• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh motivasi belajar, pendapatan orang tua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh motivasi belajar, pendapatan orang tua"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, PENDAPATAN ORANG TUA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN TEMAN

SEBAYA TERHADAP MINAT SIWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA

KELAS XI IPS DI SMA N 6 PADANG

E-JURNAL

Oleh :

LISA ANUGRAH 12090288

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

(2)
(3)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, PENDAPATAN ORANG TUA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN TEMAN

SEBAYA TERHADAP MINAT SIWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA

KELAS XI IPS DI SMA N 6 PADANG

Oleh : Lisa Anugrah1

Lovelly Dwinda Dahen,S.Pd.,M.E2, Alfattory Rheza Syahrul,SE.,MM3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

STKIP-PGRI Sumatera Barat

2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat

Email :lisa.anugrah@ymail.com

Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada kelas XI IPS di SMA N 6 Padang. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,250 dan thitung sebesar 9,667 > ttabel sebesar 1,662 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 (2) Pendapatan orang tua berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada kelas XI IPS di SMA N 6 Padang. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,087 dan thitung sebesar 3,844 > ttabel sebesar 1,291 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 (3) Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada kelas XI IPS di SMA N 6 Padang. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,066 dan thitung sebesar 2,055 > ttabel sebesar 1,291 sedangkan nilai signifikan 0,043 < 0,05 (4) Lingkungan teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada kelas XI IPS di SMA N 6 Padang.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,290 dan thitung sebesar 6,898 > ttabel sebesar 1,291 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 (5) Motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung sebesar 69,788 > Ftabel

sebesar 2,32 dan nilai signifikan 0,002 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, ABSTRACT

The results of data analysis showed that (1) learning motivation significantly influence the interest of the students to continue their studies to university in class XI IPS in SMA N 6 Padang. This is evidenced by the value of the regression coefficient of 0.250 and 9.667 thitung> ttable 1,662 0,000 whereas significant value <0.05 (2) income parents significantly influence the interest of the students to continue their studies to university in class XI IPS in SMA N 6 Padang , This is evidenced by the value of regression coefficient of 0.087 and 3.844 thitung> ttable 1,291 0,000 whereas significant value <0.05 (3) Family environment significantly influence the interest of the students to continue their studies to university in class XI IPS in SMA N 6 Padang. This is evidenced by the value of regression coefficient of 0.066 and 2.055 thitung> ttable 1,291 whereas significant value 0.043 <0.05 (4) Environmental peers significantly influence the interest of the students to continue their studies to university in class XI IPS in SMA N 6 Padang , This is evidenced by the value of regression coefficient of 0.290 and 6.898 thitung> ttable 1,291 0,000 whereas significant value <0.05 (5) learning motivation, parental income, family environment and peer environment together significant effect on student interest continue their studies to university. This is evidenced by Fhitung 69.788> Ftabel significant values of 2.32 and 0.002 <0.05. This means that H0 rejected and Ha accepted,

(4)

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini generasi muda diharuskan memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Seseorang harus memiliki kualitas yang baik dalam segala aspek karena semakin tingginya tuntutan dan persaingan dunia kerja yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia salah satunya melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang akan membantu dalam kemajuan negara.

Melanjutkan ke perguruan tinggi diawali dari adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya minat dalam diri individu akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dan partisipasi didalamnya. Begitu juga dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi,minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan mendorong mereka untuk berusaha memasuki perguruan tinggi karena mereka ingin mengembangkan ilmu pengetahuan.

Minat menurut para pakar memiliki definisi yang berberda-beda. Dalyono (2005:56) mendefinisikan minat sebagai sebuah modal besar bagi seseorang untuk mendapatkan tujuan yang dicita-citakan.

Menurut Sardiman (2011:76) minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan mengakibatkan minatnya sejauh apa yang dilihat dari sikap seseorang yang mulai menaruh perhatian pada suatu hal yang menjadi keinginan dan kegemarannya.

Berdasarkan observasi awal peneliti lakukan pada 15 Maret 2016 dengan mengamati fenomena yang terjadi di SMA Negeri 6 Padang pada kelas XI IPS serta menyebarkan 20 angket kepada siswa, terlihat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1

Mengenai Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Kelas XI IPS di SMA N 6 Padang

NO Peryataan Ya Tidak

% %

1 Saya senang masuk Perguruan Tinggi karena nantinya

memiliki masa depan yang cerah 11 55 9 45

2

Saya memiliki keinginan dari dalam diri saya sendiri

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi 10 50 10 50 3

Saya mencari tahu tentang jurusan yang saya minati

melalui internet 4 20 16 80

4 Saya mempunyai cita-cita melanjutkan studi ke

perguruan tinggi 9 45 11 55

5 Walaupun orang tua saya tidak mampu saya akan tetap

berusaha untuk melanjutkan ke Peruruan Tinggi 3 15 17 85 6 Saya selalu belajar dengan giat agar dapat masuk di

Perguruan tinggi yang memiliki kualitas bagus 8 40 12 60

Total 45 37,5 75 62,5

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2016 Dari hasil observasi seperti yang

tergambar di dalam tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa minat siswa melanjutkan

studi ke perguruan tinggi masih rendah itu terlihat dengan 37,5% atau 45 siswa SMA Negeri 6 Padang yang berminat

(5)

melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Sejalan dengan data siswa kelas XII 4 tahun terakhir yang diterima di perguruan tinggi menunjukan sebagai berikut.

Tabel 2

Data Siswa Kelas XII di SMA N 6 Padang yang Lulus SNMPTN

No Tahun

Ajaran

Kelas XII

%

IPA % IPS %

1. 2012 / 2013 23 14,3 3 2,3 26 9

2. 2013 /2014 20 12,5 8 6,2 28 9,7

3. 2014 / 2015 32 20 14 10,9 46 15,9

4. 2015 / 2016 12 7,5 9 7,03 21 7,3

Total 87 13,6 34 6,6 121 10,5

Sumber : TU SMA Negeri 6 Padang Dari Tabel 2 diketahui siswa yang diterima di perguruan tinggi mengalami berfluktuasi dari tahun 2012 - 2016. Tabel diatas menunjukkan rata-rata 10,5% atau 121 siswa yang diterima diperguruan tinggi diduga minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi masih rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi diantaranya motivasi belajar. Menurut Mc.Donald dalam Sardiman (2011:73) motivasi dapat diartikan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan sehingga untuk menumbuhkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, siswa membutuhkan dorongan dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih kurang baik pada saat proses belajar mengajar, sehingga siswa masih banyak yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hanya 44 orang siswa dengan persentase 27,5% yang memiliki motivasi belajar yang baik, selebihnya dipengaruhi oleh faktor dari luar yaitu teman .

Hal serupa juga disampaikan oleh guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi,bahwa siswa kelas XI IPS kurang aktif dalam belajar mengajar. Hal ini ditunjukan dengan sikap siswa yang sering ribut dikelas,mengobrol dengan teman- teman. Bila siswa diberi latihan soal yang

sulit,siswa tidak mengerjakan soal tersebut dan tidak termotivikasi untuk mencari penyelesaian,siswa lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal tersebut. Selain motivasi belajar, pendapatan orang tua pun juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulan rata-rata pendapatan orang tua siswa per bulan masih termasuk kategori sedang dengan 45,31% atau 58 dari 128 siswa.

Masalah pendapatan dari orang tua pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi orang tua untuk menentukan alternatif pilihan terhadap kelanjutan sekolah anak- anaknya. Hal ini dikarenakan biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tidak sedikit dan bagi siswa yang pendapatan orang tua rendah akan merasa keberatan.

Apalagi ditambah naiknya biaya pendidikan di perguruan tinggi yang mana dari tahun ke tahun seringkali membuat orang tua tidak mampu untuk menyediakan dana studi tersebut.

Lingkungan keluarga adalah salah satu factor ekternal yang dapat mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Berdasarkan tabel diatas lingkungan keluarga siswa SMA Negeri 6 Padang kurang bagus itu terlihat dengan tabel 5 diatas sebesar 68 siswa atau 42,5% siswa

(6)

memiliki lingkungan keluarga yang baik dan selebihnya 92 siswa atau 57,5% tidak dikarenakan kurangnya perhatian orang tua saat anak belajar dan lingkungan tempat tinggal yang ramai sehingga menjadi kendala bagi anak untuk belajar. Dengan keadaan tersebut lingkungan keluarga dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa dirumah. Lingkungan keluarga merupakan tempat seseorang anak di didik dari awal dia lahir dan perkembangannya akandipengaruhi oleh bagaimana lingkungan keluarga tersebut mempengaruhi psikologisnya, karena dari lingkungan keluarga pula mereka akan belajar pada lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

Hurlock (2006:221) juga berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi remaja adalah sikap teman sebaya yang berorientasi sekolah atau bekerja. Faktor teman sebaya sangat mempengaruhi keputusan yang diambil seseorang akan masa depannya. Apabila teman – teman sebaya lebih berorientasi kepada sekolah (melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi), maka siswa tersebut akan berminat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi begitupun sebaliknya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dapat diketahui pengaruh lingkungan teman sebaya sangat besar itu terbukti dengan 76 siswa atau 63,3% siswa dipengaruhi oleh teman sebaya dalam proses belajar. Dengan keadaan tersebut lingkungan teman sebaya dapat mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

KAJIAN PUSTAKA

a. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Menurut Djaali (2012:121) mengatakan bahwa “Minat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lain, diwujudkan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas”. Dengan demikian setiap kegiatan yang dilakukan dengan minat yang kuat maka akan cenderung dilakukan dengan rasa suka dan keterikatan sehingga dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut

Menurut Syah (2012:155) “Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa. Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap perguruan tinggi yang akan mereka pilih.

b. Motivasi Belajar

Menurut Syaodih (2007:61) merupakan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Sardiman (2011:73) dalam kegiatan belajar pengertian motivasi adalah, “Keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.

c. Pendapatan Orang Tua

Menurut Mardiasmo (2009:133) mengatakan bahwa “Pendapatan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun”.

Sedangkan Maftukhah (2007:47) mengemukakan bahwa pendapatan orang tua adalah penghasilan orang tua siswa berupa uang yang diterima sebagai balas

(7)

jasa dengan dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal dalam satu bulan dalam satuan rupiah.

d. Lingkungan Keluarga

Hamalik (2008:195) menjelaskan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan keluarga menurut Hasbullah (2012:38) adalah lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan.Juga dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga didikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

e. Lingkungan Teman Sebaya Menurut Ihsan (2005:78) dalam dunia pendidikan lingkungan merupakan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan teman sebaya merupakan unit sosial yang terdiri dari beberapa orang yang berkumpul dan berinteraksi yang mempunyai umur yang relatif sama yang memiliki kepentingan bersama dan mempunyai suatu norma yang dibuat dan dipatuhi secara bersama.

Lingkungan teman sebaya akan memberikan pengaruh terhadap anak, jika berteman dengan anak yang nakal dan bandel tentu saja akan terpengaruh terhadap sikap anak, sebaliknya jika teman sebaya memiliki sikap yang baik dan rajin maka anak akan bersikap baik dan rajin.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Menurut Arikunto (2010:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendiskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2010:239) menjelaskan bahwa

metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel dan apabila ada, berapa erat hubungannya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Padang yang beralamat di Jln. Sutan Syahril No 11 Kelurahan Mata Air, Kecamatan Padang Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 di kelas XI IPS.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Padang. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel, yaitu rumus Slovin Sangadji dan Sopiah (2010:189). Dari rumus slovin dengan menggunakan nilai kritis 5% dari jumlah populasi 128 maka sampel yang dibutuhkan adalah 96 orang. Sampel ini diambil secara acak dari ke empat (4) lokal yang mengikuti pelajaran Ekonomi. Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala yang berhubungan dengan peryataan atau sikap seseorang terhadap sesuatu dengan interval penilaian untuk setiap jawaban responden 1-5.

Teknik Analisa Data 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Induktif 3. Uji Asumsi Klasik 4. Model Regresi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan regresi, yaitu : Y= α+ b1 X1+ b2X2+

b3X3+ b4X4+ e Dimana :

Y = Minat Siswa

Melanjutkan Studi

a = Konstanta

X1 = Motivasi Belajar X2 = Pendapatan Orang Tua X3 = Lingkungan Keluarga X4 = Lingkungan Teman Sebaya

(8)

b1,b2,b3,b4 = Koofesien regresi X1, X2, X3 dan X4

e = Kesalahan Pengganda (error)

Tabel 3

Kisi-Kisi Penyusunan Angket Penelitian

No Variabel Indikator Jumlah item

+ -

1 Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

a. Adanya perasaan senang 1,2 3

b. Adanya ketertarikan 4 5

c. Adanya perhatian 7 6

d. Adanya kemauan 8,9,10

2 Motivasi Belajar

a. Tekun menghadapi tugas 1 2,3

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak

putus asa) 4,5 6

c. Adanya usaha mencapai tujuan 7,9 8 d. Mengwujudkan minat terhadap

bermacam-macam masalah 10 11

e. Cepat merasa bosan dengan tugas

yang rutin 13 12,14

f. Dapat mempertahankan

pendapatnya 16,17 15

g. Lebih senang bekerja mandiri 19 18 h. Suka mencari masalah dan

memecahkan soal-soal pelajaran 20,21,22 3 Pendapatan Orang Tua

a. Jumlah rata-rata pendapatan

orang tua 1

b. Pekerjaan orang tua 2

4 Lingkungan Keluarga

a. Keadaan fisik 1,2,3

b. Sarana dan prasarana belajar

yang ada 4,5 6

c. Suasana dalam rumah 7 8

d. Suasana dilingkungan sekitar

rumah 9 10,11

e. Keutuhan keluarga 12,13

f. Iklim psikologis 14,15

g. Iklim belajar 16,17,18

h. Hubungan antar anggota keluarga 19,20,21

5 Lingkungn Teman Sebaya

a. Kerjasama 1,2 3

b. Persaiangan 4 5,6

c. Penyesuaian 7,8 9

d. Perpaduan/ asimilasi 10,11 e. Adanya dukungan 12,13,14

(9)

Sebelum melakukan penelitian terhadap responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas. Angket.

Untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Corrected Item-Total Correlation dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0. Menurut (Arikunto, 2010:211) validitas adalah ukuran yang menunjukkan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan instrumen. Suatu instrument dinyatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu menyungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut.

Pernyataan dinyatakan valid jika corrected item total correlation > 0,361. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk (Gozali, 2011:47). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70.

Untuk mengukur reliabilitas dari suatu instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 18.0 (Ghozali, 2011:48).

Tabel. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Keterangan

Valid Tidak Valid

Y 10 2

X1 22 2

X3 21 4

X4 14 1

Sumber : Olahan Data SPSS (Peneliti), 2016

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

alpha

Nilai

Kritis Kesimpulan

Minat Siswa

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y)

0,856 0,70 Reliabel

Motivasi Belajar(X1) 0,955 0,70 Reliabel Lingkungan Keluarga

(X3) 0,923 0,70 Reliabel

Lingkungan Teman

Sebaya (X4) 0,842 0,70 Reliabel

Sumber : Olahan Data SPSS (Peneliti), 2016

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil TCR Variabel Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Dari hasil TCR diperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi antara lain: adanya perasaan senang dengan rata-rata skor sebesar 3,52 dan tingkat capaian responden sebesar 70,35%

dengan kategori sedang, adanya ketertarikan dengan rata-rata skor sebesar 4,14 dan tingkat capaian responden sebesar 82,78% dengan kategori sedang, adanya perhatian dengan rata-rata skor 3,49 dan

tingkat capaian responden sebesar 69,90%

dengan kategori sedang dan adanya kemauan dengan rata-rata skor 3,54 sebesar dengan tingkat capaian responden sebesar 70,83% dengan kategori sedang . Hal ini menunjukan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi berkategori sedang. Dengan ini menunjukan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap perguruan tinggi, terlihat dalam indicator adanya perhatian dengan rata-rata skor 3,49 dan tingkat capaian responden 69,90%.

(10)

B. Hasil TCR Variabel Motivasi Belajar

Dari hasil TCR diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel motivasi belajar adalah 3,79 dengan tingkat capaian responden sebesar 75,7%. Hal ini menunjukan bahwa variabel motivasi belajar berada pada kategori sedang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa yang terendah berada pada indicator senang mencari masalah dan memecahkan soal-soal pelajaran dengan rata-rata skor 3,64 dan tingkat capaian responden 72,7% berada pada kategori sedang disebabkan siswa tidak tertarik untuk mencari masalah dan memecahkan soal-soal pelajaran sehingga motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Hasil TCR Variabel Pendapatan Orang Tua

Berdasarkan hasil TCR diketahui bahwa tingkat pendapatan orang tua, yang termasuk kategori rendah sebesar 81,3%

dengan jumlah responden 78 siswa dari 96 siswa, tingkat pendapatan orang tua yang termasuk kategori sedang sebesar 15,6%

dengan jumlah responden 15 siswa dari 96 siswa, tingkat pendapatan orang tua yang termasuk kategori tinggi sebesar 3,1%

dengan jumlah 3 siswa dari 96 siswa dan pada tingkat pendapatan orang tua yang termasuk kategori sangat tinggi sebesar 0,%. Hal ini menunjukan rata-rata pendapatan orang tua siswa kelas XI IPS di SMA N 6 Padang berada di kategori Rendah.

D. Hasil TCR Variabel Lingkungan Keluarga

Dari hasil TCR diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel lingkungan keluarga adalah 2,36 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 47,28%.

Indikator yang memiliki tingkat capaiaan

responden terendah pada variabel lingkungan keluarga adalah indikator iklim belajar diperoleh hasil rata-rata skor 1,84 dan tingkat capaian responden sebesar 36,80% dengan kategori sangat buruk.

Dapat disimpulkan bahwa siswa SMA N 6 Padang iklim belajarnya belum optimal.Tanggapan tersebut menunjukan bahwa responden memiliki pendapat bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

E. Hasil TCR Variabel Lingkungan Teman Sebaya

Dari hasil TCR diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel lingkungan teman sebaya adalah 3,77 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 75,35%.

Hal ini menunjukan bahwa variabel lingkungan teman sebaya berada pada kategori sedang . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada umumnya sebagian besar responden setuju lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

HASIL UJI HIPOTESIS

1. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Kelas IX IPS di SMA N 6 Padang

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi kelas IX IPS SMA N 6. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 30 yang menyatakan bahwa thitung 9,667 > ttabel 1,662 dan signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05, dan nilai koefisien variabel motivasi belajar (X1) sebesar 0,250, hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula minat melanjutkan

(11)

studi ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila motivasi belajar rendah maka minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga akan menurun.

Dari hasil TCR motivasi belajar berada pada kategori sedang. Dilihat dari frekuensi motivasi belajar yang ditetapkan SMA N 6 Padang kelas IX IPS yaitu memiliki rata-rata variabel sebesar 75,69%. Menurut (Sudjana, 2005:102) menunjukan motivasi belajar berada dalam kategori sedang karena berada pada rentang TCR 65%-79%. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang mampu mengeluarkan semangat dalam dirinya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan teori Tampubolon dalam Khairani (2013:137) yang mendefinisikan minat sebagai “perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi”.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabila Kharisma (2015) Universitas Negeri Semarang dalam jurnal Pengaruh Motivasi,Prestasi Belajar, Status Social Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Kompetensi.

2. Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Kelas IX IPS SMA N 6 Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pendapatan orang tua berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 yang menyatakan bahwa thitung 3,844 > ttabel 1,662 dan signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05, dan nilai koefisien variabel pendapatan orang tua

(X2) sebesar (0,087), hal ini berarti bahwa semakin tinggi pendapatan orang tua maka akan semakin tinggi pula minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila pendapatan orang tua rendah maka akan semakin rendah pula minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Dari hasil penelitian pendapatan orang tua berada pada kategori rendah, dilihat dari frekuensi pendapatan orang tua yaitu sebesar 81,3%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa pendapatan orang tua berada dalam kategori rendah . Hal ini sejalan dengan teori Gerungan (2009:196) yang menyatakan bahwa peranan kondisi ekonomi dalam pendidikan anaknya memegang peranan satu posisi yang sangat penting. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Febriana Sari, Universitas Negeri Semarang, Skripsi, 2015 yang berjudul Pengaruh Pendapatan orang tua, Lingkungan Sosial, Potensi Diri dan Informasi Perguruan Tinggi Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Kebumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh secara simultan antara pendapatan orang tua, lingkungan sosial, potensi diri dan informasi perguruan tinggi terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 46,70 %.

3. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Kelas IX IPS SMA N 6

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 yang menyatakan bahwa thitung 2,055 > ttabel 1,291 dan signifikan 0,043 < 𝛼 = 0,05, dan nilai koefisien variabel lingkungan keluarga (X3) sebesar (0,066), hal ini berarti bahwa semakin baik lingkungan keluarga maka

(12)

semakin baik minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila lingkungan keluarga rendah maka akan semakin rendah minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Dari hasil penelitian lingkungan keluarga berada pada kategori sangat buruk, dilihat dari frekuensi lingkungan keluarga yaitu rata-rata variabelnya sebesar 47,29%. Menurut (Sudjana, 2005:102) menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berada dalam kategori sangat buruk karena berada pada rentang TCR 0%-54%. Bedasarkan dari tanggapan responden yang diperoleh lingkungan keluarga siswa masih sangat buruk, karena masih banyak terdapat kurangnya perhatian orang tua dalam mendidik anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Gunarso (2009:5) bahwa lingkungan keluarga merupakan “ lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh mendalam bagi anak-anak dari anggota- anggota keluarganya (ayah,ibu,dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri Damayanti (2013) (Skripsi) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMA Kelas XII IPS di Kota Malang melanjutkan studi ke perguruan tinggi bidang ekonomi. Hasil penelitian menunjukan Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara factor internal (cita-cita,bakat,motivasi) dan faktor eksternal (sekolah,lingkungan keluarga,dan lingkungan masyarakat) terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi bidang ekonomi.

4. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Kelas IX IPS SMA N 6 Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan teman sebaya

berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 yang menyatakan bahwa thitung 6,898 > ttabel

1,662 dan signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05, dan nilai koefisien variabel lingkungan teman sebaya (X4) sebesar (0,290), hal ini berarti bahwa semakin baik lingkungan teman sebaya maka akan semakin tinggi minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila lingkungan teman sebaya tidak baik maka akan semakin rendah minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi,.

Dari hasil penelitian lingkungan teman sebaya berada pada kategori sedang, dilihat dari frekuensi lingkungan teman sebaya yaitu rata-rata variabelnya sebesar 75,35%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa lingkungan teman sebaya berada dalam kategori sedang karena berada pada rentang TCR 65%-79% (Sudjana, 2005:102).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (2006:221) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi remaja adalah sikap teman sebaya yang berorientasi sekolah atau bekerja. Faktor teman sebaya sangat mempengaruhi keputusan yang diambil seseorang akan masa depannya. Apabila teman – teman sebaya lebih berorientasi kepada sekolah (melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi), maka siswa tersebut akan berminat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi begitupun sebaliknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Verra Yuninda Lufitasari (2015), Universitas Negeri Yogya karta(Skripsi) yang berjudul Pengaruh Pengaruh lingkungan keluarga dan teman sebaya terhadap minat untuk melanjutkan pendidikan PPG pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif antara teman sebaya terhadap minat untuk melanjutkan pendidikan PPG pada mahasiswa.

(13)

5. Pengaruh Motivasi Belajar, Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Kelurga dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Kelas IX IPS SMA N 6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pengaruh Motivasi Belajar, Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Kelurga dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Kelas IX IPS SMA N 6. Pada Tabel 31 menunjukan bahwa nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 70,088 dan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh 2,32 (𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 70,088 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,32), dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0,05. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semakin tinggi motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya maka akan semakin tinggi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya jika semakin rendah motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya maka akan semakin rendah pula minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Secara keseluruhan motivasi belajar berada pada kategori sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 75,69%.

Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar sudah sedang dan dapat mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dan pendapatan orang tua yang dimiliki siswa berada pada kategori rendah yakni rata-rata TCR sebesar 81,3%. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan orang tua kelas XI IPS SMA N 6 dapat mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Lingkungan keluarga berada pada kategori

sangat buruk yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 47,28%. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sangat buruk dan dapat mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

sedangkan lingkungan teman sebaya yang dimiliki siswa berada pada kategori sedang yakni rata-rata TCR sebesar 75,35%. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan teman sebaya kelas XI IPS SMA N 6 sudah termasuk kategori sedang dan mampu mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Secara bersama-sama motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 0,755 atau 75,5%, sedangkan sisanya 0,245 atau 24,5%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam dalam penelitian ini.

Menurut Syah (2012:155) “Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa. Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap perguruan tinggi yang akan mereka pilih. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Motivasi belajar diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 9,667 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙1,662 jika dilihat dari tingkat sig (1-tailed) 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien 0,250 dan disimpulkan bahwa Motivasi belajar kelas XI IPS SMA N 6 berpengaruh signifikan terhadap

(14)

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

2. Pendapatan orang tua diperoleh nilai thitung sebesar 3,844 > ttabel sebesar 1,662 dan nilai signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05, dengan nilai koefisien 0,087 dan disimpulkan pendapatan orang tua kelas XI IPS SMA N 6 berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

3. Lingkungan keluarga diperoleh nilai thitung sebesar 2,055 > ttabel

sebesar 1,662 dan nilai signifikan 0,043 > 𝛼 = 0,05, dengan nilai koefisien 0,066 dan disimpulkan bahwa lingkungan keluarga kelas XI IPS SMA N 6 berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga hipotesis nol dittolak dan hipotesis alternatif diterima.

4. Lingkungan teman sebaya diperoleh nilai thitung sebesar 6,898

> ttabel sebesar 1,662 dan nilai signifikan 0,000 < 𝛼 = 0,05, dengan nilai koefisien 0,290 dan disimpulkan bahwa lingkungan teman sebaya kelas XI IPS SMA N 6 berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

5. Motivasi belajar, pendapatan orang tua,lingkungan keluarga dan lingkungan teman nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 70,088 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,32 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0,05. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat motivasi belajar, pendapatan orang tua, lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya kelas XI IPS SMA N 6 berpengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini maka diajukan beberapa saran diantaranya:

1. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Motivasi belajar yang dimilki siswa kelas XI IPS di SMA N 6 berada pada kategori sedang dimana skor rata-rata yang terendah yaitu 3,64 berada pada tingkat capaian responden sebesar 72,7% dengan indikator senang mencari masalah dan memecahkan soal-soal pelajaran.Untuk itu diharapkan kepada pihak keluarga agar memperhatikan anak dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar dan meningkatkan minat melanjutkan studi keperguruan tinggi. Guru diharapkan untuk lebih memperhatikan pemberian penghargaan kepada siswa dalam belajar sehingga bisa memotivasi siswa dalam belajarnya dan meningkatkan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Pendapatan orang tua berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pendapatan orang tua berada pada kategori rendah yaitu 81,3%

maka hal yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan anak pendidikan yang tinggi dan berkualitas agar anak memiliki skill dan potensi. Hal ini akan berdampak terhadap pendapatan yang akan diterima bedasarkan jenis pelajaran yang diperoleh dengan skill dan potensi yang berkualitas maka seseorang akan mendapatkan pekerjaan yang

(15)

berkualitas sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan.

3. Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Lingkungan keluarga yang dimilki siswa kelas XI IPS di SMA N 6 berada pada kategori sangat buruk, dimana tingkat ketercapaiaan responden yang terendah yaitu 36,80% berada pada indikator iklim belajar.Untuk itu diharapkan kepada pihak keluarga agar memperhatikan anak dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar dan meningkatkan minat melanjutkan studi keperguruan tinggi.

4. Lingkungan teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Lingkungan teman sebaya yang dimilki siswa kelas XI IPS di SMA N 6 berada pada kategori sedang, dimana tingkat ketercapaiaan responden yang terendah yaitu 70,56% berada pada indikator persaingan . Untuk itu diharapkan kepada pihak teman sebaya agar memberi dukungan dalam belajar sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan membuat siswa nyaman dalam belajar sehingga berdampak pada tingginya minat melanjutkan sudi ke perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.

.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah. (2011). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fuad, I. (2008). Dasar-dasar Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hamalik, O. (2012). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hurlock, E. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

I’ana Umma, M. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar,Prestasi Belajar, Dan Kondisi Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan Ke Pergguruan Tinggi Kelas XII IPS Di SMA Negeri Sekecamatan Ngaliyan, Semarang, 4(1), 242–

249. Economic Education Analysis Journa. ISSN 2254-6544

Ihsan, F. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Irianto, A. (2007). Statistik Konsep Dasar Aplikasi Dan Perkembangan.

Jakarta: Kencana.

Khairani, M. (2013). Psikologi Belajar.

Yogyakarta: Asswaja Pressindo.

La Sulo dan Umar. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Lufitasari, V. Y. (2015). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat untuk Melanjutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada Mahasiswa di Fakultas

(16)

Ekonomi UNY.(Thesis)

Mardiasmo. (2009). Perpajakan.

Yogyakarta: Andi Offset.

Nabila Kharisma, L. L. (2015). Pengaruh Motivasi,Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Kopetensi Keahlian Akuntansi Di Smk Negeri Se- Kota Semarang Tahun Ajaran 2014/2, 3(1), 18–23. Economic Education Analysis Journal.ISSN 2252-6544

Purwanto. (2010). Psikologi Pendidikan.

Bandung: PT. Rosdakarya.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Sari, Wiwit Febriana. (2015). Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sosial, Potensial Diri dan Informasi Perguruan Tinggi

Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Kebumen.(Thesis)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekonomitrika Terapan.

Yogyakarta: Andi Offset.

Syah, M. (2012). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Vembriarto. (2003). Sosiologi Pendidikan.

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: FE UI.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi

“Pengaruh Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi S1 Akuntansi