• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teoritik

3. Status Sosial Ekonomi

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusiapun yang memiliki status sosialnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi, tentu saja dengan melihat kemampuan dan jalan yang dapat ditempuh.

Status sosial ekonomi erat kaitannya dengan karakteristik pendidikan anak seperti motivasi pencapaian hasil, putus sekolah, dan keberhasilan akademis. Kedudukan dan pekerjaan merupakan unsur status sosial ekonomi yang penting, yang berhubungan erat dengan inteligensi. Beberapa macam pengukuran status sosial ekonomi, semuanya menggunakan kombinasi sebagai berikut: tingkat pendidikan, tingkat

jabatan, jenis tempat tinggal, besarnya pendapatan, sumber pendapatan (Narwoko dan Suyanto, 2007:160).

a. Jabatan atau pekerjaan orang tua (Narwoko dan Suyanto, 2007:161)

1) Profesional dan pemilikan (dokter, ahli hukum, akuntan)

2) Profesional dan pemilikan minor (pemula atau dokter dan ahli hukum yang setengah berhasil, petani besar)

3) Semi profesional (pedagang eceran dan pemegang kas)

4) Pekerja-pekerja terampil (penata buku, mandor pabrik, ahli rekayasa jalan kereta api)

5) Pekerja terampil menengah (operator telepon, pertukangan kayu, tukang ledeng, tukang cukur, pemadam api)

6) Pekerja semi terampil (pengemudi taksi dan truk, penjaga pompa bensin, pramuwisma)

7) Pekerja tak terampil (buruh kasar, penambang, jaga malam) Pekerjaan orang tua, meliputi:

1). Wirausaha contohnya pedagang, peternak, bengkel dan orang yang menjalankan perusahaannya sendiri.

2). Pegawai Negeri Sipil contohnya guru, polisi, ABRI, dan orang yang menerima gaji dari negara.

3). Karyawan swasta contohnya pekerja pabrik dan karyawan perusahaan swasta.

Secara umum dapat dikatakan bahwa orang tua adalah kelompok sosial terkecil yang terdiri dari ayah dan ibu atau salah satu dari keduanya serta wali yang bertanggung jawab terhadap anak.

Pekerjaan atau lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.

Sumber pendapatan orang tua diperoleh dari bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Contohnya berdagang, menjadi guru, menjadi perawat, menjadi dokter, dan membuat usaha sendiri.

Tugas orang tua adalah mengarahkan anak mejadi pribadi yang mandiri. Membina anak menuju kemandirian memerlukan prinsip-prinsip psikologi yang menjelaskan tentang maksud tingkah laku dan emosi pada anak dan orang dewasa.

Walaupun orang tua sibuk dalam mengerjakan berbagai kegiatan tetapi harus tetap punya waktu untuk anak. Interaksi antara anak dengan orang tua sangat diperlukan untuk perkembangan anak. Tujuan utama dari kerjasama antara orang tua dan anak adalah untuk melatih keterampilan agar anak mengerti kewajiban serta bertanggung jawab terhadap pekerjaannya . Di samping itu melalui kebiasaan bekerjasama, anak tidak terbentuk sifat malas dan menolak tugas.

Pembinaan dalam hal ini hendaknya diarahkan kepada sifat optimis, kreatif mengarah kehidupan yang tidak tergantung pada orang

lain, berani, dan tidak merasa malu untuk bekerja mandiri menjadi wirausaha yang berhasil.

b. Pendapatan

Sumber pendapatan orang tua diperoleh dari bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Contohnya berdagang, menjadi guru, menjadi perawat, menjadi dokter, dan membuat usaha sendiri.

pendapatan adalah segala bentuk balas jasa yang diperoleh seseorang terhadap proses produksi. Setiap keluarga memperoleh pendapatan yang berbeda-beda. Menurut Gilarso (2004:63), pada dasarnya sumber pendapatan keluarga adalah:

1) Usaha sendiri

Usaha sendiri adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dengan menanggung resiko usaha sendiri apabila mengalami kerugian maupun keuntungan. Contohnya: berdagang, bengkel motor, penjahit, dan mengelola usaha sendiri.

2) Bekerja dengan orang lain

Yaitu bekerja dengan instansi atau perusahaan orang lain dengan imbalan gaji berupa barang dan uang. Misalnya karyawan atau pegawai negeri sipil.

3) Hasil dari milik sendiri

Harta milik sendiri dapat menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilan tambahan. Misalnya: mempunyai sawah yang disewakan atau rumah yang disewakan.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan)

Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan dapat

dikelompokkan menjadi empat yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan) :

1) Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

4) Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, diantaranya (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan):

1) Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai

jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

2) Pendidikan non formal

Pendidikan non formal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar yaitu sekolah minggu yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program-program pendidikan non formal yaitu Pendidikan Kesetaraan A, B, C. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Magang, dan sebagainya. 3) Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan dapat

dibedakan menjadi enam yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan):

1) Pendidikan umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2) Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3) Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

4) Pendidikan profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

5) Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

6) Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.

7) Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

Tingkatan pendidikan di Indonesia

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan) Tabel 2.1

Tingkatan Pendidikan di Indonesia

Kelas Usia Taman kanak-kanak Kelompok bermain 4 Kelompok A 5 Kelompok B 6 Sekolah dasar Kelas 1 7 Kelas 2 8 Kelas 3 9 Kelas 4 10 Kelas 5 11 Kelas 6 12

Sekolah menengah pertama

Kelas 7 13

Kelas 8 14

Kelas 9 15

Sekolah menengah atas/kejuruan

Kelas 10 16

Kelas 11 17

Kelas 12 18

Akademi/Institut/Politeknik/Sekolah Tinggi/Universitas Sarjana berbagai usia (selama kurang lebih 4 tahun) Magister berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun) Doktor berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)

Dokumen terkait