengan anggota

masyarakat lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang

yang lebih tua, ataupun orang yang lebih muda. Faktor- faktor yang

mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa

menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:

a. Mass Media

(36)

kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.

b. Teman bergaul

Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.

c. Kegiatan lain

Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.

d. Cara hidup lingkungan

Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.

Sementara itu, didalam masyarakat yang lingkungan anak- anaknya

rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin

belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982;163) yang mengatakan

bahwa dilingkungan yang anak- anaknya rajin belajar, kemungkian besar anak

akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu

jika mempunyai prestasi yang rendah, jika teman- teman disekitarnya

mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, anak akan berusaha

belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman- teman yang lain. Apabila

teman disekitarnya tersebut teman sekelasnya, maka mereka bisa belajar

bersama. Belajar bersama disini, dimaksudkan agar ketinggalan dalam

mengikiti pelajaran dikelas dapat diatasi.

Menurut Muhibbin Syah (1995; 138), bahwa kondisi masyarakat

(37)

pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi

masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati- hati dalam pergaulannya,

anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar.

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya

.pendidikan pada umumnya meliputi seluruh kegiatan yang bertujuan untuk

mengembangkan pribadi individu, ditinjau dari banyak segi, yaitu mulai dari

sejak dini hingga akhir hayat.

Menurut Driyarkara (1980,32) pendidikan adalah asasi dalam kehidupan

manusia. Kita dapat mengatakan, bahwa dimana ada kehidupan manusia,

bagaimanapun juga disitu pasti ada pendidikan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkna bahwa pendidikan

seseorang dapat diperoleh dari pengalaman hidupnya dari sejak masih bayi

hingga akhir hayatnya.

Ada bermacam- macam bentuk pendidikan dengan sifat yang berbeda

pula. Menurut Drs. Soelaiman Joesoef (1992:65) pendidikan dapat

digolongkan dalam:

a.Pendidikan formal

Pendidikan yang dilaksanakan secara sistimatis, berencana, berurutan dan

dilaksanakan dengan situasi belajar yang secara khusus bercirikan adanya

interaksi langsung antar pendidik dan anak didik serta dengan sarana dan

(38)

b.Pendidikan informal

Yaitu pendiddikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari

dengan sadar atau tidak disadari, sejak seseorang lahir sampai mati di dalam

keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari- hari.

c.Pendidikan non- formal

Adalah pendidikan yang teratur, dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu

mengikuti peraturan ynag ketat dan tetap

Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal

adalah pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah mulai dari SD, SMP,

SMA sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan informal yaitu pendid ikan yang

diperoleh dari pengalaman hidup, sedangkan pendidikan non-formal

diperoleh dri kelompok belajar seperti lembaga pendidikan.

Mubyanto (1988) mengatakan tingkat pendiddikan adalah pendidikan

yang telah dicapai atau pernah ditempuh seseorang di lembaga pendidikan

formal.

Sedangkan tingkat pendidikan orang tua adalah tingkatan pendidikan

yang terakhir ditempuh atau dicapai oleh ayah dan ibu di lembaga

pendidikan formal. Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi

minat siswa untuk lebih giat belajar, karena semakin tinggi pendidikan

orang tua pengetahuannya juga semakin luas dan itu dapat memotivasi siswa

untuk meraih lebih dari yang dicapai oleh orang tua. Sebaliknya jika

pendidikan orang tua rendah, akan membatasi pengalaman belajarnya,

(39)

tua yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit untuk membantu anaknya

di dalam belajar, dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya terbatas

4. Tingkat Pendapatan Orang tua

Pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua dalam

membiayai sekolah dan kemampuan menyediakan fasilitas- fasilitas

pendidikan yang diperlukan anak.

San .S. hutabarat (1978:92) menyatakan penghasilan atau pendapatan

adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu Pendapatan

orang tua berdampak kepada kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah

dan kemampuan menyediakan fasilitas- fasilitas pendidikan yang diperlukan

anak.

Menurut Gerungan (1967:182) pendapatan orang tua yang berpengaruh

terhadap keadaan sosio ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap

perkembangan anak- anak, apabila kita pikirkan bahwa dengan adanya

perekonomian yang cukup, lingkungan materiil yang dihadapi anak dalam

keluarga itu lebih luas, ia dapat kesempatan yang lebih luas untuk

mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang tidak ia kembangkan

apabila tidak ada ala t-alatnya.

Mulyonio (1982;92-93), mengemukakan pendapatan dan penerimaan

keluarga dapat bebentuk:

1. Pendapatan berupa uang, adalah segala penghasilan berupa uang yang

(40)

dan upah, dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi seperti

tabungan dan pensiun.

2. Pendapatan berupa barang, adalah segala pendapatan yang sifatnya regular

akan tetapi selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk

barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan dan lain-

lain.

3. Lain- lain penerimaan barang dan jasa, adalah segala sesuatu penerimaan

bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya, penjualan barang yang dipakai,

pinjaman uang hasil undian dan penagihan piutang.

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Menurut Moenir pekerjaan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan/

perbuatan tetap yang dilakukan oleh seseorang yang akan menghasilkan

sesuatu yang dinikmati, baik langsung maupun tidak langsung, baik hasil itu

berupa barang atau jasa.

Sedangkan yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Pekerjaan

dibedakan menjadi dua jenis (Biro Pengembangan Sosial Budya II:12)

1. Pekerjaaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis peerjaan yang dimiliki oleh seseorang

sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi

(41)

penghasilan dari pekerjaan pokok ini belum mencukupi untuk kepeluan

hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar

penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan sampingan.

2. Pekerjaan sampingan atau sambilan

Pekerjaan sampingan adalah yang dimiliki atau dilakukan olek seseorang

sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan

guna mamenuhi kebutuhan hidup seharu- harinya. Sifat dari pekerjaan ini

adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan in sama halnya dengan

pekejaan pokok yaitu tidaklah sama untuk maing- masaing orang.

Spillane (1982;14) membedakan pekerjaan menjadi 4 golongan. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan dasar penggolongan Splline yang sudah

dimodifikasi. Golongan tersebut yaitu:

Golongan Jenis pekerjaan

A Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung

B Petani, pengrajin, tukang

C Guru, wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter

D Direktur, menejer, camat, bupati

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitiannya Alfonsa Mintarti yang berjudul “Hubungan Antara

Motivasi Belajar Siswa Dan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar

Ekonomi”, yang mengambil studi kasus di SMA Sang Timur, menarik kesimpulan

bahwa ada hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa

(42)

Sedangkan menurut penelitian Sisilia Sriyani.2004, yang berjudul Pengaruh

Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, Bimbingan

Orang Tua dan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Mengambil kesimpulan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Tingkat

Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, Bimbingan Orang Tua

dan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

Suryabrata (1988) mengatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi proses

dan prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri

siswa”. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis,

sedangkan faktor dari luar meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat

hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar

dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan

masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat

menghambat perkembangan siswa itu sendiri.

Dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dari beberapa faktor

(43)

merupakan faktor yang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak

terlepas dari adanya bahwa partisipasi orang tua berperan dalam pembentukan

sikap siswa dan prestasi yang cukup dan berkualitas serta sikap yang

demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat meningkatkan keinginan

untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Setiap orang tua memberikan partisipasi dalam kegiatan belajar

anak-anaknya dengan cara yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut

disebabkan karena latar belakang keluarga yang berbeda pula. Latar belakang

yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,

tingkat sosial ekonomi orang tua, wawasan orang tua, dan komunikasi antara

orang tua dengan anaknya. Dari beberapa latar belakang tersebut, pendidikan

orang tua merupakan faktor yang biasanya dapat mempengaruhi partisipasi

mereka terhadap anaknya, sehingga secara langsung atau tidak langsung

berpengaruh pula terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa

Dengan demikian lingkungan belajar yang dapat mendukung prestasi

belajar siswa adalah lingkungan belajar yang dipengaruhi dengan tingkat

pendidikan orang tua sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang

dapat mendukung dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

Salah satu bentuk lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa adalah lingkungan keluarga. Karena di lingkungan keluarga itu

(44)

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pestasi belajar siswa. Orang tua yang

dapat menyediakan lingkungan belajar yang dibutuhkan anak untuk

menunjang prestasi belajar, pastinya merupakan salah satu faktor penting

untuk meningkatkatkan prestasi belajar.

Lingkungan belajar yang dapat diciptakan keluarga untuk meningkatkan

prestasi belajar anak adalah diantaranya menyediakan fasilitas yang

diperlukan dan memberikan tempat pendidikan yang berkualitas. Untuk

menyediakan itu semua memang tidak mudah, dan tidak murah. Semua itu

dipengaruhi oleh tingkat ekonomi atau pendapatan orang tua.

Pengeluaran tiap-tiap keluarga berbeda-beda. Besarnya jumlah

pengeluaran keluarga tergantung dari beberapa faktor, antara lain jumlah

pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan yang ditempuh

dalam anggota keluarga dan status sosialnya.

Bagi keluarga yang tingkat pendapatannya tinggi, biaya pendidikan anak

bukan merupakan suatu hal yang sulit. Maka segala fasilitas belajar yang

diperlukan demi terciptanya prestasi yang tinggi dapat dengan mudah

terpenuhi. Sehinnga mereka dapat belajar dengan nyaman dan pasti juga dapat

belajar di sekolah yang berkualitas, sehingga dapat membantu proses

perkembangan prestasi belajar siswa.

. Akan tetapi, bagi keluarga yang tingkat pendapatannya rendah, pendidikan

anak merupakan pengeluaran yang perlu dipikirkan dan itu menjadi masalah

yang sangat berat. Apalagi dimasa sekarang ini, biaya pendidikan semakin

(45)

belajar mungkin saja tidak akan tersedia dan hal itu dapat mempengaruhi

perkembangan prestasi belajar siswa. Karena orang tua tidak dapat

memberikan lingkungan belajar yang dapat mendukung prstasi belajar siswa,

itu menyebabakan proses perkembangan prestasi belajar siswa menjadi

rendah.

Tingkat pendapatan orang tua mempengaruhi terciptanya lingkungan

belajar dengan prestasi belajar. Dimana tingkat pendapatan orang tua

menentukan bagaimana lingkungan belajar siswa yang dapat mendukung

peningkatan prestasi belajar siswa

3. Pengaruh jenis pekarjaan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi semangat siswa untuk berprestasi. Dengan lingkungan belajar

yang sesuai dan mendukung proses belajar akan membantu siswa untuk

belajar dan terus berprestasi. Keluarga merupakan salah satu bentuk

lingkungan belajar. Dalam hal ini peran orang tua untuk menciptakan

lingkungan belajar yang nyaman dan juga perhatian orang tua sangat

diperlukan sehingga dapat mendukung prestasi belajar siswa.

Orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan

cara membimbing, memberikan perhatian dan mengawasi anak belajar.

Seorang anak pasti akan merasa nyaman jika orang tua selalu membimbing

dan mengawasi anak didalam lingkungan belajar. Hal itu dapat memompa

(46)

apabila orang tua mempunyai waktu yang cukup dan kesadaran akan

pentingnya pendidikan. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman

dapat dilihat dari jenis pekerjaan orang tua, misalnya, jam kerja atau bidang

pekerjaannya.

Jika orang tua mempunyai pekerjaan dengan jam kerja yang panjang dan

tidak peduli dengan pendidikan maka mereka tidak dapat membimbing dan

mengawasi anak dalam bergaul, sehingga lingkungan belajarnya menjadi tidak

terkontrol dan prestasi belajarnya pun semakin rendah. Apalagi dalam usia

anak SMA, mereka cenderung ingin bebas tidak mau banyak aturan. Dengan

kesibukan orang tua dalam bekerja dan kesadaran pendidikan yang kurang

menyebabkan mereka tidak ada waktu dan perhatian yang cukup untuk

memperhatikan lingkungan belajar anak, sehingga dapat menyebabkan

menurunnya prestasi belajar anak

Jenis pekerjaan orang tua mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya

lingkungan belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dimana

jenis pekerjaan orang tua berperan didalam menciptakan lingkungan belajar

yang dapat mendukung dan meningkatkan perkembangan prestasi belajar

(47)

D. Paradigma Penelitian

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan, tetapi kesimpulan tersebut belum final,

masih harus dibuktikan kebenarannya. hipotesis dalam hal ini adalah sebagai

berikut:

1. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara

lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

2. Tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara

lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

3. Jenis pekarjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara

lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Lingkungan

Belajar siswa

Prestasi Belajar Siswa

Tingkat Pendapatan

Orang Tua Tingkat

Pendidikan Orang Tua

(48)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu merupakan suatu jenis

penelitian mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan

orang tua dan jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan

belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Obyek siswa yang terbatas, sehingga

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada obyek yang diteliti dan tidak

berlaku untuk umum (Consuelo, 1993;72-73)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Stella Duce Bantul, penelitian dilakukan

pada bulan Agustus 2008

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Ba ntul.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah:

a. Lingkungan belajar siswa

(49)

c. Tingkat pendidikan orang tua

d. Tingkat pendapatan orang tua

e. Jenis pekerjaan orang tua

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut (Suharsimi Arikumto,1991:102), populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain.

Perbedaan itu disebabkan karena adanya kearakteristik yang berlainan. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Stella Duce Bantul.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul yang

berjumlah 96 siswa. Siswa kelas XI dan XII dipilih sebagai sampel dengan

pertimbangan bahwa siswa kelas XI dan XII sudah beradaptasi dengan

lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat

menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi

belajarnya.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor

(50)

yang lain. Dalam penelitian ini variabel bebas tersebut adalah lingkungan

belajar siswa (X)

b. Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor

di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya

variabel yang lain, variabel terikat tersebut yaitu prestasi belajar siswa (Y).

c. Variabel moderator adalah sejumlah gejala dengan berbagi unsur atau

faktor di dalamnya, yang harus dikendalikan agar tidak mempengaruhi

atau dapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam

penelitian ini variabel moderatornya yaitu:

1. Tingkat pendidikan orang tua (D1)

2. Tingkat pendapatan orang tua (D2)

3. Jenis pekerjaan orang tua (D3)

2. Definisi dan Pengukuran variabel

a) Variabel bebas (lingkungan belajar)

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di dalam

maupun diluar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Faktor faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar yaitu: lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan belajar di keluarga yaitu lingkungan dimana siswa

dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan

tercapai. Indikator lingkungan belajar di keluarga terdiri dari cara

mendidik orang tua, suasana keluraga, dan perhatian orang tua terhadap

(51)

Lingkungan sekolah merupakan tempat siswa mempelajari materi

pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang

benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar. Indikator lingkungan

belajar di sekolah yang terdiri dari interaksi guru dan murid, sarana

prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar dan lingkungan yang

kondusif untuk belajar

Lingkungan masyarakat adalah tempat dimana siswa menjalin

hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang

berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan

mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Indikator lingkungan

belajar di masyarakat yang terdiri dari mass media, teman bergaul,

kegiatan- kegiatan lain di masyarakat dan cara hidup lingkungan sekitar

b) Variabel terikat (prestasi belajar)

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah

melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Prestasi belajar diukur

berdasarkan nilai rata-rata rapor semester II, kelas X dan XI SMA Stella

Duce Bantul.

c) Variabel moderator

1. Tingkat pendidikan orang tua (D1)

Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi

(52)

adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya misalnya; SD, SLTP,

SMA, Diploma, Sarjana Muda atau Sarjana.

2. Tingkat pendapatan orang tua (D2)

Tingkat pendapatan orang tua adalah setiap hasil yang diperoleh

dari kegiatan usaha tertentu. Pendapatan orang tua berdampak kepada

kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah dan kemampuan

menyediakan fasilitas- fasilitas pendidikan yang diperlukan anak.

3. Jenis pekerjaan orang tua (D3)

Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam penelitian ini jenis

pekerjaan dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:

Golongan Jenis Pekerjaan

A = B = C = D =

Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung Petani, pengrajin, tukang

Guru, Wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter Direktur, menejer, camat, bupati

F. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Dokumentasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1991:131), metode dokumentasi adalah

metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

(53)

notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar. Sebagai pedomannya

adalah nilai yang tertera pada rapor siswa untuk semester II. Nilai tersebut

dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

2. Wawancara

Menurut (Hadari Nawawi,1991;98) metode wawancara adalah alat yang

dipergunakan dalam komunikasi yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan

yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan

data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

3. Kuisioner

Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal

yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1997; 140). Isi kuisioner ini yaitu bagian

pegantar dan petunjuk pengisian; identitas siswa, tingkat pendidikan orang

tua, tingkat pendapatan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua; dan,

lingkungan belajar siswa.

Data tentang variabel bebas (lingkungan belajar siswa), dan variabel

moderator (tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan

jenis pekerjaan orang tua), diperoleh melalui jawaban kuisioner yang berupa

daftar pertanyaan. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya

sendiri dan hanya memilih jawaban yang sudah tersedia. Berikut ini tabel kisi

(54)

a. Variabel bebas (lingkungan belajar)

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Lingkungan Belajar Siswa

Nomor item Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator

+ -

Kewajiban orang tua mendidik anaknya sebagai pelajar

2 19

1. Cara mendidik

orang tua

Dorongan dan semangat dari orang tua

1 30

2. Suasana keluarga

Kebiasaan dalam keluarga 6, 7 20

Orang tua selalu memperhatikan proses belajar di rumah

31 9

3. Pengertian orang tua

Orang tua selalu menanyakan hasil belajar dari sekolah

11 32

Pemberian uang saku 18

4. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Penghasilan orang tua 17 21

Lingkungan belajar di keluarga

5. Latar belakang kebudayaan keluarga

Tingkat pendidikan orang tua

35 16

1. Interaksi guru dengan murid

Bertanya kepada guru 13 34

Lingkungan Belajar di

Sekolah 2. Cara penyajian

guru

Penyajian guru yang menarik

(55)

3. Hubungan antar murid

Membentuk kelompok belajar

12

4. Waktu sekolah Penggunaan waktu di

sekolah 22 5. Media pendidikan Penggunaan fasilitas sekolah 5 6. Pelaksanaan disiplin di sekolah

Menaati peraturan di sekolah

24

Kondisi sekolah yang bersih.

25

Kondisi sekolah yang tenang

29

7. Keadaan

gedung

Kondisi sekolah yang rapi 27

8. Metode belajar Menggunakan metode

belajar yang variatif

26

9. Tugas rumah Mengerjakan tugas dengan

tidak malas

28

1. Mass media

yang ada di masyarakat

Menambah wawasan yang luas

4

Dapat mengatur waktu dalam bermain dan belajar.

15 2. Teman bergaul

Membatasi dalam pergaulan terhadap teman-teman

8

3. Kegiatan-kegiatan di masyarakat

Olah raga, kesenian, gotong royong, kegiatan kaum muda yang lain

14 Lingkungan

Belajar di Masyarakat

4. Cara hidup di

lingkungan

Suasana lingkungan masyarakat

(56)

masyarakat Adanya jam belajar masyarakat

10 33

Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan

masing-masing item pernyataan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Item Variabel Lingkungan Belajar Siswa Skor

Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

b. Variabel moderator

1) Tingkat pendapatan orang tua

Tabel 3.3

Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Dimensi Indikator Item

1 Tingkat pendidikan

orang tua

1. Pendidikan terakhir ayah

2. Pendidikan terakhir ibu

1

1

Total 2

Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan

(57)

tinggi dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk

pernyataan kategori rendah diberi skor 0

Tabel 3.4

Skor item variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

Jawaban Kategori Skor

SD s/d SLTP

SMA s/d Perguruan Tinggi

Rendah Tinggi

0 1

2) Tingkat pendapatan orang tua

Tabel 3.5

Kisi – Kisi Kuisioner Tingkat Pendapatan Orang Tua

No Dimensi Indikator Item

1 Tingkat pendapatan

orang tua

1. Jumlah pendapatan ayah

per bulan

2. Jumlah pendapatan ibu per bulan

1

1

Total 2

Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan

masing-masing item pernyataan diukur dengan dua pilihan kategori yaitu tinggi

dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk pernyataan

(58)

Tabel 3.6

Skor item variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua

Jawaban Kategori Skor

Pendapatan < Rp 1.000.000,00 Pendapatan > Rp 1.000.000,00

Rendah Tinggi

0 1

3) Jenis pekerjaan orang tua

Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi 4

golongan dan masing- masing diberi skor sebagai berikut

Tabel 3.7

Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Dimensi Indikator Item

1 Penggolongan jenis

pekerjaan

1. Pekerjaan pokok

ayah

2. Pekerjaan pokok ibu

1 1

Total 2

Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan

masing-masing item pernyataan diukur dengan dua pilihan kategori yaitu tinggi

dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk pernyataan

kategori rendah diberi skor 0

Tabel 3.8

Skor Item Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jawaban Kategori Skor

(59)

Golongan C dan D Tinggi 1

Keterangan

Golongan Jenis Pekerjaan

A B C D

Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung Petani , pengrajin, tukang

Guru, Wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter Direktur, menejer, camat, bupati

G. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji

validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan

reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang

keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang

sebenarnya.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua prasyarat penting yaitu valid

dan reliable

1. Validitas

Validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya dari apa yang diukur. Rumus

yang dapat digunakan untuk menguji validitas suatu instrumen adalah korelasi

product Moment (Suharsimi Arikunto,1997:256)

r

xy =

(

{

) }

∑ ∑

{

(

) }

− 2 2 2 2

2 x nn y y

(60)

Keterangan:

r : koefisien korelasi Product moment, uji satu arah dengan taraf signifikan α =5%

X :Jumlah altermatif jawaban yang dipilih responden dari setiap butir

pertanyaaan

Y :Jumlah total seluruh alternatif jawaban pada keseluruhan

pertanyaan yang dipilih oleh seluruh responden

n : jumlah sampel

Butir soal dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r hitung) bernilai

positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%.

Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r

hitung) lebih kecil dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%. Pelaksanaan

perhitungan validitas butir soal pada penelitian ini menggunakan SPSS 13. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0,312

pada taraf signifikan 5%, N=40, dan df sebesar N-2 yaitu 40-2 = 38

Hasil Uji Validitas dilakukan terhadap item- item pernyataan variabel

lingkungan belajar siswa. Uji validitas ini dilakukan untuk 35 butir pernyataan

lingkungan belajar siswa. Rangkuman uji validitas untuk lingkungan belajar

(61)

Tabel 3.9

Rangkuman Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar Siswa Butir soal Korelasi dengan

Koreksi

Status r tabel

1 0,511 Valid 0,312

2 0,524 Valid 0,312

3 0,397 Valid 0,312

4 0,466 Valid 0,312

5 0,450 Valid 0,312

6 0,782 Valid 0,312

7 0,524 Valid 0,312

8 0,416 Valid 0,312

9 0,524 Valid 0,312

10 0,680 Valid 0,312

11 0,628 Valid 0,312

12 0,782 Valid 0,312

13 0,413 Valid 0,312

14 0,450 Valid 0,312

15 0,466 Valid 0,312

16 0,679 Valid 0,312

17 0,466 Valid 0,312

18 0,384 Valid 0,312

19 0,680 Valid 0,312

20 0,782 Valid 0,312

21 0,543 Valid 0,312

22 0,458 Valid 0,312

23 0,384 Valid 0,312

24 0,547 Valid 0,312

(62)

26 0,580 Valid 0,312

27 0,782 Valid 0,312

28 0,466 Valid 0,312

29 0,547 Valid 0,312

30 0,524 Valid 0,312

31 0,557 Valid 0,312

32 0,458 Valid 0,312

33 0,392 Valid 0,312

34 0,384 Valid 0,312

35 0,580 Valid 0,312

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Instrumen yang reliabel dapat juga

dikatakan sebagai instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama menghasilkan hasil yang sama pula.

. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi Arikunto, 1997:193).

    −       − =

1 b 1 1 2 2 1 1 σ σ k k r Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir soal

b

2

σ = jumlah varian butir

1

2

(63)

Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara

koefisien nilai alpha yang berasal dari pengujian reliabilitas variabel yang

diteliti dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari

0,60, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel (dapat dipercaya) atau

handal. Sebaliknya, jika nilai kofisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka

kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel atau tidak handal (Nunnally, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006:41). Hasil uji reliabilitas instrumen dilakukan

dengan berdasarkan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan

program SPSS for Windows Versi 13. Dari 35 pertanyaan pada variabel

lingkungan belajar siswa ini diperoleh nilai koefisien korelasi (rtt) sebesar

0,934. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai

koefisien korelasi dengan 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari pada 0,60 (0,934 > 0,60) (lampiran III, hal

10). Ini berarti bahwa kuesioner variabel lingkungan belajar siswa dapat

dikatakan handal.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, maka

teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif atau

analisis statistik. Dalam penelitian ini hasil pengolahan dan anlisis data

dengan teknik statistik dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk

(64)

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dipergunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

karakteristik yang ada pada orang tua yaitu tingkat

Gambar

Tabel 5.2.2
Tabel …………………………………………......... 40
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sampel sedimen yang berasal dari pantai dan muara memiliki modus distribusi ukuran sedimen pada fraksi pasir sangat halus, sedangkan modus pada daerah aliran

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran untuk menjadi bahan pertimbangan faktor – faktor apa sajakah yang menjadi penentu kesiapan untuk

Degradabilitas yang tinggi pada perlakuan C disebabkan oleh kandungan protein kasar yang lebih tinggi yaitu 15,07%, sehingga ketersediaan protein yang cukup akan

Untuk menghitung objek orang yang ada pada citra, terlebih dahulu mengklik tombol ekstraksi fitur untuk mendapatkan model training yang kemudian citra di input

Karakterisasi yang dilakukan adalah karakteristik I-V untuk mengetahui karakteristik listrik film tipis GaN, analisis orientasi kristal menggunakan X-Ray Difraktion

DBSCAN (SEQDBSCAN) DENGAN JARAK SIMILARITAS S 3 M ……….………325 (M.4) KLUSTERING DATA SPASIAL MULTIVARIAT DENGAN MODEL BASED CLUSTERING ..335 (M.5) PENERAPAN ANALISIS

Adalah transaksi ini dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan surat order pengiriman dan surat muat yang diterima oleh

Kajian ini akan memfokuskan secara langsung beberapa masalah yang timbul berkaitan tajuk yang ingin dikemukakan. Sebagai rumusan kepada permasalahan yang menjadi tumpuan