• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TERM OF REFERENCE

NAMA KEGIATAN :

STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI

INTERNASIONAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

(2)

[Proposal Studi Banding] Page i KATA PENGANTAR

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 merumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan itu, USPN pasal 50 ayat 3 mewajibkan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Pelaksanaan pengembangan satuan pendidikan bertaraf internasional harus dapat menjawab kebutuhan lokal, nasional, dan global.

Pengembangan sekolah bertaraf internasional merupakan bagian dari kebijakan penerapan standar mutu yang harus dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan agar hak tiap warga negara untuk memperoleh pendidikan bermutu terpenuhi.

Menurut Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Departemen Pendidikan Nasional (2007) yang menjadi indikator sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan serta mengacu pada standar pendidikan salah satu negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu di bidang pendidikan.

Kriteria itu dijabarkan lebih lanjut pada tiga karakter utama yaitu (1) pemenuhan 8 standar menurut PP 19 tahun 2005 (2) Peningkatan keunggulan bertaraf internasional melalui cara adaptasi dan adopsi (3) Peningkatan daya saing internasional yang bermakna bahwa lulusan dapat (a) melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan bertaraf internasional (b) mengikuti sertifikasi internasional (c) meraih medali tingkat internasional, serta (d) bekerja pada lembaga internasional.

Berdasarkan kriteria di atas, maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu untuk mengirimkan tim pembina rintisan SMA bertaraf internasional tingkat pusat untuk melakukan studi kebijakan dan menguatkan kolaborasi tingkat internasional pada beberapa negara anggota OECD dalam usaha meningkatkan efektivitas pembinaan dengan merujuk pada model yang dikembangkan oleh negara yang berkeunggulan dalam bidang pendidikan.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang telah terlibat dan menjalin koordinasi intensif dengan penuh tanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Jakarta, April 2009

Direktur Pembinaan SMA,

Dr. Sungkowo M. NIP. 130784257

(3)

[Proposal Studi Banding] Page ii

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii A. Latar Belakang ... 1 B. Sasaran Kegiatan ... 3 C. Dasar ... 4 D. Tujuan ... 4

E. Ruang Lingkup Kegiatan ... 5

F. Indikator Kinerja ... 5

G. Jadwal Kegiatan... 8

1. Amerika Serikat ... 9

2. Inggris ... 10

3. Australia ... 12

H. Peserta Kegiatan Studi ... 13

I. Kriteria Peserta ... 13

J. Perangkat Pelaksanaan Kegiatan ... 14

K. Laporan Kegiatan... 14

L. Sumber Biaya ... 16

(4)

[Proposal Studi Banding] Page 1

TERM OF REFERENCE

STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI

INTERNASIONAL

TAHUN 2009

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pasal 50 ayat 3 menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.

Dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintah menetapkan visi pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Visi pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan dalam misi pendidikan nasional, yaitu :

1. Meningkatkan mutu pendidikan sehingga memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional

2. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global

3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global.

Dalam rangka meningkatkan mutu sesuai dengan standar nasional pendidikan Departemen Pendidikan Nasional pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah menggariskan pentingnya :

1. Membangun persepsi yang sama tentang penjaminan mutu sekolah bertaraf internasional yang efektif, efisien, dan inovatif.

(5)

[Proposal Studi Banding] Page 2 2. Menjabarkan secara operasional sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

sekolah.

3. Melaksanakan seluruh proses penjaminan mutu mulai dari perumusan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pemantauan, pengevaluasian, dan pelaporan.

Dalam mewujudkan ketiga harapan di atas, Direktorat Pembinaan SMA wajib memfasilitasi sekolah dalam memenuhi standar yang mengacu pada salah satu negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga meningkatkan daya saing sekolah di forum internasional. Secara teknis selanjutnya sekolah harus (1) mengadopsi dan mengadaptasi unsur-unsur keunggulan tertentu dari negara maju (2) meningkatkan daya saing lulusannya agar dapat melanjutkan pendidikan, mengikuti kegiatan sertifikasi, meraih medali, dan bekerja pada lembaga internasional.

Beberapa strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada rintisan SMA bertaraf internasional ialah melalui penerapan standar ISO 9001-2000 atau seri yang sesudahnya dan peningkatan kolaborasi tingkat nasional dan global. Melalui penjaminan mutu ISO diharapkan mutu pengelolaan dapat mendukung peningkatan pada standar lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka mendukung pembelajaran yang efektif. Panduan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional juga menegaskan pentingnya membangun sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.

Atas dasar berbagai kaidah tersebut maka sistem pengelolaan SMA rintisan bertaraf internasional harus dapat meningkatkan penjaminan (1) manajemen mutu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan (2) pemenuhan standar nasional pendidikan dengan rujukan pembanding unsur keunggulan mutu pendidikan negara-negara OECD (3) efektivitas adopsi dan adaptasi unsur-unsur keunggulan pendidikan negara-negara OECD sebagai salah satu strategi peningkatan mutu (4) membangun sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri dalam mengembangkan kerja sama kesetaraan. Atas dasar itu, maka tim pengelola tingkat pusat perlu melakukan kunjungan ke beberapa negara OECD dalam meningkatkan mutu kebijakan dan memperkuat daya kolaborasi pada taraf internasional melalui peningkatan

(6)

[Proposal Studi Banding] Page 3 pengetahuan serta melihat secara langsung bagaimana negara-negara OECD mengelola kebijakan di bidang pendidikan.

B. Sasaran Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini sebagai studi empirik untuk menjawab delapan masalah di bawah ini :

1. Bagaimana negara-negara OECD merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan standardisasi pendidikan pada level sekolah menengah?

2. Bagaimana negara-negara OECD meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan?

3. Bagaimana negara-negara OECD mengelola kebijakan peningkatan hubungan sister school dalam membangun kolaborasi internasional?

4. Bagaimana negara-negara OECD menetapkan kebijakan dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah?

5. Bagaimana sekolah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan mutu?

6. Bagaimana sekolah meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada negara-negara OECD?

7. Bagaimana sekolah melakukan kolaborasi internasional melalui hubungan

sister school?

8. Bagaimana sekolah melakukan perbaikan mutu jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar?

Melalui observasi ke negara-negara OECD diharapkan tim pengembang program rintisan SMA bertaraf internasional memperoleh informasi dan gambaran empirik tentang pengelolaan kebijakan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan kolaborasi internasional, dan perbaikan mutu jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar pendidikan pada sekolah menengah. Hasil kajian empirik ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan dalam pengelolaan kebijakan dan peningkatan kolaborasi internasional SMA RSBI di Indonesia.

(7)

[Proposal Studi Banding] Page 4 C. Dasar

Dasar kegiatan studi kebijakan dan perluasan sister school adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 2. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Permen Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan 4. Pedoman Penjaminan mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 5. Sistem Penyelenggaran Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 6. Panduan Penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasional 7. Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA tahun 2009

D. Tujuan

Diharapkan tim yang akan mengikuti kegiatan studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional ke negara-negara OECD dapat mencapai tujuan berikut :

1. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan standardisasi pendidikan pada level sekolah menengah.

2. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada level sekolah menengah di negara-negara OECD.

3. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik tentang kebijakan peningkatan kolaborasi internasional sekolah pada negara-negara OECD.

4. Terhimpunnya informasi dan gambaran empirik tentang pengelolaan kebijakan dalam menghadapi masalah karagaman mutu sekolah.

5. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan sekolah pada negara-negara OECD. 6. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah

dalam meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada negara-negara OECD.

7. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah dalam mengembangkan kegiatan kolaborasi internasional melalui hubungan

(8)

[Proposal Studi Banding] Page 5 8. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah melakukan perbaikan mutu apabila terdapat komponen yang tidak memenuhi standar.

E. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan meliputi empat aspek utama, yaitu :

1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan pada level manajemen 2. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi standar mutu pendidikan pada level

sekolah.

3. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan dalam mengembangkan hubungan sister school pada level manajemen.

5. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan dalam mengembangkan hubungan sister school pada level sekolah.

6. Kebijakan manajemen dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah. 7. Kebijakan sekolah dalam menghadapi kasus jika terdapat komponen yang

tidak memenuhi kriteria.

8. Pengembangan model penerapan strategi implementasi standar nasional pendidikan dan penguatan kolaborasi internasional SMA Rintisan Bertaraf Internasional melalui kegiatan sister school.

F. Indikator Kinerja

Tim memperoleh informasi dan tersusunnya deskripsi empirik sebagai dasar untuk menyusun strategi lanjut dalam rangka meningkatkan kinerja pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional dalam mengimplementasikan standar nasional pendidikan serta menguatkan kolaborasi internasional melalui kerja sama

sister school pada level nasional dan internasional dengan target kinerja seperti di bawah ini. Terhimpunnya informasi dalam bentuk laporan kegiatan yang memenuhi kriteria berikut :

a. Mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu pendidikan pada level sekolah menengah. Laporan harus disusun secara sistematik meliputi bagaimana pengelolaan kebijakan pada level manajemen dan bagaimana kebijakan itu dilaksanakan pada

(9)

[Proposal Studi Banding] Page 6 tingkat sekolah. Isu perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan meliputi masalah berikut:

1) Masalah kebijakan apa yang dihadapi oleh negara lain dalam peningkatan mutu dalam standardisasi pendidikan?

2) Apa yang pemerintah lakukan?

3) Masalah utama apa yang sekolah hadapi dalam memenuhi standar mutu?

4) Bagaimana strategi sekolah untuk meraih keunggulan dalam menerapkan standar?

5) Kewenangan apa saja yang sekolah miliki dalam meningkatkan keunggulannya?

6) Bagaimana sekolah mengorganisasikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan harapannya?

7) Sumber daya apa yang sekolah miliki? 8) Siapa yang mengendalikan mutu di sekolah? 9) Bagaimana caranya?

10) Bagaimana kebijakan dievaluasi?

b. Mendeskripsikan kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada level sekolah menengah pada negara-negara OECD meliputi :

1) Masalah utama apa yang dihadapi oleh pemerintah dalam menerapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan?

2) Bagaimana standar pendidik dan tenaga kependidikan ditetapkan pada tingkat manajemen?

3) Strategi seperti apa yang perlu dilakukan pemerintah agar sekolah menerapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan?

4) Bagaimana sekolah menetapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan?

5) Kewenangan seperti apa yang sekolah miliki dalam meningkatkan keunggulan pendidikan dan tenaga kependidikannya?

6) Sumber daya apa yang sekolah miliki?

(10)

[Proposal Studi Banding] Page 7 8) Siapa yang mengendalikan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di

sekolah?

9) Bagaimana caranya?

10) Bagaimana kebijakan dievaluasi?

c. Mendeskripsikan kebijakan sekolah dalam meningkatkan kolaborasi internasional pada negara-negara OECD :

1) Masalah utama apa yang dihadapi oleh pemerintah untuk meningkatkan daya kolaborasi sekolah dalam mengembangkan kegiatan sister school?

2) Bagaimana manajemen merumuskan kebijakan meningkatkan daya kolaborasi sekolah dalam mengembangkan kegiatan sister school? 3) Strategi apa yang dilaksanakan pemerintah dalam meningkatkan daya

kolaborasi sekolah pada level internasional?

4) Bagaimana sekolah merencanakan, melaksanakan kegiatan sister school?

5) Sekolah atau lembaga mana yang menjadi mitra kerja sama?

6) Kegiatan seperti apa yang dilaksanakan sekolah dalam kegiatan sister school?

7) Bagaimana sekolah melakukan evaluasi kegiatan? 8) Siapa yang mengawasi kegiatan kerja sama?

d. Mendeskripsikan pengelolaan kebijakan dalam menghadapi keragaman mutu sekolah.

1) Apakah manajemen memiliki masalah dalam meminimalkan kesenjangan mutu antar sekolah?

2) Bagaimana manajemen menetapkan kebijakan dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah?

3) Strategi apa yang dilakukan pemerintah agar sekolah dapat mencapai standar?

4) Adakah sekolah yang tidak dapat memenuhi standar?

5) Bagaimana sekolah menetapkan kebijakannya jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar?

6) Kewenangan seperti apa yang sekolah miliki dalam memperbaiki standar yang underperformance?

(11)

[Proposal Studi Banding] Page 8 7) Bagaimana sekolah meningkatkan penjaminan kompetensi guru

kelompok high performance?

8) Sumber daya apa yang digunakan sekolah?

9) Siapa yang menilai bahwa sekolah berada pada kondisi

underperformance? 10) Bagaimana caranya?

e. Disain piloting implementasi kebijakan dalam peningkatan kolaborasi antar sekolah antar negara. Ada pun produk kegiatan meliputi dua komponen berikut :

1) Model implementasi kebijakan dalam meningkatkan efektivitas program pembinaan SMA RSBI dalam menerapkan standar nasional pendidikan bertaraf internasonal?

2) Model implemetasi kebijakan menguatkan daya kolaborasi sekolah pada level internasional melalui kegiatan sister school.

G. Jadwal Kegiatan Perencanaan Kegiatan

Perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut:

No. Kegiatan Jadwal Pelaksana

1. Penyusunan TOR 2. Penunjukkan peserta 4. Pengajuan ijin internal (paspor,visa,dll) 4. Pemenuhan syarat administrasi (hubungi KLN) 5. Koordinasi awal dengan

konsulat pendidikan 5. Pengajuan permohonan

kunjungan ke perwakilan negara tujuan

5. Koordinasi dengan pihak konsulat pendidikan Indonesia

(12)

[Proposal Studi Banding] Page 9 6. Pembuatan video profil

pendidikan R-SMA-BI dalam melaksanakan pembaharuan mutu pada 8 standar nasional pendidikan 6. Penyusunan dan

penggandaan perangkat observasi

7. Penentuan tim dan jadwal ke keberangkatan

8. Coaching

9. Pertemuan akhir dalam menyiapkan perangkat studi

Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan

Kunjungan dilakukan ke tiga negara meliputi : 1. Amerika Serikat

No. Kegiatan Hari/

Tanggal Sasaran Kunjungan Alamat Tujuan 1. Pertemuan dengan Konsulat Konsulat Pendidikan RI 2. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional Education Affairs level state 3. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan

Education Affairs level distric

(13)

[Proposal Studi Banding] Page 10 penguatan kolaborasi

sekolah pada level internasional

4. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan mutu  High performance school Underperfor-mance school.

5. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan pengembangan kegiatan kolaborasi pada level internasional pada tingkat sekolah

Sister school administrator (Sekolah penyelenggara sister school) 6. 8 . Menjajaki kemungkinan melakukan kerja sama dalam perluasan dan penguatan sister school antar negara dengan SMA RSBI

Sister school administrator (Sekolah penyelenggara sister school) 7. 9 . Pertemuan akhir dengan konsulat 2. Inggris

No. Kegiatan Hari/

Tanggal Sasaran Kunjungan Alamat Tujuan 1. Pertemuan dengan Konsulat Konsulat Pendidikan RI 2. Observasi tentang perencanaan, Education Affairs level

(14)

[Proposal Studi Banding] Page 11

pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional state 3. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional Education Affairs level distric

4. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan mutu  High performance school Underperfor -mance school.

5. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan pengembangan kegiatan kolaborasi pada level internasional pada tingkat sekolah Sister school administrator (Sekolah penyelenggara sister school) 6. 8 . Menjajaki kemungkinan Sister school administrator

(15)

[Proposal Studi Banding] Page 12 melakukan kerja sama

dalam perluasan dan penguatan sister school antar negara dengan SMA RSBI.

(Sekolah penyelenggara sister school) 7. 9 . Pertemuan akhir dengan Konsulat 3. Australia

No. Kegiatan Hari/

Tanggal Sasaran Kunjungan Alamat Tujuan 1. Pertemuan dengan Konsulat Konsulat Pendidikan RI 2. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional Education Affairs level state 3. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional

Education Affairs level distric

4. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan  High performance school Underperfor-mance

(16)

[Proposal Studi Banding] Page 13

mutu school.

Pelaporan Kegiatan

No. Kegiatan Jadwal Pelaksana

1. Pengumpulan data 2. Penyusunan laporan : a. Penyusunan informasi dan data b. Pengembangan strategi peningkatan mutu dalam penerapan standar nasional pendidikan di negara tujuan c. Pengembangan konsep model peningkatan kolaborasi sekolah bertaraf internasional d. Penyusunan Rekomendasi implementasi kebijakan 4. Tindak lanjut

H. Peserta Kegiatan Studi

1. Pembina tim pengembang R-SMA-BI 2. Anggota tim pengembang R-SMA-BI

3. Fasilitator Direktorat PSMA pengembang R-SMA-BI

I. Kriteria Peserta

1. Pendidikan minimal S1 2. Menguasi bahasa Inggris 3. Sehat jasmani

(17)

[Proposal Studi Banding] Page 14 4. Lulus test yang diselenggarakan oleh Direktorat P-SMA c.q Subdit

Kelembagaan

J. Perangkat Pelaksanaan Kegiatan 1. Perijinan

2. Leaflet tentang dokumen kebijakan mutu Indonesia 3. Dokumen tentang standar nasional pedidikan

4. Profil program R-SMA-BI (dikemas dalam bentuk video) 5. Instrumen pelaksanaan observasi

6. Instrumen evaluasi keterlaksanaan kegiatan 7. Kamera

8. Recorder 9. Cindramata

10. Lembar catatan analisis hasil observasi dan studi penguatan sister school

K. Laporan Kegiatan a. Kerangka Laporan 1. Latar Belakang

2. Tujuan observasi dan studi tentang penguatan sister school 3. Target kegaitan

4. Indikator Kinerja 5. Laporan kegiatan:

Laporan kegian memuat berbagai informasi dan deskripsi empirik mengenai : I. Masalah Kebijakan

1) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan pada manajemen level state pada tiap negara.

2) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan pada manajemen level distric pada tiap negara.

3) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, evaluasi kebijakan tentang pengembangan kolaborasi sekolah bertaraf internasional pada

level manajemen.

4) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, evaluasi kebijakan tentang pengembangan kolaborasi sekolah bertaraf internasional pada level sekolah.

(18)

[Proposal Studi Banding] Page 15 5) Masalah utama kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan pada tingkat nasional, state dan distrik.

II. Strategi Implementasi Kebijakan

Strategi yang diterapkan dalam meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

1) Pada level pemerintah 2) Pada level distric

3) Pada level sekolah

III. Strategi Implementasi Kebijakan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Strategi dalam meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) pendidik-tenaga kependidikan under performance dan

high performance.

IV. Kolaborasi Internasional dan Sister School

Pengembangan kolaborasi internasional melalui hubungan sister school

dalam meningkatkan penjaminan keunggulan mutu sekolah.

1) Proses penetapan kebijakan dalam meningkatkan kerja sama sistem sekolah

2) Kebijakan tentang peningkatan kerja sama sister school

3) Kewenangan sekolah dalam membangun peluang untuk mengembangkan kerja sama

4) Standar dalam kerja sama

5) Hal yang sekolah sepakati dalam kegiatan kerja sama

6) Keuntungan yang sekolah dapatkan dari kegiatan kerja sama sister schools

7) Pengawas pelaksanaan kerja sama

8) Peluang kerja sama dengan sekolah dari Indonesia

V. Model dan Piloting

Hasil dari studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional diharapkan dapat menghasilkan piloting dalam meningkatkan efektivitas penerapan standar nasional pendidikan melalui kegiatan :

(19)

[Proposal Studi Banding] Page 16 1) Model implementasi kebijakan dalam meningkatkan efektivitas program pembinaan SMA RSBI dalam menerapkan standar nasional pendidikan bertaraf internasonal.

2) Model implementasi kebijakan menguatkan daya kolaborasi sekolah pada level internasional melalui kegiatan sister school.

L. Sumber Biaya

Studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional ini dibiayai dari sumber dana APBN tahun anggaran 2009.

M. Tindak Lanjut Kegiatan

Data yang terhimpun dari kegiatan studi kebijakan dari ketiga negara selanjutnya diolah, dianalisis, dan disimpulkan sebagai dasar untuk

mengembangkan kebijakan pembinaan sekolah rintisan bertaraf internasnasional menjadi sekolah bertaraf nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan e- learning berbasis jejaring sosial memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan

Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Biologi Berbasis SR-MM dan Pembelajaran Konvensional Hasil analisis anakova menunjukkan pembelajaran Biologi yang

Ekstrak daun jeruk nipis pada konsentrasi 100 ppm adalah yang paling efektif karena dapat menyebabkan mortalitas tertinggi pada larva nyamuk Ae.. Buah lerak (Sapindus

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas II di Sekolah Inklusi SDN Gadang 2 Banjarmasin dengan tujuan untuk mengetahui metode dan media pengajaran yang selama

Konsekuensi rasional dari tingginya beban pencemaran yang tidak dikelola secara baik memicu rendahnya status mutu air Sungai Citarum, yang menurut indeks Storet

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan teremahannya (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2013), h.113.. yang lebih mendalam tentang materi-materi yang ada didalam

Sedang- kan manfaat praktis yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagi Siswa, diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil