• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MUSCAT, KESULTANAN OMAN 27 Februari- 5 Maret 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MUSCAT, KESULTANAN OMAN 27 Februari- 5 Maret 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE

MUSCAT, KESULTANAN OMAN

27 Februari- 5 Maret 2017

A. PENDAHULUAN

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Muscat, Oman dilakukan dalam rangka melakukan agenda diskusi pendalaman terkait isu strategis hubungan kedua negara, serta diplomasi parlemen ke Kemlu dan Parlemen Oman:

1. Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Dubes LBBP RI di Muscat, Oman dalam rangka pengawasan dan pembahasan isu bilateral Indonesia – Oman; serta agenda pendalaman parlemen terhadap permasalahan yang dihadapi perwakilan RI di Oman.

2. Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Kementerian Luar Negeri Kesultanan Oman dalam rangka kunjungan resmi parlemen pertama kali ke Kementerian Luar Negeri Oman untuk melakukan penguatan bilateral politik dan ekonomi.

3. Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Majelis Asy-Syuro/ Parlemen Kesultanan Oman dalam rangka kunjungan resmi parlemen pertama kali ke Parlemen Oman untuk melakukan penguatan bilateral politik dan ekonomi.

Delegasi Kunjungan Kerja telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar LBBP RI untuk Oman, serta pertemuan dengan Pejabat Tinggi Kemlu Oman dan pertemuan dengan Majelis Al-Shura (Dewan Konsultatif)/Lower House Parlemen Oman (Catatan: Parlemen Oman merupakan parlemen bikameral terdiri dari Majlis Al-Shura dan Majlis Al-Dawla (Dewan Negara/State Council) dengan kedudukan kedua Majlis adalah setara, meskipun Majlis Al-Shura seringkali dirujuk sebagai Lower House untuk memudahkan pengertian dalam Bahasa Inggris. Perbandingan dalam sistem parlementer Indonesia adalah: Majlis Al-Shura setara dengan DPR RI dan Majlis Al-Dawla mirip dengan DPD RI, sementara Majlis Oman (Parlemen Oman) merupakan

(2)

gabungan kedua Majlis mirip dengan MPR RI namun Majlis Oman tidak memiliki perangkat kepemimpinan terpisah seperti MPR RI (Majlis Oman tidak memiliki Ketua/Speaker. Ketua Majlis Al-Shura dan Ketua Majlis Al-Dawla duduk bersama sebagai Ketua Majlis Oman/Co-Chairs).

B. HASIL-HASIL KUNKER

I. Hasil Temuan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Dubes RI untuk Oman

Temuan Strategis

 Status kepemilikan gedung KBRI Muscat adalah sewa. Pemerintah Oman telah menawarkan penggunaan lahan di kawasan khusus diplomatik dengan status sewa (diizinkan memilih satu di antara tiga lahan yang ditawarkan seluas 5000 m2) dan dapat membangun gedung KBRI Muscat di atas lahan tersebut.

 Namun demikian, terdapat kendala dari sisi regulasi Pemerintah RI, antara lain: 1) apabila menggunakan skema yang ditawarkan Oman ini maka status

kepemilikan gedung KBRI (dalam perspektif hukum Indonesia) adalah Hak Guna Bangunan (HGB) atau Strata, karena lahan bukan milik KBRI; 2) merujuk pada kasus pengadaan gedung Perwakilan RI lain, Pemerintah RI

cenderung mendorong untuk membeli gedung (beserta lahannya) dan bukan membangun gedung. Bagi KBRI Muscat opsi untuk membeli gedung dan lahan tidak dimungkinkan karena Pemerintah Oman tidak mengizinkan Perwakilan Asing memiliki lahan dan hanya dapat membangun gedung di kawasan khusus diplomatik. Sebenarnya Pemerintah Oman menawarkan lahan secara timbal balik (Pemerintah RI memberikan lahan juga bagi Kedubes Oman di Jakarta), namun hal ini sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu opsi satu-satunya yang masuk akal demi efisiensi anggaran negara adalah dengan menyewa lahan dan membangun gedung KBRI di atasnya.

 Ditinjau dari sisi hukum internasional dan pertimbangan kewibawaan negara, opsi yang ditawarkan Pemerintah Oman sebenarnya lebih baik karena gedung KBRI Muscat akan dipandang sebagai gedung Perwakilan Asing yang memiliki

(3)

full immunities and privileges sesuai Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik 1961.

 Jika dibandingkan kondisi saat ini, dengan menyewa gedung dari pihak swasta, KBRI Muscat sebenarnya terpapar dengan potensi masalah hukum perdata jika terdapat perselisihan dengan pemilik gedung dan karena gedung KBRI saat ini berlokasi di perumahan maka harus tunduk pula dengan peraturan Pemda setempat (mengurangi diplomatic immunities and privileges).

 Maka, Komisi I DPR-RI berdasarkan situasi ini perlu mempertimbangkan untuk membahasnya melalui rapat kerja dengan mitra, yakni Kemlu RI bersama Dirjen Anggaran Kemenkeu RI.

Perlindungan WNI

 Oman merupakan satu-satunya negara di Gulf Cooperation Council (GCC) yang menghormati kebijakan moratorium TKI sektor domestik.

 Moratorium TKI pengiriman sektor domestik di Oman diberlakukan pada 2015. Jumlah TKI Indonesia di Oman pada Maret 2015 berjumlah 40.190 yang terdiri 39.950 perempuan dan 640 pria. Pada Desember 2016, jumlah TKI di Oman berjumlah 19.216 dengan perincian 18.562 perempuan dan 654 laki-laki.

 Pada 2016 terdapat pemulangan jenazah 5 orang, pemakaman jenazah 3 orang, pemulangan TKI bermasalah 354 orang, dan pemenuhan hak TKI 59 orang. Terkait pemulangan jenazah, terdapat beberapa variasi kasus, ada yang wajar, ada yang sakit, ada yang karena korban kejahatan ketika TKW melarikan diri dari majikannya.

 Secara umum permasalahan sulitnya implementasi moratorium adalah perbedaan sistem hukum, kesewenangan standard pemberian gaji, bekas pukulan, diperkosa hingga hamil. Hulu permasalahannya adalah pembekalan oleh PT-PT yang ada di Indonesia berupa Mafia. TKW telah menjadi komoditi perdagangan manusia.

Bidang Ekonomi

 Untuk meningkatkan arus investasi ke Indonesia, KBRI telah mengunjungi Kadin Pusat dan Kadin Daerah di Oman serta menggelar Investment Forum.

(4)

Kegiatan tersebut berdampak dengan meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) dari 211.000 menjadi 1.211.000.

 Untuk meningkatkan arus wisatawan ke Indonesia, KBRI telah mendayagunakan para PRT/TKI untuk melakukan promosi pariwisata kepada pada majikannya untuk berlibur ke Indonesia. Kegiatan ini dilakukan di Muscat (Mei 2016), Salalah (Agustus 2016), dan Sohar (September 2016). KBRI juga melakukan promosi secara langsung, antara lain melalui pemutaran film iklan pariwisata di bioskop-bioskop Oman (Juli-September 2016) dan menyelenggarakan Festival Inafair pada Oktober 2016.

 Selain itu, KBRI telah melakukan kerja sama dengan Oman Air, yang sejak tahun 2014 telah membuka jalur penerbangan langsung ke Jakarta, untuk melakukan promosi pariwisata Indonesia.

 Kunjungan wisatawan Oman ke Indonesia meningkat secara signifikan dari 4.616 (2014) menjadi 12.423 orang (2016) serta menduduki ranking kedua di GCC setelah Saudi Arabia.

 Untuk meningkatkan kerjasama perdagangan, KBRI, selain mengikuti pameran dan promosi produk Indonesia di Oman, juga mengajak para pengusaha kedua Negara untuk saling berkunjung. Pada 2016 tercatat sebanyak 55 pengusaha Indonesia ke Oman, kemudian 78 pengusaha Oman ke Indonesia

 KBRI berencana untuk membentuk Indonesia-Oman Business Association, penerbitan buku Peraturan Perdagangan Ekspor Impor Kesultanan Oman, serta Display Center Produk Indonesia.

Bidang Politik

 Oman memberikan dukungan terhadap integritas NKRI dan saling dukung dalam berbagai posisi di PBB.

 Menlu kedua negara telah saling kunjung. Kunjungan dari Menlu RI ke Oman pada Januari 2016 dan kunjungan dari Menlu Oman ke Indonesia pada Agustus 2016.

 Antara kedua negara terdapat MoU Konsultasi Politik yang ditandatangani Januari 2016. Dibutuhkan tindak lanjut berupa pelaksanaan Forum Konsultasi Politik (FKB).

(5)

 Indonesia mengundang partisipasi Oman pada KTT IORA pada 5-7 Maret 2017 di Jakarta.

Bidang Pendidikan, Sosial Dan Budaya

 Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah merintis kerja sama dengan mitranya di Oman, antara lain Institut Agama Islam Sahid (INAIS) Bogor dengan Universitas Sultan Qaboos (SQU) dan College of Sharia Sciences (CSS), Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan SQU, serta Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Brebes dengan CSS.

 KBRI bersama Diaspora Indonesia Chapter Oman yang dibentuk pada tahun 2016 juga tengah menjajaki pembentukan Oman-Indonesia Friendship Association untuk mempererat hubungan antarmasyaakat kedua bangsa.

Tantangan

1. WNI yang tersebar dengan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia, yaitu kafalah telah menyebabkan sulitnya KBRI menjangkau WNI.

2. Satu pintu komunikasi melalui Kemlu Oman membuat adanya kendala dalam pembinaan kerja sama dengan instansi di luar Kemlu.

3. Anggaran belum memadai, misalnya untuk membuat Display Center Product Indonesia. Tidak adanya alat musik tradisional, seperti gamelan, atribut seni budaya Indonesia.

II. Hasil Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Under-Secretary of

Diplomatic Affairs of MoFA of the Sultanate of Oman, Mohammed

bin Awad al Hassan

 Sebagai catatan bahwa Mohamed bin Awad al Hassan memiliki sepupu dari keluarga besar, yaitu almarhum Prof. Dr. Fuad Hassan (Mantan Mendikbud, mantan anggota DPR/MPR RI, mantan Dubes RI di Kairo, Mesir).

 Kemlu Oman menyampaikan bahwa Indonesia dikenal sebagai model negara Muslim Moderat dan dapat terus bekerjasama dengan Oman untuk menyebarkan Islam Moderat.

 Kemlu Oman menjelaskan bahwa Oman memandang Indonesia jelas bukan sebagai negara kecil. Secara politik, memiliki populasi yang sangat besar. Secara

(6)

budaya, meskipun berbeda bahasa namun memiliki kesamaan kepentingan. Oman berharap Indonesia terus berjalan menapaki tangga internasional.

 MoU Konsultasi Politik telah ditandatangani sejak 5 Januari 2016. Pada kunjungan ke Jakarta bulan November 2016, Under Secretary Hassan secara sepihak tanpa konsultasi mendalam dengan Kemlu RI ingin melaksanakan forum konsultasi bilateral (mendadak) dan melakukan penandatanganan beberapa MoU. Pada kesempatan tersebut Wamenlu telah menjelaskan pada Under Secretary Hassan bahwa Kemlu RI bukanlah satu-satunya pemangku kepentingan sehingga memerlukan waktu untuk koordinasi dengan para pemangku kepentingan lainnya dan mempersiapkan substansi penting yang akan dibahas dalam forum tersebut, sehingga perlu penjadwalan ulang bagi FKB.

 Kerja sama kedua negara akan semakin baik apabila kedua negara meningkatkan pertukaran ulama, intelektual, dan pelajar.

 Kemlu Oman juga menyampaikan apabila terdapat permasalahan dengan TKI sektor domestik agar pihak Indonesia tidak sungkan menyampaikannya langsung sehingga dapat ditangani dengan baik.

III. Hasil Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Ketua Majelis

Al-Shura/Parlemen, Syeikh Khalid bin Hilal al-Maawali.

Evakuasi, Ekonomi, dan Tenaga Kerja

 Parlemen mengapresiasi bantuan pemerintah Oman dalam evakuasi WNI dari Yaman melalui Salalah, serta kiprah polugri Oman yang selalu menjadi penengah dalam ragam konflik seperti Suriah dan Yaman.

 Pada sektor Ekonomi dan Pariwisata, dibahas bagaimana penguatan bilateral RI – Oman dengan meningkatkan jalur penerbangan Oman Air.

 Hubungan bilateral RI – Oman dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, Akan tetapi, terdapat kendala dalam implementasi Moratorium TKI sektor domestik. Menurut catatan, KBRI Oman 18.000 dari 19.000 orang. Mungkinkah tenaga kerja diganti menjadi yang lebih profesional, perbankan, dan bidang lain yang di Indonesia sangat banyak dan ahli.

(7)

 Indonesia terkenal di Asia sebagai penggerak ekonomi kreatif (iqtisholat al ma’lumatiyah). Maka apabila Oman memberikan peluang, parlemen Indonesia akan mendorong pemerintah untuk melakukan hal tersebut.

Ketua Majlis Al-Shura/Parlemen Oman:

 Ketua Majlis Al-Shura, menjelaskan sistem politik Oman, bahwa selain Majelis asy-Syura (MS) ada Majlis Al-Dawla (Dewan Negara/State Council, setara DPD RI). Terdapat 380 orang anggota Majelis. Perbedaannya, di Oman tidak ada partai, namun individu yang memiliki aspirasi berbeda dengan lainnya. Kesamaannya, Ketua MS dipilih oleh anggotanya sendiri dan berfungsi untuk drafting undang-undang.

 Kunjungan perdana sangat diapresiasi. Oman mengharapkan delegasi dapat menikmati kunjungan yang baik. Menjadikan Oman sebagai rumah kedua. Kerjasama RI Oman yang sangat istimewa. Khususnya dalam saling menghormati kebijakan satu sama lainnya. Meskipun hubungan parlemen masih sangat terbatas.

 Seperti disampaikan, mengenai evakuasi dari Yaman. Oman selalu siap untuk membantu misi kemanusiaan.

 Terkait kualitas tenaga kerja Indonesia yang sangat baik, Ketua Majlis mengemukakan bahwa dirinya telah memahami karena telah bertemu dengan WNI yang bekerja sebagai tenaga ahli di sektor perminyakan pada PDO (Petroleum Development Oman, perusahaan migas milik negara). Beliau juga pernah bertemu WNI profesional yang bekerja di sektor lainnya, seperti perbankan. Beliau sepakat bahwa kapasitas pekerja Indonesia sangat dibutuhkan.

 Kerja sama ini perlu ditingkatkan. Selain itu kerjasama regional, terutama teluk. Khususnya membahas tentang perdamaian, seperti Israel. Oman mengajak untuk mendorong Qororul ijma’. Keputusan bersama, mengenai perjuangan atas hak rakyat Palestina.

(8)

Peran Kawasan

 Delegasi Komisi I DPR-RI menegaskan kesamaan komitmennya bahwa sebenarnya ajakan Oman terkait perjuangan hak rakyat Palestina adalah sejalan dengan kewajiban konstitusional, amanah Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dimana semua negara kini telah merdeka kecuali Palestina, serta menjadi fakta bahwa Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel hingga kini. Lobby Israel tidak pernah berhasil. Rakyat tidak pernah setuju, kecuali hingga Palestina benar-benar merdeka.

 Setelah adanya kesamaan ini, delegasi berharap tidak ada alasan Ketua parlemen untuk tidak hadir ke Indonesia memberikan penceramah dalam forum parlemen.

C. REKOMENDASI

Atas dasar hasil temuan dari pertemuan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Dubes LBBP RI di Muscat, Oman serta pertemuan Komisi I DPR-RI dengan Pejabat Tinggi Kemenlu Oman dan Majelis Al-Shura/Parlemen Oman menghasilkan beberapa rekomendasi:

1. Komisi I DPR-RI melihat perlunya mendorong pemerintah dalam efektivitas implementasi kebijakan moratorium TKI sektor domestik demi menjaga marwah negara-bangsa. Mendorong persiapan TKI untuk masuk pada sektor non-Pembantu Rumah Tangga serta peningkatan standard penghasilan. Dibutuhkan dorongan terhadap pemerintah untuk mempersiapkan Tenaga Kerja yang memiliki kemampuan bahasa Inggris agar masuk kualifikasi sektor-sektor yang tidak berpotensi kasus dan penghasilan lebih baik.

2. Komisi I DPR-RI melihat perlunya peningkatan people to people contact melalui kerja sama sosial, pendidikan, dan keagamaan antara ulama dan intelektual kedua negara. Apalagi sejarah hadramaut mendekatkan kedua negara secara emosional. Dengan demikian, soft diplomacy akan berjalan dengan pelibatan secara luas organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, juga parliament to parliament.

3. Komisi I DPR-RI melihat perlunya identifikasi komoditas strategis dan peningkatan hubungan parlemen kedua negara.

(9)

Ketua Delegasi Komisi I DPR RI

TTD

MEUTYA VIADA HAFID A-235

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan seimbang adalah kebiasaan makan yang memenuhi kebutuhan semua zat gizi, seperti zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein), zat pengatur (vitamin dan

Ace Hasan Sadzily menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta jajarannya dan berharap Komisi VIII DPR RI dapat

CATATAN DAN REKOMENDASI Dari pertemuan yang dilakukan dengan PT INTI Persero pada saat pelaksanaan Kunjungan Kerja Panja Penyehatan dan Restrukturisasi BUMN Komisi VI DPR RI pada

RSUD dr. Soetijono Blora, merupakan salah satu unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan paripurna. Soetijono Blora terakhir kali dibentuk berdasarkan

goods and honours to each according to his place in the community, adalah keadilan yang secara proposional ditetapkan dalam lapangan hukum publik secara umum,

Pada Gambar 11 makrostruktur hasil pengujian pada posisi 3 baut 1 mengalami patah pada beban maximum 9,20 ton dan putus pada beban 7,66 ton.pada gambar menunjukkan

Beberapa orang beranggapan bahwa kebahagiaan itu adalah kehidupan glamor yang disertai dengan kenyamanan hidup, kemewahan, dan kesenangan terus-menerus; tetapi pernikahan

Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku