PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus SMA STELLA DUCE Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agnes Kurnia Sejati
NIM: 031334008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus SMA STELLA DUCE Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agnes Kurnia Sejati
NIM: 031334008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO
Kita cuma hidup sekali saja di dunia ini.
Tetapi kalau kita hidup dengan baik dan benar,
sekali saja hidup sudah cukup.
Hidup yang benar dan jujur artinya,
menjalani kehidupan sedemikian rupa,
sehingga orang tidak takut lagi akan kematian.
(St.Theresia dari Avilla)
Didalam kasih tidak ada ketakutan,
Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan,
sebab ketakutan mengandung kekuatan.
Barangsiapa takut,
ia tidak sempurna di dalam kasih.
Kita mengasihi,
karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
(Yoh 4:18-19)
Apa yang kamu lihat, itu yang kamu rasakan
Apa yang kamu rasakan, itu yang kamu pikirkan
Apa yang kamu pikirkan, itu yang kamu lakukan
Lakukanlah apa yang kamu lihat, rasakan dan pikirkan
v
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk:
Yesus Kritus Yang Selalu Menyertaiku
Dan Tahu Apa Yang Terbaik Buat Aku
Kedua Orang Tuaku,
Bapak Petrus Kanisius Margono Dan Ibu MM. Suharti
Kakak- Kakakku Yang Baik Hati Dan Tahu Apa Mauku
Semua Yang Aku Sayangi Dan Menyayangi Aku
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Desember 2008
Penulis
vii
ABSTRAK
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus : Siswa Kelas XI dan XII SMA STELLA DUCE Bantul
Agnes Kurnia Sejati Universitas Sanata Dharma
2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul pada siswa kelas XI dan XII di bulan Agustus 2008. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan kuesioner, dengan teknik purposive sampling, serta responden sebanyak 96 siswa. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi variabel dummy.
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM
LEVEL OF PARENT’S EDUCATION, PARENT’S INCOME AND KIND OF PARENT’S OCCUPATION
A Case Study: on The 11th and 12th Class of Stella Duce Senior High School Students Bantul
Agnes Kurnia Sejati Sanata Dharma University
2008
The aims of the study are to find out whether the level of parent’s education, parent’s income and parent’s occupation affect the relationship between student’s learning environment and student’s achievement
The research was conducted on the 11th and 12th class of Stella Duce Senior High School Students Bantul in August 2008. The data collection techniques were documentation, interview and questionnaire. The research used purposive sampling technique with 96 students as the samples. The data analysis technique was the regression model developed by Chow.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga skripsi dengan judul
“PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA” studi kasus siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul dapat penulis selesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini
banyak pihak terlibat memberi petunjuk, bimbingan, dan bantuan. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih berlimpah kepada:
1. Bapak Drs. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
x
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk, kritik, saran dan waktu bagi saya
selaku penulis dengan penuh kesabaran.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S. Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan pengarahan untuk skripsi yang saya buat ini.
6. Ibu Rita Eny Purwanti, S. Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan pengarahan untuk skripsi yang saya buat ini.
7. Dosen- dosen Prodi PAK, terima kasih karena telah membimbing kuliah saya.
8. Mbak Aris dan Pak Wawiek yang dengan sabar membantu mahasiswa Prodi
PAK dan khususnya saya dalam pelayanan informasi dan kebutuhan
pendidikan.
9. Bapak Joko Wicoyo yang telah bersedia membantu memperbaiki abstrak
inggris.
10.Bapak Waluyo dan Mas Romi serta karyawan Sanata Dharma Lainnya yang
dengan sabar mau membantu membukakan ruangan Bapak Muhadi, meskipun
sedang sibuk bekerja.
11.Kepala sekolah SMA Stella Duce Bantul beserta guru dan para stafnya yang
telah memberikan ijin penelitian di SMA Stella Duce Bantul dan telah banyak
memberi masukan dan bantuan kepada saya.
12.Siswa- siswi kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul yang telah bersedia
menjadi responden penelitia n ini.
13.Siswa- siswi kelas XII IPS SMAN I BAMBANG LIPURO Bantul yang telah
xi
14.Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas semua doa dan pengorbanan
yang telah diberikan, Semoga anakmu ini bisa menjadi seseorang yang bisa
kalian banggakan.
15.Kakak- kakak ku yang selalu membagikan rejekinya untuk adekmu yang
sedikit manja ini, “Gak mau tau, Pokoknya beli’in”….Nama ku ada S.Pd nya
lho……
16.Yudhy, thanks to doa, semangat, dukungan dan perhatianmu…...Ingatkan aku
jika aku salah melangkah…….Proficiat untuk cita- citamu……..
17.Anjar, Nova dan Agung, thanks guys dah bantuin penelitiank u, inget lagunya
“Sahabat Sejatinya” Shella On 7…..
18.Ridha, Erie dan Wahyu, kalian memang seperti hantu datang dan pergi tiba-
tiba, selalu tau kapan kalian aku butuhkan, makasih banget telah mendukung
ku dan sebagai tempat sampah uneg- unegku.
19.Temen seperjuanganku, Bang Saiphul, akhirnya………….Aku lulus juga,
walaupun katamu aku masih pantes jadi anak SMP, he…he…Akhirnya kita
pake toga bareng kan…..
20.Mbak Dewi Arlen dan Mas Chandra, ayo tunjukkan sapa kalian, masa kalah
sama adek- adeknya……
21.Astri dan Mbak Ima, proficiat buat kita semua
22.Arie dan Uchiek sahabatku, terima kasih atas dukungan dan doa kalian.
Huh……Kenalin namaku “Agnes Kurna Sejati, S.Pd., huahaha….
23.Veni dan Deny, yang telah membantuku menyusun skripsiku, thanks guys….
xii
25.Dian dan Deshe, kapan kita kemana?Kalian emang pantes tak repotin, tapi
kalian seneng kan?Hik…Hik….
26.Temen- temen PAK ’03 seperjuangan, akhirnya kita lulus …….
27.Temen- temen yang tak henti- hentinya memberikan dukungan dan doa
sebelum ujian. Terima kasih atas doanya ya…..
28.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan sati per satu, terima kasih atas bantuan, doa dan
dukungannya....Thanks for all....
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,
sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN MOTTO ……….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
ABSTRAK ………. vii
ABSTRACT ……….. viii
KATA PENGANTAR ………... ix
DAFTAR ISI ………. xiii
DAFTAR TABEL ……….. xvii
DAFTAR GAMBAR ……….. xix
DAFTAR LAMPIRAN ………... xx
BAB I.PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Batasan Masalah ………. 3
C. Rumusan Masalah ……….. 3
D. Tujua n Penelitian ………... 4
xiv BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan ..Orang
Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua 6
1. prestasi belajar... 6
a. Belajar ……….. 6
b. Pengertia n Prestasi Belajar ……….. 7
c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ……….. 8
2. Lingkungan Belajar... 10
a. Definisi Lingkungan Belajar ……….. . 10
b. Lingkunga n Keluarga …...………... 10
c. Lingkungan Sekolah ……… 12
d. Lingk ungan Masyarakat ……….. 14
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 16
4. Tingkat Pendapatan Orang Tua ……… .... 18
5. Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….... 19
B. Kajian Penelitian Yang Relevan... 20
C. Kerangka Berfikir ... 21
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Bela jar dan Prestasi Belajar Siswa... 21
2. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa... 22
3. Pengaruh jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hubungan Antara Lingkungan Bela jar dan Prestasi Belajar Siswa... 24
xv
E. Hipotesis Penelitian... 26
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subjek dan Objek Penelitian... 27
D. Populasi dan Sampel ... 28
E. Operasionalisasi Variabel ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data... 31
G. Pengujian Pengujian Instrumen ... 38
H. Teknik Analisis Data... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Sekolah ………... 49
B. Visi dan Misi ………... 50
C. Sumber Daya Manusia………... 51
D. Siswa SMA Stella Duce Bantul………... 53
E. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan sekolah dan Perpustakaan……. 53
F. Fasilitas………... 54
G. Sarana dan Prasarana Fasilitas Sekolah………. 54
H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan……….... 56
I. Kurikulum……… 57
J. Struktur Organisasi……….. 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 59
B. Analisis Data …….……… 64
1. Pengujian Prasyarat Analisis ……… 64
2. Pengujian Hipotesis ………. 66
xvi BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ……… 75
B. Keterbatasan Penelitian……….………. 77
C. Saran - Saran……… 78
DAFTAR PUSTAKA ………... 79
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Lingkungan Belajar
Sisw... 33
Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar Siswa ……... 35
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ……… 35
Tabel 3.4 Skor item variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua … 36 Tabel 3.5 Kisi – Kisi Kuisioner Tingkat Pendapatan Orang Tua 36 Tabel 3.6 Skor item variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua … 37 Tabel 3.7 Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….. 37
Tabel 3.8 Skor Item Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ……. 37
Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar Siswa ... 40
Tabel 3.10 Standar Patokan Penilaian Dengan PAP II ………… 43
Tabel 4.I Daftar Guru dan Karyawan ... 51
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa ... 53
Tabel 5.1.I Lingkungan Belajar Siswa ... 60
Tabel 5.1.2 Prestasi Belajar Siswa ... 61
Tabel 5.1.3 Penilaian Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 61
Tabel 5.1.4 Penilaian Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 61
xviii
Tabel 5.2.1 Hasil Pengujian Normalitas ……….. .. 64
Tabel 5.2.2 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ……….. 65
Tabel 5.2.3 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Tingkat
Pendidikan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel
Bebas Dan Variabel Terikat ……….. 66
Tabel 5.2.4 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Tingkat
Pendapatan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel
Bebas Dan Variabel Terikat ……….. 68
Tabel 5.2.5 Hasil Uji Pengaruh Variabel Dummy (Jenis
Pekarjaan Orang Tua) Terhadap Hubungan Variabel
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner ………. 1
Lampiran II Data Prapenelitian ……… 8
Lampiran III Validitas dan Realiditas ……….... 9
Lampiran IV Data Skorring dan Data Induk ……….. 11
Lampiran V Data Distribusi Frekuensi ………. 26
Lampiran VI Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ……….. 32
LampiranVII Hasil Uji Regresi ………... 34
LampiranVIII Tabel ………... 40
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia bukanlah hal yang mudah untuk
ditentukan ukuran kua ntitasnya. Ukuran kuantitas tersebut umumnya didekati
dengan pencapaian prestasi dalam belajar. Sementara, prestasi belajar dapat
ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar.
Untuk mendapatkan suatu hasil atau prestasi yang baik, maka dalam diri
siswa diperlukam adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas
tertentu. Paling tidak ada dua faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar
untuk memotivasi sema ngat siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern
peserta didik. Faktor intern merupakan faktor- faktor yang berasal atau bersumber dari diri pribadi peserta didik. Faktor intern tersebut meliput: prasyarat belajar, yaitu pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seorang siswa
sebelum dia mengikuti pelajaran berikutnya; kondisi pribadi siswa yang
meliputi kesehatan,dan kecerdasan. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal atau bersmber dari luar pribadi peserta didik. Faktor
ekstern tersebut antara lain meliputi: proses belajar mengajar; fasilitas belajar, lingkungan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga (tingkat pendidikan
Untuk menunjang prestasi belajar siswa maka lingkungan juga turut
berperan aktif. Karena dengan lingkungan belajar yang baik akan menambah
semangat siswa dalam belajar. Lingkungan disini meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan tempat tinggal atau masyarakat dan lingkungan sekolah.
Disini kesadaran orang tua tentang dunia pendidikan sangat diperlukan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang sehat bagi anaknya
Biaya pendidikan yang sangat mahal mengakibatkan para orang tua tidak
mampu menyediakan lingkungan belajar yang mendukung prestasi belajar
siswa, misalnya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Pada
umumnya, pendidikan yang berkualitas identik dengan pendidikan yang
mahal. Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan pendidikan yang
mahal tersebut sebanding dengan timbal balik yang kita dapatkan.
Disamping biaya pendidikan yang tinggi, pendampingan orang tua juga
berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Siswa tidak hanya belajar
di sekolah saja, tetapi juga di rumah. Disitu letak peran penting orang tua
sebagai pendamping anak sangat diperlukan. Dirumah anak bertanya tentang
apapun yang tidak dia mengerti dengan orang tuanya. Nah, apa yang terjadi
apabila oarang tua tidak dapat membimbing anak dan memnyediakan
lingkungan belajar yang sehat hanya dikarenakan tingkat pendidikan orang
tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua tidak
mendukung.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin mengkaji
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua” yang mengambil studi kasus di SMA Stella Duce Bantul
B. Batasan Masalah
Menyadari banyaknya masalah yang dihadapi dalam usaha peningkatan
prestasi belajar siswa, maka dalam penelitian ini penulis membatasi untuk
mengadakan analisis tentang faktor- faktor dari dalam dan dari luar diri siswa
yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Faktor- faktor yang
akan penulis analisis adalah pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua. Dalam penelitian
responden yang dipilih adalah siswa SMA Stella Duce Bantul khususnya
untuk kelas XI dan XII
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan
antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa ?
2. Apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap hubungan
3. Apakah jenis pekarjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara
lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan
penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh
terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar
siswa.
2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh
terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar
siswa.
3. Untuk mengetahui apakah jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap
hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai dasar
pertimbangan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang
diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhya serta bekal
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua 1. Prestasi Belajar
a. Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal
ini berarti, berhasil atau gagalnya tujuan pendidikan tersebut sangat tergantung
dari proses belajar yang dialami siswa, baik ketika mereka berada di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga mereka sendiri (Muhibbin
Syah 1995; 88).
Dari bukunya Roestiyah (1982;149), menurut Lester D.Crow dan Alice Crow, mengatakan bahwa belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar
kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasi ilmu
pengetahuan.
Sedangkan Oemar humalik (1974;4), mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, misalnya semula
semua peubahan dapat disebut belajar, misalnya bayi yang belum bisa
berjalan, perubahan ini terjadi karena kematangan.
Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses kegiatan ya ng merupakan suatu perubahan tingkah laku, namun
demikian tidak semua perubahan tingkah laku bisa disebut belajar.
b. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil suatu kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf ataupun kata yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dapat dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu, Dimyati
(2005;200)
Dalam penelitiannya Liza Jatu (2006:6), Sunarya mengungkapkan bahwa
prestasi belajar adalah suatu perubahan kemampuan yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar dapat
diartikan prestasi umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi mata
pelajaran tertentu.
Menurut Winkel (1993) prestasi belajar secara umum digunakan sebagai
bukti usaha yang dicapai atau bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam
bidang pengetahuan, ketrampilann, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.
Dari pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar
sebagi bukti yang dicapai atau perubahan yang terjadi dalam diri siswa bidang
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai hasil belajar dalam periode
c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi : (Muhibbin Syah 1995; 132)
a) Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa
1. Intelegensi siswa
Secara umum diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat.
2. Sikap siswa
Sikap adalah gejala- gejala internal yang berdimensi afektif yang
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.
3. Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.
4. Minat siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
5. Motivasi siswa
Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu: pertama, motivasi intrinsik
adalah hal atau keadaan yang beasal dari diri siswa itu sendiri yang
yang kedua, adalah motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa yang dapat mendorongnya untuk
melakukan tindakan belajar
6. Keteraturan dan kedisiplinan
Kebiasaan hidup teratur dalam segala hal termasuk dalam perbuatan,
memberi pengaruh yang besar terhadap jalan pikiran seseorang.
Dengan keteraturan dan kedisiplinan seseorang akan mempunyai cara
berpikir yang teratur pula. Dalam hal ini merupakan modal yang
sangat penting dalam menjalankan tugas belajar
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa:
1. Lingkugan sosial
Lingkunga n sosial sekolah seperti: guru, para staf administrasi, dan
teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semagat belajar seorang
siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga temam- teman sepermainan disekitar
perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat- sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan
2. Lingkungan non sosial
Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial siswa adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yan digunakan
siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut mementukan keberhasilan
siswa dalam belajar.
2. Lingkungan Belajar
a. Definisi Lingkungan Belajar
Orang sering menga rtikan lingkungan secara sempit, seolah- olah
lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/ individu. Lingkungan
itu, sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan diluar
individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social cultural.
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar yang memiliki
makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu (Oemar Humalik,
2003;152-153). Faktor lingkungan memegang peranan yang sangat penting
dalam proses belajar siswa, karena siswa hidup dalam masyarakat yang tidak
lepas dari lingkungan. Lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa meliputi:
b. Lingkungan Keluarga
Dikutip oleh Muhibbin Syah (1995; 138), Patterson dan Louber
mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih banyak mempengaruhi
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh pengelolaan keluarga
yang keliru diterapkan oleh orang tua, yaitu kelaleaian orang tua dalam
mengawasi anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal ini, dapat
menyebabkan anak tidak mau belajar dan dapat menyebabkan anak
berperilaku menyimpang.
Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor dari keluarga yang
mempengaruhi belajar siswa, yaitu:
a. Cara Mendidik
Orang tua yang dalam mendidik cenderung memanjakan anak akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi berbagai tantangan. Juga orang tua dalam mendidik anak secara keras, anak cenderung akan menjadi seorang yang penakut.
b. Suasana Keluarga
Hubungan antar keluarga yang kurang intim/dinamis, menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang akan dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak.
c. Pengertian dari Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar hendaknya jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendukungnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga
e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan
Tingkat pendidikan dan kebiasaan anggota keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Anak sedini mungkin perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
c. Lingkungan Sekolah
Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya
pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan sarana
dan prasaran lain yang dapat menunjang pendidikan. Sekolah merupakan
tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh
karena itu, perlu diciptakan lingkungnan sekolah yang dapat mendukung anak
untuk belajar. Menurut Muhibbin Syah (1995;137), guru, para staf
administrasi, dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa. Para guru yang menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suritauladan yang baik dan rajin khusunya dalam hal
belajar, misalnya rajin belajar dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang
positif dalam kegiatan belajar siswa.
Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor- faktor yang mempengaruhi
belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:
a. Interaksi Guru dan Murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa akan merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
b. Cara Penyajian
akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
c. Hubungan Antar Murid
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Hubungan dalam kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing- masing individu tidak tampak. Suasana kelas semacam ini tentu tidak diharapkan. Guru harus mampu membina jiwa/hubungan kelas, agar dapat hidup gotong- royong, saling kebersamaan dalam belajar bersama.
d. Standar Pelajaran diatas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan kemampuan siswa masing- masing.
e. Media Pendidikan
Saat ini banyak sekali jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media dilihat dari jumlah dan kualitasnya.
f. Kurikulum
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar- mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
g. Keadaan Gedung
Keadaan dan jumlah gedung sekolah idealnya sesuai dengan jumlah siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan nyaman. h. Waktu Sekolah
i. Pelaksanaan Disiplin
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan proses belajar kurang disiplin, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Untuk itu proses belajar perlu disiplin, guna mengembangkan motivasi belajar yang kuat.
j. Metode Belajar
Banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Untuk itu perlu pembinaan dari guru. Guru dapat mengambil metode pengajaran yang tepat dalam mengajar agar bisa efektif dan memperoleh hasil yang tepat.
k. Tugas Rumah
Waktu belajar adalah di sekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lain untuk kegiatan lain.
Selain itu yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu kebersihan
lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut
mempengaruhi proses belajar siswa.
d. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Hal ini bararti siswa adalah bagian dari warga
masyarakat. Oleh karena itu, siswa menjalin hubungan dengan anggota
masyarakat lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang
yang lebih tua, ataupun orang yang lebih muda. Faktor- faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa
menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Mass Media
kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.
b. Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
c. Kegiatan lain
Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.
d. Cara hidup lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.
Sementara itu, didalam masyarakat yang lingkungan anak- anaknya
rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin
belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982;163) yang mengatakan
bahwa dilingkungan yang anak- anaknya rajin belajar, kemungkian besar anak
akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu
jika mempunyai prestasi yang rendah, jika teman- teman disekitarnya
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, anak akan berusaha
belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman- teman yang lain. Apabila
teman disekitarnya tersebut teman sekelasnya, maka mereka bisa belajar
bersama. Belajar bersama disini, dimaksudkan agar ketinggalan dalam
mengikiti pelajaran dikelas dapat diatasi.
Menurut Muhibbin Syah (1995; 138), bahwa kondisi masyarakat
pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi
masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati- hati dalam pergaulannya,
anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar.
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya
.pendidikan pada umumnya meliputi seluruh kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pribadi individu, ditinjau dari banyak segi, yaitu mulai dari
sejak dini hingga akhir hayat.
Menurut Driyarkara (1980,32) pendidikan adalah asasi dalam kehidupan
manusia. Kita dapat mengatakan, bahwa dimana ada kehidupan manusia,
bagaimanapun juga disitu pasti ada pendidikan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkna bahwa pendidikan
seseorang dapat diperoleh dari pengalaman hidupnya dari sejak masih bayi
hingga akhir hayatnya.
Ada bermacam- macam bentuk pendidikan dengan sifat yang berbeda
pula. Menurut Drs. Soelaiman Joesoef (1992:65) pendidikan dapat
digolongkan dalam:
a.Pendidikan formal
Pendidikan yang dilaksanakan secara sistimatis, berencana, berurutan dan
dilaksanakan dengan situasi belajar yang secara khusus bercirikan adanya
interaksi langsung antar pendidik dan anak didik serta dengan sarana dan
b.Pendidikan informal
Yaitu pendiddikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari
dengan sadar atau tidak disadari, sejak seseorang lahir sampai mati di dalam
keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari- hari.
c.Pendidikan non- formal
Adalah pendidikan yang teratur, dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu
mengikuti peraturan ynag ketat dan tetap
Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal
adalah pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah mulai dari SD, SMP,
SMA sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan informal yaitu pendid ikan yang
diperoleh dari pengalaman hidup, sedangkan pendidikan non-formal
diperoleh dri kelompok belajar seperti lembaga pendidikan.
Mubyanto (1988) mengatakan tingkat pendiddikan adalah pendidikan
yang telah dicapai atau pernah ditempuh seseorang di lembaga pendidikan
formal.
Sedangkan tingkat pendidikan orang tua adalah tingkatan pendidikan
yang terakhir ditempuh atau dicapai oleh ayah dan ibu di lembaga
pendidikan formal. Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi
minat siswa untuk lebih giat belajar, karena semakin tinggi pendidikan
orang tua pengetahuannya juga semakin luas dan itu dapat memotivasi siswa
untuk meraih lebih dari yang dicapai oleh orang tua. Sebaliknya jika
pendidikan orang tua rendah, akan membatasi pengalaman belajarnya,
tua yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit untuk membantu anaknya
di dalam belajar, dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya terbatas
4. Tingkat Pendapatan Orang tua
Pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua dalam
membiayai sekolah dan kemampuan menyediakan fasilitas- fasilitas
pendidikan yang diperlukan anak.
San .S. hutabarat (1978:92) menyatakan penghasilan atau pendapatan
adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu Pendapatan
orang tua berdampak kepada kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah
dan kemampuan menyediakan fasilitas- fasilitas pendidikan yang diperlukan
anak.
Menurut Gerungan (1967:182) pendapatan orang tua yang berpengaruh
terhadap keadaan sosio ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak- anak, apabila kita pikirkan bahwa dengan adanya
perekonomian yang cukup, lingkungan materiil yang dihadapi anak dalam
keluarga itu lebih luas, ia dapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang tidak ia kembangkan
apabila tidak ada ala t-alatnya.
Mulyonio (1982;92-93), mengemukakan pendapatan dan penerimaan
keluarga dapat bebentuk:
1. Pendapatan berupa uang, adalah segala penghasilan berupa uang yang
dan upah, dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi seperti
tabungan dan pensiun.
2. Pendapatan berupa barang, adalah segala pendapatan yang sifatnya regular
akan tetapi selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk
barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan dan lain-
lain.
3. Lain- lain penerimaan barang dan jasa, adalah segala sesuatu penerimaan
bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya, penjualan barang yang dipakai,
pinjaman uang hasil undian dan penagihan piutang.
5. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Menurut Moenir pekerjaan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan/
perbuatan tetap yang dilakukan oleh seseorang yang akan menghasilkan
sesuatu yang dinikmati, baik langsung maupun tidak langsung, baik hasil itu
berupa barang atau jasa.
Sedangkan yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Pekerjaan
dibedakan menjadi dua jenis (Biro Pengembangan Sosial Budya II:12)
1. Pekerjaaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis peerjaan yang dimiliki oleh seseorang
sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi
penghasilan dari pekerjaan pokok ini belum mencukupi untuk kepeluan
hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar
penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan sampingan.
2. Pekerjaan sampingan atau sambilan
Pekerjaan sampingan adalah yang dimiliki atau dilakukan olek seseorang
sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan
guna mamenuhi kebutuhan hidup seharu- harinya. Sifat dari pekerjaan ini
adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan in sama halnya dengan
pekejaan pokok yaitu tidaklah sama untuk maing- masaing orang.
Spillane (1982;14) membedakan pekerjaan menjadi 4 golongan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan dasar penggolongan Splline yang sudah
dimodifikasi. Golongan tersebut yaitu:
Golongan Jenis pekerjaan
A Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung
B Petani, pengrajin, tukang
C Guru, wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter
D Direktur, menejer, camat, bupati
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitiannya Alfonsa Mintarti yang berjudul “Hubungan Antara
Motivasi Belajar Siswa Dan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar
Ekonomi”, yang mengambil studi kasus di SMA Sang Timur, menarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa
Sedangkan menurut penelitian Sisilia Sriyani.2004, yang berjudul Pengaruh
Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, Bimbingan
Orang Tua dan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Mengambil kesimpulan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Tingkat
Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, Bimbingan Orang Tua
dan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Suryabrata (1988) mengatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi proses
dan prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa”. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis,
sedangkan faktor dari luar meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat
hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar
dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan
masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat
menghambat perkembangan siswa itu sendiri.
Dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dari beberapa faktor
merupakan faktor yang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak
terlepas dari adanya bahwa partisipasi orang tua berperan dalam pembentukan
sikap siswa dan prestasi yang cukup dan berkualitas serta sikap yang
demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat meningkatkan keinginan
untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Setiap orang tua memberikan partisipasi dalam kegiatan belajar
anak-anaknya dengan cara yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut
disebabkan karena latar belakang keluarga yang berbeda pula. Latar belakang
yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,
tingkat sosial ekonomi orang tua, wawasan orang tua, dan komunikasi antara
orang tua dengan anaknya. Dari beberapa latar belakang tersebut, pendidikan
orang tua merupakan faktor yang biasanya dapat mempengaruhi partisipasi
mereka terhadap anaknya, sehingga secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh pula terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa
Dengan demikian lingkungan belajar yang dapat mendukung prestasi
belajar siswa adalah lingkungan belajar yang dipengaruhi dengan tingkat
pendidikan orang tua sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang
dapat mendukung dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Salah satu bentuk lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah lingkungan keluarga. Karena di lingkungan keluarga itu
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pestasi belajar siswa. Orang tua yang
dapat menyediakan lingkungan belajar yang dibutuhkan anak untuk
menunjang prestasi belajar, pastinya merupakan salah satu faktor penting
untuk meningkatkatkan prestasi belajar.
Lingkungan belajar yang dapat diciptakan keluarga untuk meningkatkan
prestasi belajar anak adalah diantaranya menyediakan fasilitas yang
diperlukan dan memberikan tempat pendidikan yang berkualitas. Untuk
menyediakan itu semua memang tidak mudah, dan tidak murah. Semua itu
dipengaruhi oleh tingkat ekonomi atau pendapatan orang tua.
Pengeluaran tiap-tiap keluarga berbeda-beda. Besarnya jumlah
pengeluaran keluarga tergantung dari beberapa faktor, antara lain jumlah
pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan yang ditempuh
dalam anggota keluarga dan status sosialnya.
Bagi keluarga yang tingkat pendapatannya tinggi, biaya pendidikan anak
bukan merupakan suatu hal yang sulit. Maka segala fasilitas belajar yang
diperlukan demi terciptanya prestasi yang tinggi dapat dengan mudah
terpenuhi. Sehinnga mereka dapat belajar dengan nyaman dan pasti juga dapat
belajar di sekolah yang berkualitas, sehingga dapat membantu proses
perkembangan prestasi belajar siswa.
. Akan tetapi, bagi keluarga yang tingkat pendapatannya rendah, pendidikan
anak merupakan pengeluaran yang perlu dipikirkan dan itu menjadi masalah
yang sangat berat. Apalagi dimasa sekarang ini, biaya pendidikan semakin
belajar mungkin saja tidak akan tersedia dan hal itu dapat mempengaruhi
perkembangan prestasi belajar siswa. Karena orang tua tidak dapat
memberikan lingkungan belajar yang dapat mendukung prstasi belajar siswa,
itu menyebabakan proses perkembangan prestasi belajar siswa menjadi
rendah.
Tingkat pendapatan orang tua mempengaruhi terciptanya lingkungan
belajar dengan prestasi belajar. Dimana tingkat pendapatan orang tua
menentukan bagaimana lingkungan belajar siswa yang dapat mendukung
peningkatan prestasi belajar siswa
3. Pengaruh jenis pekarjaan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi semangat siswa untuk berprestasi. Dengan lingkungan belajar
yang sesuai dan mendukung proses belajar akan membantu siswa untuk
belajar dan terus berprestasi. Keluarga merupakan salah satu bentuk
lingkungan belajar. Dalam hal ini peran orang tua untuk menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman dan juga perhatian orang tua sangat
diperlukan sehingga dapat mendukung prestasi belajar siswa.
Orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan
cara membimbing, memberikan perhatian dan mengawasi anak belajar.
Seorang anak pasti akan merasa nyaman jika orang tua selalu membimbing
dan mengawasi anak didalam lingkungan belajar. Hal itu dapat memompa
apabila orang tua mempunyai waktu yang cukup dan kesadaran akan
pentingnya pendidikan. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dapat dilihat dari jenis pekerjaan orang tua, misalnya, jam kerja atau bidang
pekerjaannya.
Jika orang tua mempunyai pekerjaan dengan jam kerja yang panjang dan
tidak peduli dengan pendidikan maka mereka tidak dapat membimbing dan
mengawasi anak dalam bergaul, sehingga lingkungan belajarnya menjadi tidak
terkontrol dan prestasi belajarnya pun semakin rendah. Apalagi dalam usia
anak SMA, mereka cenderung ingin bebas tidak mau banyak aturan. Dengan
kesibukan orang tua dalam bekerja dan kesadaran pendidikan yang kurang
menyebabkan mereka tidak ada waktu dan perhatian yang cukup untuk
memperhatikan lingkungan belajar anak, sehingga dapat menyebabkan
menurunnya prestasi belajar anak
Jenis pekerjaan orang tua mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya
lingkungan belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dimana
jenis pekerjaan orang tua berperan didalam menciptakan lingkungan belajar
yang dapat mendukung dan meningkatkan perkembangan prestasi belajar
D. Paradigma Penelitian
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan, tetapi kesimpulan tersebut belum final,
masih harus dibuktikan kebenarannya. hipotesis dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara
lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
2. Tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara
lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
3. Jenis pekarjaan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara
lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Lingkungan
Belajar siswa
Prestasi Belajar Siswa
Tingkat Pendapatan
Orang Tua Tingkat
Pendidikan Orang Tua
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu merupakan suatu jenis
penelitian mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua dan jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara lingkungan
belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Obyek siswa yang terbatas, sehingga
kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada obyek yang diteliti dan tidak
berlaku untuk umum (Consuelo, 1993;72-73)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Stella Duce Bantul, penelitian dilakukan
pada bulan Agustus 2008
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Ba ntul.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah:
a. Lingkungan belajar siswa
c. Tingkat pendidikan orang tua
d. Tingkat pendapatan orang tua
e. Jenis pekerjaan orang tua
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut (Suharsimi Arikumto,1991:102), populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain.
Perbedaan itu disebabkan karena adanya kearakteristik yang berlainan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Stella Duce Bantul.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul yang
berjumlah 96 siswa. Siswa kelas XI dan XII dipilih sebagai sampel dengan
pertimbangan bahwa siswa kelas XI dan XII sudah beradaptasi dengan
lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat
menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi
belajarnya.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor
yang lain. Dalam penelitian ini variabel bebas tersebut adalah lingkungan
belajar siswa (X)
b. Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor
di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya
variabel yang lain, variabel terikat tersebut yaitu prestasi belajar siswa (Y).
c. Variabel moderator adalah sejumlah gejala dengan berbagi unsur atau
faktor di dalamnya, yang harus dikendalikan agar tidak mempengaruhi
atau dapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel moderatornya yaitu:
1. Tingkat pendidikan orang tua (D1)
2. Tingkat pendapatan orang tua (D2)
3. Jenis pekerjaan orang tua (D3)
2. Definisi dan Pengukuran variabel
a) Variabel bebas (lingkungan belajar)
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di dalam
maupun diluar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Faktor faktor yang mempengaruhi lingkungan belajar yaitu: lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan belajar di keluarga yaitu lingkungan dimana siswa
dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan
tercapai. Indikator lingkungan belajar di keluarga terdiri dari cara
mendidik orang tua, suasana keluraga, dan perhatian orang tua terhadap
Lingkungan sekolah merupakan tempat siswa mempelajari materi
pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang
benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar. Indikator lingkungan
belajar di sekolah yang terdiri dari interaksi guru dan murid, sarana
prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar dan lingkungan yang
kondusif untuk belajar
Lingkungan masyarakat adalah tempat dimana siswa menjalin
hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang
berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan
mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Indikator lingkungan
belajar di masyarakat yang terdiri dari mass media, teman bergaul,
kegiatan- kegiatan lain di masyarakat dan cara hidup lingkungan sekitar
b) Variabel terikat (prestasi belajar)
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah
melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Prestasi belajar diukur
berdasarkan nilai rata-rata rapor semester II, kelas X dan XI SMA Stella
Duce Bantul.
c) Variabel moderator
1. Tingkat pendidikan orang tua (D1)
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi
adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya misalnya; SD, SLTP,
SMA, Diploma, Sarjana Muda atau Sarjana.
2. Tingkat pendapatan orang tua (D2)
Tingkat pendapatan orang tua adalah setiap hasil yang diperoleh
dari kegiatan usaha tertentu. Pendapatan orang tua berdampak kepada
kemampuan orang tua untuk membiayai sekolah dan kemampuan
menyediakan fasilitas- fasilitas pendidikan yang diperlukan anak.
3. Jenis pekerjaan orang tua (D3)
Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam penelitian ini jenis
pekerjaan dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:
Golongan Jenis Pekerjaan
A = B = C = D =
Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung Petani, pengrajin, tukang
Guru, Wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter Direktur, menejer, camat, bupati
F. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Dokumentasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1991:131), metode dokumentasi adalah
metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar. Sebagai pedomannya
adalah nilai yang tertera pada rapor siswa untuk semester II. Nilai tersebut
dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
2. Wawancara
Menurut (Hadari Nawawi,1991;98) metode wawancara adalah alat yang
dipergunakan dalam komunikasi yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan
yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan
data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.
3. Kuisioner
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal
yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1997; 140). Isi kuisioner ini yaitu bagian
pegantar dan petunjuk pengisian; identitas siswa, tingkat pendidikan orang
tua, tingkat pendapatan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua; dan,
lingkungan belajar siswa.
Data tentang variabel bebas (lingkungan belajar siswa), dan variabel
moderator (tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan
jenis pekerjaan orang tua), diperoleh melalui jawaban kuisioner yang berupa
daftar pertanyaan. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya
sendiri dan hanya memilih jawaban yang sudah tersedia. Berikut ini tabel kisi
a. Variabel bebas (lingkungan belajar)
Tabel 3.1
Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Lingkungan Belajar Siswa
Nomor item Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator
+ -
Kewajiban orang tua mendidik anaknya sebagai pelajar
2 19
1. Cara mendidik
orang tua
Dorongan dan semangat dari orang tua
1 30
2. Suasana keluarga
Kebiasaan dalam keluarga 6, 7 20
Orang tua selalu memperhatikan proses belajar di rumah
31 9
3. Pengertian orang tua
Orang tua selalu menanyakan hasil belajar dari sekolah
11 32
Pemberian uang saku 18
4. Keadaan sosial ekonomi keluarga
Penghasilan orang tua 17 21
Lingkungan belajar di keluarga
5. Latar belakang kebudayaan keluarga
Tingkat pendidikan orang tua
35 16
1. Interaksi guru dengan murid
Bertanya kepada guru 13 34
Lingkungan Belajar di
Sekolah 2. Cara penyajian
guru
Penyajian guru yang menarik
3. Hubungan antar murid
Membentuk kelompok belajar
12
4. Waktu sekolah Penggunaan waktu di
sekolah 22 5. Media pendidikan Penggunaan fasilitas sekolah 5 6. Pelaksanaan disiplin di sekolah
Menaati peraturan di sekolah
24
Kondisi sekolah yang bersih.
25
Kondisi sekolah yang tenang
29
7. Keadaan
gedung
Kondisi sekolah yang rapi 27
8. Metode belajar Menggunakan metode
belajar yang variatif
26
9. Tugas rumah Mengerjakan tugas dengan
tidak malas
28
1. Mass media
yang ada di masyarakat
Menambah wawasan yang luas
4
Dapat mengatur waktu dalam bermain dan belajar.
15 2. Teman bergaul
Membatasi dalam pergaulan terhadap teman-teman
8
3. Kegiatan-kegiatan di masyarakat
Olah raga, kesenian, gotong royong, kegiatan kaum muda yang lain
14 Lingkungan
Belajar di Masyarakat
4. Cara hidup di
lingkungan
Suasana lingkungan masyarakat
masyarakat Adanya jam belajar masyarakat
10 33
Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan
masing-masing item pernyataan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor Item Variabel Lingkungan Belajar Siswa Skor
Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
b. Variabel moderator
1) Tingkat pendapatan orang tua
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
No Dimensi Indikator Item
1 Tingkat pendidikan
orang tua
1. Pendidikan terakhir ayah
2. Pendidikan terakhir ibu
1
1
Total 2
Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan
tinggi dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk
pernyataan kategori rendah diberi skor 0
Tabel 3.4
Skor item variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Jawaban Kategori Skor
SD s/d SLTP
SMA s/d Perguruan Tinggi
Rendah Tinggi
0 1
2) Tingkat pendapatan orang tua
Tabel 3.5
Kisi – Kisi Kuisioner Tingkat Pendapatan Orang Tua
No Dimensi Indikator Item
1 Tingkat pendapatan
orang tua
1. Jumlah pendapatan ayah
per bulan
2. Jumlah pendapatan ibu per bulan
1
1
Total 2
Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan
masing-masing item pernyataan diukur dengan dua pilihan kategori yaitu tinggi
dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk pernyataan
Tabel 3.6
Skor item variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua
Jawaban Kategori Skor
Pendapatan < Rp 1.000.000,00 Pendapatan > Rp 1.000.000,00
Rendah Tinggi
0 1
3) Jenis pekerjaan orang tua
Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi 4
golongan dan masing- masing diberi skor sebagai berikut
Tabel 3.7
Kisi – Kisi Kuisioner Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Dimensi Indikator Item
1 Penggolongan jenis
pekerjaan
1. Pekerjaan pokok
ayah
2. Pekerjaan pokok ibu
1 1
Total 2
Indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuesioner dan
masing-masing item pernyataan diukur dengan dua pilihan kategori yaitu tinggi
dan rendah. Untuk kategori tinggi diberi skor 1, dan untuk pernyataan
kategori rendah diberi skor 0
Tabel 3.8
Skor Item Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jawaban Kategori Skor
Golongan C dan D Tinggi 1
Keterangan
Golongan Jenis Pekerjaan
A B C D
Buruh tani, buruh bangunan, tukang becak, pemulung Petani , pengrajin, tukang
Guru, Wiraswasta, TNI/ POLRI, PNS non guru, dosen, dokter Direktur, menejer, camat, bupati
G. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan
reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang
keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang
sebenarnya.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua prasyarat penting yaitu valid
dan reliable
1. Validitas
Validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat
ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya dari apa yang diukur. Rumus
yang dapat digunakan untuk menguji validitas suatu instrumen adalah korelasi
product Moment (Suharsimi Arikunto,1997:256)
r
xy =(
{
∑
−∑
∑
) }
∑ ∑
{
∑
−(
∑
) }
− 2 2 2 22 x nn y y
Keterangan:
r : koefisien korelasi Product moment, uji satu arah dengan taraf signifikan α =5%
X :Jumlah altermatif jawaban yang dipilih responden dari setiap butir
pertanyaaan
Y :Jumlah total seluruh alternatif jawaban pada keseluruhan
pertanyaan yang dipilih oleh seluruh responden
n : jumlah sampel
Butir soal dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r hitung) bernilai
positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%.
Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r
hitung) lebih kecil dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%. Pelaksanaan
perhitungan validitas butir soal pada penelitian ini menggunakan SPSS 13. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0,312
pada taraf signifikan 5%, N=40, dan df sebesar N-2 yaitu 40-2 = 38
Hasil Uji Validitas dilakukan terhadap item- item pernyataan variabel
lingkungan belajar siswa. Uji validitas ini dilakukan untuk 35 butir pernyataan
lingkungan belajar siswa. Rangkuman uji validitas untuk lingkungan belajar
Tabel 3.9
Rangkuman Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar Siswa Butir soal Korelasi dengan
Koreksi
Status r tabel
1 0,511 Valid 0,312
2 0,524 Valid 0,312
3 0,397 Valid 0,312
4 0,466 Valid 0,312
5 0,450 Valid 0,312
6 0,782 Valid 0,312
7 0,524 Valid 0,312
8 0,416 Valid 0,312
9 0,524 Valid 0,312
10 0,680 Valid 0,312
11 0,628 Valid 0,312
12 0,782 Valid 0,312
13 0,413 Valid 0,312
14 0,450 Valid 0,312
15 0,466 Valid 0,312
16 0,679 Valid 0,312
17 0,466 Valid 0,312
18 0,384 Valid 0,312
19 0,680 Valid 0,312
20 0,782 Valid 0,312
21 0,543 Valid 0,312
22 0,458 Valid 0,312
23 0,384 Valid 0,312
24 0,547 Valid 0,312
26 0,580 Valid 0,312
27 0,782 Valid 0,312
28 0,466 Valid 0,312
29 0,547 Valid 0,312
30 0,524 Valid 0,312
31 0,557 Valid 0,312
32 0,458 Valid 0,312
33 0,392 Valid 0,312
34 0,384 Valid 0,312
35 0,580 Valid 0,312
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Instrumen yang reliabel dapat juga
dikatakan sebagai instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama menghasilkan hasil yang sama pula.
. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi Arikunto, 1997:193).
− − =
∑
1 b 1 1 2 2 1 1 σ σ k k r Keterangan:r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir soal
b
2
∑
σ = jumlah varian butir1
2
Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara
koefisien nilai alpha yang berasal dari pengujian reliabilitas variabel yang
diteliti dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari
0,60, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel (dapat dipercaya) atau
handal. Sebaliknya, jika nilai kofisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka
kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel atau tidak handal (Nunnally, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006:41). Hasil uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan berdasarkan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan
program SPSS for Windows Versi 13. Dari 35 pertanyaan pada variabel
lingkungan belajar siswa ini diperoleh nilai koefisien korelasi (rtt) sebesar
0,934. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai
koefisien korelasi dengan 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari pada 0,60 (0,934 > 0,60) (lampiran III, hal
10). Ini berarti bahwa kuesioner variabel lingkungan belajar siswa dapat
dikatakan handal.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, maka
teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif atau
analisis statistik. Dalam penelitian ini hasil pengolahan dan anlisis data
dengan teknik statistik dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dipergunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
karakteristik yang ada pada orang tua yaitu tingkat