vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA
Studi Kasus : SMA BOPKRI 2, Yogyakarta
Chatarina Pristiwa Setyaningsih Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh : (1) fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua; (2) tingkat pendidikan orang tua; (3) tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas X dan XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 529 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 100 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah acak berstrata proporsional (Prorportional stratified random sampling ). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh : (1) fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua(ρ = 0,766 > α = 0,05); (2)tingkat pendidikan orang tua
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM
PARENTS’ SOCIAL ECONOMIC STATUS
A Case Study : BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta
Chatarina Pristiwa Setyaningsih Sanata Dharma University
2010
This Research aims to know the influence of : (1) learning facility provided by parents; (2) parents’ education level; (3) parents’ imcome to the relationship between students’ learning motivation and students’ learning achievement.
This research was a case study of tenth and eleventh grade students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The research population was 529 students. The number of research sample was 100 students. The sample gathering techniques was propotional stratified random sampling. The data gathering techniques were questionnaire, documentation, and interview. The data analysis techinque was the model of regression equity developed by Chow.
The result of the research shows that there is no influence of : (1) learning facility provided by parents (ρ = 0,766 > α = 0,05); (2) parents’ education level (ρ =
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMA BOPKRI 2, YogyakartaSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
CHATARINA PRISTIWA SETYANINGSIH NIM : 061334064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMA BOPKRI 2, Yogyakarta
Oleh :
CHATARINA PRISTIWA SETYANINGSIH NIM : 061334064
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I,
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMA BOPKRI 2, YogyakartaDipersiapkan dan ditulis oleh :
CHATARINA PRISTIWA SETYANINGSIH NIM : 061334064
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 24 September 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono S. Pd., M. Si. ...
Anggota Cornelio Purwantini, S. Pd., M. SA. ………
Anggota B. Indah Nugraheni, S. Pd., S.I.P., M. Pd. ... Anggota Lourentius Saptono S. Pd., M. Si. ...
Yogyakarta, 24 September 2010
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan
terimakasih kepada:
Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Orang tua yang selalu memberi dorongan baik material maupun
spiritual
Dek Arum dan dek Frans yang menjadi motivasiku untuk berjuang
meraih cita-cita
Bude Yanti dan Almarhum Pakde Narto yang telah banyak
membantu selama kuliah
iv
Motto
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 September 2010 Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Chatarina Pristiwa Setyaningsih
Nomor Mahasiswa : 061334064
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 September 2010 Yang Menyatakan
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA
Studi Kasus : SMA BOPKRI 2, Yogyakarta
Chatarina Pristiwa Setyaningsih Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh : (1) fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua; (2) tingkat pendidikan orang tua; (3) tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas X dan XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 529 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 100 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah acak berstrata proporsional (Prorportional stratified random sampling ). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh : (1) fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua(ρ = 0,766 > α = 0,05); (2)tingkat pendidikan orang tua
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM
PARENTS’ SOCIAL ECONOMIC STATUS
A Case Study : BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta
Chatarina Pristiwa Setyaningsih Sanata Dharma University
2010
This Research aims to know the influence of : (1) learning facility provided by parents; (2) parents’ education level; (3) parents’ imcome to the relationship between students’ learning motivation and students’ learning achievement.
This research was a case study of tenth and eleventh grade students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The research population was 529 students. The number of research sample was 100 students. The sample gathering techniques was propotional stratified random sampling. The data gathering techniques were questionnaire, documentation, and interview. The data analysis techinque was the model of regression equity developed by Chow.
The result of the research shows that there is no influence of : (1) learning facility provided by parents (ρ = 0,766 > α = 0,05); (2) parents’ education level (ρ =
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul
“HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA STUDI KASUS SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
x
4. Ibu Sri Rahayuningsih, S. Pd. selaku Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
5. Ibu Cornelio Purwantini, S. Pd., M. SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
6. Bapak Lourentius Saptono S. Pd., M. Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. B. Indah Nugraheni, S. Pd., S.I.P., M. Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
11.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian; 12.Bapak dan Ibu di Klaten yang selalu memberikan dukungan baik
xi
13.Dek Arum dan dek frans yang selalu jadi sumber semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi ini;
14.Bude Yanti dan Almarhum Pakde Narto yang telah banyak membantu selama penulis kuliah di Jogya;
15.Mas Iwan, Mas Anton, Mas Pram, Mas Indra terima kasih buku dan saran-sarannya yang diberikan kepada penulis;
16.Romo Hari untuk doa dan semangat yang diberikan kepada penulis; 17.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak
memberikan kenangan indah selama kuliah;
18.Teman-teman kost Agnes, Nety, Lina, Edit, Eris terima kasih atas kebersamaan selama ini, tak akan terlupakan;
19.Ocha, Arni, Dety, Rara, Nita, Tio, Vivin teman seperjuangan yang selalu kompak dan memberi semangat;
20.Mantri yang telah memberikan semangat selama 4 tahun kuliah di Jogya, di lain kesempatan mungkin kita akan berjumpa lagi;
21.Tika, Umi, Retno, Iren, Yuni, mbak Utami untuk bantuannya dan semangat yang diberikan;
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
xiii DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK.. ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 2
C. Rumusan Masalah ... 3
xiv
E. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5
A. Tinjauan Teoritis ... 5
B. Kerangka Berfikir ... 19
C. Model Penelitian ... 22
D. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 25
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Uji Kuesioner ... 35
1. Pengujian Validitas ... 35
2. Pengujian Reliabilitas ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 39
1. Deskripsi Data ... 39
xv
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 45
A. Identitas Sekolah ... 45
B. Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 46
C. Kondisi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 49
D. Visi dan Misi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 50
E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 51
F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 55
G. Siswa Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 55
H. Proses Belajar Mengajar SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 56
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .. 58
BAB V DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA ... 59
A. Deskripsi Data ... 59
B. Analisis Data ... 63
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 63
a. Uji Normalitas ... 63
b. Uji Linearitas ... 64
xvi
Terhadap Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi
Belajar Siswa ... 65
C. Pembahasan ... 70
1. Pengaruh Fasilitas Belajar yang Disediakan Oleh Orang Tua Terhadap Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 70
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 73
3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 76
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Keterbatasan ... 81
C. Saran ... 81
xvii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional ... 26
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa ... 27
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Belajar ... 29
Tabel 3.4 Skor Variabel Minat Belajar ... 30
Tabel 3.5 Prestasi Belajar ... 31
Tabel 3.6 Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 32
Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Fasilitas belajar ... 33
Tabel 3.8 Skor Variabel Fasilitas belajar ... 34
Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar ... 36
Tabel 3.10 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar ... 37
Tabel 3.11 Kesimpulan Hasil Uji reliabilitas ... 38
Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 59
Tabel 5.2 Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 60
Tabel 5.3 Minat Belajar ... 61
Tabel 5.4 Fasilitas Belajar ... 62
Tabel 5.5 Prestasi Belajar ... 63
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 64
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ... 87
A. Data Prestasi Siswa, Minat Belajar Siswa, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, dan Fasilitas Belajar Siswa. ... 87
LAMPIRAN II ... 93
A. Kuesioner ... 93
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101
LAMPIRAN III ... 103
A. Perhitungan Mean, Median, dan Modus Prestasi dan minat ... 103
B. PAP II ... 103
C. Hasil Uji Normalitas ... 105
D. Hasil Uji Lenearitas ... 105
LAMPIRAN IV ... 105
A. Hasil Uji Hipotesis ... 105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pendidikan, seseorang yang belajar berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dalam berbagai pengalaman. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil belajar dapat diketahui prestasi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Roestiyah, 1982:159). Faktor internal misalnya kesehatan, rasa aman, minat, motivasi, dll. Faktor eksternal misalnya status sosial ekonomi orang tua, kebersihan rumah, lingkungan sekolah, udara, dll.
Dewa Ketut (1988:62) menyatakan bahwa minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi. Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut Mahmud (1990:87) salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik ialah status sosial ekonomi orang tua. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik dapat memperlancar siswa dalam belajar karena fasilitas belajar yang mereka miliki lengkap. Sebaliknya, bila keadaan sosial ekonomi keluarga kurang mendukung dapat menghambat siswa dalam belajar karena siswa akan merasa malas. Rasa malas muncul karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
Penulis melihat siswa di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Siswa siswi memiliki latar belakang status sosial ekonomi orang tua yang berbeda dan juga memiliki minat yang berbeda dalam belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul
“HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA STUDI KASUS SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA”
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh positif fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
2. Apakah ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
3. Apakah ada pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh positif fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran tentang minat belajar siswa dan perkembangan prestasi belajar siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi, secara khusus tentang minat dan status sosial ekonomi orang tua.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoristis
1. Minat
a. Pengertian
“Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda” (Carl Safran, B. Sc., M. Ed, 1985) dalam (Dewa Ketut, 1988:61). Menurut pengertian yang bersifat umum, yang dimaksud dengan minat ( interest ) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya ( satisfiers ). Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Cony Semiawan, 1982) dalam (Dewa Ketut, 1988:61). Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu (Dewa Ketut, 1988:61). Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987:105).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah sikap atau perasaan senang terhadap suatu aktivitas, pengalaman, benda.
Minat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu karena rasa tertarik akan hal itu, sebagai contoh minat untuk mempelajari bidang studi atau pokok bahasan tertentu.
b. Macam-Macam Minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat (Safran, 1985: 4) dalam (Dewa Ketut, 1988:61) :
1) Minat yang diekspresikan( Expressed interest )
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.
2) Minat yang diwujudkan( Manifest interest )
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, saint, matematika.
3) Minat yang diinventarisasikan( Inventoried interest )
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow (1982) tediri dari: 1) Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
2) Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3) Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
2. Belajar
Pengertian Belajar
Dalam arti luas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995:2). Menurut Hilgard dalam buku
Theories of Learning:
characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism e.q. fatique, drugs, etc.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan (Ahmadi, 1991:120).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dalam arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari guru.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Menurut Dewa Ketut (1988:51), prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi ( achievement test ) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar ( learning ). Menurut Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Faktor internal ( faktor dari dalam diri siswa )
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis ( bersifat jasmaniah ) dan aspek psikologis ( bersifat rohaniah ).
a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus ( tegangan otot ) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b) Aspek psikologis
Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang esensial dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa adalah: intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa ( motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik ).
2) Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa )
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
b) Lingkungannonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor non sosial ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan siswa yang bersangkutan.
Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu :
2. faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.
Menurut Mahmud (1990:87), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu :
1. Status sosial ekonomi orang tua.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik ialah status sosial ekonomi orang tua. Remaja-remaja yang status sosial ekonomi orang tuanya baik, menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar, dan dalam lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah, kurang menguntungkan, atau miskin.
2. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan motivasi.
keuntungan ini diteruskan kepada anak-anaknya baik melalui keturunan maupun lewat nasib baik karena dididik dalam kondisi lingkungan yang lebih baik.
3. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan.
Bukan hanya perbedaan kemampuan dan motivasi saja yang menyebabkan berbeda-bedanya prestasi akademik di sekolah, tetapi juga faktor lingkungan. Remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menghadapi problem-problem finansial sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah, dengan demikian membatasi keinginan untuk lebih maju.
4. Status Sosial ekonomi
a. Hakikat Status Sosial Ekonomi
Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia.
Sedangkan menurut sosiologi, lapisan sosial itu mempunyai dua pengertian, yaitu :
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan hak, kehormatan, pengaruh dan kekuasaan.
2) Lapisan sosial adalah kelas sosial atau sistem kasta. Sistem kasta ini dapat dijumpai di masyarakat Hindu Bali, yaitu adanya kelas-kelas sosial yang bertingkat-tingkat dari atas ke bawah, yaitu : a) Kasta Brahmana,
b) Kasta Kesatria, c) Kasta Wesia, dan
d) Kasta Sudra (Mahmud,1989:32)
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :
1) Kedudukan (status) 2) Peran (role)
Status ( kedudukan ) sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisnya, hak-hak, dan kewajiban-kewajibannya (Narwoko dan Suyanto, 2007:156).
b. Jenis-Jenis Status ( kedudukan ) Sosial
Ralph Linton mengenal dua jenis status (Susanto, 1985:79) : 1) Ascribed status
Status yang diperoleh berdasarkan wewenang atau yang dinyatakan.
2) Achieved status
Status yang diperoleh berdasarkan pengakuan orang lain atau keberhasilan.
Contoh : Harta kekayaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan. c. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya.
Fasilitas atau kekayaan itu antara lain : 1) Barang-barang berharga.
Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat menunjukkan pelapisan dalam masyarakat. Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah, dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak.
2) Jenis-jenis kendaraan pribadi.
3) Macam-macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan siswa meliputi :
a) Peralatan sekolah
Peralatan sekolah merupakan segala sesuatu yang digunakan siswa untuk melaksankan kegiatan belajar, seperti buku paket, buku tulis, alat tulis dan sebagainya.
b) Media masa
Media masa adalah sarana penunjang yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh pengetahuan umum.
c) Meja kursi belajar
Meja kursi disediakan agar siswa merasa lebih nyaman dalam kegiatan belajar.
d) Ruang belajar
Ruang belajar adalah ruangan yang digunakan agar dapat belajar dengan baik.
e) Penerangan
Pencahayaan yang baik dibutuhkan untuk belajar agar tidak merusak mata.
f) Ventilasi
d. Tingkat Pendidikan (Mulyanto, 1982:98-99)
Pendidikan ditentukan berdasarkan pengelompokkan atas pendidikan rendah dan pendidikan tinggi.
1) Pendidikan rendah, adalah mereka yang tidak pernah sekolah formal dan yang hanya pernah menduduki sekolah dasar.
2) Pendidikan tinggi, adalah kelompok yang pernah menduduki sekolah lanjutan pertama dan juga yang pernah mencapai pendidikan di sekolah lanjutan atas atau perguruan tinggi.
e. Tingkat Pendapatan (Mulyanto, 1982; 92) 1) Pengertian Pendapatan
Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita melihat lingkungan sekitar kita, maka akan terlihat betapa sibuknya orang bekerja. Hal ini dilakukan agar mendapat imbalan.
2) Bentuk Pendapatan
a) Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi.
Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan : a. dari gaji dan upah yang diperoleh
b. dari usaha sendiri, yang meliputi : 1. hasil bersih dari usaha sendiri 2. komisi
3. penjualan dari kerajinan rumah
c. dari instasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik rumah.
d. dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
b) Pendapatan Berupa Barang
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. c) Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan, yaitu
penerimaan berupa : 1. pengambilan tabungan
2. penjualan barang-barang yang dipakai 3. penagihan piutang
4. pinjaman uang 5. kiriman uang 6. hadiah/pemberian 7. warisan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2009 tentang perubahan gaji PNS (www.scribd.com). Pendapatan orang tua dapat dikelompokan menjadi :
2.230.900,-B. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh positif fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi (Dewa Ketut, 1988:62). Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ada empat aspek yang dapat menumbuhkan minat yaitu fungsi, keinginan dan cita-cita, pengaruh kebudayaan, dan pengalaman (Mahfudz Shalahuddin, Pengantar Psikologi
Pendidikan, Diakses 02 Maret 2010,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206).
Minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi. Dengan adanya minat, siswa akan mempunyai keinginan untuk belajar lebih giat sehingga dapat meningkatkan prestasi. Hal tersebut akan diperkuat dengan fasilitas belajar yang disediakan orang tua. Fasilitas belajar merupakan suatu sarana yang digunakan demi terciptanya situasi belajar yang kondusif.
ada, maka minat belajar siswa akan menurun sehingga prestasi belajar siswa juga akan mengalami penurunan.
2. Pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi (Dewa Ketut, 1988:62). Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ada empat aspek yang dapat menumbuhkan minat yaitu fungsi, keinginan dan cita-cita, pengaruh kebudayaan, dan pengalaman (Mahfudz Shalahuddin, Pengantar Psikologi
Pendidikan, Diakses 02 Maret 2010,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206).
Orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi menunjukkan keterlibatan yang lebih banyak dalam proses belajar anak. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua akan semakin positif sikapnya pada dunia pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar. Dengan demikian penulis menduga bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh dalam menumbuhkan minat belajar anak, sehingga dapat meningkatkan prestasi anak.
3. Pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi (Dewa Ketut, 1988:62). Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ada empat aspek yang dapat menumbuhkan minat yaitu fungsi, keinginan dan cita-cita, pengaruh kebudayaan, dan pengalaman (Mahfudz Shalahuddin, Pengantar Psikologi
Pendidikan, Diakses 02 Maret 2010,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206).
Aktivitas pendidikan seorang anak dapat direncanakan oleh orang tua sesuai dengan tingkat pendapatan yang dimiliki orang tua. Disamping itu orang tua juga dapat merencanakan program untuk menambah pengetahuan dan pengalaman anak tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penghasilan orang tua yang memadai.
W.A. Gerungan (1978:82) menyatakan bahwa dengan perekonomian yang cukup, maka lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarganya akan lebih luas. Ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan berbagai kesempatan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pendapatan orang tua yang memadai dapat meningkatkan aktivitas belajar melalui berbagai cara yang menumbuhkan minat sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi.
C. Model Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disusun sebuah model penelitian sebagai berikut :
Minat Prestasi
D. Hipotesis Penelitian
Ha1= Ada pengaruh positif fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua
terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Ha2= Ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan
antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Ha3= Ada pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu studi secara intensif tentang latar belakang, status sekarang, interaksi lingkungan sekitar dari unit sosial yaitu seorang individu, kelompok, lembaga, atau komunitas (Soegeng, 2006:138). Hasil penelitian hanya terbatas untuk tempat penelitian, tidak bisa dibandingkan dengan tempat lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Alasan penulis memilih penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah siswa di sekolah ini mempunyai latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda-beda dan terjadi penurunan minat belajar dan prestasi belajar siswa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2010.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek
2. Obyek
Obyek dari penelitian ini adalah : a) Minat belajar siswa
b) Prestasi belajar siswa
c) Status sosial ekonomi orang tua
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Soegeng, 2006:102). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Soegeng, 2006:71).
Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Sumarno, 2003: 102):
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir, misalnya 1%. Batas kesalahan yang ditolerir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%.
3. Teknik Penarikan Sampel
Acak berstrata proporsional ( proportional stratified random sampling ). Salah satu galat dalam penarikan contoh acak ialah anggapan bahwa populasi memiliki latar belakang dan sifat yang sama. Galat tersebut dapat diatasi dengan membagi populasi menjadi beberapa strata atau lapisan (Sulistyo, 2006:194). Dalam penelitian ini seluruh siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah populasi yang harus dibagi lagi menjadi beberapa strata, menurut kelasnya yaitu kelas X dan kelas XI, untuk kelas XII tidak diikutkan dalam penelitian karena pada saat penelitian dilaksanakan sudah lulus. Setelah itu masing-masing strata atau lapisan diambil sampel sesuai dengan jumlah populasi masing-masing strata.
Tabel 3.1
Rancangan Strata Proporsional
Kelas Jumlah siswa per tahun (kelas)
Perbandingan tiap kelas
X 155 0, 492
XI 160 0, 508
Total (N) 315 1, 000
sampel diharapkan bisa memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Dengan demikian tiap kelas akan diambil :
Kelas X : 100 x 0, 492 = 49 ( pembulatan ) Kelas XI : 100 x 0, 508 = 51 ( pembulatan )
Total = 100
Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa
Kelas Jumlah siswa Sampel
XA 21 7
XB 21 6
XC 19 6
XD 18 6
XE 19 6
XF 20 6
XG 18 6
XH 19 6
XI IPA 1 25 8
XI IPA 2 25 8
XI IPS 1 26 8
XI IPS 2 29 10
XI IPS 3 23 7
XI IPS 4 23 7
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian (Soegeng, 2006:63). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah minat belajar siswa, variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa, dan variabel moderatornya adalah status sosial ekonomi orang tua yang meliputi fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua.
2. Pengukuran Variabel Penelitian a) Variabel bebas
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Minat Belajar
No Item Variabel Dimensi Indikator
positif negatif
Jumlah
Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator minat adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju(TS), Sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.4
Skor Variabel Minat Belajar
Pernyataan Jawaban
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
b) Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang diukur berdasarkan nilai raport semester 2.
Prestasi belajar siswa dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan rendah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
2) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3.5
Prestasi Belajar
Kategori Syarat pengukuran Tinggi Lebih dari mean Rendah Kurang /sama dengan mean
Mean dicari dengan rumus sebagai berikut: (Hadi, 1998:41)
Mean = Keterangan:
= total skor N = jumlah sampel
c) Variabel moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua yang meliputi fasilitas belajar yang disedikan oleh orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua yang diukur dengan menjawab kuesioner.
1) Tingkat pendidikan orang tua
Deskripsi Skor jawaban
1. Tidak Sekolah 0
3. SMP 2
4. SMA/SMK 3
5. Akademi/Perguruan Tinggi 4
Skor tertinggi yang dicapai dari kuesioner tingkat pendidikan orang tua siswa adalah 4 dan skor terendah 0. Selanjutnya untuk menetukan tinggi rendahnya pendidikan orang tua dengan menghitung nilai mean dengan rumus (Sutrisno Hadi, 1984: 90).
Mean = Keterangan:
= total skor N = jumlah sampel
2) Tingkat pendapatan orang tua
Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2009 tentang perubahan gaji PNS (www.scribd.com), pendapatan orang tua dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu :
Tabel 3.6
Tingkat Pendapatan Orang Tua
3) Fasilitas belajar
Tabel 3.7
Operasionalisasi Variabel Fasilitas Belajar
No Item b. Meja kursi belajar c. Ventilasi
Tabel 3.8
Skor Variabel Fasilitas Belajar
Pernyataan Jawaban
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1993: 124). Kuesioner digunakan untuk mencari data tentang minat belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua.
2.Interview
pelengkap untuk mencari data tentang minat belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya (Suharsimi, 1993:126). Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai raport untuk mengetahui prestasi siswa dan tingkat pendidikan orang tua.
G. Uji Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:170), yaitu sebagai berikut :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item
X = skor total dari setiap item n = jumlah responden
∑XY = hasil kali X dan Y
nilai koefisien rhitung lebih besar daripada rtabel, maka butir soal tersebut
dapat dikatakan valid. Jika rhitung lebih kecil daripada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel minat belajar dan fasilitas belajar yang dilakukan sebelum penelitian.
Tabel 3.9
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar
No. Item rhitung rtabel Keterangan
Item1 0, 487 0, 361 Valid
Item2 0, 386 0, 361 Valid
Item3 0, 370 0, 361 Valid
Item4 0, 387 0, 361 Valid
Item5 0, 574 0, 361 Valid
Item6 0, 531 0, 361 Valid
Item7 0, 479 0, 361 Valid
Item8 0, 381 0, 361 Valid
Item9 0, 452 0, 361 Valid
Item10 0, 552 0, 361 Valid
Item11 0, 404 0, 361 Valid
Item12 0, 384 0, 361 Valid
Item13 0, 426 0, 361 Valid
Item14 0, 364 0, 361 Valid
Item15 0, 396 0, 361 Valid
Item16 0, 371 0, 361 Valid
Item17 0, 455 0, 361 Valid
Item18 0, 673 0, 361 Valid
Item19 0, 604 0, 361 Valid
Item20 0, 388 0, 361 Valid
Item21 0, 395 0, 361 Valid
Item22 0, 465 0, 361 Valid
Item23 0, 390 0, 361 Valid
Item24 0, 666 0, 361 Valid
Item25 0, 647 0, 361 Valid
Tabel 3.10
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar
No. Item rhitung rtabel Keterangan Item1
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan antara rhitung dengan
rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0, 361. Berdasarkan hasil perhitungan rhitung lebih besar daripada
rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2006: 196), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha :
11
r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
2
t
= varians total
∑ 2
b
= jumlah varians butir
Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai koefisienAlpha Cornbach > 0, 6 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2007:42). Sebaliknya apabila hasil nilai koefisien Alpha Cornbach < 0, 6, maka penelitian tersebut dikatakan belum reliabel.
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.11
Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas
Variabel rhitung rtabel Status Minat belajar 0, 893 0, 6 Reliabel Fasilitas Belajar 0, 820 0, 6 Reliabel
besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa item dalam minat belajar dan fasilitas belajar adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi data
Untuk mendeskripsikan identitas siswa, minat belajar siswa, prestasi belajar siswa, dan status sosial ekonomi orang tua yang meliputi fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan.
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas
observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36) :
X1 S
X1 Fmaksimum
D o n
Keterangan:
D = deviasi maksimum
Fo(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5%
maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% berarti distribusi data dikatakan tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) :
2
F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = total tuna cocok
S2e = total kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai Fhitung< nilai Ftabelmaka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Dan sebaliknya jika nilai Fhitung> nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif status sosial ekonomi orang tua terhadap hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh positif status sosial ekonomi orang tua terhadap hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa menggunakan regresi
Chow. Analisis regresi Chow adalah adalah alat untuk menguji test for equality of coefficientatau uji kesamaan koefisien (Ghozali, 2001:130).
Pengujian pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
a. Pengujian Hipotesis I
HO= Tidak ada pengaruh fasilitas belajar yang disediakan oleh orang
tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Ha = Ada pengaruh fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Pengujian hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Y =α0+β1X1+β2X2+β3(X1X2) + µi
Keterangan :
Y = prestasi belajar siswa
X1 = variabel minat belajar siswa
X2 = variabel fasilitas belajar yang disediakan oleh orang
tua
X1X2= nilai interaksi antara variabel minat belajar siswa
dengan variabel fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua
µi = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term) α0 = intersep diferensial
β = koefisien regresi
b. Pengujian Hipotesis II
HO = Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap
hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Ha = Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Pengujian hipotesis II yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Y =α0+β1X1+β2X2+β3(X1X2) + µi
Keterangan :
Y = prestasi belajar siswa
X1 = variabel minat belajar siswa
X2 = variabel tingkat pendidikan orang tua
X1X2 = nilai interaksi antara variabel minat belajar siswa
dengan variabel tingkat pendidikan orang tua
µi = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term) α0 = intersep diferensial
β = koefisien regresi
c. Pengujian Hipotesis III
HO = Tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap
hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Ha = Ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Pengujian hipotesis III yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Y =α0+β1X1+β2X2+β3(X1X2) + µi
Keterangan :
Y = prestasi belajar siswa
X1 = variabel minat belajar siswa
X2 = variabel tingkat pendapatan orang tua
X1X2 = nilai interaksi antara variabel minat belajar siswa
dengan variabel tingkat pendapatan orang tua µi = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term) α0 = intersep diferensial
β = koefisien regresi
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
Berikut ini adalah gambaran umum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, yang datanya diperoleh dari pihak sekolah. Data yang diberikan berupa softcopy.
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Alamat : Jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta Telepon : ( 0274 ) 513433
Tahun berdiri : 1949 Status : Swasta
B. Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sejarah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia ) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta lahir pada 18 Desember 1945.
Sejarah Yayasan BOPKRI dibagi menjadi 4 bagian :
1. Pada Masa Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu : Sekolah-sekolahZending yang diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.
Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta secara umum siswanya adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu HIS, ELS, HCS dan MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya :
a. HIS Bintaran Wetan, b. HIS Bintaran Kulon, c. KWS Gondolayu,
d. Christelijke Mulo Schol di Kotabaru ( sekarang SMU BOPKRI 1 ), e. Christelijke Huishound Schol di Jalan Jenderal Sudirman 87
( sekarang SMU BOPKRI 2 ). 2. Pada Masa Pendudukan Jepang
panji PERKUMPULAN PERSEKOLAHAN MASEHI ( PPM ). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.
3. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan
Dalam masa Perang Kemerdekaan, umat Kristen tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia ( Parkindo ) didirikan pada tanggal 11 Mei 1945. Dalam kongres yang pertama di Surakarta, diputuskan mendirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan ketua umum, I.P Simanjuntak dan Penulis, Pujo Suseno. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris RM Wiranto, 11 Mei 1946.
Asas dan tujuan BOPKRI adalah :
a. Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. b. Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat
Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan.
sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di Balai Pertemuan Kristen ( BPK ) sekarang Galeria Mall, membicarakan nasib sekolah-sekolah BOPKRI yang menghasilkan kebulatan pendapat : “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan
Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”.
4. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949
Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah dibuka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias. Diadakan pembentukan BOPKRI baru, dengan ketua, Drs. Sudarmono dan penulis, merangkap Bendahara, S. Subanu. Sekolah - sekolah BOPKRI yang dibuka kembali antara lain SMU BOPKRI 2 Yogyakarta di Jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta
Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada 1977 SMU BOPKRI 2 memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak delapan kali, mereka adalah :
c. Echbert Daniel Yohanes ( 1963 – 1969 ), d. Drs. Widiatmoko Br. ( 1970 – 1971 ), e. Purwanto B.A. ( 1971 – 1974 ), f. Widiarso ( 1975 – 1977 ),
g. Drs. Tukidjo WS ( 1977 – 1995 ),
h. Drs. S. Supadiyono Paulus ( 1995 – 2003 ), i. Drs.Priyanto ( 2003 – 2008 ),
j. Sri Rahayuningsih, S.Pd ( 2008 – sekarang ).
C. Kondisi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta terletak di jalan Jendral Sudirman no 87 Yogyakarta. SMA BOPKI 2 Yogyakarta menempati area tanah seluas 4.250 meter persegi. Sekolah ini dikelola oleh yayasan BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia ). Bangunan gedung SMA BOPKRI 2 Yogyakarta terdiri dari 3 lantai yang bersebelahan dengan TK BOPKRI. Kondisi bangunan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bersifat permanen.
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi sekolah SMA BOPKRI 2 sebagai berikut :
1. Halaman sekolah yang dimiliki sempit dan hijau. 2. Pagar sekolah terbuat dari pagar besi.
4. Kantin bersih dan makanan yang dijual bergizi dan harga relatif terjangkau bagi siswa.
5. Ruang kelas mempunyai ukuran kira- kira 7x8 meter, ventilasi dan pencahayaan, banyak terdapat hiasaan dinding, terdapat kipas dan lampu. 6. Keadaan fasilitas belajar, papan tulis memadai, meja dan kursi siswa
cukup dan nyaman untuk belajar.
7. Terdapat kantor kepala sekolah, kantor guru, kantor tata usaha dan ruang BP.
8. Mempunyai sarana penunjang pendidikan seperti peta, papan presensi, kalender akademik, jadwal pelajaran, jadwal piket siswa.
9. Sumber belajar meliputi kurikulum, perpustakaan, laboratorium, buku paket, media penunjang, majalah dinding.
D. Visi dan Misi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Visi
Menjadi sekolah yang berkualitas baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran Kasih Tuhan.
2. Misi
a) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, b) Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,
e) Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti,
f) Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Struktur organisasi sangat penting untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, karena berhubungan dengan masalah tata kerja personal dari suatu sekolah. Dengan struktur organisasi diharapkan tata kerja dapat tersusun dengan jelas dan kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai kepala sekolah yang memegang jabatan tertinggi di SMA BOPKRI 2, Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd, dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh wakil kepala sekolah yang mengurusi tugas tertentu dan dibantu oleh bagian tata usaha.
Adapun tugas dari masing-masing personalia di SMA BOPKRI 2 adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan persekolahan. b) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan sekolah terhadap dinas P
dan K kota Yogyakarta dan kepada yayasan BOPKRI Yogyakarta. c) Sebagai supervisor semua kegiatan dengan menyelenggarakan
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Wakil kepala sekolah juga menggantikan kedudukan kepala sekolah bila berhalangan hadir atau tidak dapat menjalankan tugasnya.
3. Dewan Guru
Tugas guru sesuai dengan kedudukannya adalah sebagai berikut : a) Guru sebagai wali kelas
Guru sebagai wali kelas bertugas mengatur administrasi kelas, membantu guru dalam membimbing anak didik, dan bertanggung jawab atas kelas yang ditunjuk.
b) Guru bidang studi
Guru bidang studi bertugas menyusun program semesteran, menyusun satuan pelajaran, mengatur evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan evalusai pada setiap semester dan tahunan. c) Guru piket
Guru piket bertugas mengisi daftar presensi guru, mengisi daftar kartu izin siswa masuk dalam kelas maupun keluar kelas serta bertanggung jawab bila ada kelas yang kosong.
4. Tenaga Non Edukatif
Ada beberapa bagian dalam tenaga non edukatif yaitu : a) Tenaga tata usaha
Bagian ini bertugas mengurus gaji guru dan karyawan sekolah, pengusulan kenaikan golongan, pangkat, pensiun, dan lain- lain. Bagian personalia juga mempunyai tugas memberikan laporan kepala sekolah untuk dilaporkan kepada kanwil dan yayasan serta menerima instruksi- instruksi untuk membuat laporan- laporan yang ditugaskan oleh kanwil dan yayasan.
2) Bagian Statistik
Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan memberi laporan mengenai jumlah guru, pegawai, siswa, dan jumlah kelas.
3) Bagian Absensi
Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan data siswa baru.
4) Bagian Agenda Surat- surat
Bagian ini bertugas menerima SPP dan memberi tanda bukti pembayaran.
5) Bagian Penggajian
Bertugas membuat konsep gaji guru dan pegawai yang ditujukan ke bendahara sekolah, serta mengambil di BPD.
b) Tenaga perpustakaan
Tenaga perpustakaan bertugas : 1) Menambah koleksi buku.
3) Membubuhi cap perpustakaan. 4) Menjaga koleksi- koleksi buku. 5) Menjilid buku.
6) Melakukan penagihan bagi peminjam buku yang tidak mengembalikan buku tepat waktu.
7) Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah. c) Pesuruh atau Prakarya
Tugas tenaga pesuruh atau prakarya antara lain :
1) Membersihkan seluruh ruangan yang ada di sekolah. 2) Memelihara tanaman disekolah.
3) Memperbaiki inventaris sekolah yang rusak ringan. 4) Mengatur surat- surat dinas.
5) Menyediakan minuman untuk para guru dan karyawan . d) Keamanan atau Satpam
Tugas dari bagian keamanan atau satpam adalah :
1) Membantu keamanan dalam penyetoran atau pengambilan uang di Bank.
2) Mengatur parkir.
F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sumber daya manusia satuan pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta meliputi :
1. Tenaga pendidik berjumlah 53 guru, yang terdiri dari : a) 13 Guru Pegawai Negeri Sipil
b) 10 Guru Tetap Yayasan c) 5 Guru kontrak
d) 25 Guru Tidak tetap
2. Tenaga administrasi berjumlah 33 karyawan, yang terdiri dari : a) 11 Pegawai bagian Tata Usaha
b) 8 Pegawai bagian Laboratorium c) 3 Pegawai Perpustakaan
d) 1 Pegawai UKS e) 2 Pegawai Koperasi f) 4 Pekarya
g) 3 Satpam h) 1 Petugas parkir
G. Siswa Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
2. Jumlah kelas
Jumlah kelas yang ada di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/ 2010 semester (2) genap adalah :
a) Kelas X ada 8 kelas terdiri dari: XA, XB, XC, XD, XE, XF, XG, XH. b) Kelas XI ada 7 kelas terdiri dari: XI BHS, XI IPA 1, XI IPA 2, XI
IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4.
c) Kelas XII ada 9 kelas terdiri dari: XII BHS, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3, XII IPS 4.
H. Proses Belajar Mengajar SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Kegiatan guru secara umum
Kegiatan guru secara umum adalah mengajar di dalam kelas dimulai pada jam pelajaran pertama sampai berakhir jam pelajaran, yaitu pada hari Senin sampai Kamis jam pelajaran dimulai pukul 06.15 dan berakhir pukul 13.30, hari Jumat jam pelajaran dimulai pukul 06.15 dan berakhir pukul 11.15, dan pada hari Sabtu jam pelajaran dimulai pukul 06.15 dan berakhir pukul 11.45.
atau dapat juga mengisi kelas dengan menyerahkan tugas yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.
Guru piket juga bertugas untuk mengawasi ketertiban siswa. Bila ada siswa yang terlambat masuk sekolah maka harus melapor pada guru piket sebelum diizinkan masuk kelas oleh guru BP. Selain itu bila ada siswa yang izin pulang atau keluar dari lingkungan sekolah untuk suatu alasan maka harus melapor pada guru piket.
2. Kegiatan guru mata pelajaran
Kegiatan guru mata pelajaran adalah mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun hasil observasi pada guru mata pelajaran sebagai berikut :
a. Guru melakukan kegiatan pra pembelajaran dengan memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, kelengkapan dan kerapihan seragam.
b. Guru menyampaikan materi dengan suara yang keras dan jelas. c. Penjelasan guru mudah diterima siswa.
d. Guru memberikan soal latihan, kuis, dan pekerjaan rumah yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Kegiatan siswa
pelajaran juga selalu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah satu wakil dari siswa setiap kelasnya.
Adapun hasil observasi terhadap siswa ini menunjukkan : a. Siswa aktif menanggapi pembahasan pembelajaran. b. Siswa cenderung ramai saat mengikuti pembelajaran. c. Siswa mengerjakan tugas dari guru.
d. Beberapa siswa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan di kelas. e. Siswa kurang berkonsentrasi karena ingin buru-buru pulang.
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Dalam upaya meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai beberapa fasilitas antara lain :
1. Perpustakaan 2. Laboratorium 3. Warnet 4. Toilet 5. Kantin 6. Audio Visual 7. Lapangan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 529 orang. Tetapi yang digunakan untuk sampel merupakan siswa kelas X dan XI yang berjumlah 100 responden. Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data mengenai tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua dan minat belajar siswa. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar siswa diperoleh dari informasi pihak sekolah. Berikut ini deskripsi data untuk masing-masing variabel.
1. Data Tingkat Pendidikan Orang Tua Tabel 5.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Bapak Ibu Jumlah
Keterangan
F % f % F %
Tidak Sekolah - - -
-SD 2 2% 3 3% 5 2,5%
SMP 4 4% 7 7% 11 5,5%
SMA/SMK 43 43% 41 41% 84 42%
Akademi/Perguruan Tinggi
51 51% 49 49% 100 50%
Jumlah 100 100% 100 100% 200 100%