• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

TUGAS UTS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd

Disusun oleh

Ai Rizkia Amelka 1600270

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2017

(2)

Tugas pengganti Ulangan Tengah Semester (UTS)

1. Apa yang membedakan istilah “bimbingan” dan “konseling”? Perbedaan istilah “bimbingan” dan “konseling” menurut para ahli:

1. Menurut Bimo Walgito (2004/34), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sedangkan konseling merupakan Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh.

2. Menurut Daniel Mc (1956/45), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu:

Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

3. Menurut Moh. Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self-understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self-acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self-direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self-realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diridengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan rofessional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat

(3)

individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

4. Berdasarkan Sosialisasi Panduan dan Pedoman Operasional (POP) Bimbingan dan Konseling di SD (2017), perbedaan bimbingan dan konseling yaitu:

Bimbingan adalah usaha menfasilitasi pertumbuhan peserta didik melalui kegiatan psikoedukatif untuk mengembangkan potensi dan mencapai tugas perkembangan, memahami diri, memahami lingkungan dan membuat keputusan. Sedangkan konseling adalah proses interaktif dalam hubungan yang unik antara konselor dan konseli yang mengarah perubahan perilaku, konstruksi pribadi, kemampuan menguasai situasi hidup dan keterampilan membuat keputusan

Sedangkan perbedaan istilah “bimbingan” dan “konseling” menurut saya yaitu:

Bimbingan adalah suatu kegiatan seorang yang memiliki keahlian untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dan menonjolkan potensi diri dan juga karakter diri peserta didik. Sedangkan konseling adalah proses usaha dari seorang konselor yang memiliki tujuan khusus dalam perubahan tingkah laku dan untuk menunjukkan baik buruknya sesuatu kepada konseli (peserta didik) dengan cara bertatap muka.

2. Mengapa (khusunya) di Indonesia, selalu digunakan “bimbingan dan konseling”, bukan hanya konseling saja?

Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata “konseling”, kedua kata tersebut merupakan kata majemuk yang dirangkaikan untuk memberikan makna yang kuat bahwa proses bimbingan tidak akan dapat berjalan dengan baik dan berhasil maksimal tanpa dibarengi dengan konseling. Sangat banyak pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian bimbingan dan konseling, meskipun berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkadang seakan-akan terdapat perbedaan sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing, tetapi umumnya memiliki titik persamaan yang mempertemukan antara satu pengertian dengan

(4)

pengertian lainnya. Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (Guidance) dan “konseling” (Counseling).

Meskipun demikian sebenarnya dalam pelaksanaannya disekolah, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan bagian integral yang saling berkaitan. Maka demikian, hal ini disebabkan karena inti dari kegiatan bimbingan itu sebenarnya adalah proses konseling, oleh sebab itu ada beberapa ahli menyebut bahwa konseling adalah jantung proses bimbingan.

Tujuan adanya bimbingan dan konseling di Indonesia agar manusia Indonesia diharapkan memiliki sikap spiritual (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa), sikap sosial (berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab), pengetahuan (berilmu), keterampilan (cakap dan kreatif).

Menurut saya, di Indonesia menggunakan “bimbingan dan konseling” tidak hanya “konseling” saja karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dengan adanya bimbingan dan konseling dari seorang konselor dapat lebih kompleks dan komplit dalam memecahkan susatu permasalahan yang terjadi pada seorang peserta didik. Selain dapat memberikan bantuan dari sebuah bimbingan, konseli juga dapat menerima saran dan juga masukan untuk perbaikan diri dari proses konseling itu sendiri.

3. Mengapa “bimbingan dan konseling di SD” perlu diselenggarakan sampai-sampai dibuat landasan hukumnya?

Karena bimbingan dan konseling sebagai bagian yang terintegrasi dari sistem pendidikan, dimana pendidikan di Indonesia menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Bimbingan dan konseling mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Dengan diterbitkannya Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah maka semakin kokoh kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah terutama pada pendidikan dasar dan menengah.

Menurut saya, bimbingan dan konseling di SD itu sangat penting untuk membantu para peserta didik memiliki pribadi yang sesuai dengan akhlakul karimah dan berjiwa nasionalis yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Karena pendidikan di sekolah dasar merupakan titik awal peserta didik yang akan menjadi cikal bakal penerus kehidupan di masa depan. Sehingga, dengan adanya bantuan bimbingan dan konseling sejak dini,

(5)

para peserta didik akan mudah menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada dirinya dengan bantuan dari seorang konselor (guru BK).

4. Hal apa saja yang menjadi perhatian “bimbingan dan konseling di SD” hubungannya dengan peserta didik?

1. Tujuan Pendidikan dan Karakteristik SD

Pelaksanaan program bimbingan di SD dimaksudkan untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan SD secara keseluruhan. Bimbingan di SD harus diarahkan untuk memfasilitasi anak dalam mengembangkan diri, menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat sesuai dengan tugas perkembangan anak seusia Sd, serta dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang SMP.

Menurut Lioyd-Jones, Barry, dan Wolf dalam Stone (1981), titik berat dan kepedulian bimbingan di SD adalah pada masalah perkembangan siswa. Gibson dan Mitchell (1981) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan program bimbingan adalah sebagai berikut :

a. Sekolah Dasar lazimnya menggunakan sistem guru kelas sehingga pola pendidikannya berpusat pada guru.

b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak, cara belajar yang bermakna di SD ditekankan melalui aktivitas terlebih di SD kelas rendah.

c. Siswa SD adalah anggota dari suatu kelompok yang relatf stabil. d. Sekolah Dasar lazimnya lebih sederhana dari SMP dan SMA.

e. Minat dan keterlibatan orang tua umumnya lebih besar pada siswa SD terlebih pada kelas-kelas awal

2. Kebutuhan dan Karakteristik Siswa SD

Agar program bimbingan yang dikembangkan benar-benar bermanfaat maka kita harus memahami karakteristik dan kebutuhan siswa SD. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah tugas perkembangan anak SD yang berdampak pada program pendidikan.

Program bimbingan di SD diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa dalam melaksanakan seluruh tugas perkembangannya secara efektif. Bimbingan yang diberikan di kelas bukan kegiatan insidental melainkan tanggung jawab pokok guru. Guru adalah penentu program bimbingan, di mana dia harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa akan bimbingan serta menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga memfasilitasi sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik

(6)

Jadi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan konseling di SD. Hal-hal tersebut sudah sepatutnya dikembangkan oleh orang yang akan menjadi konselor di sekolah tersebut. Dengan begitu, seorang konselor akan lebih mudah dalam menjalankan tugasnya dan tidak akan menjadi beban kepada dirinya maupun perserta didik yang akan dibimbing dalam melakukan konseling.

5. Bagaimana seharusnya “bimbingan dan konseling di SD” diselenggarakan? Program bimbingan yang baik di SD adalah sebagai berikut:

1. Program disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.

2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.

3. Program dikembangkan berangsur-angsur, dengan melibatkan semua tenaga pendidikan di sekolah dan merencanakannya.

4. Program memiliki tujuan yang ideal, tapi realistik dalam pelaksanaanya.

5. Program mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua staf pelaksanaannya.

6. Menyediakan fasilitas yang diperlukan

7. Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

8. Memberikan kemungkinan pelayanan kepada semua siswa sekolah yang bersangkutan.

9. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.

10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan dari siswa yang dibimbing, serta mengenai kemajuan pengetahuan keterampilan dan sikap para petugas pelaksanaannya.

11. Program menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan bimbingan.

Menurut saya, bimbingan dan konseling di SD seharusnya diselenggarakan dengan landasan yang kuat dari Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan berlandaskan permendikbud tersebut, bimbingan dan konseling di SD akan terlaksana dengan baik

(7)

dan tersusun secara rapi. Selain dari program diatas, dengan program yang tersusun dengan baik, maka bimbingan dan konseling di SD akan tercapai tujuannya dengan tepat.

6. Apa manfaat seorang calon guru SD mempelajari “bimbingan dan konseling”? Manfaatnya diantara lain:

1. Memahami perbedaan siswa (diversity of student)

2. Untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas 3. Untuk memilih strategi dan metode pembelajaran

4. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa (konseling) 5. Mengevaluasi hasil belajar

6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya 7. Menilai hasil pembelajaran yang adil 8. Menetapkan tujuan pembelajaran

9. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik

7. Apa kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan “bimbingan dan konseling di SD”?

Faktor-faktor yang menjadi kendala dan penghambat terselenggarakannya bimbingan dan konseling di SD, yaitu:

1. Kekurangan tenaga bimbingan di sekolah 2. Kemampuan teknis bimbingan di sekolah 3. Sarana dan prasarana

4. Organisasi dan administrasi bimbingan 5. Supervisi bimbingan di sekolah

Selain faktor-faktor diatas, menurut saya yang menghambat penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SD antara lain:

1. Penyusunan program bimbingan dan konseling belum sesuai dengan aspek-aspek dasar penyusunan program bimbingan dan konseling.

2. Latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan profesi sebagai guru bimbingan dan konseling.

3. Sarana dan prasarana adalah faktor dominan yang menjadi penghambat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

(8)

4. Kurangnya kerja sama antar personalia pelaksanaan layanan bimbingandan konseling di sekolah.

8. Asas-asas penyelenggaraan “bimbingan dan konseling di SD” mencakup apa saja? Uraikan dengan contoh!

1. Asas kerahasiaan, yaitu asas BK yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru BK/Konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiannya benar-benar terjamin. Contoh: konseli memiliki masalah telah diperkosa, rahasia ini harus dijaga oleh konselor dan tidak boleh sampai bocor.

2. Asas kesukarelaan, yaitu asas BK yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalankan layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Dalam hal ini guru BK/Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu. Contoh: konseli sakit hati karena dikirim oleh waka kesiswaan ke bk, dalam hal ini konseli masih dalam keadaan terpaksa, dan sebisa mungkin sebelum proses konseling konseli ini harus sukarela dulu mau di konseling, ridak boleh terpaksa. Konselornya pun harus sukarela. 3. Asas keterbukaan, yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang

menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru BK/Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (Konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru BK/Konselor terlebih dahulu harus bersikap terbukadan tidak berpura-pura. contoh: konseli yang punya masalah teraniaya harus jujur mengatakan bahwa dia teraniaya tidak berbohong mengalami masalah lain

4. Asas kegiatan, yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan BK. Dalam hal ini guru BK perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan BK yang diperuntukkan baginya. Contoh:

(9)

konseli aktif menjawab pertanyaan dari konselor, melaksanakan konseling dengan aktif, dan konseli melaksanakan hasil konseling

5. Asas kemandirian, yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK, yaitu: peseta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciriciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru BK hendaknya mampu mengarahkan layanan BK yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. Contoh: konseli yang mengalami masalah broken home, setelah proses konseling dapat mengatasi masalahnya sendiri, bisa mengambil keputusan, apa yang harus dia lakukan, dapat mengenal lingkungan, dst.

6. Asas kekiknian, yaitu asas bimbinga menghendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lampau dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang. Contoh: misal konseli saat ini mengalami masalah kesulitan belajar, ya masalah konseli sekaranglah yang dibadas(kesulitan belajar) bukan menyelesaikan masalah konseli yang telah lampau.

7. Asas kedinamisan, yaitu asas BK yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. Contoh: konseli yang mengalami masalah sering tidut saat pelajaran, setelah proses konseling, konseli dapat berubah kearah yang lebih baik. (tidak lagi tidur di kelas)

8. Asas keterpaduan, yaitu asas BK yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan BK, baik yang dilakukan oleh guru BK/Konselor maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk inikerjasama antara guru BK dan pihakpihak yang berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan BK perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan BK itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Contoh: memadukan lingkungan, keluarga, pergaulan konseli dengan masalah konseli.

9. Asas kenormatifan, yaitu asas BK yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma-norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat,

(10)

ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Layanan dan kegiatan BK harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut. Contoh: jika dilingkungan konseli tidak melarang berboncengan dengan lawan jenis, maka pelayanan bimbingan konseling tidak boleh melarang hal itu.

10. Asas keahlian, yaitu asas BK yang menghendaki agar layanan dan kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Keprofesionalan guru BK harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan BK. Contoh: konselor adalah konselor ahli(lulusan s1, s2, s3 bimbingan konseling). 11. Asas alih tangan, yaitu asas BK yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak

mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru BK/Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain, selain juga dapat mengalihtanagankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan ahli-ahli lain. Contoh: seseorang yang mengalami masalah kriminal, ya diserahkan ke kepolisian tidak dibina oleh konselor lagi.

12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas BK yang menghendaki agar pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (konseli) untuk maju. Segenap asas perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Contoh: konselor dimata pihak sekolah adalah contoh teladan yang baik, yang bisa ditiru oleh siswa.

9. Setelah mempelajari “bimbingan dan konseling di SD”, apa yang Anda peroleh sebagai calon guru SD professional?

Yang diperoleh dari mempelajari bimbingan dan konseling di SD membantu kita untuk mampu memahami dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang akan dihadapi oleh kita nantinya sebagai konselor maupun peserta didik sebagai konseli. Selain itu, belajar BK adalah suatu keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas belajar seperti membaca yang dapat mengembangkan kemandirian peserta didik dalam belajar. Cara menerapkan keterampilan belajar adalah dengan melaksanakan bimbingan belajar. Hal

(11)

tersebut akan sangat mendukung para pendidik (konselor) termasuk kita sebagai calon pendidik untuk mengembangkan kemampuan dan potensi para peserta didik khususnya pada bidang akademik dengan menerapkan berbagai keterampilan belajar.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Mc, Daniel. 1956. Pengertian Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Surya, Moh. 1975. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Walgito, Bimo. 2004. Perbedaan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Tulus Minto, 2014, “Peraturan ini untuk Mempertegas Keberadaan Bimbingan dan

Konseling”, artikel. Diakses dari:

https://mintotulus.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-nomor-111- tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/comment-page-1/

Handayani Dyah, 2014, “Perencanaan Bimbingan dan Konseling di SD”, artikel,

Diakses dari:

http://dyahhandayani6arega11.blogspot.co.id/2014/06/universitas-pgri-adi-buana-unipa.html

Lukman Sri Hardianty, 2016, “Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan bagi Guru

dan calon Guru”, makalah. Diakses dari:

https://id.linkedin.com/pulse/manfaat-mempelajari-psikologi-pendidikan-bagi-guru-calon-hardianty

Astuti Diah, 2013, “Faktor-Faktor kegiatan Pendukung dan Penghambat Bimbingan

dan Konseling”, artikel. Diakses dari:

http://diahastutisaputriretnaningsih.blogspot.co.id/2013/10/faktor-faktor-kegiatan-pendukung-dan.html

Rizky, 2013, “Asas-Asas Bimbingan Konseling”, artikel. Diakses dari: https://tukimendotcom.wordpress.com/2013/01/06/asas-asas-bimbingan-konseling/

Referensi

Dokumen terkait

Namun, dengan status sebuah negara membangun persoalan pendidikan dan sumber tenaga manusia di bidang teknik dan vokasional tidak kurang pentingnya; bukan sahaja dalam

Hal ini terlihat, baik dalam proses observasi dalam pembelajaran maupun dalam dokumentasi (video dan foto) selama penelitian. Artinya bahwa guru tetap peduli dan

Disubmit: 15 September 2019 Direvisi: 26 Desember 2019 Diterima: 26 Januari 2020 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk KCl dan

Berbagai sudut pandang di atas, meskipun tidak dinafikan keberadaannya, tetapi dalam kajian ini tidak mampu mencakup tipologinya satu persatu. Dengan berpijak pada

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih. melakukan perbuatan yang

Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan

Dalam penelitian Biancuzzo (2013) dan Indriyani (2016) yaitu usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oskitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan

1 Februari 2015 38 Secara umum, modal intelektual dapat didefenisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital,