1214 PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
MENGGUNAKAN SANDIWARA BONEKA TERHADAP PENGETAHUAN DAN OHI-S MURID KELAS IV
SDN GOBRAS I TASIKMALAYA.
oleh : Anie Kristiani1
1Staff Pengajar Jurusan Kesehatan Gigi Kemenkes Tasikmalaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
gigi menggunakan sandiwara boneka terhadap pengetahuan dan OHI-S murid kelas
IV SDN Gobras I Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode quasy
experiment dengan rancangan two group pretest and posttest design. Subyek
penelitian sebanyak 37 sampel murid dari kelas yang diberi intervensi dan 40 sampel murid dari kelas kontrol. Alat ukur yang digunakan berupa lembar kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan OHI-S untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut murid. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan pengetahuan murid kelas yang diberi intervensi sebelum dan
sesudah diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka , dengan
kriteria baik dari 0 murid (0%) menjadi 10 murid (27%), kriteria sedang dari 23 murid (62,2%) menjadi 25 (67,6%). 2) Perubahan OHI-S murid pada kelas yang diberi intervensi kriteria baik dari 21 murid (56,8%) menjadi 28 murid (75,7%). 3) Rata-rata pengetahuan murid kelompok yang diberi intervensi sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatn gigi menggunakan sandiwara boneka 8,7 (kriteria sedang) menjadi 12,6 (kriteria sedang) dan rata-rata OHI-S murid kelompok yang diberi intervensi sebelum diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka 1,3 (kriteria sedang) menjadi 0,8 (kriteria baik). Pada tabel statistik paired
samples, pengetahuan kelompok yang diberi intervensi dan kontrol didapat p-value
0.001 (<0,05) and OHI-S kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapat p-value
0.006 (<0,05). Kesimpulan; ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan gigi
menggunakan sandiwara boneka terhadap pengetahuan dan OHI-S murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya.
Kata kunci : Pendidikan Kesehatan Gigi , Sandiwara boneka, pengetahuan, OHI-S.
ABSTRACT
The purpose of this study is to see the impact of dental health education with puppet play agains the knowledge and OHI-S the students IVth Elementary School Gobras I Tasikmalaya. This research used quasy experiment with the design of a two group
pretest and posttest design. The subjects are 37 students from class with
intervention and 40 students from control class. The measuring instrument used classifier for questioner paper and OHI-S paper to knowed that knowledge and the OHI-S the students IVth Elementary School Gobras I Tasikmalaya. Data which got is : 1) Change for knowledge students at intervention class both of before and after to given dental health education with puppet play , the result are : good from 0 student (0%) become 10 students (27%), fair from 23 students (62.2%) become 25 (67.6%). 2) Change for OHI-S students at intervention class both of before and after to given dental health education with puppet play , the result are : good from 21 student (56.8%) become 28 students (75.7%). 3)Mean from knowledge students at
1215
intervention class before to given dental health education with puppet play 8.7 (fair) to 12.6 (fair) and mean OHI-S students at intervention class before to given dental health education with puppet play 1.3 (fair) to 0.8(good). At paired samples statistic table, to knowledge class intervention and control class p-value 0.001 (<0.05). and OHI-S class intervention and control class p-value 0.006 (<00.5). The impact of dental health education with puppet play againts the knowledge and OHI-S students IVth Elementary School Gobras I Tasikmalaya.
Key word : Dental Health Education, Puppet play, Knowledge, OHI-S. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih memerlukan perhatian yang serius karena prevalensi karies dan penyakit jaringan periodontal mencapai 80% dari jumlah penduduk. Upaya untuk mengatasinya sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu upaya untuk mengatasinya dengan promotif dan preventif, yaitu melalui pendidikan kesehatan gigi pada masyarakat (Herijulianti, dkk., 2001).
Penyakit karies pada anak banyak dan sering terjadi, namun kurang mendapat perhatian dari orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan gigi tetap. Orang tua kurang menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan sangat besar bila tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies sejak dini pada anak. Dampak yang terjadi bila sejak awal sudah mengalami karies adalah selain fungsi gigi sebagai pengunyah yang terganggu, anak juga akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sehingga anak tidak mau makan dan akibat yang lebih parah bisa terjadi malnutrisi, anak tidak dapat belajar karena kurang berkonsentrasi sehingga akan mempengaruhi kecerdasan. Gigi sulung yang sudah berlubang dan rusak, maka dapat diramalkan gigi dewasanya tidak akan sehat nantinya (Nn, 2008).
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara umum dan secara khusus. Secara garis besar terdiri dari pencegahan umum meliputi materi penyuluhan lebih ditekankan agar masyarakat tetap menjaga pola makanan empat sehat lima sempurna (makanan yang bernilai gizi baik) dan menghindari makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang banyak mengandung gula, karbohidrat atau makan-makanan yang mengandung gula, karbohidrat atau makan-makanan yang mudah lengket pada gigi seperti permen, dodol, dan sebagainya, sedangkan pencegahan khusus lebih ditekankan pada cara
1216
menjaga kebersihan gigi dan mulut misalnya cara menggosok gigi yang baik dan memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali (Depkes, R.I., 1994).
Metode dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang cepat diterima dalam penyampaian pendidikan bagi siswa anak-anak adalah sandiwara boneka. Metode sandiwara boneka merupakan proses penyampaian model tiga dimensi, sandiwara boneka memerlukan keahlian khusus dimana seorang komunikan atau pemberi pelajaran harus bisa bermain peran. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi jenis boneka akan sangat menarik jika disajikan dalam bentuk dialog, biasanya dalam bentuk sandiwara boneka. Beberapa keuntungan penggunaan boneka untuk sandiwara adalah tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang terlalu rumit, tidak banyak memakan tempat, panggung sandiwara boneka dapat dibuat cukup kecil dan sederhana, tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan memainkannya, dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan menambah suasana gembira (Arsyad, 2002).
Kebersihan gigi dan mulut dapat diukur dengan menggunakan suatu indeks (Be Kien Nio, 1987). Indeks ini dapat digunakan pada waktu pemeriksaan kebersihan mulut untuk mengoptimalkan bimbingan menyikat gigi maka sebaiknya ditindak lanjuti dengan memberikan petunjuk menyikat gigi secara khusus kepada sasaran yang belum terampil, terlebih pada usia anak sekolah pada waktu menyikat gigi (Depkes, R.I, 1999).
Pengertian Oral Hygiene index Simplipied (OHI-S) merupakan suatu Index
yang digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut (score) adanya plak dan karang gigi yang menempel pada permukaan gigi atau yang didapat dari hasil penjumlahan Debris Index (Be Kien Nio, 1987). Pemeriksaan OHI-S adalah pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan, hasil Debris Index (DI) dan
Calculus Index (CI). Debris Index adalah score (nilai) yang terjadi karena sisa
makanan yang melekat pada gigi penentu, Calculus Index adalah score (nilai) dari endapan keras (karang gigi) terjadi karena debris yang mengalami pengapuran yang
melekat pada gigi penentu. Pemeriksaan OHI-S dengan tujuan untuk
mengumpulkan data kebersihan gigi dan mulut sasaran dan merencanakan tindakan promotif-preventif (Green dan Vermillion, 1964, cit. Be Kien Nio, 1987).
1217
Hasil pemeriksaan awal di SDI Al-Azhar 33 Tasikmalaya 5 Mei 2010, ditemukan Prevalensi Karies sebesar 82,4 % artinya ditemukan 75 murid yang menderita karies dari 91 murid yang diperiksa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan
Gigi Menggunakan Sandiwara Boneka terhadap Pengetahuan dan OHI-S murid
kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya”.
ALAT, BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan yang digunakan adalah sonde, pinset, kaca mulut,
disclosing solution, alkohol 70%, benecide, aquadest, kapas, gelas kumur, hand
schoen, sterilisator kimia, handuk, slaberche, baki, ember, boneka-boneka tangan,
panggung sandiwara boneka, laptop, speaker, alat tulis, kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, formulir pemeriksaan OHI-S.
Metode yang digunakan adalah quasy experiment dengan rancangan two
group pretest and posttest design. Subyek penelitian sebanyak 37 murid sebagai
kelas yang diberi intervensi dan 40 murid kelas kontrol. Alat ukur yang digunakan
berupa kuesioner pengetahuan dan OHI-S.kelompok intervensi sebelumnya diminta
mengisi kuesioner untuk mengukur pengetahuan kesehatan gigi dan mulut lalu diperiksa intra oralnya untuk mendapatkan nilai OHI-S. Kelompok intervensi kemudian diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka selama durasi 30 menit sebanyak tiga kali selama 3 minggu berturut-turut. Setelah itu diberi kuesioner yang sama untuk mengukur pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan dilakukan pengukuran OHI-S juga.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya adalah 37 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 23 perempuan. Tabel berikut menggambarkan tingkat pengetahuan responden.
1218
Tabel 1 : Distribusi frekwensi Pengetahuan Murid Kelompok yang Diberi Intervensi Sebelum dan Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan Gigi Menggunakan Sandiwara Boneka.
No. Kriteria Sebelum Sesudah
Pengetahuan N % N %
1. Baik 0 0 10 27
2. Sedang 23 62,2 25 67,6
3. Buruk 14 37,8 2 5,4
Jumlah 37 100 37 100
Tabel 1 memperlihatkan adanya perubahan pengetahuan responden yang diberi intervensi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka, yaitu kriteria baik semula 0 murid (0%) menjadi 10 murid (27%), kriteria sedang semula 23 murid (62,2%) menjadi 25 murid (67,6%) dan yang mempunyai kriteria buruk tidak ada (0%). Hasil di atas menunjukan bahwa setelah murid yang diberi intervensi, maka pengetahuan dengan kriteria baik menjadi meningkat.
Tabel 2 : Perbedaan Rata-rata Pengetahuan Kelompok yang Diberi Intervensi dan rata-rata Pengetahuan Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah perlakuan.
No. Rata-rata
Pengetahuan
Sebelum Sesudah Perubahan p-value
1. Kelompok intervensi 8,7 12,6 3,9 0,001
2. Kelompok kontrol 7,3 9,1 1,8 0,0203
Tabel 2. Menunjukkan rata-rata pengetahuan kelompok murid yang diberi intervensi sebelumnya 8,7 (kriteria sedang) menjadi 12,6 (kriteria sedang) maka selisihnya adalah 3,9. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelumnya 7,3 (kriteria kurang) menjadi 9,1 (kriteria sedang) maka selisihnya 1,8. Hasil uji paired samples
test perbandingan pengetahuan responden pada kelompok intervensi menunjukkan
p-value 0,001(<0,05) sehingga dapat dikatakan bermakna.
Tabel 3 : Distribusi frekwensi OHI-S Kelompok yang Diberi Intervensi Sebelum dan Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan Gigi Menggunakan Sandiwara Boneka.
No. Kriteria Sebelum Sesudah
1219
1. Baik 21 56,8 28 75,7
2. Sedang 16 43,2 9 24,3
3. Buruk 0 0 0 0
Jumlah 37 100 37 100
Tabel 3 memperlihatkan adanya perubahan OHI-S kelompok yang diberi
intervensi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan gigi
menggunakan sandiwara boneka, yaitu kriteria baik semula 21 murid (56,8%) menjadi 28 murid (75,7%), kriteria sedang semula 16 murid (43,2%) menjadi 9 murid (24,3%) dan yang mempunyai kriteria buruk tidak ada (0%). Hasil di atas menunjukan bahwa setelah murid diberi intervensi, maka OHI-S dengan kriteriabaik menjadi meningkat.
Tabel 4 : Perbedaan Rata-rata OHI-S Kelompok yang Diberi Intervensi dan rata-rata
OHI-S Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah perlakuan.
No. Rata-rata OHI-S Sebelum Sesudah Perubahan p-value
1. Kelompok intervensi 1,3 0,8 0,5 0,006
2. Kelompok kontrol 1,4 1,3 0,1 0,160
Tabel 4. Menunjukkan rata-rata OHI-S kelompok murid yang diberi intervensi sebelumnya 1,3 (kriteria sedang) menjadi 0,8 (kriteria baik) maka selisihnya adalah 0,5. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelumnya 1,4 (kriteria sedang) menjadi 1,3 (kriteria sedang) maka selisihnya 0,1. Hasil uji paired samples
test perbandingan OHI-S responden pada kelompok intervensi menunjukkan p-value
0,006(<0,05) sehingga dapat dikatakan bermakna.
PEMBAHASAN
Pengetahuan murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya sebelum diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka dengan kriteria baik 0% menjadi 27% sedangkan dengan kriteria sedang sebelumnya 62,2% menjadi 67,6%. Rata-rata pengetahuan sebelumnya 8,7 (kriteria sedang) menjadi 12,6 (kriteria sedang) maka selisihnya adalah 3,9.
OHI-S murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya sebelum diberi pendidikan
kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka dengan kriteria baik 56,8% menjadi 75,7%. Rata-rata OHI-S sebelumnya 1,3 (kriteria sedang) menjadi 0,8 (kriteria baik) maka selisihnya adalah 0,5.
1220
Hasil uji paired samples test perbandingan pengetahuan responden pada kelompok intervensi menunjukkan p-value 0,001(<0,05) sehingga dapat dikatakan bermakna, sedangkan hasil uji paired samples test perbandingan OHI-S responden pada kelompok intervensi menunjukkan p-value 0,006(<0,05) sehingga dapat dikatakan bermakna.
Pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka memiliki keuntungan suasana penyuluhan kesehatan gigi menjadi lebih hidup, tumbuh sikap kritis dari anak dan lebih mudah memusatkan anak didik pada waktu belajar, selain itu dapat memperoleh bahan diskusi langsung dari penyuluhan kesehatan gigi yang baru saja dialami (Depdikbud, 1984).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan :
1. Pada kelompok yang diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka, yang mempunyai pengetahuan dengan kriteria baik tidak ada (0%) menjadi 10 murid (27%), kriteria sedang 23 murid (62,2%) menjadi 25 murid (67,6%) dan kriteria kurang 14 murid (37,8%) menjadi 2 murid (5,4%).
2. Rata-rata pengetahuan murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya sebelum diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka 8,7 (kriteria sedang) sesudahnya menjadi 12,7 (kriteria sedang).
3. Pada kelompok yang diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara
boneka, yang mempunyai OHI-S dengan kriteria baik 21 murid (56,8%) menjadi
28 murid (75,7%), kriteria sedang 16 murid (43,2%) menjadi 9 murid (24,3%) dan kriteria buruk tidak ada.
4. Rata-rata OHI-S murid kelas IV SDN Gobras I Tasikmalaya sebelum diberi pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka 1,3 (kriteria sedang) sesudahnya menjadi 0,8 (kriteria baik).
5. Ada pengaruh pemberian pendidikaan kesehatan gigi menggunakan sandiwara
boneka terhadap pengetahuan dan OHI-S murid kelas IV SDN Gobras I
Tasikmalaya, dilihat dari p-value terhadap pengetahuan =0,001 (<0,05) dan terhadap OHI-S=0,006 (<0,05).
1221 Saran:
1. Bagi murid-murid diharapkan dapat lebih menjaga kesehatan gigi dan mulut supaya dapat mengurangi angka keparahan penyakit gigi dan mulut.
2. Bagi Kepala Sekolah dan guru-guru diharapkan lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut murid-muridnya agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
3. Bagi petugas Puskesmas khususnya perawat gigi diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka khususnya atau metode lain pada umumnya.
4. Perlu dilakukan pelatihan pembuatan materi penyuluhan kesehatan gigi menggunakan sandiwara boneka oleh dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Tasikmalaya kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Be Kien Nio, 1987, Preventif Dentistri II, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, Bandung.
Departemen Kesehatan R.I., 1993, Asupan Gizi pada Anak-Anak, direktorat
Pelayanan Medik, Jakarta.
---, 2008, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
---, 2009, Sistem Kesehatan Nasional, Direktorat Pelayanan Medik, Jakarta.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2009, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, grafindo Persada, UI, Jakarta.
Gondhoyuwono, 2001, Peranan Kecerdasan Emosional dalam penyuluhan Kesehatan Gigi Usia Sekolah, Dental Jurnal, Unair, Surabaya.
Harini, S., 2000, Usaha Pencegah Penyakit dan Kelainan Gigi dan Mulut Anak dengan Mengatur Pola Makanan Anak Sejak Dini , Jurnal Kedokteran
Gigi, UI, Edisi KhususKPPIKG, Jakarta.
Heriandi, 2001, Konsumsi Makanan dan Resiko Karies Gigi pada Anak, Jurnal
Kedokteran Gigi FKG, Unair, Jakarta.
Irawan, 2007, Karbohidrat, http://id.pssplab.com
Januar, 2009, Menuju Sehat Gigi dan Mulut 2020, Jurnal Kedokteran Gigi Edisi
Khusus FKG, UI, Jakarta.
Karyadi, dkk., 1986, Energi dan Zat-zat Gizi, Gramedia, Jakarta.
Kusumaningsih, T., Raharjo, B., 2001, Peningkatan Cara Mengatasi Terjadinya
Karies Gigi Sehubungan dengan Pola Makanan, Jurnal Kedokteran Gigi,
UI, Jakarta.
Maulani, C., 2005, Kiat Merawat Gigi Anak, Elex Media Komputido, Jakarta.
Nazar, S., 1997, Aspek Nutrisi pada Kesehatan Gigi Anak, Jurnal Kedokteran Gigi,
UI edisi Khusus KPPIIKG XI, Jakarta.
Nizel, A.E., 1972, Nutrional Support for Oftimazing Chlidren’s dental Health. In : Suskind RM., edisi Texbook of Pedriatik Nutrion, New York.
1222
Nuryani, P., 2008, Gambaran Anak Usia 6-7 Tahun dalam Penelitian Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Caries Severity Index (CSI) di SDN Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2008, KTI, Poltekes, Tasikmalaya.
NN, 2009, Diet Sehat. http://upnjatim.forumeast.com
Pratiwi, D., 2002, Gigi Sehat dan Cantik, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta. Priyono, B., 2001, Pengantar Epidemiologi untuk Kesehatan Gigi, FKG, UGM,
Yogyakarta.
Roeslan, B.O dan Sadono, M.H., 1997, Aspek Bio Kimia Proses Terjadinya Karies
Gigi, Jurnal Kedokteran Gigi FKG, Unair, Surabaya.
Sutarti, 2006, Hubungan Jajanan Bersukrosa Terhadap Caries Severity Index (CSI) Pada Anak Usia 9 Tahun di SDN Angkasa 1 Kecamatan Cibeurem Kota Tasikmalaya Tahun 2006, KTI, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
Supasiasa, I.D.N., 2002, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
Supartinah, 2001, Peran Cariogram dalam Pendegahan terjadinya karies Baru pada
Anak, Pidato Dies Natalis Ke-40, FKG UGM, Yogyakarta.
Suwelo, 1992, Karies Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi, ECG, Jakarta. Widayanti, F., 2000, Bahagiaku Gigiku Sehat, PT. Sahabat, Klaten.
Widyanti, N, 2005, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medika, Yogyakarta. Wikipedia, 2009, Pengetian Diet, http://id.wikipedia.org/wiki/Diet
Yayan, 2009, Learning Objektif Berdasarkan Literatur, Dental Journal, Unair, Surabaya.
Yusuf, S., 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarya, Jakarta. Yuwono, L., 1991, Pencegahan Penyakit Mulut, Hipokrates, Jakarta.